Вы находитесь на странице: 1из 20

PROVINSI

jawa timur

I. KONDISI UMUM
A. Kondisi Fisik Daerah
1. Keadaan Geografis
Provinsi Jawa Timur merupakan satu
provinsi di Pulau Jawa yang terletak pada
111,0 - 114,4 BT dan 7,12 - 8,48 LS.
Batas-batas wilayah Provinsi Jawa Timur,
di sebelah utara berbatasan dengan Laut
Jawa (Pulau Kalimantan), sebelah timur
berbatasan dengan Selat Bali (Pulau Bali),
sebelah selatan berbatasan dengan
Samudera Indonesia, sebelah barat
berbatasan langsung dengan Provinsi
Jawa Tengah.
2. Iklim
Jawa Timur memiliki iklim tropis basah. Dibandingkan dengan wilayah Pulau Jawa
bagian barat, Jawa Timur pada umumnya memiliki curah hujan yang lebih sedikit.
Curah hujan rata-rata 1.900 mm per tahun, dengan musim hujan selama 100 hari.
Seperti halnya provinsi lain di Indonesia, Provinsi Jawa Timur mempunyai perubahan
musim sebanyak 2 jenis setiap tahunnya yakni musim kemarau (Juni-Oktober) dan
musim penghujan (Nopember-Mei). Berdasarkan data terakhir, suhu tertinggi di
Jawa Timur di bulan Oktober dan Nopember (35,50 C) dan terendah di bulan
Agustus (19,80 C) dengan kelembaban 39 - 97 %. Tekanan udara tertinggi di bulan
Agustus sebesar 1.012,0 milibar dan curah hujan terbanyak terjadi di bulan Februari.
3. Topografi
Provinsi Jawa Timur dapat dibedakan menjadi dataran tinggi, sedang, dan rendah.
Dataran tinggi merupakan daerah dengan ketinggian di atas 100 mdpl. Daerah ini
meliputi Kabupaten Trenggalek, Blitar, Malang, Bondowoso, Magetan, Kota Blitar,
Kota Malang dan Kota Batu. Dataran sedang mempunyai ketinggian antara 45-100 m
dpl yang meliputi daerah Kabupaten Ponorogo, Tulungagung, Kediri, Lumajang,
Jember, Nganjuk, Madiun, Ngawi, Bangkalan, Kota Kediri dan Kota Madiun.
Sedangkan 16 kabupaten dan 4 kota lainnya termasuk dataran rendah yang
mempunyai ketinggian di bawah 45 m dpl. Terdapat 5 daerah dengan wilayah
terluas yakni Kabupaten Banyuwangi, Malang, Jember, Sumenep dan Tuban.

289

4. Luas Wilayah
Luas wilayah Provinsi Jawa Timur mencapai 46.428 km2 atau 4.642.800 ha yang
terbagi ke dalam 29 kabupaten, 9 kota, dan 657 kecamatan dengan 8.497
desa/kelurahan (785 kelurahan dan 8484 desa).
5. Pulau dan Sungai
Secara umum Provinsi Jawa Timur dapat dibagi menjadi dua bagian utama, yaitu
Jawa Timur daratan dengan proporsi lebih luas hampir mencakup 90% dari seluruh
luas wilayah Provinsi Jawa Timur dan wilayah Kepulauan Madura yang hanya sekitar
10 % saja. Jawa Timur mempunyai 229 pulau terdiri dari 162 pulau bernama dan 67
pulau tak bernama dengan panjang pantai sekitar 2.833,85 km. Provinsi ini
mempunyai beberapa buah gunung berapi yang masih aktif antara lain : Gunung
Welirang, Gunung Arjuno, Gunung Semeru, Gunung Bromo. Beberapa sungai besar
yang ada di Jawa Timur antara lain Sungai Sampeyan, Sungai Tanggul, Sungai Setail
dll.

B. Keadaan Sosial Ekonomi


1. Pemerintahan
Provinsi Jawa Timur terbagi habis menjadi 658 kecamatan dan 8.497
desa/kelurahan. Kabupaten Malang memiliki jumlah kecamatan terbanyak yaitu 33
kecamatan. Sementara itu luas wilayah yang paling besar adalah Kabupaten
Banyuwangi dengan luas total wilayah sebesar 5.783 km2.
2. Pendidikan
Berdasarkan hasil SP2010, persentase penduduk 7-15 tahun yang belum/tidak
sekolah sebesar 1,79 persen dan yang tidak sekolah lagi sebesar 5,18 persen.
Angka Partisipasi Sekolah (APS) menunjukkan besaran penduduk usia sekolah yang
sedang bersekolah. APS 13-15 tahun sebesar 87,13 persen. Ini menunjukkan masih
terdapat kelompok usia wajib belajar (13-15 tahun) sebesar 12,87 persen yang tidak
bersekolah. APS 16-18 tahun sebesar 56,46 persen dan APS 19-24 tahun sebesar
14,80 persen. Semakin tinggi kelompok umur semakin besar perbedaannya (gap).
Penduduk Provinsi Jawa Timur usia 5 tahun ke atas yang tamat SM/sederajat
sebesar 16,67 persen, tamat DI/DII/DIII sebesar 1,22 persen, tamat DIV/S1 sebesar
2,99 persen dan tamat S2/S3 sebesar 0,19 persen.
3. Tenaga Kerja
Jumlah penduduk yang merupakan angkatan kerja di Provinsi Jawa Timur sebesar
18.637.791 orang, di mana sejumlah 18.239.857 orang diantaranya bekerja,
sedangkan 397.934 orang merupakan pencari kerja. Dari hasil SP 2010, Tingkat
Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) di Provinsi Jawa Timur sebesar 66,44 persen, di
mana TPAK laki-laki lebih tinggi daripada TPAK perempuan, yaitu masing-masing
sebesar 82,35 persen dan 51,35 persen.

