Вы находитесь на странице: 1из 17

MAKALAH RUMAH SUSUN

MATA KULIAH

: MANAJEMEN KONSTRUKSI

NAMA DOSEN

: Ir. Sugiono MURP

NAMA
No. DP

: Juki Anwar
: 1270121014

PROGRAM STUDI ARSITEKTUR


UNIVERSITAS KRISNADWIPAYANA
JAKARTA
2015

DAFTAR ISI

Daftar isi
Pendahuluan
Latar belakang
Isi
1.
2.
3.
4.

Pengertian Rumah Susun


Tujuan pembangunan
Manfaat Rumah Susun
Standar kelayakan bangunan

Penutup
1. Kesimpulan
2. Saran

Daftar pustaka

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
DKI Jakarta sebagai ibukota Negara Indonesia mengalami pertumbuhan penduduk
yang sangat tinggi, pertambahan jumlah penduduk ini tidak hanya dari angka kelahiran
tetapi juga dari arus urbanisasi desa ke kota dan kota-kota lainnya. Semakin

bertambahnya jumlah penduduk maka semakin tinggi pula kebutuhan akan rumah tinggal
sedangkan pembangunan perumahan di kota-kota besar, baik yang ditangani pemerintah
maupun swasta belum dapat mengimbangi kebutuhan rumah tinggal yang terus
meningkat. Pembangunan perumahan skala besar tidak dapat dilakukan serentak karena
harus berhadapan dengan masalah pertanahan. Kelangkaan tanah dan tingginya harga
tanah menjadi kendala yang harus dihadapi pemerintah kota dalam pengadaan rumah
tinggal.
Kondisi permukiman di DKI Jakarta masih belum tertata dan belum sesuai dengan rencana
tata ruang kota. Tidak terencananya pembangunan perumahan, tingginya kebutuhan akan
rumah, dan kelangkaan tanah yang memaksa pemanfaatan tanah secara maksimal hingga
melanggar garis sempadan, menciptakan suatu lingkungan permukiman yang kumuh
tanpa sarana dan prasarana. Lingkungan permukiman berkepadatan tinggi ini terbentuk
di tengah kota sebagai pusat kegiatan perkantoran, perdagangan, dan jasa. Hal ini terjadi
karena pertimbangan faktor kemudahan aksesibilitas dan kedekatan tempat kerja.
Pertimbangan ini juga menjadi penyebab terbentuknya lingkungan pemukiman yang
padat, tidak sehat, dan tidak tertata karena tidak memenuhi persyaratan teknis. Menurut
Bambang Panudju (1999), untuk memenuhi kebutuhan perumahan yang layak dalam
lingkungan yang sehat dan mewujudkan perumahan yang serasi dan seimbang sesuai
dengan pola tata ruang kota, tata daerah, dan tata guna lahan yang optimal, maka perlu
dikembangkan perumahan dan permukiman dalam bentuk rumah susun karena penduduk
di perkotaan sangat padat sedangkan tanah yang tersedia terbatas. Membnagun hunian
vertikal merupakan salah satu solusi obyektif untuk menyelesaikan masalah perumahan
di tengah kelangkaaan tanah di pusat kota.
Dalam programnya, Dinas Perumahan DKI Jakarta memprogramkan pembangunan
perumahan yang dibagi dalam skala prioritas pembangunan. Salah satu program
utamanya adalah peremajaan permukiman rukun warga yang tergolong kumuh berat
diseluruh Kotamadya Jakarta. Rukun Warga 05 Kelurahan Karet Tengsin Jakarta Pusat
merupakan salah satu lokasi permukiman kumuh berat yang lokasinya berada di pusat
kota. Berdasarkan arahan pembangunan dalam Rencana Rinci Tata Ruang Wilayah DKI
Jakarta Kecamatan Tanah Abang tahun 2005, permukiman kumuh berat diprogramkan
mendapat prioritas untuk diremajakan. Dalam Instruksi Presiden No. 5 Tahun 1990
tentang Peremajaan Permukiman Kumuh di Atas Tanah Negara, peremajaan ini bertujuan
untuk meningkatkan mutu kehidupan, harkat, derajat, dan martabat masyarakat penghuni
permukiman kumuh terutama golongan masyarakat berpenghasilan rendah, untuk

