Вы находитесь на странице: 1из 18

Konsep Asuhan Keperawatan pada Agregat Preschool

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Keperawatan Komunitas


yang diampu oleh Bhakti Permana S.Kep.,Ners.,M.Kep.,M.Si

Disusun Oleh :
Aristu Fendi Fadly

NIM 043315111045

Erli Dwi Apri Atiningsih

NIM 043315121050

Fauzia Ledia Nur

NIM 043315121052

Febri Andri Kurniawan

NIM 043315121053

Gita Puspita Ellisandy

NIM 043315121056

Ilfy Hasini

NIM 043315121059

Lusi Aprilianti

NIM 043315121086

Muhamad Iqbal Burnama

NIM 043315121089

Nadia Qonita Al-ayubi

NIM 043315121066

Riska Gistiyani

NIM 043315121070

Winwin Winiarti

NIM 043315121085

PRODI S1-3B
SEKOLAH TINGGI ILMU KEPERAWATAN
PPNI JAWA BARAT BANDUNG
2015

KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas rahmat dan
hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah Konsep Asuhan Keperawatan
pada Agregat Preschool ini tepat pada waktu yang telah ditentukan. Makalah ini
diajukan guna memenuhi tugas yang diberikan dosen mata kuliah Keperawatan
Komunitas.
Pada kesempatan ini juga kami berterima kasih atas bimbingan dan masukan
dari semua pihak yang telah memberi kami bantuan sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya.
Kami menyadari isi makalah ini masih jauh dari kategori sempurna, baik
dari segi kalimat, isi maupun dalam penyusunan. oleh karen itu, kritik dan saran
yang membangun dari pembaca sangat kami harapkan demi kesempurnaan
makalah ini dan makalah-makalah selanjutnya.

Bandung, 04 Mei 2015

Penyusun,

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................
DAFTAR ISI..........................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN......................................................................................
A. Latar Belakang Masalah.....................................................................
B. Rumusan Masalah...............................................................................
C. Tujuan.................................................................................................
BAB II ISI TINJAUAN TEORITIS......................................................................
A.
B.
C.
D.
E.

Pengertian...........................................................................................
Stimulasi Perkembangan anak Preschool...........................................
Aspek Yang mempengaruhi perkembangan........................................
Faktor Yang Mempengaruhi Tumbuh Kembang ................................
Masalah Yang Sering Terjadi Pada Balita...........................................

BAB III KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN PRESCHOOL..........................


BAB 1V KESIMPULAN.......................................................................................
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................

BAB I

PENDAHULUAN
A Latar Belakang
Kesehatan merupakan bagian integral dari kehidupan manusia,
bertolak dari latar belakang manusia yang berbeda-beda. Hal ini
mengakibatkan banyak faktor yang terjadi dan berhubungan dengan
masalah kesehatan. Di dalam komunitas masyarakat suatu daerah bila di
klasifikasikan berdasarkan kelompok khusus, yang sangat rentan terhadap
kondisi kesehatan terganggu adalah kelompok khusus anak usia pra
sekolah.
Salah satu upaya yang dilaksanakan adalah meningkatkan pola hidup
masyarakat yang sehat dengan melakukan kegiatan keperawatan pada
komunitas / masyarakat yang didalamnya terdapat kelompok khusus anak
pra sekolah.
Dalam pemberian asuhan keperawatan kepada kelompok khusus (anak
usia pra sekolah) tidak terlepas dari proses keperawatan yang merupakan
pendekatan dalam pembuatan asuhan keperawatan dengan langkah
langkah yaitu : Pengkajian, Diagnosa Keperawatan, Perencanaan,
Implementasi dan Evaluasi.
Keberhasilan pembangunan kesehatan dipengaruhi oleh banyak faktor
terutama Sumber Daya Manusia (SDM), petugas kesehatan yang akan
berperan sebagai pemikir, perencanaan, penggerak, serta pengawas
pembangunan

kesehatan

keperawatan.

B Rumusan Masalah

itu

sendiri

terutama

pemberian

asuhan

1
2
3
4
5

Apakah yang dimaksud dengan Anak Preschool ?


