Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
OLEH
Dr. Eddy Purnomo, M.Pd.
Dr. Ngadimun Hd, M.Pd.
2
Modul 31-C Asesmen
Pendidikan dan Latihan Profesi Guru
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Selamat datang di arena Pendidikan dan Latihan (Diklat) Profesi
Guru. Mari kita pahami bahwa hasil belajar peserta didik sesuai
tuntutan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) mencakup tiga
ranah, yaitu kemampuan berpikir, keterampilan melakukan pekerjaan,
dan perilaku. Setiap peserta didik memiliki potensi pada ketiga ranah
tersebut, namun tingkatannya satu sama lain berbeda. Ada peserta
didik yang memiliki kemampuan berpikir tinggi dan perilaku amat baik,
namun keterampilannya rendah. Demikian sebaliknya ada peserta
didik yang memiliki kemampuan berpikir rendah, namun memiliki
keterampilan yang tinggi dan perilaku amat baik. Ada pula yang
kemampuan berpikir dan keterampilannya sedang/biasa, tapi memiliki
perilaku baik. Jarang peserta didik yang kemampuan berpikir rendah,
keterampilan rendah, dan perilakunya kurang baik. Peserta didik
seperti itu akan mengalami kesulitan bersosialisasi dengan masyarakat, karena tidak memiliki potensi untuk hidup di masyarakat. Ini
menunjukkan keadilan Allah SWT, setiap manusia memiliki potensi
yang dapat dikembangkan menjadi kemampuan untuk hidup di
masyarakat.
Kemampuan berpikir merupakan ranah kognitif yang meliputi
kemampuan menghafal, memahami, menerapkan, menganalisis,
mengevaluasi, dan mencipta. Kemampuan psikomotor, yaitu keterampilan yang berkaitan dengan gerak, menggunakan otot seperti: lari,
melompat, menari, melukis, berbicara, membongkar dan memasang
peralatan, dan sebagainya. Kemampuan afektif berhubungan dengan
minat dan sikap yang dapat berbentuk: tanggung jawab, kerjasama,
disiplin, komitmen, percaya diri, jujur, menghargai pendapat orang lain,
dan kemampuan mengendalikan diri. Semua kemampuan ini harus
menjadi bagian dari tujuan pembelajaran di sekolah, yang akan dicapai
melalui kegiatan pembelajaran dan penilaian hasil belajar yang tepat.
Pelaksanaan asesmen atau penilaian hasil belajar merupakan
Sertifikasi Guru Dalam Jabatan Tahun
2012
Rayon 07 Universitas Lampung
3
Modul 31-C Asesmen
Pendidikan dan Latihan Profesi Guru
2.
3.
C. Ruang lingkup
Isi modul ini
4
Modul 31-C Asesmen
Pendidikan dan Latihan Profesi Guru
Menjelaskan
pengujian, asesmen, dan evaluasi
Membedakan
pengertian
pengukuran,
pengertian
pengukuran,
Pengertian Asesmen
Asesmen disebut juga penilaian, merupakan rangkaian kegiatan
untuk memperoleh, menganalisis, dan menafsirkan data tentang proses
dan hasil belajar peserta didik yang dilakukan secara sistematis dan
berkesinambungan, sehingga menjadi informasi yang bermakna dalam
pengambilan keputusan.
Asesmen dalam KTSP adalah Asesmen atau penilaian berbasis
kompetensi, yaitu bagian dari kegiatan pembelajaran yang dilakukan
untuk mengetahui pencapaian kompetensi peserta didik yang meliputi:
pengetahuan, keterampilan, dan sikap. Penilaian dilakukan selama proses
pembelajaran dan/atau pada akhir pembelajaran. Fokus penilaian
pendidikan adalah keberhasilan belajar peserta didik dalam mencapai
standar kompetensi yang ditentukan. Pada tingkat mata pelajaran,
kompetensi yang harus dicapai berupa Standar Kompetensi (SK) mata
pelajaran yang selanjutnya dijabarkan dalam Kompetensi Dasar (KD) dan
indikator. Untuk tingkat satuan pendidikan, kompetensi yang harus dicapai
peserta didik adalah Standar Kompetensi Lulusan (SKL).
Kualitas pendidikan sangat ditentukan oleh kemampuan satuan
pendidikan dalam mengelola proses pembelajaran. Penilaian merupakan
Sertifikasi Guru Dalam Jabatan Tahun
2012
Rayon 07 Universitas Lampung
5
Modul 31-C Asesmen
Pendidikan dan Latihan Profesi Guru
6
Modul 31-C Asesmen
Pendidikan dan Latihan Profesi Guru
7
Modul 31-C Asesmen
Pendidikan dan Latihan Profesi Guru
liki banyak dimensi, seperti: kemampuan, kreativitas, sikap, minat, keterampilan, dan sebagainya. Maka dalam kegiatan evaluasi, alat ukur yang
digunakan juga bervariasi tergantung pada jenis data yang ingin diperoleh.
Pengukuran, penilaian, dan evaluasi bersifat bertahap (hierarkis),
maksudnya kegiatan dilakukan secara berurutan, dimulai dengan
pengukuran, kemudian penilaian, dan terakhir evaluasi. Hasil pengukuran
berupa angka-angka atau skor.
B.
Prinsip Asesmen
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam penilaian hasil belajar yaitu:
1. asesmen ditujukan untuk mengukur pencapaian kompetensi;
2. asesmen menggunakan acuan kriteria yakni berdasarkan pencapaian
kompetensi peserta didik setelah mengikuti proses pembelajaran;
3. asesmen dilakukan secara menyeluruh dan berkelanjutan;
4. hasil Asesmen ditindaklanjuti dengan program remedial bagi peserta
didik yang pencapaian kompetensinya di bawah kriteria ketuntasan
dan program pengayaan bagi peserta didik yang telah memenuhi
kriteria ketuntasan;
5. Asesmen harus sesuai dengan kegiatan pembelajaran.
Asesmen hasil belajar agar memperhatikan prinsip-prinsip sebagai
berikut.
1. Sahih (valid), yakni penilaian didasarkan pada data yang mencerminkan kemampuan yang diukur; alat ukur dikatakan valid jika dapat
mengukur sasaran atau objek yang seharusnya diukur.
2. Objektif, yakni penilaian didasarkan pada prosedur dan kriteria yang
jelas, tidak dipengaruhi subjektivitas penilai;
3. Adil, yakni penilaian tidak menguntungkan atau merugikan peserta
didik, dan tidak membedakan latar belakang sosial-ekonomi, budaya,
agama, bahasa, suku bangsa, dan jender;
4. Terpadu, yakni penilaian merupakan komponen yang tidak terpisahkan
dari kegiatan pembelajaran;
5. Terbuka, yakni prosedur dan kriteria penilaian, serta dasar pengambilan keputusan dapat diketahui oleh pihak yang berkepentingan;
Sertifikasi Guru Dalam Jabatan Tahun
2012
Rayon 07 Universitas Lampung
8
Modul 31-C Asesmen
Pendidikan dan Latihan Profesi Guru
evaluasi
adalah
penilaian yang sistematik tentang manfat atau kegunaan suatu objek atau
program pengukuran, penilaian, dan evaluasi bersifat bertahap (hierarkis),
maksudnya kegiatan dilakukan secara berurutan, dimulai dengan
pengukuran, kemudian penilaian, dan terakhir evaluasi. Prinsip Asesmen:
(1) Sahih, yakni penilaian didasarkan pada data yang mencerminkan
kemampuan yang diukur, (2) Objektif, yakni penilaian didasarkan pada
prosedur dan kriteria yang jelas, tidak dipengaruhi subjektivitas penilai, (3)
Adil, yakni penilaian tidak menguntungkan atau merugikan peserta didik,
dan tidak membedakan latar belakang sosial-ekonomi, budaya, agama,
bahasa, suku bangsa, dan jender, (4) Terpadu, yakni penilaian
merupakan komponen yang tidak terpisahkan dari kegiatan pembelajaran,
(5) Terbuka, yakni prosedur dan kriteria penilaian, serta dasar
pengambilan keputusan dapat diketahui oleh pihak yang berkepentingan,
(6) Menyeluruh dan berkesinambungan, yakni penilaian mencakup
semua aspek kompetensi dengan menggunakan berbagai teknik yang
sesuai, untuk memantau perkembangan kemampuan peserta didik, (7)
Sistematis, yakni penilaian dilakukan secara berencana dan bertahap
dengan mengikuti langkah-langkah yang baku, (8) Menggunakan acuan
Sertifikasi Guru Dalam Jabatan Tahun
2012
Rayon 07 Universitas Lampung
9
Modul 31-C Asesmen
Pendidikan dan Latihan Profesi Guru
10
Modul 31-C Asesmen
Pendidikan dan Latihan Profesi Guru
5. Penilaian agar dapat dipertanggungjawabkan kepada berbagai pihak yang berwenang (stakeholder), baik dari segi teknik, prosedur,
maupun hasilnya adalah termasuk prinsip....
a.
sahih (valid)
b.
objektif
c.
adil
d.
akuntabel
e.
sistematis
11
Modul 31-C Asesmen
Pendidikan dan Latihan Profesi Guru
BAB III
TEKNIK ASESMEN DAN PROSEDUR PENGEMBANGAN TES
Kompetensi Dasar
Mendeskripsikan berbagai macam teknik asesmen, prosedur pengembangan instrumen, dan menentukan materi penting dalam menyusun
butir-butir soal.
Indikator
1. Menyebutkan berbagai macam teknik asesmen
2. Membuat metrik yang berisi teknik penilaian dan bentuk instrumennya.
3. Megurutkan dan menjelaskan langkah-langkah penyusunan instrumen
4. Menyebutkan empat kriteria tentang materi penting yang harus
dipertimbangkan dalam butir-butir soal.
5. Menjelaskan empat kriteria tentang materi penting yang harus
dipertimbangkan dalam butir-butir soal.
