Вы находитесь на странице: 1из 15

1.

METABOLISME KARBOHIDRAT
Glukosa merupakan pusat dari semua metabolisme. Glukosa adalah bahan
bakar universal bagi sel manusia dan merupakan sumber karbon untuk sintesis
sebagian besar senyawa lainnya. Semua jenis sel manusia menggunakan glukosa
untuk memperoleh energi. Gula lain dalam makanan (terutama fruktosa dan
galaktosa) diubah menjadi glukosa atau zat antara dalam metabolisme glukosa.
Glukosa adalah prekursor untuk sintesis bermacam-macam gula lain yang
diperlukan untuk pembentukan senyawa khusus, misalnya laktosa, antigen
permukaan sel, nukleotida, atau glikosaminoglikan. Glukosa juga merupakan
prekursor pokok bagi senyawa nonkarbohidrat; glukosa dapat diubah menjadi
lemak (termasuk asam lemak, kolesterol, dan hormon steroid), asam amino, dan
asam nukleat. Dalam tubuh manusia, hanya senyawa-senyawa yang disintesis dari
vitamin, asam amino esensial, dan asam lemak esensial yang tidak dapat disintesis
dari glukosa.
Lebih dari 50% kalori dalam makanan sehari-hari di Amerika Serikat
diperoleh dari kanji, sukrosa, dan laktosa. Karbohidrat makanan ini diubah
menjadi glukosa, galaktosa, dan fruktosa di saluran cerna. Monosakarida diserap
dari usus, masuk ke dalam darah, dan berpindah ke jaringan tempat zat tersebut
dimetabolis.Setelah dibawa ke dalam sel, glukosa mengalami fosforilasi oleh
suatu heksokinase menjadi glukosa 6-fosfat. Glukosa 6-fosfat kemudian dapat
masuk ke sejumlah jalur metabolik.
Tiga jalur yang biasa terdapat pada semua jenis sel adalah glikolisis, jalur
pentosa fosfat, dan sintesis glikogen. Di dalam jaringan, fruktosa dan gataktosa
diubah menjadi zat antara metabolisme glukosa. Dengan demikian, nasib gulagula ini sejajar dengan nasib yang dialami oleh glukosa.
Nasib utama glukosa 6-fosfat adalah oksidasi melalui jalur glikolisis, yang
merupakan sumber ATP untuk semua jenis sel. Sel yang tidak memiliki
mitokondria tidak dapat mengoksidasi bahan bakar lain. Sel tersebut
menghasilkan ATP dari glikolisis anaerobik (perubahan glukosa menjadi laktat).
Sel yang memiliki mitokondria mengoksidasi glukosa menjadi CO2 dan H2O

melalui glikolisis dan siklus asam trikarboksilat. Sebagian jaringan, misalnya otak,
bergantung pada oksidasi glukosa menjadi CO2 dan H2O untuk penyediaan energi
karena kapasitas jaringan tersebut menggunakan bahan bakar lain terbatas.
Glukosa menghasilkan zat antara pada glikolisis dan siklus asam trikarboksilat
yang digunakan untuk sintesis asam amino dan gugus gliserol serta asam lemak
pada triasilgliserol.
Nasib glukosa 6-fosfat lainnya yang penting adalah oksidasi melalui jalur
pentosa fosfat, yang menghasilkan NADPH. Ekuivalen reduksi pada NADPH
digunakan untuk reaksi biosintetik dan untuk mencegah kerusakan oksidatif pada
sel. Dalam jalur ini, glukosa mengalami dekarboksilasi oksidatif menjadi gula 5karbon (pentosa), yang dapat masuk kembali ke jalur glikolitik. Gula-gula tersebut
juga dapat digunakan untuk sintesis nukleotida.
Glukosa 6-fosfat juga diubah menjadi UDP-glukosa, yang memiliki banyak
fungsi di dalam sel. Nasib utama UDP-glukosa adalah sintesis glikogen, yaitu
polimer untuk menyimpan glukosa. Walaupun sebagian besar sel memiliki
glikogen sebagai pemasok glukosa dalam keadaan darurat, namun simpanan
terbesar adalah di otot dan hati. Glikogen otot digunakan untuk menghasilkan ATP
selama kontraksi otot. Glikogen hati digunakan untuk mempertahankan kadar
glukosa darah selama puasa dan olahraga atau pada saat kebutuhan meningkat.
UDP-Glukosa juga digunakan untuk membentuk gula lain, dan galaktosa dan
glukosa dapat dipertukarkan sementara terikat ke UDP. UDP-Galaktosa digunakan
untuk sintesis laktosa di kelenjar payudara. Di hati, UDP-glukosa dioksidasi
menjadi UDP-glukuronat, yang digunakan untuk mengubah bilirubin dan senyawa
toksik lainnya menjadi glukuronida untuk ekskresi.
Gula nukleotida juga digunakan untuk sintesis proteoglikan, glikoprotein. dan
glikolipid. Proteoglikan adalah komponen karbohidrat yang utama pada matriks
ekstrasel, tulang rawan, dan cairan ekstrasel (misalnya cairan sinovium sendi).
Sebagian besar protein ekstrasel adalah glikoprotein, yaitu, protein ekstrasel
secara kovalen melekat ke karbohidrat. Untuk glikolipid dan glikoprotein
membran sel, bagian karbohidrat meluas ke dalam ruang ekstrasel.
Semua sel dengan tiada hentinya mendapat glukosa; tubuh mempertahankan
kadar glukosa dalam darah yang konstan (sekitar 80-100 mg/dL) walaupun
pasokan makanan dan kebutuhan jaringan berubah-ubah sewaktu kita tidur,

