Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Minyak mentah atau yang biasa disebut dengan crude oil ini berbentuk
cairan kental hitam dan berbau kurang sedap, yang selain mengandung
kotoran, juga mengandung mineral-mineral yang larut dalam air. Minyak ini
belum dapat digunakan untuk bahan bakar atau berbagai keperluan lainnya,
tetapi harus melalui pengolahan terlebih dahulu. Minyak mentah ini
mengandung sekitar 500 jenis hidrokarbon dengan jumlah atom karbon 1 50.
Pada prinsipnya pengolahan minyak bumi dilakukan dengan dua langkah,
yaitu desalting dan distilasi.
Proses konversi bertujuan
untuk
memperoleh
fraksi-fraksi
dengan
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Reforming
Reforming adalah perubahan dari bentuk molekul bensin yang bermutu
kurang baik (rantai karbon lurus) menjadi bensin yang bermutu lebih baik (rantai
karbon bercabang). Kedua jenis bensin ini memiliki rumus molekul yang sama
bentuk strukturnya yang berbeda. Oleh karena itu, proses ini juga disebut
isomerisasi. Reforming dilakukan dengan menggunakan katalis dan pemanasan.
Reforming adalah suatu proses untuk merubah struktur senyawa
hidrokarbon dalam fraksi minyak menjadi komponen blending gasoline yang
mempunyai oktan tinggi. Perubahan susunan struktur molekul yang terjadi paling
CH
+
HC
4 H2
CH
CH
atau
atom
karbon.
Contohnya
adalah
siklopentana
(C5H10),
Naftena adalah material yang memiliki titik didih antara gasolin dan
kerosin. Beberapa naphta digunakan sebagai :
- Pelarut dry cleaning (pencuci)
- Pelarut karet
- Bahan awal etilen
- Dalam kemileteran digunakan sebagai bahan bakar jet dikenanl sebagai jP-4
2. Katalis
Katalis yang dapat digunakan pada proses reforming ini yaitu:
a. Platina
Keterangan Umum Unsur
Nama, Lambang, Nomor
atom
platina, Pt, 78
Deret kimia
transition metals
10, 6, d
Penampilan
grayish white
Massa atom
195.084(9) g/mol
Konfigurasi elektron
Ciri-ciri fisik
Fase
solid
21.45 g/cm
19.77 g/cm
Titik lebur
2041.4 K
(1768.3 C, 3214.9
F)
Titik didih
4098 K
(3825 C, 6917 F)
Kalor peleburan
22.17 kJ/mol
Kalor penguapan
469 kJ/mol
Kapasitas kalor
(25 C) 25.86 J/
(molK)
ini tidak teroksidasi di udara pada suhu berapapun, tapi termakan oleh
halogen, sianida, sulfur dan basa kaustik.
Platinum tidak dapat larut dalam asam klorida dan asam nitrat, tapi
melarut dengan aqua regia membentuk asam kloroplatinumt. Dalam
kondisi yang sangat halus, platinum merupakan katalis yang sempurna,
yang banyak digunakan untuk menghasilkan asam sulfat. Juga digunakan
sebagai katalis dalam pemecahan produk minyak bumi. Platinum juga
banyak diminati untuk dimanfaatkan sebagai katalis dalam sel bahan bakar
dan peralatan anti polusi untuk mobil.
Anoda platinum digunakan secara ekstensif dalam sistem
perlindungan katoda untuk kapal besar dan bejana yang melewati lautan,
pipa, baja dermaga dan lain-lain. Kawat platinum yang sangat halus akan
berkilau merah terang bila ditempatkan dalam uap metil alkohol, di mana
platinum berperan sebagai katalis, untuk mengubah alkohol menjadi
formaldehida.
Fenomena
ini
digunakan
secara
komersial
untuk
b. Molybdenum
cenderung bersifat anti knocking. Tolok ukur kualitas anti knocking sering
disebut sebagai bilangan oktan (octane number).
