Вы находитесь на странице: 1из 17

askep gastroenteritis di ruang igd

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Ny. M DENGAN GASTROENTERITIS DI RUANG IGD RUMAH SAKIT ISLAM
MUHAMMADIYAH SUMBERREJO BOJONEGORO

Disusun oleh :
ABDUL GHOFUR
20101460142022

PRODI S1 KEPERAWATAN
STIKES BAHRUL ULUM BOJONEGORO
2012
LEMBAR PANGESAHAN
Laporan studi kasus Asuhan Keperawatan Pada Ny. M dengan GASTROENTERITIS telah diperiksa dan disahkan
pada :
Tanggal :17-07-2012
Tempat :Ruang IGD RSIM SUMBERREJO-BOJONEGORO

Sumberrejo, 17 juli 2012


Mahasiswa Praktek,

ABDUL GHOFUR
20101420146022
Pembimbing RuanganIGD
Rumah Sakit Islam Muhamadiyah
Sumberjo

Slamet.Amd.Kep

Mengetahui,
Pembimbing Pendidikan

STIKES Bahrul Ulum Bojonegoro

Yayik Agus R.S.kep,Ns

Mengetahui,
Ka. Akademik STIKES Bahrul Ulum Bojonegoro

Drs. H. Lugiharto,S.Kp,M.MKes
KATA PENGANTAR
Dengan mengucap puji syukur kehadirat Allah SWT yang maha pengasih lagi maha penyayang,yang
telah memberikan rahmat dan hidayahnya sehingga penulis dapat menyelesaikan asuhan keperawatan ini.
Asuhan keperawatan ini digunakan untuk melengkapi tugas praktek klinik keperawatanprogram S1
Keperawatan STIKES BAHRUL ULUM di Bojonegoro .
Dalam penyusunan asuhan keperawatan ini penulis tidak lepas dari bimbingan serta tuntunan dari
berbagai pihak .oleh karena itu dalam kesempatan ini penilis ingin mengucapkan terima kasih
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa penulis asuhan keperawatan ini masih kurang sempurna , untuk
itu kritik dan saran kami mohon dari pembaca untuk perbaikan asuhan keperawatan ini sehingga dapat
bermanfaat bagi seluruh mahasiswa pada umumnya dan bagi penulis khususnya.

Sumberrejo 17 juli 2012


penulis

ABDUL GHOFUR

BAB I
LAPORAN PENDAHULUAN

KONSEP DASAR

Diare adalah buang air besar dengan jumlah feces yang lebih banyak dari biasanya (normal 100-200
ml/jam feces). Dengan feces berbentuk cairan atau setengah cair (setengah padat) dapat pula disertai
frekuensi BAB yang meningkat. (Kapita Selekta Kedokteran Jilid 1 Edisi Arief Mansjoer, 2000)
Diare adalah BAB encer atau cair lebih dari tiga kali sehari (WHO/1980).

1.

2.

PENGERTIAN
Gastroentritis ( GE ) adalah peradangan yang terjadi pada lambung dan usus yang memberikan gejala
diare dengan atau tanpa disertai muntah (Sowden,et all.1996).Gastroenteritis diartikan sebagai buang air
besar yang tidak normal atau bentuk tinja yang encer dengan frekuensi yang lebih banyak dari
biasanya (FKUI,1965).Gastroenteritis adalah inflamasi pada daerah lambung dan intestinal yang disebabkan
oleh bakteri yang bermacam-macam,virus dan parasit yang patogen (Whaley & Wongs,1995).Gastroenteritis
adalah kondisi dengan karakteristik adanya muntah dan diare yang disebabkan oleh infeksi,alergi atau
keracunan zat makanan ( Marlenan Mayers,1995 ).
Jadi dari pengertian diatas penulis dapat menyimpulkan bahwa gastroenteritis adalah peradangan yang
terjadi pada lambung dan usus yang memberikan gejala diare dengan frekuensi lebih banyak dari biasanya
yang disebabkan oleh bakteri,virus dan parasit yang patogen.
ETIOLOGI
Penyebab gastroenteritis adalah masuknya virus (Rotravirus, Adenovirus enteris, VirusNorwalk), Bakteri
atau toksin (Compylobacter, Salmonella, Escherihia Coli, Yersinia dan lainnya), parasit (Biardia Lambia,
Cryptosporidium). Beberapa mikroorganisme patogen ini menyebabkan infeksi pada sel-sel, memproduksi
enterotoksin atau Cytotoksin dimana merusak sel-sel, atau melekat pada dinding usus pada gastroenteritis
akut.
Penularan gastroenteritis bisa melalui fekal-oral dari satu klien ke klien yang lainnya. Beberapa kasus
ditemui penyebaran patogen dikarenakan makanan dan minuman yang terkontaminasi.
Mekanisme dasar penyebab timbulnya diare adalah gangguan osmotik (makanan yang tidak dapat diserap
akan menyebabkan tekanan osmotik dalam rongga usus meningkat sehingga terjadi pergeseran air dan
elektrolit kedalam rongga usus, isi rongga usus berlebihan sehingga timbul diare ). Selain itu menimbulkan
gangguan sekresi akibat toksin di dinding usus, sehingga sekresi air dan elektrolit meningkat kemudian terjadi
diare. Gangguan mutilitas usus yang mengakibatkan hiperperistaltik dan hipoperistaltik. Akibat dari diare itu
sendiri adalah kehilangan air dan elektrolit (dehidrasi) yang mengakibatkan gangguan asam basa (asidosis
metabolik dan hipokalemia), gangguan gizi (intake kurang, output berlebih), hipoglikemia dan gangguan
sirkulasi darah

