Вы находитесь на странице: 1из 63

1

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Di era globalisasi sekarang ini, dunia pendidikan Indonesia ikut mendapat
pengaruh dari perkembangan yang terjadi di dunia, termasuk model dan pendekatan
pembelajaran. Selama ini sudah berbagai macam model dan pendekatan
pembelajaran diterapkan oleh para guru, namun hasilnya tetap belum maksimal.
Akhirnya diperkenalkan pendekatan pembelajaran CTL ( Contextual Teaching and
Learning ) yaitu konsep yang membantu guru mangaitkan antara materi yang
diajarkan dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan
antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan seharihari. Salah satu pilar CTL ( Contextual Teaching and Learning ) itu adalah inkuiri
atau menemukan yang merupakan bagian inti dari kegiatan pembelajaran.
Pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh siswa diharapkan bukan hasil
mengingat seperangkat fakta tetapi hasil dari menemukan sendiri. Terutama dalam
memecahkan suatu masalah yang diberikan oleh guru sesuai dengan materi pelajaran
yang sedang berlangsung.
Kemampuan siswa SMP 5 Semarang dalam hal memecahkan masalah relatif
masih kurang. Hal ini ditunjukkan dalam beberapa kali proses belajar mengajar
berlangsung, masih sedikit siswa yang berani tunjuk jari, bila guru memberikan
pertanyaan yaitu sekitar 50%, Siswa yang berani memberikan masukan pada waktu

diskusi sekitar 60%, siswa yang mampu memberikan solusi atas jawaban teman
sekitar 45% dan yang menjawab dengan benar pertanyaan guru sekitar 60% (data
primer)
Oleh karena itu penulis perlu melakukan Penelitian Tindakan Kelas.
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui sejauh mana siswa mampu memecahkan
masalah mengenai materi Perdagangan Internasional dengan cara mencari sendiri
pemecahannya. Dalam kegiatan ini guru bertindak sebagai pemandu.
Dengan penerapan model pembelajaran inkuiri pada materi pokok
Perdagangan Internasional siswa diberi soal yang berisi masalah yang berkait dengan
materi secara perseorangan atau kelompok dan jika siswa mengalami kesulitan maka
ia dapat mencari pemecahannya pada buku sumber baik di dalam kelas maupun di
perpustakaan. Dengan demikian akan membantu dan memudahkan siswa untuk
mengerti dan mamahami semua materi yang diajarkan. Selain itu siswa dapat belajar
secara mandiri atau bersama-sama dalam memecahkan masalah yang berhubungan
dengan Perdagangan Internasional. Yang perlu diperhatikan adalah ketepatan dalam
memilih model pembelajaran inkuiri harus disesuaikan dengan tujuan,jenis, dan sifat
materi pelajaran serta sesuai dengan kemampuan guru dalam memahami dan
melaksanakan model tersebut.
Model pembelajaran Inkuiri untuk materi pokok Perdagangan Internasional
dipilih karena dengan model pembelajaran ini memungkinkan dan memberi
kesempatan kepada siswa untuk mencari penyelesaian atas semua masalah yang
diberikan oleh guru. Siswa akan merasa termotivasi dan merasa mempunyai

kemampuan untuk mengemukakan jawaban sebagai bentuk pemecahan masalah


yang dihadapi dengan mudah.
Dari uraian di atas penulis ingin meningkatkan kemampuan siswa dalam
memecahkan masalah pada materi pokok Perdagangan Internasional Mapel IPS di
kelas IX G SMP 5 Semarang dengan menggunakan model pembelajaran Inkuiri

B. Rumusan Masalah
Berdasar latar belakang di atas maka permasalahan yang akan dibahas dalam
penelitian ini adalah Bagaimana meningkatkan kemampuan siswa dalam
memecahkan masalah pada materi pokok Perdagangan Internasional Mapel IPS di
kelas IX G SMP 5 Semarang dengan menggunakan model pembelajaran Inkuiri?
Untuk menyelesaikan masalah tersebut di atas akan dilaksanakan model
pembelajaran inkuiri pada materi pokok Perdagangan Internasional. Guru akan
membangkitkan keberanian, memberikan motivasi dan dorongan serta memberikan
penghargaan kepada siswa yang memberikan masukan, solusi dan menjawab dengan
benar pertanyaan guru. Dengan demikian siswa akan merasa terangsang untuk
memperoleh penghargaan yang sebanyak-banyaknya dan akan berkompetisi secara
sehat untuk memberikan masukan dalam diskusi, memberikan solusi dan menjawab
pertanyaan dengan benar.

C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan permasalahan di atas maka tujuan penelitian ini adalah sebagai
berikut :
1. Untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam memecahkan masalah pada
materi pokok Perdagangan Internasional, di kelas IX G SMP 5 Semarang..
2. Untuk mengetahui seberapa besar peningkatan kemampuan siswa dalam
memecahkan masalah pada materi pokok Perdagangan Internasional di
kelas IX G SMP 5 Semarang.

D. Manfaat Penelitian
Hasil dari pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini akan memberikan
manfaat yang berguna bagi perorangan maupun institusi/lembaga :
1. Bagi Guru

: dengan dilakukannya penelitian tindakan kelas ini guru akan


mengetahui segala kekurangan yang ada dalam dirinya dan dapat
dipergunakan sebagai bahan koreksi dan perbaikan untuk proses
pembelajaran berikutnya.

2. Bagi Guru lain : dengan membaca laporan penelitian tindakan kelas ini akan
mendapat gambaran yang jelas tentang bagaimana meningkatkan
kemampuan meneliti dan memperbaiki proses pembelajarannya.
3. Bagi Siswa

: hasil penelitian ini akan bermanfaat bagi siswa yang mengalami


kesulitan dalam memecahkan masalah pada materi pokok
Perdagangan Internasional

4. Bagi Sekolah

: hasil penelitian ini akan memberikan sumbangan yang berguna


untuk perbaikan proses pembelajaran di sekolah itu sendiri
khususnya dan sekolah lain pada umumnya.

BAB II
KAJIAN TEORI DAN PUSTAKA
A. Kajian Teori
1. Peningkatan Kemampuan Memecahkan Masalah
Pengajaran berbasis masalah adalah suatu pendekatan pengajaran yang
menggunakan masalah dunia nyata sebagai suatu kanteks bagi siswa untuk belajar
tentang cara berpikir kritis dan keterampilan pemecahan masalah, serta untuk
memperoleh pengetahuan dan konsep yang esensial dari materi pelajaran (Nurhadi
dkk, 2003 : 55)
Peran guru dalam pengajaran berbasis masalah adalah menyajikan masalah,
mengajukan pertanyaan dan memfasilitasi penyelidikan dan dialog. Pengajaran
berbasis masalah dapat dilaksanakan dengan mengembangkan lingkungan kelas yang
memungkinkan terjadinya pertukaran ide secara terbuka. Secara garis besar
pengajaran berbasis masalah terdiri dari penyajian kepada siswa situasi masalah yang
autentik dan bermakna yang dapat memberi kemudahan kepada siswa untuk
melakukan pemecahan sendiri.
Pengajaran berbasis masalah menunjukkan ciri-ciri sebagai berikut :
1. Pengajuan pertanyaan atau masalah, bukan hanya mengorganisasikan
prinsip-prinsip atau keterampilan akademik tertentu, pembelajaran
berdasarkan masalah mengorganisasikan pengajaran di sekitar pertanyaan
dan masalah yang kedua-duanya secara sosial penting dan secara pribadi
bermakna untuk siswa.

2. Berfokus pada keterkaitan antar disiplin, meskipun pengajaran berbasis


masalah mungkin berpusat pada mata pelajaran tertentu, masalah yang
dipilih yang benar-benar nyata agar dalam pemecahannya siswa meninjau
masalah itu dari banyak mata pelajaran.
3. Penyelidikan autentik, mengharuskan siswa melakukan penyelidikan
autentik untuk mencapai penyelesaian nyata terhadap masalah nyata.
4. Menghasilkan produk/karya nyata, menuntut siswa untuk menghasilkan
produk tertentu dalam bentuk karya nyata atau artefak dan peragaan yang
menjelaskan atau mewakili bentuk penyelesaian masalah yang mereka
temukan.
Pengajaran berbasis masalah dicirikan antara lain oleh bekerjasama antar
siswa. Bekerja sama memberikan motivasi untuk secara berkelanjutan terlibat dalam
tugas tugas kompleks dan memperbanyak peluang untuk berbagi inkuiri dan dialog
untuk mengembangkan keterampilan sosial dan keterampilan berpikir.
Pengajaran berbasis masalah dirancang untuk membantu guru memberikan
informasi sebanyak-banyaknya kepada siswa dan dikembangakan terutama untuk
membantu siswa mengembangkan kemampuan berpikir, pemecahan masalah dan
keterampilan intelektual, dan melibatkan siswa dalam pengalaman nyata atau
simulasi dan menjadi siswa yang otonom dan madiri.
Keterampilan berpikir dan keterampilan memecahkan masalah digunakan untuk
menggambarkan cara seseorang dalam berpikir. Adapun pengertian berpikir adalah :
1. Proses yang melibatkan operasi mental seperti induksi, deduksi, klasifikasi dan
penalaran.

