Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
Keselamatan Dan
Kesehatan Kerja
(SMK3)
Kontrak perkuliahan LK3 2013/2014
Penilaian :
Nilai :UTS + UAS (35 + 35) % + TUGAS 30 %
A ≥ 80
B : 70 – 79,9
C : 55 – 69,9
D : 45 – 54,5
E : < 45
GBPP MATERI SMK3
1.Menjelaskan Definisi, Latar Belakang dan kebijakan
dalam SMK3
Peningkatan Komitmen
Berkelanjutan dan
Peninjauan Kebijakan
Peninjauan
Ulang
Ulang&&
Peningkatan
Peningkatan
oleh Perencanaan
olehManajemen
manajemen SMK3
Pengukuran
dan
Evaluasi Penerapan
SMK3
DEFINISI MANAJEMEN
DAN SISTEM MANAJEMEN
Manajemen :
suatu proses kegiatan yang terdiri atas perencanaan, pengorganisasi,
Sistem Manajemen :
kegiatan manajemen yang teratur dan saling berhubungan
untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan
DEFINISI SISTEM MANAJEMEN K3
p. 86 p. 87
UU No.1/1970
UU No.1/1970 PP - SMK3
Per.Men. 05/1996
SMK3 + PP 50/2012
10 Bab 12 Pasal 4 Lampiran
Bab I - Ketentuan Umum
Bab II - Tujuan Dan Sasaran SMK3
Bab III - Penerapan SMK3
Bab IV - Audit SMK3
Bab V - Kewenangan Direktur
Bab VI - Mekanisme Pelaksanaan Audit
Bab VII - Sertifikat K3
Bab VIII - Pembinaan Dan Penngawasan
Bab IX - Pembiayaan
Bab X - Ketentuan Penutup
Lampiran I : Pedoman Penerapan SMK3
Lampiran II : Pedoman Teknis Audit SMK3
Lampiran III : Formulir Laporan Audit
Lampiran IV : Ketentuan Hasil Penilaian Hasil Audit SMK3
BEBERAPA PENGERTIAN DALAM KETENTUAN UMUM
1. Sistem Manajemen K3
dengan unsur :
• dilakukan usaha
• ada tenaga kerja yang bekerja
• ada sumber bahaya
3. Audit
5. Direktur
Pejabata sebagaimana dimaksud dalam UU No.1 tahun 1970
8. Pengurus
Orang yg mempunyai tugas memimpin langsung tempat kerja
atau lapangan yg berdiri sendiri
9. Tenaga Kerja
Setiap orang yg mampu melakukan pekerjaan baik di dalam
maupun di luar hubungan kerja guna menghasilkan jasa atau
barang untuk memenuhi kebutuhan masyarakat
11. Sertifikat
Adalahn bukti pengakuan tingkat pemenuhan penerapan
per.per-uu-an SMK3
12. Menteri
Dasar Hukum SMK3
Pasal 27 (2) UUD1945
Undang-undang
Ketenagkerjaan
Pasal 86 Pasal 87
• UU No.1/1970
• Per. Menaker No. 05/Men/1996 PP Penerapan
•PP No.50 / tahun 2012 SMK3
• Kep.Menaker No. Kep.19/Men/1997
Sangsi pelanggaran
DASAR HUKUM
• Pasal 27 ayat (2) UUD 1945 :
Tiap-tiap warga negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan
yang layak bagi kemanusiaan
UU No. 14/1969
Pragraf 5
Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Pasal 86 UU No.13/2003
(1) Setiap pekerja/buruh mempunyai hak untuk memperoleh perlindungan
atas :
a. keselamatan dan kesehatan kerja;
b. moral dan kesusilaan; dan
c. perlakuan yang sesuai dengan harkat dan martabat manusia
serta nilai-nilai agama;
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2)
dilaksanakan sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku
Pasal 87 UU No.13/2003
• Perusahaan dengan :
- tk 100 atau lebih dan atau
- potensi bahaya peledakan,
kebakaran, pencemaran dan penyakit
akibat kerja
20
Kemampuan
4.1 Inspeksi dan pengujian
4.2 Audit SiMK3
4.3 Tindakan perbaikan dan
pencegahan
5. Tinjauan ulang dan peningkatan
1. KOMITMEN DAN KEBIJAKAN
Pimpinan Perusahaan
Sumber
daya
Manusia
Sarana
Lingkungan Fasilitas
TUJUAN dan SASARAN
syarat-syarat dalam menyusun sasaran/target/tujuan K3 antara lain :
• Didokumentasikan, diterapkan dan dirawat.
