Вы находитесь на странице: 1из 17

LAPORAN PENDAHULUAN

HERNIA
Guna memenuhi tugas dalam Stase Keperawatan Medikal Bedah

Di susun oleh :
Nama : Lukman Hakim
NIM : 13. 0157. N

PROGRAM PROFESI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH
PEKAJANGAN PEKALONGAN
2013

BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Pencernaan adalah sebuah proses metabolisme dimana suatu makhluk hidup memproses
sebuah zat dalam rangka untuk mengubah secara kimia atau mekanik sesuatu zat menjadi
nutrisi. Namun, jika proses ini terjadi perubahan maka akan terjadi gangguan pencernaan
termasuk hernia.
Hernia terlihat sebagai suatu tonjolan yang hilang timbul lateral terhadap tuberkulum
pubikum, tonjolan timbul apabila pasien menangis, mengejan, atau berdiri dan biasanya
menghilang secara spontan bila pasien dalam keadaan istirahat atau terlentang.
Insiden hernia pada populasi umum adalah 1%, dan pada bayi prematur 5%. Laki-laki paling
sering terkena (85% kasus). Setengah dari kasus-kasus hernia inguinalis selama kanak-kanak
terjadi pada bayi di bawah 6 bulan. Hernia pada sisi kanan lebih sering daripada sisi kiri (2:
1).25% pasien menderita hernia bilateral.Sedangkan insiden tertinggi adalah pada masa bayi
9 lebih dari 50%), selebihnya terdapat pada anak-anak yang berusia kurang dari 5 tahun.
Oleh karena itu perlu kiranya mengetahui bagaimana penyakit tersebut sehingga dapat
diputuskan tindakan secara tepat, apalagi insiden yang terjadi pada anak-anak, maka sangat
diperlukan suatu tindakan secara dini dan tepat.
2. Tujuan
A. Tujuan Umum
Mampu memahami asuhan keperawatan pada klien dengan Hernia dengan benar.
B. Tujuan Khusus
a. Mampu melakukan pengkajian terhadap pasien dengan Hernia
b. Dapat merumuskan masalah yang muncul dari pasien dengan Hernia.
c. Dapat menyusun rencana asuhan keperawatan sesuai masalah yang ada.
d. Dapat melaksanakan asuhan keperawatan sesuai dengan rencana.
e. Mampu mengevaluasi perkembangan klien.
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Pengertian
Hernia adalah protrusi (benjolan) abdomen suatu organ, atau bagian organ melewati
celah di struktur sekitarnya-umumnya protrusi organ abdomen melalui celah dinding
abdomen (Brooker, Chris, h. 187).

Hernia adalah penonjolan sebuah organ, jaringan atau struktur melewati dinding rongga
yang secara normal memang berisi bagian-bagian tersebut (Nettina, 2001, h. 253).
Hernia adalah suatu keadaan menonjolnya isi usus suatu rongga melalui lubang
(Oswari, 2000, h. 216).
Hernia adalah penonjolan suatu organ atau struktur tubuh lain melalui dinding yang
biasa membetasinya (Leyner h. 48).
B. Etiologi
1. Mengangkat benda terlalu berat
2. Terlampau kuat mengedan, seperti melahirkan (Songo 2008, h. 569)
3. Umur
Penyakit ini dapat diderita oleh semua kalangan tua, muda, pria maupun wanita. Pada
Anak anak penyakit ini disebabkan karena kurang sempurnanya procesus vaginalis
untuk menutup seiring dengan turunnya testis. Pada orang dewasa khususnya yang telah
berusia lanjut disebabkan oleh melemahnya jaringan penyangga usus atau karena adanya
penyakit yang menyebabkan peningkatan tekanan dalam rongga perut.
4. Jenis Kelamin
Hernia yang sering diderita oleh laki laki biasanya adalah jenis hernia Inguinal. Hernia
Inguinal adalah penonjolan yang terjadi pada daerah selangkangan, hal ini disebabkan
oleh proses perkembangan alat reproduksi. Penyebab lain kaum adam lebih banyak
terkena penyakit ini disebabkan karena faktor profesi, yaitu pada buruh angkat atau buruh
pabrik. Profesi buruh yang sebagian besar pekerjaannya mengandalkan kekuatan otot
mengakibatkan adanya peningkatan tekanan dalam rongga perut sehingga menekan isi
hernia keluar dari otot yang lemah tersebut.
5. Keturunan
Resiko lebih besar jika ada keluarga terdekat yang pernah terkena hernia
6. Obesitas
Berat badan yang berlebih menyebabkan tekanan berlebih pada tubuh, termasuk di bagian
perut. Ini bisa menjadi salah satu pencetus hernia. Peningkatan tekanan tersebut dapat
menjadi pencetus terjadinya prostrusi atau penonjolan organ melalui dinding organ yang
lemah.
7. Kelahiran premature
Bayi yang lahir prematur lebih berisiko menderita hernia inguinal daripada bayi yang
lahir normal karena penutupan kanalis inguinalis belum sempurna, sehingga
memungkinkan menjadi jalan bagi keluarnya organ atau usus melalui kanalis inguinalis

