Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
Pendahuluan
Sekam padi merupakan lapisan keras yang meliputi kariopsis yang terdiri
dari dua belahan yang disebut lemma dan palea yang saling bertautan. Sekam padi
merupakan produk sampingan yang dihasilkan dari proses penggilingan padi. Dari
proses penggilingan padi biasanya diperoleh sekam sekitar 20-30% dari bobot
awal gabah (Badan Pengembangan dan Penelitian Pertanian, 2001). Sejauh ini,
pemanfaatan sekam padi masih terbatas yaitu sebagai bahan bakar batu bata
merah, genting dan abu gosok saja, sedangkan arangnya untuk media tanaman.
Jika dibandingkan dengan pemanfaatannya, masih jauh lebih banyak sekam padi
yang hanya dibakar langsung karena dianggap sampah. Cara yang biasa dilakukan
untuk membuang sekam padi adalah membakarnya di tempat terbuka.
Sekam padi merupakan salah satu bahan yang mengandung lignoselulosa
yang
ketersediaannya
melimpah,
berharga
murah,
dan
belum
banyak
umunya ditemukan berwarna putih. Silika yang berwarna putih ini dibuat pada
temperatur yang cukup tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa karbon yang terdapat
dalam silika tersebut telah hilang selama pemanasan membentuk gas karbon
dioksida. Jika pembuatan silika ini dilakukan pada suhu yang lebih rendah,
memungkinkan karbon yang terdapat dalam silika tersebut tidak semuanya hilang
ketika pemanasan dan menghasilkan silika yang masih mengandung karbon.
Silika yang mengandung karbon ini berwarna hitam. Silika yang mengandung
karbon selanjutnya disebut dengan silika hitam.
Silika hitam telah banyak dimanfaatkan dalam berbagai keperluan. Dalam
bidang kesehatan, silika hitam sering digunakan sebagai bahan tambah dalam
produk kosmetik untuk memperhalus kulit. Silika hitam juga memiliki
kemampuan menyerap bau sehingga sering ditambahkan dalam lemari es dan
dalam pembuatan bahan pakaian. Silika hitam digunakan sebagai Ganbanyoku
oleh orang Jepang untuk Bedrock Bathing. Selain itu, digunakan dalam peralatan
listrik karena kemampuannya menyerap gelombang elektromagnetik (Toronto,
2006).
Kandungan utama silika hitam adalah karbon dan silika. Leaching sekam
padi dengan asam klorida berpengaruh terhadap kandungan karbon dan silika
yang terdapat dalam silika hitam. Leaching sekam padi dengan asam klorida
(HCl) mampu menghidrolisis semua jenis polisakarida yang terdapat dalam sekam
padi dengan memecah atau menguraikan molekul polisakarida menjadi bagianbagian yang lebih kecil. Sehingga terbentuk lebih banyak karbon ketika
pemanasan.
Kandungan karbon dalam silika hitam dapat dianalisis menggunakan
instrumen CHN Elemental Analyzer, sedangkan kandungan silika dalam silika
hitam dapat dianalisis dengan menggunakan instrumen X-Ray Fluorescence.
Selain kandungan total karbon, CHN Elemental Analyzer juga mampu
menganalisis kandungan abu, kandungan total hidrogen dan juga nitrogen dalam
sampel silika hitam. Instrumen CHN Elemental Analyzer ini memiliki keakuratan
yang cukup tinggi dengan kesalahan mutlak dalam pengukuran adalah 0,3 %
berat. Instrumen X-Ray Fluorescence merupakan instrumen yang mampu
menganalisis kandungan unsur dari yang memiliki nomor atom rendah seperti
natrium (Na) sampai dengan unsur dengan nomor atom tinggi seperti uranium
(U). Selain itu, instrumen ini juga mampu menganalisis kandungan oksida dari
unsur-unsurnya.
Silika hitam memiliki kemampuan menyerap (adsorpsi) yang berkaitan
dengan luas permukaan dan pori-pori dari silika hitam itu sendiri. Darmawan
(2008) melaporkan bahwa daya serap terhadap iodium merupakan parameter
untuk mengetahui kemampuan bahan dalam menyerap molekul kecil. Besarnya
daya serap (adsorptivitas) suatu bahan terhadap iodium memberikan petunjuk
terhadap ukuran pori yang lebih kecil dari 15 . Pada dasarnya, daya serap
terhadap iodium ini menentukan banyaknya iodium yang diserap oleh pori yang
mengindikasikan kemampuan menyerap (adsorptivitas) dari silika hitam.