A. Teknik Penilaian
Ada beberapa teknik dan alat penilaian yang dapat digunakan
pendidik untuk memperoleh informasi tentang proses dan hasil belajar
peserta didik. Penggunaan berbagai teknik dan alat itu harus
disesuaikan dengan tujuan penilaian, waktu yang tersedia, sifat tugas
yang dilakukan peserta didik, dan banyaknya materi pembelajaran
yang telah disampaikan.
Teknik penilaian adalah metode atau cara penilaian yang dapat
digunakan guru untuk rnendapatkan informasi. Teknik penilaian yang
memungkinkan dan dapat dengan mudah digunakan guru, misalnya:
(1) teknik tes (tertulis, lisan, perbuatan), (2) observasi atau pengamatan, (3) wawancara.
Teknik penilaian menggunakan tes
a. Tes tertulis
Tes tertulis adalah tes yang soal-soalnya harus dijawab peserta
didik dengan memberikan jawaban tertulis. Jenis tes tertulis secara
umum dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu:
Sertifikasi Guru Dalam Jabatan Tahun
2012
Rayon 07 Universitas Lampung
12
Modul 31-C Asesmen
Pendidikan dan Latihan Profesi Guru
1)
2)
b. Tes lisan
Tes lisan yakni tes yang pelaksanaannya dilakukan dengan
mengadakan tanya jawab secara langsung antara pendidik dan
peserta didik. Tes ini memiliki kelebihan dan kelemahan. Kelebihannya adalah: (1) dapat menilai kemampuan dan tingkat pengetahuan yang dimiliki peserta didik, sikap, serta kepribadiannya karena
dilakukan secara berhadapan langsung; (2) bagi peserta didik yang
kemampuan berpikirnya relatif lambat dan sering mengalami
kesukaran dalam memahami pernyataan soal, tes bentuk ini dapat
menolong, sebab peserta didik dapat menanyakan langsung
kejelasan pertanyaan yang dimaksud; (3) hasil tes dapat langsung
diketahui peserta didik. Kelemahannya adalah: (1) subjektivitas
penilai sering mencemari hasil tes, (2) waktu pelaksanaan yang
diperlukan relatif lama.
c. Tes perbuatan
Tes perbuatan yakni tes yang penugasannya disampaikan
dalam bentuk lisan atau tertulis dan pelaksanaan tugasnya dinyatakan dengan perbuatan atau unjuk kerja. Penilaian tes perbuatan
dilakukan sejak peserta didik melakukan persiapan, melaksanakan
tugas, sampai dengan hasil yang dicapai. Untuk menilai tes
perbuatan pada umumnya diperlukan lembar pengamatan, yang
bentuknya dibuat sedemikian rupa agar pendidik dapat menuliskan
skor atau angka-angka yang diperolehnya pada tempat yang sudah
disediakan.
Bentuk
formatnya
dapat
disesuaikan
menurut
13
Modul 31-C Asesmen
Pendidikan dan Latihan Profesi Guru
Penilaian portofolio
Jurnal
Penilaian diri
Penilaian antarteman
Bentuk Instrumen
Tes pilihan: pilihan ganda, benarsalah, menjodohkan dll.
Tes isian: isian singkat dan uraian
Daftar pertanyaan
Tes identifikasi
Tes simulasi
Tes uji petik kinerja
Pekerjaan rumah
Proyek
Lembar penilaian portofolio
Buku cacatan jurnal
Kuesioner/lembar penilaian diri
Lembar penilaian antarteman
Sertifikasi Guru Dalam Jabatan Tahun
2012
Rayon 07 Universitas Lampung
14
Modul 31-C Asesmen
Pendidikan dan Latihan Profesi Guru
15
Modul 31-C Asesmen
Pendidikan dan Latihan Profesi Guru
TES
NON TES
-PENGAMATAN/
OBSERVASI
MENENTUKAN MATERI PENTING/ PENDUKUNG
KD:
UKRK (SIKAP, PORTFOLIO, LIFE S
-TES SIKAP
-DLL
TEPAT
TIDAK TEPAT
TES PERBUATAN
-KINERJA (PERFORMANCE)
-PENUGASAN (PROJECT)
-HASIL KARYA (PRODUCT)
-DLL
16
Modul 31-C Asesmen
Pendidikan dan Latihan Profesi Guru
17
Modul 31-C Asesmen
Pendidikan dan Latihan Profesi Guru
18
Modul 31-C Asesmen
Pendidikan dan Latihan Profesi Guru
19
Modul 31-C Asesmen
Pendidikan dan Latihan Profesi Guru
adalah sebagai berikut: (1) menentukan tujuan penilaian, (2) memperhatikan standar kompetensi (SK) dan kompetensi dasar (KD), (3) Menentukan jenis alat ukurnya, yaitu tes atau non-tes atau mempergunakan
keduanya, dan (4) menyusun kisi-kisi tes dan menulis butir soal beserta
pedoman penyekorannya. Dalam menulis soal, penulis harus memperhatikan kaidah-kaidah penulisannya Untuk penyusunan tes diperlukan
penentuan materi penting sebagai pendukung kompetensi dasar. Syaratnya adalah materi yang diujikan harus mempertimbangkan urgensi (wajib
dikuasai peserta didik), kontinuitas (merupakan materi lanjutan), relevansi
(bermanfaat terhadap mata pelajaran lain), dan keterpakaian dalam
kehidupan sehari-hari tinggi (UKRK).
E. Latihan
1.
a.
b.
c.
d.
e.
a.
d.
e.
2. Tes simulasi merupakan salah satu bentuk dari teknik penilaian ....
lisan
praktik/kinerja
penugasan
portofolio
penilaian diri
3. Di bawah ini langkah-langkah penting dalam melakukan asesmen,
kecuali ....
menentukan tujuan penilaian
b. memperhatikan standar kompetensi (SK) dan kompetensi dasar
(KD).
c. menentukan jenis alat ukurnya, yaitu tes atau non-tes atau
keduanya
menyusun kisi-kisi tes dan pedoman penskorannya
menentukan kriteria ketuntasan minimal
Sertifikasi Guru Dalam Jabatan Tahun
2012
Rayon 07 Universitas Lampung
20
Modul 31-C Asesmen
Pendidikan dan Latihan Profesi Guru
a.
b.
c.
d.
e.
21
Modul 31-C Asesmen
Pendidikan dan Latihan Profesi Guru
BAB IV
PENYUSUNAN KISI-KISI DAN BUTIR SOAL
Kompetensi Dasar
Mendekripsikan jenis perilaku yang dapat diukur menurut beberapa
pendapat ahli, menetapkan perilaku yang diukur dan terampil menyusun
kisi-kisi dan mengembangkan butir-butir instrumen tes dan non-tes.
Indikator
1. Menjelaskan perilaku yang dapat diukur menurut pendapat beberapa
ahli.
2. Mengidentifikasi standar kompetensi, kompetensi dasar dan materi
yang dicantumkan dalam kisi-kisi.
3. Menjabarkan indikator-indikator
pencapaian
kompetensi
(tujuan
22
Modul 31-C Asesmen
Pendidikan dan Latihan Profesi Guru
b. Hubungan sebab-akibat
-
Apa akibat .
Sertifikasi Guru Dalam Jabatan Tahun
2012
Rayon 07 Universitas Lampung
23
Modul 31-C Asesmen
Pendidikan dan Latihan Profesi Guru
Jelaskan
mengapa
kamu
setuju/tidak
setuju
dengan
e. Menyimpulkan
-
f. Berpendapat (inferring)
-
g. Mengelompokkan
-
h. Menciptakan
-
Lengkapilah cerita ... tentang apa yang akan terjadi bila ....
i. Menerapkan
-
j. Analisis
-
k. Sintesis
-
l. Evaluasi
-
24
Modul 31-C Asesmen
Pendidikan dan Latihan Profesi Guru
Kompetensi
Dasar
1.1 ............
1.2 ............
1.3 ............
2.1 ............
2.2 ............
3.1 ............
3.2 ...........
3.3 ..........
Jumlah soal
Materi
...........
...........
...........
...........
...........
...........
...........
...........
Jumlah soal
PG
Uraian
6
-3
1
4
-5
1
8
1
6
--2
8
-40
5
Jlh Soal
Praktik
--1
--1
--2
25
Modul 31-C Asesmen
Pendidikan dan Latihan Profesi Guru
D. Penyusunan Kisi-kisi
Kisi-kisi (test blue-print atau table of specification) merupakan
deskripsi kompetensi dan materi yang akan diujikan. Tujuan penyusunan kisi-kisi adalah untuk menentukan ruang lingkup dan sebagai
petunjuk dalam menulis soal. Kisi-kisi dapat berbentuk format atau
matriks seperti contoh berikut ini.
FORMAT KISI-KISI PENULISAN SOAL
Mata pelajaran
: ..........................................................................
Kelas/Semester
: ..........................................................................
Jumlah Soal
: ..........................................................................
Standar Kompetensi : ..........................................................................
Penyusun
: 1. ....................................
2. ....................................
No.
1
Kompetensi
Dasar
2
Materi
Pokok
3
Indikator Soal
4
Bentuk
Soal
5
No.
soal
6
Keterangan:
Isi pada kolom 2, 3. 4, dan 5 adalah harus sesuai dengan pernyataan
yang ada di dalam silabus. Penulis kisi-kisi tidak diperkenankan
merumuskan sendiri, kecuali pada kolom 6.
Kisi-kisi yang baik harus memenuhi persyaratan berikut ini.
1. Kisi-kisi harus dapat mewakili isi silabus atau materi yang telah
diajarkan secara tepat dan proporsional.
2. Komponen-komponennya diuraikan secara jelas dan mudah
dipahami.