Bagaimana Stimulasi Perkembangan anak Preschool ?
Apa Saja Aspek Yang mempengaruhi perkembangan ?
Apa Saja Faktor Yang Mempengaruhi Tumbuh Kembang ?
Apa Saja Masalah Yang Sering Terjadi Pada Balita ?

C Tujuan
1. Untuk mengetahui yang dimaksud dengan Anak Preschool
2. Untuk mengetahui stimulasi perkembangan anak Preschool
3. Untuk mengetahui aspek yang mempengaruhi perkembangan
4. Untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi tumbuh kembang
5. Untuk mengetahui masalah yang sering terjadi pada balita

BAB II
KONSEP ANAK PRESCHOOL
A. Pengertian

Preschool adalah anak yang berumur 3-6 tahun atau masih kecil
yang masih bergantung pada seorang dewasa yang mempunyai kekuatan
untuk mandiri dengan usaha anak untuk tumbuh .
B. Stimulasi Perkembangan anak Preschool
Stimulasi adalah suatu kegiatan yang dilakukan untuk merangsang
kemampuan dasar anak agar anak dapat tumbuh dan berkembang secara
optimal. Stimulasi tumbuh kembang anak dapat dilakukan oleh setiap
orang yang berinteraksi dengan anak, mulai dari ibu, ayah, pengasuh anak,
anggota keluarga lain dan kelompok masyarakat di lingkungan rumah
tangga masing-masing dan dalam kehidupan sehari-hari.
Dalam melakukan stimulasi tumbuh kembang anak, ada beberapa prinsip
dasar yang perlu diperhatikan, yaitu:
1. Stimulasi dilakukan dengan dilandasi rasa cinta dan kasih sayang.
2. Selalu tunjukkan sikap dan perilaku yang baik karena anak akan
meniru tingkah laku orang-orang yang terdekat dengannya.
3. Berikan stimulasi sesuai dengan kelompok umur anak.
4. Lakukan stimulasi dengan cara mengajak anak bermain, bernyanyi,
bervariasi, menyenangkan, tanpa paksaan dan tidak ada hukuman.
5. Lakukan stimulasi secara bertahap dan berkelanjutan sesuai umur
anak, terhadap keempat aspek kemampuan dasar anak.
6. Gunakan alai bantu/permainan yang sederhana, aman dan ada
di sekitar anak.
7. Berikan kesempatan yang sama pada anak laki-laki dan perempuan.
8. Anak Selalu diberi pujian, bila perlu diberi hadiah
atas keberhasilannya.
C. Aspek Yang mempengaruhi perkembangan
1. Gerak kasar atau motorik kasar adalah aspek yang berhubungan
dengan kemampuan anak melakukan pergerakan dan sikap tubuh yang
melibatkan otot-otot besar seperti duduk, berdiri, dan sebagainya.
2. Gerak halus atau motorik halus adalah aspek yang berhubungan dengan
kemampuan anak melakukan gerakan yang melibatkan bagian-bagian
tubuh tertentu dan dilakukan oleh otot-otot kecil, tetapi memerlukan

koordinasi yang cermat seperti mengamati sesuatu, menjumput,


menulis, dan sebagainya.
3. Kemampuan bicara dan bahasa adalah aspek yang berhubungan dengan
kemampuan untuk memberikan respon terhadap suara, berbicara,
berkomunikasi, mengikuti perintah dan sebagainya
4. Sosialisasi dan kemandirian adalah aspek yang berhubungan dengan
kemampuan mandiri anak (makan sendiri, membereskan mainan setelah
bermain), berpisah dengan ibu / pengasuh anak, bersosialisasi dan
berinteraksi dengan lingkungannya, dan sebagainya.
D. Faktor Yang Mempengaruhi Tumbuh Kembang
1. Peran dalam kelompok/teman sebaya
a) Mempengaruhi terbesar pada perkembangannya.
b) Teman sebaya membolehkan individu untuk mencoba bahkan gagal
dalam keterampilan baru, mengesahkan pikiran-pikiran, perasaanperasaan, konsep dan konsep, menerima sambutan dan dukungan
sebagai pribadi yang unik oleh temannya.
c) Sebaliknya teman sebaya bisa menekan individu menjadi tidak
bergembira, sehingga menimbulkan rendah diri.
2. Kondisi fisik yang sehat
a) Nutrisi mereka sangat berpengaruh terhadap tumbang anak.
3. Peran dalam keluarga
a) Nilai-nilai, norma-norma, ide-ide dalam keluarga akan membentuk
kepribadian anak sendiri.
E. Masalah Yang Sering Terjadi Pada Balita
1. Tumbuh kembang terganggu.
2. Gizi buruk sedang-berat.
3. Diare.