Berdasarkan pemaparan tersebut di atas, maka muncul pemikiran penulis
untuk mengidentifikasi pengaruh konsentrasi asam klorida (HCl) yang digunakan
dalam leaching sekam padi terhadap rasio C/SiO2 dalam silika hitam dan
mengetahui pengaruh rasio C/SiO2 terhadap adsorptivitas silika hitam.
II.
Metode Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen laboratorium yang bertujuan
padi yang di-leaching dengan HCl, sedangkan objek dalam penelitian ini adalah
rasio C/SiO2 dan adsorptivitas dari masing-masing silika hitam.
2.2
tempat penggilingan padi di Desa Awen, Negara dan jenis sekam padinya berasal
dari padi varietas 64 Serang. Sekam padi ini diambil pada satu tempat
penggilingan padi karena di Desa Awen, Negara hanya terdapat satu tempat
penggilingan padi. Sekam padi ini terlebih dahulu dibersihkan dari kotoran padat,
dicuci dan dikeringkan. Sekam padi yang telah kering lalu ditumbuk halus dan
kemudian diayak dengan ayakan 100 mesh. Selanjutnya sekam padi yang telah
halus diberikan perlakuan. Sebanyak 20 gram sekam padi yang telah halus dileaching menggunakan larutan HCl 200 mL selama 2 jam. Leaching sekam padi
dilakukan dengan memvariasikan konsentrasi HCl yaitu 0,98 M, 1,95 M, 2,94 M,
dan 3,95 M. Selanjutnya dilakukan pencucian dengan aquades berkali-kali hingga
air cucian netral (pH mendekati 7). Sekam padi yang telah di-leaching kemudian
dikeringkan dan ditimbang hingga beratnya konstan. Selanjutnya dipanaskan
dalam oven pada suhu 400oC selama 3 jam. Dari proses ini akan dihasilkan silika
hitam.
2.3
mol karbon = massa karbon (gram) 12,01 gram (Sumber : Chang, 2005)
1 mol
mol SiO2 = massa SiO 2 (gram) 60,09 gram (Sumber : Chang, 2005)
2.4
Dimana:
= faktor pengenceran
2.5
(V1 V2 )
x 100 (Sumber : Yudhi, 2006)
V1
Analisis Data
Data yang diperoleh dalam penelitian ini adalah data kuantitatif mengenai
kandungan (persentase) karbon dan silika yang terdapat dalam silika hitam dan
adsorptivitas silika hitam. Selanjutnya dari hasil olahan data mengenai pengaruh
konsentrasi HCl terhadap rasio C/SiO2 dianalisis secara statistik non parametrik
dengan analisis deskriptif. Data dideskripsikan untuk menjelaskan pengaruh
konsentrasi HCl yang digunakan dalam leaching sekam padi terhadap rasio
C/SiO2 dalam silika hitam.
Sementara itu, dari hasil olahan data mengenai pengaruh rasio C/SiO 2
terhadap adsorptivitas silika hitam dianalisis dengan statistik parametrik yakni
dengan analisis regresi. Analisis regresi linier mengasumsikan hubungan di antara
dua variabel dinyatakan dengan persamaan linier berikut (Sugiyono, 2009).
y = a + bx
di mana:
y = Variabel terikat
a = konstanta
b = koefisien regresi
x = Variabel bebas
Konstanta a dan koefisien regresi b dihitung dari persamaan sebagai
berikut (Sugiyono, 2009).
n XY X Y
n
X X
2
dan
Y X X XY
n X X
2
n = banyaknya sampel
Selanjutnya ditentukan hubungan keeratan antara satu variabel dengan satu
variabel bebas dengan rumus sebagai berikut (Sugiyono, 2009).
r
n X
n XY X Y
2
n Y
kandungan abu, kandungan total karbon, hidrogen dan nitrogen yang terdapat
dalam silika hitam dari sampel kontrol (X 0) dan keempat sampel perlakuan (X 1,
X2, X3, dan X4). Instrumen CHN Elemental Analyzer juga sebenarnya mampu
menganalisis kandungan total belerang dan oksigen dalam silika hitam. Namun,
dari hasil analisis diperoleh kandungan total belerang trace yang artinya tidak
terdeteksi dengan instrumen ini. Hal ini kemungkinan disebabkan karena sampel
mengandung belerang yang sangat kecil atau bahkan mungkin tidak ada. Oleh
karena itu, kandungan total oksigen dalam sampel tidak dapat ditentukan karena
merupakan perhitungan dari 100% - % (C + H + N + S + Abu). Data kandungan
karbon total dalam silika hitam dapat digambarkan dalam gambar berikut ini.
terlebih dahulu dilakukan pembuatan larutan standar primer dan larutan sekunder.