3. Materi yang hendak ditanyakan dapat dibuat soalnya.
E. Perumusan Indikator Soal
Indikator dalam kisi-kisi merupakan pedoman dalam merumuskan
soal yang dikehendaki. Kegiatan perumusan indikator soal merupakan
bagian dari kegiatan penyusunan kisi-kisi. Untuk merumuskan indikator
Sertifikasi Guru Dalam Jabatan Tahun
2012
Rayon 07 Universitas Lampung
26
Modul 31-C Asesmen
Pendidikan dan Latihan Profesi Guru
pelajaran
Bahasa Indonesia.
Indikator:
Diperdengarkan sebuah pernyataan pendek dengan topik "belajar
mandiri",
peserta
didik
dapat
menentukan
dengan
tepat
27
Modul 31-C Asesmen
Pendidikan dan Latihan Profesi Guru
Kunci: c
Model yang kedua ini digunakan untuk soal yang tidak disertai dengan
dasar pertanyaan (stimulus).
Contoh model kedua
Indikator:
Peserta didik dapat menentukan dengan tepat penulisan tanda baca
pada nilai uang.
Soal:
Penulisan nilai uang yang benar adalah ....
a. Rp 125,b. RP 125,00
c. Rp125
d. Rp125.
Kunci: b
F. Langkah-langkah Penyusunan Butir Soal
Agar soal yang disiapkan oleh setiap guru menghasilkan bahan
ulangan/ujian yang sahih dan handal, maka harus dilakukan langkahlangkah berikut, yaitu: (1) menentukan tujuan tes, (2) menentukan
kompetensi yang akan diujikan, (3) menentukan materi yang diujikan,
(4) menetapkan penyebaran butir soal berdasarkan kompetensi,
materi, dan bentuk penilaiannya (tes tertulis: bentuk pilihan ganda,
uraian; dan tes praktik), (5) menyusun kisi-kisinya, (6) menulis butir
soal, (7) memvalidasi butir soal atau menelaah secara kualitatif, (8)
merakit soal menjadi perangkat tes, (9) menyusun pedoman penyekorannya (10) uji coba butir soal, (11) analisis butir soal secara
kuantitatif dari data empirik hasil uji coba, dan (12) perbaikan soal
berdasarkan hasil analisis.
G. Penyusunan Butir Soal Tes Tertulis
Penulisan butir soal tes tertulis merupakan suatu kegiatan yang sangat
penting dalam penyiapan bahan ulangan atau ujian. Setiap butir soal yang
ditulis harus berdasarkan rumusan indikator soal yang sudah disusun
dalam kisi-kisi dan berdasarkan kaidah penulisan soal bentuk objektif dan
kaidah penulisan soal uraian.
Sertifikasi Guru Dalam Jabatan Tahun
2012
Rayon 07 Universitas Lampung
28
Modul 31-C Asesmen
Pendidikan dan Latihan Profesi Guru
b.
c.
mengandung
kata/ungkapan
yang
menyinggung
29
Modul 31-C Asesmen
Pendidikan dan Latihan Profesi Guru
30
Modul 31-C Asesmen
Pendidikan dan Latihan Profesi Guru
31
Modul 31-C Asesmen
Pendidikan dan Latihan Profesi Guru
- Tidak sesuai
Atau skala seperti berikut.
543 21
SSSC TSSTS
KARTU SOAL
Jenis Sekolah
: Sekolah Dasar
Penyusun
Mata Pelajaran
: Matematika
Bahan Kelas/Semester: IV / 2
Bentuk Soal
: Uraian
Kompetensi Dasar
Buku Sumber:
5.3 Melakukan operasi
: 1.
2.
3.
No Soal: 46
hitung campuran
Materi
bilangan bulat
Indikator Soal
pemecahan masalah.
Sertifikasi Guru Dalam Jabatan Tahun
2012
Rayon 07 Universitas Lampung
32
Modul 31-C Asesmen
Pendidikan dan Latihan Profesi Guru
33
Modul 31-C Asesmen
Pendidikan dan Latihan Profesi Guru
Kunci/Kriteria Jawaban
1.
Skor
1
1
3
Bentuk soalnya terdiri dari: (1) dasar pertanyaan atau stimulus bila ada
atau diperlukan, (2) pertanyaan, dan (3) pedoman penskoran.
J. Penulisan Soal Bentuk Pilihan Ganda
Menulis soal bentuk pilihan ganda sangat diperlukan keterampilan
dan ketelitian. Hal yang paling sulit dilakukan dalam menulis soal bentuk
pilihan ganda adalah menuliskan pengecohnya. Pengecoh yang baik
adalah pengecoh yang tingkat kerumitan atau tingkat kesederhanaan,
serta panjang-pendeknya relatif sama dengan kunci jawaban. Oleh karena
itu, untuk memudahkan dalam penulisan soal bentuk pilihan ganda, maka
dalam penulisannya perlu mengikuti langkah-langkah berikut, langkah
pertama adalah menuliskan pokok soalnya, langkah kedua menuliskan
kunci jawabannya, langkah ketiga menuliskan pengecohnya.
Soal bentuk pilihan ganda merupakan soal yang telah disediakan
pilihan jawabannya. Peserta didik yang mengerjakan soal hanya memilih
satu jawaban yang benar dari pilihan jawaban yang disediakan. Soalnya
mencakup: (1) dasar pertanyaan/stimulus (bila ada), (2) pokok soal
(stem), (3) pilihan jawaban (option)yang terdiri atas: kunci jawaban dan
pengecoh.
Perhatikan contoh berikut!
34
Modul 31-C Asesmen
Pendidikan dan Latihan Profesi Guru
Pilihan jawaban
(Option)
harus
sesuai
dengan
indikator.
Artinya
soal
harus
35
Modul 31-C Asesmen
Pendidikan dan Latihan Profesi Guru
yang
dimaksud.
Untuk
keterampilan
bahasa,
2012
Rayon 07 Universitas Lampung
36
Modul 31-C Asesmen
Pendidikan dan Latihan Profesi Guru
37
Modul 31-C Asesmen
Pendidikan dan Latihan Profesi Guru
kan sesuatu, dan (5) sikap. Keterampilan berpikir menurut Linn dan
Gronlund (1) membandingkan, (2) hubungan sebab-akibat, (3) memberi
alasan, (4) meringkas, (5) menyimpulkan, (6) mengelompokkan, (7) menciptakan, (8) menerapkan, (9) analisis, (10) sintesis, dan (11) evaluasi.
Perilaku yang akan diukur agar sesuai dengan rumusan KD yang
dikembangkan pada indikator pencapaian kompetensi dan dijabarkan
pada indikator soal. Sebelum menyusun kisi-kisi dan butir soal perlu
ditentukan jumlah soal setiap kompetensi dasar dan penyebaran soalnya.
Kisi-kisi adalah deskripsi kompetensi dan materi yang akan diujikan.
Tujuan penyusunan kisi-kisi untuk menentukan ruang lingkup dan sebagai
petunjuk penulisan soal, persyaratan penyusunannya: (1) kisi-kisi harus
mewakili isi silabus atau materi yang telah diajarkan secara proporsional,
(2) komponen pokok mencakup: KD, materi, indikator soal, bentuk dan
nomor soal, dan (3) materi yang hendak ditanyakan dapat dibuat soalnya.
Syarat indikator soal yang baik: (1) menggunakan kata kerja operasional
yang tepat, (2) menggunakan satu kata kerja operasional untuk satu soal
objektif, dan satu atau lebih kata kerja operasional untuk soal uraian/tes
perbuatan, dan (3) dapat dibuatkan soal atau pengecohnya (untuk soal
pilihan ganda).
Langkah-langkah penyusunan soal: (1) menentukan tujuan tes, (2)
menentukan kompetensi yang akan diuji, (3) menentukan materi, (4)
menetapkan penyebaran butir soal berdasarkan KD, materi, dan bentuk
penilaiannya (tes tertulis: bentuk pilihan ganda, uraian; dan tes praktik),
(5) menyusun kisi-kisinya, (6) menulis butir soal, (7) telaah butir secara
kualitatif, (8) merakit soal jadi perangkat tes, (9) menyusun pedoman
penyekoran, (10) uji coba soal, (11) analisis butir soal secara kuantitatif
dari data empirik hasil uji coba, dan (12) perbaikan soal berdasarkan hasil
analisis.
L. Latihan
1. Benjamin S. Bloom mengembangkan ranah kognitif dengan urutan ....
a. Ingatan, pemahaman, analisis, aplikasi, sintesis, dan evaluasi
b. ingatan, pemahaman, aplikasi, analisis, sntesis, dan evaluasi
c. ingatan, pemahaman, sntesis, aplikasi, analsis, dan evaluasi
d. ingatan, pemahaman, analisis, aplikasi, evaluasi, dan, sntesis
Sertifikasi Guru Dalam Jabatan Tahun
2012
Rayon 07 Universitas Lampung
38
Modul 31-C Asesmen
Pendidikan dan Latihan Profesi Guru
a.
b.
c.
d.
e.
membandingkan
menjelaskan
hubungan sebab-akibat
memberi alasan
meringkas
3. Di bawah ini merupakan beberapa langkah dalam penyusunan butir
soal, kecuali ....
a.
menentukan tujuan tes
b.
menentukan kompetensi yang akan diujikan
c.
menentukan materi yang diujikan
d.
menentukan batas ketuntasan/kelulusan
e.
menyusun kisi-kisi.
a.
d.
39
Modul 31-C Asesmen
Pendidikan dan Latihan Profesi Guru
BAB V
PENULISAN INSTRUMEN UNTUK TES PERBUATAN
Kompetensi Dasar
Mendekripsikan dan menetapkan jenis perilaku yang dapat diukur dengan
tes perbuatan, terampil menyusun kisi-kisi dan mengembangkan butirbutir instrumen tes perbuatan.