tersebut. Apabila seseorang pernah terkena hernia, besar kemungkinan ia akan


mengalaminya lagi.
C. Klasifikasi Hernia
Klasifikasi hernia menurut Sjamsuhidajat dan Jong (2005, hh. 523-526) dapat dibagi
menjadi beberapa macam. Berdasarkan terjadinya, hernia di bagi atas hernia bawaan atau
kongenital dan hernia dapatan atau akuisita. Menurut letaknya, hernia dibagi atas hernia
diafragma, inguinal, umbilikal, femoral. Menurut sifatnya dibagi atas hernia reponible,
hernia ireponible, hernia inkarserata dan hernia strangulata.
Bila strangulasi hanya menjepit sebagian dinding usus disebut hernia richter. Hernia
eksterna adalah hernia yang menonjol ke luar melalui dinding perut, pinggang atau perineum.
Hernia interna adalah tonjolan usus tanpa kantong hernia melalui suatu lubang dalam rongga
perut. Hernia yang sebagian dinding kantongnya terbentuk dari organ isi hernia, misalnya
sekum, kolon sigmoid, atau kandung kemih, disebut hernia geser (sliding hernia).
Menurut Nettina (2002, h. 253) hernia abdominal berdasarkan tempatanya dapat dibagi atas
hernia inguinal, femoral, umbilical, insisional atau ventral, dan parastomal:
a.

Hernia inguinal (paling umum), visera menonjol ke dalam kanal inguinal pada titik di mana
tali spermatic muncul pada pria, dan disekitar ligament pada wanita.

b. Hernia femoral terjadi dimana arteri femoralis masuk ke dalam kanal femoral, dan muncul di
bawah ligament inguinal di bawah pangkal paha.
c.

Hernia umbilikal terjadi karena kegagalan orifisum umbilical untuk menutup. Hal ini paling
sering terjadi pada wanita obesitas, anak-anak, dan pada pasien dengan peningkatan tekanan
intra abdominal karena sirosis dan asites.

d. Hernia insisional atau ventral terjadi malalui dinding abdominal karena penyembuhan insisi
bedah yang buruk.
e.

Hernia parastomal menonjol melalui defek fasial disekitar stoma dan ke dalam jaringan
subkutan.

D. Patofisiologi
Defek pada dinding abdomen dapat congenital ( misalnya hernia umbilikalis, kanalis,

femoralia ) atau didatap ( akibat suatu inisisi) dan dibatasi oleh perineum (kantung).
Peningkatan tekanan intra abdomen lebih lanjut membuat defek semakin lemah dan
menyebabkan beberapa isi intraabdomen (misalnya omentum, lengkung usus) keluar
melalui celah tersebut.

Isi usus yang terjebak didalam kantung kemudian menyebabkan inkarserasi (ketidak
mampuan mengurangi isi) dan kemungkinan striangulasi (terhambatnya aliran darah ke
daerah inkarserasi). (Grace 2006 h. 119)

E. Manifestasi Klinis
1. Tampak benjolan.
2. Bila isinya terjepit akan menimbulkan perasaan sakit di tempat itu disertai perasaan mual.
3. Bila terjadi hernia inguinalis stragulata perasaan sakit akan bertambah hebat serta kulit di
atasnya menjadi merah dan panas.
4. Hernia femoralis kecil mungkin berisi dinding kandung kencing sehingga menimbulkan
gejala sakit kencing (disuria) disertai hematuria (kencing darah) disamping benjolan di
bawah sela paha.
5. Hernia diafragmatika menimbulkan perasaan sakit di daerah perut disertai sasak nafas.
6. Bila pasien mengejan atas batuk maka benjolan hernia akan bertambah besar. (Oswari,
2000 : 218)
7. Bila terjadi pada rongga dada, terasa sakit dibelakang tulang dada
8. Perasaan panas didada dan sakit dibagian perut atas. Disebabkan isi perut, terutama
lambung, menonjol kerongga dada. kadang-kadang isi perut itu terjepit, tidak dapat
kembali lagi hingga menimbulkan perasaan nyeri sekali.
9. Bila terjadi pada sela paha, kadang isi perut menonjol masuk kedalam kandung buah
zakar. Bila isi perut ini dapat kembali lagi biasanya tidak begitu berbahaya, tapi akan
mengganggu pergerakan penderita. Bila tidak dapat kembali lagi, ini sangat berbahaya
dan harus segera dioperasi. (Songo 2008, h. 569)
F. Pemeriksaan Penunjang
Menurut (Laniyani 2000, h. 510) yaitu :
1. Pada saat pemeriksaan, pasien harus berdiri karena tidak mungkin meraba hernia lipat
paha yang bereduksi pada saat pasien berbaring
2. Pemeriksaan ultrasonografi atau tomografi computer.
G. Penatalaksanaan Medik
Menurut Sjamsuhidajat dan Jong (2005, hh. 537) penatalaksanaan hernia dibagi menjadi terapi
umum dan hernioplastik endoskopik.
a. Terapi umum
Terapi konservatif sambil menunggu peyembuhan melalui proses alami dapat dilakukan
pada hernia umbilikalis sebelum anak berumur dua tahun. Terapi konservatif berupa pengguaan
alat penyangga dapat dipakai sebagai pengelolaan sementara, misalnya pemakaian korset pada

