Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
KEMIH
NEFROLtTrASrS...............
PENYAKIT GINJAL KRONIK
INFEKSISALURAN
...... 1089
.................1090
.................... 1094
............,..
.I095
G|NJAL........
..,..... 1099
POLIKISTIK..
GLOMERULOPATl............. .................. 1099
....,......,.. 1101
GAGAL GTNJAL AKUT...........
PENYAKIT GINJAL
substansial
sepanjnng kehtrr-nilan, dan nilai-nilai dalam kisarar-r normal
pada keadaan tak-hamil mungkin menjadi abnormal selama
keiramilan (lihat Apenditra). Perubahan lain adalah yang
asam.basa
an, kecuali
di
terdapat
persen dari
1089
4. 5
1090
OBSTETRI WILLIAMS
BAGIAN
8:
mernperlihatkan endbteliosis,
2A
Persentil ke-90
parah.
Persentil ke-75
15
Kehamilan Setelah
Nefrektomi Unilatera!
Secara umum, kapasitas ekskresi dr-ra ginjal melebihi ke.
E
E
Persentil ke-50
tz
(E
yang tersisa
:x
0
10
o)
mengalami
6
lz
12 14 16 1820 2A 20 20 20 20 20 20 20 38 40
tidak mengalami
.g 10
o
kesulitar-r
Ginjalkiri
Persentil ke-90
$
-r"'""
buruk jangka-panjang
donasi
4 68
Proteinuria Ortostatik
Prorcinwia ortoswttk arau
GAMBAR 48-1. Persentil ke-50, -75, dan -90 untuk garis tengah kaliks ginjal ibu yang diukur dengan sonografi pada 1395 wanita hamil dari 4 sampai 42 minggu (Dicetak ulang dari American Journal of Obstetrics
& Gynecology, Vol. 178, No. 5, A Faundes, M Bricola-Filho, JC Pinto e Silva, Dilatation of the urinary tract
during pregnancy. Proposal of a curye of maximal caliceal diameter by gestational age, hlm. 1082-1086,
Hak cipta 1998, dengan izin dari Elsevier).
mg/dl ( i5 irmol/L)
Meskipun biopsi glnjal relarif dapat dengan aman dilakukan selama kehamilan, tindakan ini biasanya ditur-rda
kecuali jika dapat mengubah terapi. Lindheimer dkk., (2008)
(200j)
me-
melaporkan bahwa
lima
memperliharkan endoteliosis
091
selama keharnilan. Eradikasi bakter iuria dengan obat antimikroba rnencegah sebzrgian bcsar dari kasus di atas. American
o
(s
30
/,i
o
(r
5zo
.if'""""
".,....
&
Tak-hamil
Bakteriuria Asimtomatik
Hal ini merujuk pada bakteri yang persisten dan secara aktif
bermultiplikasi di dalam saluran kemih tar-rpa menimbulkan
gejala. Prevalensinya pada wanira uk.hamil adalah 5 sampai 6 persen dan bergantung pada paritas, ras, dan status sosioekonomi (Hooton, dkk., 2000). Insider-r tertinggi adalah
pacla wanittr mr.rltipara Amerika.Afrika.dengan siftrt sel sabit,
dan insiden terendah adalah pada wanita kulit putih golongan mampu dengan paritas rendah. Karena kebanyakan wani.
ta mengalami bakteriuria rekuren arau persisren maka hal ini
sering dijumpai pada perawaran pranatal. Insiden pada kehamilan serupa dengan pada wanita rak,hamil dan bervarihsi
dari2sampaiTpersen.
Bakteriuria biasanya ditemukan pada saat kunjrurgan pranatal pertama, dan jika biakan awal urin positif ini cliterapi
maka kuang dari I persen wanirir akan mengalarni infeksi
saluran kemih (Whalley, 1967 ). Spesimen clean-uoided yang
mengandurg lebihdari I00.000 organismepermililiterbersifat
diagnostik. Tampaknya akan lebih baik jika konsenrrasi yang
Makna
Jika bakteriuria asimromatik ticiak clirerapi, sekitar 25 perser-r
Terapi
Bakteritrria berespons terl'raclap terapi empiris dengan salah
092
irAagl".+*,1;,goat
a4imik@ 6d1,udiut<'T
1,,,,.r'r,,iil'l'wanita'tlufrif.dgnga*.:Bakteiiuria
,,
,,,TelapjdosiC+unggiil -
,
'l
;
Amoksisilin 3
Amoisilin 2 o
Nitrofurantoin 200
,,.
'
mg
.:
Gejala saluran kemih barvah disertai piuria, tctapi dengan biakar-i urin steril, rnungkin disebabkan oieh uretritis
irkibtrt Chlnmltlkt uachomatis. Biasanytr juga terdapat servisi.
tis mukopurulen, dan terapi eritromisin biasirny:r efektif.
pi
r.l
senafl
:t
'',.
