Вы находитесь на странице: 1из 7

KETERAMPILAN KONSELING

Mengawali pertemuan
1. Mengucapkan salam dan memperkenalkan diri (mengucapkan salam,
menunjukkan empati, dari awal pertemuan sampai menutup pertemuan)
Selamat pagi, saya dokter.... yang sedang bertugas disini/ pagi ini
(senyum)
2. Menanyakan identitas klien
dengan ibu/bpk/sdr siapa? Enaknya saya panggil siapa? (mbak, mas,
ibu/bpk/ nama), usia nya berapa? Alamat nya dimana? Pekerjaannya apa/
kerjanya dimana? /kuliah dimana?
3. Memberikan situasi yang nyaman (menawarkan pada klien / pasien ingin
sendiri atau ingin ditemani, mempersilakan duduk dengan nyaman dan
santai/ tenang, dll)
Silahkan duduk bu/ pak.... Bpk/ ibu/ mb kesini dengan siapa/ diantar siapa?
Ingin ditemani (pengantar) atau tidak? Kalau iya, bisa ikut masuk...
4. Menunjukkan sikap empati (merasakan apa yang dirasakan klien tapi tidak
larut pada keadaan atau perasaan klien, menanggapi yang dirasakan
klien)
5. Menjaga rahasia klien (optional sesuai skenario)
- Ibu/ bapak kesini ada keluhan apa? Bpk/ ibu bisa cerita ke saya. Apa
yang bpk/ ibu ceritakan akan saya rahasiakan
- Ibu jika ada uneg2/ ada perasaan yang ingin disampaikan, ibu bisa cerita
ke saya. Apa yang ibu ceritakan akan menjadi rahasia saya.
Inti konseling
6. Menyambut/ mengeksplorasi kondisi klien
- Ibu kesini ada masalah apa? Ada yang bisa saya bantu, bu?
(mendengarkan pasien cerita, empati: saya dapat merasakan bagaimana
perasaan Anda, saya dapat memahami pikiran Anda, saya dapat mengerti
keinginan Anda )
7. Membahas/mengidentifikasi masalah/ penyebab
Menurut ibu apa yang menjadi masalah ibu, yang ibu tau tentang itu apa
saja, bu? Apa yang menurut ibu menjadi penyebab masalah ibu? Misalnya
pasien sebutkan satu, tanyakan ada yang lain yang bisa menyebabkan
masalah itu
8. Membantu menetapkan pilihan (tidak dianjurkan segera memberikan
nasihat, bila klien atau pasien sangat tegang, bantu dengan
menganjurkan alternatif pilihan)
Baik ibu, untuk membantu penyelesaian permasalahan ibu, saya bisa
memberikan informasi mengenai alternatif pilihan yang bisa ibu ambil..
(jelaskan sesuai kasus) (jelaskan positif dan negatif dari setiap pilihan,
disesuaikan dengan kondisi/ keluhan pasien, biarkan pasien yang
mengambil keputusan)
9. Mengingatkan hal- hal penting/ melakukan penetapan alternatif
pemecahan masalah
Menutup pertemuan
10. Melakukan penilaian terhadap efektivitas konseling (selama waktu yang
ditentukan sudah melakukan 1-12)