• Terukur, dapat diterapkan dan sesuai dengan Kebijakan K3 organisasi
(perusahaan).
• Mengacu pada pemenuhan peraturan perundang-undangan terkait resiko
K3
(termasuk pada pilihan teknologi, pendanaan, persyaratan bisnis dan
operasional serta pandangan pihak ke tiga yang berhubungan dengan
aktivitas operasional organisasi/perusahaan).
PROGRAM
T
S A R
M
Manajemen Resiko (Risk Management) K3
Prinsip HIRARC
1. merupakan prinsip dasar dalam manajemen resiko K3
2. HIRARC, terdiri dari Hazard Identification, Risk Assessment, dan
Risk Control.
3. Proses HIRARC ini harus terus dievaluasi secara kontinyu untuk
memastikan efektivitas dari pengontrolan resiko sumber bahaya.
4. Proses HIRARC dimulai lagi dari awal apabila terjadi perubahan
pada sistem atau pengenalan alat dengan potensi sumber
bahaya baru.
Langkah HIRARC merupakan alur berkelanjutan dan dijalankan
secara bertahap, yaitu :
2. Subtitusi
bila tidak dapat di-eliminasi, maka usaha berikutnya adalah
dengan mengganti atau men-subtitusi zat/benda/proses yang
menjadi sumber bahaya tersebut dengan zat/benda/proses lain
yang tidak menjadi sumber bahaya.
3. Engineering Control
bila tidak dapat di-eliminasi atau di-subtitusi, maka diterapkan
usaha kontrol teknis atau engineering control untuk menurunkan
resiko sumber bahaya tersebut sehingga tidak membahayakan
pekerja.
Contoh : dapat berupa penutupan sumber bahaya sehingga tidak
menimbulkan kontak langsung pada pekerja.
4. Administrative Control
Kontrol administratif diperlukan ketika kontrol teknis tidak sepenuhnya
dapat mengendalikan sumber bahaya. Kontrol administratif dibuat untuk
menjaga pekerja dalam wilayah 'aman'.
Contoh kontrol administratif adalah pemasangan tanda bahaya dan
pembuatan SOP (Standard Operational Procedure) pemakaian alat.
• Perundangan K3
• Standar K3
• Pedoman Teknis K3
• Aturan K3 lainnya
• Identifikasi sumber bahaya
• Penilaian risiko
• Pengendalian risiko
DASAR HUKUM
UUD 1945
Pasal 5, 20 dan 27 ayat 2
UU No. 1 / 1970
(Keselamatan Kerja)
Peraturan Pelaksanaan
digunakan untuk
kegiatan usaha
TEMPAT
KERJA
SUMBER
PEKERJA
BAHAYA
berpotensi sebagai
melakukan pekerjaan penyebab kecelakaan
untuk keperluan
usaha; dan penyakit akibat
kerja
SUMBER BAHAYA - UU No. 1/1970
Pelaksanaan K3
Produk Manusia
Productivity Safety
Quality Healthy
Cost Mental
Delivery on Time Ethics
KESELAMATAN
KESEHATAN
3. Kapasitas Kerja
a. Ketrampilan
b. Kesegaran jasmani dan rohani
c. Status kesehatan
d. Usia
e. Ukuran tubuh
INCIDENT
ACCIDENT
Suatu kejadian yang tidak direncanakan, tidak diinginkan,
gangguan terhadap pekerjaan berakibat cedera pada
manusia, kerusakan barang, dan pencemaran lingkungan.