makan, dan bekerja. Proses ini disebut homeostasis glukosa. Kadar glukosa darah
yang rendah (hipoglikemia) dicegah dengan pelepasan glukosa dari simpanan
glikogen hati yang besar (glikogenolisis); melalui sintesis glukosa dari laktat,
gliserol, dan asam amino di hati (glukoneogenesis) dan melalui pelepasan asam
lemak dari simpanan jaringan adiposa (lipolisis) sebagai bahan bakar alternatif
apabila pasokan glukosa tidak mencukupi. Kadar glukosa dalam darah yang tinggi
(hiperglikemia) dicegah oleh perubahan glukosa menjadi glikogen dan perubahan
glukosa menjadi triasilgliserol di hati. Dengan demikian, jalur penggunaan
glukosa sebagai bahan bakar tidak dapat dianggap terpisah sama sekali dari jalur
yang melibatkan metabolisme asam amino dan asam lemak.
Keseimbangan antar jaringan dalam menggunakan dan menyimpan glukosa
selama puasa dan makan terutama dilakukan melalui kerja hormon homeostasis
metabolikinsulin dan glukagon. Namun, kortisol, epinefrin, norepinefrin, dan
hormon lain juga berperan dalam penyesuaian pasokan dan kebutuhan antar
jaringan sebagai respons terhadap perubahan dalam status fisiologis.
1. hormon insulin, dihasilkan oleh pankreas, berfungsi menurunkan kadar glukosa
dalam darah;
2. hormon adrenalin, dihasilkan oleh korteks adrenal, berfungsi menaikkan kadar
glukosa dalam darah.
Macam-macam proses metabolisme karbohidrat:
A. Glikogenesis
Glikogenesis adalah poses pembentukan glikogen dari glukosa. Proses
pembentukan glikogen sebagai berikut.
1. Tahap pertama adalah pembentukan glukosa-6-fosfat dari glukosa, dengan
bantuan enzim glukokinase dan mendapat tambahan energi dari ATP dan fosfat.
2. Glukosa-6-fosfat dengan enzim glukomutase menjadi glukosa-1-fosfat.