Bagaimana bu, ibu sudah mengerti tentang KB? Bisa ibu jelaskan lagi?
Menurut ibu langkah- langkah apa yang bisa ibu tetapkan untuk
menyelesaikan masalah?
11. Membuat kesimpulan
- Baik bu, hari ini ibu datang untuk ... tadi kita sudah membicarakan
mengenai pilihan yang ibu ambil... ibu memutuskan untuk....
-Jadi kesimpulannya,.... ibu ada masalah dengan/ mengenai, alternatif
pemecahan yang ibu ambil, bisa..... kemudian ibu tadi memilih alternatif/
ibu memutuskan untuk..../ ibu masih ingin mempertimbangkan....
(simpulan dr konseling)
12. Mengakhiri konseling atas persetujuan klien
Saya kira cukup sekian pertemuan kita, bu. Ibu ada yang ingin ditanyakan
lagi? Baik bu, sesuai keputusan yang ibu ambil saya akan (merujuk/ kita
akan bertemu lagi hari ... untuk...)
*KASUS
a. KB
b. TBC
c. Diabetes
Diabetes mellitus adalah penyakit yang ditandai dengan kadar gula darah
yang tinggi yang disebabkan oleh gangguan pada sekresi insulin atau
gangguan kerja insulin atau keduanya. Tubuh pasien dengan diabetes mellitus
tidak dapat memproduksi atau tidak dapat merespon hormon insulin yang
dihasilkan oleh organ pankreas, sehingga kadar gula darah meningkat dan
dapat menyebabkan komplikasi jangka pendek maupun jangka panjang pada
pasien tersebut.
Diabetes mellitus (DM) dibagi menjadi beberapa tipe. DM tipe I biasanya
menimbulkan gejala sebelum usia pasien 30 tahun, walaupun gejala dapat
muncul kapan saja. Pasien DM tipe I memerlukan insulin dari luar tubuhnya
untuk kelangsungan hidupnya. DM tipe II biasanya dialami saat pasien berusia
30 tahun atau lebih, dan pasien tidak tergantung dengan insulin dari luar
tubuh, kecuali pada keadaan-keadaan tertentu. Tipe DM lainnya adalah DM
gestasional, yakni DM yang terjadi pada ibu hamil, yang disebabkan oleh
gangguan toleransi glukosa pada pasien tersebut.
Saat ini jumlah pasien DM tipe II semakin meningkat, dikarenakan pola
hidup yang semakin tidak sehat, misalnya kurang aktivitas fisik serta pola
makan yang tidak sehat. Faktor risiko untuk DM tipe II antara lain: genetik,
lingkungan, usia tua, obesitas, kurangnya aktivitas fisik, riwayat DM
gestasional, serta ras atau etnis tertentu.
Gejala DM tipe II antara lain:
- rasa haus yang berlebih,
- buang air kecil lebih sering (frekuensi terbangun dari tidur untuk
berkemih saat malam hari menjadi lebih sering dari biasanya),
- banyak makan,
- penurunan berat badan tiba-tiba tanpa sebab yang jelas
Diagnosis ditegakkan dengan pemeriksaan kadar gula darah, yakni gula
darah setelah puasa 8 jam atau gula darah sewaktu.

Yang penting dilakukan oleh pasien DM adalah mengontrol kadar gula


darahnya. Kadar gula darah yang tidak terkontrol (selalu tinggi, atau kadang
tinggi kadang rendah, atau terlalu rendah) dapat menimbulkan komplikasi
pada pasien DM. Komplikasi jangka pendek misalnya hipoglikemia, yaitu
keadaan di mana kadar gula darah yang terlalu rendah (<70 mg/dl). Gejala
yang dirasakan pada saat pasien hipoglikemia adalah berkeringat, jantung
berdebar, rasa lapar, dan gemetar. Jika tidak diterapi segera, pasien dapat
kehilangan kesadaran, meracau dan kejang-kejang. Komplikasi jangka panjang
yang dapat terjadi biasanya melibatkan pembuluh darah besar maupun kecil
serta sistem saraf. Komplikasi dapat mengenai organ-organ vital seperti otak,
jantung, ginjal, mata, persarafan dan lain-lain, sehingga diperlukan
pemeriksaan rutin secara teratur.
Ingatlah untuk selalu menjaga kesehatan tubuh Anda dengan pola hidup
sehat (makan makanan sehat, olahraga teratur, istirahat cukup, pikiran sehat)
d. Dengue Shock Syndrome
- Dengue Shock Syndrome (DSS) adalah sindrom syok/renjatan yang terjadi
pada penderita DBD. Sekitar 30-50% penderita demam berdarah dengue
akan mengalami syok dan berakhir dengan suatu kematian, terutama bila
tidak ditangani secara dini dan adekuat.
- Kriteria klinik: Demam atau riwayat demam akut, antara 2-7 hari, dengan
sebab yang tidak jelas, hampir tidak dapat dipengaruhi oleh obat penurun
panas maupun pengompresan, Terdapat minimal 1 manifestasi perdarahan
dengan manipulasi maupun spontan: uji bendung positif; petekie, ekimosis,
atau purpura; perdarahan mukosa; hematemesis dan/atau melena,
Pembesaran hepar, Syok/renjatan.
- Kriteria laboratorik: Trombositopenia (jumlah trombosit <100.000/ mm3),
Hemokonsentrasi: peningkatan hematokrit atau hemoglobin >20%
dibandingkan dengan nilai pada masa konvalesen, atau dibandingkan
standar rata-rata sesuai umur dan jenis kelamin di daerah tersebut.
- Terdapat 4 derajat spektrum klinis DBD (WHO, 1997), yaitu:
Derajat I:
Demam disertai gejala tidak khas dan satu-satunya
manifestasi perdarahan adalah uji torniquet.
Derajat II:
Seperti derajat I, disertai perdarahan spontan di kulit
dan/atau perdarahan lain.
Derajat III:
Derajat II ditambah kegagalan sirkulasi, yaitu nadi cepat dan
lemah, tekanan nadi menurun (20 mmHg atau kurang) atau hipotensi,
sianosis di sekitar mulut kulit dingin dan lembab, tampak gelisah.
Derajat IV:
Derajat III ditambah syok berat dengan nadi tak teraba dan
tekanan darah yang tak terukur, dapat disertai dengan penurunan
kesadaran, sianosis, dan asidosis.
Menurut klasifikasi WHO DSS merupakan DBD derajat III dan IV atau demam
berdarah dengue dengan tanda-tanda kegagalan sirkulasi sampai tingkat
renjatan.
- Manifestasi klinik renjatan pada anak terdiri dari:
Kulit pucat, dingin dan lembab, terutama pada ujung jari kaki, tangan dan
hidung.
Anak semula rewel, cengeng dan gelisah lambat laun kesadarannya
menurun menjadi apatis, sopor, koma.