KETIKA TUBUH KITA KONTAK DENGAN SUATU
BENDA ATAU SUMBER TENAGA YANG
KEKUATANNYA LEBIH DARI KEMAMPUAN DAYA
TAHAN TUBUH ATAU STRUKTUR
FAKTOR ANCAMAN RESIKO KECELAKAAN KERJA
Tenaga Kerja
Bahaya Bahaya
Kesehatan Keselamatan
PROSES
Bahaya Lingkungan
1. Safety Hazard 1. Health Hazard
• Mechanic • Physic
• Electric • Chemical
• Kinetic • Biologic
• Substances Flammable • Ergonomics
Explosive Accidental • Psychosocial
Combustible release
Corrosive
2. Konsekuensi Minor 2. Konsekuensi
• Accident Injuries Mayor • Terpapar kontak penyakit
Fatal mendadak, menahun, kanker dan
Assets Damage dampak terhadap masyarakat umum
(Prolonged Reaction)
• Mendadak, dramatis, bencana
(Sudden Reaction) 3. Konsentrasi kepedulian
• Environment (bahan • Titik berat pd
3. Konsentrasi kepedulian pencemar) bahaya tersembunyi
• Process • Titik berat pd
• Exposure • Sepertinya kurang
• Equipment, facilities, kerusakan asset,
• Work hours urgent (laten)
tools fatality
• PPE • Prinsip pendekatan
• Working practices • Sepertinya urgen
• Pendidikan • Pengkajian
• Guarding (bahaya mendadak)
• Karir jab. Sesuai kepaparan
• Pengalaman • Prinsip pendekatan
pendidikan • Utk
• Karir lapangan + • Pengkajian resiko
memperkecil
pelatihan • Utk memperkecil
kepaparan
resiko
LOSS CAUSATION MODEL
Faktor
Kekurangan Faktor
Penyebab Faktor
Penyebab Faktor
Accident Faktor
Kerugian
Manusia
Kontrol Manusia
Dasar Manusia
Langsung Manusia Manusia
& tidak
- Program &
- Faktor &
- Tindakan &
- Kontak &
- Manusia
sesuai tidak aman /
Faktortidak Manusia
Faktor / Faktor dengan
Faktor - Peralatan
Faktor
- Standart tidak standar
Pekerjaan
sesuai Pribadi
Pekerjaan Pekerjaan energi /
Pekerjaa - Material
Pekerjaan
- Kondisi tidak bahan - Lingkungan
- Kepatuhan aman / tidak
n
terhadap standar - Faktor Kerja standar
Faktor
Kekurangan Faktor
Penyebab Faktor
Penyebab Faktor
Accident Faktor
Kerugian
Manusia
Kontrol Manusia
Dasar Manusia
Langsung Manusia Manusia
& tidak
- Program &
- Faktor &
- Tindakan &
- Kontak &
- Manusia
sesuai tidak aman /
Faktortidak Manusia
Faktor / Faktor dengan
Faktor - Peralatan
Faktor
- Standart tidak standar
Pekerjaan
sesuai Pribadi
Pekerjaan Pekerjaan energi /
Pekerjaa - Material
Pekerjaan
- Kondisi tidak bahan - Lingkungan
- Kepatuhan aman / tidak
n
terhadap standar - Faktor Kerja standar
FRANK. E. BIRD
1 KECELAKAAN FATAL
(SERIOUS ATAU MAJOR INJURY)
LUKA/CIDERA RINGAN
10 (MINOR INJURY)
HAMPIR CELAKA
600 (INCIDENT or NEAR MISSES)
Bahaya
Bahaya kimia
ergonomi
Bahaya /
Hazards
Bahaya
Bahaya biologi
psikologis
RESIKO / RISK
Kemungkinan Akibat
TAHAPAN MANAJEMEN RESIKO
PERSIAPAN
IDENTIFIKASI BAHAYA
ANALISA RISIKO
AKIBAT KEMUNGKINAN
EVALUASI RISIKO
Penilaian Resiko
PENGENDALIAN RISIKO
TAHAPAN MANAJEMEN RESIKO
PERSIAPAN PERSIAPAN
Terdiri dari :
IDENTIFIKASI BAHAYA 1. Ruang lingkup kegiatan :
a. Rutin / bukan rutin (cth : rancang
ulang, perbaikan)
b. Aktivitas oleh internal / eksternal
ANALISA RISIKO
c. Fasilitas oleh internal / eksternal
AKIBAT
No First Moderate/ Major/ Fatal/Catas
Injuries Aid/Minor Medical Cacat trophic
Almost Certain