BAB III
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN PRESCHOOL
A. Pengkajian
Dalam pengkajian yang perlu dikaji pada kelompok atau komunitas adalah
1. Core atau inti, data demografi kelompok atau komunitas yang terdiri
dari : umur, pendidikan, jenis kelamin, pekerjaan, agama, nilai-nilai,
keyakinan, serta riwayat timbulnya kelompok komunitas.
2. 8 ( Delapan ) subsitem yang mempengaruhi komunitas
a) Perumahan, yang dihuni oleh penduduk, penerangan, sirkulasi,
kepadatan,

b) Pendidikan : apakah ada sarana pendidikan yang dapat digunakan


untuk meningkatkan pengetahuan
c) Keamanan dan keselamatan di lingkungan tempat tinggal : apakah
tidak menimbulkan stres
d) Politik dan kebijakan pemerintah terkait kesehatan ; apakah cukup
menunjang sehingga memudahkan komunitas mendapat pelayanan
diberbagai bidang termasuk kesehatan
e) Pelayanan kesehatan yang tersedia untuk melakukan deteksi dini
gangguan atau merawat atau memantau apabila gangguan sudah
terjadi
f) Sistem komunikasi ; sarana komunikasi apa saja yang dapat
dimanfaatkan

di

komunitas

tersebut

untuk

meningkatkan

pengetahuan terkait dengan gangguan nutrisi (misal televisi, radio,


koran, atau liflet yang diberikan kepada komunitas)
g) Ekonomi : tingkat sosial ekonomi komunitas secara keseluruhan
pakah sesuai dengan Upah Minimum Regional (UMR), sehingga
upaya kesehatan yang diberikan dapat terjangkau (misalnya
anjuran untuk konsumsi jenis makanan sesuai status ekonomi
tersebut
h) Rekreasi : apakah tersedia sarana, kapan saja dibuka, apakah biaya
terjangkau oleh masyarakat (komunitas). Rekreasi ini hendaknya
dapat digunakan komunitas untuk mengurangi stres.
i) Pada anak preschool perlu dikaji :
a.
Riwayat imunisasi
b.
Pelaksanaan kesehatan diri seperti kebersihan gigi,
kebiasaan mencuci tangan, kebiasaan memakai alas kaki saat
bermain.
c.
Kesehatan yang dialami saat ini.
d.
Parameter penilaian perkembangan meliputi :
1. Aspek motorik
Dimulai pada aspek motorik, anak usia pra sekolah telah
dapat berjalan naik tangga dengan kaki secara berganti-ganti tetapi
turun dengan 2 kaki pada satu anak tangga, seringkali meompat
pada anak tangga terakhir. Selain itu, anak usia ini mampu
mengendarai sepeda roda tiga dan dapat berjalan sambil
berjingkat. Anak ini dapat membangun sebuah menara kecil