Indikator
1. Menjelaskan perilaku yang dapat diukur dengan tes perbuatan.
2. Mengidentifikasi SK, KD, dan materi yang perlu diukur dengan tes
perbuatan untuk dimasukkan ke dalam kisi-kisi.
3. Menjabarkan indikator-indikator pencapaian kompetensi berdasarkan
kompetesi dasar ke dalam butir-butir tes perbuatan
4. Menyusun indikator soal berdasarkan indikator pencapaian kompetensi
5. Merumuskan butir-butir instrumen sesuai dengan indikator soal.
A. Pengertian
Tes perbuatan atau tes praktik merupakan suatu tes yang penilaiannya didasarkan pada perbuatan/praktik peserta didik. Sebelum menulis
butir soal untuk tes perbuatan, guru dapat mengecek dengan pertanyaan
berikut. Tepatkah kompetensi (yang akan diuji) diukur dengan tes tertulis?
Jika jawabannya tepat, kompetensi yang bersangkutan tidak tepat diujikan
dengan tes perbuatan atau tes praktik. Dalam menilai kemampuan praktik
peserta didik dapat digunakan beberapa jenis tes perbuatan di antaranya
adalah penilaian kinerja (performance), penugasan (project), dan hasil
karya (product).
B. Kaidah Penulisan Tes Perbuatan
Penyusunan butir tes perbuatan, penulis tes harus mengetahui konsep dasar penilaian perbuatan/praktik. Maksudnya pernyataan dalam tes
harus disusun dengan pernyataan yang betul-betul menilai perbuatan atau
praktik, bukan menilai yang lainnya. Tes perbuatan atau tes praktik
bentuk-bentuknya seperti berikut.
1.
2012
Rayon 07 Universitas Lampung
40
Modul 31-C Asesmen
Pendidikan dan Latihan Profesi Guru
3.
Penilaian Hasil Karya (produk), adalah penilaian keterampilan peserta didik dalam membuat suatu produk benda tertentu seperti hasil
karya seni, misal lukisan, gambar, patung, dll. Aspek yang dinilai meliputi: (1) tahap persiapan: pemilihan dan cara penggunaan alat, (2)
tahap proses produksi dan prosedur kerja, dan (3) tahap akhir/hasil:
kualitas dan estetika hasil karya. guru juga dapat memberikan penilaian pada pembuatan produk rancang bangun/perekayasaan teknologi
tepat guna, misalnya melalui: (1) adopsi, (2) modifikasi, atau (3) difusi.
41
Modul 31-C Asesmen
Pendidikan dan Latihan Profesi Guru
Instrumen
Penilaian
Kinerja
(Performance
Assessment)
Penilaian kinerja merupakan penilaian yang meminta peserta didik
untuk mendemonstrasikan dan mengaplikasikan pengetahuan ke dalam
konteks yang sesuai dengan kriteria yang ditetapkan. Dalam menulis butir
instrumen, perhatikan terlebih dahulu kompetensi dari materi yang akan
ditanyakan, lihat contoh berikut.
LEMBAR PENILAIAN PRAKTIK
Mata Pelajaran : Pendidikan Jasmani
Kelas/Semester: VII / Ganjil
Praktik
: Lari 100 meter
Skor Penilaian per Aspek
No
1
2
3
4
Jumlah
Skor
Nama
Ani
Budi
Cica
.... dst
Rerata
Tertinggi
Terendah
1
3
1
2
2
2
3
3
2
4
3
2
5
2
1
13
8
Nilai
52
42
Modul 31-C Asesmen
Pendidikan dan Latihan Profesi Guru
Kemampuan pengelolaan
Kemampuan peserta didik dalam memilih topik, mencari informasi dan
mengelola waktu pengumpulan data serta penulisan laporan,
Relevansi
Kesesuaian dengan mata pelajaran, dengan mempertimbangkan
tahap perkembangan kognitif peserta didik,
Keaslian
Proyek yang dilakukan peserta didik harus merupakan hasil karyanya
dengan bimbingan pendidik dan dukungan berbagai pihak yang terkait.
Contoh soal tugas proyek biologi mengenai isu salingtemas (sain,
lingkungan, teknologi, masyarakat) di sekitar tempat tinggal peserta
didik.
Soal
Carilah isu salingtemas (sain, lingkungan, teknologi, masyarakat) yang
berkembang di sekitar tempat tinggalmu, rencanakan penelitian, lakukan
penelitian, dan buatlah laporan hasil penelitian. Dalam membuat laporan
perhatikan: kebenaran informasi/data, kelengkapan data, sistematika
laporan, dan penggunaan bahasa!
Sertifikasi Guru Dalam Jabatan Tahun
2012
Rayon 07 Universitas Lampung
43
Modul 31-C Asesmen
Pendidikan dan Latihan Profesi Guru
44
Modul 31-C Asesmen
Pendidikan dan Latihan Profesi Guru
Skor
(3)
1-3
(14)
13
13
13
13
1-2
(9)
12
12
13
1-2
26
penilaian
pada
pembuatan
produk
rancang
bangun
pelaksanaan
(pembuatan
produk),
meliputi:
penilaian
45
Modul 31-C Asesmen
Pendidikan dan Latihan Profesi Guru
Skor untuk setiap tahap dapat diberi bobot, misalnya untuk persiapan
20%, pelaksanaan 40%, dan hasil 40%.
Contoh soal produk mata pelajaran pendidikan jasmani, olahraga dan
kesehatan: membuat poster anti narkoba.
Pedoman penskorannya:
N
o
1
Tahap persiapan
a. Memilih jenis bahan (tepat = 2; tidak tepat = 1)
b. Kualitas bahan (baik = 3; cukup = 2; kurang = 1)
c. Kelengkapan alat (lengkap = 2; tidak lengkap = 1)
2 Tahap pelaksanaan
a. Menentukan penulisan kalimat yang menarik:
menarik = 3; cukup = 2; kurang = 1
b. Keterampilan menggunakan alat/bahan: terampil =
3; cukup = 2; kurang = 1
c. Memperhatikan keselamatan kerja: ya = 2; tidak = 1
3 Tahap hasil
a.
Selesai tepat waktu ( tepat = 2; tidak tepat = 1)
b.
Kesesuaian dengan tugas (sesuai = 3; kurang
= 2; tidak = 1)
c.
Kerapian (rapi = 3; kurang = 2; tidak = 1)
Skor
Bobot
(7)
12
13
12
(8)
20 %
40%
13
13
12
(8)
12
13
13
40%
F. Rangkuman
Dalam menilai kemampuan praktik peserta didik dapat digunakan
beberapa jenis tes perbuatan di antaranya adalah penilaian kinerja
(performance), penugasan (project), dan hasil karya (product).
Tes perbuatan atau tes praktik bentuk-bentuknya seperti berikut: (1
Penilaian Kinerja, (2) Penilaian Penugasan, merupakan penilaian tugas
yang meliputi: pengumpulan, pengorganisasian, (3) Penilaian Hasil
Karya (produk)
peserta didik untuk mendemonstrasikan dan mengaplikasikan pengetahuan ke dalam konteks yang sesuai dengan kriteria yang ditetapkan. Penilaian penugasan merupakan penilaian tugas (meliputi: pengumpulan, pengorganisasian, pengevaluasian, dan penyajian data) yang harus diselesaikan peserta didik (individu/kelompok) dalam waktu tertentu. Penilaian hasil
karya merupakan penilaian keterampilan peserta didik dalam membuat
suatu produk benda tertentu seperti hasil karya seni, misalnya: lukisan,
Sertifikasi Guru Dalam Jabatan Tahun
2012
Rayon 07 Universitas Lampung
46
Modul 31-C Asesmen
Pendidikan dan Latihan Profesi Guru
a.
b.
c.
d.
e.
47
Modul 31-C Asesmen
Pendidikan dan Latihan Profesi Guru
BAB VI
PENULISAN INSTRUMEN NON-TES
Kompetensi Dasar
Mendekripsikan dan menetapkan jenis perilaku yang perlu diukur dengan
instrumen non-tes, terampil menyusun kisi-kisi dan mengembangkan butirbutir instrumen non-tes.
Indikator
1. Menjelaskan perilaku yang dapat diukur dengan instrumen non-tes.
2. Mengidentifikasi SK, KD, dan materi yang perlu diukur dengan instrumen non-tes untuk dimasukkan ke dalam kisi-kisi.
3. Menjabarkan indikator-indikator pencapaian kompetensi berdasarkan
kompetesi dasar ke dalam bentuk-bentuk instrumen non-tes
4. Menyusun indikator instrumen non-tes berdasarkan indikator pencapaian kompetensi
5. Merumuskan butir-butir instrumen non-tes sesuai dengan indikatornya.
A. Pengertian
Instrumen non-tes adalah instrumen selain tes prestasi belajar. Alat
penilaian yang dapat digunakan antara lain adalah: (1) lembar pengamatan (observasi), seperti: catatan harian, portofolio, life skill, (2) instrumen
tes sikap, tes bakat, tes minat, dsb.
Pada prinsipnya, prosedur penulisan butir instrumen non-tes adalah
sama dengan prosedur penulisan tes pada tes prestasi belajar, yaitu
menyusun kisi-kisi tes, menuliskan butir instrumen berdasarkan kisikisinya, telaah, validasi butir, uji coba butir, perbaikan butir berdasarkan
hasil uji coba. Namun, dalam proses awalnya, sebelum menyusun kisi-kisi
tes, terdapat perbedaan dalam menentukan validitas isi pada tes dan
konstruk pada non-tes. Dalam tes prestasi belajar, validitas isi diperoleh
melalui kurikulum dan buku pelajaran, tetapi untuk non-tes validitas
konstruknya diperoleh melalui "teori". Teori adalah pendapat yang dikemukakan sebagai keterangan mengenai suatu peristiwa atau kejadian, dsb.
(Kamus Besar Bahasa Indonesia, 1990: 932).