3.

TANDA DAN GEJALA


a. Diare.
b. Muntah.
c. Demam.
d. Nyeri abdomen
e. Membran mukosa mulut dan bibir kering
f. Fontanel cekung
g. Kehilangan berat badan
h. Tidak nafsu makan
i. Badan terasa lemah

4.

PATOFISIOLOGI

5.

MANIFESTASI KLINIS
Pasien dengan diare akut akibat infeksi sering mengalami naurea muntah, nyeri perut sampai kejang
perut, deman dan diare. Terjadinya renjatan hipovolemik harus dihindari. Kekurangan cairan menyebabkan
pasien akan merasa haus, lidah kering, tulang pipi menonjol, turgor kulit menurun, serta suara menjadi serak.
Gangguan Biokimiawi seperti asidosis metabolik akan menyebabkan frekuensi pernafasan lebih cepat dan
dalam (pernafasan kusmaul). Bila terjadi renjatan hipovolemik barat maka denyut nadi cepat (lebih dari
120x / menit), tekanan darah menurun sampai tak terukur, pasien gelisah, muka pucat, ujung-ujung
ekstrimitas dingin, kadang sianosis. Kekurangan kalium menyebabkan aritmia jantung perfusi ginjal menurun
sehingga timbul anuria, sehingga bila kekurangan cairan tak segera diatasi dapat timbul penyakit berupa
nekrosis tubulas akut. Secara klinis diare karena infeksi akut terbagi menjadi 2 golongan :
1. Koleriform, dengan diare yang terutama terdiri atas cairan saja.
2. Disentriform, pada diare didapatkan lendir kental dan kadang-kadang darah.
1. Akibat diare
a. Dehidrasi.
b. Asidosis metabolik.
c. Gangguan gizi akibat muntah dan berak-berak.
d. Hipoglikemi.
e. Gangguan sirkulasi darah akibat yang banyak keluar sehingga terjadi syock.
2. Derajat dehidrasi
a. Tidak ada dehidrasi bila terjadi penurunan BB 2,5 %.
b Dehidrasi ringan, bila terjadi penurunan BB 2,5 5 %.
Tanda dan gejala : kesadaran baik,nadi normal,mata agak cekung,turgor biasa,ubun agak cekung,urin normal.
c. Dehidrasi sedang, bila terjadi penurunan BB 5 10 %.
Tanda dan gejala : gelisah,nadi cepat,ubun cekung,oliguri,turgor kering,mata cekung.
d. Dehidrasi berat, bila terjadi penurunan BB 10 %.
Tanda dan gejala : apatis,koma,nadi sangat cepat, pernafasan kusmaul,anuria,mata sangat cekung,turgor
sangat kering.

1.
2.
3.
4.

6. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan darah tepi lengkap.
Pemeriksaan analisis gas darah, elektrolit, ureum, kreatin dan berat jenis.
Pemeriksaan urin lengkap.
Pemeriksaan feces lengkap dan biakan feces dari colok dubur.

5.

1.

2.

3.

4.

