Вы находитесь на странице: 1из 3

Kementerian Pertanian

Republik Indonesia

Ulat krop kubis (Crocidolomia pavonana)


Nama Lokal dalam Bahasa Indonesia: ulat krop kubis; hileud cocok; olet bosok
Kubis yang dimakan larva ulat krop kubis dapat mengakibatkan tanaman Brassica tidak laku dijual.
Penggunaan pendekatan Pengelolaan Hama Terpadu (PHT) akan membantu mengatasi hal ini serta
hama penting lainnya seperti ngengat ulat daun kubis.

Daur hidup dan kerusakan


Di dataran tinggi Indonesia, ulat krop kubis memerlukan waktu satu bulan lebih sedikit bagi telur untuk
berkembang menjadi ulat dewasa. Daur hidupnya serta kerusakan yang ditimbulkannya dapat dilihat di
bawah (Gambar 1).

1. Kumpulan telur
ditaruh di di bagian
bawah daun luar

3. Mature larvae
burrow into soil and
form pupal cells

2. Larva yang baru menetas memakan bagian


bawah daun kemudian pindah ke bagian tengah
tanaman yang telah dihancurkan oleh larva
yang lebih besar
Gambar 1 Daur hidup ulat krop kubis dan kerusakan yang diakibatkan olehnya.

Tahapan Daur hidup


Ngengat ulat krop kubis memiliki panjang sekitar 18 mm dan berwarna cokelat krem muda (Gambar 2).
Mereka hanya aktif pada malam hari dan jarang terlihat pada tanaman kubis pada siang hari.

Gambar 2 Ngengat dewasa sedang berada pada permukaan daun tampak atas (Kiri), dan
tampak samping

For more information see www.indopetani.com

Telur yang diratakan ditaruh di saling tumpang tindih dalam gugusan yang mengandung 10-140 telur.
Gugusan telur yang baru ditaruh di berwarna hijau pucat. Warnanya berubah menjadi kuning cerah
sebelum segera menjadi coklat tua sebelum menetas (Gambar 3). Gugusan telur ulat krop kubis
berbeda dengan gugusan telur ulat grayak (Spodoptera) yang ditutupi sisik halus.
a)

b)

c)

Gambar 3 Kumpulan telur ulat krop kubis: a) berumur satu hari berwarna kuning, b) lebih dewasa saat
bentuk seperti irisan jeruk terlihat; dan c) telur berwarna coklat tua siap untuk menetas
Larva yang baru menetas berukuran panjang 2-3 mm, berbulu dan terlihat basah serta makan secara
berkelompok (Gambar 1). Larva yang lebih dewasa berwarna hijau muda, berbulu dan memiliki garisgaris hijau pucat atau muda sepanjang punggung mereka. Mereka menutupi permukaan tanaman
dengan anyaman sutera tebal dan makan di bawahnya. Larva yang telah tumbuh sempurna (panjang 20
mm) menggali tanah dan membentuk kepompong cokelat mengkilap. Ngengat dewasa muncul sekitar
dua minggu kemudian.

Kerusakan Tanaman
Hama ini sangat merusak karena larva memakan daun baru di bagian tengah tanaman kubis. Saat
bagian tengah telah hancur, larva pindah ke ujung daun dan kemudian turun ke daun yang lebih tua
(Gambar 4). Kebanyakan tanaman yang terserang akan hancur seluruhnya jika ulat krop kubis tidak
dikendalikan.

Gambar 4 Kerusakan yang diakibatkan larva ulat krop kubis: ke bagian tengah tanaman (kiri), kemudian
menghancurkan seluruh tanaman dari bagian tengah
Larva ulat krop kubis memiliki musuh yakni pemangsa segala dan penyakit. Mereka kadang-kadang
diserang tawon parasit tetapi musuh alami ini tidak memberikan pengendalian yang efektif.

Pemantauan dan manajemen hama


Ulat krop kubis rentan terhadap sebagian besar insektisida tetapi insektisida tersebut harus dipilih
dengan hati-hati untuk memastikan mereka tidak merugikan musuh alami ngengat ulat kubis. PHT
adalah pendekatan yang paling efektif:

Memiliki pemahaman yang baik tentang daur hidup hama dan musuh alaminya.

Lakukan pemantauan mingguan segera setelah pindah tanam bibit (transplanting) dan setiap kali
melakukan pemeriksaan, periksa 25 hingga 50 pohon di antara seluruh tanaman.

Pemeriksaan telur merupakan indikasi yang baik atas potensi tekanan dari larva. Hanya tanaman
dengan larva harus dicatat sebagai yang terserang hama karena insektisida tidak membunuh
telur.

Jangan mencoba untuk mematikan ngengat dengan insektisida.

Bila tanaman yang terserang hama kurang dari 10%, cobalah buang dan hancurkan kumpulan
telur.

Bila tanaman yang terserang hama lebih dari 10%, mungkin diperlukan insektisida.

Untuk informasi lebih lanjut www.indopetani.com

Hindari insektisida yang mengandung piretroid sintetik (seperti Ambush, Fastac, Sumicidin) atau
organofosfat (seperti Curacron, Diazinon, Tokuthion), karena dapat membunuh musuh alami.

Gunakan insektisida selektif yang tidak begitu berbahaya bagi musuh alami: Bacillus thuringiensis
atau Bt (seperti Bacillin, Bite, Dipel), abamektin (seperti Amect, Mitigate) atau spinosad (seperti
Success, Tracer). Insektisida ini membunuh larva bukan telur dan harus digunakan saat larva
masih kecil.

Musnahkan sisa tanaman sesegera mungkin setelah panen.

Untuk informasi lebih lanjut www.indopetani.com

Вам также может понравиться