Perubahan nadi, baik frekuensi maupun amplitudonya.


Tekanan nadi menurun menjadi 20 mmHg atau kurang.
Tekanan sistolik menurun menjadi 80 mmHg atau kurang
Oligouria sampai anuria.
Pada dasarnya terapi DBD adalah bersifat suportif dan simtomatis.
Penatalaksanaan ditujukan untuk mengganti kehilangan cairan akibat
kebocoran plasma dan memberikan terapi substitusi komponen darah
bilamana diperlukan. Dalam pemberian terapi cairan, hal terpenting yang
perlu dilakukan adalah pemantauan baik secara klinis maupun laboratoris.6
Restorasi sirkulasi volume plasma secepat mungkin adalah inti dari terapi
DSS karena patofisiologi dan mekanisme yang mendasari kebocoran plasma
belum dipahami dengan baik, sehingga belum diketahui terapi spesifiknya.
Panduan penatalaksanaan WHO, yang pertama kali dikeluarkan tahun 1975,
menyarankan penggunaan larutan kristaloid sebagai pengganti awal dari
kehilangan plasma, diikuti dengan pemberian bolus koloid untuk pasien
dengan syok rekuren atau refrakter
Komplikasi yang sering dijumpai pada DBD dan DSS adalah gangguan
keseimbangan elektrolit (misalnya: hiponatremia, hipokalsemia) dan
overhidrasi yang dapat menimbulkan edema paru akut dan/atau gagal
jantung kongestif yang berakhir dengan gagal napas dan kematian.2
Ensefalopati dan perdarahan saluran cerna juga cukup sering terjadi pada
penderita dengan DSS

e. Hipertensi
f. Unwanted pregnancy
Saat menemukan kasus unwanted pregnancy pada remaja, sebagai petugas
kesehatan harus:
bersikap bersahabat dengan remaja
memberikan konseling pada remaja dan keluarganya
apabila ada masalah yang serius agar diberikan jalan keluar yang terbaik
dan apabila belum bisa terselesaikan supaya dikonsultasikan kepada dokter
ahli
memberikan alternatif penyelesaian masalah apabila terjadi kehamilan pada
remaja yaitu:
- diselesaikan secara kekeluargaan
- segera menikah
- konseling kehamilan, persalinan, dan keluarga berencana
- pemeriksaan kehamilan sesuai standar
- . bila ada gangguan kejiwaan, rujuk kepsikiater
- bila ada risiko tinggi kehamilan, rujuk ke SpOG
- bila tidak terselesaikan dengan menikah anjurkan pada keluarga supaya
menerima dengan baik
- bila ingin melakukan aborsi berikan konseling risiko aborsi.
Ada dua macam resiko kesehatan terhadap wanita yang melakukan
aborsi yaitu:
1. Resiko kesehatan dan keselamatan secara fisik
a)
Kematian mendadak karena perdarahan hebat
b)
Kematian mendadak karena pembiusan yang gagal
c)
Kematian secara lambat akibat infeksi serius sekitar
kandungan

