Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
keagungan Allah SWT yang Maha Besar dari segala sesuatu. Jika kita
berupaya seperti demikian, berarti kita sudah menghadirkan hati kita
untuk khusyuk dalam shalat.
Di samping itu, kita harus memahami bacaan - bacaan shalat. Kalau
kita mengerti bacaan shalat yang kita baca, tentu ini menjadi indah sekali.
Kita akan larut dalam menghayati bacaan shalat yang indah sehingga kita
merasakan sedang berkomunikasi dengan Allah SWT. Coba kita lihat
misalkan dalam surah al-Fatihah. "Iyyaka nabudu wa iyyaka nasta'in"
(Hanya kepada Engkau kami menyembah dan hanya kepada Engkau kami
mohon pertolongan). Itu indah sekali. Jadi, dengan memahami makna,
maksud, dan keindahan bacaan shalat kita, kita akan lebih khusyuk dalam
shalat.
Selanjutnya, kita juga harus memahami syarat, rukun, serta sunahsunah di dalam shalat secara baik. Termasuk, tata cara shalat yang
diaiarkan Rasulullah SAW mengenai shalat. Seperti salada Nabi
Muhammad SAW, "Shalatlah sebagaimana kalian melihatku shalat." (HR
Bukhari Muslim).
Kemudian, tunaikanlah shalat itu dengan ikhlas. Di mana pun kita
shalat, shalat kita itu tetap sama. Kadang kan ada orang, kalau shalatnya
sendiri itu shalatnya asal-asalan. Kalau shalat dihadapan orang saja, baru
shalatnya bagus dan alangkah khusyuknya. Itu berarti shalatnya bukan
ikhlas karena Allah, tapi karena orang lain.
Terakhir, ciptakanlah suasana shalat yang kondusif. Misalkan,
seseorang yang shalat di samping makanan yang sudah terhidang.
Bayangkan saja, di meja sudah dipenuhi makanan. Begitu dia takbir, eh
ternyata ada kucing yang meloncat ke meja. Kan bisa kacau shalatnya.
Demikian juga handphone yang berpotensi akan berbunyi ketika shalat.
Jagalah kondisi dan suasananya sekondusif mungkin sehingga tidak
mengganggu kita selama menunaikan shalat.
Shalat khusyuk lebih berkaitan dengan gerakan atau hati?
Lebih ke hati. Khusyuk adalah menghadapkan hati kita selama shalat
bahwa orang yang shalat seakan-akan sedang bertemu Allah SWT. Firman
Allah SWT, "Kecuali orang-orang yang khusyuk (Yaitu) mereka yang
meyakini bahwa mereka akan menemui Tuhannya, dan bahwa mereka
akan kembali kepada-Nya." (QS al-Bagarah [21: 45-46).
Bagaimana menghadapkan hati agar senantiasa khusyuk dalam
shalat?
Yakinilah di dalam hati bahwa shalat yang dilakukan semata-mata
untuk mencari ridha Allah SWT. Tidak ada tujuan lain. Shalat dengan
ikhlas hanya untuk Allah SWT. Initah yang kita baca dalam doa iftitah
(pembuka) shalat. "Innasshalati, wannusuki, wamahyaya, wamamati,
Menggapai khusyuk
Menyiapkan segala sesuatu sebelum shalat adalah langkah pertama
menuju khusyuk.
Isra Mi'raj mengantarkan kita mengenal media komunikasi hamba
dengan Allah SWT lewat shalat. Shalat secara bahasa bermakna doa.
Sementara, secara istilah artinya ibadah khusus kepada Allah berupa
perkataan dan perbuatan yang diawali dengan takbir dan diakhiri dengan
salam serta memenuhi syarat-syarat, rukun-rukun dan sunah-sunahnya.
Sementara khusyuk, terang pengasuh Pesantren Ma'had Daarul
Muwahhid KH Soffar Mawardi, secara bahasa artinya tenang, tunduk,
menyerah, dan khidmat. Maka frasa shalat khusyuk bisa diartikan shalat
yang didirikan dengan penuh penghayatan di dalam hati.
"Sehingga, anggota badannya bersikap tenang, tunduk, menyerah,
dan khidmat kepada Allah," katanya saat dihubungi Republika, Jumat
(8/5).
Kiai Soffar menerangkan, jika seseorang bisa meraih shalat khusyuk,
tandanya is mendapat keberuntungan. Ciri-ciri orang yang beriman adalah
khusyuk dalam shalatnya. "Sungguh beruntung orang-orang yang
bisa menjadi sarana mengingat mati, bisa jadi shalat ini adalah yang
terakhir," ucapnya.
Selain itu, kita harus menadaburi ayatayat Alquran yang dibaca saat
shalat. "Tiga unsur shalat khusyuk itu paham, sadar, dan yakin," ujar
Ustaz Djulfatah. Paham artinya memahami segala yang diucapkan dan
gerakan dalam shalat, sementara sadar adalah kita menyadari bahwa
yang sedang kita hadapi adalah Allah SWT.
"Kita kalau menghadapi pejabat tinggi selalu mempersiapkan segala
macamnya, mulai dari ucapan hingga pakaian, apalagi menghadap Allah,"
katanya.
Sementara, yakin adalah apa yang kita kerjakan (shalat) disaksikan
oleh Allah SWT. Menyitir hadis Nabi Muhammad mengenai ihsan, "Jadi,
kita menyembah Allah seolah-olah kita melihat Allah. Kalau kita belum
mampu melihat Allah, yakinlah bahwa Allah melihat kita," katanya.
at dalam Islam merniliki kedudukan tg mulia dibandingkan dengan amattainnya. Amatan pertama yang akan isab di pengadilan Allah SWT kelak
tat.
i kiamat itu yang paling pertama ditihat aran mengenai shalat," kata
Pengasuh santren Dar Alquran Prof KH Ahsin Sanrnad saat dihubungi
Republika, Jumat
llah SAW bersabda, "Sesungguhnya )a yang pertama kali akan dihisab
pada t adatah shalatnya. Apabila shalatnya kan mendapatkan
keberuntungan dan an. Apabila shalatnya rusak, dia akan Ian merugi." (HR
Abu Daud).Umat Islam menyepelekan amalan shalat, terutama waktu.
Shalat adalah hubungan internal rba dengan Allah SWT.
t merupakan peraga yang bisa memketundukan seorang hamba kepada
:iptakannya," ujarnya.
ikan shatat tebih tinggi dari amalan lain us dikerjakan setiap hari. Terlebih,
jika aktu-waktu shatat dirasa berat untuk .annya. Misalnya, waktu shalat
Subuh J-orang masih tertidur, waktu Zhuhur usnya digunakan untuk
istirahat. Saat .ah waktu pulang kerja, shalat Maghrib -jakan karena masih
di perjalanan. waktu Isya badan sudah llah setelah cerja," ungkapnya.