memperoleh perumahan yang layak dalam lingkungan permukiman yang sehat dan
teratur.
Secara fisik, psikologis, sosiologis, dan kultural manusia memiliki kemampuan untuk
menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Manusia selalu berusaha untuk mengatasi
konflik yang mungkin terjadi dalam setiap interaksi adaptasi. Meskipun demikian,
manusia tetap memiliki keterbatasan dan untuk menutupi keterbatasan tersebut
dibutuhkanlah teknologi. Demikian halnya dengan lingkungan hunian vertikal ini, yang
menuntut penyesuaian perilaku penghuninya, arsitektural akan membantu proses
adaptasi ini. Hal tersebut diatas mengisyaratkan perancangan rumah susun sebagai
hunian vertikal tidak hanya memperhatikan aspek arsitektural secara fisik saja tetapi juga
aspek psikologis, struktur ekonomi masyarakat, dan gaya hidup masyarakat yang selalu
bersosialisasi. Aspek fubgsional yang akan dimaksimalkan dalam perancangan sangat
berkaitan dengan struktur ekonomi masyarakat, khususnya masyarakat golongan
ekonomi lemah. Kenyamanan yang menyangkut kenyamanan termal, tata ruang, dan
pengkondisian lingkungan tetap diperhatikan.
Dari semua aspek tersebut akan direncanakan suatu lingkungan hunian vertikal yang
manusiawi, ekonomis, dan efisien. Sebagai contoh, penyediaan ruang publik untuk
mewadahi kebutuhan sosialisasi. Pengkondisian udara dan pencahayaan alami
direncanakan seefisiensi mungkin untuk menekan biaya pembangunan.
Pembangunan rumah susun di kawasan permukiman padat di tengah kota, ditujukan untuk
memenuhi kebutuhan perumahan yang layak bagi masyarakat golongan ekonomi rendah
yang saat ini menghuni permukiman kumuh.

1.2 Tujuan

merancang pemukiman bagi masyarakat yang terkena peremajaan yaitu


masyarakat RW 05 Kel. Karet Tengsin Jakarta Pusat yang tertata dalam kondisi
lingkungan yang ideal di pemukiman rumah susun tanpa menghilangkan tatanan
kehidupan sosial yang telah terbentuk dalam masyarakat ini saat menghuni pada

hunian horisontal.
Sebagai tempat hunian yang sehat dan layak

1.3 Sasaran

Masyarkat sekitar RW 05 Kel. Karet Tengsin Jakarta Pusat


Sasarannya adalah mengetahui masalah pemukiman kumuh dan penyebabnya
secara umum serta mencari jalan keluar untuk memenuhi kebutuhan rumah
tinggal yang layak bagi masyarakat golongan ekonomi rendah, penataan
lingkungan sesuai dengan Rencana Rinci Tata Ruang DKI Jakarta, dan
menciptakan kondisi lingkungan yang ideal dalam hunian vertikal.

1.4 Permasalahan
Berdasarkan hasil survei yang telah saya lakukan, permasalahan yang terdapat pada
Rusunami karet tengsin adalah :

Faktor kebutuhan ruang


Terdapat ruang yg di salah fungsikan
Tidak ada tempat atau ruang untuk menjemur pakaian
Faktor pembuangan sampah
Tidak terdapat shaft pada tiap lantai rumah susun
Tidak terdapat tempat sampah sementara pada tiap lantai
Faktor pencahayaan
Hanya mengandalkan cahaya alami pada tiap ventilasi dan kurang
memperhatikan pencahayaan pada tiap lorong yang menghubungkan tiap
ruangan.
Faktor kebutuhan parkir
Parkir kendaraan yang tidak terorganisir dengan rapih
Penyalahgunaan tempat parkir roda empat yang bukan pada tempatnya
Faktor keamanan
Minimnya penjagaan pada pos keamanan

1.5 Pendekatan

Faktor kebutuhan ruang, Penempatan ruang serbaguna yang mudah dijangkau


sesuai dengan UUD Rusun yang menyatakan bahwa Setiap 3 lantai pada rusun

harus terdapat ruang serbaguna / ruang bersama


Faktor pembuangan sampah, maka dilakukan pendekatan melalui penyediaan

tempat sampah pada tiap lantai rumah susun


Faktor pencahayaan, menggunakan cahaya buatan dengan membuat lampu
dinding pada tiap ruang