hernia ventralis. Sementara itu, pada hernia inguinalis pemakaian korset tidak dianjurkan karena
selain tidak dapat menyembuhkan, alat ini dapat melemahkan otot dinding perut.
Umumnya terapi operatif merupakan terapi satu-satunya yang rasional. Usia lanjut tidak
merupakan kontraindikasi operasi elektif kalau pasien dengan hernia inkarserata tidak
menunjukkan gejala sistemik dapat dicoba melakukan reposisi postural. Jika usaha reposisi
berhasil , dapat dilakukan operasi herniorafi elektif setelah 2-3 hari setelah udem jaringan hilang
dan keadaan umum pasien sudah lebih baik.

b. Hernioplastik endoskopik
Hernioplastik endoskopik merupakan pendekatan dengan penderita berbaring dalam
posisi Trandelenburg 40 drajat. Digunakan tiga trokar, yang pertama digaris tengah dekat
umbilicus dan dua lainnya bilateral.

H. Pengkajian Fokus
1. Aktivitas atau istirahat
Gejala : Riwayat pekerjaan yang perlu mengangkat benda berat, mengemudi dalam waktu
lama, penurunan rentang gerak dari ekstremitas pada salah satu bagian tubuh, tidak
mampu melakukan aktivitas yang biasanya.
Tanda : Atrofi otot pada bagian tubuh yang terkena, gangguan dalam berjalan.
2. Eliminasi
Gejala : Konstipasi, mengalami kesulitan dalam defekasi, adanya inkontinensia atau
retensi urin
3. Integritas Ego
Gejala : Ketakutan akan timbulnya paralis, amsietas maslah pekerjaan
Tanda : tampak cemas, depresi
4. Neurosensori
Gejala : Kesemutan, kekakuan, kelemahan tangan atau kaki
Tanda : penurunan reflek tendon dalam, kelemahan otot, hipotonia, nyeri tekan,
penurunan persepsi nyeri (sensori)
5. Nyeri/Kenyamanan
Gejala : nyeri seperti tertusuk pisau, yang akan memburuk dengan adanya batuk, bersin,
membengkokan badan,mengangkat kaki atau fleksi pada leher, nyeri yang menjalar pada

kaki, bokong (lumbar) atau bahu atau lengan, kaku pada leher (servikal), terdengar suara
kre saat nyeri baru timbul.
Tanda : Sikap:dengan cara bersandar dari begian tubuh yang terkena, nyeri pada
palpasi,perubahan cara berjalan, berjalan dengan terpincang-pincang.
6. Keamanan
Gejala : adanya riwayat masalah punggung yang baru saja terjadi. (Doenges, Marilynn
2000, hh. 320-321)
I. Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri (akut) berhubungan dengan terjadinya hernia
Intervensi :
a. Selidiki keluhan nyeri, perhatikan lokasi, intensitas (skala 0 10) dan faktor
pemberat/penghilang
R : Nyeri insisi bermakna pada pasca operasi awal, diperberat oleh pergerakan,
batuk, distensi abdomen, mual
b. Anjurkan pasien untuk melaporkan nyeri segera saat mulai
R : Intervensi diri pada kontrol nyeri memudahkan pemulihan otot/jaringan dengan
menurunkan tegangan otot dan memperbaiki sirkulasi
c. Pantau tanda-tanda vital
R : Respon autonemik meliputi perubahan pada TD, nadi dan pernapasan yang
berhubungan dengan keluhan/penghilang nyeri. Abnormalitas tanda vital terus
menerus memerlukan evaluasi lanjut
d. Berikan tindakan kenyamanan, misal gosokan punggung, pembebatan insisi selama