290

4. Penduduk
Jumlah penduduk di provinsi Jawa Timur pada tahun 2011 adalah 37.687.622 jiwa
(BPS, 2012). Kepadatan penduduk adalah 786 jiwa per km 2 dengan jumlah
penduduk terpadat adalah di Kota Surabaya (8.400 jiwa/km2)
5. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)
Rata-rata pertumbuhan ekonomi makro Jawa Timur di dorong oleh 3 sektor utama,
yaitu sektor pertanian, sektor industri serta sektor perdagangan, hotel dan restoran.
Tahun 2011 Jawa Timur mengalami pertumbuhan sebesar 7,22 % tetap diatas
pertumbuhan nasional sebesar 6,50 %. Secara rinci dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 117. Laju Pertumbuhan PDRB Provinsi Jawa Timur
Sektor
Pertanian
Pertambangan
Industri Pengolahan
Listrik dan Air Bersih
Bangunan
Perdagangan, Hotel,
Restoran
Angkutan/Komunikasi
Bank/Keu/Perum
Jasa
Total
Laju Pertumbuhan

2011
Rupiah
(juta)
52.628.433

2010
Rupiah
(juta)

%
14,34

51.329.549

%
15,00

Tahun
2009
Rupiah
%
(juta)

2008
Rupiah
(juta)

50.208.897

48.315.112

15,60

2007
Rupiah
(juta)

%
15,81

48.852.112

%
16,82

8.228.632

2,24

7.757.320

2,27

7.104.817

2,21

6.645.090

2,17

6.079.018

2,09

92.171.191

25,12

86.900.779

25,39

83.299.893

25,88

81.033.881

26,52

77.651.261

26,74

4.932.084

1,34

4.642.082

1,36

4.361.516

1,36

4.246.147

1,39

4.122.313

1,42

11.994.826

3,27

10.992.600

3,21

10.307.884

3,20

9.887.404

3,24

9.626.437

3,31

116.645.214

31,78

106.229.113

31,04

96.983.867

30,13

90.911.382

29,75

84.119.330

28,97

27.946.280

7,62

25.076.426

7,33

22.781.528

7,08

20.164.064

6,60

18.503.298

6,37

20.186.109

5,50

18.659.490

5,45

17.395.394

5,40

16.519.146

5,41

15.288.323

5,26

32.251.631

8,79

30.693.407

8,97

29.417.374

9,14

27.816.462

9,10

26.162.221

9,01

366.984.401

100

342.280.766

100

321.861.169

100

305.538.687

100

290.404.312

100

6. Budaya
Jawa Timur memiliki falsafah hidup
yang tinggi nilainya yakni Noto Roso,
Among Roso, Mijil Tresno, Agawe
Karyo. Falsafah tersebut mengandung
makna sebagai berikut : Kita harus
mengatur perasaan diri sendiri
sebelum berbagi rasa dengan orang
lain,
sehingga
timbul
saling
menghormati dan timbul rasa kasih
yang manusiawi sebagai sendi dasar
terciptanya saling pengertian untuk
selanjutnya bersama - sama membangun bangsa ini. Falsafah ini sangat
dimungkinkan adanya perbedaan pendapat, tetapi tidak untuk dipertentangkan,
namun dicari titik temunya. Kepemimpinan yang akomodatif untuk mendapatkan
titik temu tersebut diutamakan agar pemikiran bisa berkembang dan tertampung
dalam kebijakan dengan mempertimbangkan keterbatasan yang ada.

291

II. ASPEK KAWASAN HUTAN


A. Hutan Negara
1. Luas Kawasan Hutan
Luas Kawasan hutan di Provinsi Jawa Timur sesuai SK Menhut No.395/Menhut-II/2011
tanggal 21 Juli 2011 tentang Penunjukan Kawasan Hutan dan Perairan Provinsi Jawa
Timur adalah seluas 1.361.146 ha, sedangkan luas daratan kawasan hutannya
mencapai 1.357.640 ha. Kawasan hutan tersebut meliputi :
1. Hutan Konservasi seluas 233.632 ha
2. Hutan Lindung seluas 344.742 ha
3. Hutan Produksi Tetap seluas 782.772 ha
782772
57,51%
Hutan Konservasi
Hutan Lindung
Hutan Produksi Tetap

233632
17,16%

344742
25,33%

Luas Kawasan Hutan di Provinsi Jawa Timur


Berdasarkan gambar dapat diketahui bahwa 57.51% kawasan hutan yang ada di
Provinsi Jawa Timur merupakan hutan produksi tetap, 25.33% hutan lindung, 17.16%
hutan konservasi.
2. Luas Penutupan Lahan
Kondisi penutupan lahan di Provinsi Jawa Timur berdasarkan hasil penafsiran Citra
Landsat 7 ETM+ Tahun 2009/2010 adalah sebagai berikut :
Tabel 118. Luas Penutupan Lahan Dalam dan Luar Kawasan Hutan Provinsi Jawa Timur
Penutupan
Lahan

KAWASAN HUTAN
HUTAN TETAP
Jumlah

611,9

1.095,3

932,9

2.028,2

21,3

225,9

24,3

250,3

5,2

101,2

78,0

239,5

542,4

781,9

16,2

26,8

90,5

512,6

629,8

366,2

996,1

20,7

19,8

42,5

199,6

261,9

2.525,1

2.787,1

57,9

230,2

315,5

1.357,2

3.458,1

4.815

100,0

HL

210,5

273,0

123,4

81,2

-Hutan Sekunder

60,2

-Hutan Tanaman

A. Hutan
-Hutan Primer

B. Non Hutan
C. Tidak ada data
Total

HPT

HP

Sumber : Statistik Kementerian Kehutanan Tahun 2011

292

TOTAL
APL

HPK

KSAKPA

Jumlah

%
42,1

3. Posisi kawasan hutan dalam DAS


Kawasan hutan negara di Provinsi Jawa Timur terletak dalam beberapa Daerah Aliran
Sungai (DAS). Pengelolaan DAS ini ditangani oleh Balai Pengelolaan DAS (BPDAS) yaitu
BPDAS Brantas, BPDAS Sampeyan dan BPDAS Solo. Berikut ini adalah tabel kawasan
hutan berdasarkan posisi DAS.
Tabel 119. Kawasan Hutan Berdasarkan Posisi DAS
Provinsi

Jawa Timur

Fungsi

HK

Posisi DAS
Hilir
Hulu
Tengah

HK Total
HL

Hilir
Hulu
Tengah

HL Total
HP
HP Total
Kawasan
Hutan
Tota

Hilir
Hulu
Tengah
Hilir
Hulu
Tengah

TOTAL
Sumber : Dinas Kehutanan Provinsi Jawa Timur

Luas (ha)
80.190,93
114.359,28
35.698,09
230.248,30
41.016,08
234.708,36
39.780,86
315.505,30
100.568,60
459.773,73
251.110,37
811.452,70
221.775,61
808.841,37
326.589,32
1.357.206,30

% terhdap
fungsi
34,83
49,67
15,50
100,00
13,00
74,39
12,61
100,00
12,39
56,66
30,95
100,00

% terhdap
kawasan
5,91
8,43
2,63
16,96
3,02
17,29
2,93
23,25
7,41
33,88
18,50
59,79
16,34
59,60
24,06
100,00

Keberadaan kawasan hutan yang berada di hulu DAS mencapai 59,60 %, di tengah DAS
24,06 % dan di hilir DAS 16,34 %. Kondisi ini mengindikasikan bahwa hutan negara
yang ada di Provinsi Jawa Timur sebagian besar berada pada hulu DAS yang perlu
mendapatkan perhatian lebih karena posisinya tersebut. Kawasan hutan yang berada
di hulu DAS mengindikasikan bahwa kondisi kawasan tersebut akan banyak
mempengaruhi keadaan pada daerah tengah dan hilir DAS.