d)
Rahim yang sobek (Uterine Perforation)
e)
Kerusakan leher rahim (Cervical Laceration) yang akan
menyebabkan cacat pada anak berikutnya
f)Kanker payudara ( karena ketidakseimbangan hormone estrogen
pada wanita)
g)
Kanker indung telur ( ovarium cancer)
h)
Kanker leher rahim ( cervical cancer)
i) Kanker hati ( liver cancer)
j) Kelainan pada placenta (placenta previa) yang akan menyebabkan
cacat pada anak berikutnya dan pendarahan hebat pada saat
kehamilan berikutnya
k)
Infeksi rongga panggul (Pelvic Inflammatory Disease)
l) Endometriosis
2. Resiko gangguan psikologi
a)
Kehilangan harga diri (82%)
b)
Berteriak-teriak histeris (51%)
c)
Mimpi buruk berkali-kali mengenai bayi (63%)
d)
Ingin melakukan bunuh diri (28%)
e)
Mulai mencoba menggunakan obat-obat terlarang (41%)
f)Tidak bisa menikmati lagi hubungan seksual (59%)
Diluar hal-hal tersebut diatas para wanita yang melakukan aborsi akan
dipenuhi perasaan bersalah yang tidak hilang selama bertahun-tahun
dalam hidupnya.
Menurut hukum yang berlaku di Indonesia, aborsi atau pengguguran janin
termasuk kejahatan, yang dikenal dengan istilah Abortus Provocatus
Criminalis yang menerima hukuman adalah:
o Ibu yang melakukan aborsi
o Dokter, bidan atau dukun beranak yang membantu melakukan aborsi
o Orang-orang yang mendukung terlaksananya aborsi
g.
h.
i.
j.
k.
l.

Gangguan psikosomatis
Konseling HIV
Balita dg gizi buruk
Stroke
Imunisasi
Narkoba
Jenis-jenis Narkoba
Narkotika
Menurut Soerdjono Dirjosisworo mengatakan bahwa pengertian narkotika
adalah Zat yang bisa menimbulkan pengaruh tertentu bagi yang
menggunakannya dengan memasukkan kedalam tubuh. Pengaruh tersebut
bisa berupa pembiusan, hilangnya rasa sakit, rangsangan semangat dan
halusinasi atau timbulnya khayalan-khayalan. Sifat-sifat tersebut yang
diketahui dan ditemukan dalam dunia medis bertujuan dimanfaatkan bagi
pengobatan dan kepentingan manusia di bidang pembedahan,
menghilangkan rasa sakit dan lain-lain. Narkotika digolongkan menjadi 3
kelompok yaitu :
- Narkotika golongan I adalah narkotika yang paling berbahaya. Daya
adiktifnya sangat tinggi. Golongan ini digunakan untuk penelitian dan ilmu
pengetahuan. Contoh : ganja, heroin, kokain, morfin, dan opium.

