Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
A. Pengkajian Pasien
a
Nama
: Suparni
No. CM
: 048805
Umur
: 38 tahun
Pendidikan
Status
: Nikah
Pekerjaan
: tidak bekerja
Agama
: Islam
Alamat
Tanggal Masuk
: 1 Desember 2011
: SLTA
Penanggung Jawab
a
Nama
: Poniman
Umur
: 52 Tahun
Alamat
Hubungan dg Klien
: Suami
B. Alasan Masuk
-
C. Faktor Predisposisi
-
D. Facktor Presipitasi
-
E. Pemeriksaan Fisik
F. Psikososial
a
Genogram
Konsep diri
Pasien merasa minder apabila dibandingkan dengan tetangga atau
masyarakat disekitar rumahnya, karena pasien merasa bahwa keluarganya
adalah keluarga miskin dan dirinya tidak bekerja.
Hubungan social
Orang yang paling bearti dalam keluarganya yaitu suami dan ibunya.
Merut beliau sang ayah pernah berusaha mencekiknya, dan kakak
perempuan dan laki-lakinya tidak terlalu baik dengannya. Pasien lebih
suka berdiam diri dirumah dibandingkan harus bersosialisasi dengan
masyarakat sekitar, karena beliau beranggapan warga di sekitarnya
menganggap beliau miskin dan tidak bisa bekerja.
Spiritual
Kegiatan ibadah pasien sangat minim, mengaku tidak pernah sholat karena
tidak hapal dengan bacaan sholat, namun saat diminta membaca surat alfatihah pasien dapat melafalkannya dengan baik meski sesekali masih ada
ayat yang terbalik-balik. Kegiatan ibadah pasien selama berada di rumah
sakit sebatas doa bersama.
G. Status Mental
- Penampilan
Pasien berpenampilan bersih dan rapi, mampu melakukan perawatan diri
secara mandiri.
- Pembicaraan
Pasien dapat berbicara secara baik, setiap perkataan dapat dimengerti dengan
baik namun saat berbicara suaranya cenderung pelan.
- Orientasi
Pasien dapat mengenali orang dengan baik dapat mengenal teman-teman
disekitarnya, menyebutkan waktu dengan benar, pasien mengetahui dimana
dia berada dan dapat membedakan suasana yang sepi dan ramai.
- Sikap/tingkah laku
Pasien cenderung tenang, tidak pernah mengamuk, saat sibuk menulis pasien
cenderung tidak mau diganggu.
- Interaksi Selama Wawancara
Selama dilakukan pengkajian pasien dapat menjawab setiap pertanyaan
dengan baik, pembicaraan dapat diarahkan pada topik yang dibicarakan,
namun kontak mata kurang baik, pasien cenderung menunduk dan menatap
kea rah depan.
- Daya Ingat
Pasien dapat mengingat dengan baik.
- Persepsi
Halusinasi pendengaran dan penglihatan +.
- Tingkat Kesadaran
Kesadaran pasien baik sehingga dapat mengukuti kegiatan sehari-hari
dengan baik.
- Kemampuan Penilaian
Pasien dapat memberikan penilaian terhadap suatu objek yang ditanyakan.
- Hubungan Jiwa
Pasien dapat berinteraksi dengan baik dengan teman-teman satu kamarnya.
- Perhatian
Saat dilakukan pengkajian kontak mata pasien dengan mahasiswa kurang
baik, pasien dapat diajak berbicara dangan baik.
- Insight
Pasien tidak merasakan bahwa dirinya sedang sakit.
H. Kebutuhan Perencanaan Pulang
- Pasien dapat melakukan perawatan diri secara mandiri.
- Pasien tidak memiliki gangguan pola makan, pasien selalu menghabiskan
jatah makan dari rumah sakit.
- Pasien cenderung tidak mengalami gangguan pola istirahat, namun saat
sibuk dnegan menulisnya pasien cenderung tidur sampai larut malam.
- Tetap memperhatikan kebutuhan minum obat, perlu untuk selalu
mengingatkan pasien minum obat secara teratur dan tepat waktu tidak boleh
sampai putus obat.
- Pasien tetap harus beraktifitas seperti biasa untuk menyibukkan diri agar
tidak cenderung diam dan merasa bosan, sehingga pikirannya tidak kosong.
I. Mekanisme Koping
Pasien merasa tertekan saat tetangga depan rumahnya selalu menyuruhnya
untuk bekerja sedangkan pasien merasa tidak perlu bekerja karena sudah
tercukupi oleh suaminya.
J. Masalah Psikososial dan Lingkungan
Pasien mengatakan bahwa ayah dan kakak laki-laki dan perempuannya pernah
memukulnya dan itu membuat beliau merasa mereka membencinya.
Terapi medik
: sedang
saat
akan
pengkajian
dilakukan
pasien
tidak
langsung setuju.
- mimik muka pasien tampak
marah.
Ds:
pasien
mangatakan
menyuruhnya
untuk
bekerja,
-pasien mangatakan bahwa
ayah, kakak perempuan dan
MASALAH
Resiko Perilaku Kekerasan
terlihat
tertawa
sendiri,
- kontak mata saat pengkajian
tidak baik,
Ds : - pasien mangatakan
melihat kain menyerupai baju,
namun tidak ada orangnya
dan tidak dapat di sentuh,
-
pasien
mengatakan
mengatakan
pengkajian
ditemani
saat
oleh
pasien
terkadang
ragu
menjawab pertanyaan.