,r
':
hari ,.
,,
:$it
hari
.,,m1tidturaniarn
.'l
ioO
s ampei'kari
iiseilmi zr
iekuren
Nitrofurantoin 100 mg menjelang tidur hingga ke-
Infeksi saluan kernih btrwah selirma kehirmilan dapat terjadi tanpa diclahului oleh baktcriuriir tersamar (Harris dan
Gilstrap, 1981). Sistitis ditandrri olel-r disuria, urgensi, dan
peningkatan frekuensi berkernih, tetapi jarang yang tlisertai
oleh gejaltr sistemik. Biirsanya dijurnpai piuria dan bakteriulia. Hematuria mikroskopik sering clitemukan, dan kadang
terjadi hematuria rn:rkroskopik karena sistitis hemoragik
(Fakhoury, dkk., 1994). Meskipun sistitis biasanya ridak menimbulkan penyulit, saluran kemil-r dapat rnengaltrmi infeksi
asendens. Sekitar 40 perscn wanitir hamil dengan pielonefritis akut sebelumnya mengalami gejala-gejalrr infeksi strluran
kemih bawtrh (Gilstrap dkk., 1981a).
Terapi
'l7anita
dengan sistitis berespons baik terl-radap berbagai regimen pengobatan. Sebagian besiu dari regirner-r tiga-hali
ya11g rercanrurn di Tabel 48-1 biasanya efcktif 90 persen
(Fihn, 2003). Terapi dosis-tur.rggal ktirang efektif, dan jika
digunakan maka pielonefritis l-ralus benar-benar telnh clising.
kirkan.
Pielonefritis Akut
Gambaran Klinis
lnfeksi gir-rial lebih sering terjadi pada n'imes[er kcdua, dan
faktor risiko terkait irdalah nulipi'rritas dtrn usia muda (Hill
dkk., 2005). hrfeksi ini unilateral dan terjadi di ginjal kanan
pada lebih dari separr-rh kasus, dirn bilateral pada seperempat
kasr.rs. Biasanya terjacli dernam dengan awitan yang cukup
meniladak, menggigil, dan nyeri pegal di satu atau kedua
regio lurnbal. Anoreksia, rnual, dan muntah dapat memperptrrtlh dehidrasi. Perkusi sirtu atalr keclua sudut kostovertebra
dapat memicu rasa nyeri. Sedimen urin mengandung banyak
leukosit, sering bergurnpal, dan banytrk bakteri. Bakteremia
dibuktikan terjadi pada 15 sampai 20 persen dari para wanita
ini. E. coli ditemukan daltrm urin atatr darah pada 70 sampai 80 persen infeksi, Klebsiella pneumoniue pirda 3 sampai 5
pe1'sel1, Enterobacter atiu Proreus pada 3 sampai 5 perser-r, dan
1093
GAMBAR 48-3 Serangkaian radiografi toraks proyeksi anteroposterior yang memperlihatkan perbaikan sindrom distres pernapasan akut (ARDS)
pada seorang wanita hamil lrimester kedua dengan pielonelritis berat. A. Tampak proses inliltratif luas dan obliterasi total diafragma (tanda panah
putih). B. Aerasi lapang paru bilateral membaik seiring dengan meredanya kelainan di pleura (tanda panah). C. Visualisasi lapang paru yang jauh
lebih baik dengan sisa atelektasis mirip-lempeng dan gambaran diafragma yang normal.
insuflsiensi
pernapasan akibat edema permeabiliras karena sifat obatobat ini yang menahan natrium dan cairan (Lamor-rt, 2OO0).
Insiden edema paru pada wanita dengan pielonefritis yang
diberi B-agonis dilaporkan sebesar B persen-peningkatan
empat kali di atas perkiraan (Towers dkk., 1991).
Hemolisis imbas-endotoksin sering terjadi, dan sekitar
sepertiga pasien dengan pielonefritis mengalami anemia
(Cox dkk., 1991). Setelah pulih, regenerasi hemoglobin berlangsung normai karena infeksi akut tidak mempengaruhi
produksi eritropoietin (Cavenee dkk., 1994).
Penatalaksanaan
Satu skema penanganan pielonefritis akut diperlihatkan di
Tabel 48-2. Meskipun kami secara rutn melakukan biakan
urin dan darah, uji-uji klinis prospektif memperlihatkan bahwa keduanya tidak banyak bermanfaat secara klinis (lUing
dkk., 2000). Hidrasi intravena untuk menjamin curah
urin yang memadai adalah hal pokok dalam pengobatan.
