Вы находитесь на странице: 1из 51

REKAYASA BGI (327D6202)

Oleh :
Najamuddin Nawawi

LATAR BELAKANG
mempunyai kegunaan langsung terhadap berbagai industri.
tembok/dinding gedung, atap dan rangka gedung, lantai,
kendaraan roda dua dan empat, piring, mangkok dan gelas,
peralatan sanitari/kesehatan/farmasi, ornamen (ubin dan batu
tempel), obat-obatan, bedak, cat, kertas dan detergen, dan
lainnya;

BEBERAPA PENGERTIAN BAHAN GALIAN :


1. UU no 11/1967,
2. PP no. 27/1980,
3. UU no.4/2009, tentang pertambangan, mineral dan
batubara (minerba).
- Penggolongan bahan galian atas 5 (lima), yaitu :
1. Radioaktif, 2. Batubara, 3. Logam, 4. Bukan logam, dan
5. golongan batuan.

KONDISI GEOLOGI
-

Proses geologi tersebut adalah tektonik dan non tektonik yang akan
menghasilkan :
(1). Zona patahan pada permukaan bumi (geser, turun, dan naik), zona
patahan tersebut adalah merupakan zona lemah yang merupakan
wadah/tempat terakumulasi atau terdapatnya bahan galian;
(2). Penerobosan magma dan larutan sisa magma dan aktifitas gunung
api yang akan menghasilkan batuan dan bahan galian;
(3). Pasca proses tektonik, maka akan dilanjutkan dengan proses
pelapukan (fisik, biologi dan kimia), erosi, longsoran, transportasi,
sedimentasi
dan
diagenesis
(sementasi,
kompaksi,
dan
litifikasi/pembatuan). Muara atau hasil dari proses geologi tersebut
adalah PETA GEOLOGI dengan berbagai sekala.

PENGGOLONGAN BGI
BGI

BGI YANG BERASOSIASI DENGAN BATUAN BEKU


PLUTONIK/TEROBOSAN/DALAM, GANG DAN
EKSTRUSIF/ BATUAN BEKU LUAR.
Berdasarkan tempat pembentukan

Rekayasa GRANIT sebagai ubin untuk lantai dan dinding


adalah :
1. Eksplorasi [cadangan, kualitas (kompak/keras, tekstur, warna),
kesampaian daerah, dan sarana prasarana],
2. Tata cara/rekayasa penambangan (pembuatan jalan tambang,
land clearing dan
pengupasan (tanah/batuan) dan arah
penambangan), dan
3. Rekayasa pengolahan (pemotongan blok, pemotongan slab,
pemotongan ukuran yg lebih kecil sesuai pesanan, pengahalusan
permukaan/polish (finishing).

Khusus untuk batuan beku luar atau ekstrusif,


termasuk aliran lava, seperti andesit, basal, riolit,
dan trakit, umumnya direkayasa atau dibuat batu
tempel/batu alam/marmo.

BGI YANG BERASOSIASI DENGAN


BATUAN BEKU ULTRA BASA (kamis, 26/02/15).
Batuan beku ultra basa (dunit, peridotit, harzburgit,
lherzolit, piroksenit, dan lainnya) adalah merupakan
batuan beku yang terbentuk jauh di bawah permukaan
bumi atau dekat sumber magma, dan merupakan
penyusun utama dari kerak samudera.
Jika batuan ultra basa tersebut kompak (rekahan sedikit
dan tidak rapat) dan keras, maka dapat dimanfaatkan
sebagai ubin untuk lantai dan dinding,

Teknologi/rekayasa
penambangan
dan
pengolahan dari batuan beku ultra basa sama
dengan granit. Penyebarannya di kawasan timur
Indonesia [Irian, Maluku (Halmahera), Sulawesi
Tenggara (Konawe, Kolaka, dan Bombana),
Sulawesi Tengah (Marowali, Tojo Una-Una, dan
Poso), dan Sulawesi Selatan (Luwu Timur).
Logam yang biasanya terbentuk atau berasosiasi
dengan batuan beku ultra basa (tipe magmatik)
adalah khromit, nikel primer dan sekunder,
platina, besi ilmenit, dan magnetit.
Non logam yg biasanya berasosiasi dengan batuan
beku ultra basa adalah intan (diamond), asbes,
talk, dan magnesit.

MINERAL CARBON YANG TERBENTUK


SECARA
ALAMIAH
TERDIRI
ATAU
DIKELOMPOKKAN ATAS :
(1). Intan (diamond), paling keras (kekerasan
10), warna kristal jernih/transparan/bening,
kilap sangat maksimal;
(2). Graphite, lunak, berwarna hitam, tersusun
dari (unsur) carbon murni, struktur molekulernya
tidak padat atau sekuat diamond (intan); dan
(3). Fullerite, merupakan mineral yang terbuat
dari molekul yang berbentuk bulat sempurna
yang tersusun dari 60 atom Carbon.

Dr. Ade Kadarusman (VALE), pernah mempelajari asal intan di


Kalimantan dan menulis (Alternatif asal intan di Kalimantan,
2005) adalah :
1). Ultrahigh pressure (UHP) metamorphic origin; source from
Meratus and van Bemmelen description);
2). Meteoritic origin; presence of textites and impact-crater like
structure in north Martapura;
3).Kimberlite/lamproite origin (Bergman et al, 1987;1988;
Spencer et al, 1988); source from the cratonic core of central
Borneo (now eroded); dan
4). Lamproite origin (Parkinson et al, 2000); source from rifted
Australian fragment containing diamondiferous craton.

ASBES,

BGI yang berasosiasi dg batuan beku ultra basa yang kaya


unsur magnesia (peridotit dan dunit),ubahan dari mineral piroksin
membentuk serpentin akibat T dan P. Juga dapat terbentuk dari
pelapukan batugamping, tapi hanya sedikit. kelompok mineral berserabut
yg terdiri dari mineral-mineral krisotil, krokidolit dan aktinolit. Jenis asbes
yang tersusun oleh mineral krisolit yang terbanyak diproduksi (94%
produksi dunia), sedangkan untuk yang disusun oleh tremolite dan
aktinolit hampir tidak memiliki nilai ekonomis

PENGELOMPOKAN ASBES
1

TEMPAT DIJUMPAI : berhubungan dg sebaran batuan beku ultra

basa,

(Maluku
Tengah/Marowali/Poso/Luwuk
Tenggara/Konawe/Kolaka,

Utara/Halmahera,
Banggai,

Sulawesi
Sulawesi

PENAMBANGAN : penambangan dilakukan dengan cara tambang

terbuka atau tambang bawah tanah.


Tahapannya adalah pemboran peledakan, pemisahan batuan
yg mengandung asbes dengan batuan lainnya, pengolahan.

PENGGUNAAN :
1) Asbes serabut panjang : dipintal untuk benang, tali, kain asbes,
untuk tirai tahan api, baju tahan api, isolasi listrik tahan panas, belt
conveyor, lapisan rem mobil, kaos tangan, sumbu, kaos lampu;
2). Asbes serabut sedang : bahan campuran dalam semen asbes,
membuat pipa-pipa, lembaran asbes/atap.
3) Asbes serabut pendek : bahan tuang tahan api.

TALK

berasosiasi dg batuan beku ultra basa terbentuk dari hasil alterasi


(ubahan) mineral magnesium silikat pada batuan beku ultrabasa,
umumnya dijumpai pada batuan hasil metamorfisme regional
khususnya pada batuan sekis.
Juga dapat terbentuk oleh proses metasomatisme pada marmer
dolomitan.
Talk kualitas baik berasal dari batuan induk dolomit.
Talk yang merupakan hasil ubahan hidrotermal metamorfose sudah
dapat terbentuk pada temperatur 300o C atau lebih.

TEMPAT DIJUMPAI BATUAN ULTRA BASA DAN DOLOMIT,


1). Jawa Tengah : Klaten (hasil alterasi batuan sekis);
2). Sulawesi Tengah : Kab. Poso-Taripa, S.Uwemadago (terdapat sebagai
sisipan/pengisian dalam sekis, merupakan ubahan dari serpentenit);
3). Maluku : Desa Fayaul sepanjang S. Wayalele, Kec. Wasile, Halmahera
Tengah (ubahan dalam breksi serpentinit didaerah jalur patahan dengan
arah timur laut barat daya); Kopel Labuna, P. Bacan (pada batuan
ultrabasa, sekitar jalur patahan);
4). Irian Jaya : Dekat Ifar (Pengisihan rekahan dalam batuan ultrabasa).
TEKNIK PENAMBANGAN : Endapan talk diketahui karena tampak
dipermukaan. Oleh sebab itu sistem penambangan yang dilakukan
adalah sistem tambang terbuka, dapat dilakukan dengan peralatan
sederhana.
PENGOLAHAN DAN PEMANFAATAN , Pengolahan talk yang telah
berhasil dikumulkan dari tempat penambangan dapat dilakukan seperti
pengolahan bentonit.
Talk difunakan dalam berbagai industri seperti industri cat, farmasi,
keramik, kosmetika, kertas, laret, isolator, tekstil dan sebagai pembawa
dalam insektisida.

MAGNESIT, adalah

BGI yang berasosiasi dengan batuan


beku ultra basa, dan juga gamping dolomitan.
magnesit umumnya terbentuk oleh proses dolomitisasi hidrotermal
batu gamping ganggang atau penggantian dolomit amfibolit,
piroksenit, diabas, peridotit, riolit, basalt dan granit.

Magnesit dapat ditemukan mineral sekunder dan


biasanya berasosiasi dg batuan sedimen atau batuan
metamorfik, berasal dari endapan marin, kecuali brukit.
Magnesit ditemukan didalam batuan serpentin. Magnesit
umumnya jarang ditemukan dalam bentuk mineral, tetapi
secara utuh terdapat pada larutan padat siderit (FeCO3)
bersama-sama Mn dan Ca yang dapat menggantikan
unsur
Mg.
Mineral
magnesit
keterdapatannya
berasosiasi dengan batuan ubahan, sehingga cadangan
magnesit akan mengikuti pola cadangan bahan ubahan
tersebut. Batuan atau mineral yang mengandung
magnesit adalah dolomit (CaMg(CO3)2, magnesit zedin
(MgCO3), epsonil (MgSO4)7H2O, dan brukit (Mg(OH)2

Tempat Diketemukan Di Indonesia adalah :


a. Daerah Istimewa Aceh : Daerah Kr.Jreue
Kab.Aceh Besar (cukup baik, berupa urat urat
pada batuan ultrabasa berasosiasi dengan talk);
b. Nusa Tenggara Timur : P. Moa (berasosiasi
dengan peridotit serpentinit).;
c. Timor Timur : Desa Vemasse dan Laleia antara
Manatuto, Baucau (mengisi rekahan pada batuan
ultrabasa
d. Sulawesi
Tenggara:
P.
Padamarang
(berasosiasi dengan batuan ultrabasa, peridotit
serpentinit
(Pra
Tersier);
P.
Lambasina
(berasosiasi dengan batuan ultrabasa, peridotit
serpentinit(Pra Tersier).

:Teknik/rekayasa
penambangan
magnesit
sama
dengan kaolin , yaitu
1. Tambang terbuka (open pit);
2. Tambang semprot (hydraulicking);
3. Tambang dalam (underground mining).
Pada tambang terbuka, pengupasan tanah penutup
dilakukan dg alat sederhana atau dengan alat mekanis
(bulldoser, scrapper, dll). Endapan magnesit dapat digali dg
menggunakan excavator antara lain : backhoe ataupun
shovel, kemudian dimuat kedalam truck dan diangkut ke
pabrik pengolahan.
Pada cara tambang semprot, setelah pengupasan tanah
penutup, lalu disemprot dg menggunakan pompa air
bertekanan tinggi. Hasilnya berbentuk lumpur (magnesit
dengan air). Kemudian lumpur tersebut dipompakan ke
tempat pengolahan dengan pipa pipa.

Pengolahan, Magnesit hasil dari penambangan dibersihkan


dari pengotor. Tahap berikutnya disemprot dengan air untuk
menghilangkan kotoran yg masih menempel. Proses lanjutan
dapat diperlakukan seperti pada kaolin. Keterdapatan
magnesit alam sangat terbatas, sehingga untuk memenuhi
kebutuhan dibuat magnesit sintesis dari dolomit atau gamping
dolomitan (dikenal sebagai seawater magnesia).
Pemanfaatan/Penggunaan, digunakan untuk bahan tahan
api dimana magnesit yang telah dipanasi dan mengandung
kurang dari 1% CO2 banyak digunakan untuk pembuatan batu
bata tahan api. Magnesit adalah bahan utama refraktori yang
digunakan dalam tungku-tungku temperatur tinggi, dapat
menahan karat pada pembuatan baja. Juga digunakan untuk
bahan industri semen, bahan isolasi, pertanian (campuran
pupuk, buat tanaman, spt teh yg daunnya kuning), peternakan
(campuran pakan, khususnya ternak yg sulit mengeluarkan
kotoran yg biasanya mati secara tiba-tiba), dan industri karet.

BATU

GAMPING/BATU

KAPUR/LIME

STONE

berasosiasi dengan batugamping adalah posfat, kalsit, marmer, dan


dolomit/kapur
pertanian/tambak.
semen portland. Batugamping adalah batuan sedimen (klastik dan non
klastik/organik), terbentuk pada lingkungan laut dangkal, komposisi
utama CaCO3..

PROSES PEMBUATAN SEMEN PORTLAND,

bahan utama (batu kapur/CaCO3 dan batu lempung/SiO2 dan


Al2O3),
bahan tambahan (pasir silika/SiO2 dan pasir besi/Fe2O3).
Inti dari pembuatan semen portland adalah mengambil unsur
oksida yang terdapat pada bahan baku, tahapannya adalah :
1.PREPARASI DAN EKSTRAKSI BAHAN BAKU, persiapan bahan
baku baik penambangan (quarry) limestone maupun clay.
Tahapan penambangan adalah drilling, blasting, haulage dan loading.
Crusher, untuk pengecilan ukuran limestone hasil tambang
Setelah limestone melewati crusher, kemudian ditampung di sebuah tempat
(storage). Ditempat ini terjadi proses pre-homogenization.
Limestone yang ukurannya berbeda tersebut disebar merata (komposisinya)
sehingga homogen.
Ada beberapa alat yang dipakai pada proses pre-homogenization ini, seperti
stack dan reclamer yang masing-masing ada macam-macamnya juga.

2. RAW MEAL PREPARATION,

Dari storage tersebut limestone


dibawa oleh belt conveyor menuju bin silo, demikian pula dengan clay, pasir
silika dan pasir besi masuk ke bin silo. I.
1. Limestone (+/- 82%), 2. Clay (+/- 13,5%), 3. Pasir Silika (+/- 3%), dan 4.
Pasir besi (+/- 1,5%)
Tujuan utama Raw Mill adalah:
1. Grinding, material campuran yang masuk, dihaluskan lagi, yang semula 700
mm, setelah keluar dari RM menjadi 9 Mikro;
2.Drying, material campuran dikeringkan sampai kelembaban 1%. Media
pengeringan adalah hot gas yang berasal dari Kiln (Kiln tar kita ketemu di depan
Gan hehe);
3. Transport - Untuk menjelaskan ini harus tau dulu prinsip kerja Raw Mill.
Intinya, hot gas yang dipakai untuk pengeringin material juga berfungsi untuk
mentransportasikan material campuran tersebut. Bayangkan saja, 7 Mikro kalau
ditiup hot gas kan terbang; dan
4. Separating - Selama proses di Raw Mill, material yang sudah halus
kemudian menuju tahapan proses berikutnya, sedangkan yang masih kasar
akan terus mengalami penggilingan (grinding) sampai halus.

Setelah keluar dari Raw Mill, bahan material ini disebut


dengan istilah Raw Mix atau Raw Meal. Raw meal ini
kemudian masuk lagi ke sebuah storage atau biasa
disebut Blending Silo. Selain bertujuan untuk
penyimpanan sementara,
Blending Silo berfungsi untuk tempat homogenization.
Proses Homogenization intinya sama kek Prehomogenization, cuma ukurannya aja yang beda dan
bahan penyusunnya juga sudah tercampur.
Pre-homogenization materialnya hanya limestone
saja, sedangkan Homogenization terdiri dari empat
bahan baku semen. Sehingga proses homogenisasi
yang dilakukan bertujuan untuk memaksimalkan
pencampuran dari keempat bahan tersebut.

3. CLINCKER MANUFACTURE, Raw Meal kemudian masuk ke


sebuah unit operasi yang disebut dengan Pre-heater. Pre-heater ini
terdiri dari beberapa siklon, umumnya terdiri dari 4-5 siklon (4-5
stage).
Pre-heater, fungsinya sebagai pemanasan awal sebelum masuk ke
proses selanjutnya. Namun, Inti utamanya dari proses pemanasan
ini adalah untuk terjadinya proses Pre-calcination: CaCO3 -> CaO
+ CO2
Reaksi ini terjadi pada suhu sekitar 800C, dari reaksi di atas, yang
paling utama adalah CaO nya . Proses kalsinasi di Pre-heater
hanya sekitar 95% nya, sisanya dilakukan di Kiln.
Setelah keluar dari Pre-heater, material ini disebut dengan Kiln
Feed. Kiln Feed ini masuk ke unit operasi pembentuk klinker (terak)
yang disebut dengan Rotary Kiln.

Klinker adalah cikal bakal semen. Material yg sudah dihaluskan


di Raw Mill akan menjadi powder. Setelah lewat Kiln, karena
proses-proses kimia pada Kiln maka akan terbentuk Klinker.
Tahapannya sebagai berikut :
Clinker (klinker), kualitas dari Klinker bisa dikendalikan, yaitu pada
saat proses pencampuran oleh Bin Silo yang dilakukan sebelum
masuk ke Raw Mill. Indikator-indikator kuliatasnya adalah dengan
menghitung nilai LSF (Lime Stone Factor), SM (Silica Modulus) dan
AM (Aluminate Modulus). Nilai tersebut dapat memandu kita untuk
membuat berbagi jenis atau tipe semen.
Mineral-mineral di atas yang kemudian membentuk Clincker
(klinker/terak). Setelah melewati Kiln, klinker ini masuk ke dalam
Cooler. Setelah dipanaskan pada temperatur 1400C, tiba-tiba saja
didinginkan sampai pada suhun 100C. Tujuan dari kegiatan
tersebut adalah : (1. Heat recuperation, (2. Keamanan (safety)
dalam melakukan transportasi dan storage, (3. Kualitas Klinker itu
sendiri

4. CEMENT GRINDING, Setelah melewati Cooler, Klinker


ini kemudian dilewatkan ke Finish Mill dan menjadi menjadi
powder. Jadi di dalam Cement Mill ini klinker tadi di tumbuk,
digerus pake bola-bola besi. Cement Mill berputar sehingga
bola-bola tersebut menggerus klinker menjadi powder lagi.
Finish Mill atau Cement Mill, sebelum digiling, biasanya
komposisi Klinker ditambah oleh bahan-bahan tambahan
seperti Gipsum, Pozzolan (trass), Trass dan lain
sebagainya. Untuk membuat semen Tipe I cukup ditambah
gipsum saja. Setelah halus, klinker ini berubah namanya
menjadi hasil akhir yaitu semen:) Semen ini kemudian
ditampung di Cement Silo sebelum akhirnya dikirim ke Bin
Cement untuk proses Packing and Dispatch.

5. PACKING AND DISPATCH, Langkah terakhir adalah


pengepakan semen-semen. Setelah dari Cement Silo, semen
ditransport ke Bin Cement dan akhirnya ada yang di packing dan
ada yang dimasukan ke bulk (curah).

8 TAHAPAN PEMBUATAN SEMEN PORTLAND, YAITU:


1. Penambangan di quarry
2. Pemecahan di crushing plant
3. Penggilingan (blending)
4. Pencampuran bahan-bahan
5. Pembakaran (ciln)
6. Penggilingan kembali hasil pembakaran,
7. Penambahan bahan tambah (gipsum)
8. Pengikatan (packing plant)
Proses pembuatan semen portland dibedakan atas proses basah dan
proses kering.
Proses Basah, sebelum dibakar bahan dicampur dengan air (slurry) dan
digiling hingga berupa bubur halus. Proses basah umumnya dilakukan jika
yang diolah merupakan bahan-bahan lunak seperti kapur dan lempung.
Bubur halus yg dihasilkan selanjutnya dimasukan dalam sebuah pengering
(oven) berbentuk silinder yg dipasang miring (ciln). Suhu ciln ini sedikit demi
sedikit dinaikkan dan diputar dengan kecepatan tertentu. Bahan akan
mengalami perubahan sedikit

Proses pembuatan semen portland


proses basah dan proses kering.

dibedakan

atas

Proses Basah, sebelum dibakar bahan dicampur dengan air


(slurry) dan digiling hingga berupa bubur halus. Proses basah
umumnya dilakukan jika yang diolah merupakan bahan-bahan lunak
seperti kapur dan lempung. Bubur halus yg dihasilkan selanjutnya
dimasukan dalam sebuah pengering (oven) berbentuk silinder yg
dipasang miring (ciln). Suhu ciln ini sedikit demi sedikit dinaikkan
dan diputar dengan kecepatan tertentu. Bahan akan mengalami
perubahan sedikit demi sedikit akibat naiknya suhu dan akibat
terjadinya sliding di dalam ciln. Pada suhu 100 0C air mulai
menguap; pada suhu 850 0C karbondioksida dilepaskan. Pada
suhu sekitar 1400 0C, berlangsung permulaan perpaduan di daerah
pembakaran, dimana akan terbentuk klinker yang terdiri dari
senyawa kalsium silikat dan kalsium aluminat. Klinker tersebut
selanjutnya didinginkan, kemudian dihaluskan menjadi butir halus
dan ditambah dengan bahan gipsum sekitar 1%-5%.

Proses pembuatan semen portland :


(1. Bahan baku dari tambang (quarry) berupa campuran CaO, SiO2, dan Al2O3
digiling (blended) bersama-sama beberapa bahan tambah lainnya,
(2.Hasil campurannya dituangkan ke ujung atas ciln yang diletakan agak miring;
(3. Selama ciln berputar dan dipanaskan, bahan tersebut mengalir dengan lambat
dari ujung atas ke ujung bawah;
(4.Temperatur dalam ciln dinaikkan secara perlahan hingga mencapai temperatur
klinker (clincer temperature) dimana difusi awal terjadi. Temperatur dipertahankan
sampai campuran membentuk butiran semen portland pada suhu 1400oC (2700oF).
Butiran yang dihasilkan disebut sebagai klinker (clincer) dg diameter dari 1.5 - 50
mm;
(5.Klinker tsb kemudian didinginkan dalam clinker storage dan selanjutnya
dihancurkan menjadi butiran-butiran yang halus;
(6.Bahan tambah, yakni sedikit gipsum (sekitar 1%-5%) ditambahkan untuk
mengontrol waktu ikat semen, yakni waktu pengerasan semen di lapangan;
(7. Hasil yang diperoleh kemudian disimpan pada sebuah cement silo untuk
penggunaan yang kecil, yakni kebutuhan masyarakat. Pengolahan selanjutnya
adalah pengepakan dalam packing plant. Untuk kebutuhan pekerjaan besar,
pendistribusian semen dapat dilakukan menggunakan capsule truck.

MARMER (MARBLE),

bahan bakunya berasal/bersumber dari batugamping/kapur yang


mengalami rekristalisasi akibat pengaruh panas/temperatur dan
tekanan (tektonik dan intrusi).
Pemanfaatan utama dari marmer adalah untuk ubin lantai atau
dinding.
Teknologi eksplorasi, eksploitasi (pembuatan jalan tambang,
pengupasan dan penambangan) dan pengolahan marmer relatif
sama dengan granit (pemotongan ukuran blok, pengankutan
kepabrik,
pemotongan
ukuran
tertentu
dalam
bentuk
lempengan/slab, perataan permukaan, penghalusan permukaan
dan polish.

FOSFAT
berasosiasi pada batu gamping (umum) dan batuan beku
(apatit).
unsur fosfor di alam diserap oleh mahluk hidup,
senyawa fosfat pada jaringan mahluk hidup yang telah
mati terurai, kemudian terakumulasi dan terendapkan
di lautan.
berfungsi untuk merangsang pertumbuhan akar
terutama pada awal-awal pertumbuhan, mempercepat
pembungaan, pemasakan biji dan buah.

Berdasarkan asal muasal/origin/genesa, maka posfat


dibedakan atas 3 (tiga), yaitu :
1. Fosfat Primer, terbentuk selama proses pembekuan magma,
berasosiasi dengan batuan beku alkali kompleks, dan mineral
pembentuknya adalah apatit [Ca10(PO4)6F2)] , spt yg dijumpai di
Catalo-Brazil. dalam keadaan murni mengandung 42 %
P2 O5 dan 3,8 % F2.;

2. Fosfat Sekunder/sedimenter, terendapkan di laut dalam, terbentuk


pada lingkungan yang alkali dan suasana tenang, spt yg dijumpai di Kec.
Bogorejo-Blora Jateng; dan 3. Fosfat Guano, hasil pengendapan dan
akumulasi sekresi/kotoran burung pemakan ikan dan kelelawar yg bereaksi
dg batu gamping karena pengaruh air hujan dan air tanah. Tempat
pembentukan adalah di permukaan, bawah permukaan (belasan puluhan
meter), dan gua, spt yg dijumpai di Chinca Guano Island-Peru dan
Indonesia..

Penambangan endapan posfat umumnya dilakukan


dengan tambang terbuka, tahapannya adalah
penggalian, pemuatan/pengangkutan dan pengolahan.
Tahapan pengolahan adalah terdiri dari :
1. Penghancuran, menggunakan crusher; 2.
Penghalusan , menggunakan hammer mill
3.
Pencucian
4.
Flotasi
5.
Pengeringan, dan granulator
6.
Pengepakan

Kegunaan/pemanfaatan adalah : sebagai bahan baku


utama untuk industri pupuk, termasuk super posfat
super, dan sebagai bahan untuk pembuatan asam fosfat
yang digunakan untuk pembutan minuman soda.

DOLOMIT,
berasosiasi dengan batugamping/batu kapur, baru dikenal sejak tahun
mengandung > 50% karbonat .
Secara sekunder, dolomite umumnya terjadi kerena proses pelindian
(leaching) atau peresapan unsur magnesium dari air laut
kedalam batu gamping, atau yang lebih dikenal dengan proses
dolomitisasi yaitu proses perubahan mineral kalsit menjadi
dolomite. Juga dapat
terbentuk karena diendapkan secara
tersendiri sebagai endapan evaporit/penguapan. Pembentukan
dolomite sekunder dapat terjadi karena bebeberapa factor,
diantaranya adalah tekanan air yang banyak mengandung unsur
magnesium dan prosesnya berlangsung dalam waktu lama.
Dengan semakin tua umur batu gamping, semakin besar
kemungkinan untuk berubah menjadi dolomite. Dolomite primer
terbentuk bersama-sama dalam cebakan bijih.

Penambangan, umumnya degan cara tambang


terbuka dengan metoda quarry. Tanah penutup
(overburden) yang terdiri dari tanah liat, ,pasir dan koral
dikupas terlebih dahulu. Pengupasan dilakukan dengan
menggunakan
bulldozer
atau
power
scraper.
Penambangan dilakukan dengan cara konvensional dan
mekanis

Pengolahan,

dilakukan dengan cara yang sederhana.


Bongkah-bongkah dolomite dari penambangan diangkut ke
unit pengolahan. Kemudian bongkah-bongkah dolomite
tersebut direduksi ukurannya dengan menggunakan alat
pemecah batu, hasil proses ini selanjutnya digiling untuk
mendapatkan dolomite yang berukuran halus (tepung)
dengan ukuran tertentu yang disesuaikan dengan permintaan.

PEMANFAATAN, banyak dimanfaatkan, baik dalam


bidang pertanian, tambak,
bahan bangunan dan
industry. Dolomite banyak digunakan pada : Industry
refraktori, dalam tungku pemanas atau pencair; Pupuk,
digunakan unsur Mg untuk meningkatkan pH tanah air;
Industri cat sebagai pengisi; Industri kaca, plastik,
kertas; Bahan pembuat semen; Industri alkali;
Pembersih air; Industri ban; - Ply wood; Industri obatobatan dan kosmetik ; Campuran makanan ternak;
industry keramik; dan Bahan penggosok (abrassive)

KALSIT,
berasoasiasi dg batugamping/batu kapur, hasil
restrukturisasi batu gamping yang mengkristal
setelah
mengalami
proses
pelarutan.

Penambangan,
umumnya dilakukan secara
terbuka, pengupasan tanah penutup yang tipis,
kemudian
tahap
selanjunya
adalah
penambangan batuan secara berjenjang dengan
pengeboran dan peledakan atau dengan
menggunakan
peralatan
sederhana.
Di
Indonesia, penambangan kalsit dilakukan
secara tambang terbuka, karena endapannya
berupa perbukitan dan dataran dilingkungan
perbukitan/pegunungan
kapur.
Ada
juga
penambangan kalsit di daerah gua-gua kapur
yang
keberadaanya
bersamaan
dengan
endapan posfat.

PENGOLAHAN, tujuannya memperoleh ukuran butir


dan tingkat kadar CaCO3 sesuai dengan spesifikasi
pasar. Pengolahan dapat dengan cara sederhana, yaitu
dengan menghilangkan kotoran yang melekat, kemudian
dilakukan penghancuran dan di ayak sesuai dengan
ukuran yang di inginkan.
Untuk mendapatkan ukuran butir halus (<12 mesh)
dipecahkan dengan hammer mill, dan untuk
mendapatkan ukuran yang sangat halus (-200 mesh)
digunakan super mill. Produk kalsit hasil penambangan
yang dapat dikonsumsikan langsung oleh indusrtri,
dikenal dengan nama heavy calcite.

Proses pengolahan lainnya


adalah proses
kalsinasi terhadap batu gamping sebagai bahan
baku. Produk dari proses ini merupakan kalsit dari
jenis light calcite. Dalam proses kalsinasi, terlebih
dahalu dilakukan reduksi ukuran terhadap batu
kapur lalu dimasukkan ke dalam tungku dan
dipanaskan sampai suhu 1000 3000o C yang
menghasilkan kapur tohor dan gas CO2. Apabila
dilakukan penambahan air yang secukupnya
terhadap kapur tohor dan penambahan kapur
kembali untuk mengikat unsur Ca, maka akan
diperoleh CaCO3 dan air. CaCO3 inilah yang
dikenal dengan light calcite.

Penggunaan atau pemanfaatan,


1) pertanian, untuk pemupukan tanah, keasaman
tanah akan berkurang dg cara pengapuran, yaitu
menggunakan
kapur
tohor (quicklime),
kapur
padam (hidratedlime), ataupun dalam bentuk tepung
yang biayanya lebih murah dibandingkan dengan jenis
lainnya;
2). industry kimia, digunakan memproduksi kaustik
soda dan alkali lainnya dg menggunakan solvany
proses. Light calcite berfungsi sebagai filler, extender
coating pada industry kertas, cat, karet farmasi dan
plastic. Heavy calcite digunakan dalam industry keramik,
gelas, barang-barang gelas, kimia, bahan galian bukan
logam, dan sebagainya;

3). Industri makanan,

pemurnian gula bit. (bibit


gula/gula batu), mengolah sisa produk pada pabrik
pengawetan, mengurangi keasaman buah kalengan
dan persiapan penggilingannya;
4). Industri metalurgi, Kalsit
kualitas tinggi
diperlukan dalam pembuatan baja sebagai fluks,
berfungsi untuk mengikat material pengotor atau
sebagai slag, spt fosfor, belerang, silica dan
alumina. Dalam peleburan aluminium dengan
metode Bayer, kalsit dan kaustik soda merupakan
bagian
penting
yang
berfungsi
untuk
menghancurkan bijih bauksit. Kalsit juga digunakan
dalam flotasi logam non besi seperti tembaga, seng,
timah hitam, perak dan uranium.

BGI YANG BERASOSIASI


AKTIFITAS GUNUNGAPI

DENGAN

obsidian, batu apung (pumice), belerang, opal,


kalsedon, fosil kayu terkersikan, tufa/trass, &
berbagai macam batuan beku aliran lava.

1. PERLIT,
dihasilkan oleh aktifitas gunungapi yg terbentuk dari
magma bersifat asam yg membeku sangat cepat
atau secara tiba-tiba (aliran lava, sill dan retas),

Volcanic glass terbentuk oleh lava hasil hasil aktifitas


gunung berapi, yaitu aliran lava yang akan membeku
dengan cepat. Akibatnya, tidak terbentuk kristal secara
sempurna, dan air akan terjebak, tidak ada kesempatan
keluar. Perlit merupakan grup silikat, mempunyai kadar
silika yg sangat tinggi.
TYPICAL ANALYSIS OF PERLITE.

7075% silicon dioxide: SiO2

1215% aluminium oxide: Al2O3

34% sodium oxide: Na2O

35% potassium oxide: K2O

0.5-2% iron oxide: Fe2O3


0.20.7% magnesium oxide: MgO
0.51.5% calcium oxide: CaO
35% loss on ignition (chemical / combined water)

Lokasi perlit di daerah Pnomchat Hill, Provinsi


Lopburi yang berjarak sekitar 200 km dari
Bangkok. Lokasi BGI perlit tersebut telah
dieksploitasi dan diolah. Pemiliknya dosen dari
salah satu universitas di Thailand. BGI perlit di
daerah ini berasosasi dg batuan tufa dan batuapung (pumice)
BGI perlit yg dijumpai pada daerah ini banyak
dijumpai struktur minor, yg bisa diamati, seperti
laminasi, micro-folding atau perlipatan mikro,
serta adanya fragmen batuan yg terperangkap
dan terkompaksi, sebagai produk adanya
letusan
di
masa
lampau.
(fragmen).

Penambangan perlit di daerah PNOMCHAT HILL,


PROVINSI LOPBURI,
pengupasan
lapisan
penutup,
kemudian
peladakan/blasting, kemudian pengangkutan dengan
menggunakan dumptruck dan back hoe.
Setelah tiba dilokasi industri/pengolahan kemudian:
a. Diremukkan dengan mengguna kan crusher;
b. Dibakar sehingga perlit mengembang, dan menjadi
sangat ringan. perlit yg dalam bentuk powder jika
diletakkan
di
atas
air,
perlit
akan
mengambang/terapung di atas air.
Manfaat perlit banyak, menyerupai bentonit, zeolit,
yaitu sebagai penukar ion; pembuatan beton ringan;
kosmetik (pemutih kulit), campuran bahan makanan
hewan dan tumbuhan, penjernih air, dan lainnya.

2. BATU APUNG (PUMICE),


aktifitas
gunungapi
secara
letusan
(eksplosif/piroklastik), kaya akan silika, porous,
terjadi karena keluarnya uap dan gas-gas yang larut
di dalamnya pada waktu terbentuk.
Dijumpainya sebagai fragmen, berukuran bongkah
- pasir atau bercampur antara halus dan kasar.
Komposisi kimia terdiri dari silika, alumina, potash,
soda, besi oksida.
Batu apung adalah produk umum letusan gunung
api dan umumnya membentuk zona-zona di bagian
ataslava silikat

Kegunaan atau pemanfaatan, Kegunaan batuapung


sebagai bahan baku/mentah untuk membuat bahanbahan poles, untuk logam, mortar dan beton. Bahkan
batu apung di dalam dunia pembangunan masa kini,
terutama dalam membuat rumah-rumah, nampaknya
batu apung dapat digunakan juga untuk membuat
bata ringan.
Batu apung juga digunakan untuk membuat bata yang
tahan terhadap api juga sebagai bahan toilet/sabun
tangan, sebagai bahan untuk mengasah, sebagai
bahan plester, filter, membuat genteng dan bahan cat,
tooth paster, powder, abrazive, rubber filter, asphalt
filter, dan industri keramik.

Вам также может понравиться