2. Proses secara simbolik menyatakan objek nyata dan kejadiankejadian dan


penggunaan pernyataan simbolik itu untuk menemukan prinsipprinsip esensial
tentang objek dan kejadian itu. Pernyataan simbolik itu biasanya berbeda dengan
operasi mental yang didasarkan pada kenyataan dari fakta dan kasus khusus.
3. Kemampuan untuk menganalisis mengkritik dan mencapai kesimpulan berdasar
pada inferensi atau pertimbangan yang seksama.
Tentang berpikir tingkat tinggi Resnick

(1987)

diberikan penjelasan sebagai

berikut :
1. Berpikir tingkat tinggi adalah nonagoritmik

yaitu alur tindakan yang tidak

sepenuhnya dapat ditetapkan sebelumnya .


2. Berpikir tingkat tinggi cenderung kompleks Keseluruhan alurnya tidak dapat
diamati dari satu sudut pandang.
3. Berpikir tingkat tinggi sering kali menghasilkan banyak solusi, masingmasing
dengan keuntungan dan kerugian .
4. Berpikir tingkat tinggi melibatkan pertimbangan dan interpretasi.
5. Berpikir tingkat tinggi melibatkan penerapan banyak kriteria

yang kadang

kadang bertentangan satu sama lain.


6. Berpikir tingkat tinggi sering kali melibatkan ketidakpastian. Segala sesuatu yang
berhubungan dengan tugas tidak selamanya diketahui.
7. Berpikir tingkat tinggi melibatkan pengaturan diri tentang proses berpikir. Kita
tidak mengetahui sebagai berpikir tingkat tinggi pada seseorang jika ada orang
lain membantunya pada setiap tahap.

8. Berpikir tingkat tinggi melibatkan pencarian makna, menemukan struktur pada


keadaan yang tampaknya tidak teratur.
9. Berpikir tingkat tinggi adalah kerja keras. Ada pengerahan kerja mental besar
besaran saat melakukan berbagai jenis elaborasi dan pertimbangan yang
dibutuhkan.
Penggunaan kata-kata

dan ungkapan seperti pertimbangan, pengaturan diri,

pencarian makna dan ketidakpastian berarti bahwa proses berpikir dan keterampilan
yang perlu diaktifkan sangatlah kompleks. Juga ditekankan pentingnya konteks atau
keterkaitan pada pada saat berpikir tentang berpikir. Meskipun proses berpikir
memiliki beberapa kesamaan antar situasi, proses itu juga bervariasi tergantung
pada apa yang dipikirkan. Proses berpikir yang digunakan untuk memikirkan ide
abstrak berbeda dengan yang digunakan untuk memikirkan situasi kehidupan nyata.
Karena hakikat dari konteks dan keterampilan berpikir tingkat tinggi, maka
keterampilan itu tidak dapat diajarkan menggunakan pendekatan yang dirancang
untuk mengajarkan ide dan keterampilan yang lebih nyata. Keterampilan proses dan
berpikir tingkat tinggi bagaimanapun juga jelas dapat diajarkan, dan kebanyakan
program dan kurikulum yang dikembangkan untuk tujuan ini sangat mendasarkan
diri pada pendekatan yang sama dengan pengajaran berbasis masalah.
Pengajaran berbasis masalah membantu siswa untuk berkinerja dalam situasi
kehidupan nyata dan belajar tentang peran guru yaitu :
1. Pengajaran berbasis masalah mendorong kerjasama dalam menyelesaikan
tugas.
2. Pengajaran berbasis masalah melibatkan siswa dalam penyelidikan sendiri,

10

yang memungkinkan siswa menginterpresentasikan dan menjelaskan


fenomena dunia nyata dan membangun pemahamannya tentang fenomena
tersebut.
Pengajaran berbasis masalah biasanya terdiri dari bebrapa tahapan yang dimulai
dengan guru memperkenalkan siswa dengan suatu situasi masalah dan diakhiri
dengan penyajian dan analisis hasil kerja siswa.
Adapun tahapan itu adalah sebagai berikut :
Tahapan
Tahap 1:

Tingkah Laku Guru


Guru Menjelaskan tujuan pembelajaran,

Orientasi siswa kepada masalah

menjelaskan logistic yang dibutuhkan,


memotivasi siswa agar terlibat pada
aktivitas

pemecahan

masalah

yang

dipilihnya.
Tahap 2 :

Guru membantu siswa mendefinisikan

Mengorganisasi siswa untuk belajar

dan mengorganisasikan tugas belajar


yang

berhubungan

dengan

masalah

siswa

untuk

tersebut.
Tahap 3 :
Membimbing
dan kelompok

Guru
penyelidikan

mendorong

individual mengumpulkan informasi yang sesuai,


melaksanakan

eksperimen,

untuk

mendapatkan penjelasan dan pemecahan


masalahnya.
Tahap 4 :

Guru membantu siswa merencanakan

Mengembangkan dan menyajikan hasil dan menyiapkan karya yang sesuai


karya

seperti laporan, video, dan model serta


membantu mereka berbagi tugas dengan
temannya.

Tahap 5 :

Guru

membantu

siswa

melakukan

11

Menganalisis dan mengevaluasi proses refleksi


pemecahan masalah

atau

evaluasi

terhadap

penyelidikan mereka dan proses-proses


yang mereka gunakan

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa peningkatan kemampuan


memecahkan masalah adalah suatu cara atau proses yang dilakukan untuk menambah
kecakapan dalam mengatasi atau menyelesaikan masalah yang dilakukan oleh guru
dan siswa melalui berbagai tindakan atau tahapan dalam proses belajar mengajar.

2. Model Pembelajaran Inkuiri


Pembelajaran dengan penemuan (inquiry) merupakan satu komponen penting
dalam pendekatan konstruktifistik yang telah memiliki sejarah panjang dalam inovasi
atau pembaruan pendidikan. Dalam pembelajaran dengan penemuan atau inkuiri,
siswa didorong untuk belajar sebagian besar melalui keterlibatan aktif mereka sendiri
dengan konsep-konsep dan prinsip-prinsip, dan guru mendorong siswa untuk
memiliki pengalaman dan melakukan percobaan yang memungkinkan mereka
menemukan prinsip-prinsip untuk diri mereka sendiri.
Belajar dengan penemuan atau inkuiri memacu keinginan siswa untuk
mengetahui, memotivasi mereka untuk melanjutkan pekerjaan hingga mereka
menemukan jawabannya. Siswa juga belajar memecahkan masalah secara mandiri
dan memiliki keterampilan berpikir kritis karena mereka harus selalu menganalisis
dan menangani informasi.
Selama proses inkuiri berlangsung, guru dapat mengajukan suatu pertanyaan
atau mendorong siswa untuk mengajukan pertanyaan pertenyaan mereka sendiri.

12

Pertanyaannya bersifat memberi kesempatan kepada siswa untuk menyelidiki sendiri


dan mereka mencari jawaban sendiri.
Inkuiri memberikan kepada siswa pengalaman-pengalaman belajar yang
nyata dan aktif. Siswa diharapkan membuat keputusan dan memperoleh
keterampilan. Inkuiri memungkinkan siswa dalam berbagai tahap perkembangannya
bekerja dengan masalah-masalah yang sama dan bahkan mereka bekerjasama
mencari solusi terhadap masalah-masalah. Setiap siswa harus memainkan dan
memfungsikan talentanya masing-masing. Siswa harus mengajukan pertanyaan yang
berarti dan berhubungan dan siswa harus melaporkan hasil temuannya secara lisan
atau tertulis. Dengan demikian siswa belajar dan mengajar satu sama lain. Inkuiri
juga memungkinkan guru mempelajari siswasiswanya: siapa mereka, apa yang
mereka ketahui, dan bagaimana mereka bekerja. Pemahaman guru tentang siswa
akan memungkinkan guru untuk menjadi fasilitator yang lebih efektif dalam proses
pencarian ilmu oleh siswa.
Dalam penggunaan model inkuiri, guru tidak boleh banyak bertanya atau
berbicara. Terlalu banyak intervensi, bertanya, dan menjawab pertanyaan akan
mengurangi proses belajar siswa melalui inkuiri. Dengan demikian proses belajar
tidak akan lagi menyenangkan. Dalam proses ini siswa dituntut untuk bertanggung
jawab bagi pendidikan mereka sendiri. Guru harus mendorong siswa untuk
memecahkan sendiri masalah yang dihadapinya atau memecahkan sendiri di dalam
kelompoknya, bukan mengajarkan kepada siswa dengan memberi jawaban dari
masalah yang siswa hadapi. Sehingga siswa akan mendapat keuntungan jika siswa
dapat melihat dan melakukan

sesuatu dari pada hanya sekedar mendengarkan

13

ceramah atau penjelasan guru dan guru dapat membantu siswa memahami konsepkonsep yang sulit dengan bantuan gambar atau demonstrasi.
Dalam proses inkuiri siswa belajar dan dilatih bagaimana mereka harus
berpikir kritis yang merupakan salah satu tujuan pendidikan. Ketika siswa belajar
berpikir kritis mereka akan memperlihatkan pikiranpikiran dan prosesproses
sabagai berikut :
1. Mengajukan pertanyaan seperti Bagaimana .. atau Apa buktinya .
2. Mengeatahui perbedaan antara observasi dan kesimpulan.
3. Mengetahui bahwa semua gagasan ilmiah itu dapat berubah dan bahwa teori
teori yang ada adalah teori yang terbaik berdasarkan bukti yang kita miliki sejauh
ini.
4. Mengetahui bahwa diperlukan bukti yang cukup untuk menarik suatu kesimpulan
yang kuat.
5. Memberi penjelasan atau interpretasi, melakukan observasi dan atau prediksi.
6. Selalu mencari konsistensi terhadap kesimpulan yang diambil dan memberikan
penjelasan dengan rasa percaya diri.
Salah satu tujusn pendidikan adalah meningkatkan kemampuan siswa untuk
berpikir kritis, membuat keputusan rasional, tentang apa yang diperbuat atau apa
yang diyakini. Seperti halnya setiap tujuan yang lain belajar berpikir kritis
memerlukan latihan. Siswa dapat diberikan sejumlah dilema, argument logis dan
tidak logis, iklan yang valid dan menyesatkan. Tujuan pengajaran berpikir kritis
adalah menciptakan suatu semangat berpikir kritis yang mendorong siswa