Faktor kebutuhan parkir, agar lebih terorganisir maka untuk parkir mobil
menggunakan pembatas berupa garis dan untuk motor di buatkan tempat parkir

khusus yang mudah dijangkau dan aman


Faktor keamanan,minimnya penjagaan pada pos keamanan maka dilakukan
pendekatan melalui penambahan SDM ( Satpam) dan penggunaan cctv

BAB II
TINJAUAN TEORI DAN KASUS
2.1 Definisi Judul

Menurut UU No. 16 Tahun 1985 tentang rumah susun. Rumah susun diartikan sebagai
berikut:
Rusun (rumah susun) adalah bangunan gedung bertingkat yang dibangun dalam suatu
lingkungan yang terbagi dalam bagian-bagian yang distrukturkan secara fungsional
dalam arah horizontal maupun vertikal dan merupakan satuan-satuan yang masingmasing dapat dimiliki dan digunakan secara terpisah terutama untuk tempat hunian

yang dilengkapi dengan bagian bersama, benda bersama dan tanah bersama.
Milik adalah Kewenangan atas sesuatu atau keistimewaan untuk menggunakan atau
memanfaatkannya sesuai keinginan, dan membuat orang lain tidak berhak atas hal
tersebut

kecuali

dengan

alasan

syariah.

(sumber:

http://hamidelsaif.faa.im/pengertian-hak-milik-hak-mili-sebab-kepe.xhtml)

Jadi rumah susun milik (RUSUNAMI) adalah bangunan bertingkat yang dibangun dalam
satu lingkungan tempat hunian yang memiliki wc dan dapur baik menyatu dengan unit
maupun bersifat publik dan diperoleh melalui kredit kepemilikan rumah dengan subsidi
maupun tanpa subsidi.

Syarat mendapatkan rusunami/ rumah susun sederhana milik


1. Penghasilan maksimal 4,5 juta perbulan
2. Merupakan rumah pertama dengan dibuktikan oleh surat pengantar dari kelurahan
3.
4.
5.
6.
7.

sesuai KTP
Memiliki NPWP
Perorangan
Dibayar secara kredit
Ditempati oleh pembeli
Tidak boleh dijual selama 5 tahun pertama (sewa boleh)

2.2 Klasifikasi Rusun


Ada beberapa klasifikasi rumah susun berdasarkan sifat dan kepemilikannya.
Klasifikasi rumah susun berdasarkan sifatnya terdiri dari :
1. Rumah susun sederhana
2. Rumah susun menengah
3. Rumah susun mewah
Klasifikasi rumah susun berdasarkan kepemilikannya terdiri dari
1. Rumah Susun Milik (Rusunami)
2. Rumah Susun Sewa (Rusunawa)

2.3 Fungsi-Fungsi Rumah Susun


Fungsi-fungsi rumah susun meliputi fungsi hunian, bukan hunian dan campuran.

Rumah Susun fungsi hunian adalah Rumah Susun yang satu-satunya berfungsi
utama untuk tempat tinggal.

Rumah Susun fungsi bukan hunian adalah Rumah Susun yang satuan-satuannya
berfungsi untuk bukan tempat tinggal.

Rumah Susun penggunaan campuran adalah Rumah Susun yang satuan-satuannya


berfungsi untuk tempat tinggal dan penggunaan lainnya

2.4 Persyaratan Teknis dan Administratif Pembangunan Rumah Susun


Sesuai dengan peraturan pemerintah Republik Indonesia nomor 4 tahun 1988 tentang
rumah susun presiden Republik Indonesia. Rumah susun harus direncanakan dan
dibangun dengan struktur, komponen, dan penggunaan bahan bangunan yang memenuhi
persyaratan konstruksi sesuai dengan standar yang berlaku.
Struktur, komponen, dan penggunaan bahan bangunan rumah susun sebagaimana
dimaksud, harus diperhitungkan kuat dan tahan terhdap.