perubahan posisi dan latihan batuk/bernapas, lingkungan tenang


R : Memberikan dukungan relaksasi, memfokuskan ulang perhatian, meningkatkan
rasa kontrol dan kemampuan koping
e. Berikan analgesik sesuai terapi
R : Mengontrol/mengurangi nyeri untuk meningkatkan istirahat dan meningkatkan
kerjasama dengan aturan terapeutik
2. Risiko tinggi terhadap infeksi berhubungan dengan ketidakadekuatan pertahanan primer
Intervensi :
a. Pantau tnda-tanda vital, perhatikan peningkatan suhu.
R : Suhu malam hari memuncak yang kembali ke normal pada pagi hari adalah
karakteristik infeksi
b. Observasi penyatuan luka, karakter drainase, adanya inflamasi

R:

Perkembangan infeksi dapat memperlambat pemulihan

c. Observasi terhadap tanda/gejala peritonitas, misal : demam, peningkatan nyeri,


distensi abdomen
R : Meskipun persiapan usus dilakukan sebelum pembedahan elektif, peritonitas
dapat terjadi bila susu terganggu. Misal : ruptur pra operasi, kebocoran
anastromosis (pasca operasi) atau bila pembedahan adalah darurat/akibat dari
luka kecelakaan
d. Pertahankan perawatan luka aseptik,
R : Melindungi pasien dari kontaminasi silang selama penggantian balutan. Balutan
basah sebagai sumbu retrogad, menyerap kontaminasi eksternal.
e. Berikan obat-obatan sesuai indikasi : Antibiotik
R : Diberikan secara profilaktik dan untuk mengatasi infeksi.
4. Risiko tinggi terhadap perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan ketidakmampuan mencerna/makan-makanan
Intervensi :
a. Tinjau

faktor-faktor

individual

yang

mempengaruhi

kemampuan

untuk

mencerna/makan makanan, misal : status puasa, mual, ikusperistaltik setelah selang


dilepaskan
R:

Mempengaruhi pilihan intervensi

b. Aukultasi bising usus palpasi abdomen. Catat pasase flatus.


R

Menentukan

kembalinya

peristaltik

(biasanya

dalam

hari)

Identifikasi kesukaan/ketidaksukaan diet dari pasien. Anjurkan pilihan


makanan tinggi protein dan vitamin C
c. Berikan cairan IU, misal : albumin. Lipid, elektrolit
R:

Memperbaiki keseimbangan cairan dan elektrolit. Inflamasi usus, erosi


mukosa, infeksi.

5. Ketakutan/ansietas

berhubungan

dengan

perubahan

status

kesehatan

Intervensi

a. Awasi respon fisiologis, misal : takipnea, palpitasi, pusing, sakit kepala, sensasi
kesemutan.

R:

Dapat menjadi indikatif derajat takut yang dialami pasien tetapi dapat juga
berhubungan dengan kondisi fisik/status syok

b. Berikan informasi akurat, nyata tentang apa yang dilakukan, misal : sensasi yang
diharapkan, prosedur biasa
R:

Melibatkan pasien dalam rencana asuhan dan menurunkan ansietas yang tak
perlu tentang ketidaktahuan

c. Tunjukkan teknik relaksasi, contoh : visualisasi, latihan napas dalam, bimbingan


imajinasi
R:

Belajar cara untuk rileks dapat menurunkan takut dan ansietas

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn.A DENGAN


HERNIA DI RUANG BEDAH
RSUD KRATON PEKALONGAN
Kasus
Tn. A umur 46 th, dibawa ke RSUD Kraton dengan keluhan terdapat luka operasi
sepanjang 6 cm dengan 6 jahitan didaerah inguinalis. Nyeri bertambah jika bergerak, skala nyeri
5 dan rasanya seperti diiris-iris. Klien juga mengatakan sulit bergerak karena nyeri.
1. PENGKAJIAN
A. Identitas Klien
Nama
Umur
Jenis Kelamin
Pendidikan
Pekerjaan
Status Perkawinan
Agama
Suku
Alamat
No RM
Bangsal/bed
Tanggal masuk
Daignosa Medis

: Tn. A
: 46 tahun
: Laki-laki
: SMP
: Petani
: Kawin
: Islam
: Jawa/ Indonesia
: Buaran
: 12-45-56
: Wijaya Kusuma (Bedah) / 3.2
: 17 September 2013
: Hernia