Hampir pasti terjadi H H E E E
PELUANG
Likely
Besar kemungkinan terjadi M H H E E
Moderate
Dapat terjadi L M H E E
Unlikely
Kecil kemungkinan terjadi L L M H E
Rare
Jarang terjadi L L M H H
Extreme : Penghentian kegiatan, keterlibatan manajemen puncak
High : Penanganan dengan penjadualan yang secepatnya
Moderate : Penjadualan dan penetapan tanggung jawab tindakan akan ditetapkan
Low : Kendalikan dengan prosedur yang ada/rutin
Sumber AS/NZS 4360 : Risk Management
TAHAPAN MANAJEMEN RESIKO
Metode Penilaian Resiko :
1. Secara Matematik
Rumus Penilaian Resiko Secara Matematis :
Tingkat Resiko (RR) = Peluang (P) x Pemaparan (E) x Akibat (C)
RR : Risk Rating / Tingkat Resiko P : Probability / Peluang
E : Exposure / Pemaparan C: Consequence / Akibat
AKIBAT (keparahan dari hasil yang yang dikeluarkan oleh suatu kejadian seperti :cidera, sakit, dll) (C)
Katastropi Menimbulkan banyak korban jiwa 100
Bencana Menimbulkan beberapa korban jiwa 40
Sangat Serius Menimbulkan satu kematian 15
Serius Menimbulkan cidera serius (menyebabkan cacat anggota tubuh) 7
Perawatan Medis Menimbulkan cidera yang memerlukan perawatan medis 3
Perawatan P3K Cidera yang bersifat minor atau hanya memerlukan pengobatan P3K 1
Penilaian Resiko
• diatas 400 : Resiko sangat tinggi, lakukan penghentian kegiatan segera
• 200 – 400 : Resiko tinggi, perbaikan dengan segera (keterlibatan managemen)
• 50 – 200 : Resiko substansial, perlu tindakan perbaikan
• 10 – 50 : Resiko sedang, perlu tindakan perbaikan namun dapat dijadwalkan
• dibawah 10 : Resiko rendah
TAHAPAN MANAJEMEN RESIKO
Eliminasi
Subsitusi
Rekayasa Enginering
Pengendalian Administratif
2. Subtitusi
► Mengganti bahan atau proses yang lebih aman
a. Mengganti bahan bentuk serbuk dengan bentuk pasta
b. Proses pengecatan spray dengan pencelupan
TAHAPAN MANAJEMEN
HIRARKI PENGENDALIAN RESIKO
RESIKO
Hirarki Pengendalian Resiko :
3. Rekayasa Teknik
► Dengan melakukan proses modifikasi dari suatu peralatan
a. Pemasangan alat pelindung mesin / guarding
b. Penambahan alat sensor otomatis
TEK 01
HIRARKI PENGENDALIAN RESIKO
Hirarki Pengendalian Resiko :
4. Pengendalian Administratif
► Dengan melakukan pengontrolan dari sistim administrasi
a. Pemisahan lokasi kerja / penempatan material
b. Izin kerja / working permit
c. Training
PENGERTIAN
RAMBU BAHAYA
PENGERTIAN
RAMBU BAHAYA
PENGERTIAN
RAMBU BAHAYA
HIRARKI PENGENDALIAN RESIKO
Hirarki Pengendalian Resiko :
5. Alat Pelindung Diri
► Dengan menggunakan alat pelindung diri
a. Kacamata
b. Helm
c. Sarung tangan
d. Masker
Masker
Helm
Earmuff
Kacamata
TAHAPAN MANAJEMEN RESIKO
PENGENDALIAN RISIKO
TAHAPAN MANAJEMEN RESIKO
Tujuan :
IDENTIFIKASI BAHAYA 1. Memberikan informasi kepada
pekerja mengenai resiko yang
ada ditempat kerja
ANALISA RISIKO
2. Memberikan awareness kepada
pekerja mengenai resiko dan
AKIBAT KEMUNGKINAN berperan aktif dalam
mengidentifikasi bahaya
EVALUASI RISIKO
3. Memastikan pekerja memahami
Penilaian Resiko dan menerima strategi
PENGENDALIAN RISIKO
pengendalian yang ditetapkan
Tentukan:
Siapa/kepada siapa Bahaya/risiko
dikomunikasikan
Apa
Bagaimana