Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
Republik Indonesia
1. Kumpulan telur
ditaruh di di bagian
bawah daun luar
3. Mature larvae
burrow into soil and
form pupal cells
Gambar 2 Ngengat dewasa sedang berada pada permukaan daun tampak atas (Kiri), dan
tampak samping
Telur yang diratakan ditaruh di saling tumpang tindih dalam gugusan yang mengandung 10-140 telur.
Gugusan telur yang baru ditaruh di berwarna hijau pucat. Warnanya berubah menjadi kuning cerah
sebelum segera menjadi coklat tua sebelum menetas (Gambar 3). Gugusan telur ulat krop kubis
berbeda dengan gugusan telur ulat grayak (Spodoptera) yang ditutupi sisik halus.
a)
b)
c)
Gambar 3 Kumpulan telur ulat krop kubis: a) berumur satu hari berwarna kuning, b) lebih dewasa saat
bentuk seperti irisan jeruk terlihat; dan c) telur berwarna coklat tua siap untuk menetas
Larva yang baru menetas berukuran panjang 2-3 mm, berbulu dan terlihat basah serta makan secara
berkelompok (Gambar 1). Larva yang lebih dewasa berwarna hijau muda, berbulu dan memiliki garisgaris hijau pucat atau muda sepanjang punggung mereka. Mereka menutupi permukaan tanaman
dengan anyaman sutera tebal dan makan di bawahnya. Larva yang telah tumbuh sempurna (panjang 20
mm) menggali tanah dan membentuk kepompong cokelat mengkilap. Ngengat dewasa muncul sekitar
dua minggu kemudian.
Kerusakan Tanaman
Hama ini sangat merusak karena larva memakan daun baru di bagian tengah tanaman kubis. Saat
bagian tengah telah hancur, larva pindah ke ujung daun dan kemudian turun ke daun yang lebih tua
(Gambar 4). Kebanyakan tanaman yang terserang akan hancur seluruhnya jika ulat krop kubis tidak
dikendalikan.
Gambar 4 Kerusakan yang diakibatkan larva ulat krop kubis: ke bagian tengah tanaman (kiri), kemudian
menghancurkan seluruh tanaman dari bagian tengah
Larva ulat krop kubis memiliki musuh yakni pemangsa segala dan penyakit. Mereka kadang-kadang
diserang tawon parasit tetapi musuh alami ini tidak memberikan pengendalian yang efektif.
Memiliki pemahaman yang baik tentang daur hidup hama dan musuh alaminya.
Lakukan pemantauan mingguan segera setelah pindah tanam bibit (transplanting) dan setiap kali
melakukan pemeriksaan, periksa 25 hingga 50 pohon di antara seluruh tanaman.
Pemeriksaan telur merupakan indikasi yang baik atas potensi tekanan dari larva. Hanya tanaman
dengan larva harus dicatat sebagai yang terserang hama karena insektisida tidak membunuh
telur.
Bila tanaman yang terserang hama kurang dari 10%, cobalah buang dan hancurkan kumpulan
telur.
Bila tanaman yang terserang hama lebih dari 10%, mungkin diperlukan insektisida.
Hindari insektisida yang mengandung piretroid sintetik (seperti Ambush, Fastac, Sumicidin) atau
organofosfat (seperti Curacron, Diazinon, Tokuthion), karena dapat membunuh musuh alami.
Gunakan insektisida selektif yang tidak begitu berbahaya bagi musuh alami: Bacillus thuringiensis
atau Bt (seperti Bacillin, Bite, Dipel), abamektin (seperti Amect, Mitigate) atau spinosad (seperti
Success, Tracer). Insektisida ini membunuh larva bukan telur dan harus digunakan saat larva
masih kecil.