094
OBSTETRI WILLIAMS
akut, atiru penyakit obstruktif yang jelas sebelururya. JelasIah, hanya sedikit orang dengan infeksi saluran kernih beru.
lang yar-rg rnengalarni kelaint.rn ginjal pirogresif.
Prognosis ibu dan janin bergantung pada tingkat keru.
sakan ginjirl. Ei-Khatib (1994), Jungcrs (1996), Kohler dkk.,
(2003), rnelirporkan hasil akhir dari 939 kehamilar-r pada
379 wanita dengirn nefropati reflula. Gangguan fLrngsi ginjai
tiiiiir
NEFHOT-ITIASIS
Batu ginjal terbentr-rk pada 7 persen wirnita sepanjang hidup mereka dengan usia arvitan rertrta pirda dekade kedgtr
(Asplin dkk., Z00B). Garam kalsium mernbenruk sekitar
80 persen dari batu, dtrr.r harnpir scparuh dari wanira
yang telkena rnengalami hiperlalsiuria idiopatik familial,
Hiperpalatiroidisme perlu disingkirkan. Meskipun batu
kalsium oksalat pada war.rittr mudu t:rk.hamil irdalah yang
telsering dijumpai narnun Ross dkk., (2008) mendapatkan
Obsrulai dapat dihilangkan dengan pemasangan pirau (shunr) urerer dauble-J melalui sistoskop (Rodriguez dan
Klein, 19BB). Karena stent ini cenderung mengalami krustasi
maka nefrostomi perkutis rrenurut kami rnerupakan opsi yang
lebih baik karena stent rncnjadi lebih mudah diganti. Pada sebagian kasus, baru perlu dikelunrkan dengan pernbedahirn.
Follow-up
Infeksi berulang-baik tersamar atau simtornatik-sering terjadi dan dijumpai pada 30 sampai 40 persen wanita setelah
penghentian [erapi untuk pielonefritis (Cunningham dkk.,
1973). Kecuali jika dilakukan tindakan.rindakan lain unruk
memastikan sterilitas urin, nitrofurantoin, 100 mg per oral
menjelang tidur, diberikan sampai keharnilan selesai. Van
Dorsten dkk., (1987) melaporkan bahwa regimen ini mengrrrangi rekurensi bakterirrria.
Nefropati Refluks
Ini
di negara bagian
Swartz dkk., (2007) melaporkan btrhwa rawtrt.
inap untuk nefrolitiasis terjadi pacla 1,7 per 1000 kehamilan.
Butler dkk., (2000) mendapatkan ir-rsiden 1 per 3300 pada
lebih dari 186.000 persalinan di Parkland Hospital. Lewis
dkk., (2003) rnelaporkan insiden 4 per 1000 persalinan yang
mereka katakar-r berkaitan der-rgan lokasi geografik dan poprr
lasi Kaukrsus yang predomirran.
Meskipun secara umurn diterima bahwa pcnyirkit ba.
Dalam suatu srudi berbasis.populasi
'Washington,
'Wanita harnil
mungkin tebih sedikit rnengalami gejala
ketika btrtu mengalir karena dilirtasi saluran
(Hendricks, dkk., 1991 ).
.kemih
mereka
Diagnosis
Lebih dari 90 pelsen wanira harnil der-rgi-rn nefrolitiasis
datang karer-ra nyeri. Hematuria rnakroskopik rnenrpakan
gejaia pertama pada 23 persen wanira seperri dilaporkan
oleh Butler dkk., (2000). Namun, dalam laporan oleh Lervis,
Penatalaksanaan
memasukkan wnnita yang bersar-rgkutan ke dalarn kategorikategori arbitler fungsi ginjal (Lindheimer, dkk., 2008).
Krtegori.kategori tersebut mencakup normai atau gangguan
ringrrn, yang didefinisikan sebagai kreatinir.r serr-un .kulang
dari 1,5 rng/dl; gangyan sedctng, yar-rg clidefinisikan sebagai
kreatinin serum 1,5 sampai 3 mg/cll; dar-r in.sufsiensi gnjal
berar, yang didefir-risikan sebagai kreatinin serurn lebih dari
],0 me/dl.
c'liabetes
1095
Perubahan Fisiologis
Berkurangnya jariirgan ginj:r1 memicu kompensasi vasodila.
tasi intrarenirl dan hipertrof nefron yang rersisa. Pada akhir-nya kompensasi ini gagal diln nefron-nefron ynng rersisa
tnengalarni sklerosis sehingga fungsi ginjal memburuk. Pada
insr-rfisiensi ginjal lingan, kehamilan urenyebabkan pening.
katan aliran plasma ginjal dan filtrasi glomerul-rs (Baylis,
1096
OBSTETRIWILLIAMS
BAGIAN
(!