4. Penggunaan dan Tukar Menukar Kawasan Hutan


Aktifitas penggunaan kawasan hutan atau lazim disebut pinjam pakai kawasan hutan
dan tukar menukar kawasan hutan di Provinsi Jawa Timur cukup tinggi. Kegiatan
pinjam pakai kawasan hutan telah diatur dengan Peraturan Menteri Kehutanan No.
43/Menhut-II/2008 Tentang Pedoman Pinjam Pakai Kawasan Hutan, sedangkan
kegiatan Tukar Menukar Kawasan Hutan diatur dengan Permenhut No. P.16/MenhutII/2009 Tentang Perubahaan Kelima Atas Keputusan Menteri Kehutanan N0.292/KptsII/1995 tentang Tukar Menukar Kawasan hutan. Dari sekian banyak penggunaan lahan
dan tukar menukar kawasan hutan belum semu prosedur tuntas dijalankan.
Diperlukan koordinasi pihak-pihak terkait utuk menyelesaikan segala permasalahan
baik dari pihak pemohon maupun pihak pemberi ijin. Sampai Tahun 2011 kawasan
hutan di Jawa Timur yang dimohon (ijin prinsip maupun ijin kegiatan) untuk kegiatan

293

non kehutanan dengan skema pinjam pakai kawasan hutan mencapai luasan
1.797,2475 ha (0,13%) dari total luas kawasan hutan di Jawa Timur. Penggunaan
kawasan hutan dengan skema pinjam pakai ini sebagian besar untuk kegiatan
pertambangan bahan mineral seperti bahan bangunan, emas, serta batuan lainnya.
Kegiatan tukar menukar kawasan hutan di Jawa Timur sampai dengan tahun 2008 ini
tercatat sebanyak 5.036,75 ha (0,37 %) dari total luas kawasan hutan Jawa Timur
dengan jumlah pemohon 6 instansi.

Sungai Brantas

Sungai Sampean

294

III. ASPEK SUMBERDAYA HUTAN


A. Potensi Kayu / non kayu
Pengelolaan hutan negara khususnya hutan lindung dan produksi di Provinsi Jawa Timur
dilakukan oleh Perum Perhutani Unit II Jawa Timur. Produksi kayu dan non kayu secara
ekonomis diusahakan pada kawasan hutan produksi. Kawasan hutan produksi di Provinsi
Jawa Timur yang dikelola oleh Perum Perhutani Unit II Jawa Timur seluas 815.851 ha.
Luasan hutan produksi tersebut terbagi ke dalam 7 (tujuh) kelas perusahaan yaitu jati,
pinus, damar, mahoni, kayu putih, sengon dan kesambi. Produksi kayu terutama berasal
dari kelas perusahaan jati, mahoni, pinus, damar dan sengon sedangkan produksi non
kayu berasal dari kelas perusahaan kayu putih dan kesambi. Realisasi Luas Tebangan Jati
dan Rimba secara rinci dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 120. Realisasi Luas Tebangan Jati dan Rimba Perum Perhutani Unit II Jawa Timur Tahun
2011
NO

URAIAN

SATUAN

Jati

Rimba

Tebangan A

Ha

914,00

429,00

Tebangan B D

Ha

2849,00

2.013,00

Tebangan E

Ha

36.730,00

4.872,00

JUMLAH

Ha

40.493,00

7.314,00

Tebangan A, yaitu proses pemanenan hasil hutan kayu berdasarkan etat baik luas maupun volume.
Tebangan B, yaitu proses pemanenan hasil hutan kayu untuk rehabilitasi (tebang tanam).
Tebangan C, yaitu proses pemanenan hasil hutan kayu untuk mengubah status hutan menjadi kawasan lain ->tukar menukar
Tebangan D, yaitu proses pemanenan tak terduga, disebabkan karena bencana alam, kebakaran, dll
Tebangan E, yaitu penjarangan atau proses pemanenan hasil hutan kayu untuk tindakan silvikultur guna mendapatkan tegakan
yang diharapkan pada akhir daur

B. Produksi Kayu dan Non Kayu


1. Produksi kayu Bulat
Produksi hasil hutan merupakan seluruh produksi hasil hutan baik kayu maupun non
kayu yang ada di Provinsi Jawa Timur yang berasal dari kawasan hutan produksi
(hutan negara) dan hutan rakyat. Kawasan hutan negara (produksi dan lindung)
dibawah pengelolaan BUMN Kehutanan yakni Perum Perhutani Unit II Jawa Timur,
sedangkan produksi kayu bulat dari hutan rakyat dikelola secara swadaya oleh
masyarakat Provinsi Jawa Timur. Produksi kayu Bulat di Perum Perhutani Unit II Jawa
Timur didominasi oleh kayu jati, pinus dan sengon. Produksi kayu Bulat (jati dan
rimba) sebesar 515.673 m3, dimana produksi jati sebanyak 175.215 m3 dan produksi
kayu rimba sebesar 340.458 m3.
2. Produksi non kayu
Produksi hasil hutan bukan kayu yang dihasilkan Perum Perhutani Unit II Jawa Timur
didominasi oleh getah pinus dan daun kayu putih, lak cabang, cengkeh, kopi dan
getah damar.

295

Tabel 121. Produksi Hasil Hutan Non Kayu Perum Perhutani Unit II Jawa Timur Tahun 2011
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11

URAIAN
Getah Pinus
Kopal (Getah Damar)
Daun Kayu Putih
Lak Cabang
Daun Murbei
Kokon
Kopi
Cengkeh
Kelapa
Madu
Rotan

SATUAN
Ton
Ton
Ton
Ton
Ton
Kg
Kg
Kg
Btr
Kg
Btg

VOLUME
34.175
221
14.891
289.012
1.144
466.282
708
176.344
550
-

Sumber : Perum Perhutani Unit II Jawa Timur

C.