3. Glukosa-1-fosfat bereaksi dengan UTP (Uridin Tri Phospat) dikatalisis oleh


uridil transferase menghasilkan uridin difosfat glukosa (UDP-glukosa) dan
pirofosfat (PPi).
4. Tahap terakhir terjadi kondensasi antara UDP-glukosa dengan glukosa nomor
satu dalam
rantai glikogen primer menghasilkan rantai glikogen baru dengan tambahan satu
unit glukosa.
Istilah yang berhubungan dengan metabolisme penguraian glukosa sebagai
berikut.
Fermentasi atau peragian adalah proses penguraian senyawa kimia yang
menghasilkan gas.
Dalam hal ini adalah penguraian karbohidrat, etanol, dan CO2.
Glikolisis adalah proses penguraian karbohidrat menjadi piruvat.
Glikolisis anaerobadalah proses penguraian karbohidrat menjadi laktat tanpa
melibatkan O2.
Respirasi adalah proses reaksi kimia yang terjadi apabila sel menyerap O2,
menghasilkan CO2dan H2O.
Respirasi dalam arti yang lebih khusus adalah proses-proses penguraian glukosa
dengan menggunakan O2, menghasilkan CO2, H2O, dan energi (dalam bentuk
energi kimia, ATP) yang melibatkan metabolisme glikosis, Daur Krebs, dan
fosforilase bersifat oksidasi.

B. Glikolisis.
Glikolisis adalah proses penguraian karbohidrat menjadi piruvat. Karbohidrat di
dalam usus yaitu glukosa setelah melalui dinding usus. Glukosa dalam darah
sebagian diubah menjadi glikogen. Peristiwa oksidasi glukosa di dalam jaringan
terjadi secara bertingkat dan pada tingkat tertinggi dilepaskan energi melalui
prosesproses kimiawi (glukosa, glikogen) diubah menjadi piruvat. Piruvat ini
merupakan zat antara yang sangat penting dalam metabolisme karbohidrat.
Sifat-sifat peristiwa glikolisis, antara lain:
a. oksidasi glikogen/glukosa menjadi piruvat laktat;
b. dapat berlangsung secara aerob dan anaerob;
c. diperlukan adanya enzim dan energi;
d. menghasilkan senyawa karbohidrat beratom tiga;
e. terjadi sintesis ATP dari ADP + Pi.
Pada peristiwa glikolisis aerob dihasilkan piruvat, sedangkan pada glikolisis
anaerob dihasilkan laktat melalui piruvat. P.
C. Glukoneogenesis
Glukoneogenesis adalah pembentukan glukosa dari piruvat (kebalikan glikolisis).
Sifat-sifat peristiwa glukoneogenesis antara lain:
a. merupakan reaksi yang kompleks;
b. melibatkan beberapa enzim dan organel sel, yaitu mitokondrion;

c. terlebih dahulu mengubah piruvat menjadi malat;


d. metabolisme piruvat diangkut ke dalam mitokondrion dengan cara
pengangkutan aktif melalui membran.
Dalam peristiwa glukoneogenesis diperlukan energi sebanding dengan 12 molekul
ATP.

Siklus Krebs
Siklus Krebs adalah tahapan selanjutnya dari respirasi seluler. Siklus Krebs adalah
reaksi antara asetil ko-A dengan asam oksaloasetat, yang kemudian membentuk asam sitrat.
Siklus Krebs disebut juga dengan siklus asam sitrat, karena menggambarkan langkah pertama
dari siklus tersebut, yaitu penyatuan asetil ko-A dengan asam oksaloasetat untuk membentuk
asam sitrat.
Fungsi siklus Krebs
Merupakan jalur akhir oksidasi karbohidrat, lipid dan protein. Karbohidrat, lemak dan
protein semua akan dimetabolisme menjadi asetyl-KoA.
Tujuan Siklus Krebs
Menjelaskan reaksi-reaksi metabolik akhir yang umum terdapat pada jalur biokimia
utama katabolisme tenaga
Menggambarkan bahwa CO2 tidak hanya merupakan hasil akhir metabolisme, namun
dapat berperan sebagai zat antara, misalnya untuk proses lipogenesis.
Mengenali peran sentral mitokondria pada katalisis dan pengendalian jalur-jalur
metabolik tertentu, mitokondria berfungsi sebagai penghasil energi.