Beban mati;
Beban bergerak;
Gempa, hujan, angin dan banjir;
Kebakaran dalam jangka waktu yang diperhitungkan cukup untuk usaha

pengamanan dan penyelamatan;


Daya dukung tanah;
Kemungkinan adanya beban tambahan, baik dari arah vertikal maupun
horizontal;
Gangguan atau perusak lainnya, sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Selain persyaratan teknis dan administratif pembangunan Rumah Susun, Rumah
Susun juga memiliki standart perencanaan yaitu:

Kepadatan Bangunan
Dalam mengatur kepadatan (intensitas) bangunan diperlukan perbandingan yang tepat
meliputi luas lahan peruntukan, kepadatan bangunan, Koefisien Dasar Bangunan
(KDB) dan Koefisien Lingkungan Bangunan (KLB).
a) Koefisien Dasar Bangunan (KDB) adalah perbandingan antara luas dasar
bangunan dengan luas lahan/persil, tidak melebihi dari 0.4
b) Koefisien Lantai Bangunan (KLB) adalah perbandingan antara luas lantai
bangunan dengan luas tanah tidak kurang dari 1.5
c) Koefisien Bagian Bersama (KBB) adalah perbandingan bagian bersama dengan

luas bangunan, tidak kurang dari 0.2


Lokasi
Rusun dibangun dilokasi yang sesuai rencana tata ruang, rencana tata bangunan dan
lingkungan, terjangkau layanan transportasi umum, serta dengan mempertimbangkan

keserasian dengan lingkungan sekitarnya.


Tata Letak

Tata letak rusun harus mempertimbangkan keterpaduan bangunan, lingkungan,


kawasan dan ruang, serta dengan mempertimbangkan faktor-faktor kemanfaatan,
keselamatan, keseimbangan.

Jarak Antar Bangunan dan Ketinggian


Jarak antar bangunan dan ketinggian ditentukan berdasarkan persyaratan terhadap
bahaya kebakaran, pencahayaan, dan pertukaran secara alami, kenyamanan, serta

kepadatan bangunan sesuai tata ruang kota.


Jenis Fungsi Rumah Susun
Jenis fungsi peruntukan rumah susun adalah untuk hunian dimungkinkan dalam satu
rumah susun / kawasan rumah susun memiliki jenis kombinasi fungsi hunian dan

fungsi usaha.
Luasan Satuan Rumah Susun
Luas satu rumah susun minimum 21m, dengan fungsi utama sebagai ruang

tidur/ruang serbaguna dan dilengkapi dengan kamar mandi dan dapur


Kelengkapan Rumah Susun
Rumah susun harus dilengkapi prasarana, sarana, dan utilitas yang menunjang
kesejahteraan, kelancaran dan kemudahan penghuni dalam menjalankan kegiatan

sehari-hari
Transportasi Vertikal
Rumah susun dengan jumlah lantai dibawah 6 lantai, menggunakan tangga sebagai
transportasi vertikal. Sedangkan rumah susun lebih dari 6 lantai, menggunakan lift
sebagai transportasi vertikal.

2.5 Prinsip Dasar Pembangunan Rumah Susun


Prinsip dasar pembangunan rumah susun meliputi:

Keterpaduan
Pembangunan rumah susun dilaksanakan prinsip keterpaduan kawasan, sector, antar

pelaku, dan keterpaduan dengan sistem perkotaan.


Efesiensi dan Efektivitas
Memanfaatkan sumber daya yang tersedia secara optimal, melalui peningkatan

intensitas penggunaan lahan dan sumber daya lainnya.


Penegakan Hukum
Mewujudkan adanya kepastian hukum dalam bermukim bagi semua pihak, serta
menunjang tinggi nilai-nilai kearifan yang hidup ditengah masyarakat.

Keseimbangan dan Keberlanjutan


Mengindahkan keseimbangan ekosistem dan kelestarian sumber daya yang ada.
Partisipasi
Mendorong kerjasama dan kemitraan pemerintah dengan badan usaha dan masyarakat
untuk dapat berpatisipasi dalam proses perencanaan, pembangunan, pengawasan,

osperasi, dan pemeliharaan, serta pengelolaan rumah susun.


Kesetaraan
Menjamin adanya kesetaraan peluang bagi masyarakat berpenghasilan menengah
bawah untuk dapat menghuni rumah susun yang layak bagi peningkatan

kesejahteraannya.
Transparasi dan Akuntabilasi
Menciptakan kepercayaan timbal-balik antara pemerintah, badan usaha, dan
masyarakat melalui penyediaan informasi yang memadai serta dapat mempertanggung
jawabkan kinerja pembangunan kepada seluruh pemangku kepentingan.