14

mempertanyakan apa yang mereka dengar dan mengkaji pikiran mereka sendiri
untuk memastikan tidak terjadi logika yang tidak konsisten atau keliru.
Berdasar identifikasi oleh Beyer (1988:57) ada 10 keterampilan berpikir kritis
yang dapat digunakan siswa untuk mempertimbangkan vaiditas tuntutan atau
argument yaitu :
1. Membedakan fakta yang dapat diversifikasi dan tuntutan nilainilai yang sulit
diverivikasi (diuji keabsahannya)
2. Membedakan antara informasi dan tuntutan atau alasan yang relevan dengan yang
tidak relevan.
3. Menentukan kecermatan faktual dari suatu pernyataan.
4. Menentukan kredibilitas dari suatu sumber.
5. Mengidentifikasi tuntutan atau argument yang mendua.
6. Mengidentifikasi asumsi yang tidak dinyatakan.
7. Mendeteksi bias (menemukan penyimpangan)
8. Mengidentifikasi kekeliruan logika
9. Mengenali ketidak konsistenan logika dalam suatu alur penalaran
10. Menentukan kekuatan suatu argumen atau tuntutan.
Sepuluh keterampilan berpikir kritis di atas bukan merupakan suatu urutan
langkahlangkah tetapi merupakan daftar cara yang dapat dilakukan oleh siswa
dalam menangani informasi untuk mengevaluasi apakah informasi itu benar atau
masuk akal. Tugas utama dalam mengajarkan berpikir kritis kepada siswa adalah
membantu mereka belajar tidak hanya bagaimana menggunakan tiaptiap strategi

15

berpikir kritis itu , tetapi juga menyampaikan kapan tiaptiap srtategi berpikir kritis
itu cocok untuk dipergunakan.
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran inkuiri
adalah suatu model pembelajaran yang mendorong siswa untuk belajar melalui
keterlibatan siswa itu sendiri dengan konsep atau prinsip untuk memiliki pengalaman
yang memungkinkan siswa dapat menemukan konsep atau prinsip itu secara mandiri.
Kesimpulan dari peningkatan kemampuan dalam memecahkan masalah
dengan model pembelajaran inkuiri adalah suatu cara atau proses yang dilakukan
untuk

menambah

atau

meningkatkan

kecakapan

dalam

mengatasi

atau

menyelesaikan masalah dengan menggunakan model pembelajaran yang mendorong


siswa untuk belajar melalui keterlibatan siswa itu sendiri dengan konsep atau prinsip
untuk memiliki pengalaman yang memungkinkan siswa dapat menemukan konsep
atau prinsip secara mandiri dalam proses belajar mengajar.

B. Kerangka Pikir
Berdasarkan rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian tersebut di atas
didapat satu kerangka pikiran sebagai berikut :
1.

Pembelajaran inkuiri sebagai suatu model pembelajaran yang mampu


meningkatkan kemampuan siswa untuk memecahkan maslalah.

2.

Kemampuan memecahkan masalah yang dilakukan dengan penemuan secara


mandiri,

perlu

dikembangkan

untuk

meningkatkan

berkomunikasi, mengajukan pertanyaan, masukan ataupun

keterampilan
solusi. Karena

16

unsurunsur ini merupakan pilar CTL ( Contextual Teaching and Learning )


yang harus dikembangkan dalam sistem kurikulum berbasis kompetensi.
3.

Dengan kemampuan memecahkan masalah dan model pembelajaran inkuiri


diharapkan siswa lebih menguasai materi dan mampu memahami materi pokok
yang diajarkan yaitu Perdagangan Internasional. .

C. Hipotesis Tindakan
Model pembelajaran inkuiri dapat meningkatkan kemampuan siswa kelas IX
G SMP 5 Semarang dalam memecahkan masalah pada meteri pokok Perdagangan
Internasional.

BAB III

17

METODE PENELITIAN

A Lokasi, Waktu Penelitian


Penelitian Tindakan Kelas dilaksanakan di kelas IX G SMP 5 Semarang.
Kelas ini dipilih karena tingkat kemampuan rata-rata dalam memecahkan masalah
relatif rendah dibandingkan dengan kelas yang lain. Penelitian ini dimaksudkan
untuk memperbaiki dan meningkatkan kemampuan siswa tersebut.
Penelitian Tindakan Kelas akan dilaksanakan pada minggu pertama dan
minggu kedua bulan Oktober 2006. yaitu minggu pertama untuk pelaksanaan siklus I
dan minggu kedua untuk pelaksanaan siklus II. Adapun rencana pelaksanaannya
adalah sbagai berikut :
Tabel 1
Jadwal Kegiatan
No.
1.
2.
3.
4.

5.
6.
7.
8.
9.

Kegiatan
Pelaksanaan
Pelaksanaan Pelatihan dan Lokakarya
13 15 September 2006
Pendampingan dalam penyusunan Proposal
15 22 September 2006
Penyerahan Proposal final ditandatangani oleh 22 September 2006
Kepala Sekolah
Pelaksanaan Penelitian
Siklus I
23 September 5 Oktober
2006
Siklus II
6 14 Oktober 2006
Pendampingan dalam penyusunan Laporan
15
Oktober

15
Nopember 2006
Penyerahan Laporan
15 Nopember 2006
Pendampingan Penulisan artikel Ilmiah
15 22 Nopember 2006
Seminar hasil Penelitian
23 Nopember 2006
Penerbitan jurnal Ilmiah
Desember 2006
Tabel 2

18

JADWAL KEGIATAN PTK

No.
1
2
3
4

5
6
7
8
9

Rencana Kegiatan

Waktu (minggu ke-)


September
Oktober
1 2 3 4 1 2 3

November
1 2 3 4

Desember
1 2 3 4

Persiapan/Pelatihan
Lokakarya
Penyusunan
Proposal/
Pendampingan
Penyerahan Proposal Final
Pelaksanaan Penelitian
Siklus I
Siklus II
Penyusunan
Laporan/
Pendampingan
Penyerahan Laporan
Penulisan
Artikel/
Pendampingan
Seminar
Penerbitan Jurnal Ilmiah

Pada siklus I, diawali dengan pemberian pre tes, hal ini dimaksudkan untuk
mengetahui kemampuan siswa sebelum melaksanakan kegiatan pembelajaran.
Selanjutnya siswa dibagi menjadi 8 kelompok masingmasing beranggotakan 4 5
siswa, tiap kelompok akan menerima soal berisi masalah yang harus diselesaikan
bersama dalam diskusi kelompok. Tiap anggota kelompok menyampaikan
masukan/solusi secara tertulis. Selama kegiatan diskusi berlangsung guru bertindak
sebagai pembimbing dan pemandu

ke setiap kelompok dan sekaligus melakukan

pengamatan atas partisipasi anggota kelompok. Guru memberikan pos tes sebelum
mengakhiri siklus I. Hal ini dimaksudkan untuk menegathui kemampuan siswa
setelah melakukan diskusi mengenai materi yang dipelajari.
Pada siklus II, setiap kelompok mempresentasikan hasil dari diskusi
kelompok dalam diskusi kelas. Semua siswa dapat memberikan tanggapan yang

19

berisi masukan atau solusi dari hasil presentasi kelompok. Masukan dan solusi yang
diberikan dilakukan secara tertulis. Dalam Kegiatan ini guru sebagai pemandu dan
sekaligus melakukan kegiatan pengamatan bagi siswa yang berpartisipasi dalam
diskusi kelas.Guru memberikan pos tes untuk mengakhiri siklus II. Hal ini untuk
mengetahui kemampuan siswa setelah proses pembelajaran berlangsung.
Penyusunan rencana Kegiatan Penelitian Tindakan Kelas sangat diperlukan
agar kegiatan penelitian tindakan kelas sesuai dengan rencana dan tujuan penelitian
dapat tercapai.