Flora dan fauna


1. Flora
Keanekaragaman flora yang terdapat di kawasan konservasi Provinsi Jawa Timur
sangat ditentukan oleh tipe formasi ekosistem/vegetasinya. Sebagai contoh tipe
vegetasi pegunungan terdiri dari cemara gunung, bunga eidelweiss, mentigi; tipe
vegetasi mangrove terdiri dari api-api dan bakau; tipe vegetasi dataran rendah
terdiri dari pulai, suren, dll. Keberadaan flora ini juga menentukan habitat dari
beberapa
satwa
yang
memiliki
ketergantungan terhadapnya. Beberapa
jenis flora yang dilindungi berdasarkan PP
RI No. 7 Tahun 1999 tanggal 27 Januari
1999 tentang Pengawetan Jenis Tumbuhan
dan Satwa adalah suren, kemiri bayur, dll.
Sedap Malam memiliki nama latin
Polienthes tuberosa yang merupakan
tumbuhan identitas dari Provinsi Jawa
Bunga Sedap Malam
Timur. Terdapat sekitar 12 (dua belas)
spesies dari genus ini. Flora ini dapat tumbuh hingga sekitar 45 cm dengan bunga
putih pada rumpunnya. Minyak dari bunganya dipergunakan secara umum dalam
proses pembuatan parfum.
2 . Fauna
Kawasan konservasi di Provinsi Jawa Timur memiliki keanekaragaman hayati yang
tinggi baik flora maupun faunanya.
Keanekaragaman hayati ini tidak terlepas
dari berbagai tipe formasi vegetasi yang
membentuk kawasan konservasi tersebut.
Berbagai tipe formasi vegetasi tersebut
diantaranya
ekosistem
pegunungan,
perairan, mangrove, pantai, payau, rawa,
hutan dataran rendah, savana, dll. Salah satu
potensi keanekaragaman fauna yang
Banteng Jawa

296

terdapat di kawasan konservasi Provinsi Jawa Timur adalah Banteng (Bos javanicus).
Banteng merupakan satwa langka (Endangered Species, IUCN 2001) dan menjadi
species prioritas urutan ke-12 kebijakan konservasi satwa mamalia Direktorat KKH.
Mengingat jumlah populasi banteng yang terus menurun, maka usaha
penyelamatan terhadap species ini mutlak diperlukan untuk menghindari
kepunahan. Adapun jenis-jenis fauna yang dilindungi berdasarkan PP RI No. 7 Tahun
1999 tanggal 27 Januari 1999 tentang Pengawetan Jenis Tumbuhan dan Satwa
diantaranya adalah banteng, landak, lutung, harimau jawa, penyu hijau, penyu
belimbing, dan lain-lain. Secara lebih rinci, jumlah fauna yang dilindungi UndangUndang yang berada di Provinsi Jawa Timur dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 122. Fauna yang Dilindungi Undang-Undang di Jawa Timur
No

Jenis Satwa

Satuan

Jumlah

Mamalia

jenis

11

Aves

jenis

12

Reptilia

jenis

12

Pisces

jenis

JUMLAH

jenis

35

Sumber : BBKSDA Jawa Timur

D. Jasa lingkungan
Pengembangan jasa lingkungan mengacu pada 3 (tiga) prinsip yang saling terkait yaitu :
efisiensi, keadilan, dan kelestarian. Terdapat beberapa kunci keberhasilan pengelolaan
jasa lingkungan, termasuk pembayarannya yaitu : (1) Adanya proses partisipasi antar
pelaku dalam pengambilan keputusan, (2) Adanya transparansi dalam pembayaran, (3)
Adanya kejelasan atas hak dan kewajiban, (4) Adanya lembaga pengelola jasa
lingkungan. Terdapat 3 (tiga) jenis jasa lingkungan yang sedang dikembangkan di
Provinsi Jawa Timur, yaitu :
1. Jasa Penyedia Air
Sebagian besar kawasan konservasi di Provinsi Jawa Timur menghasilkan jasa
lingkungan berupa air yang dimanfaatkan secara komersial maupun non komersial.
Diantara kawasan tersebut yang menghasilkan jasa lingkungan berupa air adalah
Taman Nasional Bromo Tengger Semeru. Berdasarkan hasil inventarisasi di wilayah
Taman Nasional Bromo Tengger Semeru terdapat 45 potensi sumberdaya air yang
terdiri dari 25 sungai, 5 danau, 28 mata air dan 2 air terjun. Pemanfaatan air di
kawasan konservasi mengacu pada SE Dirjen PHKA No. SE 3/IV.Set/2008 tentang
Pemanfaatan Jasa Lingkungan Air di Kawasan Suaka Alam, Kawasan Pelestarian
Alam dan Taman Buru.

297

2. Jasa Penyedia Keanekaragaman Hayati


Kawasan konservasi di Provinsi Jawa Timur memiliki potensi keanekaragaman hayati
yang tinggi yang dapat dimanfaatkan secara lestari. Berbagai tumbuhan obat dan
fauna dapat dimanfaatkan melalui berbagai teknik budidaya/penangkaran.
3. Jasa Penyedia Keindahan Bentang Alam/Ekowisata
Hampir semua kawasan konservasi di Provinsi Jawa Timur memiliki potensi
keindahan bentang alam. Hal ini dapat dimanfaatkan oleh pihak pengelola untuk
menggiatkan ekowisata. Tipe ekosistem yang bervariasi merupakan salah satu
atraksi wisata menarik yang dapat ditawarkan. Keindahan Gunung Bromo, Gunung
Arjuno, Pantai Sukamade, Padang Savana merupakan daya tarik bagi wisatawan.
Tabel 123. Jenis Jasa Lingkungan di Jawa Timur
No.

Fungsi / Nama Kawasan

Jenis Jasa
Lingkungan

Kabupaten/Kota

Pemanfaatan Komersial
1
TN. Bromo Tengger
Semeru

Lumajang, Malang,
Probolinggo, Pasuruan

1. Air
2. Jasa ketinggian

2
3
4

Situbondo
Jember, Banyuwangi
Banyuwangi

Wisata Alam
Wisata Alam
1. Wisata Alam
2. Air

TN. Baluran
TN. Meru Betiri
TN. Alas Purwo

Tahura R. Soerjo

Malang, Pasuruan,
Mojokerto, Jombang
Batu

Lingkup BBKSDA Jawa


Timur

1. Wisata Alam
2. Air
1. Wisata Alam
2. Air
3. Keanekaragaman
Hayati

Pemanfaatan NonKomersial
1
TN. Bromo Tengger
Semeru
2
TN. Baluran

Lumajang, Malang,
Probolinggo, Pasuruan
Situbondo

Air

Jember, Banyuwangi

Air

Banyuwangi

Air

Malang, Pasuruan,
Mojokerto, Jombang
Batu

Air

TN. Meru Betiri


TN. Alas Purwo

5
Tahura R. Soerjo
6

Air

Pengguna/Pengusaha

Perorangan, kelompok
masyarakat, koperasi,
BUMN/BUMD, Pemda,
Swasta

Perorangan, masyarakat,
swasta
Perorangan, masyarakat,
swasta

BBKSDA

Perorangan, kelompok
masyarakat
Perorangan, kelompok
masyarakat
Perorangan, kelompok
masyarakat
Perorangan, kelompok
masyarakat
Perorangan, kelompok
masyarakat