Pemeriksaan biakan empedu bila demam tinggi dan dicurigai infeksi sistemik.
7. PENATALAKSANAN
Pada orang dewasa, penatalaksanaan diare akut akibat infeksi terdiri:
Rehidrasi sebagai prioritas utama pengobatan.
a. Dehidrasi berat.
10 tts/kg /menit dalam 1 jam (RL NS )
5 tts/kg/menit dalam 2 jam
untuk bayi kurang dari 3 bulan ( D 10 : NS 4 : 1 )
bila renjatan belum teratasi beri plasma 10 ml/kg
b. Dehidrasi sedang
3 tts/kg/menit dalam 7 jam ( D5 : RL 4:1 + kcl )
3 tts/kg/menit untuk bayi kurang dari 3 bulan
c. Dehidrasi ringan
2 tts/kg/menit (D5 :RL
Identifikasi penyebab diare akut karna infeksi.
Secara klinis, tentukan jenis diare koleriform atau disentriform. Selanjutnya dilakukan pemeriksaan penunjang
yang terarah.
Terapi simtomatik.
Obat anti diare bersifat simtomatik dan diberikan sangat hati-hati atas pertimbangan yang rasional.
Antimotalitas dan sekresi usus seperti Loperamid, sebaiknya jangan dipakai pada infeksi salmonela, shigela dan
koletis pseudomembran, karena akan memperburuk diare yang diakibatkan bakteri entroinvasif akibat
perpanjangan waktu kontak antara bakteri dengan epithel usus. Bila pasien amat kesakitan, maka dapat
diberikan obat anti motalitas dan sekresi usus diatas dalam jangka pendek selama 1 2 hari saja dengan 3 4
tablet / hari, serta memperhatikan ada tidaknya glukoma dan hipotropi prostat. Pemberian antiemetik pada
anak dan remaja, seperti metoklopopomid dapat menimbulkan kejang akibat rangsangan ekstrapiramidal.
Terapi Definitif
Pemberian edurasi yang jelas sangat penting sebagai langkah pencegahan. Higiene perorangan, sanitasi
lingkungan dan imunisasi melalui vaksinasi sangat berarti, selain terapi farmakologi.
8.

KOMPLIKASI
Komplikasi diare mencakup potensial terhadap disritmia jantung akibat hilangnya cairan dan elektrolit
secara bermakna (khususnya kehilangan kalium). Haluaran urin kurang dari 30 ml / jam selam 2 3 hari
berturut-turut. Kelemahan otot dan parastesia. Hipotensi dan anoreksia serta mengantuk karena kadar kalium
darah di bawah 3,0 mEq / liter (SI : 3 mmol / L) harus dilaporkan, penurunan kadar kalium menyebabkan
disritmia jantung (talukardio atrium dan ventrikel, febrilasi ventrikel dan kontraksi ventrikel prematur) yang
dapat menimbulkan kematian.

KONSEP KEPERAWATAN

1.
a.

Dalam melakukan upaya keperawatan yang terpenting perawat memerlukan metode ilmiah, yaitu
melalui pendekatan proses keperawatan dalam upaya membantu pemecahan masalah klien. Proses perawatan
adalah suatu sistem dalam merencanakan pelayanan Asuhan Keperawatan dan mempunyai 4 tahapan yaitu :
PENGKAJIAN
Pengumpulan data

1.