Gbr: Siklus krebs


Pertama-tama, asetil ko-A hasil dari reaksi antara (dekarboksilasi oksidatif) masuk ke
dalam siklus dan bergabung dengan asam oksaloasetat membentuk asam sitrat. Setelah
"mengantar" asetil masuk ke dalam siklus Krebs, ko-A memisahkan diri dari asetil dan keluar
dari siklus. Kemudian, asam sitrat mengalami pengurangan dan penambahan satu molekul air
sehingga terbentuk asam isositrat. Lalu, asam isositrat mengalami oksidasi dengan melepas
ion H+, yang kemudian mereduksi NAD+ menjadi NADH, dan melepaskan satu molekul CO2
dan membentuk asam a-ketoglutarat (baca: asam alpha ketoglutarat). Setelah itu, asam aketoglutarat kembali melepaskan satu molekul CO2, dan teroksidasi dengan melepaskan satu
ion H+ yang kembali mereduksi NAD+ menjadi NADH. Selain itu, asam a-ketoglutarat
mendapatkan tambahan satu ko-A dan membentuk suksinil ko-A. Setelah terbentuk suksinil
ko-A, molekul ko-A kembali meninggalkan siklus, sehingga terbentuk asam suksinat.
Pelepasan ko-A dan perubahan suksinil ko-A menjadi asam suksinat menghasilkan cukup
energi untuk menggabungkan satu molekul ADP dan satu gugus fosfat anorganik menjadi
satu molekul ATP. Kemudian, asam suksinat mengalami oksidasi dan melepaskan dua ion
H+, yang kemudian diterima oleh FAD dan membentuk FADH 2, dan terbentuklah asam
fumarat. Satu molekul air kemudian ditambahkan ke asam fumarat dan menyebabkan
perubahan susunan (ikatan) substrat pada asam fumarat, karena itu asam fumarat berubah

menjadi asam malat. Terakhir, asam malat mengalami oksidasi dan kembali melepaskan
satu ion H+, yang kemudian diterima oleh NAD+ dan membentuk NADH, dan asam
oksaloasetat kembali terbentuk. Asam oksaloasetat ini kemudian akan kembali mengikat
asetil ko-A dan kembali menjalani siklus Krebs.
Dari siklus Krebs ini, dari setiap molekul glukosa akan dihasilkan 2 ATP, 6 NADH, 2
FADH2, dan 4 CO2. Selanjutnya, molekul NADH dan FADH2 yang terbentuk akan menjalani
rangkaian terakhir respirasi aerob, yaitu rantai transpor elektron.

RANTAI RESPIRASI
H hasil utama dari siklus Krebs ditangkap oleh carrier NAD menjadi NADH
H dari NADH ditransfer ke Flavoprotein Quinon sitokrom b sitokrom c
sitokrom aa3 terus direaksikan dengan O2 H2O + E

Rangkaian transfer H dari satu carrier ke carrier lainya disebut Rantai respirasi
Rantai Respirasi terjadi didalam mitokondria transfer atom H antar carrier
memakai enzim Dehidrogenase sedangkan reaksi H + O2 memakai enzim
Oksidase
Urutan carrier dalam rantai respirasi adalah: NAD Flavoprotein Quinon
sitokrom b sitokrom c sitokrom aa3 direaksikan dengan O2 H2O + E
FOSFORILASI OKSIDATIF
Dalam proses rantai respirasi dihasilkan energi yang tinggi energi tsb ditangkap
oleh ADP untuk menambah satu gugus fosfat menjadi ATP
Fosforilasi oksidatif adalah proses pengikatan fosfor menjadi ikatan berenergi tinggi
dalam proses rantai respirasi
Fosforilasi oksidatif proses merubah ADP ATP

FOSFORILASI OKSIDATIF
Sistem dalam mitokodria yang merangkaikan respirasi dengan produksi senyawa
antar ATP.
Mitokondria memiliki:
1. Membran eksternal
Sifatnya permeable terhabar sebagian sebagian besar metabolit.
2. Membran internal
Sifatnya permiabilitas selektif, terbentuk kripta-kripta, terdapat beberapa enzim
untuk siklus As. Sitrat ( Krebs) dan reaksi oksidasi beta asam lemak.
3. Ruang antar membrane
Mengandung enzim adenilat kinase dan keratin kinase.