Lingkup BBKSDA Jawa


Air
Perorangan, kelompok
Timur
masyarakat
Sumber : BBTN Bromo Tengger Semeru, BTN Baluran, BTN Alas Purwo, BTN Meru Betiri, BBKSDA Jawa Timur, dan
Dinas Kehutanan Prov. Jawa Timur

298

E. Lahan Kritis
Luas lahan kritis di Jawa Timur berdasarkan hasil inventarisasi pada tahun 2007 sebesar
780.956 ha dengan kategori kritis 533.841 ha dan kategori sangat kritis 247.115 ha. pada
tahun 2011, luas lahan kritis tersebut mengalami penurunan menjadi 608.913 ha
dengan kategori kritis 506.336 ha dan kategori sangat kritis 102.577 ha. Salah satu
upaya untuk menghijaukan lahan kritis tersebut dilakukan kegiatan rehabilitasi lahan di
dalam dan diluar kawasan hutan. Sejak tahun 2003 s.d. 2008 kawasan yang telah
direhabilitasi seluas ha, dimana seluas ha berada dalam kawasan dan ha diluar
kawasan hutan 288.495 ha. Melalui kegiatan penanaman dan pemeliharaan 1 miliar
pohon, pada tahun 2010 telah tertanam sebanyak 188.142.896 pohon, dan pada tahun
2011 telah tertanam sebanyak 187.667.123 pohon.

TN. Bromo Tengger Semeru

TN. Baluran

299

IV. ASPEK KELEMBAGAAN


A. Model Pengelolaan
Pengelolaan hutan di Provinsi Jawa Timur dapat dikelompokan dalam beberapa
macam kelola yaitu kelola produksi, kelola sosial dan kelola lingkungan. Pada saat ini
pengelolaan hutan di Provinsi Jawa Timur dilaksanakan oleh beberapa institusi, untuk
kawasan hutan produksi dan hutan lindung dikelola oleh Perum Perhutani Unit II Jawa
Timur, kawasan konservasi dikelola oleh UPT Kementerian Kehutanan (Balai Taman
Nasional dan Balai Konservasi Sumber Daya Alam) dan UPTD Dinas Kehutanan Provinsi
Jawa Timur, sedangkan hutan rakyat dikelola oleh individu petani dan kelompok tani
hutan rakyat.
1. Kelola Produksi
Pengelolaan aspek produksi di kawasan hutan yang dikelola oleh Perum Perhutani
Unit II Jawa Timur antara lain adalah kegiatan penebangan, pengolahan hasil hutan
baik kayu maupun non kayu, dan pemasaran hasil hutan tersebut.
2. Kelola Sosial
Kegiatan pengelolaan hutan sangat erat kaitannya dengan pemberdayaan
masyarakat sekitar hutan. Pada pengelolaan hutan yang dikelola oleh Perum
Perhutani kegiatan pemberdayaan masyarakat ini salah satunya melalui program
PHBM (Pengelolaan Hutan Bersama Masyarakat). Kegiatan ini dari tahun ke tahun
mengalami peningkatan dari segi jumlah desa yang terlibat/ikut serta program ini.
Program sosial dan lingkungan merupakan kegiatan yang ditujukan untuk
meningkatkan kesejahteraan masyarakat desa hutan dalam rangka keberhasilan
pembangunan hutan dan menciptakan fungsi hutan yang optimal. Sehubungan
dengan hal tersebut, maka didalam setiap kegiatan pengelolaan hutan Perum
Perhutani senantiasa melibatkan masyarakat desa hutan dan stakeholder dengan
harapan dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat desa hutan, memberikan
kesempatan bekerja dan berusaha yang juga merupakan upaya menanggulangi
pengangguran serta sebagai upaya membangun partisipasi masyarakat dalam
pengamanan hutan dan menciptakan lingkungan hidup yang baik. Dalam rangka
menuju visi dan misi Perum Perhutani maka program PHBM yang dijadikan sebagai
sistem pengelolaan hutan, dalam pelaksanaannya lebih menyesuaikan dengan
karakteristik masing-masing wilayah dan mengutamakan peningkatan taraf hidup,
tingkat pendidikan dan tingkat kesehatan masyarakat di sekitar hutan serta
membangun sinergitas dengan para pihak, khususnya dengan pemerintah provinsi,
kabupaten, dan desa/kelurahan. Proses implementasi PHBM di tingkat nasional
melalui beberapa tahapan, yaitu sosialisasi intern dan ekstern, dialog
multistakeholder, pembentukan Lembaga Masyarakat Desa Hutan, pembentukan
Forum Komunikasi Masyarakat pada tingkat kecamatan dan kabupaten, perjanjian
kerjasama dan penyusunan renstra. Salah satu jiwa PHBM adalah berbagi/sharing.
Sharing adalah bagi hasil produksi kayu dan non kayu yang diberikan kepada LMDH
berdasarkan kontribusi dari masyarakat didalam proses produksi. Nilai sharing yang