B. Pengamatan
Sertifikasi Guru Dalam Jabatan Tahun
2012
Rayon 07 Universitas Lampung
48
Modul 31-C Asesmen
Pendidikan dan Latihan Profesi Guru
Jumlah
Skor
Nama
Ani
Budi
Cica
.... dst
Rerata
Tertinggi
Terendah
1
3
1
2
2
2
3
3
2
4
3
2
5
2
1
13
8
Penafsiran
Baik
Cukup
49
Modul 31-C Asesmen
Pendidikan dan Latihan Profesi Guru
Dimensi
Indikator
Jumlah Soal =
terlebih
dahulu
validitas
konstruknya
yang
disusun/
50
Modul 31-C Asesmen
Pendidikan dan Latihan Profesi Guru
TEORI
KONSTRUK
(Dari hasil penelitian/ pendapat dari:-Definisi konsep
1. Buku A
-Definisi Operasional
2. Buku B
3. Buku C
4. Buku D
5. Buku E
dst
DIMENSI
INDIKATOR
atau
kalimatnya
merupakan
pernyataan
yang
diperlukan saja.
c. Kalimatnya bebas dari pernyataan yang bersifat negatif ganda.
Sertifikasi Guru Dalam Jabatan Tahun
2012
Rayon 07 Universitas Lampung
SOAL
51
Modul 31-C Asesmen
Pendidikan dan Latihan Profesi Guru
j.
3. Bahasa/Budaya
a. Bahasa soal harus komunikatif dan sesuai dengan jenjang
pendidikan peserta didik atau responden.
b. Soal harus menggunakan bahasa Indonesia baku.
c. Soal tidak menggunakan bahasa yang berlaku setempat/tabu.
E. Contoh Penulisan Kisi-kisi Non-Tes dan Butir Instrumennya
Dalam bagian ini disajikan beberapa contoh penulisan kisi-kisi tes dan
penulisan butir instrumen yang sangat sederhana. Tujuan utamanya
adalah agar contoh-contoh ini mudah dipahami oleh para guru. Contoh
yang akan disajikan adalah penulisan kisi-kisi dan butir instrumen untuk
tes skala sikap, tes minat belajar, tes motivasi berprestasi, dan tes
kreativitas. Untuk contoh instrumen non-tes lainnya, para guru dapat
menyusunnya sendiri yang proses penyusunannya adalah sama dengan
contoh berikut.
1. Tes Skala Sikap
Berbagai definisi tentang sikap yang telah dikemukakan oleh para
ahli, diantaranya adalah Mueller (1986: 3) yang menyampaikan 5
definisi, yaitu:
a. Sikap adalah afeksi untuk atau melawan, penilaian tentang, suka
atau tidak suka, tanggapan positif/negatif terhadap suatu objek
Sertifikasi Guru Dalam Jabatan Tahun
2012
Rayon 07 Universitas Lampung
52
Modul 31-C Asesmen
Pendidikan dan Latihan Profesi Guru
psikologis (Thurstone).
b. Sikap adalah kecenderungan untuk bertindak ke arah atau
melawan suatu faktor lingkungan (Emory Bogardus).
c. Sikap adalah kesiapsiagaan mental atau saraf (Goldon Allport).
d. Sikap adalah konsistensi dalam tanggapan terhadap objek-objek
sosial (Donald Cambell).
e. Sikap merupakan tanggapan tersembunyi yang ditimbulkan oleh
suatu nilai (Ralp Linton, ahli antropologi kebudayaan).
Berdasarkan beberapa definisi di atas, para ahli menyimpulkan bahwa
sikap memiliki 3 komponen penting, yaitu komponen: (1) kognisi yang
berhubungan dengan kepercayaan, ide, dan konsep; (2) afeksi yang
mencakup perasaan seseorang; dan (3) konasi yang merupakan
kecenderungan bertingkah laku atau yang akan dilakukan. Oleh karena
itu, ketiga komponen ini dimasukkan ke dalam kisi-kisi sikap peserta
didik terhadap mata pelajaran Matematika". Adapun definisi operasional
sikap
2.
3.
Dimensi
Kognisi
(persepsi
keya-kinan)
&
Afeksi
(perasaan/
emosi)
Konasi
(kecenderungan
bertindak)
Indikator
1. Persepsi siswa tentang mata
pelajaran Matematika
2. Keyakinan siswa tentang
manfaat Matematika
3. ..... dst.
6. Suka mengerjakan Matematika
7. Tidak suka belajar Matematika
8. ... dst.
11. Malas mengerjakan Matematika
12. Mengharapkan ada pekerjaan
rumah Matematika
Butir Instrumen
1
2
.... dst.
53
Modul 31-C Asesmen
Pendidikan dan Latihan Profesi Guru
Contoh:
INSTRUMEN SKALA SIKAP
Jawablah dengan cara membuat tanda cek () pada kolom jawaban yang
sesuai dengan pendapat Anda.
No.
Pernyataan
1. Belajar Matematika membiasakan kita berfikir rasional
Mata pelajaran Matematika melatih kita berpikir
2. sistematis dan analisis
....
6.
7.
....
SS
TS STS
.
Saya menyenangi mata pelajaran Matematika
Saya Tidak suka belajar Matematika
11.
....
pengalaman yang sebenarnya (Crow and Crow, 1984 :248). Berdasarkan kedua pengertian tersebut, minat merupakan kemampuan
seseorang untuk memberikan perhatian terhadap suatu objek yang
disertai dengan rasa senang dan dilakukan penuh kesadaran.
Peserta didik yang menaruh minat pada suatu mata pelajaran,
perhatiannya akan tinggi dan minatnya berfungsi sebagai pendorong
kuat untuk terlibat secara aktif dalam kegiatan belajar mengajar pada
pelajaran tersebut. Maka definisi operasional minat belajar adalah
pilihan kesenangan dalam melakukan kegiatan dan dapat membangkitkan gairah seseorang untuk memenuhi kesediaannya yang dapat
diukur melalui kesukacitaan, ketertarikan, perhatian dan keterlibatan.
Berikut contoh kisi-kisi dan tes minat belajar sastra Indonesia.
Sertifikasi Guru Dalam Jabatan Tahun
2012
Rayon 07 Universitas Lampung
54
Modul 31-C Asesmen
Pendidikan dan Latihan Profesi Guru
Contoh:
Kisi-kisi tes minat
No.
Dimensi
1.
Kesukaan
2.
Ketertarikan
3.
Perhatian
4.
Keterlibatan
Indikator
Nomor Soal
Gairah
Inisiatif
Responsif
Kesegeraan
Konsentrasi
Ketelitian
Kemauan
Keuletan
Kerja Keras
8, 13
16, 17
10, 15, 20
2, 6, 9
7, 19
3, 10
4, 5
1, 18
12, 14
: .................................
Kelas/Semester : .............../.................
No.
Pernyataan
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
SL
SR
JR
TP
55
Modul 31-C Asesmen
Pendidikan dan Latihan Profesi Guru
F. Rangkuman
Instrumen non-tes adalah instrumen selain tes prestasi belajar. Alat
penilaian yang dapat digunakan antara lain adalah: (1) lembar pengamatan (observasi), seperti: catatan harian, portofolio, life skill, (2) instrumen
tes sikap, tes bakat, tes minat, dsb. Dalam tes prestasi belajar, validitas isi
diperoleh melalui kurikulum dan buku pelajaran, tetapi untuk non-tes
validitas konstruknya diperoleh melalui "teori".
Pengamatan merupakan suatu alat penilaian yang pengisiannya
dilakukan oleh guru atas dasar pengamatan terhadap perilaku peserta
didik yang sesuai dengan kompetensi yang hendak diukur. Pengamatan
dapat dilakukan dengan menggunakan berbagai alat, antara lain: lembar
pengamatan, penilaian portofolio, dan penilaian kecakapan hidup (life
skill).
Sikap adalah afeksi untuk atau melawan, penilaian tentang, suka atau
tidak suka, tanggapan positif/negatif terhadap suatu objek psikologis
Minat adalah kesadaran yang timbul bahwa objek tertentu sangat
disenangi dan melahirkan perhatian yang tinggi bagi individu terhadap
objek tersebut
G. Latihan
1. Di bawah ini adalah bentuk instrumen untuk mengujur sikap, kecuali ....
a. Lembar kerja
b. Lembar rubrik
c. Lembar wacana
d. Lembar pengamatan
e. Lembar penilaian
2. Kecenderungan bertindak dalam perubahan tingkah laku melalui
latihan dan pengalaman dari keadaan tidak tahu menjadi tahu yang
dapat diukur melalui: toleransi, kebersamaan dan gotong-royong, rasa
kesetiakawanan, dan kejujuran adalah definisi operasional dari ....
a. minat belajar
b. sikap belajar
c. motivasi berprestasi
d. stress belajar
e. aktivitas belajar
56
Modul 31-C Asesmen
Pendidikan dan Latihan Profesi Guru
57
Modul 31-C Asesmen
Pendidikan dan Latihan Profesi Guru
BAB VII
PENETAPAN KRITERIA KETUNTASAN MINIMAL (KKM)
Kompertensi Dasar
Mendeskripsikan pengertian, fungsi, prinsip-prinsip Kriteria Ketuntasan
Minimal (KKM), mengkaji kriteria KKM (kompleksitas, daya dukung, dan
intake siswa), dan menghitung secara benar untuk menetapkan KKM.
Indikator
1.
2.
3.
4.
58
Modul 31-C Asesmen
Pendidikan dan Latihan Profesi Guru
ketuntasan
minimal
di
bawah
target
nasional
kemudian
berhak
untuk
mengetahuinya.