&
I
-6
Sc
(U(u
1'
=tr
J
8:
telpelihara (lihat Tabel 48,3). Secara umuln, gangguan hasil akhir berbanding lurus dengan derajat gangguan ginjal.
Dalam laporan-laporan yang lebih baru yang tercantum di
O)
e5
E 'ro
o(E
>r
'6P
cp
o-' O
L-o
uJE
o
an
L
o-
"
Kehamilan
normal
Eklamsia IGK
ringan-
IGK
berat
sedang
GAMBAR 48-4 Perbandingan ekspansi volume darah pada 44 wanita
hamil normal aterm dengan 29 yang mengidap eklamsia; 10 dengan
insufisiensi ginjal kronik (lGK) sedang-kreatinin serum 1,5-2,9 mg/dL;
dan 4 dengan IGK berat-kreatinin serum >3 mg/dl (Data dari Zeeman
dkk., 2009, serta Cunningham dkk., 1990).
melaporkan 123 kehamilan pada 86 wanita dengan penyakit glomerulus (berdasarkan biopsi) dan hanya sedikit yang
mengalami disfungsi ginjal. Empat puluh persen mengalami
penyulit obstetris atau ginjal, atau keduanya.
Packham, dkk. (1989) melaporkan 395 kehamilan pada
238 wanita yang mengidap glomerulonefritis dan insufisiensi ginjat minimal. Selama kehamilan, 15 persen dari para
wanita ini mengalami ganggan fungsi ginjal, datr 60 persen
12
persen yarrg mengidap hipertensi sebelum kehamilan, namun lebih dari 50 persen dari semua wanita ini mengalami
hipertensi gestasional. Kehamilan-kehamilan ini diperumit
oleh tingginya insider"r hipertensi gestasional-50 persen, per-
Tabel 48-3, hasil akhir pada wanita dengan insufsiensi ginjal sedang sampai berat, seperti didefinisikan sebelumnya,
biasanya tidak dipisahkan. Hou dkk., (1985) melaporkan 25
kehamilan dengatr penyulit insufisiensi ginjal ringan sampai
sedang - kreatinin serum 1,2 sampai 1,7 mg/dl. Hipertensi
yang dipicu atau diperberat oleh kehamilan terjadi pada lebih dari 50 persen kehamilan. Sebanyak 60 persen melahirkan kurang bulan, terutama karena hipertensi.
Cunningham dkk., (1990), Jones dan Hayslert (1996),
serta lmbasciad dkk., (2002) menguraikan kehamilan yang
mengalami penyulit insufisiensi ginjal sedang atau berat.
Meskipun insiden hipertensi kronik, anemia, preeklamsia,
persalinan kurang bulan, dan l-rambatan pertumbuhan janin
tinggi, namun hasil akhir perinatal umumnya baik. Seperti
Penatalaksanaan
Pasien dijadwalkan untuk kunjungan pranatal yang lebih
Persentil ke-90
4000
3500
Persentil ke-50
I'sooo
Persentil ke-10
6;
zsoo
2000
fl tsoo
1000
500
0
20 25 30 35 40
1097
45
Follow.up
Paling tidak pada sebagian wanira, kehamilan tampaknya
mempercepat penyakit ginjal kronik. Secara reoreris, hiper.
perfusi ginjal dan peningkatan tekanan darah glomerulus
dapat mempercepat nefrosklerosis (Baylis, 2003). Pada 360
1098
OBSTETRI WILLIAMS
BAGIAN
8:
l{ffi
TRANSPLANTASI GINJAL
Pada tahtur 2007, terdapar sekitar 75.000 orang yang rerma.
suk dalam daftar tunggu untuk transplanrasi ginjal melalui
Organ Procurement and Transplantation Network (OPTN)
(200i). Angka kesintasan gralr 1 rahun adatah 95 persen untuk gralt dari donor hidup dan 89 perser.r dari donor meninggal (Carpenter dkk., 2008). Angka kesinrirsan rneningkat
sekitar dua ktrli antara tahun 1988 dan 1996, sebtrgian besar
3.
Armenti, dkk. (2004) mengulas hasil akhir 1.418 kehamilan pada 919 pirsier-r cangkok organ seperri yang dilaporkan
ke National Transplantation Pregnancy Registry. Sebagian
besar diterapi dengan siklosporin dan takrolimus. Insiden
keguguran dan abortus terapetik adalah 20 perser-r, Secara
keseluruhan, 76 persen kehamilan menghasilkan kelahirar-r
i-ridup. Persalinan kurarlg bulan scring terjadi, dan sepa.
ruh dari para wanita ini melahirkan sebelurn 37 minggu.