Ds : - pasien mengatakan
merasa ada orang lain yang
mengetahui apa yang dia
pikirkan meskipun belum di
ucapkan,
- pasien mengatakan ada yang
mengontrol pikirannya
4 Do : - pasien sering
menunduk
saat
dilakukan
pengkajian,
- saat menjawab pertanyaan
suara pasien cenderung pelan,
- pasien terlihat kurang yakin
saat menjawab pertanyaan.
Ds : - pasien mengatakan
ingin
menjadi
seorang
akuntan,
- pasien mengatakan minder
apabila dibandingkan dengan
tetangganya.
Diagnosa
Keperawatan
Resiko Perilaku Setelah
Kekerasan
Tujuan
Tindakan
intervensi keperawatantenang,
tanda-tanda
perilaku
mengontrol-
pasien
dapat-
membantu
marahnya,mengungkapkan perasaanmengenali
pasien
pasien
tanda-tanda
mengungkapkan
maupun fisik,
Membantu
bersahabat.
pasien
perasaan
melakukan
kegiatan
sehari-hari,
persepsi :
intervensi keperawatanberbicara
halusinasi
mengontrol-
halusinasi
baik
denganterdapat
pasien
penglihatannya
pendengarannya.
danmata
halusinasi,
dapat-
mempertahankan
saat
tanda-tanda
membantu
pasien
kontakmengenali halusinasinya,
berbicara-
membantu
tetap
dapat
saat
suara-suara
bayangan
untuk
pasien
maupunhalusinasi
yang
penglihatan
tidakdan
nyata,
pendengaran
muncul,
membantu
pasien
mengatasi halusinasinya
dengan cara menghardik,
berbincang
teman,
dengan
melakukan
Setelah
dilakukan-
pasien
pikir : Waham
intervensi keperawatanpikirannya
bizar
tidak
minum
obat
secara teratur.
merasa- observasi apabila ada
dikendalikantanda-tanda waham,
-
membantu
pasien
-membantu
pasien
yang
mengetahui
isi
pikirnya,
- pasien tidak ragu saat
menjawab
pertanyaan
membantu
berbicara
pasien
mengungkapkan
denganperasaanya,
-
membantu
pasien
minder
lagi
mengetahui
pasien
membantu
pasien
mengungkapkan
membantu
melakukan
tanpa
merasa
pasien
aktivitas
ragu
DX
Kekerasan.
IMPLEMENTASI
Perilaku10 Desember 2011
- BHSP
-
melakukan
EVALUASI
S : pasien mengatakan sudah
mengenali penyebab marah,
pasien,
pengkajian,
mengenalkan
mengenali
cara-cara
mengatasi marah,
caraP : melanjutkan intervensi,
12 Desember 2011
marah.
S : pasien
mengobservasi
pasien,
mengatakan
pasien
mulai
dapat
TTD
13 Desember 2011
-
mengobservasi
pasien,
dengan baik,
malu
untuk
mengingatkan
pasien
suaktu
waktu
ada
Gangguan
persepsi : halusinasipenglihatan
mengobservasi
danhalusinasi pasien,
halusinasi
mengenalkan
pendengaran
mengatasi halusinasi,
baik.
S : pasien mengatakan dapat
jenismengenali halusinasinya,
O : pasien tampak kurang
carafocus saat berbicara,
A: tujuan tercapai sebagian
dengan criteria hasil pasien
dapat
mengenali
halusinasinya
12 Desember 2011
P : melanjutkan intervensi.
S : pasien mengatakan dapat
pasien
mulai
focus
dengan pembicaraan.
A : tujuan tercapai sebagian
dengan kriteris hasil pasien
menganjurkan
pasien
mengobservasi
di
praktekan
sewaktu-waktu.
S : pasien mengatakan merasa
13 Desember 2011
-
dapat
pasien
A : tujuan tercapai
bukan
merupakan
masalah.
berbicara.
A : tujuan belum tercapai
dengan criteria hasil pasien
masih
menyangkal
wahamnya.
12 desember 2011
-
membantu
mengontrol wahamnya
P : lanjutkan intervensi
S : pasien mengatakan
pasienmampu
mengenali
wahamnya,
mengajarkan
mengontrol wahamnya.
dapat
wahamnya.
mengenali
P :
menganjurkan
pasien
13 desember 2011
-
mengobservasi
keadaanmengontrol wahamnya
pasien
-
mengkaji
4.
sesuai
realitaP :
mengingatkan
pasien
secara baik.
11 desember 2011
realita.
S : pasien mengatakan merasa
menggali
kelemahan
O
lebih
dan
pasien
pasien
tidak
dapat
kelebihancenderung
tertunduk
saat
berbicara
dapat
menceritakan
perasaanya
P :
menganjurkan
pasien
mengobservasi
pasien
kelebihannya,
S : pasien mengatakan mulai
keadaanberbicara dengan orang lain
O
pasien
mulai
mengungkapkansaat berbicara
A : tujuan tercapai sebagian
dalam
lagiuntuk
kelebihannya,
tetap
berinteraksi
beraktifitas
berbincang-bincang
dan
dengan
orang lain.
13 Desember 2011
A : tujuan tercapai
P : tetap mengingatkan pasien
untuk selalu percaya diri.