Adapun larutan-larutan yang digunakan dalam penentuan adsorptivitas dari silika
hitam adalah larutan kalium dikromat (K 2Cr2O7 0,1 N), larutan natrium tiosulfat
(Na2S2O3 0,1 N) dan larutan iodium (I2 0,1 N) serta dilakukan pembakuan
terhadap larutan tersebut.
Tabel 3.1 Hasil Standarisasi Larutan Na2S2O3 0,1 N dengan K2Cr2O7 0,1 N
Titrasi ke1
2
3
Rata-rata
Volume I2 (mL)
10,00
10,00
10,00
10,00
10
Adsorptivitas (%)
19,76
20,97
22,99
21,48
23,81
3.2 Pembahasan
1.
11
12
iodimetri. Tahap awal yang dilakukan adalah pembuatan dan pembakuan larutan
Na2S2O3 dan I2 yang akan digunakan dalam pengujian adsorptivitas silika hitam.
Berdasarkan hasil titrasi pada Tabel 3.1, diperoleh bahwa konsentrasi larutan
13
Na2S2O3 adalah sebesar 0,0967 N. Berdasarkan data pada Tabel 3.2 diperoleh
bahwa kosentrasi larutan iodium adalah sebesar 0,0987 N. Pengujian adsorptivitas
silika hitam terhadap iodium merupakan parameter untuk mengetahui kemampuan
silika hitam dalam menyerap molekul dengan ukuran kecil. Besarnya adsorptivitas
silika hitam memberikan petunjuk terhadap besarnya ukuran pori dari silika hitam
yang lebih kecil dari 15 .
Berdasarkan Gambar 3.6, dapat dilihat bahwa adsorptivitas silika hitam
terhadap iodium memiliki kualitas yang cukup baik jika dilihat dari Standar
Industri Indonesia (SII) karbon aktif No.0258 -79 yaitu minimal 20%. Dari
Gambar 3.6 terlihat bahwa perlakuan yang berbeda terhadap sekam padi
menghasilkan adsorptivitas silika hitam terhadap iodium yang berbeda pula.
Adsorptivitas silika hitam yang diperoleh dari sekam padi tanpa perlakuan
(kontrol)
menghasilkan
adsorptivitas
terendah
yakni
19,76%.
Hal
ini
menunjukkan bahwa adsorptivitas silika hitam yang diperoleh dari sekam padi
kontrol belum memenuhi SII tersebut. Sementara itu, adsorptivitas silika hitam
yang diperoleh dari hasil perlakuan sekam padi yang di-leaching dengan HCl
telah memenuhi SII yaitu di atas 20%. Adsorptivitas silika hitam tertinggi
dihasilkan dari sekam padi yang di-leaching dengan HCl 1,95 M yaitu 23,81%.
Pada Gambar 3.6 juga terlihat bahwa adsorptivitas silika hitam yang
diperoleh dari sekam padi yang di-leaching dengan HCl 0,98 M dan 1,95 M
meningkat dari 21,48% menjadi 23,81%. Hal ini disebabkan karena leaching
dengan asam klorida (HCl) mampu melarutkan pengotor anorganik seperti logamlogam yang terdapat dalam sekam padi sehingga memperbesar pori-pori. Dengan
bertambah besarnya pori-pori maka semakin besar luas permukaan dari bahan
tersebut. Luas permukaan yang bertambah besar berpengaruh terhadap daya
adsorpsi bahan tersebut (Darmawan, 2007). Dengan demikian, adsorptivitas silika
hitam yang diperoleh dari sekam padi yang di-leaching dengan asam klorida
(HCl) juga meningkat.