Satuan
pendidikan
perlu
59
Modul 31-C Asesmen
Pendidikan dan Latihan Profesi Guru
60
Modul 31-C Asesmen
Pendidikan dan Latihan Profesi Guru
belajar
minimal
pada
setiap
indikator
dengan
ketuntasan
minimal
setiap
Standar
Kompetensi
(SK)
Hasil
Belajar
ataupun
tugas-tugas
harus
mampu
mencerminkan/
61
Modul 31-C Asesmen
Pendidikan dan Latihan Profesi Guru
KKM
KD
KKM
MP
KKM
SK
62
Modul 31-C Asesmen
Pendidikan dan Latihan Profesi Guru
KD 2.2
: Membuktikan dan mengkomunikasikan berlakunya hukumhukum dasar kimia melalui percobaan serta menerapkan
konsep mol dalam menyelesaikan perhitungan kimia
Indikator
KD 1.1.
63
Modul 31-C Asesmen
Pendidikan dan Latihan Profesi Guru
tenaga,
manajemen
sekolah,
dan
kepedulian
stakeholders sekolah.
Contoh:
SK 3.
KD 3.3
Indikator
64
Modul 31-C Asesmen
Pendidikan dan Latihan Profesi Guru
65
Modul 31-C Asesmen
Pendidikan dan Latihan Profesi Guru
Contoh:
Kriteria Penetapan KKM
Aspek yang dianalisis
Kompleksitas
Daya Dukung
Intake siswa
Sedang
65-79
Sedang
65-79
Sedang
65-79
Rendah
80-100
Rendah
<65
Rendah
<65
Kriteria penyekoran
Kompleksitas
Tinggi = 1
Sedang = 2
Rendah = 3
Daya Dukung
Tinggi = 3
Sedang = 2
Rendah = 1
Intake siswa
Tinggi = 3
Sedang = 2
Rendah = 1
= 66,7
Nilai KKM merupakan angka bulat, maka nilai KKM-nya adalah 67.
Berikut ini penerapan contoh perhitungan KKM pada mata pelajaran Kimia
seperti ditampilkan di halaman berikut.
66
Modul 31-C Asesmen
Pendidikan dan Latihan Profesi Guru
Contoh:
Penentuan KKM Per KD dan Indikator
Mata Pelajaran
: KIMIA
Kelas/semester
: X/2
Standar Kompetensi : Memahami sifat-sifat larutan non-elektrolit
dan elektrolit, serta reaksi oksidasi-reduksi
Kompetensi Dasar/Indikator
KKM
Penge
t
Praktik
72
72
Tinggi
(80)
Sedang
(70)
76,6
Tinggi
(80)
Sedang
(70)
73,3
Tinggi
(80)
Rendah
(65)
70
Tinggi
(80)
Rendah
(65)
70
Nilai KKM KD merupakan angka bulat, maka nilai KKM 72,47 dibulatkan
menjadi 72.
F. Rangkuman
Kriteria paling rendah (yang harus dicapai) untuk menyatakan peserta
didik mencapai ketuntasan belajar dinamakan Kriteria Ketuntasan Minimal
(KKM). Kriteria ketuntasan minimal ditetapkan oleh satuan pendidikan
berdasarkan hasil musyawarah guru mata pelajaran di satuan pendidikan
atau beberapa satuan pendidikan yang memiliki karakteristik yang hampir
sama. Pertimbangan pendidik atau forum MGMP secara akademis
menjadi pertimbangan utama penetapan KKM.
KKM dalam penyelenggaraan pembelajaran agar berfungsi: (1)
Sebagai acuan bagi pendidik dalam menilai kompetensi peserta didik
sesuai kompetensi dasar mata pelajaran yang diikuti; (2) Sebagai acuan
Sertifikasi Guru Dalam Jabatan Tahun
2012
Rayon 07 Universitas Lampung
67
Modul 31-C Asesmen
Pendidikan dan Latihan Profesi Guru
68
Modul 31-C Asesmen
Pendidikan dan Latihan Profesi Guru
BAB VIII
PENILAIAN ASPEK DAN MATA PELAJARAN YANG DINILAI, DAN
INSTRUMEN PENILAIAN
Kompertensi Dasar
Mendeskripsikan jenis kegiatan penilaian hasil belajar, teknik penilaian
dan aspek yang dinilai pada setiap kelompok mata pelajaran, menjabarkan dimensi-dimensi pengukuran minat, sikap, akhlak mulia ke dalam
indikator-indikator pada kisi-kisi.
Indikator
1. Menjelaskan berbagai macam kegiatan penilaian.
2. Memberi contoh teknik penilaian dan aspek yang dinilai pada setiap
kelompok mata pelajaran
3. Menjabarkan dimensi-dimensi pengukuran minat, sikap, akhlak mulia
ke dalam indikator-indikator pada kisi-kisi.
A.
Teknik Penilaian
Permendiknas No. 22 tahun 2006 menyatakan bahwa Standar Isi
(SI) untuk satuan Pendidikan Dasar dan Menengah mencakup lingkup
materi minimal dan tingkat kompetensi minimal untuk mencapai
kompetensi lulusan minimal pada jenjang dan jenis pendidikan tertentu. Di
dalam SI dijelaskan bahwa kegiatan pembelajaran dalam KTSP meliputi
tatap muka, penugasan terstruktur, dan kegiatan mandiri tidak terstruktur.
Tatap muka adalah pertemuan formal antara pendidik dan peserta didik
dalam pembelajaran di kelas. Penugasan terstruktur dan kegiatan mandiri
tidak terstruktur adalah kegiatan pembelajaran berupa pendalaman materi
pembelajaran oleh peserta didik yang dirancang oleh pendidik untuk
mencapai standar kompetensi. Waktu penyelesaian penugasan terstruktur
ditentukan oleh pendidik, sedangkan waktu penyelesaian kegiatan mandiri
tidak terstruktur diatur sendiri oleh peserta didik. Sejalan dengan
ketentuan tersebut, penilaian dalam KTSP harus dirancang untuk dapat
mengukur dan memberikan informasi mengenai pencapaian kompetensi
peserta didik yang diperoleh melalui kegiatan tatap muka, penugasan
terstruktur, dan kegiatan mandiri tidak terstruktur.
Berbagai
macam
teknik
penilaian
dapat
dilakukan
secara
69
Modul 31-C Asesmen
Pendidikan dan Latihan Profesi Guru
penilaian
dimaksud
antara
lain
melalui:
tes,
observasi,
melakukan
perbuatan
atau
mendemonstasikan
atau
menampilkan keterampilan.
Dalam rancangan penilaian, tes dilakukan secara berkesinambungan
melalui berbagai macam ulangan dan ujian. Ulangan meliputi ulangan
harian, ulangan tengah semester, ulangan akhir semester, dan ulangan
kenaikan kelas. Sedangkan ujian terdiri atas ujian nasional dan ujian
sekolah.
Ulangan adalah proses yang dilakukan untuk mengukur pencapaian
kompetensi
peserta
didik
secara
berkelanjutan
dalam
proses
pencapaian
kompetensi
peserta
didik
setelah
70
Modul 31-C Asesmen
Pendidikan dan Latihan Profesi Guru
didik
yang
dilakukan
oleh
satuan
pendidikan
untuk
71
Modul 31-C Asesmen
Pendidikan dan Latihan Profesi Guru
72
Modul 31-C Asesmen
Pendidikan dan Latihan Profesi Guru
Pendidikan
Agama Islam
Kompetensi Dasar
Menggunakan
Ulangan mengenal
pengukuran waktu, dan menggunakan
panjang, dan berat pengukuran
dalam pemecahan
masalah
Membaca QS Al
Ulangan mengenai
Baqarah: 30, Alhukum bacaan
Mukminum: 12untuk surat dan
14, Az-Zariyat: 56
ayat yang sesuai
dan An-Nahl: 78
Tugas Terstruktur
Kegiatan Mandiri
Memberikan
latihan mengukur
waktu, panjang,
dan berat
Melafalkan QS Al
Baqarah: 30, AlMukminum: 12-14,
Az-Zariyat: 56 dan
An-Nahl: 78
dengan makhraj
yang benar
73
Modul 31-C Asesmen
Pendidikan dan Latihan Profesi Guru
judgement (pertimbangan)
terdiri
74
Modul 31-C Asesmen
Pendidikan dan Latihan Profesi Guru
Kelompok Mata
Pelajaran
Agama dan akhlak
mulia
Kewarganegaraan
dan kepribadian
Ilmu Pengetahuan
dan Tenologi
Pendidikan Agama
Pendidikan Kewarganegaraan
Matematika
Pengetahuan, praktik,
dan sikap
Pengetahuan, praktik,
dan sikap
Pengetahuan, praktik,
dan sikap
Estetika
Seni Budaya
Jasmani, olahraga,
dan Kesehatan
Pengetahuan, praktik,
dan sikap
75
Modul 31-C Asesmen
Pendidikan dan Latihan Profesi Guru
Dimensi
Disiplin
Bersih
Tanggungjawab
Sopan Santun
Hubungan
Sosial
Jujur
Pelaksanaan
ibadah ritual
Indikator
Datang dan pulang tepat waktu
Membuang sampah pada tempatnya
Mencuci tangan sebelum makan
Membersihkan tempat kegiatan
Merawat kebersihan diri
Menyelesaikan tugas pada waktunya
Berani menanggung resiko
Berbicara dengan sopan
Bersikap hormat pada orang lain
Berpakaian sopan
Berposisi duduk yang sopan
Menjalin hubungan baik dengan guru
Menjalin hubungan baik dengan sesama teman
Menolong teman
Mau bekerjasama dalam kegiatan yang positif
Menyampaikan pesan apa adanya
Mengatakan apa adanya
Tidak berlaku curang
Melaksanakan sembahyang
Menunaikan ibadah puasa
Berdoa
Sertifikasi Guru Dalam Jabatan Tahun
2012
Rayon 07 Universitas Lampung
76
Modul 31-C Asesmen
Pendidikan dan Latihan Profesi Guru
Keterangan:
Rambu-rambu tersebut di atas dapat digunakan sebagai bahan acuan
bagi guru mata pelajaran agama dan guru mata pelajaran lain. Bagi guru
mata pelajaran lain hasil pertimbangan diberikan kepada guru agama
terutama mengenai perilaku yang benar-benar menyimpang yang dilakukan berulang-ulang oleh peserta didik. Penentuan nilai akhir kelompok
mata pelajaran agama dan akhlak mulia pada akhir satuan pendidikan
dilakukan melalui rapat dewan pendidik yang didasarkan pada hasil ujian
sekolah dengan mempertimbangkan penilaian oleh pendidik.
