Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Pabrik kimia merupakan susunan atau rangkaian berbagai unit pengolahan yang
terintegrasi satu sama lain secara sistematik dan rasional. Tujuan pengoperasian pabrik
kimia secara keseluruhan adalah mengubah (mengkonversi) bahan baku menjadi produk
yang lebih bernilai guna. Dalam pengoperasiannya pabrik akan selalu mengalami
gangguan (disturbance) dari lingkungan eksternal.
Pengontrolan dapat diartikan sebagai
pengaturan
atau
pengendalian.
Tujuan Percobaan
1.
2.
3.
4.
Mengetahui mode kontroler terbaik untuk kasus start-up, servo dan regulatory.
Mengetahui pengaruh harga Gain terhadap sistem kontrol
Mengetahui pengaruh harga Reset terhadap sistem kontrol
Mengetahui pengaruh harga Rate terhadap sistem kontrol
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1
Pengendalian proses adalah suatu kegiatan untuk menjaga kondisi dari suatu
sistem dengan cara mengatur variabel-variabel tertentu dalam suatu sistem tersebut .
2.2.1
untuk mengendalikan suatu besaran proses. Jika harga proses tidak sesuai dengan
yang dikehendaki oleh operator, maka operator tersebut akan melakukan
adjustemet sebagai koreksi terhadap besaran proses tersebut sampai proses
berjalan stabil dan hal ini dilakukan berulang-ulang selama kondisi proses tidak
sesuai dengan yang dikehendaki oleh operator. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat
pada Gambar 2.2.
manual. Pada pengendalian otomatis, peranan dari operator digantikan oleh suatu
alat yang disebut pengendali (controller). Jadi yang bertugas menambah dan
mengurangi bukaan valve tidak lagi dikerjakan oleh operator tetapi atas perintah
controller, operator hanya bertugas memberikan harga ke controller (set value /
set point = SV / SP). Oleh karena itu pengendalian otomatis pada valve harus
dilengkapi dengan actuator sehingga unit valve tersebut disebut dengan control
valve. Sehingga apabila terjadi ketidaksesuaian harga yang diberikan operator
terhadap controller (SV), maka atas perintah controller akan membuka atau
menutup sesuai dengan kondisi operasi yang sedang berjalan (variabel proses =
PV). Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 2.3.
2.3
nilainya harus dipertahankan pada nilai yang presisi. Sebagai contoh, kita dapat
memanipulasi aliran cairan kedalam tangki untuk mengatur level yang ada di
dalam tangki. Level yang ada di dalam tangki adalah variabel yang dikontrol
(variabel kontrol) atau variabel proses. Variabel proses yaitu variabel dimana nilai
yang kita ukur dengan transmiter dan mengirimkannya ke kontroler agar dipantau
dan pertahankannya.
Ada empat variabel proses yang umum yaitu : temperatur, tekanan, flow
dan level. Ada satu proses dimana variabel yang dikontrol sama dengan variabel
yang dimanipulasi yaitu proses flow.
2.3.1
Variabel Suplai
Variabel suplai pada proses ialah variabel dimana nilainya dikendalikan
oleh final control element. Didalam semua hal tersebut variabel suplai adalah
faktor dominan dalam menentukan nilai variabel yang dikontrol atau variabel
proses, meskipun tidak hanya variabel itu saja. Variabel ini sering disebut
manipulated variable. Hal ini berarti bahwa adalah variabel dimana nilainya
diatur oleh final control element.
2.3.2
Beban Proses
Beban proses adalah variabel yang cenderung merusak nilai proses.
Sebagai contoh, kita asumsikan bahwa kita mempunyai proses level dimana kita
memanipulasikan aliran ke dalam tangki. Cairan yang mengalir keluar dari tangki
mempunyai kecepatan tertentu. Air yang mengalir keluar dari tangki adalah beban
proses. Suatu perubahan pada cairan yang mengalir keluar adalah mengganggu
proses. Loop pengontrolan diimplementasikan untuk menghilangkan pengaruh
gangguan pada proses tersebut. Proses termal dioperasikan dengan menyuplai uap
ke heat exchanger. Aliran uap adalah manipulated variable. Temperatur produk
aliran yang keluar dari heat exchanger adalah variabel yang dikontrol (variabel
control) atau variabel proses. Beban pada proses adalah sejumlah panas yang
hilang ke udara luar dari heat exchanger, atau nilai panas (entalpi) dari uap, atau
Set Point
Set Point adalah istilah nilai yang kita inginkan pada variabel yang
Transmitter
Transmitter adalah merupakan instrument yang merubah besaran yang
dihasilkan oleh sensing element (sensor) menjadi suatu sinyal standar agar dapat
dimengerti oleh instrumen lainnya (controller, recorder).