B. Subjek Penelitian
Penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas artinya penelitian yang
dilakukan mempunyai ruang lingkup tindakan guru dan siswa dalam proses belajar
mengajar sebagai obyek penelitian (Suharsimi Arikunto,1998 : 5)
Berdasar asumsi diatas dan mengingat permasalahan yang dihadapi yaitu
kemampuan siswa dalam memecahkan masalah pada materi pokok Perdagangan
Internasional yang relatif rendah, yang belum mencapai Standar Ketuntasan Belajar
Minimal (SKBM) yang ditetapkan sebelumnya yaitu 70 (tujuh puluh).
Penulis atau guru sebagai subjek atau pelaku penelitian akan

berusaha

untuk melakukan tindakan kelas guna meningkatkan kemampuan siswa untuk


mencapai standar ketuntasan belajar minimal (SKBM) dengan menggunakan model
pembelajaran inkuiri.
Adapun tindakan yang akan dilakukan oleh peneliti adalah suatu bentuk
penelitian yang bersfat reflektif, dengan melakukan tindakan tertentu agar dapat

20

memperbaiki proses pembelajaran di kelas. Tujuan utama Penelitian Tindakan Kelas


adalah perbaikan dan peningkatan proses pembelajaran. Dengan demikian guru akan
lebih banyak mendapatkan pengalaman tentang keterampilan praktek pembelajaran
secara reflektif, karena guru akan berlatih mengaplikasikan berbagai tindakan
alternatf sebagai upaya untuk meningkatkan proses pembelajaran.
Selanjutnya peneliti membuat rancangan atau persiapan tindakan sebagai
berikut :
1. Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang meliputi dua
siklus yaitu Siklus I dan Siklus II.
2. Membuat lembar pengamatan untuk mengeathui kegiatan siswa dan guru
. pada saat proses pembelajaran berlangsung
3. Membuat jurnal untuk dapat dipergunakan sebagai alat evaluasi bagi guru
4. Membuat soal yang berisi masalah yang akan didiskusikan oleh siswa.
5. Membuat alat evaluasi untuk mengetahui perkembangan siswa dalam
mengikuti proses pembelajaran

C. Prosedur Penelitian
1. Perencanaan Penelitian
Penelitian tidakan kelas ini terbagi dalam dua siklus/tahap. Pada tahap awal
peneliti akan menjajagi kemampuan siswa dengan memberikan pre tes yang hasilnya
akan digunakan sebagai dasar untuk mengetahui perkembangan siswa. Setiap akhir
siklus diberikan pos tes yang hasilnya akan digunakan untuk mengetahui
perkembangan siswa setelah mempelajari materi pokok Perdagangan Internasional.

21

Dengan melihat latar belakang permasalahan yang dihadadpi siswa kelas IX


G SMP 5 Semarang yang mengalami kesulitan dalam memecahkan masalah pada
materi pokok Perdagangan Internasional, maka Peneliti perlu mengadakan tindakan
kelas guna memperbaiki dan meningkatkan proses pembelajaran pada mata pelajaran
IPS sehingga para siswa menjadi lebih kreatif dalam mengikuti kegiatan
pembelajaran. Apalagi dalam penyajian materi pokok Perdagangan Internasional
guru menggunakan model pembelaran inkuiri yang menuntut siswa untuk
memecahkan masalah dan menemukan konsep atau prinsip secara mandiri.
Disamping itu guru juga berusaha untuk memperbaiki penampilan ( performance )
dan kemampuannya untuk mengajar di depan kelas.
Upaya untuk memperbaiki dan meningkatkan proses pembelajaran dengan
menggunakan model pembelajaran inkuiri yaitu suatu aktifitas yang dilakukan untuk
menambah atau meningkatkan kecakapan dalam mengatasi atau menyelesaikan
masalah yang mendorong siswa untuk belajar melalui keterlibatan siswa itu dengan
konsep atau prinsip untuk memiliki pengalaman dalam menemukan konsep atau
prinsip secara mandiri. Dengan peningkatan tersebut, maka diharapkan terjadi
peningkatan kemampuan dalam memecahkan masalah.
Untuk melakukan tindakan kelas agar menghasilkan dampak positif yang
diharapkan maka diperlukan kajian kelayakan terlebih dahulu, yaitu :
1. Tindakan pembelajaran yang dilakukan tidak sulit dan tidak merepotkan guru.
2. Tindakan yang akan dilakukan tidak merugikan siswa.
3. Sarana pendukung yang diperlukan diusahakan sendiri oleh guru.
4. Iklim belajar di kelas mendukung terlaksananya penelitian tindakan kelas

22

5. Iklim kerja di sekolah ada dukungan dari Kepala sekolah dan teman sejawat /
guru.
Atas dasar uraian diatas rencana penelitian yang akan dilaksanakan adalah
sebagai berikut :
1. Melaksanakan pengamatan awal sebagai penjajagan terhadap kondisi dan
kemampuan siswa
2. Melaksanakan tes yang berupa pre tes (sebelum pembahasan materi pokok) dan
pos tes (sesudah pembahasan materi)
3. Merancang tindakan kelas yang akan dilaksanakan di depan kelas
4. Melaksanakan pengamatan terhadap ppartisipasi siswa dalam mengikuti diskusi
baik diskusi kelompok maupun diskusi kelas.
5. Mengadapan refleksi dan revisi diakhir siklus I
6. Melaksanakan tindakan baru (lanjutan) guna memperbaiki pelaksanaan proses
belajar mengajar.
7. Melaksanankan tindakan berkelanjutan dan terarah yang lebih baik, sampai
memperoleh hasil sesuai dengan harapan atau yang sudah ditentukan .

2. Pelaksanaan Tindakan
Atas dasar pengamatan awal dimana guru melaksanakan kegiatan sehari-hari
seperti biasanya sebelum Penelitian Tindakan Kelas diterapkan diperoleh hasil yang
menunjukkan bahwa terdapat kekurangan kekurangan yang dihadapi oleh guru
pada saat mengajar, antara lain :
1. Guru kurang mempersiapkan alat Bantu mengajar / alat peraga.

23

2. Guru kurang memberi kesempatan kepada msiswa untuk bekerjasama dengan


teman temanya
3. Guru kurang memberi kesempatan kepada siswa untuk berlatih memecahkan
masalah dengan cara mandiri.
4. Guru kurang memberi rangkuman atau penguatan terhadap materi yang baru saja
dipelajari.
Adapun hasil pengamatan pembelajaran, pada materi yang akan dipelajari
dapat dilihat sebagai berikut :
1. Nilai rata rata pre tes adalah 56,71
2. Kemampuan memecahkan masalah dalam hal :
a. Memberikan masukan sekitar 60% dari 38 siswa atau 23 siswa.
b. Memberikan solusi sekitar 45% dari 38 siswa atau 17 siswa
c. menjawab pertanyaan dengan tepat sekitar 60% dari 38 siswa atau 23 siswa.
Kedua hal tersebut

akan dipergunakan sebagai dasar untuk mengetahui

perkembangan kemampuan siswa dalam memecahkan masalah pada materi pokok


Perdagangan Internasional . Dengan melihat hasil yang diperoleh siswa pada nilai
rata-rata pre tes, dan nilai ratarata pos tes siklus I dan nilai rata- rata pos tes siklus
II serta hasil pengamatan kegiatan siswa dalam memecahkan masalah pada materi
pokok Perdagangan Internasional dengan model pembelajaran inkuiri

yang

pelaksanaannya melalui diskusi kelompok pada siklus I dan diskusi kelas pada siklus
II.

D. Indikator Keberhasilan

24

Untuk mengetahui tingkat perkembangan kemampuan siswa dalam


memecahkan masalah pada materi pokok Perdagangan Internasional, penulis akan
membandingkan:
1. Perkembangan nilai ratarata dari pre tes, pos tes siklus I dan pos tes
siklus II, semakin baik nilai rata- rata tersebut berarti semakin meningkat
kemampuan siswa dalam memecahkan masalah mengenai materi pokok
Perdagangan Internsional.
2. Perkembangan jumlah siswa dan prosentese siswa yang memberikan
masukan, solusi dan memberikan jawaban dengan tepat.
Semakin banyak jumlah siswa atau semakin tinggi prosentase siswa yang
memberikan masukan, solusi dan memberikan jawaban dengan tepat
berarti semakin meningkat kemampuan siswa dalam memecahkan
masalah mengenai materi pokok Perdagangan Internsional.
3. Ketepatan jawaban dari masalah yang dibahas dalam diskusi kelompok
dan diskusi kelas, dapat dilihat dari nilai rata-rata masukan/solusi secara
individu dalam diskusi kelompok dan nilai rata-rata masukan/solusi
secara kelompok dalam diskusi

kelas. Semakin tinggi nilai ratarata

kelompok semakin meningkat kemampuan siswa dalam memecahkan


masalah mengenai materi pokok Perdagangan Internsional.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Siklus I Siklus II
1. Hasil Siklus I

25

Pada tahap awal Penelitian Tindakan Kelas, peneliti mengadakan pengamatan


awal terhadap aktifitas siswa dan guru pada proses pembelajaran pada mata pelajaran
IPS dengan materi pokok Perdagangan Internasional. Kegiatan dilanjutkan dengna
pemberian pre tes untuk mengukur kemampuan siswa sebelum pelaksanaan tindakan
kelas.
Hasil pengamatan dan pengukuran tersebut dapat diuraikan pada hasil
pengamatan awal yang dijadikan sebagai data primer atau data awal yang akan
digunakan sebagai dasar untuk mengetahui peningkatan atau perkembangan
kemampuan siswa dalam memecahkan masalah pada materi pokok Perdagangan
Internaional. Hasil pengamatan dan penilaian awal tersebut adalah sebagai berikut :
1. Nilai rata rata pre tes adalah 56,71 (Lampiran)
2. Kemampuan siswa dalam memecahkan masalah adalah :
a. Memberikan masukan sebanyak 23 siswa dari 38 siswa atau sekitar 60%
(Lampiran)
b. Memberikan solusi sebanyak 18 siswa dari 38 siswa atau sekitar 45%
(Lampiran)
c. Memberikan jawaban tepat 23 siswa dari 38 siswa atau sekitar 60%
(Lampiran)
3. Nilai ratarata individu yang dicapai siswa adalah 79,50
Hasil tersebut menunjukkan bahwa kemampuan siswa dalam memecahkan
masalah pada materi pokok Perdagangan Internasional masih rendah.
Berdasar hasil pre tes dan pengamatan awal terhadap kemampuan siswa
dalam memecahkan masalah pada materi pokok Perdagangan Internasional tersebut,