Demikian juga, separuh dari bayi merniliki berat lahit rer.rdah-karena persalinan kurang bulan maupun hambatan
pertumbuhan janin. Yang penting, ir-rsiden malforrnasi
Cruz
(Morettidkk., 2003).
Yang terakhir, meskipun hiperfiltrasi ginjal akibar kehamilan secara teoretis dapat menganggu kesintasan graft
jangka-panjang, Sturgiss dan Davison (1995) tidak menemu.
kan bukti untuk ini dalam suatu studi kasus-kelola rerhadap
34 penerima alograf yang diikuti selama rerata 15 rahun.
Penatalaksanaan
.t i:i :tirr::ti:::i.lj,
L,FutKIST|K
.TaB Er'4a;Ei
mengalami beragam penyakit akut dan kronik. Penyakit dapar rerjadi akibat satu jenis rangsangan, misalnya glornerulor-refritis
pascastreptokokus, atau karena suaru perryakit multi sistem,
misalnya lupus eritematosus sistemik atau diaberes. Banyak
yang pertama kali diketahui serelah terjadi insufisiensi gin-
streptokokus
Lupus eritematosus sistemik
,t
Penyakit antimembran basat glomerulus , t:',
Nefropati lgA
Vaskulitis pembuluh halus ANCA : '
1099
Pascainfeksi
,:,,
Henoch-schsenlein
lrirnyg
Krioglobulinemia
Glomerulonefritis akut clapat disebabkan oleh beberapa per-ryebab seperri diperlihatkan di Tabel 48-5. Sindrom ini berrnanifestasi sebagai hipertensi, hematuria, silinder- ericrosir,
pirrrie, diur ploteinrrlia. lrrsufisiensi ginjrl serrrr reteusi gar.am
dan air, yang menyebabkan edema, hiperrensi,
dar-r
kongesti
p as c
ditandai oleh autoantibodi antimembrtrn basal, per.darahau paru, dtrn glomerulonefiitis. Vasilou dkk., (2005) melaporkan morbiditas ibu dan neonatLls pada seorang wanita
yang ditrgnosisnya dipastikan dengan biopsi ginjal yang di.
lakukan pada 1B minggu. Pada sebagian pasien, terjadi glomerutonefritis progresif cepat yang menyebabkan gagal ginjal
stadium-irklrir. Pada yang lain, terbenrttk glomerulonefritis
lironiL dengan perkembang:rn lambat.
yar-rg
Nefropati IgA
Penyakit ini, yang j uga dikenal sebag ai penyakit Berger, adalah
benttrk glomemlonefritis cersering di seluruh tlunia. Purpura
Henoch-Schr;enlein mungkin merupakan bentuk sisternik dari
penyakit ir-ri (Donadio dan Crande, 2002). Dalam suatu
ulasirn terhadap lebih dari 300 keht'rr-r.rilar:. dengan penyulit
nefroptrti IgA, Lindheimer rlkk., (2000) menyimpulkan bahwa hasii akhir keharniltrn bergantung pada derajat insr-rfisiensi
100
OBSTETRI WILLIAMS
BAGIAN
8:
Glomerulonefritis Kronik
48-6 mengidap nefrosis akibat sifilis sekunder. Pasien dianjurkan mengonsumsi protein bernilai biologis tinggi dalam
jumlah normal-diet tinggi protein hanya akan meningkatkan proteinuria. Insiden tromboembolisme meningkat dan
bervariasi sesuai keparahan hipertensi, proleinuria, dan insulisiensi ginjai (Stratta dkk., 2006). Meskipun dapat terjadi
trombosis arteri atau vena, trombosis vena renalis merupakan hal yang paling mengkhawatirkan. Manfaat, kalaupun
ada, antikoagulasi profilaktik masih belum jelas. Sebagian
kasus nefrosis akibat penyakit glomerulus primer berespons
terhadap kortikosteroid atau obat sitotoksik. Pada sebagian
besar kasus yang disebabkan oleh infeksi atau obat, proteinuria mereda jika penyebab yang mendasari dikoreksi.
Sindrom Nefrotik
lihatkan di Tabel 48-6. Sindrom nefrotik dimndai oleh proteinuria lebih dari 3 g/hari, hipoalbuminemia, hiperlipidemia,
dan edema. Mungkin terdapat tanda-tanda disfungsi ginjal.
Sebagian besar pasien yang menjalani biopsi memperlihatkan
kelainan ginjal mikroskopik. Defek di sawar dinding kapiler
glomerulus yang memungkinkan filtrasi berlebihan protein
plasma disebabkan oleh penyakit primer di glomerulus. Lesi.
lesi ini mungkin terjadi akibat cedera imunologis atau toksik,
atau disebabkan oleh diabetes atau penyakit vaskular.