Identitas klien
Meliputi nama, umur, jenis kelamin, agama, pendidikan, pekerjaan, nomor register, diagnosa medis, dan
tanggal MRS.
2. Keluhan utama
Klien mengeluh BAB cair lebih dari 3 kali (diare) yang mendadak dan berlangsung singkat dalam beberapa jam
kadang disertai muntah.
3. Riwayat penyakit sekarang
Pada umumnya didapatkan keluhan utama pada penderita, yaitu peningkatan frekuensi BAB dari biasanya
dengan konsistensi cair, naurea, muntah, nyeri perut sampai kejang perut , demam, lidah kering, turgor kulit
menurun serta suara menjadi serah, bisa disebabkan oleh terapi obat terakhir, masukan diit, atau adanya
masalah psikologis (rasa takut dan cemas).
4. Riwayat penyakit dahulu
Biasanya dikaitkan dengan riwayat medis lalu berhubungan dengan : perjalanan kearea geogratis lain.
5. Riwayat kesehatan keluarga
Meliputi susunan keluarga penyakit keturunan atau menular yang pernah di derita anggota keluarga.
6. Pola-pola fungsi kesehatan
a.
Pola Eliminasi urin.
Biasanya pada diare ringan fliminasnya normal, sedang (oliguri), berat (anuria).
b.
Pola Eliminasi Alvi.
Pada klien dengan diare akut biasanya BAB cair lebih banyak atau sering dari kebiasaan sebelumnya.
c.
Pola Natrisi dan metabolisme.
Pada klien diare akut terjadi peningkatan bising usus dan peristaltik usus yang menyebabkan terganggunya
absorbsi makanan akibat adanya gangguan mobilitas usus. Sehingga menimbulkan gejala seperti rasa kram
pada perut, perut terasa mual atau tidak enak dan malas makan, maka kebutuhan nutrisi menjadi
terganggunya karena asupan yang kurang.
d.
Pola istirahat tidur.
Pada umumnya pola istirahat menjadi terganggu akibat gejala yang ditimbulkan seperti : mendadak diare,
muntah, nyeri perut, sehingga Kx sering terjaga.
7.
Pemeriksaan fisik.
1). Keadaan umum
Kesadaran (baik, gelisah, Apatis/koma), GCS, Vital sign, BB dan TB.
2). Kulit, rambut, kuku
Turgor kulit (biasa buruk), rambut tidak ada gangguan, kuku bisa sampai pucat.
3). Kepala dan leher
4). Mata
Biasanya mulai agak cowong sampai cowong sekali.
5). Telinga, hidung, tenggorokan dan mulut
THT tidak ada gangguan tapi mulutnya (biasa kering).
6). Thorak dan abdomen
Tidak didapatkan adanya sesak, abdomen biasanya nyeri, dan bila di Auskulkasi akan ada bising usus dan
peristaltik usus sehingga meningkat.
7). Sistem respirasi
Biasanya fungsi pernafasan lebih cepat dan dalam (pernafasanb kusmaul).
8). Sistem kordovaskuler
Pada kasus ini bila terjadi renjatan hipovolemik berat denyut nadi cepat (lebih dari 120x/menit).
9). Sistem genitourinaria
Pada kasus ini bisa terjadi kekurangan kalium menyebabkan perfusi ginjal dapat menurun sehingga timbul
anuria.
10). Sistem gastro intestinal
Yang dikaji adalah keadaan bising usus, peristaltik ususnya terjadi mual dan muntah atau tidak, perut kembung
atau tidak.

11). Sistem muskuloskeletal


Tidak ada gangguan.
12). Sistem persarafan
Pada kasus ini biasanya kesadaran gelisah, apatis / koma.
b. Analisa Data

1). - Data mayor


- Data minor

: Penderita diare dengan frekuensi lebih dari biasa


dan timbul rasa haus.
: Penderita biasanya muntah sebelum dan sesudah
diare, mukosa mulut kering, turgor kulit menurun.

Kemungkinan Penyebab : out put yang berlebihan.


Masalah : kekurangan volume cairan.

2). - Data mayor


- Data minor

: Penderita biasanya mengalami kram abdomen dan


penurunan nafsu makan dan mual.
: Penderita didapati mata cowong, mukosa kulit
kering, akral dingin, lemah, BB menurun, tulang
pipi menonjol.

Kemungkinan Penyebab : input yang inadeguat


Masalah : nutrisi.

3). - Data mayor


- Data minor

: Penderita
pada
umumnya
istirahatnya
terganggu.
: Pada penderita didapati pucat, gelisah, lemah.

Kemungkinan Penyebab : eleminasi yang sering dan tidak terkontrol.


Masalah : istirahat - tidur. (Dong)
2.

DIAGNOSA KEPERAWATAN
Dari hasil analisa data diatas dirumuskan suatu diagnosa keperawatan berdasarkan prioritas masalah

yaitu :
Gangguan volume cairan kurang dari kebutuhan tubuh sedang out put yang berlebihan berhubungan dengan
frekuensi diare yang meningkat dari biasanya, rasa haus, muntah, mukosa bibir kering, turgor kulit menurun.
2.
Gangguan pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh sedang input yang inadeguat berhubungan dengan
penderita mengalami kram abdomen penurunan nafsu makan, mual, mata cowong, mukosa bibir kering, tulang
pipi menonjol
3.
Gangguan istirahat tidur kosong dari kebutuhan tubuh sampai dengan eliminasi yang sering dan tidak
terkontrol berhubungan dengan sering terjaga, pucat, gelisah dan lemah. (Linda Juall Carpenito, 2001)
Peningkatan suhu tubuh berhubungan dengan dehidrasi.
Kurangnnya pengetahun berhubungan dengan kurangnya informasi.
1.

4.
5.

3.

PERENCANAAN
Pada perencanaan ini disusun berdasarkan tujuan prioritas masalah sebagai berikut : adanya ancaman
kehidupan dan kesehatan dan sumber daya yang tersedia, perasaan penderita, prinsip alamiah dan praktek.
Diagnosa I

1.
2.
3.

