Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
Menurut saya yang pertama adalah analisa dengan PBD bukan berarti analisis ini pasti benar, masih
banyak asumsi - asumsi general yang digunakan dan belum tentu valid untuk semua kasus, misal
distribusi massa saat gempa terjadi, karakteristik ground motion, efek faktor kuat lebih, homogenitas
kekuatan struktur, pengaruh komponen non-struktural, lokal buckling pada komponen baja, bukling
pada tulangan, degregation dari struktur pada beban cyclic, soil-structure interaction, Time dependent
efek terhadap kekakuan, dan lain halnya. Penggunaan asumsi yang salah untuk input analisis PBD dapat
membuat respon struktur jauh dari realitas yang terjadi. Oleh karenanya, saya merasa analisa PBD
tanpa output berupa analisis statistik dan probabilitas adalah percuma, intinya tidak ada single output
value untuk respon struktur dengan degree of uncertainty yang besar. Misal, jika ditanya oleh owner
berapa deformasi maksimum atap struktur saat gempa terjadi, lalu dengan analisis yang super canggih
dan nonlinearitas yang complicated anda dengan percaya diri bilang 52.1258935XYZ cm, well, anda
perlu belajar - belajar lagi untuk menjadi insinyur :)
Yang kedua adalah tidak semua kasus itu perlu dianalisa nonlinear. Sampai sekarang sepengetahuan
saya analisa ini lebih cocok sebagai performance evaluation, mengapa ?, karena baik modelisasinya
maupun komputasinya banyak memakan waktu, dan anda butuh estimasi awal besarnya section baja
atau jumlah tulangan sebagai input untuk mengetahui respon struktur. Performance evaluation
diperlukan jika kita ragu terhadap respon dari suatu struktur akibat adanya hal yang tidak biasa pada
komponen struktur maupun bentuk struktur secara keseluruhan, yang dapat memacu instabilitas. Atau
anda ragu kepada ketentuan spesifik pada code, yang dapat menyebabkan bukan hanya inefisien biaya
namun juga sisi safety dari struktur anda. Untuk struktur simple dengan irregularitas yang tidak
ekstream, serta sistem struktur yang standar (misal shearwall atau moment frame), analisis dengan
nonlinear akan banyak menghabiskan waktu anda tanpa banyak meningkatkan sisi safety dari struktur
(tentu maksudnya tidak buang waktu, pasti ada yang bisa anda pelajari).
Yang ketiga adalah analisis dengan metode standar (linear) rasanya belum bisa digantikan, pun dengan
adanya analisis dengan PBD, anda masih perlu menginput tulangan beton atau section baja, yang hanya
bisa di-estimasi dengan mempertimbangkan output analisis linear. Jadi prosesnya tetap prelimenary design - performance check dimana pada tahap desain masih diperlukan pertimbangan dari output
analisis linear. Memang sudah berkembang alternative lain untuk design, misalnya Direct Displacement
Based Design (DDBD), namun belum cukup general digunakan.
Sebenarnya masih banyak yang bisa dikritisi, misalnya masih minimnya percobaan laboratorium untuk
analisa degregation pada struktur, efek dari soil-structure interaction, dan lain halnya, namun rasanya
tiga saja sudah cukup.
Oia, saat mengetik tulisan ini, saya jadi ingat tentang papernya Prof Graham Powell, beliau menjelaskan
mengenai kapasitas dan batasan dari analisis nonlinear dengan penjelasan yang simple, berikut link
untuk mendownloadnya :D