B. Riwayat Keperawatan

1) Keluhan Utama
Klien mengatakan nyeri.
2) Riwayat Keperawatan Sekarang
Terdapat luka operasi di daerah inguinal. Nyeri bertambah jika bergerak.
P : Nyeri bertambah jika bergerak
Q : Nyut seperti di iris-iris
R : Nyeri di daerah abdomen kiri bawah
S : Skala nyeri 5 (sedang)
T : Nyeri di rasa 5-10 menit saat bergerak dan beraktifitas hilang setelah di suntik, keadaan
umum pasien lemah, klien berhati-hati dalam bergerak karena nyeri luka akibat pembedahan
akibat pembedahan terdapat luka sepanjang 6 cm dengan 6 jahitan di abdomen kiri, kondisi
luka tampak bersih dan lembab, klien menjalani operasi pada tanggal 18 februari 2013 .
3) Riwayat Keperawatan Dahulu
Klien bekerja sebagai petani dan sering membawa beban berat.
4) Riwayat kesehatan keluarga

Keluarga pasien tidak ada yang menderita hernia.


5) Riwayat Kesehatan Lingkungan
Klien megatakan, kondisi lingkungan bersih.
6) Pemeriksaan Fisik
Keadaan Umum : Lemah
Kesadaran
: Compos mentis, GCS= 15 (E=4, M=6, V=5)
Tanda-tanda vital :
Tekanan darah = 120/80 mmHg
Respirasi
= 18x/menit
Nadi
= 66x/menit
Suhu
= 36,5C
7) Kepala
Inspeksi : Bentuk simetris, ada sedikit ketombe, rambut hitam
Palpasi : Tidak ada lesi dan nyeri tekan
8) Mata
Inspeksi : Konjungtiva merah muda, pupil isokor, sklera putih, tidak ada sekret
Palpasi : tidak ada nyeri tekan
9) Telinga
Inspeksi : Bentuk simetris, terdapat sedikit serumen, pendengaran baik
10) Mulut
Inspeksi : Bentuk simetris, gigi tampak kuning, tidak ada sariawan
11) Leher
Inspeksi : Tidak ada pembenjolan, warna kulit normal
Palpasi : tidak ada pembesaran kelenjar limfe dan tiroid, vena jugularis teraba
12) Paru-paru
Inspeksi : respirasi normal,bentuk dada simetris
Palpasi : vocal fremitus sama, tidak ada nyeri tekan
Perkusi : bunyi resonan
Auskultasi: normal
13) Jantung
Inspeksi : ictus cordis tidak terlihat, bentuk dada simetris
Palpasi : ictus cordis tidak teraba, tidak ada pembesaran jantung
Perkusi : bunyi dullnes
Auskultasi: S1 dan S2 tunggal
14) Abdomen

Inspeksi : Bentuk simetris pada 4kuadran, terdapat 6 jahitan dengan panjang 6 cm, tidak
ascites, luka jahitan di inguinal kiri
Auskultasi: Bising usus 12x/menit
Palpasi : tidak
Perkusi :
15) Genetalia
Inspeksi : terpasang kateter, daerah genetalia bersih dan tidak ada tanda-tanda infeksi
Palpasi : ada nyeri tekan
16) Integumen
Inspeksi : Terdapat luka operasi sepanjang 6 cm dengan 6 jahitan didaerah inguinalis
C. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan
SGOT
SPGT
Urea S
Kreatinine
Glukosa sewaktu
Leukosit
Eritrosit
Hb
Hematokrit
Trombosit
MCV
MCHC
MCH

Nilai
24
19
25 mg/dl
0,9 mg/dl
225 mg/dl
10,3 L
3,28 L
10,3 g/dl
32,0 %
224 L
94,6 FL
32,2 g/dl
31,4 pg

Normal
Lk = 8-37, Pr = 8-31
Lk= 8-40, pr = 6-31
10-50mg/dl
Lk= 0,5-1,1 Pr= 0,5-0,9 mg/dl
180 mg/dl
9000-30.000/ mm3
4,6-6,2 jt/ mm3
Lk= 14-16 g/dl, Pr= 12-14 g/dl
Lk= 40-50 %, Pr= 36-46 %
200.000-400.000/ Mel darah

2. ANALISA DATA
No
Data Fokus
1. DS: klien mengatakan
nyeri pada luka operasi
P = nyeri bila bergerak
Q = nyeri seperti di iris-iris
R = inguinal kiri
S = nyeri sedang (skala 5)
T= nyeri hilang
datang,datang setiap 5

Etiologi
Agen cidera
fisik (tindakan
invasif bedah)
ditandai dengan
terdapat luka
post operasi
pada perut
kuadran kiri
bawah.