26

Peneliti mengupayakan adanya tindakan kelas

untuk tercapainya tujuan

pembelajaran dan Standar Ketuntasan Belajar Minimal (SKBM) sebesar 70 melalui


tahapan atau siklus.. Adapun pelaksanaan siklus pertama adalah :
Dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 4 Oktober 2006, jam pertama dan
kedua, yang dibagi menjadi tiga kegiatan yaitu :
a. Pendahuluan: pada kegiatan ini guru mengingatkan kembali materi pelajaran
sebelumnya dan memberikan pre tes kurang lebih 10 menit dan memberikan
pertanyaan singkat yang berhubungan dengan materi yang akan dipelajari.
b. Kegiatan Inti : pada kegiatan ini guru mengarahkan siswa untuk membaca buku
referensi untuk menemukan konsep perdagangan internasional dan memberikan
kesempatan kepada siswa untuk menyampaikan pendapatnya tentang konsep
perdagangan Internasional. Guru mengajak siswa untuk merumuskan pengertian
pengertian perdagangan internasional. Selajutnya siswa dibagi menjadi 8
kelompok, setiap kelompok beranggotakan 4 sampai 5 siswa, setiap kelompok
diberikan soal yang berisi tentang masalah yang harus dicari pemecahannya yaitu
tentang faktorfaktor

yang mendorong terjadinya perdagangan internasional,

manfaat dan hambatanhambatan perdagangan internasonal. Setiap anggota


kelompok diberi kesempatan untuk memberikan masukan secara tertulis kepada
kelompoknya masingmasing dan setiap kelompok akan mendiskusikan setiap
masukan dan solusi dari masingmasing anggotanya sebelum menuliskannya
dalam satu pekerjaan hasil diskusi kelompok . Setiap kelompok akan
mengumpulkan satu pekerjaan yang didukung / dilampiri dengan masukan atau
solusi dari anggotanya masingmasing.

27

Setiap anggota dalam diskusi kelompok akan mendapat nilai secara individu dari
setiap masukan, solusi, atau jawabana yang diberikan kepada kelompoknya
masingmasing. Selanjutnya setiap kelompok menyusun satu jawaban atau
pekerjaan yang akan dipresentasikan dalam diskusi kelas dan setiap kelompok
pun akan mendapatkan penilaian .
Selama kegiatan ini berlangsung guru memberikan bimbingan kepada setiap
kelompok.Guru juga melakukan pengamatan dan memberikan catatan atau nilai
atas partisipasinya dalam diskusi kelompok. Catatan atau penilaian gur meliputi
kecakapan bekerjasama, bekomunikasi secara lisan, menggali dan mengolah
informasi, mengemukakan ide atau gagasan, menemukan konsep dan
kemampuan untuk mengambil kesimpulan.
c. Penutup: siklus ini diakhiri dengan pemberian soal pos tes, untuk mengetahui
kemapuan siswa setelah mempelajari materi pokok Perdagangan Intrnasional.
Adapun hasil pelaksanaan siklus pertama adalah :
1. Nilai rata rata pos tes siklus pertama adalah 63,5 (Lampiran)
2. Kemampuan siswa dalam memecahkan masalah adalah :
a. Memberikan masukan sebanyak 27 siswa dari 38 siswa atau sekitar 71,05%
(Lampiran)
b. Memberikan solusi sebanyak 24 siswa 38 siswa atau sekitar 63,16%
(Lampiran)
c. Memberikan jawaban tepat 29 siswa dari 38 siswa atau sekitar 76,32%
(Lampiran)
3. Nilai ratarata kelompok yang dicapai siswa adalah 82,65

28

Hasil tersebut menunjukkan bahwa sudah ada perkembangan

atau

peningkatan kemampuan siswa dalam memecahkan masalah pada materi pokok


Perdagangan Internasional

dibandingkan sebelum pelaksanaan proses belajar

mengajar siklus pertama.

2. Hasil Siklus II.


Meskipun sudah ada perkembangan tapi hasilnya belim maksimal atau dapat
memenuhi Standar Ketuntasan Bealajar Minimal (SKBM) dan juga tujuan
pembelajaran belum sepenuhnya tercapai, maka dilaksanakan proses belajar
mengajar siklus kedua yaitu dengan diskusi kelas .
Dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 11 Oktober 2006 pada jam pertama dan
kedua. Kegiatan ini dilaksanakan dalam 3 kegiatan yaitu :
a. Pendahuluan : pada kegiatan ini guru mengingatkan kembali materi pelajaran
yang lalu, terutama hasil diskusi kelompok,. dengan pertanyaan-pertanyaan
sekitar materi ysng didiskusikan sebelumnya, yaitu tentang Perdagangan
Internasional.
b. Kegiatan Inti : pada kegiatan ini guru membagikan materi hasil diskusi kelompok
kepada masingmasing kelompok. Setiap kelompok mendalami materi yang
sudah diterima untuk menngantisipasi pertanyaanpertanyaan yang diberikan
oleh kelompok lain atau teman yang lain. Setiap kelompok diberi kesempatan
mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya di depan kelas dan memberikan
kesempatan kepada kelompok lain atau temantemannya untuk memberikan
pertanyaan, tanggapan , masukan ataupun solusi kepada kelompok yang sedang

29

mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya. Mulai dari kelompok satu sampai


dengan kelompok delapan, setiap kelompok diberi waktu sekitar lima menit.
Pertanyaan, tanggapan, masukan dan solusi yang diberikan oleh kelompok lain
atau teman temannya diberikan secaraa lisan dan didukung dengan tulisan.
Selanjutnya hasil diskusi dirumuskan bersama oleh semua siswa.
Selama kegiatan ini berlangsung guru mengamati, mencatat siswa yang
berpartisipasi dalam diskusi yang meliputi kecakapan untuk bekerjasama,
komunikasi secara lisan, menggali dan mengolah informasi, mengemukakan ide
atau gagasan, menemukan konsep dan kemampuan untuk mengambil kesimpulan
dari semua materi yang dibahas dalam diskusi kelas.
Dalam pelaksanaan diskusi kelas setiap siswa atau kelompok dapat memberikan
pertanyaan, masukan, solusi atau jawaban atas pertanyaan yang diajukan oleh
peseretra diskusi yang penilaianya akan diberikan secara individu baik bagi
pemberi pertanyaan, masukan, solusi, ataupun bagi yang memberikan tanggapan
atau jawaban atas pertanyaan yang diberikan oleh peserta diskusi. Dan hasil
penilaian dalam diskusi kelas akan diperoleh nilai rata rata kelas.
c. Penutup: pada kegiatan ini guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk
merenungkan semua materi pelajaran yang sudah didiskusikan baik yang sudah
dikuasai maupun yang belum dikuasai, dan menyampaikannya kepada guru untuk
mendapatkan penguatan yang meyakinkan bahwa jawaban yang sudah diterima
atau ditemukan adalah jawaban yang benar. Di akhir pertemuan guru
memberikan soal pos tes untuk mengetahui hasil belajar pada siklus II.
Adapun hasil pelaksanaan siklus II adalah :

30

1. Nilai ratarata pos tes siklus pertama adalah 83,82 (Lampiran)


2. Kemampuan siswa dalam memecahkan masalah adalah :
a. Memberikan masukan sebanyak 33 siswa dari 38 siswa atau sekitar 86,84%
(Lampiran)
b. Memberikan solusi sebanyak 29siswa dari 38 siswa atau sekitar 76,32%
(Lampiran)
c. Memberikan jawaban tepat 35 siswa dari 38 siswa atau sekitar 92,1%
(Lampiran)
3. Nilai ratarata kelompok yang dicapai siswa adalah 85,08
Dengan hasil tersebut menunjukkan siswa siswa sudah mempunyai
kemampuan untuk memecahkan masalah pada materi pokok Perdagangan
Internasional ditandai dengan nilai rata-rata pos tes yang sudah diatas Standar
Ketuntasan Belajar Minimal (SKBM) dan kemampuan memecahkan masalah
sudah menunjukkan dengan prosentase siswa yang cukup tinggi.

B. Pembahasan Siklus I dan Siklus II


1. Pembahahasan siklus I
Hasil proses belajar mengajar siklus I menunjukkan bahwa sudah adanya
perkembangan atau peningkatan kemampuan siswa yaitu :
1. Nilai rata rata hasil tes dari 56,71 (pre tes) menjadi 63,50 (pos tes)
2. Kemampuan siswa dalam memecahkan masalah adalah :
a. Memberikan masukan dari 23 siswa (60 %) menjadi 27 siswa (71,05 %)
b. Memberikan solusi dari 18 siswa ( 45%) menjadi 24 siswa (63,16 %)

31

c. Memberikan jawaban tepat dari 23 siswa (60 %) menjadi 29 siswa (76,32 %)


3. Nilai rata-rata individu 79,50 menjadi nilai ratarata kelompok 82,65
Untuk lebih jelasnya perkembangan atau peningkatan kemampuan siswa
dalam memecahkan masalah dapat dilihat dari tabel-tabel berikut ini :
Tabel 3
Rekap Nilai RataRata Kelas IX G Smp 5 Semarang
(Pre tes Pos tes Siklus I)
No.

Nama Siswa

Nilai Pre tes

Nilai Pos tes


Siklus I

Jumlah
Rata rata

2155
56,71

2413
63,50

Tabel 4
Rekap Hasil Pengamatan Partisipasi Siswa
Jumlah dan Prosentase Siswa Kelas 9G SMP 5 Semarang
dalam Diskusi Kelompok

Indikator
1
2
3

Data Primer
Jumlah
%
Siswa

Siklus I
Jumlah
%
Siswa

Memberikan
masukan
Memberikan solusi
Memberikan
jawaban tepat
.

