Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
sampai hitam atau nuansa hijau, dan mereka sebagian besar terdiri dari padat
dirasakan dari konidiofor tegak. Konidiofor berhenti dalam sebuah vesikel ditutupi
dengan baik satu lapisan palisade-seperti phialides (uniseriate) atau lapisan sel
subtending (metulae) yang menanggung whorls kecil phialides (struktur biseriate
disebut). Vesikel, phialides, metulae (jika ada) dan konidia membentuk kepala
konidia. Konidia yang bersel satu, halus atau kasar-berdinding, hialin atau
berpigmen dan basocatenate, membentuk rantai kemarau panjang yang mungkin
divergen (memancarkan) atau dikumpulkan dalam kolom kompak (Robinson, 2001)
termofilik yakni mampu tumbuh pada suhu tinggi.km Mengetahui kisaran suhu pertumbuhan
suatu fungi adalah sangat penting, terutama bila isolat-isolat tertentu atau termotoleran dapat
memberikan produk yang optimal meskipun terjadi peningkatan suhu, karena metabolisme
funginya.
d. Derajat keasaman (pH)
pH substrat sangat penting untuk pertumbuhan fungi , karena enzim-enzim tertentu hanya akan
mengurai suatu substrat sesuai dengan aktivitasnya pada pH tertentu. Umumnya fungi
menyenangi pH dibawah 7,0. Namun beberapa jenis khamir tertentu bahkan dapat tumbuh pada
e.
dirinya terhadap serangan oleh organisme lain termasuk terhadap sesama mikroorganisme.
f. Waluyo (2005) menambahkan faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan fungi adalah
komponen penghambat. Beberapa jamur mengeluarkan komponen yang dapat menghambat
pertumbuhan organisme lain. Pertumbuhan jamur biasanya berjalan lambat dibandingkan dengan
pertumbuhan bakteri. Tetapi bila sesekali jamur bisa tumbuh, dimana pertumbuhannya ditandai
dengan misellium maka pertumbuhannya akan berlangsung sengan cepat.
Fungi berkembang biak baik secara aseksual misalnya dengan cara pembelahan,
pembentukan kuncup atau pembentukan spora maupun secara seksual yaitu dengan peleburan
dari dua sel induk (Ristiati, 2000). Faktor lingkungan sangat menetukan struktur reproduksi apa
yang akan dibentuk fungi dan untuk tujuan apakah struktur reproduksi seksual atau struktur
reproduksi aseksual (Gandjar et al., 2006). Sampai sekarang diketahui bahwa banyak spesies
fungi yang hanya bereproduksi secara aseksual (fase anamorf). Akan tetapi perkembangan ilmu
pengetahuan berhasil menemukan fase seksual (fase teleomof) pada sejumlah fungi sebelumnya.
Pertumbuhan fungi
Pembuatan kultur murni jamur menggunakan media PDA (Potato Dextrosa Agar). PDA
terbuat dari kentang, dextrosa dan agar dimana setiap komponen mengandung suatu zat tertentu
yang mampu menunjang pertumbuhan jamur, antara lain: (1) kentang (Potato) yang merupakan
sumber karbohidrat yang mengandung vitamin, dan mineral yang cukup tinggi. Fungsi kentang
dalam penyusunan PDA adalah mensuplai karbohidrat yang sangat diperlukan oleh jamur dalam
pertumbuhannya, (2) dekstrosa merupakan penyusun PDA yang sangat mempengaruhi
pertumbuhan jamur. Dekstrosa merupakan gugusan gula, baik monosakarida maupun
polisakarida. Dekstrosa umumnya menyediakan karbohidrat sebagai sumber energi dan unsurunsur N, Na, Ca, dan K yang berperan sebagai kofaktor enzim dalam pertumbuhan spora jamur
(Girindra, 1993),(3) agar yang diperoleh dari tumbuhan berumbi yang menghasilkan glukosa.
Agar merupakan polimer sulfat yang sebagian besar terdiri atas D-galactosa, 3,6-anhidro-Lgalactosa, dan asam D-glukoronik (Prescott, et al., 2003).