Masalah
Nyeri akut

menit dan hilang setelah di


suntik.
DO:
Klien tampak meringis
Skala nyeri (5)
Terdapat luka operasi
sepanjang 6 cm dengan 6
jahitan
Post op hari pertama
DS:
2. DS: - Klien mengatakan

Ketidaknyamanan

Hambatan

sulit untuk bergerak karena

ditandai dengan

mobilitas fisik

nyeri

klien mengeluh

DO: - aktifitas klien di

sulit untuk

bantu keluarga

bergerak.

-TD: 120/ 80
N: 65x/menit
3.

DS : -Klien mengatakan

Medikasi post operasi

ada luka operasi di daerah

ditandai dengan

inguinalis
DO

: -

Kerusakan
integritas kulit

terdapat luka operasi


terdapat

luka

pada perut kuadran kiri

operasi dengan panjang 6

bawah sepanjang 6 cm

cm dengan 6 jahitan

berwarna merah.

Kondisi luka bersih dan


lembab

3. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Nyeri akut berhubungan dengan agen cidera fisik (tindakan invasif bedah) ditandai dengan
terdapat luka post operasi pada perut kuadran kiri bawah.

2. Hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan ketidaknyamanan ditandai dengan klien


mengeluh sulit untuk bergerak.
3. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan medikasi post operasi ditandai dengan
terdapat luka operasi pada perut kuadran kiri bawah sepanjang 6 cm berwarna merah.
4. INTERVENSI KEPERAWATAN
1. Nyeri akut berhubungan dengan agen cidera fisik (tindakan invasif bedah) ditandai
dengan terdapat luka post operasi pada perut kuadran kiri bawah.
NOC:
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2 X 24 di harapkan nyeri berkurang
sampai dengan hilagng dengan KH:
1) Klien mengatakan nyeri berkurang sampai dengan hilang
2) Ekspresi wajah rileks
3) Skala nyeri 0-3
4) TTV dalam batas normal
NIC
1) Menejemen nyeri
Observasi nyeri secara komprehensif, ( lokasi, durasi, frekuensi)
Observasi reaksi non verbal dan ketidak nyamanan
2) Support/ dukungan
Beri posisi nyaman
Anjurkan untuk mengurangi aktifitas
3) Teaching/ pengajaran
Ajarkan tehnik relaksasi nafas dalam
Jelaskan jika nyeri timbul laporkan kepada staf perawat
4) Environtmen/ lingkungan
Ciptakan lingkungan yang tenang
5) Collaboration/ kolaborasi
Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian terapi analgetik
2. Hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan ketidaknyamanan ditandai dengan klien
mengeluh sulit untuk bergerak.
NOC
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 X 24 jam, hambatan mobilitas fisik
tidak terjadi dengan KH:
1) Klien bisa beraktifitas mandiri secara bertahap
2) Wajah klien tenang /tidak cemas
NIC
1) Menejemen mobilitas
2) Guidance/ bimbingan
Observasi kebutuhan akan bantuan
3) Support/ dukungan
Berikan posisi yang nyaman

4) Teaching/ pengajaran
Ajarkan klien untuk menjaga luka agar tetap lembab
5) Environtmen/ lingkungan
Ciptakan lingkungan yang tenang
3. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan medikasi post operasi ditandai dengan
terdapat luka operasi pada perut kuadran kiri bawah sepanjang 6 cm berwarna merah.
NOC
Setelah di lakukan tindakan 3x24 jam integritas kulit kembali adekuat dengan KH:
1) Tidak ada tanda-tanda infeksi
2) Luka tampak kering
NIC
1) Manajemen integritas kulit
2) Guidance/ bimbingan
Observasi kondisi luka dari tanda peradangan
3) Support/ dukungan
Rawat luka dengan tekhnik aseptic
4) Teaching/ pengajaran
Ajar klien dan keluarga untuyk menjaga agar area luka tetap bersih dan lembab
5) Anjurkan mengkonsumsi makanan Tinggi Kalori Tinggi Protein (TKTP)
6) Collaboration/ kolaborasi
Kolaborasi dengan ahli gizi (pemberian diit TKTP).