Gangguan keseimbangan cairan b/d out put yang berlebihan d/d klien berak cair lebih dari 3 x sehari, mual
muntah, klien lemah, turgor kulit menurun, T : 110/70 mmHg, n : 100 x / menit.
Tujuan : keseimbangan cairan normal
Kriteria hasil : - Turgor baik
Intake dan output seimbang
Diare berhenti.
Rencana tindakan :
Lakukan pendekatan pada klien dan keluarga serta jelaskan tindakan yang dilakukan.
kaji status kulit, turgor dan selaput lendir.
kaji tingkat intake dan output.

4.
5.
6.
1.
1.
2.
3.
4.
5.

observasi TTV
Berikan cairan dalam jumlah kecil (30-60 ml) perjam pada tahap awal.
Kolaborasai dengan tim kesehatan (dokter dalam pemberian obat).
Rasional
Memudahkan kerja sama antara perawat dengan klien.
Untuk mengetahui keadaan fisik klien.
Untuk mengetahui keseimbangan cairan.
Untuk mengetahui perkembangan klien.
Untuk memudahkan dalam pelaksanaan selanjutnya.
Membantu proses penyembuhan.

Diagnosa II

Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan b/d absorbsi yang tidak adekuat d/d klien mengalami anorexia, nause
dan vomiting, klien tidak menghabiskan porsi makan yang disajikan
Tujuan : gangguan nutrisi dapat diatasi.
Kriteria hasil : - Intake nutrisi yang adekuat.
- Mual, muntah tidak ada.
Rencana Tindakan
i. Lakukan pendekatan pada klien dan keluarga.
ii. Kaji tingkat nutrisi klien.
Rasional
1. Memudahkan kerjasama antara perawat dengan klien.
2. Untuk mengetahui keadaan nutrisi klien.
Diagnosa III
Gangguan volume cairan kurang dari kebutuhan tubuh sedang output yang berlebihan berhubungan dengan
diare dengan frekuensi yang meningkat lebih dari biasanya, timbul rasa haus, muntah, mukosa bibir kering,
turgor kulit menurun.
Tujuan
Volume cairan terpenuhi dalam waktu 6 8 jam.
Kriteria Hasil
b. Penderita tidak diare lagi, tidak haus.
c. Tidak muntah.
d. Mukosa bibir lembab.
e. Turgor kulit normal.
Rencana Tindakan
kan pendekatan pada penderita dan keluarganya.
t frekuensi, jumlah dan konsistensi feces yang keluar.
3. Anjurkan penderita untuk minum banyak (sedikit-sedikit sering).
4. Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian infus dan obat anti diare.
5. Monitoring tanda-tanda dehidrasi.
6. Observasi TTV tiap 8 jam.
7. Anjurkan penderita untuk tidak makan makanan yang merangsang timbulnya diare.
Rasional
1. Dengan komunikasi terapeutik penderita diharapkan lebih kooperatif.
2. Memudahkan membuat asuhan keperawatan secara tepat untuk intervensi selanjutya.
3. Untuk mengganti cairan yang hilang.
4. Terapi yang cepat dan membuat mempercepat kesembuhan dan mencegah komplikasi secara dini.
5. Mendeteksi secara dini tanda-tanda dehidrasi.
6. Untuk memantau perkembangan kesehatan penderita.

7. Untuk mencegah diare lebih parah lagi.


.
Diagnosa IV
Peningkatan suhu tubuh berhubungan dengan dehidrasi
Tujuan :
- Suhu tubuh normal dalam waktu 1 x 24 jam.
Kriteria Hasil :
Mukosa bibir lembab.
Klien tidak panas.
Suhu 36-370C.
Muka cerah turgor kulit normal.
Keadaan umum baik.
Rencana Tindakan
1.
Lakukan pendekatan pada klien dan keluarga dengan komunikasi secara terapeutik.
2.
Berikan Health Edukation tentang panasnya.
3.
Berikan kompres dingin / basah.
4.
Berikan minum air putih 2-3 liter / hari.
5.
Berikan posisi bedrest.
6.
Atur suasana lingkungan (ruangan beri ventilasi).
7.
Observasi TTV.
8.
Kolaborasi dengan tim medis dalam pemberian obat anti piretik.
Rasional
1. dengan pendekatan pada klien dan keluarga cara komunikasi terapeutik diharapkan dapat kooperatif dalam
semua tindakan.
2. agar klien dan keluarga mengerti penyebab penyakit.
3. dapat menurunkan suhu badan dengan cara konduksi.
4. dapat menurunkan suhu badan dengan cara konduksi.
5. peningkatan suhu tubuh mengakibatkan penguapan tubuh sehingga di imbangi dengan asupan cairan yang
banyak.
6. untuk mencegah suhu ruangan yang panas.
7. dengan mengobservasi dapat mengetahui keadaan klien lebih dari diri.
8. melakukan fungsi dependent.
Diagnosa V
Kurangnnya pengetahun berhubungan dengan kurangnya informasi.
Tujuan : Pasien dan keluarga mengerti tentang diare dan pembatasan diet.
Kriteria hasil :
Orang tua dapat mengerti tanda-tanda diet.
Dapat membatasi diet pada anak.
Rencana Tindakan
1.
Jelaskan tentang penyakit diare.
2.
Jelaskan tentang pembatasan diare.
3.
Anjurkan untuk mengenal dan melaporkan tanda-tanda bahaya.
4.
Jelaskan tentang pentingnya mempertahankan keseimbangan cairan.
5.
Jelaskan tindakan untuk mencegah diare.
Rasional
1. orang tua mengerti tentang diare.
2. orang tua dapat membatasi makanan yang akan diberikan pada anaknya.
3. untuk mengantisipasi terhadap bahaya yang sewaktu-waktu dapat timbul.
4. untuk mencegah terjadinya dehidrasi.
5. menambah wawasan dan pengetahuan ibu.