Narkotika golongan II adalah narkotika yang memiliki daya adiktif kuat,


tetapi bermanfaat untuk pengobatan dan penelitian. Contoh : petidin,
benzetidin, dan betametadol.
- Narkotika golongan III adalah narkotika yang memiliki daya adiktif ringan,
tetapi bermanfaat untuk pengobatan dan penelitian. Contoh : kodein dan
turunannya.
Psikotropika
Psikotopika adalah zat atau obat bukan narkotika, baik alamiah maupun
sintesis, yang memiliki khasiat psikoaktif melalui pengaruh selektif pada
susunan saraf pusat yang menyebabkan perubahan khas pada aktivitas
normal dan perilaku. Psikotropika digolongkan lagi menjadi 4 kelompok
adalah :
- Psikotropika golongan I adalah dengan daya adiktif yang sangat kuat,
belum diketahui manfaatnya untuk pengobatan dan sedang diteliti
khasiatnya. Contoh: MDMA, LSD, STP, dan ekstasi.
- Psikotropika golongan II adalah psikotropika dengan daya adiktif kuat serta
berguna untuk pengobatan dan penelitian. Contoh : amfetamin,
metamfetamin, dan metakualon.
- Psikotropika golongan III adalah psikotropika dengan daya adiksi sedang
serta berguna untuk pengobatan dan penelitian. Contoh : lumibal,
buprenorsina, dan fleenitrazepam.
- Psikotropika golongan IV adalah psikotropika yang memiliki daya adiktif
ringan serta berguna untuk pengobatan dan penelitian. Contoh :
nitrazepam (BK, mogadon, dumolid ) dan diazepam.
Zat adiktif lainnya
Zat adiktif lainnya adalah zat zat selain narkotika dan psikotropika yang
dapat menimbulkan ketergantungan pada pemakainya, diantaranya
adalah :Rokok, Kelompok alkohol dan minuman lain yang memabukkan dan
menimbulkan ketagihan, Thiner dan zat lainnya, seperti lem kayu,
penghapus cair dan aseton, cat, bensin yang bila dihirup akan dapat
memabukkan
Akibat Penyalahgunaan Narkoba Pengertian Narkoba
Penggunaan narkoba dapat menyebabkan efek negatif yang akan
menyebabkan gangguan mental dan perilaku, sehingga mengakibatkan
terganggunya sistem neuro-transmitter pada susunan saraf pusat di otak.
Gangguan pada sistem neuro-transmitter akan mengakibatkan tergangunya
fungsi kognitif (alam pikiran), afektif (alam perasaan, mood, atau emosi),
psikomotor (perilaku), dan aspek sosial.
Berbagai upaya untuk mengatasi berkembangnya pecandu narkoba telah
dilakukan, namun terbentur pada lemahnya hukum. Beberapa bukti lemahnya
hukum terhadap narkoba adalah sangat ringan hukuman bagi pengedar dan
pecandu, bahkan minuman beralkohol di atas 40 persen (minol 40 persen)
banyak diberi kemudahan oleh pemerintah. Sebagai perbandingan, di
Malaysia jika kedapatan pengedar atau pecandu membawa dadah 5 gr ke atas
maka orang tersebut akan dihukum mati.
m. Laktasi
n. Genetik
o. Gangguan tumbuh kembang

Berikut 7 gangguan tumbuh kembang anak yang perlu kita ketahui :


Gangguan bicara dan bahasa. Kemampuan berbahasa merupakan indikator
seluruh perkembangan anak Kurangnya stimulasi akan dapat menyebabkan
gangguan berbicara dan berbahasa bahkan gangguan ini dapat menetap.
Cerebral palsy. Merupakan suatu kelainan gerakan dan postur tubuh yang
tidak progresif, yang disebabkan oleh kerusakan pada sel-sel motorik pada
susunan saraf pusat yang sedang tumbuh/belum selesai pertumbuhannya.
Sindrom Down. Anak dengan sindrom down adalah individu yang dapat
dikenal dari fenotipnya dan mempunyai kecerdasan yang terbatas, yang
menjadi akibat adanya jumlah kromosom 21 yang lebih. Beberapa faktor
seperti kelainan jantung kongenital, hipotonia yang berat, masalah biologis
atau lingkungan lainnya dapat menyebabkan keterlambatan perkembangan
motorik dan keterampilan untuk menolong diri sendiri.
Perawakan pendek. Penyababnya dapat karena variasi normal, gangguan
gizi, kelainan kromosom, penyakit sistemik atau karena kelainan endokrin.
Gangguan autisme. Merupakan gangguan perkembangan pervasif pada
anak yang gejalanya muncul sebelum anak berumur 3 tahun. Pervasif
berarti meliputi seluruh aspek perkembangan sehingga gangguan tersebut
sangat luas dan berat, yang mempengaruhi anak secara mendalam.
Gangguan perkembangan yang ditemukan pada autisme mencakup bidang
interaksi sosial, komunikasi dan perilaku.
Retardasi mental. Merupakan suatu kondisi yang ditandai oleh intelegensia
yang rendah ( IQ<70) yang menyebabkan ketidakmampuan individu untuk
belajar dan beradaptasi terhadap tuntutan masyarakat atas kemampuan
yang dianggap normal.
Gangguan pemusatan perhatian dan hiperaktivitas ( GPPH ). Merupakan
gangguan dimana anak mengalami kesulitan untuk memusatkan perhatian
yang seringkali disertai dengan hiperaktivitas.