Beberapa logam-logam anorganik yang biasanya terdapat dalam sekam
padi adalah K, Ca, dan Fe. Asam klorida mampu melarutkan kalium membentuk
garam-garam kalium dan gas hisdrogen. Adapun reaksinya yaitu sebagai berikut.
2K(s) + 2HCl(aq) 2KCl(aq) + H2(g)
14
Asam klorida juga mampu melarutkan kalsium membentuk garam kalsium dan
gas hisdrogen. Adapun reaksinya yaitu sebagai berikut.
Ca(s) + 2HCl(aq) CaCl2(aq) + H2(g)
Asam klorida mampu melarutkan besi membentuk garam-garam besi dan gas
hisdrogen. Adapun reaksinya yaitu sebagai berikut.
Fe(s) + 2HCl(aq) FeCl2(aq) + H2(g)
Fe(s) + 3HCl(aq) FeCl3(aq) + H2(g)
Kandungan zat volatil yang tinggi dapat meningkatkan suhu ketika proses
pemanasan. Leaching dengan asam klorida (HCl) juga mampu melarutkan zat
volatil yang terdapat dalam sekam padi sehingga suhu ketika proses pemanasan
dapat dikontrol (Suyitno, 2009).
Kandungan utama silika hitam adalah karbon dan silika. Adsorptivitas dari
silika hitam ini juga ditentukan oleh kandungan karbon dan silika yang terdapat
dalam silika hitam. Besarnya adsorptivitas silika hitam tampak berhubungan
dengan rasio C/SiO2 dalam silika hitam seperti pada Tabel 3.3. Adsorptivitas silika
hitam tertinggi (23,81%) diperoleh dari silika hitam yang memiliki rasio C/SiO 2
sebesar 2,65, sedangkan adsorptivitas silika hitam terendah (19,76%) diperoleh
dari silika hitam yang memiliki rasio C/SiO2 sebesar 2,32. Semakin besar rasio
C/SiO2 (mol/mol) dalam silika hitam menunjukkan adsorptivitas silika hitam yang
semakin besar. Hal ini disebabkan karena dengan semakin besar kandungan
karbon dalam silika hitam menyebabkan daya serapnya (adsorptivitasnya)
meningkat. Hal ini juga sesuai dengan hasil penelitian Dewi Nuraeni pada tahun
2009 menyatakan bahwa efisiensi penyerapan cenderung meningkat dengan
kenaikan massa karbon.
Pada Gambar 3.6 juga tampak bahwa terjadi penurunan adsorptivitas silika
hitam yang diperoleh dari sekam padi yang di-leaching dengan 2,94 M dan 3,95
M. Hal ini disebabkan karena menurunnya rasio C/SiO2 yang terdapat dalam silika
hitam yang dihasilkan dari sekam padi yang di-leaching dengan HCl 2,94 M dan
3,95 M. Adapun hubungan antara rasio C/SiO2 dengan adsorptivitas silika hitam
digambarkan dalam gambar berikut ini.
15
2.
Semakin besar rasio C/SiO2 dalam silika hitam, maka semakin besar pula
adsorptivitas dari silika hitam. Adsorptivitas silika hitam tertinggi (23,81%)
diperoleh dari silika hitam yang memiliki rasio C/SiO 2 sebesar 2,65.
Sedangkan adsorptivitas silika hitam terendah (19,76%) diperoleh dari silika
hitam yang memiliki rasio C/SiO2 sebesar 2,32.
Penelitian ini hanya terbatas pada penggunaan HCl dalam proses leaching
sekam padi dan terbatas pada uji adsorptivitas silika hitam sedangkan penerapan
silika hitam sebagai adsorben belum dilakukan. Untuk itu, diharapkan dilakukan
penelitian serupa dengan menggunakan zat yang lain dan penerapanya sebagai
adsorben.
16
Daftar Pustaka
17
petra.ac.id/ejournal/index.php/mes/article/viewFile/17879/17807 (diakses
tanggal 20 Februari 2010)
Toronto, O. 2006. Black Silica International. Tersedia pada http://www.
blacksilica-intl.com/blacksilica/ (diakses tanggal 30 April 2010)
Yudhi, N. 2006. Penentuan Daya Serap Arang Aktif Teknis terhadap Iodium
Secara Potensiometri. Jurnal Ilmiah DBBN Urania Vol. 12 No. 3: 119-123
18