300

sudah diberikan kepada LMDH terus meningkat dari tahun 2002. Sampai saat ini
jumlah sharing yang diberikan mencapai Rp.127,759 milyar yang berasal dari hasil
sharing produksi kayu dan produksi non kayu (seperti getah pinus, kopi, cengkeh,
galian C, dan sebagainya). Dari sharing kayu sebesar Rp.63,45 milyar dan dari non
kayu sebesar Rp.64,28 milyar.
Pada saat ini kawasan hutan yang ada di Perum Perhutani selain sebagi penyedia
kayu juga dituntut untuk mampu mendukung penyediaan pangan bagi masyarakat.
Produksi Pangan dari hutan di perum Perhutani Unit II Jawa Timur mencapai
1.267.457 ton meliputi padi mencapai 855.421 ton, jagung 213.037 ton, kedelai
27.968 ton, kacang tanah 21.970 ton dan lainnya 94.733 ton.
3. Kelola Lingkungan
Perum Perhutani pernah kehilangan 410.153 ha tegakannya menjadi tanah kosong
akibat penjarahan pada tahun 1998. Dari luasan tersebut terdapat 53.525 ha lahan
yang sulit ditanami karena berbatu/jurang dan seluas 356.627,5 ha dapat ditanami.
Pengelolaan aspek lingkungan antara lain melalui rehabilitasi hutan lindung, pada
tahun 2004 Perhutani Unit II Jawa Timur telah merehabilitasi hutan lindung seluas
3.691 ha, tahun 2005 (2.029 ha), tahun 2006 (1.763 ha), Tahun 2007 (15.135 ha).
Pada tahun 2011 merehabilitasi 5.292 ha. Selain kegiatan rehabilitasi hutan
lindung, Perum Perhutani juga melakukan kegiatan penanaman rutin. Untuk
memenuhi kegiatan tersebut dibutuhkan penyediaan bibit dan benih, Untuk
mendapatkan tegakan berkualitas dan dengan riap yang tinggi, Perum Perhutani
menggunakan benih dan bibit unggul sebagai bahan tanaman terutama jenis jati
dan pinus. Penggunaan benih dan bibit dari luar Perum Perhutani melalui seleksi
yang ketat dan harus memenuhi standar mutu benih yang ditetapkan.
Proses pemuliaan jati sudah dilakukan sejak lama. Tahun 1976, Perum Perhutani
melakukan pencarian dan seleksi pohon plus. Sampai tahun 1999 telah diperoleh
660 pohon plus sebagai materi genetik dasar program pemuliaan pohon. Penelitian
dan pengembangan terus dilakukan dibawah Pusat Penelitian dan Pengembangan
Perum Perhutani Cepu. Saat ini Perum Perhutani telah menghasilkan benih jati
unggul dari Kebun Benih Klonal yaitu kebun benih yang dibangun dari pembiakan
vegetatif pohon plus. Kebun Benih Klonal terdapat di KPH Cepu dan KPH
Randublatung Jawa Tengah serta di KPH Padangan Jawa Timur. Perum Perhutani
juga mengembangkan bibit jati unggul. Produk jati unggul Perhutani diberi nama
JATI PLUS PERHUTANI . Jati Plus Perhutani adalah bibit yang dikembangkan dari
pohon plus melalui kultur jaringan dan diperbanyak melalui kebun pangkas. Benih
dan bibit jati unggul bukan hanya dipakai sendiri oleh Perum Perhutani tapi telah
dipasarkan dan mendapat sambutan luas di masyarakat karena telat teruji, adaptif
serta memiliki produktivitas tinggi. Untuk pemenuhan benih pinus unggul telah
dikembangkan Kebun Benih Semai di KPH Jember Jawa Timur. Pengadaan benih dan
bibit di Perum Perhutani merupakan bagian dari kegiatan reboisasi dan rehabilitasi
lahan yang ditekankan pada percepatan penanaman lahan kosong yang diakibatkan
penjarahan, kerusakan hutan dan gangguan keamanan hutan lainnya. Perum

301

Perhutani telah mencanangkan PROGRAM PERHUTANI HIJAU 2010 yaitu seluruh


areal hutan Perum Perhutani selesai ditanami pada tahun 2010.
Hutan Rakyat
Keberadaan penutupan lahan
hutan di suatu daerah dijadikan
salah satu indikator dalam
mengukur
keseimbangan
ekosistem,
sesuai
yang
diamanatkan
Undang-undang
Nomor 41 Tahun 1999 tentang
Kehutanan. Dalam Undang-undang
41 Tahun 1999 tentang Kehutanan
disebutkan bahwa luas kawasan
hutan yang harus dipertahankan
minimal 30% dari luas daerah aliran sungai (DAS) dan atau pulau dengan sebaran
yang proporsional. Kebijakan tersebut dimaksudkan untuk menjamin optimalisasi
peran kawasan hutan dalam hal manfaat lingkungan, manfaat sosial, dan manfaat
ekonomi masyarakat setempat. Untuk memenuhi kecukupan 30% tutupan lahan
berupa hutan dapat diperoleh dari luas kawasan hutan negara dan hutan rakyat.
Keberadaan hutan rakyat di Provinsi Jawa Timur berkembang dengan semakin
tingginya permintaan kayu rakyat. Luas hutan rakyat di Provinsi Jawa Timur yaitu
659.414,15 ha.

B. Sumber Daya Manusia (SDM)


Tabel 124. SDM Pengelola Kawasan Hutan Lingkup Provinsi Jawa Timur
S
Nou
m
b
1
e
2 r
3
4
5
6
7
8
9

Instansi
BPPHP Wil. VIII Surabaya
BPDAS Brantas
BPDAS Sampean
BBKSDA Jawa Timur
BB TN. BromoTengger
Semeru
Balai TN. Baluran
Balai TN. Alas Purwo
Balai TN. Meru Betiri
Dishutprov JawaTimur

IV
L
1

Jumlah
L
31

P
7

Total
38

2
1
5
4

37
18
110
40

26
9
33
19

18
7
55
27

3
1
11
10

2
7

57
26
172
78

29
10
44
30

86
36
216
108

1
2

1
-

54
37
44

7
8
7

13
41
30

4
5
5

67
79
78

12
13
12
100

79
92
90

15

Sumber : Statistik Kemenhut 2012 (diolah)

302

Jumlah SDM MenurutGolongan


III
II
I
P
L
P
L
P
L
P
26
7
4
-

60

21

Rasio Luas Kawasan Hutan dan Jumlah Polisi Hutan


(POLHUT/POLMOB/POLTER/PAMHUT)
No.

Instansi

1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

Perhutani Unit II Jatim


Balai Besar KSDA
UPT Tahura R. Soerjo
TN. Alas Purwo
TN. Baluran
TN. Bromo Tengger Semeru
TN. Meru Betiri
Jumlah

Luas (ha)

Jumlah
(org)

1.127.317,50
29.264,00
27.868,20
43.420,00
25.000,00
50.276,20
58.000,00

1.798
82
80
40
33
24
32

1.361.146,00

2.089

Rasio
1 : 626,98
1 : 356,88
1 : 348,35
1 : 1.085,50
1 : 757,58
1 : 2.094,84
1 : 1.812,50

Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa sebenarnya jumlah SDM (polhut,
polmob, pamhut) yang bertugas menjaga keamanan hutan sangatlah kurang.
C.