23

60

27

71,05

18

45

24

63,16

23

60

29

76,32

32

Tabel 5
Rekap Nilai Rata Rata Kelas IX G Smp 5 Semarang
( Individu dan Kelompok )
No.

Nama Siswa

Nilai Pre tes

Nilai Pos tes


Siklus I

Jumlah
Rata rata

3021
79,50

3140
82,63

2. Pembahasan siklus II
Hasil tersebut menunjukkan adanya perkembangan atau peningkatan yang
signifikan terhadap kemampuan siswa yaitu :
1. Nilai rata rata hasil tes dari 56,71 (pre tes) menjadi 63,50 (pos tes) dan 83,82
2. Kemampuan siswa dalam memecahkan masalah adalah :
a. Memberikan masukan dari 23 siswa (60 %) menjadi 27 siswa (71,05 %) dan
33 siswa (86,84 %)
b. Memberikan solusi dari 18 siswa (45 %) menjadi 24 siswa (3,16 %) dan 29
siswa (76,32 %)
c. Memberikan jawaban tepat dari 23 siswa (60 %) menjadi 29 siswa ( 6,32 %)
35 siswa 92,10 %)
3. Nilai rata - rata individu 79,50 menjadi nilai rata rata kelompok 82,65 dan
85,08
Untuk mengetahui lebih detail tingkat perkembangannya dapat dilihat pada
tabel di bawah ini

33

Tabel 6
Rekap Nilai Ratarata Kelas 9 G SMP 5 Semarang
( Pre tes, Pos tes Siklus I, Pos tes Siklus II )
No

Nama Siswa

Pre Tes

Jumlah
Rata Rata

2155
56,71

Pos Tes Siklus

Pos Tes Siklus

II

2413
63,5

3185
83,82

Dari tabel diatas jelas bahwa nilai rata rata Pre tes, Pos tes siklus I dan Pos
tes siklus II menunjukkan adanya peningkatan yaitu dari 56,71 menjadi 63,5 dan
akhirnya 83,82.

Tabel 7
Rekap Hasil Pengamatan Partisipasi Siswa
Jumlah dan Prosentase Siswa Kelas 9G SMP 5 Semarang
dalam Diskusi Kelompok dan Kelas

No
1
2
3

Indikator

Data Primer
Jumlah
%
Siswa

Siklus I
Jumlah
%
Siswa

Siklus II
Jumlah
%
Siswa

Memberikan
masukan
Memberikan solusi
Memberikan
jawaban tepat

23

60

27

71,05

33

86,84

18

45

24

63,16

29

76,32

23

60

29

76,32

35

92,1

34

Dari tabel di atas dapat diketahui adanya peningkatan atau perkembangan


kemampuan siswa dalam memecahkan masalah. Hal ini terjadi karena :
1. Pada awal kegiatan siswa belum mempunyai wawasan dan pengetahuan tentang
materi pokok Perdagangan Internasional yang akan dipelajari sehingga dalam
memberikan jawaban siswa masih merabaraba atau menebak jawaban yang
ada.
2.

Setelah siklus pertama dilaksanakan siswa mulai memahami dan dapat


mengungkapkan pendapatnya dalam diskusi kelompok. Siswa sudah dapat
memberikan masukan, solusi ataupun menjawab pertanyaan, meskipun belum
sempurna. Hal ini dapat dilihat dari jawaban pos tes siklus pertama yang nilai
rata-ratanya masih dibawah Standar Ketuntasan belajar Minimal (SKBM).

3. Baru setelah siklus kedua dilaksanakan siswa sudah memahami dan berani
mengungkapkan pendapatnya dalam diskusi kelas. Siswa mampu memberikan
masukan, solusi, dan menjawab pertanyaan dengan tepat baik secara lisan
maupun tulisan . Hal ini berdampak positif pada nilai ratarata pos tes siklus
kedua yang cukup tinggi meskipun masih ada 3 siswa dari 38 siswa atau sekitar
7,89% yang belum mencapai Standar Ketuntasan Belajar Minimal ( SKBM ).

Tabel 8
Rekap Nilai Rata Rata Kelas 9 G SMP 5 Semarang
( Individu, Kelompok dan Kelas )
No

Nama Siswa

Individu

Kelompok

Kelas

Siklus I

Siklus II

35

Jumlah
Rata Rata

3021
79,5

3140
82,63

3233
85,08

Dari tabel diats dapat diketahui bahwa ketepatan jawaban tiaptiap siswa
yang diberikan dalam penilaian baik secara individu, kelompok maupun kelas .
Nilai rata rata Individu (79,5 ) meningkat menjadi (82,63)
kelompok
materi

dan meningkat lagi menjadi (85,08)

pada nilai ratarata

pada nilai ratarata kelas, dari

yang dibahas dalam diskusi kelompok maupum diskuis kelas. Hal ini

menujukkan bahwa kemampuan siswa dalam memecahkan masalah pada materi


pokok Perdagangan

Internasional

dengan model pembelajaran inkuiri dapat

dilakukan oleh siswa secara bersamasama dimana tiap siswa memberikan masukan,
solusi dan jawaban yang tepat kedalam kelompoknya masingmasing dalam diskusi
kelompok dan setiap kelompok memberikan masukan masukan, solusi dan jawaban
dalam diskusi kelas. Akhirnya perumusan jawaban atas masalah yang dibahas dalam
diskusi dirumuskan secara bersamasama oleh seluruh siswa dalam diskusi kelas.

2. Refleksi Hasil Penelitian


Berdasar hasil penelitian awal terhadap aktifitas siswa dan guru pada proses
pembelajaran IPS pada materi pokok Perdagangan Internasional maka kerjasama dan
partisipasi antara peneliti dan Kepala sekolah mengupayakan terpenuhinya seluruh
butir sasaran yang disediakan dalam penduana penelitian dan juga tercapainya tujuan
pembelajaran dengan benar, meskipun ada diantara siswa yang secara individu masih
mendapat nilai dibawah 70 atau dibawah Standar Ketuntasan Belajar Minimal

36

(SKBM) yang telah ditetapkan sebelumnya . Mengingat nilai yang diberikan sangat
kompleks dan waktu yang disediakan sangat terbatas.
Dari hasil pengamatan tersebut maka kerjasama dan partisipasi antara
peneliti, Kepala Sekolah dan guru untuk merancang tindakan kelas guna
meningkatkan aktifitas siswa dalam mengikuti proses belajar mengajar pada materi
pokok Perdagangan Internasional. Dalam upaya peningkatan itu disepakati model
pembelajaran inkuiri pada materi pokok Perdagangan Internasional dengan
menggunakan alat bantu yang disiapkan oleh guru itu sendiri.
Pada awal pelaksanaan tindakan kelas dengan menggunakan model
pembelajaran inkuiri dan penggunaan alat Bantu mengajar yang tepat akan terlihat
aktifitas siswa meningkat. Kegiatan pembelajaran tersebut menantang dan
meningkatkan motivasi siswa untuk berpartisipassi secara aktif sesuai dengan model
pembelajaran inkuiri.
Dengan bekerja secara kelompok mendorong siswa yang sebelumnya pasif
akan menjadi akatif. Hal itu terlihat dari antusias kerja masing- masing anggota
kelompok dalam memberikan masukan, solusi dan jawaban dalam diskusi kelompok
maupun diskusi kelas, kepada kelompok masing masing untuk menentukan
jawaban yang palimg tepat sehingga terjadilah persainmgan antar kelompok untuk
menjadi yang terbaik.

37

BAB V
SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan
Setelah diadakan Penelitian Tindakan Kelas dan dilaksanakannya tindakan
kelas ini sesuai dengan apa yang direncanakan dapat disimpulkan bahwa dengan
penggunaan model pembelajaran inkuiri maka kemampuan siswa kelas IX G SMP
5 Semarang dalam memecahkan masalah pada materi pokok Perdagangan
Internasional mengalami peningkatan baik secara kwantitas maupun kwalitas. Hal
ini terjadi karena model pembelajaran inkuiri disesuaikan dengan cara pembelajaran
yang diinginkan oleh siswa. Yaitu bahwa suasana pembelajaran yang mandiri dan
terdukung tanpa tekanan dan siswa berusaha mencari sendiri pemecahan masalah
yang diberikan oleh guru baik secara individu maupun kelompok.
Guru dituntut untuk memberikan bimbingan dan penduan secara bersungguh
sungguh kepada para siswanya. Model Pembelajaran inkuiri menuntut siswa untuk
dapat berinteraksi secara positif antar

sesama siswa baik dalam kelompoknya

maupun diluar kelompoknya, sehingga dapat tercipta suasana yang hidup dalam

38

pembahasan setiap permasalahan yang dihadapi. Model pembelajaran inkuiri juga


menantang siswa siawa dan seacara alami mendukung proses pembelajaran inkuiri
yang akhirnya memunculkan gagasan dan keinginan siswa untuk mencari dan
menemukan sendiri jalan keluar atau penyelesaian

dari masalahmasalah yang

dihadapi tanpa tekanan atau perintah guru. Disamping itu keberhasilannya juga
dipengaruhi oleh beberapa tindakan guru antara lain :
1. Mengkondisikan siswa pada posisis yang selalu terjalinnya interaksi positif antara
siswa satu dengan siswa yang lain, antara siswa dengan guru, antara guru dengan
guru yang lain

untuk menemukan kekurangan demi perbaikan bagi dirinya

sendiri maupun bagi proses belajar mengajar berikutnya.


