Вы находитесь на странице: 1из 8

BAB 1

PENDAHULUAN
1.1 Batuan Sedimen
Pengertian umum mengenai batuan sedimen adalah batuan yang terbentuk
akibat lithifikasi bahan rombakan batuan asal maupun hasil denudasi atau hasil reaksi
kimia maupun hasil kegiatan organisme.Batuan sedimen banyak sekali jenisnya dan
tersebar sangat luas dengan ketebalan dari beberapa cm sampai beberapa km. Juga
ukuran butirnya dari sangat halus sampai sangat kasar dan beberapa proses yang
penting lagi yang termasuk kedalam batuan sedimen.Dibanding dengan batuan beku,
batuan sedimen hanya merupakan tutupan kecil dari kerak bumi. Batuan sedimen
hanya merupakan 5 % dari seluruh batuan-batuan yang terdapat dikerak bumi. Dari
jumlah 5 % ini, batulempung adalah 80 %, batupasir 5 %, dan batugamping kira-kira
80 %.
1.2 Penggolongan dan penamaan
Berbagai penggolongan dan penamaan batuan sedimen telah dikemukakan oleh para
ahli, baik berdasarkan genetis maupun diskribtif. Secara genetis disimpulkan dua
golongan (Pettijhon, 1975 dan W.T, Huang, 1962 dalam Suharwanto, 2015).
1.2.1 Batuan sedimen klastik
Batuan sedimen yang terbentuk dari pengendapan kembali detritus atau pecahan
batuan asal. Batuan asal dapat berupa batuan beku, metamorf dan sedimen.
Fragmantasi batuan asal tersebut dimulai dari pelapukan mekanis (disintegrasi)
maupun secara kimiawi (dekomposisi), kemudian tererosi dan tertransportasi
menuju suatu cekungan pengendapan. Setelah pengendapan berlangung,
sedimen mengalami diagnesa, yakni temperatur rendah didalam suatu sedimen,
selama dan sesudah lithifikasi ini merupakan proses yang mengubah suatu
sedimen menjadi batuan keras. Proses diagnesa antara lain :
a. Kompaksi sedimen
Yakni termampatkannya butir sedimen satu terhadap yang lain akibat
tekanan dari berat beban di atasnya. Disini volume sedimen berkurang
102
dan hubungan antar butir yang satu dengan yang lain menjadi rapat.
b. Sementasi
Yakni turunnya material-material diruang antar butir sedimen dan
secara kimiawi mengikat butir-butir sedimen satu dengan yang lain.

104

Sementasi makin efektif bila derajat kelulusan larutan (permeabilitas


relatif) pada ruang antar butir makin besar. Berkristalisasi yakni
pengkristalan kembali suatu mineral dari suatu larutan kimia yang berasal
dari pelarutan material sedimen selama diagnesa atau jauh sebelumnya.
Rekristalisasi sangat umum terjadi pada pembentukan batuan karbonat.
c. Autogenesis
Yakni terbentuknya mineral baru dilingkungan diagenetik sihingga
adanya mineral tersebut merupakan partikel baru dalam suatu sedimen.
Mineral autigenik ini yang umum diketahui sebagai berikut : karbonat,
silika, klorite, lite, gipsum, dan lain-lain.
d. Metasomatisme
Yakni pergantian mineral sedimen oleh berbagai mineral autogenik,
tanpa pengurangan volume asal. Contohnya domitisasi, sehingga dapat
merusak bentuk suatu batuan karbonat atau fosil.
1.2.2 Batuan sedimen non klastik
Batuan sedimen yang terbentuk dari hasil reaksi kimia atau bisa juga dari
hasil kegiatan organisme. Reaksi kimia yang dimaksud adalah katalisasi
langsung atau reaksi organik (penggaraman unsur laut, pertumbuhan kristal dari
agregat kristal yang terpresipitasi dan replacement). Lihat juga klasifikasi
Pettijhon, 1975, Folk, 1954 dan Shepard, 1954.
Penggolongan
batuan
sedimen
juga
telah

dikemukakan

oleh

R.P.Koesoemadinata, 1980, yang membagi batuan sedimen dalam 6 (enam)


golongan utama batuan sedimen yaitu :
a. Golongan detritus kasar
Batuan sedimen ini diendapkan dengan proses mekanis, termasuk
dalam golongan ini atara lain breksi, konglomerat dan batupasir.
Lingkungan tempat diendapkannya batuan ini dapat di lingkungan
sungai, danau ataupun laut.
b. Golongan detritus halus
c.