Penanganan bergantung pada etiologi. Edema ditangani
secara hati-hati, terutama selama kehamilan. Jakobi dkk.,
( 1995) menjelaskan masalah-masalah yang berkaitan dengan
edema vulva masif yang mungkin menjadi penyulit sindrom
101
l:::a;t7sd,:j\,
riiri,ir-++
Sekitar separuh wanita dengan proreinuria dalam kisaran nefrotik memperlihatkan peningkatan ekskresi prorein
selama kehamilan (Packham dkk., 1989). Pada dua perriga
wanira, ekskresi protein melebihi 3 g/hari (Stettler dan
Cunningham, 1992). Meskipun demikian, wanita hamil
tanpa penurunan bermakna fungsi ginjal biasanya mengalami peningkatan laju fltrasi glomerulus (Cunningham
dkk., 1e90).
Kebanyakan wanira dengan nefrosis yang ridak meng.
alami hipertensi berat arau insufisiensi ginjal memperlihat.
kan hasil akhir kehamilan yang baik. Dengarl insufisiensi
ginjal, hipertensi sedang sampai berat, atau keduanya,
prognosis jauh lebih buruk. Pengalaman kami di Parkland
Hospital menunjukkan bahwa wanita dengan proteinuria
sebelum hamil sering mengalami sejumlah penyulit se,
lama kehamilan (Srettler dan Cunningham, 1992). Rerata
ekskresi protein pada 65 kehamilan adalah 4 g/hari, dan 33
persen dari para wanita ini menderita sindrom nefrotik kla.
sik. Insufisiensi ginjal dapat dijurnpai pada 75 persen, hipertensi kronik pada 40 persen, dan anemia persisten pada 25
persen. Yang penting, preekiamsia terjadi pada 60 persen,
dan 45 persen mengalami persalinan kurang bulan, Namun,
bentuk 10 persen.
Saat ini, gagal ginjal paling sering berkaitan dengan
preeklamsia berat atau eklamsia. Frangieh dkk., (1996) melaporkan bahwa 3,8 persen wanira dengan eklamsia dari Uni.
versity of Tennessee mengalami gagal ginjal akul Dari insti.
tusi yang sama, Audiberc dkk., (1996) melaporkan bahwa 3
persen dari 69 wanita dengan hemolisis, peningkawn enzim
hati, dan hitung trombosir yang rendah (sindrom HELLP)
mengalami gagal ginjal. Perdarahan obsretris, rerurama solusio plasenta, tersendiri atau terkait derrgan preeklamsia berat,
berhubungan erar dengan gagal ginjal berat (Drakeley dkk.,
2002). Septikemia adalah ko.morbidiras lain yang sering dijumpai (Zeeman dkk., 2003). Dari ulasannya, Sibai (2007)
melaporkan peningkaran 44 persen gagal ginjal akut disertai perlemakan hati akut pada kehamilan (lihat Bab 50, hal.
1123). Dalam saru kasus yang mk.lazim, Hill, dkk. (200?.)
melaporkan seorang wanira yang ditangani.di Parkland Hospital dengan gagal ginjal akut akibat hiperemesis gravidarum
pada 15 minggu. Kadar kreatinin serumnya 10,7 mg/dl dan
ia memerlukan hemodialisis selama 5 hari.
::":::=l::.::
iili,:1,02-,ir
llll\4FtlKAslrirrot..
nffio*;;;
.tl,.i'i; ,
.-
1"u'
ii;Xii
* ua$iui Ud;&i#i'i;iiidt=:ffiilpnito*,
"
Alfj;
lseiifuiteriaat,t'ipo*lemia
,i
,, ,,i,,:',
f.i61,iifida$ari#e6yebabftlg:Qtigotia::t
,i;
|.E-A; iol4i iet4$,$fneflhiflj4,zci.1emia n oliguria persisten maki pasien perlu menjalani iuatu bentLrk hemofiltrasi
atau dialisis sebelum terjadi perburukarr yang nyata. Dosis
*mi1,,rei.?*=.rr*ratt,fi"$P
1', r, -iffii p.it# 1ngffitt!;,,200,1, ,.Dffisiidini'tam- ,,3f6 i,{kk;;i'1:9.9..l3J siruksi ureieraoa,tlni.r!ebqide-a.:'.,&t11,ii
p#iial da$Attdilk*j;;,
..:F.+.kt*&.,$$rEa$gfiiFgiangkamoitaliiassecix$e.m!,!Eg3
pqi'i!:r1
lah.'..r"at9ni-i.'i il68-.tiib.et rintj,ii*t i$ka.1l; tika
iii t'iiE .ti-ai a.irp&ulihtii'fupgsfunial. Seiiirrgatro,i,:i"ir., diuresis prtit', it* i.t",,,'rrn duoh
'i. .* l*tfu,.tunBiiinitl-b
"uiiruutiir"va
:
ufa,
1o
anya:&mb[1i;kg normalatau=
rd$Udii
:-kimih,
Iebih
;delgan r!w1yai1+!mbgda-h ,oalu*
besar,
ke-
fi9ngk]1tn4iar'qdgStamli.,obst$ful.*em.a.t@,tni,Meski;,
;-!.:n'tlitm:1
::ffiPpl1.giii,r
ipArr
$afir:l{[.s}:5i'6. a-t
dp dini,sindrom sepsis
efiiiis; aboitus septi k,
,dgriiiair
karcna
infeLi panggul lainatau.scpsis
kolioamnionitis,
,,:,.,=
r.y6.k pattaa
tie
r'
$Ya' '.:
}itMeji,g in ii'diutetiE.1$blet:'t ipli,:mengob1ti
Aie
:.