Вам также может понравиться

  • Jurding
    Jurding
    Документ1 страница
    Jurding
    Rara Chan
    Оценок пока нет
  • Jurding Laring
    Jurding Laring
    Документ1 страница
    Jurding Laring
    Rara Chan
    Оценок пока нет
  • BAB II Anatomi-Epidemiologi
    BAB II Anatomi-Epidemiologi
    Документ17 страниц
    BAB II Anatomi-Epidemiologi
    Rara Chan
    Оценок пока нет
  • 1 Definisi
    1 Definisi
    Документ2 страницы
    1 Definisi
    Rara Chan
    Оценок пока нет
  • Kelainan Pada Kornea
    Kelainan Pada Kornea
    Документ2 страницы
    Kelainan Pada Kornea
    Rara Chan
    Оценок пока нет
  • Refrat Pertusis
    Refrat Pertusis
    Документ13 страниц
    Refrat Pertusis
    Rara Chan
    Оценок пока нет
  • Downloadfile 1
    Downloadfile 1
    Документ4 страницы
    Downloadfile 1
    Dentiko Mutou
    Оценок пока нет
  • Kasber .
    Kasber .
    Документ110 страниц
    Kasber .
    Rara Chan
    Оценок пока нет
  • Referat - Gangguan Psikotik RSKO Dr. Imelda SP - KJ
    Referat - Gangguan Psikotik RSKO Dr. Imelda SP - KJ
    Документ21 страница
    Referat - Gangguan Psikotik RSKO Dr. Imelda SP - KJ
    volt_voltics
    Оценок пока нет
  • Metabolisme, Obat, Dan Nutrisi
    Metabolisme, Obat, Dan Nutrisi
    Документ13 страниц
    Metabolisme, Obat, Dan Nutrisi
    Rara Chan
    Оценок пока нет
  • Referat Hiv
    Referat Hiv
    Документ5 страниц
    Referat Hiv
    Rara Chan
    Оценок пока нет
  • Psikosis Patofisiologi
    Psikosis Patofisiologi
    Документ4 страницы
    Psikosis Patofisiologi
    Kanzaki Hajime
    Оценок пока нет
  • Neoplasma Angkatan 2013
    Neoplasma Angkatan 2013
    Документ24 страницы
    Neoplasma Angkatan 2013
    Rara Chan
    Оценок пока нет
  • Tipus Refrat
    Tipus Refrat
    Документ23 страницы
    Tipus Refrat
    Rara Chan
    Оценок пока нет
  • Global Guideline Indonesian
    Global Guideline Indonesian
    Документ82 страницы
    Global Guideline Indonesian
    Rey Adi Wirawan
    Оценок пока нет
  • Wound Assessment
    Wound Assessment
    Документ8 страниц
    Wound Assessment
    Rara Chan
    Оценок пока нет
  • ATRESIA ANI
    ATRESIA ANI
    Документ11 страниц
    ATRESIA ANI
    Rara Chan
    Оценок пока нет
  • Laporan Pendahuluan Appendisitis
    Laporan Pendahuluan Appendisitis
    Документ20 страниц
    Laporan Pendahuluan Appendisitis
    Rara Chan
    Оценок пока нет
  • Penulisan Resep
    Penulisan Resep
    Документ1 страница
    Penulisan Resep
    Rara Chan
    Оценок пока нет
  • Harus Baca Bedah
    Harus Baca Bedah
    Документ70 страниц
    Harus Baca Bedah
    Rara Chan
    Оценок пока нет
  • Ir Sub Bedah Diges
    Ir Sub Bedah Diges
    Документ2 страницы
    Ir Sub Bedah Diges
    Rara Chan
    Оценок пока нет
  • Jawaban Ujian Blok 4 Metabolisme, Obat, Dan Nutrisi Fix
    Jawaban Ujian Blok 4 Metabolisme, Obat, Dan Nutrisi Fix
    Документ4 страницы
    Jawaban Ujian Blok 4 Metabolisme, Obat, Dan Nutrisi Fix
    Rara Chan
    Оценок пока нет
  • Pemasangan Infus
    Pemasangan Infus
    Документ1 страница
    Pemasangan Infus
    Rara Chan
    Оценок пока нет
  • Telling Bad News
    Telling Bad News
    Документ4 страницы
    Telling Bad News
    Rara Chan
    Оценок пока нет
  • Ketrampilan Konseling
    Ketrampilan Konseling
    Документ7 страниц
    Ketrampilan Konseling
    Rara Chan
    Оценок пока нет