2. Penilaian
kelompok
mata
pelajaran
Kewarganegaraan
dan
Kepribadian
Hasil belajar kelompok mata pelajaran Kewarganegaraan dan
Kepribadian meliputi:
a.
b.
Kepribadian,
yaitu
beberapa
aspek
kepribadian
77
Modul 31-C Asesmen
Pendidikan dan Latihan Profesi Guru
Aspek Kepribadian
Bertanggungjawab
Indikator Perilaku
1a. Tidak menghindari kewajiban
2b. Melaksanakan tugas sesuai dengan kemampuan
3c. Menaati tata tertib sekolah
4d. Memelihara fasilitas sekolah
78
Modul 31-C Asesmen
Pendidikan dan Latihan Profesi Guru
Aspek Kepribadian
Percaya Diri
1Saling
Menghargai
Bersikap Santun
Kompetitif
3.
Indikator Perilaku
1a. Tidak mudah menyerah
2b. Berani menyatakan pendapat
3c. Berani bertanya
4d. Mengutamakan usaha sendiri daripada bantuan
1a. Menerima pendapat yang berbeda
2b. Memaklumi kekurangan orang lain
3c. Mengakui kelebihan orang lain
d. Dapat bekerjasama
1a. Menerima nasihat guru
2b. Menghindari permusuhan dengan teman
3c. Menjaga perasaan orang lain
1a. Berani bersaing
2b. Menunjukkan semangat berprestasi
3c. Berusaha ingin lebih maju
4d. Memiliki keinginan untuk tahu
1PP 19 tahun 2005 Pasal 63 ayat (1) menyatakan bahwa penilaian pada
jenjang pendidikan dasar dan menengah untuk kelompok mata
pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek), terdiri atas penilaian
hasil belajar oleh: pendidik, satuan pendidikan, dan pemerintah.
Penilaian hasil belajar oleh pendidik dilakukan secara berkesinambungan untuk menilai pencapaian kompetensi peserta didik, bahan
penyusunan laporan kemajuan hasil belajar, dan memperbaiki proses
pembelajaran. Penilaian ini dilakukan melalui ulangan, penugasan,
dan/atau bentuk lain yang sesuai dengan karakteristik materi yang
diujikan. Penilaian hasil belajar mata pelajaran pada kelompok iptek
juga dilakukan oleh satuan pendidikan melalui ujian sekolah/madrasah
dan oleh pemerintah melalui ujian nasional.
2Penilaian kelompok mata pelajaran iptek untuk SMA dilaksanakan
melalui muatan dan atau kegiatan bahasa, matematika, IPA (fisika,
kimia, biologi), IPS (ekonomi, sejarah, sosiologi, geografi), keterampilan, teknologi informasi dan komunikasi (TIK), serta muatan lokal
yang relevan. Penilaian dalam kelompok mata pelajaran iptek disesuaikan dengan karakteristik tiap-tiap rumpun mata pelajaran. Berikut
ini adalah karakteristik penilaian tiap-tiap rumpun mata pelajaran yang
dimaksudkan.
79
Modul 31-C Asesmen
Pendidikan dan Latihan Profesi Guru
penilaian
kemampuan
berbahasa
berbasis kinerja.
Penilaian ini menekankan pada fungsi bahasa sebagai alat komunikasi yang mengutamakan adanya tugas-tugas interaktif dalam
empat aspek keterampilan berbahasa, yakni mendengarkan,
berbicara, membaca, dan menulis. Oleh karena itu, penilaian kemampuan berbahasa bersifat autentik dan pragmatik. Selain itu,
komunikasi nyata senantiasa melibatkan lebih dari satu keterampilan berbahasa sehingga harus diperhatikan keterpaduan antara
keterampilan berbahasa tersebut.
b. Penilaian dalam matematika perlu menekankan keterampilan
bermatematika, bukan hanya pengetahuan matematika. Sebagai
konsekuensi, pendidik hendaknya memperhatikan benar kemampuan berpikir yang ingin dinilainya. Selain itu, titik berat penilaian
dalam matematika hendaknya diberikan kepada penilaian yang
terintegrasi dengan kegiatan pembelajaran. Penilaian yang terintegrasi dengan kegiatan pembelajaran harus mencakup soal atau
tugas yang memerlukan kemampuan berpikir tingkat tinggi. Soal
atau tugasdemikian akan mendorong peserta didik untuk senantiasa berusaha meningkatkan kemampuan berpikirnya. Penilaian
akhir terhadap peserta didik hendaknya berdasarkan pada teknik
penilaian yang beragam. Tingkat kesukaran soal untuk penilaian
akhir hendaknya bukan karena kerumitan prosedural yang harus
dilakukan peserta didik, melainkan karena kebutuhan akan tingkat
pemahaman dan pemikiran yang lebih tinggi.
c. Penilaian IPA dan IPS dapat dilakukan secara terpadu dengan
proses pembelajaran. Penilaian dapat dilakukan dengan menggunakan tes tertulis, observasi, tes praktik, penugasan, tes lisan,
portofolio, jurnal, inventori, penilaian diri, dan penilaian antarteman. Pengumpulan data penilaian selama proses pembelajaran
melalui observasi juga penting untuk dilakukan. Data aspek afektif
Sertifikasi Guru Dalam Jabatan Tahun
2012
Rayon 07 Universitas Lampung
80
Modul 31-C Asesmen
Pendidikan dan Latihan Profesi Guru
81
Modul 31-C Asesmen
Pendidikan dan Latihan Profesi Guru
b.
penilaian mengacu pada aspek yang dinilai, yaitu teknik untuk mengukur aspek kognitif, afektif, dan keterampilan motorik peserta didik.
Untuk keperluan tersebut, teknik penilaian dapat berbentuk tes perSertifikasi Guru Dalam Jabatan Tahun
2012
Rayon 07 Universitas Lampung
82
Modul 31-C Asesmen
Pendidikan dan Latihan Profesi Guru
83
Modul 31-C Asesmen
Pendidikan dan Latihan Profesi Guru
atau
aktivitas
jasmani
dan
olahraga.
Upaya
84
Modul 31-C Asesmen
Pendidikan dan Latihan Profesi Guru
jasmani,
olahraga,
dan
kesehatan
melakukan
85
Modul 31-C Asesmen
Pendidikan dan Latihan Profesi Guru
86
Modul 31-C Asesmen
Pendidikan dan Latihan Profesi Guru
Kanan
Menarik
Tidak bermanfaat
Merepotkan
Tidak menantang
Memberatkan
Menguntungkan
Pernyataan
Saya senang melakukan penelitian sejarah
Pelajaran sejarah membosankan
Saya senang mengikuti acara televisi yang
berhubungan dengan sejarah
Saya tidak menyukai karir di bidang kepurbakalaan
Saya suka berkunjung ke museum untuk menambah
pengetahuan di bidang sejarah
Saya senang jika ada kesempatan untuk bekerja di
bidang yang ada hubungannya dengan sejarah
Saya benci jika ada tugas untuk membuat ringkasan
dari artikel yang berkaitan dengan sejarah dari koran
Saya suka membaca rubrik tentang sejarah
Dsb
SS
TS
pada
STS
Keterangan:
SS = sangat setuju; S = setuju; TS = tidak setuju; STS = sangat tidak
setuju
Catatan:
Pernyataan pada instrumen di atas ada yang bersifat positif (No.1, 3, 5, 6,
8) dan ada yang bersifat negatif (No 2, 4, 7). Pemberian skor untuk
pernyataan yang bersifat positif : SS = 4, S = 3, TS = 2, STS = 1. Untuk
pernyataan yang bersifat negatif adalah sebaliknya yaitu 4 = STS, 3 = TS,
2 = S, dan 1 = SS.
87
Modul 31-C Asesmen
Pendidikan dan Latihan Profesi Guru
SR = sering melakukan
SL = selalu melakukan
Pernyataan
T
P
JR
K
D
S
R
S
L
Pengolahan
Pada contoh di atas penskoran untuk setiap pernyataan menggunakan
rentang 1 5. Skor 1 untuk TP, 2 = JR, 3 = KD, 4 = SR, dan 5 = SL.
Dengan 9 butir pernyataan rentang skor adalah 9 45.
Kualifikasi
Berdasarkan jawaban, kegiatan setiap peserta didik untuk mata
pelajaran biologi dikelompokkan sebagai berikut
Amat Baik : Skor 37 45
Baik
: Skor 28 36
Cukup
: Skor 19 27
Kurang
: Skor <19
88
Modul 31-C Asesmen
Pendidikan dan Latihan Profesi Guru
Nama
Ani
Budi
Cica
.... dst
Rerata
Tertinggi
Terendah
1
3
1
2
2
2
3
3
2
4
3
2
5
2
1
Jumlah
Skor
Penafsiran
13
8
Baik
Cukup
89
Modul 31-C Asesmen
Pendidikan dan Latihan Profesi Guru
BAB IX
ANALISIS BUTIR INATRUMEN
Kompertensi Dasar
Mendeskripsikan dua jenis analisis butir instrumen, kriteria instrumen/tes
yang baik dan menjelaskan konsep indikatornya. Terampil menghitung dan
menafsirkan taraf sukar, daya beda butir, dan reliabilitas instrumen secara
manual dan menggunakan program komputer (software) tertentu.
Indikator
1. Menjelaskan perbedaan analisis kualitatif dan analisis kuantitatif
instrumen.