,:.-
,-ir
An
overvierv:.of pre-gnancy
liil:Liii:j,il-,r
tci*q1i!in'itin ',,
"..r=r.;.
r,i,i ,, i [[1'.,' [Eo-ifrijiA.fi;,{i4!
"
fEaltemcouptries:
,',
'
,l*
.t
11',iafg*gnta'ip* ef iiiffiiiii
kini
,,1
R:FUsfnxn
,=disease,'AmJ:KidnajDis.lftll?;lp9{'r,,.',
''
oligu_iia
Sr
i==='
anspiantarion:8,5:84$, X00.$..11,;
fine Middta
"
",
;Arl#ArdaioRifi i$$3Uj,$,pilf**aR.g;:iii.etlS:,!J.:n-ittateiniiio"at
.:,:i] fe-&d.dT-oi..{e,!ilgia
. i s
1998
ffi
,:i,,
', UiiiBiand
lr. birb
en,Frigs-Cfr$,{1991)
n, Om*kuedsi'd#i$rw
me
t@, i.6$lu
rereganq
.,
et*
,,,
$naiL:io*pliiiti*driiti"d,Eiith=
.:,".'
,,
I102
obsrerRrWTLLTAMS-BAGTAN8:
.'.,-.':.:,
l'
,,,.:,1,
::::
'.'
'ba1
yCn$ men$alaq,ri,
tifi lt$t
anuria'.. ka@:..1
Zi3,; .'
.me/dlpada34milrggu,S_etEIaharyrie'tomi,.alirnn.iiilJf$iili!.'
pil.Bnganan tidfL,dlpa
,lL:.$ehiiigija,
dengan kecepatnrr 500 ml/jam dan diikuti oleh peni-u!fitm.indadak,k'Fatini$;ijtrurr$ib"i nyelr{i a$ka.ni
;noiinn--1 ckfof d d#figiflge$:
;a1x,: repat trcatin-ifr..ineiu.i*:.
,.,ot.h ,rp"*ir'gin1al (Abuelo, 200?). Oligiiria adalah tanda
(ris9 i ) melaporkan io **"it. d.ng*n:ob.rruksi ureter diauii
'*is':6.!.s,,,i
;tiF.tniing,Efu e$.eri;altp.q ogsl@ a [; .P;a'g,a, iiE'kf
.r{16iiltip4ti $r,fifidib.:iaikan:di:ii-iiipaihya.selama ier*ta
irsr,!ait<faftlr njiielat mareun renal berperan. Sebigai
I5,5 minggu dan diangkat 4 sampai 6 minggu pascapartum.
ton) paoa soruslo prasenra rotal sefing reryaol nlpovoremra '".. Sadarr J[k., (1994) melaporkan pengalaman ser,rpa padri:
berar akibat perdarahan masif. Terjadinya preeklamsia dalam
delapan wanila seperti itrr yang menjalani pemasangan srcnr
pada rerata 29 minggu atas indikasi hidronefroiii sedang
:'.he,Lifiab en:eb+!La . oligui,ia';i, ,iii-,:;.,,
baqiF, j.-ot*r'mgngalami:.aCijtBmr3 g.,.,otsnlie...pii,
I,,._lika
riampai bel*i--Sre dibiaiEan di':te6$-561y" se[ama,ie Sii'tjf.',1'11
,,,',1: $lgpirngka;rmiin.pilfg#nj@i sq.g.ur!--' - limo6hrisir1,1,1
[<e qormal.
minggu saar mana iungii ginlut t
ldLitL.i seh-Chini.rerjadi perbiiruhn
"
"mtati
:,,,,,iiiau
tang iiid'ra| DoSi*-1;iliiili
1iA.;rii,.1.n9*."*,
.
dini
taqio.b*1#td';rieruaifugffin$ii;;:dkk;;43.,):,Dialisis
ir
;(Sarin'd\k.ifI?93);,,,:, stt!1l(s,l etofir:prs} F:d$b.ar,9iikutiji;i
,.,,p.6 iy.h-:,da$.iii edg*t'and;aiigla :itioillliladieiaia bermakna'' oleh retensi cairan dan hipertensi sigrrifikan. Ketita uiopati
i
=iii
irl-
I,,
;'lri*;4ffid;h,'t
..lan:mnngklr$rnpercepCi. pe$'a1iha1.{*$i.