dengan menggunakan 9-10 kubus. Ia dapat berjalan, membuka


pakaian sendiri dan mulai dapat mengaitkan kancing. Manipulasi
dengan pensil berlanjut terus dan ia mampu untuk menjiplak suatu
lingkaran.
Ketika menginjak usia 3-4 tahun, anak mulai mampu naik
dan turun menggunakan satu kaki per anak tangga. Ia mampu
melompat dengan satu kaki untuk waktu yang pendek. Kemudian
anak ini juga dapat memperlihatkan ketangkasan yang besar pada
tangan dan jari-jari.
Dalam hal menggambar, anak usia pra sekolah dapat
mengggambar orang dalam beberapa bagian. Dari kesemua
kemampuan tersebut di atas, pada usia 6 tahun, anak mulai dapat
menggunakan gunting dan pensil dengan baik, serta menjahit
dengan kasar.
2. Aspek Bahasa
Dengan aspek bahasa, anak umur 3 tahun mampu untuk
berbicara dengan normal bahkan bisa dikatakan terlalu banyak
bicara, tetapi kadang-kadang terdapat substitusi fonetik yang
infantil. Kosakata yang telah dikuasai kira-kira 900 kata. Anak
dapat menggunakan bentuk jamak dan kata ganti serta bahasa
berlanjut dari fase holoprastik menjadi fase pembentukan kalimat
yang kompleks, secara spesifik kalimat tersebut terdiri dari 6 kata.
Anak dapat pula melakukan percakapan dengan berbagai derajat
yang kompleks dan menanyakan banyakmpertanyaan-pertanyaan.
Dalam hal ini anak senang sekali mendengarkan cerita-cerita dan
seringkali mampu mengadakan improvisasi.
Ketika usia beranjak 4 tahun, anak menguasai 1500
kosakata, karena pencapaian bahasa telah mencapai suatu tingkat
yang tinggi. Anak dapat menghubungkan cerita dari peristiwaperistiwa dan pengalaman-pengalaman yang baru terjadi. Anak
juga mampu untuk bermain dengan kata-kata, mengetahui artinya
dan secara kontinu mengajukan pertanyaan-pertanyaan. Lagu-lagu
sederhana dapat dikuasai dan memahami analogi sederhana.

Berbeda ketika anak berusia 5 tahun, pembicaraannya


sudah mulai lancar dan perbendaharaan katanya sangat luas. Anak
seringkali menanyakan arti dari suatu kata yang didengarnya. Anak
senang mendengarkan cerita dan menceritakannya kembali.
Anak dengan usia 6 tahun, perkembangan bahasanya
ditunjukkan dengan menguraikan objek-objek lewat gambar.
3. Aspek kognitif
Perkembangan kognitif anak usia pra sekolah mulai tampak
dengan digunakannya simbol-simbol untuk menuangkan apa yang
dipikirkannya, bersikap egosentrik dan berpikiran representatif.
Permainan yang digemari oleh anak seusia ini berkaitan dengan
fantasi atau khayalan. Konsep waktu mulai dimengerti oleh anak
secara bertahap.
Di usia 4 tahun, konsep waktu yang telah diketahui
sebelumnya dihubungkan dengan kejadian sehari-hari, senang
belajar berhitung, meskipun belum paham dengan angka-angka
yang dihitung, sikap egosentrik berangsur menurun dan mampu
menyebutkan satu atau lebih uang logam.
Pada usia 5 tahun, anak mulai bisa memahami kata-kata
yang keluar dari mulutnya, dapat menyebutkan 4 warna dasar,
mulai tertarik menghubungkan kenyataan yang ada dengan
lingkungan sekitarnya dan mampu menyebutkan nama hari.
Usia 6 tahun, anak menunjukkan perkembangan
kognitifnya melalui kemampuan membedakan antara kanan dan
kiri, mengenali banyak bentuk dan mematuhi 3 perintah berturutturut.
4. Aspek sosialisasi
Di usia 3 tahun, perilaku anak usia pra sekalah mengarah
pada negativisme, yaitu perlawanan aktif terhadap permintaan dan
perintah-perintah. Sikap ramah dimunculkan kepada lingkungan,
terdapat pemahaman terhadap perubahan, anak juga sudah mampu
membedakan jenis kelamin, peraturan-peraturan yang sifatnnya
sederhana mulai dipelajari, meskipun diinterpretasikan oleh
dirinya sendiri, untuk anak laki-laki cenderung lebih dekat dengan

ayahnya. Dalam hal berpakaian, anak usia 3 tahun mampu


melakukannya sendiri dengan bantuan seminimal mungkin.
Saat usia beranjak 4 tahun, anak mampu makan sendiri
(tidak disuapi), bisa menggunakan garpu, walaupun dengan
telapak tangan, dapat mengunyah seperti halnya orang dewasa, ada
ketakutan tersendiri terhadap gelap dan binatang. Sikap yang
seringkali diperlihatkan pada anak seusia ini adalah suka
mengadu, merasa mandiri dan agresif.
Usia 5 tahun dalam perkembangan sosialisasi ditandai
dengan melakukan agresi kepada anggota keluarga, suasana hati
dapat berubah-ubah, anak memasuki kelompok bermain yang
kooperatif, menikmati hiburan yang ada serta mengidentifikasi
orang tuanya dari jenis kelamin yang berbeda.
Usia 6 tahun, anak ini mulai dapat dipercaya, rasa takut
berkurang, suka menggoda orang lain, kadang melakukan sikap
menentang dan tidak sopan, kecemburuannya terhadap adik
tampak nyata, serta berlaku curang untuk menang.
Pengolahan data
Setelah data diperoleh, kegiatan selanjutnya adalah
pengolahan data dengan cara sebagai berikut :
1.
2.
3.
4.