DAFTAR PUSTAKA

Keperawatan Medical Bedah, Buku saku. Brunner Suddarth, EGC Jakarta, 2000.
Keperawatan Medikal Bedah, Buku ajar, Brunner Suddarth, EGC Jakarta, 2000.
Kapita Selekta Kedokteran, Jilid I edisi 3, Arief Mansyoer, Media Aesculapiur, Jakarta, 1999.
Rencana Asuhan Keperawatan, Marilynn E. Dongoes edisi 3 EGC, Jakarta, 2000.

BAB II
ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN KASUSGASTROENTERITIS DI
RUANGAN IGD RUMAH SAKIT ISLAM MUHAMMADIYAH SUMBEREJOBOJONEGORO
I. PENGKAJIAN

1. Identitas Klien
Nama
Umur
Jenis Kelamin
Suku Bangsa
Agama
Pendidikaan
Alamat
MRS tanggal
Pengkajian
Diagnose

: Ny. M
: 50 thn
: Perempuan
: Indonesia, Jawa
: Islam
: SMP
: Rt. 2 Rw. 2 Cangaan, Kanor
: 21 07 2012 Jam :12.30
: 21 07 2012 Jam :12.35
: Gastroenteritis

2. Penanggung jawab
Nama
: Tn. Imam Syafii
Umur
: 25 thn
Jenis kelamin
: Laki-laki
Suku Bangsa
: Indonesia , Jawa
Pekerjaan
: Wiraswasta
Hub. dengan klien : Anak Kandung
II. RIWAYAT KEPERAWATAN
1.
2.

3.
4.
5.

Keluhan Utama: klien Mengatakan mengalami BAB cair lebih dari 3x sehari dengan volume 1gelas setiap BAB
Riwayat Penyakit Sekarang :
-P: klien mengatakan bahwa sebelum mengalami BAB cair klien makan makanan berkuah dan pedas
-Q: BAB cair lebih dari 3x sehari dan nyeri pada abdomen
-R: Nyeri abdomen kiri bawah
-S: Nyeri abdomen dan BAB cair dalam kategori sedang jika di ukur atau di nilai dengan skala ukur
-T: Gejala di rasakan pasien tiga hari sebelum masuk rumah sakit
Riwayat penyakit Dahulu: Klien mengatakan pernah mengalami gejala yang dirasakan saat ini tetapi tidak
sampai masuk rumah sakit
Riwayat penyakit Keluarga: Dari riwayat keluarga klien mengatakan bahwa tidak memiliki riwayat penyakit
menurun dan menahun.
Riwayat Elergi : klien mengatakan tidak memiliki riwayat alergi
III.

PEMERIKSAAN FISIK
a.Keadaan Umum
= Klien lemah
b.Tanda tanda vital

T
S

= 160/90 mmHg
= 38 0C

N
RR

= 68x/mnt
= 20x/mnt

c.Kesadaran = composmetis
IV. PEMERIKSAAN CEPALO CAUDAL
1.
Kepala dan rambut
I : pertumbuhan rambut merata,tidak terdapat uban
P: tidak ada benjolan pada kepala.
2.
Hidung