,,
wakmitungsi eii.ifl
"c?1
"'-menoekau
normal.
ulpqn
i*., r
[tmsiili ke,.iiiiulal.ataii
herlkut:
t, Perrggantifln
ca
ra-cara
.unelil;n"ya
:.
$i
illitlhidiiral.,
':::'hBtl
::-j:r
:.:i_t
t:t:
tt '
dt ianclf ,{.
i1$,1+0
ini
i
r ,r
,
i:i
k
, 1.;,:f
ifldn:l*,a, 4
l;l
:jl:...': ii.ill.lr.,,;ri
i
..
-.
...i:
r,,.'
xtEi.k1j
r
.',
=;i.,urdti piit;--lgartumrrhatusl.c-lpatdali,,iigte$ifi
ip
,,.-1J,, Termigasi kelramilag:yan$, {nualiiinl periy-iilir,preeklam',:1
.'ii
. sia rbeiat atau eklamsia dari penggantian darah secara hati- I
r
ft6iA3k;:salumii$iH lehiu.baiai,:
mupeatifi"ii.aUsr*61"+mu'e'* iiiti,
l
:tjtj
p.,i
..
,,
,,1:_,,,,-
gindlo--rl sepsis
i,
yaiiita. ngaifpidHnefr.itisl-.a.!'ojtx septilti, .
.:;i;E''fi4
g ilnaliil
a?': iaeilerioliio:l#_oild
J koti6'amn;O$is, .arau' tbpsib ienn','infsiqi'pang/ul.151ir.:;,1r r,,itE;.$i'+in:a;.i*ia;
:t;::;;iii;;:,;;;:,t1'..ti
,', iaiieaid;,AmJKidnry'bis \1t{?; -ifi. ...,
nva.
*"i' icixj,'"",-"iG
Lt,hqr.itu{e{
,,.;4.;:l,lr{ang inclatirdiiffi ik poten untuk meugobati oliguria
,r
357:797,.2007 ""ft'*t,Ui,iAffir;ri
i
,i: i
,,:
sebelum qemulai upaya-upay4 yang sesuai untuk memas,.*irol
l, vains m-I iniOit i liifir&hieiAtpl iqgi.i!;1n-p'.g"ra"y,-.-,
,,,,,,,
ri:.,i1;',1"
lii
ri,r.r:,:
{da
adekuaq-
' ,5:
Menghindari pemakaiar: vasokorxtriktor untuk meng-
Al
:,;
':
;,,::l
,'.l::,Da$tbm]e*unlrib*;Tlanqp.lanihiion:8.5,:840;1100$;;r
. -.
i';
i,,,:
6e,:r,il
ir,.
itllr;iir:,ii:ri
=
dt*andqr GBl rHqnq!,JHj,K"$men RB, ei:at: A-!$i1q-{.Siates n;rio$tiE;:::
groqth87:163,
1996
for
{etal
Obster
Cy"ecol
reference
,
:
i'r}.
i:i:"Braun+ildtfl;.Ka(pE(rD&ei
iiui.jrffiuffirx qrhbil{Lin&
$i
al {u$),aliuiIiiop.l.atP.rih!.it1* ,lni9,ma1.,,ir
zooit.'
'r
1{flLtP sV
it,f;diani:l'bi llhiiffiljr,i;"$ar:,J:rQ6.i1i
r$ynacol.::,:-t
174:454,1996
r':;1.
ofeh"iuterus hamil yang sangac besar sehingga terjadi obsrnrksi uretdr dan pada gilirannya, oliguii, beiat din azoie.
u1a[."1:3 kasus yar:g
1:$i5i $;!ll egidip.,Fiirsitoe t.L:g
'i
Ulup ,k!;txhlffi
tl ne
eru*'Vang, rcilatu
;,BachmanJ-W,,H= RH;Nae*se,@M, et a! H
ffiy...qf;:tini.iq!ti
,i:initfutom*ic'
i::r::iq+i
'populition.
teiecanciii,i : :, ruiirc
t993
$e[dcntr$1dt@it:D
!?eS,
]0qit;ii:.;;i.:$i,,i1,i1i,,: