Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
( kdrt )
Kelompok 2 :
A.Nur Setyawati Dwi.S
70300114027
Nursuhada
70300114051
Mirnawati Jufri
703001140
703001140
Anwar
703001140
PRODI KEPERAWATAN
KATA
PENGANTAR
Puji syukur penyusun panjatkan ke hadirat Allah Subhanahu wataala, karena berkat
rahmat-Nya kami bisa menyelesaikan makalah yang berjudul Catatan Kekerasan Dalam Rumah
Tangga . Makalah ini diajukan guna memenuhi tugas mata kuliah Ilmu Sosial Budaya .
Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu sehingga
makalah ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh
karena itu, kritik dan saran yang bersifat membangun sangat kami harapkan demi sempurnanya
makalah ini.
Semoga makalah ini memberikan informasi bagi masyarakat dan bermanfaat untuk
pengembangan wawasan dan peningkatan ilmu pengetahuan bagi kita semua.
Makassar , Oktober 2014
Penyusun
DAFTAR ISI
Kata Pengantar. ...i
Daftar isi..ii
BAB I PENDAHULUAN......1
1.1.
1.2.
1.3.
LatarBelakang...1
Rumusan Masalah.2
Tujuan2
BAB II PEMBAHASAN3
A. Pengertian KDRT3
B. Bentuk-bentuk KDRT.3
C.
Faktor Penyebab KDRT..6
D.
Dampak KDRT...7
E.
Penanggulangan KDRT..8
F.
Perlindungan Bagi Korban KDRT.9
BAB III PENUTUP.12
A.
B.
Kesimpulan...12
Penutup.12
DAFTAR PUSTAKA...13
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.
LATAR BELAKANG
Keluarga adalah unit sosial terkecil dalam masyarakat yang berperan dan berpengaruh
sangat besar terhadap perkembangan sosial dan perkembangan kepribadian setiap anggota
keluarga. Keluarga memerlukan organisasi tersendiri dan perlu kepala rumah tangga sebagai
tokoh penting yang memimpin keluarga disamping beberapa anggota keluarga lainnya.
Anggota keluarga terdiri dari Ayah, ibu, dan anak merupakan sebuah satu kesatuan yang
memiliki hubungan yang sangat baik. Hubungan baik ini ditandai dengan adanya keserasian
dalam hubungan timbal balik antar semua anggota/individu dalam keluarga. Sebuah keluarga
disebut harmonis apabila seluruh anggota keluarga merasa bahagia yang ditandai dengan
tidak adanya konflik, ketegangan, kekecewaan dan kepuasan terhadap keadaan (fisik, mental,
emosi dan sosial) seluruh anggota keluarga. Keluarga disebut disharmonis apabila terjadi
sebaliknya.
Ketegangan maupun konflik antara suami dan istri maupun orang tua dengan anak
merupakan hal yang wajar dalam sebuah keluarga atau rumah tangga. Tidak ada rumah
tangga yang berjalan tanpa konflik namun konflik dalam rumah tangga bukanlah sesuatu
yang menakutkan. Hampir semua keluarga pernah mengalaminya. Yang mejadi berbeda
adalah bagaimana cara mengatasi dan menyelesaikan hal tersebut.
Setiap keluarga memiliki cara untuk menyelesaikan masalahnya masing-masing. Apabila
masalah diselesaikan secara baik dan sehat maka setiap anggota keluarga akan mendapatkan
pelajaran yang berharga yaitu menyadari dan mengerti perasaan, kepribadian dan
pengendalian emosi tiap anggota keluarga sehingga terwujudlah kebahagiaan dalam
keluarga. Penyelesaian konflik secara sehat terjadi bila masing-masing anggota keluarga
tidak mengedepankan kepentingan pribadi, mencari akar permasalahan dan membuat solusi
yang sama-sama menguntungkan anggota keluarga melalui komunikasi yang baik dan lancar.
Disisi lain, apabila konflik diselesaikan secara tidak sehat maka konflik akan semakin sering
terjadi dalam keluarga.
Penyelesaian masalah dilakukan dengan marah yang berlebih-lebihan, hentakan-hentakan
fisik sebagai pelampiasan kemarahan, teriakan dan makian maupun ekspresi wajah
1.3. TUJUAN
Tujuan dari rumusan masalah di atas yaitu
1.
2.
3.
4.
5.
6.
BAB II
PEMBAHASAN
1. PENGERTIAN KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA
KDRT adalah singkatan dari Kekerasan Dalam Rumah Tangga. Pengertian KDRT
dalam Undang-undang No.23 Tahun 2004 tentang Penghapusan Kekerasan dalam Rumah
Tangga adalah setiap perbuatan terhadap seseorang terutama perempuan, yang berakibat
timbulnya kesengsaraan atau penderitaan secara fisik, seksual, psikologis, dan/atau
penelantaran rumah tangga termasuk ancaman untuk melakukan perbuatan, pemaksaan,
atau perampasan kemerdekaan secara melawan hukum dalam lingkup rumah tangga.Atau
KDRT adalah situasi yang sering terjadi dalam ruang lingkup keluarga. Ruang lingkup
keluarga yang dimaksud antara lain:
1. Suami, isteri, dan anak
2. Orang-orang yang mempunyai hubungan keluarga dengan orang sebagaimana dimaksud
nomor 1 karena hubungan darah, perkawinan, persusuan, pengasuhan, dan perwalian,
yang menetap dalam rumah tangga; dan/atau
3. Orang yang bekerja membantu rumah tangga dan menetap dalam rumah tangga tersebut.
2. BENTUK-BENTUK KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA
A. Kekerasan fisik
Kekerasan fisik adalah perbuatan yang mengakibatkan rasa sakit, jatuh sakit atau luka
berat. Prilaku kekerasan yang termasuk dalam golongan ini antara lain adalah menampar,
memukul, meludahi, menarik rambut (menjambak), menendang, menyudut dengan
rokok, memukul/melukai dengan senjata, dan sebagainya. Biasanya perlakuan ini akan
nampak seperti bilur-bilur, muka lebam, gigi patah atau bekas luka lainnya.
B. Kekerasan psikologis / emosional
Kekerasan psikologis atau emosional adalah perbuatan yang mengakibatkan
ketakutan, hilangnya rasa percaya diri, hilangnya kemampuan untuk bertindak, rasa tidak
berdaya dan / atau penderitaan psikis berat pada seseorang.
Perilaku kekerasan yang termasuk penganiayaan secara emosional adalah penghinaan,
komentar-komentar yang menyakitkan atau merendahkan harga diri, mengisolir istri dari
dunia luar, mengancam atau ,menakut-nakuti sebagai sarana memaksakan kehendak.
C. Kekerasan seksual
Kekerasan jenis ini meliputi pengisolasian (menjauhkan) istri dari kebutuhan
batinnya, memaksa melakukan hubungan seksual, memaksa selera seksual sendiri, tidak
memperhatikan kepuasan pihak istri.
Kekerasan seksual berat, berupa:
1. Pelecehan seksual dengan kontak fisik, seperti meraba, menyentuh organ seksual,
mencium secara paksa, merangkul serta perbuatan lain yang menimbulkan rasa
muak/jijik, terteror, terhina dan merasa dikendalikan.
2. Pemaksaan hubungan seksual tanpa persetujuan korban atau pada saat korban tidak
menghendaki.
3. Pemaksaan hubungan seksual dengan cara tidak disukai, merendahkan dan atau
menyakitkan.
4. Pemaksaan hubungan seksual dengan orang lain untuk tujuan pelacuran dan atau
tujuan tertentu.
5. Terjadinya hubungan seksual dimana pelaku memanfaatkan posisi ketergantungan
korban yang seharusnya dilindungi.
6. Tindakan seksual dengan kekerasan fisik dengan atau tanpa bantuan alat yang
menimbulkan sakit, luka,atau cedera.
Kekerasan Seksual Ringan, berupa pelecehan seksual secara verbal seperti
komentar verbal, gurauan porno, siulan, ejekan dan julukan dan atau secara non
verbal, seperti ekspresi wajah, gerakan tubuh atau pun perbuatan lainnya yang
meminta perhatian seksual yang tidak dikehendaki korban bersifat melecehkan
dan atau menghina korban. Melakukan repitisi kekerasan seksual ringan dapat
dimasukkan ke dalam jenis kekerasan seksual berat.
D. Kekerasan ekonomi
Setiap orang dilarang menelantarkan orang dalam lingkup rumah tangganya, padahal
menurut hukum yang berlaku baginya atau karena persetujuan atau perjanjian ia wajib
memberikan kehidupan, perawatan atau pemeliharaan kepada orang tersebut. Contoh dari
kekerasan jenis ini adalah tidak memberi nafkah istri, bahkan menghabiskan uang istri.
Kekerasan Ekonomi Berat, yakni tindakan eksploitasi, manipulasi dan pengendalian
lewat sarana ekonomi berupa:
Memaksa korban bekerja dengan cara eksploitatif termasuk pelacuran.
Melarang korban bekerja tetapi menelantarkannya.
Mengambil tanpa sepengetahuan dan tanpa persetujuan korban, merampas dan atau
Kurangnya rasa tanggung jawab akan kebutuhan rumah tangga, tidak member nafkah pada istri,
tidak mempunyai pekerjaan/pengangguran . Hal ini dapat memicu terjadinya tindak kekerasan .
karena istri sering menuntu kebutuhannya terpenuhi
5. Adanya perselingkuhan yang dilakukan suami
Pada saat diketahui istri, si istri menuntut pemuntusan denga suami, akan tetapi hal yang
memang telah dilakukan sang suami di dasarkan pada ikatan perkawinan yang telah ada . Yang
tertutup oleh egoism Suami menjadikan pemukulan terhadap istri .
6. Pengaruh minuman keras
Setelah suami pulang dari acara kumpul-kumpul dank arena ajakan teman serta pengaruh
lingkungan sekitar , biasanya mereka pulang dengan keadaaan mabuk . Istri yang menasehati
agar jangan minum karena tidak baik untuk kesehatannya langsung dipukul . Walaupun
pemukulan tersebut dilakukan tanpa sadar dan karena pengaruh minuman serta karena sang
suami sudah mabuk berat.
7. Akibat adanya kawin paksa dari pihak keluarga.
Adanya Kawin paksa dengan pasangan yang dipilih oleh orang tua juga kerap memicu terjadinya
kekerasan terhadap perempuan dalam rumah tangga . Pernikahan yang dipaksakan tersebut
menyebabkan tidak adanya landasan cinta yang kuat , sehingga suami dan istri tidak memiliki
rasa kepercayaan yang besar terhadap pasangannya yang akhirnya mengakibatkan sering
terjadinya pertengkaran dan pemukulan oleh sang suami .
4. DAMPAK KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA
Dampak kekerasan yang dialami oleh istri dapat menimbulkan akibat secara kejiwaan
seperti kecemasan, murung, setres, minder, kehilangan percaya kepada suami, menyalahkan diri
sendiri dan sebagainya. Akibat secara fisik seperti memar, patah tulang, cacat fisik, gangguan
menstruasi, kerusakan rahim, keguguran, terjangkit penyakit menular, penyakit-penyakit
psikomatis bahkan kematian.
Dampak psikologis lainnya akibat kekerasan yang berulang dan dilakukan oleh orang yang
memiliki hubungan intim dengan korban adalah jatuhnya harga diri dan konsep diri korban (ia
akan melihat diri negatif banyak menyalahkan diri) maupun depresi dan bentuk-bentuk gangguan
lain sebagai akibat dan bertumpuknya tekanan, kekecewaan dan kemarahan yang tidak dapat
diungkapkan.
Penderitaan akibat penganiayaan dalam rumah tangga tidak terbatas pada istri saja, tetapi
menimpa pada anak-anak juga. Anak-anak bisa mengalami penganiayaan secara langsung atau
merasakan penderitaan akibat menyaksikan penganiayaan yang dialami ibunya, paling tidak
setengah dari anak-anak yang hidup di dalam rumah tangga yang di dalamnya terjadi kekerasan
juga mengalami perlakuan kejam. Sebagian besar diperlakukan kejam secara fisik, sebagian lagi
secara emosional maupun seksual.
Kehadiran anak dirumah tidak membuat laki-laki atau suami tidak menganiaya istrinya.
Bahkan banyak kasus, lelaki penganiaya memaksa anaknya menyaksikan pemukulan
ibunya. Sebagian menggunakan perbuatan itu sebagai cara tambahan untuk menyiksa dan
menghina pasangannya.
Menyaksikan kekerasan merupakan pengalaman yang sangat traumatis bagi anak-anak,
mereka sering kali diam terpaku, ketakutan, dan tidak mampu berbuat sesuatu ketika sang
ayah menyiksa ibunya sebagian berusaha menghentikan tindakan sang ayah atau meminta
bantuan orang lain.
Menurut data yang terkumpul dari seluruh dunia anak-anak yang sudah besar akhirnya
membunuh ayahnya setelah bertahun-tahun tidak bisa membantu ibunya yang
diperlakukan kejam. Selain terjadi dampak pada istri, bisa juga kekerasan yang terjadi
dalam rumah tangga dialami oleh anak. Diantara ciri-ciri anak yang menyaksikan atau
mengalami KDRT adalah:
a. Sering gugup
b. Suka menyendiri
c. Cemas
d. Sering ngompol
e. Gelisah
f. Gagap
g. Sering menderita gangguan perut
h. Sakit kepala dan asma
i. Kejam pada binatang
j. Ketika bermain meniru bahasa dan prilaku kejam
k. Suka memukul teman.
l. Menjadi sasaran penganiayaan akibat kemarahan orang tuanya.
Kekerasan dalam Rumah Tangga merupakan pelajaran pada anak bahwa kekejaman
dalam bentuk penganiayaan adalah bagian yang wajar dari sebuah kehidupan. Anak akan
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
1. Kekerasan dalam Rumah Tangga seperti yang tertuang dalam Undang-undang
No.23 Tahun 2004 tentang Penghapusan Kekerasan dalam Rumah Tangga,
memiliki arti setiap perbuatan terhadap seseorang terutama perempuan, yang
berakibat timbulnya kesengsaraan atau penderitaan secara fisik, seksual,
psikologis, dan/atau penelantaran rumah tangga termasuk ancaman untuk
melakukan perbuatan, pemaksaan, atau perampasan kemerdekaan secara melawan
hukum dalam lingkup rumah tangga.
2. Adapun bentuk kekerasan dalam KDRT yaitu : kekerasan fisik , kekerasan
psikologis/emosional , kekerasan seksual ,dan kekerasan ekonomi .
3. Secara umum, faktor penyebab kekerasan dalam rumah tangga yaitu : Kurangnya
komunikasi antara suami dan istri, Tidak ada keharmonisan dalam rumah
tangga,kesalahan istri , Ketidakmampuan suami secara ekonomi, adanya
perselingkuhan yang dilakukan oleh suami, pengaruh minuman keras dan Akibat
adanya kawin paksa dari pihak keluarga.
4. Adapun Dampak kekerasan yang dialami oleh istri dapat menimbulkan akibat
secara kejiwaan seperti kecemasan, murung, setres, minder, kehilangan percaya
kepada suami, menyalahkan diri sendiri dan sebagainya.
5. Adapun cara penanggulangan KDRT yaitu meningkatkan keimanan, membina
komunikasi yang baik antara suami dan istri dan membina rasa saling percaya .
6. Adapun perlindungan pada korban KDRT yaitu lebih bersifat pemberian
pelayanan konsultasi, mediasi, pendampingan dan rehabilitasi.
B. SARAN
Demikian yang dapat kami jelaskan tentang Kekerasan Dalam Rumah Tangga
semoga bemanfaat bagi pembaca dan dalam makalah ini masih terdapat banyak
kekurangan-kekurangan, oleh karena itu kami senantiasa menerima saran dan kritik
yang sifatnya membangun.
DAFTAR PUSTAKA
Kekerasan dalam Rumah Tangga ( http://midwifejaniezt.blogspot.com/2012/12/makalahkdrt.html )
Kenapa Laki-Laki Melakukan Tindakan Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT)?
(http://www.erwinmiradi.com/kenapa-laki-l... #erwinmiradi.com )
ENI PURWANINGSIH,2008 , FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB TERJADINYA KEKERASAN
TERHADAP PEREMPUAN DALAM RUMAH TANGGA