DAFTAR PUSTAKA
Brooker, Chris 2008. Ensiklopedia Keperawatan. EGC. Jakarta
Ester, M., 2001, Keperawatan Medikal Bedah, EGC. Jakarta
Grace dan Borbely 2006. At a Glance Ilmu Bedah edisi ke 3. Erlangga. Jakarta
Keperawatan Medikal Bedah. Swearingen. Edisi II. EGC. 2001
Keperawatan Medikal Bedah. Charlene J. Reeves, Bayle Roux, Robin Lockhart.
Penerjemah Joko Setyono. Penerbit Salemba Media. Edisi I. 2002.)
Leyner, mark dkk. Why do men fall asleep after seks?. EGC. Jakarta
Long, B.C. 1999, Perawatan Medikal Bedah, Volume 3, Yayasan Ikatan Alumni Pendidikan
Keperawatan padjajaran Bandung
Nettina, S.M, 2001, Pedoman Praktik Keperawatan, EGC. Jakarta
Selekta Kedokteran. Edisi II. Medica Aesculaplus FK UI. 1998. Hal.313 )
Shires dkk alih bahasai laniyani 2000. Intisari prinsi prinsip ilmu beda edk 6. EGC. Jakarta
Songo, Edi 2008. Genius Senior. Wahyu Media. Jakarta
Suryana 1998. Keperawatan anak untuk siswa SPK. EGC. Jakarta
Tambayong, Jan 2000. Patofisiologi untuk keperawatan. EGC. Jakarta
Wikinson, Judith M 2001, Buku Saku Diagnosis Keperawatan : Diagnosis NANDA,
intervensi NIC, kriteria hasil NOC, EGC, Jakarta.
http://rajul-al.blogspot.com/2012/01/makalah-hernia.html
Pathway
Jalan munculnya masalah dikaitkan dengan patofisiologi penyakit dari temuan data focus
( dibuat dalam bentuk bagan/skema
Patofisiologi Hernia
Defek Dinding Abdomen

mengejan saat bab, angkat beban berat/


Aktivitas berat

Hernia
Hernia ingualis lateralis atau skrotalis
Benjolan

hernioraphy
luka
Terputusnya
inkontinuitas
sA
jaringan
Penekanan
nyeri

indirekta
resiko infeksi

direkta

Peningkatan rongga perut yang


terus menerus
peningkatan rongga perut yang
terus menerus

menuju keanulus
ingunalis eksterna
Timbul benjolan di skrotum

Benjolan
bertambah besar
apabila, batuk
,mengejan
kuat ,bersin
Tidak ada
suplai darah
Penurunan
perfusi jaringan
perifer
nekrosis