I: bentuk hidung Simetris, penciuman normal dan tidak ada cuping hidung.
3.
Telinga
I: tidak ada serumen dan lesi
Fungsi : pendengaran baik
4.
Mata
I : sclera Putih, konjungtiva merah,
Fungi : penglihatan baik.
5.
Mulut dan gigi
I: lidah kotor , tidak ada lesi
6. Gigi
I: tidak dada caries Gigi
7. Leher
I: tidak ada pembesaran kelenjar tiroid
P: tidak ada nyeri tekan
8.
Dada
I: bentuk dada simetris pernafasan 20x permenit
P: tidak ada nyeri tekan
A: terdengar suara sonor
9. Pemeriksaan abdomen
I: bentuk agak cembung , tidak ada Acites
P: tidak Nyeri tekan
P: tidak terdapat pekak abdomen
A: bising Usus terdengar 40x/menit
10. Ekstermitas, kuku, dan integument
I: Kuku bersih tidak ada tanda tanda sianosis
Fungsi : kekuatan otot normal
V. POLA FUNGSIONAL KESEHATAN
1.
Pola Nutrisi
- Sebelum sakit
Klien mengatakan saat sehat makan 3x sehari dengan komposisi nasi, lauk pauk , minum kurang lebih 78 gelas/hari.
-Saat Sakit
Klien mengatakan saat sakit tidak makan sama sekali karena tidak nafsu makan,.minum air putih kurang
lebih 4-6 setengah gelas/hari
2.
Pola eliminasi
-BAB sebelum sakit
Klien mengatakan sebelum mengalami gejala BAB 1x sehari dengan konsistensi padat, warna kuning bau
khas feces
-BAB saat sakit
klien mengatakan saat sakit BAB 3x sehari dengan konsistensi cair warna kuning,bau khas feces
-BAK sebelum Sakit
Klien mengatakan saat sehat BAK sebanyak 3-4x perhari dengan warna kuning dan bau khas
-BAK saat sakit
Klien mengatakan saat sakit BAK lebih sering 5-6x perhari dan bau khas
3.
Pola Kebersihan diri
-Sebelum sakit
Klien mengtakan saat sehat mandi 2x sehari menggunakan sabun, gosok gigi, kramas 1xseminggu ganti
pakaian bila sudah kotor.

-Saat sakit
Klien mengatakan saat sakit hanya dibasuh dengan air hangat serta gosok gigi
1x sehari.
4.
Pola Aktivitas
-Sebelum sakit
Klien mengatakan saat sehat bisa beraktifitas dengan baik,
- Saat sakit
Klien mengatakan saat sakit tidak bisa aktifitas seperti biasa
5.
Pola istirahat tidur
-Sebelum sakit
Klien mengatakan saat sehat tidur kurang lebih selama 7-8 jam perhari
-Saat sakit
Klien mengatakan saat sakit tidurnya terganggu dan tidak bisa tidur dengan baik
VI. ANALISA DATA

No

Data Fokus

2.

3.

Ds: Klien mengatakan sering


BAB cair
Do:
K: Lemas
T: 160/90 mmHg
RR: 20x/mt
N: 68x/mnt
S: 38
Ds : Klien mengatakan nyeri
pada abdomen
Do :
Peningkatan prestaltik
Terdengar bising usus
Ada nyeri tekan pada
abdomen
Ds : Klien mengatakan
badannya terasa lemas
Do:
Kehilangan berat badan
Mulut dan bibir kering
Nafsu makan menurun

Etiologi
Output yang berlebihan

Masalah
Gangguan
pemenuhan
kebutuhan cairan

Kontraksi usus yang berlebih


dan eliminasi yang sering

Gangguan
nyeri

Membran mukosa kering

Gangguan
pemenuhan nutrisi

nyaman

VII.DIAGNOSA KEPERAWATAN YANG MUNCUL;


1.
Defisit volume cairan dan elektrolit kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan output cairan
yang berlebihan
2.
Gangguan nyaman nyeri b.d kontraksi usus yang berlebih dan eliminasi yang sering
3.
Gangguan nafsu makan b.d membran mukosa kering
VIII.INTERVENSI

NO
1.

DP
Gangguan
keseimbangan
cairan b/d out put
yang berlebihan
d/d klien berak
cair lebih dari 3 x

TUJUAN

INTERVENSI
Setelah
dilakukan 1. Lakukan pendekatan pada klien
tindakan
dan keluarga serta jelaskan tindakan
keperawatan selama yang dilakukan.
1
jam, : R: Memudahkan kerja sama antara
keseimbangan
perawat dengan klien.
cairan normal
2. kaji status kulit, turgor dan

sehari,
mual
muntah,
klien
lemah,
turgor
kulit menurun, T :
170/90 mmHg, n : 68 x / menit

Kriteria hasil :
- Turgor kulit baik
- Intake dan output
seimbang
Diare berhenti

2.