2.6 Kelengkapan Rumah Susun


Sesuai dengan peraturan pemerintah Republik Indonesia nomor 4 tahun 1988 tentang
rumah susun presiden Republik Indonesia. Rumah susun harus dilengkapi dengan:
1) Jaringan air bersih yang memenuhi persyaratan mengenai perpipaan dan
perlengkapannya termasuk meter air, pengatur tekanan air, dan tangki air dalam
bangunan;
2) Jaringan listrik yang memenuhi persyaratan mengenai kabel dan perlengkapannya,
termasuk meter listrik dan pembatas arus, serta pengamanan terhadap kemungkinan
timbulnya hal-hal yang membahayakan;
3) Jaringan gas yang memenuhi persyaratan beserta perlengkapannya meter gas,
pengatur arus serta pengamanan terhadap kemungkinan timbulnya hal-hal yang
membahayakan;
4) Saluran pembuangan air hujan yang memenuhi persyaratan kualitas, kuantitas, dan
pemasangan;
5) Saluran pembuangan air limbah yang memenuhi persyaratan kualitas, kuantitas dan
pemasangan;
6) Saluran dan/atau tempat pembuangan sampah yang memenuhi persyaratan terhadap
kebersihan, kesehatan dan kemudahan;
7) Tempat untuk kemungkinan pemasangan jaringan telepon dan alat komunikasi
lainnya;
8) Alat transportasi berupa tangga, lift atau eskalator sesuai dengan tingkat keperluan
dan persyaratan yang berlaku;

9) Pintu dan tangga darurat kebakaran;


10) Tempat jemuran;
11) Alat pemadam kebakaran;
12) Penangkal petir;
13) Alat/sistem alarm;
14) Pintu kedap asap pada jarak-jarak tertentu;
15) Generator listrik disediakan untuk rumah susun yang menggunakan lift;

2.7 Satuan Rumah Susun


Satuan

rumah

susun

harus

mempunyai

ukuran

standar

yang

dapat

dipertanggungjawabkan, dan memenuhi persyaratan sehubungan dengan fungsi dan


penggunaannya serta harus disusun, diatur, dan dikoordinasikan untuk dapat
mewujudkan suatu keadaan yang dapat menunjang kesejahteraan dan kelancaran bagi
penghuni dalam menjalankan kegiatan sehari-hari untuk hubungan ke dalam maupun ke
luar.
Satuan rumah susun dapat berada pada permukaan tanah, di atas atau dibawah
permukaan tanah, atau sebagian di bawah dan sebagian di ataspermukaan tanah,
merupakan dimensi dan volume ruang tertentu sesuai dengan yang telah direncanakan.

2.8 Bagian Bersama dan Benda Bersama


Bagian bersama yang berupa ruang untuk umum, ruang tangga, lift, selasar, harus
mempunyai ukuran yang mempunyai persyaratan dan diatur serta dikoordinasikan untuk
dapat memberikan kemudahan bagi penghuni dalam melakukan kegiatan seharihari baik
dalam hubungan sesama penghuni, maupun dengan pihak-pihak lain, dengan
memperhatikan keserasian, keseimbangan, dan keterpaduan.
Benda bersama harus mempunyai dimensi, lokasi, kualitas, kapasitas yang memenuhi
persyaratan dan diatur serta dikoordinasikan untuk dapat memberikan keserasian
lingkungan guna menjamin keamanan dan kenikmatan para penghuni maupun pihakpihak lain, dengan memperhatikan keselarasan,keseimbangan, dan keterpaduan.

2.9 Sistem-Sistem

Sistem pengkondisian udara


-

Secara alami
Secara buatan

Menggunakan ventilasi
Sistem AC spilt

Sistem pencahayaan
- Secara alami
- Secara buatan
Sistem jaringan listrik

Menggunakan cahaya lewat ventilasi


Menggunakan lampu downlight
PLN dan generator listrik (untuk lift)

Sistem transportasi vertikal

Sistem jaringan air bersih

Sistem yang digunakan adalah down feed


system. Air dari Sumur bor ditampung di ground
reservoir, kemudian oleh pompa penekan air
dialirkan menuju roof tank, dan dengan gaya

Sistem jaringan air kotor

gravitasi air bersih mengalir ke tiap-tiap lantai.


Pembuangan air kotor di golongkan menjadi air
kotor mck, air kotoran (Tinja) dan Air hujan

Struktur kepengurusan rumah susun


sederhana karet tengsin

Sistem evakuasi melalui tangga darurat

BAB III
DATA

3.1 Data Lokasi

Lokasi rusunami berada di Jakarta pusat, Kecamatan tanah abang, Kelurahan karet
tengsin. Kelurahan karet tengsin berbatasan langsung dengan Kelurahan Gelora
disebelah selatan, Kelurahan Bendungan Hilir disebelah utara, Kelurahan Bendungan
Hilir disebelah barat, dan jalan HR Rasuna Said disebelah timur. Kecamatan Tanah
Abang merupakan salah satu kecamatan dikota Jakarta yang mempunyai luas 9.3 km

PROPINSI Dki jakarta

Peta Pembagian Kelurahan di Kecamatan


Tanah Abang

Kelurahan Karet
Tengsin

Kecamatan
Tanah Abang

3.2 Sarana Prasarana dan Fasilitas


Sarana dan prasarana serta fasilitas yang tersedia di Rusunawa pasar jumat adalah
sebagai berikut :
Jalan mengunakan conblock
Jalan setapak dari beton
Utilitas
Listrik dari PLN
: 900 watt tiap hunian
Air Limbah
: 2 unit Sum-pit & 2 unit STP
Air Bersih
:1 unit Reservoir
1 unit rumah pompa
1 unit tangki air pada setiap blok bangunan
Keselamatan Bangunan pada tiap unit
terdapat satu box hydrant tiap lantai
satu box fire alarm tiap lantai
satu unit tabung gas racun api
2 buah tangga kebakaran pada tiap blok
Penghijauan

Pohon pelindung
Fasilitas Umum & sosial
Tempat parkir motor
Parkir mobil di sekitar jalan lingkungan
1buah lapangan ( dapat difungsikan sebagai tempat serbaguna)
1 buah lift
1 buah telepon umum
Berikut merupakan gambar-gambar rusunami di karet tengsin - jakarta
pusat

Gambar 1.1 : sirkulasi keluar atau masuk pintu utama

Pada gambar 1.1 merupakan sirkulasi utama untuk akses keluar dan masuk tapak, untuk
menjaga keamanan maka terdapat 1 buah pos keamanan berukuran 2m x 2m yang sampai
saat ini masih digunakan dan menjadi akses satu-satunya untuk keluar dan masuk tapak

Gambar 1.2 kwh meter


Pada gambar 1.2 merupakan tempat perletakan kwh meter tiap unit yang diletakan pada lantai dasar

Gambar 1.3 (a)

Gambar 1.3 (b)

Pada gambar 1.3 (a) terdapat tempat parkir mobil disekitar rusunami dengan kapasitas kurang dari 60
unit . pada gambar 1.3 (b) terdapat tempat parkir motor yang terletak di dasar bangunan dengan
kapasitas 50 unit.

PENUTUP

1. KESIMPULAN
Dapat disimpulkan bahwa keberadaan rumah susun adalah alternative yang tepat untuk dijadikan sebagi
hunian tempat tinggal bagi penduduk kelas ekonomi menengah ke bawah yang mengalami permasalahan
mengenai kurangnya lahan dan semakin mahalnya semua kebutuhan. Rumah susun sangat membantu dan
perlu dikelola dengan sebaik-baiknya agar memang rumah susun ini tepat sasaran dan mampu mengurangi
angka tunawisma khususnya di daerah perkotaan serta menekan peningkatan jumlah gelandangan dan
pemukiman kumuh yang semakin lama terus bertambah. Rumah susun telah memenuhi syarat-syarat ideal
suatu hunian layak huni.
2. SARAN
Rumah susun memang adalah pilihan yang tepat, hanya yang harus diperhatikan adalah pemeliharaan dan
pengelolaannya khususnya di bagian keamanan dan kebersihan, serta standar kesehatannya.
Di bidang keamanan, pengawasan berupa adanya security sangat penting mengingat kasus kriminalitas
yang marak terjadi di lingkungan rumah susun.
Kebersihan menjadi syarat mutlak bagi suatu hunian jadi pengelolaan kebersihan harus terus dilakukan
agar menjadi kawasan tempat tinggal yang asri dan sesuai dengan standar kesehatan. Jangan sampai rumah
susun menjadi sumber penularan penyakit. Karena mengingat jarak tempat tinggal yang cenderung
berhimpitan bisa terjadi penularan penyakit secara sangat cepat.

Вам также может понравиться