Sarana dan Prasarana Pengamanan Hutan


Sarana dan prasarana dalam pengelolaan kawasan hutan memegang peran penting
dalam keberhasilan pengelolaan. Sebagai aspek pendukung keberadaan sarana
prasarana perlu diperhatikan dari segi jumlah maupun kualitasnya. Berikut ini informasi
sarana prasarana dalam pengelolaan hutan yang dimiliki institusi pengelola kehutanan
di Provinsi Jawa Timur
Tabel 125. Sarana dan Prasarana Pengamanan Hutan di Provinsi Jawa Timur

Sumber : Dinas kehutanan Prov. Jatim, perum Perhutani Unit II Jatim, BBKSDA Jatim, BB TN dan BTN
Lingkup Jatim

D. Prospek Pengelolaan Hutan


Jasa lingkungan di Provinsi Jawa Timur banyak dikembangkan di kawasan konservasi.
Pengembangan jasa lingkungan tersebut telah terbukti signifikan memberikan

303

kontribusi terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD) Jawa Timur sebesar


Rp.7.629.933.966,-.
Jenis pendapatan tersebut berasal dari retribusi jasa umum, jasa usaha, dan PAD lain
yang sah. Secara rinci realisasi pendapatan dimaksud dapat dilihat pada tabel dibawah
ini.
Potensi jasa lingkungan yang ada di kawasan konservasi yang dikembangkan antara lain :
a. 18 unit Cagar Alam dengan total luas 10.957,90 hektar
b. Suaka Margasatwa sebanyak 2 unit dengan luas 18.008,60 hektar
c. 4 unit Taman Nasional dengan luas 176.696,20 hektar.
d. 3 unit Taman Wisata Alam Darat dengan total luas sekitar 297,50 hektar.
e. Taman Hutan Raya R. Soeryo dengan luas total sekitar 27.868,30 hektar.
Tabel 126. Realisasi Pendapatan Asli Daerah (PAD) Dinas Kehutanan Jawa Timur Tahun 2011
No
1

Jenis Pendapatan

Realisasi (Rp)

Retribusi Jasa Umum


- Retribusi Pemeriksaan Pengukuran dan Pengujian Hasil Hutan
Retribusi Jasa Usaha
- Retribusi Pengelolaan Tahura R.Soerjo
Lain-Lain PAD yang Sah
- Sewa Bangunan Rumah Dinas
JUMLAH PENDAPATAN

2
3

2.000.611.857,00
874.478.750,00
7.000.000,00
7.626.933.966,00

Tabel 127. Rekapitulasi Jumlah Pengunjung dan Penerimaan Karcis Masuk OWA Tahun 2011
Jumlah
Pengunjung (orang)
1
TAHURA R. Soerjo
349.438
2
BBKSDA Jawa Timur
31.894
3
TN Baluran
33.707
4
TN Alas Purwo
101.881
5
TN Meru Betiri
4.106
6
TN Bromo Tengger Semeru
125.775
JUMLAH
646.801
Sumber : Dinas Kehutanan Provinsi Jawa Timur
No

Kawasan

Penerimaan
(Rp)
874.435.000
312.232.000
75.122.750
280.669.500
21.375.750
728.133.250
2.291.968.250

E. Daftar UPT, LSM danLembaga terkait di Provinsi


1. Dinas Provinsi dan Kabupaten /Kota
No

304

Dinas

Alamat

Dinas Kehutanan Provinsi Jawa


Timur

Jl. Bandara Juanda Surabaya - 61253


Tlp : (031) 8666549
fax : (031) 8667858

Dinas Kehutanan Kabupaten


Bangkalan

Jl. Halim Perdana Kusuma No. 7 Bangkalan


Tlp/Fax : (031) 3096578

Dinas Kehutanan, Peternakan dan


PertanianKabupaten Banyuwangi

Jl. K.H. Agus Salim No.128 Banyuwangi-68425


Tlp : (0333) 421665

Dinas Kehutanan dan Perkebunan


Kabupaten Bojonegoro

Jl. Patimura No. 26 Bojonegoro-62115


Tlp/Fax : (0353) 881526

Dinas Kehutanan dan Perkebunan


Kabupaten Bondowoso

Jl. Mastrip 237 Bondowoso


Tlp : (0332) 421425

Dinas Pertanian, Perkebunan dan


Kehutanan Kabupaten Gresik

Dinas Kehutanan Kabupaten Kota


Batu

Jl. Dr. Wahidin Sudirohusodo 245 Gresik, Jawa Timur


Tlp : (031) 3950930
Fax : 3951242
Jl. Diponegoro No. 8 Kota Batu
Tlp/fax : (0341) 511674

Dinas Kehutanan dan Perkebunan


Kabupaten Madiun

Jl. Raya Dungus Km.4 Madiun - 63181


Tlp : (0351) 495355

Dinas Kehutanan dan Perkebunan


Kabupaten Magetan

Jl. Samudera No. 98 Magetan - 63315


Tlp : (0351) 894521

10

Dinas Kehutanan Kabupaten Malang

Jl. Raya Genangan Km. 9,3 Pakisaji Kota Pos.17


Kebon Agung Malang - 65161

11

Dinas Kehutanan dan Perkebunan


Kabupaten Mojokerta

12

Dinas Kehutanan Kabupaten


Nganjuk

Jl. Raya Jabon No. 188 Mojokerto


Tlp : (0321) 391179
Fax : (0321) 325470
Jl. Gatot Subroto No. 106 Nganjuk
Tlp/Fax : (0358) 322870

13

Dinas Perkebunan dan Kehutanan


Kabupaten Pasuruan

14

Dinas Perkebunan dan Kehutanan


Kabupaten Probolinggo

15

Dinas Perkebunan dan Kehutanan


Kabupaten Sampang

16

Dinas Perkebunan dan Kehutanan


Kabupaten Sumenep

17

Dinas Pertanian, Kehutanan dan


Perkebunan Kabupaten Trenggalek

18

Dinas Perhutanan dan Konservasi


Kabupaten Tuban

19

Dinas Kehutanan dan Perkebunan


Kabupaten Tulungagung

20

Dinas Kehutanan dan Perkebunan


Kabupaten Ponorogo

Jl. Mastrip No.23 Tuban 62315


Tlp : (0356) 322086/ 84
Fax : (0356) 331343
Jl. Sultan Agung Gg.III/9-11 PO Box 124,
Tulungagung 66226
Tlp/Fax : (0385) 322190
Jl. Urip Sumoharjo No. 58 Ponorogo
Tlp : (0352) 481041

21

Dinas Kehutanan dan Perkebunan


Kabupaten Pamekasan

Jl. Dirgahayu No. 159 Pamekasan


Tlp : (0324) 323901

22

Dinas Kehutanan dan Perkebunan


Kabupaten Blitar

23

Dinas Pertanian dan Kehutanan


Kabupaten Lamongan

Jl. S. Suparman No. 7 Blitar


Tlp : (0342) 801639
Fax : (0342) 801125
Jl. Jend. Sudirman 96 Lamongan 62212
Tlp/Fax : (0322) 321027