2.3.5
Controller
Controller adalah instrumen yang fungsinya membandingkan variabel
proses yang sedang berjalan terhadap set variable dan hasilnya digunakan sebagai
dasar perhitungan control output yang bersarnya berdasarkan aksi dan mode
pengontrolnya, sinyal control output digunakan sebagai dasar koreksi atas deviasi
yang diterimanya.
Aksi controller adalah
melebihi set variable (SV), maka output controller (mv) akan naik.
Reverse action, artinya adalah apabila terdapat kenaikan input (PV)
melebihi set variable (SV), maka output controller (mv) akan turun.
yang fungsinya mengkoreksi perbedaan antara variabel proses (PV) terhadap set
variable (SV) berupa gerakan naik-turun (buka-tutup) valve sesuai sinyal yang
diterimanya dari kontroler. Ditinjau dari gerakan valvenya, aksi control valve
terdiri dari :
2.3.7
Proses
Proses adalah merupakan variabel yang dikendalikan dalam suatu sistem
pengendalian. Ada empat variabel proses yang biasa dikendalikan di dalam suatu
sistem pengendalian diantaranya adalah berupa tekanan (Pressure), temperatur
(Temperature), laju aliran (Flow) dan tinggi permukaan fluida (Level).
2.4
dan kemudian merubahnya ke dalam bentuk gerakan mekanik atau sinyal electrik
yang sesuai dengan besarnya varibel yang dideteksinya.
2.4.2
Transmitter
Transmitter berfungsi untuk merubah nilai variabel proses yang dirasakan
Elemen kontrol akhir dapat berupa control valve, motor, pompa yang
menerima dan melaksanakan signal instruksi yang diberikan oleh controller untuk
mempertahankan nilai variabel proses pada nilai set point-nya. Kelima macam
elemen tersebut dapat dihubungkan satu sama lain baik secara hubungan terbuka
(open loop) maupun tertutup (closed loop). Istilah open loop dan closed loop akan
mempermudah dalam memahami sistem kontrol manual dan otomatis.
2.5
Control Loop
Apabila dilihat dari bentuknya, Control loop dibagi dalam dua kategori,
yaitu: open dan closed loop. Perbedaan utama antara kedua contol loop adalah
adanya proses koreksi (feedback) pada tipe closed loop, sedangkan pada open
loop tidak terdapat proses koreksi tersebut, sehingga tidak ada mekanisme yang
menghubungkan produk yang terjadi dengan input yang dikehendaki.
2.5.1
juga disebut sebagai sistem pengendalian umpan balik maju (feed forward
control) adalah sistem pengendalian yang keluarannya tidak akan dapat
mempengaruhi aksi dari pengendaliannya. Jadi pada sistem pengendalian loop
terbuka keluarannya tidak diukur atau diumpan balikkan untuk dibandingkan
dengan masukannya dan sistem tersebut biasanya bekerja pada manual control.
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 2.4 berikut ini.
kesalahan penggerak, yang merupakan selisih antara signal masukan dan signal
umpan balik (yang berupa signal keluaran dari proses yang dikendalikan) yang
diumpan balikkan ke arah masukan untuk memperkecil kesalahan dan membuat
harga keluaran akan mendekati dengan harga yang diinginkan. Atau dengan kata
lain, pada aksi umpan balik digunakan untuk memperkecil kesalahan sistem dan
sistem tersebut biasanya bekerja pada automatic control. Untuk lebih jelasnya
dapat dilihat pada Gambar 2.5 berikut ini.
merespon perubahan dari beban (load) atau mengontrol aksi secara cepat atau
lambat. Kecepatan pengontrolan ini ditentukan oleh volume dari proses fluid.
Contohnya pada sebuah sistem penyimpanan gas yang besar (gas storage
disebabkan oleh ukuran dan bentuk proses vessel (tangki). Contoh misalnya
tangki yang besar akan membutuhkan waktu yang lebih lama untuk diisi
dibandingkan tangki kecil. Faktor lain adalah flow rate input dan outflow. Tank
overflow kadangkala menjadi masalah yang harus dihindari sehingga digunakan
redundant control system.
disturbance
Mengkondisikan agar secondary controller dapat mengatasi kondisi non
2.6
macam aplikasi.
2.6.1
Proportional Control
Kebanyakan sistem kontrol sudah bekerja bagus hanya dengan
Dengan:
U
: Keluaran pengendali (signal kendali),
KC
: Proportional gain (gain pengendali)
U = Kc. +
Dengan
+ Uo......................................(1.3)
2.6.3
U = Kc. +
Dengan,
+ Uo......................................(1.4)
Direktorat Jendral
Pendidikan.
Ritonga, M. Yusuf. 2009. Pengendalian Proses I. Program Studi Teknik Kimia
Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara.
Stephanopoulus, George. Chemical Process Control Introduction to Theory and
Practice. Department of Chemical Enginnering Massachusetts Institute of
Technology.