Pembangkitan NADH dan FADH2 melalui siklus Krebs merupakan awal dari fase
transfor electron, dalam sintesis aerobic ATP ari glukosa dan karbohidrat lain.
Reoksidasi dari koenzim yang tereduksi ini (membawa pasangan electron yang

diturunkan dari oksidasi piruvat) mengawali transfor electron. Suatu proses


mitokondria yang mentransfer electron melalui suatu seri molekul akseptor hingga
akseptor terakhir, O2 direduksi menjadi air. Sistem trnsfor ini menyebabkan
pelepasan sejumlah besar energy. Suatu persentase bermakna yang dilestarikan
melalui sintesis ATP oleh komponen terkahir dari pernafasan aerobic, fosforilasi.
KREATIN DAN KREATININ
Kreatin disintesa di hati dari: metionin, glisin dan arginin
Dalam otot rangka difosforilasi membentuk fosforilkreatin (simpanan energi)
istirahat
Kreatin + ATP

gerak

Fosforilkreatin Kreatinin
urine

Fungsi Karbohidart
Fungsi utamanya sebagai sumber energi (1 gram karbohidrat menghasilkan 4 kalori)
bagi kebutuhan sel-sel jaringan tubuh. Sebagian dari karbohidrat diubah langsung
menjadi enersi untuk aktifitas tubuh, clan sebagian lagi disimpan dalam bentuk
glikogen di hati dan di otot. Ada beberapa jaringan tubuh seperti sistem syaraf dan
eritrosit, hanya dapat menggunakan enersi yang berasal dari karbohidrat saja.
Melindungi protein agar tidak dibakar sebagai penghasil energi.
Kebutuhan tubuh akan energi merupakan prioritas pertama; bila karbohidrat yang di
konsumsi tidak mencukupi untuk kebutuhan energi tubuh dan jika tidak cukup
terdapat lemak di dalam makanan atau cadangan lemak yang disimpan di dalam
tubuh, maka protein akan menggantikan fungsi karbohidrat sebagai penghasil enersi.
Dengan demikian protein akan meninggalkan fungsi utamanya
Membantu metabolisme lemak dan protein dengan demikian dapat mencegah
terjadinya ketosis dan pemecahan protein yang berlebihan.
Di dalam hepar berfungsi untuk detoksifikasi zat-zat toksik tertentu.

Beberapa jenis karbohidrat mempunyai fungsi khusus di dalam tubuh. Laktosa


rnisalnya berfungsi membantu penyerapan kalsium. Ribosa merupakan merupakan
komponen yang penting dalam asam nukleat.
Selain itu beberapa golongan karbohidrat yang tidak dapat dicerna, mengandung serat
(dietary fiber) berguna untuk pencernaan, memperlancar defekasi.
Glikolisis
Glikolisis berlangsung di dalam sitosol semua sel. Lintasan katabolisme ini adalah proses
pemecahan glukosa menjadi:
1. asam piruvat, pada suasana aerob (tersedia oksigen)
2. asam laktat, pada suasana anaerob (tidak tersedia oksigen)

Glukosa memasuki glikolisis melalui fosforilasi menjadi glukosa 6-fosfat yang


dikatalisis oleh heksosinase dengan menggunakan ATP. Dalam kondisi fisiologis, fosforilasi
glukosa menjadi glukosa-6 fosfat dapat dianggap bersifat irreversible. Heksosinase dihambat
secara alosterik oleh produknya yaitu glukosa 6-fosfat.
Glukosa6-fosfat adalah suatu senyawa penting yang berada di pertemuan beberapa
jalur metabolic:glikolisis, glukoneogenesis, jalur pentose fosfat, glikogenesis, dan
glikogenolisis. Pada glikolisis senyawa ini diubah menjadi fruktosa 6 fosfat oleh

