Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
TUGAS
Oleh :
Kelompok 5
Dwi Maulidiandari Endri
Chairun Nisak
Anis Fitri N.A
Aulia Bella Marinda
Rizka Agustin
Siti Aisyah Dwi Asri
Afriezal Kamil
Siti Nurhasanah
NIM 132310101007
NIM 132310101014
NIM 132310101023
NIM 132310101030
NIM 132310101041
NIM 132310101050
NIM 132310101054
NIM 132310101058
Kata Kunci
1.
2.
3.
4.
Usia 68 tahun
40 tahun yang lalu memiliki riwayat merokok sebanyak 1,5 pack per hari
Sulit melakukan aktivitas
Gejala yang dirasakan 1 minggu yang lalu yaitu dispneu, batuk, belum mampu merawat
dirinya sendiri, kebersihan diri tampak memburuk, tidak bisa bernapas atau napas cukup
* tampak lemah
Pasien memiliki frekuensi: batuk produktif lemah dengan jumlah yang tebal
PATOFISIOLOGI
Pasien dengan bronkhitis kronis mengalami hipertrofi kelenjar mukosa bronchial dan peradangan
peribronkial yang menyebabkan kerusakan lmen bronkus berupa metaplasia skuamosa, sehingga
menyebabkan silia menjadi abnormal, hyperplasia otot polos saluran pernapasan, peradangan dan
penebalan mukosa bronkus. Sel neutrofit banyak ditemukan pada lumen bronkus dan infiltrate
neutrofit pada submukosa. Pada bronkiolus respiratorius terjadi peradangan, banyak ditemukan
mononuclear, banyak sumbatan mucus, metaplasia sel goblet, dan hyperplasia otot polos.
Seluruh kelainan ini akan menyebabkan obstruksi jalan napas, sehingga menyebabkan ventilasi
alveolus, hipoksia, dan asidosis. Pasien mengalami kekurangan O 2, iaringan dan ratio ventilasi
perfusi abnormal timbul, di mana terjadi penurunan PO 2 Kerusakan ventilasi juga dapat
meningkatkan nilai PCO2,sehingga pasien terlihat sianosis. Sebagai kompensasi dari hipoksemia,
maka terjadi polisitemia (produksi eritrosit berlebihan).
ANALISA DATA
DS: dispneu
DO: - menggunakan otot
bantu pernafasan
- pursed lip breathing
- RR 30 x/menit
Diagnose keperawatan
Pola nafas tidak efektif b.d
penggunaan otot bantu
pernafasan yang di tandai
dengan pasien mengeluh
dispneu dan menggunakan
otot pernafasan tambahan
serta RR 30 X/ menit
Intervensi keperawatan
1. Buka jalan nafas,
gunakan tekhnik chin
lift atau jaw thrust bila
perlu
2. Posisikan pasien untuk
memaksimalkan
ventilasi
3. Identifikasi pasien
perlunya pemasangan
alat jalan nafas buatan
4. Lakukan fisioterapi
dada jika perlu
5. Keluarkan secret
dengan batuk atau
suction
6. Auskultasi suara nafas
7. Monitor respirasi dan
status oksigen
1. Kaji frekuensi dan
kedalaman pernafasan
2. Dorong pengeluaran
sputum
3. Awasi tingkat
kesadaran
4. Monitor GDA
5. Auskultasi bunyi nafas
6. Berikan oksigen
tambahan sesuai
dengan indikasi hasil
GDA
7. Monitor TTV
1. Kaji kebiasaan diet
2. Auskultasi bunyi usus
3. Berikan perawatanoral
4. Timbang berat badan
sesuai indikasi
1. Awasi suhu
2. Observasi warna, bau
sputum
3. Tunjukkan dan bantu
pasien tentang
pembuangan sputum
1. Auskultasi bunyi nafas
2. Kaji/pantau frekuensi
pernapasan
3. Dorong/bantu latihan
nafas abdomen atau bibir
4. Observasi karakteristik
batuk
5. Tingkatkan masukan
cairan sampai 3000/hari
Dukung pasien dalam
menegakkan latihan teratur
dengan menggunakan
exercise, berjalan perlahan
atau latihan yang sesuai
1. Kaji tingkat kecemasan
(ringan, sedang, berat)
2. Berikan dorongan
emosional
3. Beri dorongan
mengungkapkan
ketakutan/masalah
4. Jelaskan jenis prosedur
dari pengobatan
5. Beri dorongan spiritual
1. Jelaskan proses penyakit
individu
2. Instruksikan untuk latihan
nafas, betuk efektif dan
latihan kondisi umum
3. Diskusikan faktor
individu yang
meningkatkan kondisi
misalnya udara, serbuk,
asap tembakau