Klasifikasi data atau kategori data


Penghitungan presentasi cakupan
Tabulasi data
Interpretasi data

Analisis data
Analisis data adalah kemampuan untuk mengkaitkan data
dan menghubungkan data dengan kemampuan kognitif yang
dimiliki sehingga dapat diketahui tentang kesenjangan atau
masalah yang dihadapi oleh masyarakat apakah itu masalah
kesehatan atau masalah keperawatan (Mubarak, 2005).

Penentuan masalah atau perumusan masalah kesehatan


Berdasarkan analisa data dapat diketahui masalah kesehatan
dan keperawatan yang dihadapi oleh masyarakat, sekaligus dapat
dirumuskan yang selanjutnya dilakukan intervensi. Namun
demikian masalah yang telah dirumuskan tidak mungkin diatasi
sekaligus. Oleh karena itu diperlukan prioritas masalah (Mubarak,
2005)
Prioritas masalah
Dalam menentukan prioritas masalah kesehatan masyarakat
dan keperawatan perlu mempertimbangkan berbagai faktor sebagai
kriteria diantaranya adalah (Mubarak, 2005):
1.
2.
3.
4.
5.
6.

Perhatian masyarakat
Prevalensi kejadian
Berat ringannya masalah
Kemungkinan masalah untuk diatasi
Tersedianya sumberdaya masyarakat
Aspek politis
Seleksi atau penapisan masalah kesehatan komunitas

menurut format Mueke (1988) mempunyai kriteria penapisan,


a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.
j.
k.
l.

antara lain :
Sesuai dengan peran perawat komunitas
Jumlah yang beresiko
Besarnya resiko
Kemungkinan untuk pendidikan kesehatan
Minat masyarakat
Kemungkinan untuk diatasi
Sesuai dengan program pemerintah
Sumber daya tempat
Sumber daya waktu
Sumber daya dana
Sumber daya peralatan
Sumber daya manusia
B. Diagnosis Keperawatan

Diagnosa keperawatan adalah respon individu pada


masalah kesehatan baik yang aktual maupun potensial.
Masalah aktual adalah masalah yang diperoleh pada saat
pengkajian, sedangkan masalah potensial adalah masalah yang
mungkin timbul kemudian. Jadi diagnosa keperawatan adalah
suatu pernyataan yang jelas, padat dan pasti tentang status dan
masalah kesehatan yang dapat diatasi dengan tindakan
keperawatan.

Dengan

demikian

diagnosis

keperawatan

ditetapkan berdasarkan masalah yang ditemukan. Diagnosa


keperawatan akan memberi gambaran masalah dan status
kesehatan masyarakat baik yang nyata (aktual), dan yang
mungkin terjadi (Mubarak, 2009).
C. Rencana Asuhan Keperawatan
Perencanaan keperawatan adalah penyusunan rencana
tindakan

keperawatan

yang

akan

dilaksanakan

untuk

mengatasi masalah sesui dengan diagnosis keperawatan yang


telah ditentukan dengan tujuan terpenuhinya kebutuhan klien
(Mubarak, 2009). Jadi perencanaan asuhan keperawatan
kesehatan

masyarakat

disusun

berdasarkan

diagnosa

keperawatan yang telah ditetapkan dan rencana keperawatan


yang disusun harus mencakup perumusan tujuan, rencana
tindakan keperawatan yang akan dilakukan dan kriteria hasil
untuk menilai pencapaian tujuan (Mubarak, 2009).
Langkah-langkah
dalam
perencanaan
keperawatan
kesehatan masyarakat antara lain sebagai berikut:
1.

Identifikasi alternatif tindakan keperawatan

2.

Tetapkan tehnik dan prosedur yang akan digunakan


3.

Melibatkan peran serta masyarakat dalam menyusun


perencanaan

melalui kegiatan musyawarah masyarakat

desa atau lokakarya mini

4.