Gangguan
rasa
nyaman
nyeri
berhubungan
dengan distensi
abdomen

Setelah
dilakukantindakan
keperawatan selama
1 jam, kerusakanpertukaran
gas
berkurang,
dengan
kriteria hasil :
-

3.

Gangguan nutrisi
berhubungan
dengan tidak nafsu
makan

selaput lendir.
R: Untuk mengetahui keadaan fisik
klien.
3.kaji tingkat intake dan output.
R: Untuk mengetahui keseimbangan
cairan.
4.observasi TTV
R:Untuk mengetahui perkembangan
klien.
5.Berikan cairan dalam jumlah kecil
(30-60 ml) perjam pada tahap awal.
R: Kebutuhan cairan dalam tubuh
terpenuhi.
6.Kolaborasai dengan tim kesehatan
(dokter dalam pemberian obat).
R: Membantu proses penyembuhan

Kaji tanda-tanda vital.


R:Untuk mengetahui perkembangan
klien.
Kaji tingkat rasa nyeri.
R:Untuk mengetahui berapa skala
nyeri
Atur posisi yang nyaman bagi klien.
Nyeri dapat
R:Untuk memberikan rasa nyaman
teratasi
- Beri kompres hangat pada daerah
Dapat
istirahat abdomen
dengan baik
R:Untuk mengurangi rasa nyeri

Setelah
dilakukan
tindakan
keperawatan selama
1
jam,
perfusi
jaringan meningkat,
dengan kriteria hasil :
- Nutrisi
dapat
terpenuhi,
Nafsu makan meningkat
Berat badan ideal

-Kaji pola nutrisi klien dan


perubahan yang terjadi.
R: Untuk mengetahui keseimbangan
nutrisi
-Timbang berat badan klien.
R:Untuk mengetahui perkembangan
berat badan klien
- Kaji faktor penyebab gangguan
pemenuhan nutrisi.
R: Untuk mengetahui masalah
pemenuhan nutrisi

IX. IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

JAM/
TGL
(13:05)
17-072012

NO.
DP
1

2.

IMPLEMENTASI

EVALUASI

- Mengkaji status kulit, turgor dan(14:45)


selaput lendir
S:Klien mengatakan rasa
- Mengkaji tingkat intake dan ingin
BAB
dan
output
muntah berkurang
- Mengkaji tanda-tanda vital
O: T: 160/90 mmHg
T: 160/90 mmHg
RR: 20x/mt
RR: 20x/mt
N: 68x/mnt
N: 68x/mnt
S: 38
S: 38
-Klien tampak agak
- Memberikan
cairan
dalam sedikit tenang dan
jumlah kecil (30-60 ml) perjam hanya muntah sedikit
pada tahap awal
-Turgor kulit buruk
- Terapi :
A:Masalah
sedikit
Infus RL
teratasi
Antrain 3x1
P:Melanjutkan
Acran 2x1
pemberian terapi
Sanmag 3x1
S : klien mengatakan
nyeri berkurang
- Mengkaji nyeri pada abdomen
O :-Bising usus 40x
- Mengkaji bising usus
- klien tampak sedikit
- Mengatur posisi yang nyaman agak nyaman
bagi klien.
Dapat
beristirahat dengan
baik
A: Masalah teratasi
sebagian
P: Melanjutkan terapi
obat
- Mengkaji pola nutrisi klien dan S: klien mengatakan
perubahan yang terjadi.
mual muntah setelah
- Mengkaji faktor penyebab makan
gangguan pemenuhan nutrisi.
O:-Klien
tampak
- Memberikan diet makanan lemas
dalam kondisi hangat dan porsi -Klien
makan
kecil tapi sering
menghabiskan
setengah porsi
A: masalah teratasi
sebagian dan klien di
pindah
ke
ruang
keperawatan
P: planing di lnjutkan
di ruang keperawatan.

DAFTAR PUSTAKA
Carpenito, L.J., (1999). Rencana Asuhan & Dokumentasi Keperawatan. Ed. 2 Jakarata : EGC
Dongoes (2000). Diagnosa Keperawatan. Ed. 8. Jakarta : EGC
Makalah Kuliah . Tidak diterbitkan.
Mansjoer, Arif., et all. (1999). Kapita Selekta Kedokteran. Fakultas Kedokteran UI : Media Aescullapius.
Pitono Soeparto, dkk. (1997). Gastroenterologi Anak. Surabaya : GRAMIK FK Universitas Airlangga.
Price, Anderson Sylvia. (1997) Patofisiologi. Ed. I. Jakarata : EGC

Вам также может понравиться