fosfoheksosa isomerase yang melibatkan suatu isomerisasi aldosa-ketosa. Reaksi ini diikuti
oleh fosforilasi lain yang dikatalisis oleh enzim fosfofruktokinase untuk membentuk
fruktosa 1,6 bifosfat. Reaksi fosfofruktokinase secara fungsional dianggap irreversible secara
fisiologis; reaksi ini dapat diinduksi dan diatur secara alosterik dan memiliki peran besar
dalam mengatur laju glikolisis.
Fruktosa 1,6 bifosfat dipecah oleh aldose menjadi dua triosa fosfat, gliseraldehida 3fosfat dan dihidroksiaseton fosfat. Gliseraldehida 3-fosfat dan dihidroksiaseton fosfat dapat
saling terkonversi oleh enzim fosfotriosa isomerase
Glikolisi berlanjut dengan oksidasi gliseraldehida 3-fosfat menjadi 1,3 bifosfogliserat.
Enzim yang mengatalisis reaksi ini, gliseraldehida 3-fosfat dehidrogenase, bersifat
dependen-NAD. Secara structural, enzim ini terdiri dari empat polipeptida identik yang
membentuk suatu tetrameter. Empat gugus SH terdapat di masing-masing polipeptida dan
berasal dari suaru ester tiol; hydrogen yang dikeluarkan dalam oksidasi ini dipindahkan ke
NAD . Ester tiol kemudian mengalami fosforolisis; fosfat anorganik (P i) ditambahkan yang
membentuk 1,3 bifosfogliserat ke ADP; membentuk ATP dan 3-fosfogliserat.
Karena untuk setiap molekul glukosa yang mengalami glikolisis dihasilkan dua molekul
triosa fosfat, pada tahap ini dihasilkan dua molekul ATP per molekul glukosa yang
mengalami glikolisis. 3-fosfogliserat mengalami isomerisasi menjadi 2-fosfogliserat oleh
fosfogliserat mutase . Besar kemungkinannya bahwa 2,3 bifosfogliserat merupakan zat
antara reaksi ini
Langkah berikutnya dikatalisis oleh enolase dan melibatkan suatu dehidrasi yang
membentuk fosoenolpiruvat. Enolase dihambat oleh flourida, enzim ini juga bergantung
pada keberadaan Mg2+ atau Mn2+ oleh piruvat kinase untuk membentuk dua molekul ATP
per satu molekul glukosa yang dioksidasi.
Pada kondisi anaerob, NADH tidak dapt direoksidasi melalui rantai respiratorik
menjadi okseigen. Piruvat direduksi oleh NADH menjadi laktat yang dikatalisis oleh laktat
dehidrogenase. Terdapat berbagai isoenzim laktat dehidrogenase spesifik jaringan yang
penting secara klinis, Reoksidasi NADH melalui pembentukan laktat memungkinkan
glikolisis berlamgsung tanpa oksigen dengan menghasilkan cukup NAD+ untuk siklus
berikutnya dari reaksi yang dikatalisis oleh gliseraldehida-3 fosfat dehidrogenase. Pada
keadaan aerob, piruvat diserap ke dalam mitokondria dan setelah menjalani dekarboksilasi
oksidatif menjadi asetil-KoA , dioksidasi menjadi C02 oleh siklus asam sitrat.

Pada proses glikolisis :


Input = 2 ATP

Output / Hasil =
Bruto : 4 ATP + 2 NADH
Netto : 2 ATP
= 2 ATP
2

NADH

= 6 ATP

2 piruvat

= 8 ATP / molekul glukosa

Glukoneogenesis
Glukoneogenesis terjadi jika sumber energi dari karbohidrat tidak tersedia lagi. Maka
tubuh adalah menggunakan lemak sebagai sumber energi. Jika lemak juga tak tersedia,
barulah memecah protein untuk energi yang sesungguhnya protein berperan pokok sebagai
pembangun tubuh.
Jadi bisa disimpulkan bahwa glukoneogenesis adalah proses pembentukan glukosa
dari senyawa-senyawa non karbohidrat, bisa dari lipid maupun protein.
Secara ringkas, jalur glukoneogenesis dari bahan lipid maupun protein dijelaskan sebagai
berikut:
1. Lipid terpecah menjadi komponen penyusunnya yaitu asam lemak dan gliserol.
Asam lemak dapat dioksidasi menjadi asetil KoA. Selanjutnya asetil KoA masuk
dalam siklus Krebs. Sementara itu gliserol masuk dalam jalur glikolisis.
2. Untuk protein, asam-asam amino penyusunnya akan masuk ke dalam siklus Krebs.
LIPOLISIS
Lemak disimpan sebagai cadangan energi dalam bentuk Trigliserid, cholesterol dan asam
lemak bebas

Untuk dapat digunakan sebagai energi Trigliserid harus dipecah dahulu menjadi asam
lemak dan gliserol.

Selanjutnya asam lemak akan mengalami oksidasi (- oksidasi) menjadi asetil co-a
untuk dapat masuk ke dalam siklus Kerbs (TCA cycle) atau digunakan untuk
membentuk benda keton (ketogenesis)

Lanjutan dari siklus Krebs, glukosa sebagai hasil akhir.

Hasil lipogenisis yang berupa energi akan ditransfer ke organ-organ yang


membutuhkan energi.

Вам также может понравиться