Pertimbangkan sumber daya masyarakat dan fasilitas


yang tersedia

5.

Tindakan yang akan dilaksanakan harus dapat


memenuhi kebutuhan yang sangat dirasakan masyarakat

6.

Mengarah kepada tujuan yang akan dicapai

7.

Tindakan harus bersifat realistis

8.

Disusun secara berurutan


D. Implementasi
Pelaksanaan merupakan tahap realisasi dari rencana asuhan
keperawatan yang telah disusun. Dalam pelaksanaan tindakan
keperawatan,

perawat

kesehatan

masyarakat

harus

bekerjasama dengan anggota tim kesehatan lainya. Dalam hal


ini melibatkan pihak Puskesmas, Bidan desa dan anggota
masyarakat (Mubarak, 2009). Prinsip yang umum digunakan
dalam pelaksanaan atau implementasi pada keperawatan
komunitas adalah:
1. Inovative
Perawat kesehatan masyarakat harus mempunyai
wawasan luas dan mampu menyesuaikan diri dengan
perkembangan ilmu pengetahuan dan tehnologi (IPTEK)
dan berdasar pada iman dan taqwa (IMTAQ) (Mubarak,
2009)
2. Integrated
Perawat

kesehatan

masyarakat

harus

mampu

bekerjasama dengan sesama profesi, tim kesehatan lain,


individu, keluarga, kelompok dan masyarakat berdasarkan
azas kemitraan (Mubarak, 2009).

3. Rasional
Perawat kesehatan masyarakat dalam melakukan
asuhan keperawatan harus menggunakan pengetahuan
secara rasional demi tercapainya rencana program yang
telah disusun (Mubarak, 2009).
4. Mampu dan mandiri
Perawat
mempunyai

kesehatan

kemampuan

dan

masyarakat

diharapkan

kemandirian

dalam

melaksanakan asuhan keperawatan serta kompeten (Mubarak,


2009).
5. Ugem
Perawat kesehatan masyarakat harus yakin dan percaya
atas kemampuannya dan bertindak dengan sikap optimis
bahwa asuhan keperawatan yang diberikan akan tercapai.
Dalam melaksanakan implementasi yang menjadi fokus adalah
: program kesehatan komunitas dengan strategi : komuniti
organisasi dan partnership in community (model for nursing
partnership) (Mubarak, 2009).
E. Evaluasi
Evaluasi memuat keberhasilan proses dan keberhasilan
tindakan keperawatan. Keberhasilan proses dapat dilihat
dengan membandingkan antara proses dengan pedoman atau
rencana proses tersebut. Sedangkan keberhasilan tindakan
dapat

dilihat

dengan

membandingkan

antara

tingkat

kemandirian masyarakat dalam perilaku kehidupan sehari-hari


dan tingkat kemajuan kesehatan masyarakat komunitas dengan
tujuan yang telah ditetapkan atau dirumuskan sebelumnya
(Mubarak, 2009). Kegiatan yang dilakukan dalam penilaian
menurut Nasrul Effendi, 1998:

1. Membandingkan hasil tindakan yang dilaksanakan dengan


tujuan yang telah ditetapkan.
2. Menilai efektifitas proses keperawatan mulai dari tahap
pengkajian sampai dengan pelaksanaan.
3. Hasil

penilaian

keperawatan

digunakan

sebagai

bahan

perencanaan selanjutnya apabila masalah belum teratasi.


4. Perlu dipahami bersama oleh perawat kesehatan masyarakat
bahwa evaluasi dilakukan dengan melihat respon komunitas
terhadap masalah.

BAB IV
KESIMPULAN

Preschool adalah anak yang berumur 3-6 tahun atau masih kecil
yang masih bergantung pada seorang dewasa yang mempunyai kekuatan
untuk mandiri dengan usaha anak untuk tumbuh .
Konsep asuhan keperawatan pada anak preschool meliputi
pengkajian, diagnosa keperawatan, rencana tindakan keperawatan,
implementasi keperawatan, dan evaluasi.

DAFTAR PUSTAKA
Sudiyanto. Dalam membina anak dalam mencapai cita-citanya. Tumbuh kembang
anak, Fakultas Kedokteran UI

Вам также может понравиться