Jl. Raya Kejayaan No. 69 Pasuruan - 67127


Tlp : (0343) 418010
Fax : (0343) 411073
Jl. Raya Dringu No. 81 Probolinggo
Tlp : (0335) 402517
Fax : (0335) 423821
Jl. Jaksa Agung Suprapto 27 Sampang
Tlp/Fax : (0323) 321181
Jl. Trunojoyo 118 Sumenep 69416
Tlp : (0328) 664320
Fax : (0328) 671185
Jl. Basuki Rachmad 13 Tregalek 66311
Tlp/Fax : (0355) 791065

305

24

Dinas Kehutanan Kabupaten

Jl. Langsep No. 15 Lumajang


Tlp/Fax : (0334) 886746

25

Dinas Kehutanan dan Perkebunan


Kabupaten Jombang

26

Dinas Kehutanan dan Perkebunan


Kabupaten Jember

27

Dinas Kehutanan dan Perkebunan


Kabupaten Pacitan

28

Dinas Kehutanan, Perkebunan dan


Lingkungan Kabupaten Kediri

Jl. Pangeran Puger, Jombang


Tlp : (0321) 863884
Fax : (0321) 853627
Jl. Supriyadi 52, Jember 68131
Tlp : (0331) 540007
Fax : (0331) 540787
Jl. Brawijaya Kotak Pos 45 Balong Kel. Sidoarjo,
Pacitan 63541
Tlp ; (0357) 882945
Fax : (0357) 883868
Jl. Pamenang No. 1 Kediri
Tlp/Fax : (0354) 682405

29

Dinas Kehutanan dan Perkebunan


Kabupaten Ngawi

Jl. S. Sukowati No.42 Ngawi


Tlp/Fax : (0351) 749263

30

Dinas Kehutanan Kabupaten Blora

Jl. GOR No. 6 Blora 58219


Tlp/Fax : (0296) 533230

2. UPT Kehutanan Provinsi Jawa Timur


No

Nama UPT

1.

Balai Besar KSDA Jawa Timur

2.

Balai Taman Nasional Baluran, Banyuwangi

3.

Balai Taman Nasional Alas Purwo,


Banyuwangi

4.

Balai Taman Nasional Meru Betiri, Jember

5.

Balai Besar Bromo Tengger Semeru, Malang

6.

Balai Pengelolaan DAS Brantas, Surabaya

7.

Balai Pengelolaan DAS Sampean, Bondowoso

Balai Pementauan Pemanfaatan Hutan


Produksi (BPPHP) Wilayah VIII Surabaya

306

Alamat
Jl. Bandara Juanda Surabaya - 61253
Tlp : (031) 8667239
fax : (031) 8671985
Jl. Raya Banyuwangi Situbondo Km.35
Wonorejo, Banyuputih Jawa Timur 68374
Tlp : (0333)461650
fax : (0333) 463864
Jl. Brawijaya No.20 Banyuwangi - 68417
Tlp/Fax : (0333) 410857, 428675
Jl. Sriwijaya 53 Kotak Pos 269 Jember - 68101
Tlp : (0331) 321530
fax : (0331) 335535
Jl. Raden Intan No. 6 Arjosari Malang, Jawa
Timur - 65126
Tlp : (0341) 491828
Fax : (0341)490885
Jl. Bandara Juanda Surabaya - 61253
Tlp : (031) 8673303
fax : (031) 8669936
Jl. Santawi No. 6A Bondowoso, Jawa Timur
Tlp : (0332) 421324
fax : (0332) 424174
Jl. Bandara Juanda Surabaya 100 No. 100 Po
Box 61, Surabaya - 61235
Tlp : (031)8662173
fax : (031) 8673687

V. POTENSI UNGGULAN PROVINSI


Porang (Amorphophallus Onchophyllus), sejenis tanaman penghasil umbi, satu rumpun
dengan keluarga tanaman iles-iles lainnya:
seperti Talas [Bentul], Ganyong, Gembili
maupun umumnya tanaman semak belukar
yang dalam akarnya mengandung cadangan
kalori, mudah tumbuh di kawasan hutan jati.
Tanaman porang dipilih untuk dikembangkan
karena memiliki potensi pasar yang luar
biasa. Tepung porang digunakan sebagai
bahan mi ramen atau mie tradisional Jepang,
bahan jeli konyaku, bahkan bahan kosmetik.
Potensi porang dalam bentuk umbi yang
dihasilkan oleh hutan di Jawa Timur baru
sekitar 2.129.919,50 kg umbi basah dengan luasan 7.006 ha, dan rendemen 20%, maka
produksi chip masih sekitar 600 Kg 1.000 ton chip. Sedang kebutuhan industri sedemikian
besar. Oleh sebab itu perluasan tanaman porang sangat diperlukan untuk memenuhi
kebutuhan industri sekitar 3.400 ton chip.
Potensi tanaman porang di hutan Jawa Timur masih sekitar 1.000 Ha (versi LMDH). Porang
ditanam oleh petani masyarakat desa hutan secara tumpang sari dengan pohon jati sebagai
tanaman pokok. Para petani tersebut tergabung dalam badan hukum yang disebut :
Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH) atau Masyarakat Pengelola Sumber Daya hutan
(MPSDH).
Pengembangan tanaman porang di Jawa Timur dilakukan di 13 Kesatuan Pengelolaan
Hutan (KPH). Secara rinci dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 128. Luas dan Produksi Tanaman Porang di Jawa Timur tahun 2011
No

KPH

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18

Padangan
Bojonegoro
Parengan
Jatirogo
Tuban
Ngawi
Madiun
Saradan
Lawu DS
Nganjuk
Jombang
Mojokerto
Madura
Kediri
Blitar
Malang
Pasuruan
Probolinggo

LUAS
(Ha)
54,60
10,00
4,00
47,50
140,00
3.107,70
8,00
3.262,00
13,50
4,00

PRODUKSI
(Kg)
245,00
3,50
88.671,00
1.980.000,00
-

KET.

Belum Panen
Belum panen
Belum Panen

Belum Panen
Belum Panen

307

19
20
21
22
23

Jember
324,70
- Belum Panen
Bondowoso
10,00
1.000,00
Bwi. Selatan
Bwi. Utara
20,00
60.000,00
Bwi. Barat
JUMLAH
7.006,00
2.129.919,50
Sumber data : KPH Lingkup Perum Perhutani Unit II Jawa Timur Tahun 2007-2011

Tanaman porang di hutan Saradan, Madiun

308

Вам также может понравиться