2. Merencanakan pengajaran yang sebaikbaiknya termasuk dengan model
pembelajaran inkuiri ini.
3. Memperbanyak latihan untuk siswa dengan jenjang dari yang mudah lebih
dahulu dan baru yang sukar.
4. Mengoptimalkan penggunaan alat Bantu mengajar dan guru berusaha untuk
mencari alah Bantu mengajar yang sesuai.
Langkah yang dilakukan dalam Penelitian tindakan kelas ini dapat dijadikan
alternatif dalam peningkatan kemampuan memecahkan masalah dimana penelitian
dilakukan dan juga di sekolah sekolah lain, bila menemukan permasalahan yang
sama.

B. Saran Saran

39

1. Kemampuan memecahkan masalah pada mata pelajaran IPS di kelas IX G SMP 5


Semarang perlu dipertahankan, oleh karena itu guru hendaknya melaksanakan
tindakan-tindakan seperti

tersebut di atas bahkan bila memungkinkan dicari

alternatif lain yang dapat menambah kemampuan siswa .


2. Penggunaan model pembelajaran inkuiri yang pelaksanaannya dengan diskusi
kelompok dan diskusi kelas serta mengoptimalkan pemakaian alat bantu
mengajar yang sesuai.

40

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto Suharsimi, 1998. Prosedur Penelitian suatu Pendekatan Praktek. Rineka


Cipta Jakarta
Departemen Pendidikan Nasional, 2002. Pendekatan Kontekstual ( Contextual
Teaching and Learning/CTL ). Dikdasmen Dit. PLP Jakarta
Departemen Pendidikan Nasional, 2003. Managemen Peningkatan Mutu Berbasis
Sekolah ( Buku 5 Pembelajaran dan Pengajaran Kontekstual ). Dirjen Dikdasmen
Dit SLTP Jakarta
Nurhadi dkk, 2003. Pembelajaran Kontekstual dan Penerapannya dalam KBK
.Universitas Negeri Malang
Suyanto dkk.,2004,Ekonomi.Erlangga Jakarta
Mohammad Yasin dkk.,2005. Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan. Ganeca Exact
Jakarta
Kardiman dkk., 2004. Ekonomi Dunia Keseharian Kita. Yudistira Jakarta
Sinambela D. dkk., 2006. Pengetathuan Sopsial Ekonomi untuk SMP dan MTs Kelas
IX, Piranti Darma Kalokatama Jakarta

41

Lampiran : 1
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
( RPP )
SMP/MTs

: SMP 5 Semarang

Mata Pelajaran

: IPS

Kelas/Semester

: IX/1

Standar Kompetensi : 4.

Memahami lembaga keuangan dan perdagangan


internasional

Kompetensi Dasar

: 4.2. Mendiskripsikan perdagangan internasional dan


dampaknya terhadap perekonomian Indonesia

Indikator

: 1. Mengidentifikasikan faktor-faktor penyebab terjadinya


perdagangan internasional
2. Mengidentifikasi manfaat dan hambatan perdagangan
internasional

Alokasi Waktu

: 2 x 40 menit

A. TUJUAN PEMBELAJARAN
Setelah seelesai melakukan kegiatan pembelajaran siswa dapat :
1. Mengidentifikasi faktor-faktor penyebab terjadinya perdagangan internasional
2. Mengidentifikasi manfaat perdagangan internasional
3. Mengidentifikasi hambatan perdagangan internasional
B. MATERI PEMBELAJARAN
1. Faktor faktor penyebab terjadinya perdagangan internasional
2. Manfaat dan hambatan perdagangan internasional
C. METODE PEMBELAJARAN

42

1. Ceramah
2. Diskusi
3. Tanya Jawab

D. LANGKAH-LANGKAH KEGIATAN PEMBELAJARAN


1 Siklus Pertama
a. Pendahuluan ( 20 menit )
- Apersepsi : - Mengingatkan kembali pelajaran sebelumnya
- Guru memberikan soal pretest
- Motivasi : Siswa diberikan pertanyaan singkat tentang kerjasama Indonesia
dengan Negara lain
b. Kegiatan Inti ( 60 menit )
-. Mengarahkan siswa umtuk membaca buku referensi untuk menemukan
konsep perdagangan internasional
-. Setiap siswa diberi kesempatan menyampaikan pendapat tentang konsep
perdagangan internasional
-. Guru bersama siswa merumuskan pengertian perdagangan internasional
-. Siswa dibagi menjadi 8 kelompok ( setiap kelompok 4 5 siswa )
-. Setiap kelompok diberikan soal yang sama tentang faktor-faktor, manfaat
dan hambatan terjadinya perdagangan internasional
-. Setiap anggota kelompok diberi kesempatan untuk membeikan masukan
secara tertulis
-. Setiap kelompok diberikan kesempatan untuk mengumpulkan masukan
dari anggotanya dan menulis dalam satu pekerjaan
-. Setiap kelompok mengumpulkan hasil diskusi untuk dipresentasikan pada
siklus berikutnya
c. Penutup ( 20 menit )
-. Guru memberikan pos tes
E. SUMBER BELAJAR
1. Buku IPS

43

2. Referensi yang relevan


F. PENILAIAN
1. Teknik Penilaian
a. Tes lesan
b. Tes tertulis
c. Pengamatan

2. Bentuk Instrumen
a. Tes Uraian Singkat
b. Tes Pilihan Ganda
c. Lembar Pengamatan
Semarang, September 2006
Mengetahui
Kepala Sekolah

Guru Mata Pelajaran

Suharto, S.Pd, MM

Sugiyat,S.Pd

NIP 130799730

NIP 130797897

44

Lampiran 2
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
( RPP )
SMP/MTs

: SMP 5 Semarang

Mata Pelajaran

: IPS

Kelas/Semester

: IX/1

Standar Kompetensi : 4.

Memahami lembaga keuangan dan perdagangan


internasional

Kompetensi Dasar

: 4.2. Mendiskripsikan perdagangan internasional dan


dampaknya terhadap perekonomian Indonesia

Indikator

: 1. Mengidentifikasikan faktor-faktor penyebab terjadinya


perdagangan internasional
2. Mengidentifikasi manfaat dan hambatan perdagangan
internasional

Alokasi Waktu

: 2 x 40 menit

A. TUJUAN PEMBELAJARAN
Setelah seelesai melakukan kegiatan pembelajaran siswa dapat :
1. Mengidentifikasi faktor-faktor penyebab terjadinya perdagangan internasional
2. Mengidentifikasi manfaat perdagangan internasional
3. Mengidentifikasi hambatan perdagangan internasional
B. MATERI PEMBELAJARAN
1. Faktor faktor penyebab terjadinya perdagangan internasional
2. Manfaat dan hambatan perdagangan internasional

45

C. METODE PEMBELAJARAN
1. Ceramah
2. Diskusi
3. Tanya Jawab
D. LANGKAH-LANGKAH KEGIATAN PEMBELAJARAN
2. Siklus Kedua
a. Pendahuluan ( 20 menit )
-. Apersepsi : -. Mengingatkan kembali pelajaran sebelumnya
-. Guru memberikan pre-tes
-. Motivasi

: Siswa diberikan pertanyaan singkat tentang kerjasama


Indonesia dengan Negara lain

b. Kegiatan inti ( 50 menit )


-. Siswa dibagi 8 kelompok ( 4 5 siswa ), sesuai dengan kelompok pada
siklus pertama
-. Setiap kelompok diberi kesempatan untuk mempresentasikan hasil diskusi
kelompoknya masing - masing
-. Semua siswa diminta untuk memberikan masukan dan solusi secara tertulis
dan lesan
-. Hasil diskusi dirumuskan bersama sama
c. Penutup ( 30 menit )
-. Refleksi: memberi kesempatan pada siswa untuk menyampaikan pendapat
tentang hasil diskusi
-. Guru memberikan pos-tes
E. SUMBER BELAJAR
1. Buku IPS
2. Referensi yang relevan
F. PENILAIAN
1. Teknik Penilaian

46

a. Tes lesan
b. Tes tertulis
c. Pengamatan
2. Bentuk Instrumen
a. Tes Uraian Singkat
b. Tes Pilihan Ganda
c. Lembar Pengamatan
Semarang, September 2006
Mengetahui
Kepala Sekolah