Untuk meningkatkan nilai tambah fraksi nafta yang kadar oktannya masih
rendah, sekitar 40-59 akan diproses lagi di Unit Reforming yang hasilnya
berupa bensin dan residu. Untuk bensin nilai oktannya menjadi 85-90. Bensin
ini bisa diblending lagi dengan TEL (tetra ethyl lead) sehinggga nilai oktannya
mencapai 95, contoh bensin beroktan 95 adalah pertamax.
2.3 Macam macam Proses Reforming
2.3.1 Reforming Termis
Proses secara termis yang sinambung digunakan untuk mengubah molekul
melalui penyusunan kembali nafta dan gasoline berkualitas anti ketuk yang
rendah menjadi komponen gasoline yang menpunyai angka oktan tinggi.
Produk sekunder dari proses ini meliputi gas gas olefin untuk umpan
polimerisasi dan tar yang digunakan untuk minyak bakar berat.
Peralatan reforming termis mirip dengan peralatan perengkahan termis,
dengan sedikit modifikasi para ahli kilang menggunakan peralatan yang sama
untuk kedua proses tersebut. Sama dengan umpan reforming katalis, tipe
umpan reforming adalah nafta ringan (virgin nafta) yang mempunyai IBP 200 250F dan FBP 300 - 400F. Gasolin alam dan fraksi perengkahan dapat
digunakan sebagai umpan. Suhu keluar pemanas adalah 950 - 1100F pada
tekanan 400 1000 psig. Nafta dari aliran samping fraksionator ditambahkan
ke effluent heater untuk menahan reaksi dekomposisi yang sangat ekstensif
Proses ini merupakan proses termis yang sinambung merubah nafta ringan
(straight run) dan ataupun gas oil bersama sama dengan gas gas
hidrokarbon sangat ringan (dominan C3 dan C4) menjadi mogas yang
mempunyai oktan tinggi dan fuel oil.
10
Operasi dari proses ini meliputi pemasukan umpan nafta (virgin) ke dalam
absorber untuk mengambil propana (recovery C3 80 90%) dan gas gas
berat. Tekanan pada aliran campuran umpan adalah 1000 1500 psig. Aliran
quench di bagian bawah evaporator adalah 1020 1120 F turun menjadi 650
700 F. Tekanan evaporator sekitar 400 psig. Bagian lain dari bawah evaporator
di-flash untuk mendapatkan fuel oil dan gas, sedangkan overhead evaporator
dikirim ke stabilizer dimana gas gas yang dapat dikondensasikan dipisahkan
dari produk gasoline untuk dipakai kembali di absorber bersama dengan umpan
gas cair.
2.3.2 Reforming Katalis
Catalytic reforming (atau UOP menyebut Platforming) telah menjadi
bagian penting bagi suatu kilang di seluruh dunia selama bertahun-tahun.
Fungsi utama proses catalytic reforming adalah meng-upgrade naphtha yang
memiliki octane number rendah menjadi komponen blending mogas (motor
gasoline) dengan bantuan katalis melalui serangkaian reaksi kimia. Naphtha
yang dijadikan umpan catalytic reforming harus di-treating terlebih dahulu di
unit naphtha hydrotreater untuk menghilangkan impurities seperti sulfur,
nitrogen, oksigen, halide, dan metal yang merupakan racun berbahaya bagi
katalis catalytic reformer yang tersusun dari platina. Selain itu, catalytic
reforming juga memproduksi by-product berupa hydrogen yang sangat
bermanfaat bagi unit hydrotreater maupun hydrogen plant atau jika masih
berlebih dapat juga digunakan sebagai fuel gas bahan bakar fired heater.
Butane, by-product lainnya, sering digunakan untuk mengatur vapor pressure
gasoline pool.
Teori Catalytic Reforming
Feed naphtha ke unit catalytic reforming biasanya mengandung C6 s/d
C11, paraffin, naphthene, dan aromatic. Tujuan proses catalytic reforming
adalah memproduksi aromatic dari naphthene dan paraffin.
11
reforming
sangat ditentukan
oleh
1.
2.
3.
logam oksida yang tidak murni (katalis platina dan molybdenum), dilengkapi
dengan unit regenerasi terpisah, sedangkan proses unggun diam menggunakan
katalis tipe platina dalam unit yang dilengkapi untuk sirkulasi, tanpa regenerasi
atau kadang kadang dengan regenerasi. Pada kenyataannya hampir 95%
kilang minyak menggunakan unggun diam.
2.3.2.1 Proses Reforming Unggun Bergerak
Proses unggun bergerak ini menggunakan reactor tunggal yang berisi
katalis yang dapat diregenerasi secara sinambung. Katalis yang dipakai adalah
campuran oksida logam berbentuk butir atau pellet yang dapat diolah
tergantung pada jenis katalis yang digunakan, yaitu mempunyai jarak didih
(IBP) sekitar 150 175 F dan FBP 400 500 F. Proses pendahuluan terhadap
umpan biasanya tidak menjadi factor yang dipertimbangkan kecuali kalau
mengandung air yang akan menurunkan aktifitas katalis.
13
Semua proses katalis unggun tetap dengan reactor tanpa swing kecuali
proses platforming dilengkapi dengan fasilitas regenarasi in-situ pada
kondisi operasi yang diblock out. Regenarasi dilakukan dengan udara pada
15
tekanan atmosfir ( secara normal pada 250-300 psig) dan suhu 100010500F.
Reaktor Tanpa Swing, terdiri dari :
1. Proses Catforming
Proses ini dikembangkan oleh Atlantic Refining Co dimana katalisnya
diproduksi oleh Engelhard Industries Inc yaitu platina, alumina, silicaalumina yang mempunyai space velocity tinggi untuk menghasilkan
hydrogen dengan kemurnian yang sangat tinggi. Regenarasi untuk
memperpanjang umur katalis dilakukan dengan basis block-out dengan
campuran udara steam yang encer. Unit catforming pertama dipasang pada
kilang McBride Oil & Gas Corp di LaBlanca-Texas pada tahun 1952.
2. Proses Houdriforming
Proses ini dilisensi oleh Houdry Process and Chemical Co. Katalisa dapat
diregenarasi, jika perlu dalam suatu basis block-out. Suatu unit pengolahan
pendahuluan guard case untuk hidrogenasi katalis dengan menggunakan
katalis Houdri yang sama digunakan untuk mengolah umpan yang
mengandung sulphur yang tinggi. Timbal dan garam-garam tembaga juga
dapat dihilangkan pada kondisi operasi yang sedang dari guard case. Unit
komersil pertama Houdriformer dipakai oleh Sun Oil Co pada kilang di
Marcus Hook-Pennsylvania pada tahun 1953.
3. Proses Sinclair-Baker
Proses ini disusun untuk menggunakan katalis Sinclair-Baker RD-150
yang dibuat oleh Engelhard Industries Inc. Katalis ini mengandung 0,6 wt
% platina dalam alumina. Katalis ini menghasilkan rasio yang tinggi
antara aktifitas siklisasi paraffin dan aktifitas hydrocracking, dan
mempunyai kemampuan untuk regenarasi dengan udara encer. Proses
Sinclair-Baker yang normal terdiri dari 3 buah reactor yang dipasang seri
dengan regenerasi yang dilakukan secara block-out selama 24-72 jam.
Unit-unit komersil pertama telah dipasang pada kilang Pure Oil Co di
Heath-Ohio dan pada kilang Sinclair di Marcus Hook-Pennsylvania pada
tahun 1954.
16
4. Proses Platinum
Proses ini dikembangkan dan dipakai oleh Socony Mobil Oil Co yang
aslinya diidentifikasi sebagai saveforming. Proses ini menggunakan
reactor unggun tetap dengan katalis platina beroperasi pada tekanan tinggi
sekitar 500psig yang secara umum tidak terlalu sering diregenerasi.
Instalasi komersil pertama telah dipasang pada kilang Mobil Oil Co di
Ferndale-Washington pada tahun 1954.
17
dalam
reactor
akan
memulihkan
aktifitas
katalis
tanpa
19
3. Dehydrocyclization Paraffin
Dehydrocyclization paraffin merupakan reaksi catalytic reforming yang
paling susah. Reaksi dehydrocyclization terjadi pada tekanan rendah dan
temperature tinggi.Fungsi metal dan acid dalam katalis diperlukan untuk
mendapatkan reaksi ini.
4. Hydrocracking
Kemungkinan terjadinya reaksi hydrocracking karena reaksi isomerisasi
ring dan pembentukan ring yang terjadi pada alkylcyclopentane dan
paraffin dank area kandungan acid dalam katalis yang diperlukan untuk
reaksi catalytic reforming.
Hydrocracking paraffin relative cepat dan terjadi pada tekanan dan
temperature tinggi. Penghilangan paraffin melalui reaksi hydrocracking
akan meningkatkan konsentrasi aromatic dalam produk sehingga akan
meningkatkan
octane
number.
Reaksi
hydrocracking
ini
tentu
5. Demetalization
20
6. Dealkylation Aromatic
Dealkylation aromatic serupa dengan aromatic demethylation dengan
perbedaan pada ukuran fragment yang dihilangkan dari ring. Jika alkyl
side chain cukup besar, reaksi ini dapat dianggap sebagai reaksi cracking
ion carbonium terhadap rantai samping. Reaksi ini memerlukan
temperature dan tekanan tinggi.
Reaksi-reaksi yang terjadi pada unit catalytic reforming dapat diringkas s
ebagai berikut :
Tabel I. Reaksi yang Terjadi pada Unit Catalytic Reforming
Jenis Reaksi
Naphthene dehydrogenation
Metal
Tinggi
Rendah
Naphthene Isomearization
Acid
Rendah
Parraffin Isomearization
Acid
Rendah
Metal/Acid
Tinggi
Rendah
Hydrocracking
Acid
Tinggi
Tinggi
Demethylation
Metal
Tinggi
Tinggi
Metal/Acid
Tinggi
Tinggi
Paraffin dehydrocyclization
Aromatic dealkylation
21
22
chloride dalam fase uap akan menjadikan katalis overchloride yang juga tidak
baik untuk katalis (fungsi metal dalam katalis tidak dapat dijalankan dengan baik).
2.3.2.5 Catalyst Unloading untuk Fixed Bed Catalytic Reformer
Prosedur catalyst unloading untuk fixed bed catalyst reformer serupa
dengan prosedur catalyst unloading untuk hydrotreater.
Catalyst
Unloading
untuk
Catalytic
Reformer-Continuous
Catalytic
Regeneration
Prosedur
unloading
untuk
catalytic
reformer-CCR
lebih
susah
Jangan pernah membuka top dan bottom reaktor secara bersamaan karena
akan menciptakan natural chimney draft effect yang akan menarik udara
masuk ke dalam reactor.
Gunakan drum metal sebagai penampung spent catalyst dan setiap drum
harus di-purge dengan nitrogen selama proses unloading untuk mencegah
kontak katalis dengan udara.
Jika timbul pyrite dalam reaktor selama proses unloading, maka naikkan
supply nitrogen semaksimal mungkin, jangan pernah menggunakan air
untuk memadamkannya, karena dapat merusak struktur katalis dan internal
reaktor.
Loading
untuk
Catalytic
Reformer-Continuous
Catalytic
Regeneration
Terdapat 3 metode catalyst loading untuk catalytic reformer-CCR, yaitu:
Reactor by reactor loading procedure
Entire Reactor Stack Loading Procedure
Pneumatic Catalyst Loading Procedure
24
Karena prosedur ketiga metode catalyst loading di atas sangat rumit dan
sangat technical, maka ketiga metode catalyst loading tersebut tidak akan
diuraikan disini.
2.3.2.7 Catalyst Poison
Beberapa racun katalis catalytic reforming adalah sebagai berikut :
Sulfur
Konsentrasi sulfur maksimum yang diijinkan dalam umpan naphtha adalah
0,5 wt-ppm. Biasanya diusahakan kandungan sulfur dalam umpan naphtha
sebesar 0,1-0,2 wt-ppm untuk menjamin stabilitas dan selektivitas katalis
yang maksimum. Beberapa sumber yang membuat kandungan sulfur
dalam umpan naphta tinggi adalah : proses hydrotreating yang tidak baik
(temperature reactor kurang tinggi atau katalis sudah harus diganti),
recombination sulfur dari naphtha hydrotreater (dan terbentuknya sedikit
olefin) akibat temperature hydrotreater yang tinggi dan tekanan
hydrotreater yang rendah, hydrotreater stripper upset, memproses feed
yang memiliki end point tinggi.
Nitrogen
Konsentrasi nitrogen maksimum yang diijinkan dalam umpan naphtha
adalah 0,5 wt-ppm. Kandungan nitrogen dalam umpan naphtha akan
menyebabkan terbentuknya deposit ammonium chloride pada permukaan
katalis. Beberapa sumber yang membuat kandungan nitrogen dalam
umpan naphtha tinggi adalah : proses hydrotreating yang tidak baik
(temperature reactor kurang tinggi atau katalis sudah harus diganti),
penggunaan filming atau neutralizing amine sebagai corrosion inhibitor di
seluruh area yang tidak tepat guna.
Water
Kandungan air dalam recycle gas sebesar 30 mol-ppm sudah menunjukkan
excessive water, dissolved oxygen, atau combined oxygen di unit catalytic
25
Metal
Karena efek reaksi irreversible, maka kontaminasi metal ke dalam katalis
catalytic reforming sama sekali tidak dibolehkan, sehingga umpan
catalytic reformer tidak boleh mengandung metal sedikit pun. Beberapa
sumber kandungan metal dalam umpan naphtha adalah : arsenic (ppb)
dalam virgin naphtha, lead mungkin timbul akibiat memproses ulang offspec leaded gasoline atau kontaminasi umpan dari tangki yang sebelumnya
digunakan untuk leaded gasoline, produk korosi, senyawa water treating
yang mengandung zinc, copper, phosphorous, kandungan silicon dalam
cracked naphtha yang berasal dari silicon based antifoam agent yang
diijeksikan ke dalam coke chamber untuk mencegah foaming, dan injeksi
corrosion inhibitor yang berlebihan ke stripper naphtha hydrotreater.
27
dalam
bed
dikali
temperature
inlet
bed).
3. Space Velocity
Space velocity merupakan ukuran jumlah naphtha yang diproses untuk
jumlah katalis yang tertentu selama waktu tertentu. Jika volume umpan
naphtha per jam dan volume katalis yang digunakan, istilah yang
digunakan adalah Liquid Hourly Space Velocity (LHSV). Sedangkan jika
28
berat umpan naphtha per jam dan berat katalis yang digunakan, maka
istilah yang digunakan adalah Weight Hourly Space Velocity (WHSV).
Satuannya sama, yaitu 1/jam Semakin tinggi space velocity atau semakin
rendah residence time, maka semakin rendah octane number (RONC)
produk atau semakin rendah jumlah reaksi yang terjadi pada WAIT yang
tetap. Jika space velocity naik, untuk mempertahankan RONC produk,
maka kompensasi yang dilakukan adalah dengan menaikkan temperatur
reaktor.
4. Reactor Pressure
Sebenarnya lebih tepat mengatakan hydrogen partial pressure sebagai
variabel proses dibandingkan reactor pressure, namun untuk kemudahan
penggunaan, maka reactor pressure dapat digunakan sebagai variabel
proses (hydrogen partial pressure = purity hydrogen x tekanan reactor).
Penyederhanaan ini dapat diterima karena hydrogen yang ada dalam
sistem merupakan produk samping reaksi sehingga juga tergantung
tekanan reaktor, berbeda dengan di unit hydrocracker yang menggunakan
supply
hydrogen
dari
hydrogen
plant.