2. Menjelaskan konsep taraf sukar dan daya beda butir instrumen, serta
reliabilitas instrumen.
3. Terampil menghitung taraf sukar, daya beda, dan reliabilitas instrumen
secara manual dan menggunakan program komputer (software)
tertentu.
4. Terampil menafsirkan tingkat taraf sukar, daya beda, dan reliabilitas
instrumen dari hasil analisis instrumen.
A. Kriteria Tes yang Baik
Aspek yang perlu diperhatikan dalam analisis butir soal secara klasik
adalah setiap butir soal ditelaah dari segi: tingkat kesukaran butir, daya
pembeda butir, dan penyebaran pilihan jawaban (untuk soal bentuk
obyektif) atau frekuensi jawaban pada setiap pilihan jawaban.
1. Tingkat Kesukaran
Tingkat kesukaran soal adalah peluang untuk menjawab benar suatu
soal pada tingkat kemampuan tertentu yang biasanya dinyatakan dalam
bentuk indeks. Indeks tingkat kesukaran ini pada umumnya dinyatakan
dalam bentuk proporsi yang besarnya berkisar 0,00 - 1,00 (Aiken, 1994:
66). Semakin besar indeks tingkat kesukaran yang diperoleh dari hasil
hitungan, berarti semakin mudah soal itu. Suatu soal memiliki TK= 0,00
artinya bahwa tidak ada siswa yang menjawab benar dan bila memiliki
TK= 1,00 artinya bahwa siswa menjawab benar. Perhitungan indeks
Sertifikasi Guru Dalam Jabatan Tahun
2012
Rayon 07 Universitas Lampung
90
Modul 31-C Asesmen
Pendidikan dan Latihan Profesi Guru
tingkat kesukaran ini dilakukan untuk setiap nomor soal. Pada prinsipnya,
skor rata-rata yang diperoleh peserta didik pada butir soal yang
bersangkutan dinamakan tingkat kesukaran butir soal itu.
Rumus ini
91
Modul 31-C Asesmen
Pendidikan dan Latihan Profesi Guru
kemungkinan adanya butir soal yang bias, (e) merakit tes yang memiliki
ketepatan data soal.
Di samping kedua kegunaan di atas, dalam konstruksi tes, tingkat
kesukaran butir soal sangat penting karena tingkat kesukaran butir dapat:
(1) memengaruhi karakteristik distribusi skor (memengaruhi bentuk dan
penyebaran skor tes atau jumlah soal dan korelasi antarsoal), (2)
berhubungan dengan reliabilitas instrumen. Menurut koefisien Alpha C,
KR-20, semakin tinggi korelasi antarsoal, semakin tinggi reliabilitas
(Nunnally, 1981: 270-271).
Tingkat kesukaran butir soal juga dapat digunakan untuk memprediksi
alat ukur itu sendiri (soal) dan kemampuan peserta didik dalam
memahami materi yang diajarkan guru. Misalnya, satu butir soal termasuk
kategori mudah, maka prediksi terhadap informasi ini adalah seperti
berikut. Bisa karena pengecoh butir soal itu tidak berfungsi atau sebagian
besar siswa menjawab benar butir soal itu; artinya bahwa sebagian besar
siswa telah memahami materi yang ditanyakan. Bila suatu butir soal
termasuk kategori sukar, maka prediksi terhadap informasi ini karena
munculnya kemungkinan-kemungkinan seperti berikut.
1)
2)
3)
Materi yang ditanyakan belum diajarkan atau belum tuntas pembelajarannya, sehingga kompetensi minimum yang harus dikuasai siswa
belum tercapai.
4)
Materi yang diukur tidak cocok ditanyakan dengan menggunakan bentuk soal yang diberikan (misalnya meringkas cerita atau mengarang
ditanyakan dalam bentuk pilihan ganda).
5)
92
Modul 31-C Asesmen
Pendidikan dan Latihan Profesi Guru
93
Modul 31-C Asesmen
Pendidikan dan Latihan Profesi Guru
BA BB
1
N
2
atau
DP
2(BA BB )
N
Keterangan:
DP = daya pembeda soal,
BA = jumlah jawaban benar pada kelompok atas,
BB = jumlah jawaban benar pada kelompok bawah,
N
= jumlah siswa yang mengerjakan tes.
Untuk mengetahui daya pembeda soal bentuk uraian adalah dengan
menggunakan rumus berikut ini.
DP
94
Modul 31-C Asesmen
Pendidikan dan Latihan Profesi Guru
2)
3)
4)
5)
6)
7)
8)
9)
95
Modul 31-C Asesmen
Pendidikan dan Latihan Profesi Guru
2)
3)
rumus
untuk
mengetahui
koefisien
ketiga
jenis
k
p(1 p)
1
k 1
(SD)2
Keterangan:
k
: Jumlah butir soal
p
: Jumlah butir soal dijawab benar
2
(SD)
: Varian
Contoh menghitung KR-20:
Siswa
A
B
C
D
E
F
p
(1-p)
p(1-p)
p(1-p)
Variance
Standar
Deviasi
Soal
1
2
3
4
1
0
0
0
1
1
0
0
0
0
1
1
0
0
0
0
1
1
0
1
1
1
1
1
0,33
0,67
0,50
0,50
0,67
0,33
0,50
0,50
0,22
0,22
0,25
0,25
0,22+0,25+0,22+0,25=0,944
2
( X x ) /N = 10:6 =1,67
Skor
XX
1
2
2
0
3
4
12
2
2
2
2
2
2
-1
0
0
-2
-1
-2
(X
x )2
1
0
0
4
1
4
10
1,67 = 1,29
Jumlah siswa
Jumlah skor
= 6 orang
= 12
Sertifikasi Guru Dalam Jabatan Tahun
2012
Rayon 07 Universitas Lampung
96
Modul 31-C Asesmen
Pendidikan dan Latihan Profesi Guru
KR 20
k
p(1 p)
1
k 1
(SD )2
KR 20
k
p(1 p)
1
k 1
(SD )2
KR 20
4
0,944
1
4 1
1,67 = 0,58
Hasil perhitungan di atas artinya tingkat keajegan tes ini rendah. Hal
ini disebabkan butir soal yang dianalisis hanya 4 butir soal. Di samping
KR-20 di atas, ada teknik lain untuk menghitung reliabilitas tes, yaitu
yang dikembangkan oleh Spearman-Brown. Mengikuti pesatnya perkembangan teknologi informasi, pekerjaan analisis instrumen sudah
seharusnya menggunakan program (software) yang telah banyak
tersedia, misalnya program: Anates, Items analysis (Iteman), SPSS,
Simpel Pas, atau lainnya. Demikian pula saat ini sudah wak tunya
guru agar menggunakan MsExcel dalam melakukan pekerjaan pengolahan nilai hasil belajar siswa sebagai upaya menuju penilaian hasil
belajar yang akurat, objektif, transparan, dan akuntabel (dapat dipertanggung jawabkan). Ini semua dapat terwujud jika guru telah memi liki komitmen tinggi untuk terus meningkatkan kemampuan profesionalnya, semoga.
B. Rangkuman
Kriteria tes yang baik dalam analisis butir soal secara klasik ditelaah
dari segi: tingkat kesukaran, daya pembeda, dan validitas butir, berfungsinya pengecoh, serta reliabilitas tes. Rumus menghitung tingkat kesukaran soal adalah persentase siswa menjawab benar (jumlah siswa yang
menjawab benar dibagi jumlah seluruh siswa); suatu butir soal
besarannya antara 0,00 - 1,00 Daya pembeda soal adalah kemampuan
suatu butir soal dapat membedakan antara siswa yang telah menguasai
materi dan siswa yang kurang menguasai materi tes. Indeks daya
pembeda berkisar antara -1,00 sampai dengan 1,00. Semakin tinggi daya
Sertifikasi Guru Dalam Jabatan Tahun
2012
Rayon 07 Universitas Lampung
97
Modul 31-C Asesmen
Pendidikan dan Latihan Profesi Guru
pekerjaan
analisis
instrumen
sudah
seharusnya
Jumlah soal
Skor per butir
= 20
=1
Sertifikasi Guru Dalam Jabatan Tahun
2012
Rayon 07 Universitas Lampung
98
Modul 31-C Asesmen
Pendidikan dan Latihan Profesi Guru
- Skor maksimal = 20
- Nilai
= (skor siswa : skor maksimal) x 100
b. Lembar Observasi
Tulis contoh lembar observasi di sini beserta pedoman skoringnya atau terlampir.
Tugas Latihan
1. Tetapkan mata pelajaran yang akan dinilai (bagi guru kelas SD).
2. Buatlah kisi-kisi instrumen hasil belajar ranah kognitif, afektif, dan
psikomotor, dengan rincian:
a. Tes tertulis, pilihan ganda 5 nomor dan uraian 2 nomor, lengkap
dengan: petunjuk menjawab soal, kunci jawaban, pedoman
penilaian dengan bobot.
b. Lembar observasi untuk mengukur hasil belajar ranah afektif,
lengkap dengan pedoman skoring.
c. Lembar penilaian untuk mengukur hasil belajar ranah psikomotor
(penilaian praktik), lengkap dengan pedoman skoring.
3. Dikerjakan secara kelompok (3-4 orang), ditulis rapi dan dikumpulkan
pada akhir sesi Asesmen.
99
Modul 31-C Asesmen
Pendidikan dan Latihan Profesi Guru
DAFTAR PUSTAKA
Anastasi. Anne and Urbina, Susana. (1997). Psicholological Testing.
(Seventh Edition). New Jersey: Prentice-Hall, Inc.
Assessment Systems Corporation. (1984). User's Manual for the
MiicroCat Testing System, USA.
Atkinson, John W. (1978). Personality Motivation and
Sashington. Hemisphere Publishing Corporation.
Achievemcnt.