Guru Mata Pelajaran

Suharto, S.Pd, MM

Sugiyat,S.Pd

NIP 130799730

NIP 130797897

47

Lampiran :3
SOAL PRE - TES
A. Berilah tanda silang pada abjad jawaban yang anda anggap paling tepat !
1. Perdagangan antarnegara terjadi karena ....
a. setiap Negara menghasilkan barang yang sama
b. setiap Negara menghasilkan barang yang tidak sama
c. mempunyai kebudayaan yang sama
d. tingkat teknologinya sama
2. Untuk mencukupi kebutuhan yang tidak dapat dihasilkan di negaranya sendiri
dengan cara ... .
a. mengimpor barang dari Negara lain c. memproduksi barang dari Negara sendiri
b. mengekspor barang dari Negara lain d. mengkonsumsi barang dari Negara lain
3. Yang bukan penyebab terjadinya perdagangan Internasional adalah ....
a. perbedaan agama

c. perbnedaan kebudayaan

b. perbedaan iklim dan tanah

d. perbedaan teknologi

4. Hubungan ekonomi antar Negara yang diwujudkan dalam pertukaran barang dan
jasa disebut perdagangan ....
a. nasional

c. internasional

b. regional

d. bilateral

5. Di dalam perdagangan sering kita mendengar proteksi yang artinya ....


a. memperbesar ekspor

c. memperlancar perdagangan antarNegara

b. mengurangi impor

d. melindungi industri dalam negeri

6. Mencukupi kebutuhan barang barang dalam negeri merupakan ....

48

a. hambatan perdagangan antar Negara c. manfaat perdagangan antar Negara


b. kerjasama perdagangan antar Negara d. akibat perdagangan antar Negara
7. Orang atau lembaga yang mengimpor barang disebut ....
a. elsportir

c. importer

b. pedagang

d. pengusaha

8. Orang atau badan yang kegiatannya menjual barang dari dalam negeri ke Negara
lain disebut ....
a. eksportir

c. distributor

b. importer

d. agen

9. Yang dimaksud dengan neraca perdagangan adalah daftar yang memuat ....
a. jumlah penerimaan dan pambayaran luar negeri
b. jumlah ekspor dan impor satu tahun
c. jumlah ekspor dikurangi impor
d. jumlah ekspor lebih banyak dari impor
10. Ekspor adalah kegiatan ....
a. memasukkan barang dari luar negeri

c. jaul beli antar Negara

b. memasarkan barang dari dalam ke luar negeri d. menghasilkan barang


11. Salah satu cara pemerintah untuk menaikkan ekspor adalah ....
a. menaikkan bea ekspor

c. mengendalikan devisa

b. diversivikasi ekspor

d. mengendalikan bea ekspor

12. Apabila nilai atau jumlah ekspor sama dengan nilai atau jumlah impor disebut ....
neraca ....
a. perdagangan aktif

c. perdangan seimbang

b. perdagangan pasif

d. perdagangan surplus

13. Hasil ekspor yang paling banyak mendatangakan devisa untuk Indonesia adalah ..
hasil ....
a. Industri

c. minyak bumi dan gas

b. perikanan

d. hasil kerajinan

14. Neraca perdagangan disebut pasif apabila nilai ekspor ....


a. lebih kecil dari nilai ekspor

c. sama dengan nilai ekspor

b. lebuh tinggi dari nilai impor

d. tidak sebanding dengan nilai impor

49

15. Negara- negara pengimpor barang dari Indonesia yang banyak, mendatangkan
devisa yaitu ....
a. Jepag

c. Inggris

b. Amerika

d. Belanda

Kunci Jawaban :
1. B

6 C

11 B

2 A

12 C

3 A

8 A

13 C

4 C

9 A

14 A

5 B

10 B

15 A

50

Lampiran : 4
Lembar Diskusi Kelompok 1 dan 5
MASALAH YANG DIBAHAS DALAM DISKUSI
1. Mengapa perbedaan sumber daya alam menjadi penyebab terjadinya perdagangan
Internasional?
2. Jelaskan faktor faktor lainnya !
3. Jelaskan manfaat perdagangan Internasional !
4. Mengapa peperangan menjadi salah satu hambatan perdagangan internasional ?
5. Jelaskan hambatan perdagangan internasional lainnya !

--------------------------------------potong disini ------------------------------------------------

Lembar Diskusi Kelompok 2 dan 6


MASALAH YANG DIBAHAS DALAM DISKUSI
1. Mengapa perbedaan sumber daya alam menjadi penyebab terjadinya perdagangan
Internasional?
2. Jelaskan faktor faktor lainnya !
3. Jelaskan manfaat perdagangan Internasional !
4. Mengapa peperangan menjadi salah satu hambatan perdagangan internasional ?
5. Jelaskan hambatan perdagangan internasional lainnya !

51

MASALAH YANG DIBAHAS DALAM DISKUSI


Lembar Diskusi Kelompok 3 dan 7
1. Mengapa perbedaan sumber daya alam menjadi penyebab terjadinya perdagangan
Internasional?
2. Jelaskan faktor faktor lainnya !
3. Jelaskan manfaat perdagangan Internasional !
4. Mengapa peperangan menjadi salah satu hambatan perdagangan internasional ?
5. Jelaskan hambatan perdagangan internasional lainnya !

--------------------------------------potong disini -----------------------------------------------MASALAH YANG DIBAHAS DALAM DISKUSI


Lembar Diskusi Kelompok 4 dan 8
1. Mengapa perbedaan sumber daya alam menjadi penyebab terjadinya perdagangan
Internasional?
2. Jelaskan faktor faktor lainnya !
3. Jelaskan manfaat perdagangan Internasional !
4. Mengapa peperangan menjadi salah satu hambatan perdagangan internasional ?
5. Jelaskan hambatan perdagangan internasional lainnya !

52

Lampiran 5
SOAL POS - TES
A. Berilah tanda silang pada abjad jawaban yang anda anggap paling tepat !
1. Perdagangan antarnegara terjadi karena ....
a. setiap Negara menghasilkan barang yang sama
b. setiap Negara menghasilkan barang yang tidak sama
c. mempunyai kebudayaan yang sama
d. tingkat teknologinya sama
2. Untuk mencukupi kebutuhan yang tidak dapat dihasilkan di negaranya sendiri
dengan cara ... .
a. mengimpor barang dari Negara lain c. memproduksi barang dari Negara sendiri
b. mengekspor barang dari Negara lain d. mengkonsumsi barang dari Negara lain
3. Yang bukan penyebab terjadinya perdagangan Internasional adalah ....
a. perbedaan agama

c. perbnedaan kebudayaan

b. perbedaan iklim dan tanah

d. perbedaan teknologi

4. Hubungan ekonomi antar Negara yang diwujudkan dalam pertukaran barang dan
jasa disebut perdagangan ....
a. nasional

c. internasional

b. regional

d. bilateral

5. Di dalam perdagangan sering kita mendengar proteksi yang artinya ....


a. memperbesar ekspor

c. memperlancar perdagangan antarNegara

b. mengurangi impor

d. melindungi industri dalam negeri

6. Mencukupi kebutuhan barang barang dalam negeri merupakan ....


a. hambatan perdagangan antar Negara c. manfaat perdagangan antar Negara
b. kerjasama perdagangan antar Negara d. akibat perdagangan antar Negara

53

7. Orang atau lembaga yang mengimpor barang disebut ....


a. elsportir

c. importer

b. pedagang

d. pengusaha

8. Orang atau badan yang kegiatannya menjual barang dari dalam negeri ke Negara
lain disebut ....
a. eksportir

c. distributor

b. importer

d. agen

9. Yang dimaksud dengan neraca perdagangan adalah daftar yang memuat ....
a. jumlah penerimaan dan pambayaran luar negeri
b. jumlah ekspor dan impor satu tahun
c. jumlah ekspor dikurangi impor
d. jumlah ekspor lebih banyak dari impor
10. Ekspor adalah kegiatan ....
a. memasukkan barang dari luar negeri

c. jaul beli antar Negara

b. memasarkan barang dari dalam ke luar negeri d. menghasilkan barang


11. Salah satu cara pemerintah untuk menaikkan ekspor adalah ....
a. menaikkan bea ekspor

c. mengendalikan devisa

b. diversivikasi ekspor

d. mengendalikan bea ekspor

12. Apabila nilai atau jumlah ekspor sama dengan nilai atau jumlah impor disebut ....
neraca ....
a. perdagangan aktif

c. perdangan seimbang

b. perdagangan pasif

d. perdagangan surplus

13. Hasil ekspor yang paling banyak mendatangakan devisa untuk Indonesia adalah ..
hasil ....
a. Industri

c. minyak bumi dan gas

b. perikanan

d. hasil kerajinan

14. Neraca perdagangan disebut pasif apabila nilai ekspor ....


a. lebih kecil dari nilai ekspor

c. sama dengan nilai ekspor

b. lebuh tinggi dari nilai impor

d. tidak sebanding dengan nilai impor

15. Negara- negara pengimpor barang dari Indonesia yang banyak, mendatangkan
devisa yaitu ....

54

a. Jepag

c. Inggris

b. Amerika

d. Belanda

Kunci Jawaban :
1. B

6 C

11 B

2 A

12 C

3 A

8 A

13 C

4 C

9 A

14 A

5 B

10 B

15 A

55

Lampiran : 6
LEMBAR JAWABAN PRE TES
1. a

c d

6. a

11. a

2. a

c d

7. a

12.. a

3. a

c d

8. a

13. a

4. a

c d

9. a

14. a

5. a

c d

10. a

c d

15. a

LEMBAR JAWABAN POS TES


1. a

c d

6. a

11. a

2. a

c d

7. a

12.. a

3. a

c d

8. a

13. a

4. a

c d

9. a

14. a

56

5. a

c d

10. a

c d

15. a

Lampiran 14
PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam Laporan Penelitian Tindakan Kelas ini
merupakan karya sendiri, tidak terdapat pendapat atau karya atau hasil penelitian
yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu
dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.

Semarang,

November 2006

Sugiyat, S.Pd
NIP 130797897

57

Lampiran 13
SAMPEL JAWABAN INDIVIDU

58

Lampiran 13
SAMPEL JAWABAN INDIVIDU

59

Lampiran 13
SAMPEL JAWABAN INDIVIDU

60

Lampiran 13
SAMPEL JAWABAN INDIVIDU

61

Lampiran 13
SAMPEL JAWABAN INDIVIDU

62

Lampiran 13
SAMPEL JAWABAN INDIVIDU

63

Вам также может понравиться