infeksi

nyeri

gangren
Kerusakan
integritas
kulit

Benjolan dilipat
paha

Buli buli membentuk dinding


media hernia

Isi terjepit

Gejala mudah kencing

stangulata

Timbulnya
gejala
ileus
Perut
kembung
anoreksia

Resiko kekurangan
nutrisi

Nyeri yang
bergerak

Takut bergerak

Kulit memerah
dan terasa
panas
Kerusakan integritas
kulit

Intoleransi aktifitas

Вам также может понравиться

  • GGK 1
    GGK 1
    Документ32 страницы
    GGK 1
    Nur Fitryanti Lubis
    Оценок пока нет
  • LEAFLEAT NUTRISI IBU MENYUSUI New
    LEAFLEAT NUTRISI IBU MENYUSUI New
    Документ2 страницы
    LEAFLEAT NUTRISI IBU MENYUSUI New
    RuLiiyy De'angeLo Tsii MonzteRjackerz
    Оценок пока нет
  • 5 Babiv Pu
    5 Babiv Pu
    Документ53 страницы
    5 Babiv Pu
    RuLiiyy De'angeLo Tsii MonzteRjackerz
    Оценок пока нет
  • LP Hernia
    LP Hernia
    Документ6 страниц
    LP Hernia
    Yitno
    Оценок пока нет
  • LEAFLEAT NUTRISI IBU MENYUSUI New
    LEAFLEAT NUTRISI IBU MENYUSUI New
    Документ2 страницы
    LEAFLEAT NUTRISI IBU MENYUSUI New
    RuLiiyy De'angeLo Tsii MonzteRjackerz
    Оценок пока нет
  • CHF Putu
    CHF Putu
    Документ16 страниц
    CHF Putu
    RuLiiyy De'angeLo Tsii MonzteRjackerz
    Оценок пока нет
  • LEAFLEAT NUTRISI IBU MENYUSUI New
    LEAFLEAT NUTRISI IBU MENYUSUI New
    Документ2 страницы
    LEAFLEAT NUTRISI IBU MENYUSUI New
    RuLiiyy De'angeLo Tsii MonzteRjackerz
    Оценок пока нет
  • Laporan Pendahuluan Pada Bayi Dengan Asfiksia
    Laporan Pendahuluan Pada Bayi Dengan Asfiksia
    Документ13 страниц
    Laporan Pendahuluan Pada Bayi Dengan Asfiksia
    Iman Firmansyah
    80% (5)
  • NUTRISI IBU MENYUSUI
    NUTRISI IBU MENYUSUI
    Документ11 страниц
    NUTRISI IBU MENYUSUI
    RuLiiyy De'angeLo Tsii MonzteRjackerz
    Оценок пока нет
  • Kontrak Belajar SH
    Kontrak Belajar SH
    Документ5 страниц
    Kontrak Belajar SH
    RuLiiyy De'angeLo Tsii MonzteRjackerz
    Оценок пока нет
  • LEAFLEAT NUTRISI IBU MENYUSUI New
    LEAFLEAT NUTRISI IBU MENYUSUI New
    Документ2 страницы
    LEAFLEAT NUTRISI IBU MENYUSUI New
    RuLiiyy De'angeLo Tsii MonzteRjackerz
    Оценок пока нет
  • LP Asfiksia Ewic
    LP Asfiksia Ewic
    Документ15 страниц
    LP Asfiksia Ewic
    RuLiiyy De'angeLo Tsii MonzteRjackerz
    Оценок пока нет
  • Jurnal
    Jurnal
    Документ10 страниц
    Jurnal
    RuLiiyy De'angeLo Tsii MonzteRjackerz
    Оценок пока нет
  • Laporan Pendahuluan SH
    Laporan Pendahuluan SH
    Документ21 страница
    Laporan Pendahuluan SH
    RuLiiyy De'angeLo Tsii MonzteRjackerz
    Оценок пока нет
  • tERAPI bERMAIN
    tERAPI bERMAIN
    Документ7 страниц
    tERAPI bERMAIN
    RuLiiyy De'angeLo Tsii MonzteRjackerz
    Оценок пока нет
  • LP DHF
    LP DHF
    Документ16 страниц
    LP DHF
    RuLiiyy De'angeLo Tsii MonzteRjackerz
    Оценок пока нет
  • Laporan Pendahuluan SH
    Laporan Pendahuluan SH
    Документ21 страница
    Laporan Pendahuluan SH
    RuLiiyy De'angeLo Tsii MonzteRjackerz
    Оценок пока нет
  • Kontrak Belajar Asfiksia
    Kontrak Belajar Asfiksia
    Документ5 страниц
    Kontrak Belajar Asfiksia
    RuLiiyy De'angeLo Tsii MonzteRjackerz
    Оценок пока нет
  • Kontrak Belajar Thypoid
    Kontrak Belajar Thypoid
    Документ5 страниц
    Kontrak Belajar Thypoid
    RuLiiyy De'angeLo Tsii MonzteRjackerz
    Оценок пока нет
  • Kontrak Belajar DHF
    Kontrak Belajar DHF
    Документ5 страниц
    Kontrak Belajar DHF
    RuLiiyy De'angeLo Tsii MonzteRjackerz
    Оценок пока нет
  • LK Asfiksia
    LK Asfiksia
    Документ16 страниц
    LK Asfiksia
    Enny Setya Wibowo
    Оценок пока нет
  • LP DHF
    LP DHF
    Документ16 страниц
    LP DHF
    RuLiiyy De'angeLo Tsii MonzteRjackerz
    Оценок пока нет
  • Faktor Aman Karyawan PT SIM
    Faktor Aman Karyawan PT SIM
    Документ183 страницы
    Faktor Aman Karyawan PT SIM
    RuLiiyy De'angeLo Tsii MonzteRjackerz
    Оценок пока нет
  • Asfiksi
    Asfiksi
    Документ16 страниц
    Asfiksi
    RuLiiyy De'angeLo Tsii MonzteRjackerz
    Оценок пока нет
  • Asfiksi
    Asfiksi
    Документ16 страниц
    Asfiksi
    RuLiiyy De'angeLo Tsii MonzteRjackerz
    Оценок пока нет
  • By Yanuar, Se., MM.: Kofisien Korelasi Rank Spearman: R
    By Yanuar, Se., MM.: Kofisien Korelasi Rank Spearman: R
    Документ15 страниц
    By Yanuar, Se., MM.: Kofisien Korelasi Rank Spearman: R
    Aarahmatillahaziz Rahmatillahazizaa
    Оценок пока нет
  • LP Gangguan Pola Tidur
    LP Gangguan Pola Tidur
    Документ14 страниц
    LP Gangguan Pola Tidur
    Murandari Djequeline
    75% (4)
  • NORMADEWI
    NORMADEWI
    Документ55 страниц
    NORMADEWI
    RuLiiyy De'angeLo Tsii MonzteRjackerz
    Оценок пока нет
  • Korelasi Dan Regresi
    Korelasi Dan Regresi
    Документ9 страниц
    Korelasi Dan Regresi
    Adi Febriansyah
    Оценок пока нет