Tekanan
reaktor
akan
29
perengkahan atau nafta ringan dicampur dengan gas daur ulang yang kaya
hydrogen. Katalis yang digunakan adalah molibdat 10% dalam alumina yang
secara material tidak dipengaruhi oleh arsen, besi, nitrogen atau sulfur dalam
jumlah normal. Kondisi operasi dalam reaktor sekitar 200 300 psig dan suhu
900 - 950F pada space velocity 0,3 0,8/jam. Kecepatan gas daur ulang
adalah 4000 6000 scf/barel umpan dengan nisbah berat antara katalis dan
minyak adalah 0,5 1,5. Kondisi regenerasi yang digunakan adalah 210 310
psig dan suhu 1000 - 1100F. Pengolahan pendahuluan terhadap umpan
biasanya tidak dilakukan kecuali untuk menyesuaikan jarak didih dalam
memproduksi aromatic. Keunggulan proses reforming ini, dapat menghasilkan
yield reformat sekitar 70 80% (v) dengan RON 93 - 98
31
dan
32
sekitar 80% vol rafinat dengan RON 98-100. Kondisi operasi pada seksi
reforming karena adanya recycle dapat lebih rendah 5000F dari
platforming konvensional dan digunakan space velocity yang lebih tinggi.
Pada proses ini pembentukan gas dan kokas yang berlebihan dapat
dihindari dengan menyerang keseimbangan antara reaksi hidro-siklisasi
dan reaksi hydrocracking. Pada seksi ekstraksi aromatic, solven yang
digunakan sama dengan yang digunakan pada ekstraksi Udex yaitu glikol
yang dirancang kurang selektif. Ekstrak yang dihasilkan berupa isoparafin
maupun aromatic mempunyai titik didih rendah dan angka oktan yang
tinggi. Proses ini dilisensi oleh UOP Co. Unit komersil pertama telah
dibangun pada kilang Aurora Gasoline Co (sekarang Marathon Oil Co) di
Detroit-Michigan pada tahun 1956.
Produk yang dihasilkan dari proses reforming ini yaitu berupa komponen
hidrokarbon yang mempunyai oktan tinggi untuk blending mogas atau avgas
seperti gasolin, atau digunakan untuk bahan baku petrokimia yaitu pengolahan
aromatik untuk memproduksi BTX (benzene-toluene-xylene).
Gasolin atau bensin digunakan sebagai bahan bakar motor, bahan bakar
penerbangan bermesin piston, umpan proses petrokomia.
BAB III
35
PENUTUP
Kesimpulan
Proses reforming adalah suatu proses untuk merubah struktur senyawa
hidrokarbon dalam fraksi minyak menjadi komponen blending gasoline yang
mempunyai oktan tinggi. Proses reforming mengubah bentuk molekul bensin
yang bermutu kurang baik (rantai karbon lurus) menjadi bensin yang bermutu
lebih baik (rantai karbon bercabang). Poses reforming ini dapat dilakukan
dengan reforming termis dan reforming katalis. Reforming termis terdapat
proses Polyforming dan reforming katalis dapat menggunakan katalis platina
ataupun Molybdenum. Bahan baku untuk proses reforming yaitu naftena dan
produk yang dihasilkan gasolin dengan angka oktan yang tinggi yaitu 93 98.
Gasolin digunakan sebagai bahan bakar ataupun sebagai bahan baku
petrokimia.
Saran
Terdapat berbagai macam proses reforming yang dapat dilakukan untuk
menghasilkan gasoline yang mempunyai oktan yang tinggi. Untuk lebih
memahami proses reforming serta produk yang dihasilkannya perlu dilakukan
pemahaman mengenai berbagai macam proses tersebut karena dalam makalah
ini hanya membahas beberapa proses diantaranya proses reforming termis,
reforming katalis unggun bergerak dan unggun terfluidisasikan. Oleh karena
itu, untuk lebih mendalami mengenai pemahaman proses reforming perlu
dilakukan pemahaman mengenai semua proses reforming.
DAFTAR PUSTAKA
36
Fasya, Ali. 2003. Teknologi Minyak dan Gas Bumi. Palembang : UNSRI.
Operating Manual CCR-Platforming Unit PERTAMINA Unit Pengolahan II
Dumai.
Operation Manual for Unit 300 Platforming Process Unit, Pakistan-Arabian
Refinery Limited, Mid-Country Refinery Project (PARCO), Mahmood Kot,
Pakistan.
Buku Pintar Migas Indonesia by Adhi Budhiarto.
https://www.scribd.com/doc/248433959/09-Reforming
37