Batuan yang termasuk golongan ini pada umumnya diendapkan di

lingkungan laut dari laut dangkal sampai laut dalam. Termasuk golongan
104 batulempung dan napal.
ini batulanau, serpih,

d. Golongan karbonat

e.

Batuan ini umum sekali terbentuk dari kumpulan cangkang

moluska, algae, foraminifera atau lainnya yang bercangkang kapur. Jenis


batuan karbonat ini banyak sekali jenisnya tergantung dari material
penyusunnya.
f. Golongan silika
g.
Proses terbentuknya batuan ini adalah gabungan antara proses
organik dan proses kimiawi untuk lebih menyempurnakannya. Termasuk
golongan ini rijang (chert), radolaria dan tanah diatom. Batuan golongan
ini tersebarnya hanya sedikit dan terbatas sekali.
h. Golongan evaporit
i.
Pada umumnya bauan ini terbentuk dilingkungan danau atau laut
yang tertutup, dan untuk terjadinya batuan sedimen ini harus ada air yang
memiliki larutan kimia yang cukup erat. Yang termasuk golongan ini
adalah gipsum, anhidrit, batugaram, dll.
j. Golongan batu bara
k.

Batuan sedimen ini terbantuk dari unsur-unsur organik yaitu dari

tumbuh-tumbuhan, dimana sewaktu tumbuhan tersebut mati dengan


cepat tertimbun oleh suatu lapisan yang tebal di atasnya sehingga tidak
memungkinkan untuk terjadinya pelapukan. Lingkungan terbentuknya
batubara adalah khusus sekali.
l. 1.3 Pemerian batuan sedimen klastik
m.
Pemerian batuan sedimen klastik terutama didasarkan pada

o.

tekstur, komposisi mineral dan struktur.


n.
1.3.1 Tekstur
Tekstur adalah suatu kenampakan yang berhubungan dengan ukuran

dan bentuk butir serta susunannya (pettijohn, 1975 dalam suharwanto, 2015).
Butiran tersusun dan terikat oleh semen dan masih adanya rongga diantara
butirnya. Pembahasan struktur meliputi :
p.
1. Ukuran butir (grain size)
2. Pemilahan (sorting)
3. Kebundaran (roundness)
q.
r.
s.
t.
u.
v.

- Membundar baik (well rounded)


- Membundar (rounded)
105
- Membundar
tanggung (sub rounded)
- Menyudut tanggung (sub angular)
- Menyudut (angular)
4. kemas (fabric)

w.

x.

NAMA BUTIR
y.

ab.
Bongkah
ae.
Brangkal
ah.
Krakal
ak.
Krikil
an.
Pasir s.kasar
aq.
at.
aw.
az.

Pasir kasar
Pasir sedang
Pasir halus
Pasir s.halus

bc.
bf.

Tabel 8.1 Skala Wentworth

Lanau
Lempung

ac.
af.
ai.
al.
ao.

(Boulder)
(Couble)
(Pebble)
(Granule)
(Very coarse

BESAR

BUTIR
aa.
(mm)
ad.
256
ag.
256-64
aj.
64-4
am.
4-2
ap.
2-1

ar.

sand)
(Coarse

as.

1-1/2

au.

sand)
(Medium

av.

-1/4

ax.
ba.

sand)
(Fine sand)
(Very fine

ay.
bb.

-1/8
1/8-1/18

bd.
bg.

sand)
(Silt)
(Clay)

bi.

bl.

z.

be.
1/16-1/256
bh.
<1/256

(Suharwanto, 2015)

bj.
bk.
1.3.2 Struktur
Struktur sedimen merupakan suatu kelainan dari perlapisan normal dari

batuan sedimen yang diakibatkan oleh proses pengendapan dan keadaan energi
pembentukannya.
1. Struktur sedimen primer
2. Struktur sedimen sekunder
3. Struktur organik
bm.Macam-macam perlapisan :
bn.
- Masif.
bo.
- perlapisan sejajar.
bp.
- Laminasi.
bq.
- perlapisan pilihan/bersusun.
br.
- perlapisan silang-siur.
bs.
1.3.3 Komposisi mineral
bt. Komposisi mineral dari batuan sedimen klastik dapat dibedakan yaitu
:
bu. - Fragmen
bv. Fragmen adalah bagian butiran yang ukurannya paling besar dan
106

dapat berupa pecahan-pecahan batuan, mineral dan cangkang-cangkang


fosil atau zat organik yang lainnya.
bw. - Matrik

bx.

Matrik adalah bagian butiran yang ukurannya lebih kecil dari

fragmen dan terletak diantara fragmen sebagai massa dasar. Matrik dapat
berupa batuan, mineral, atau fosil.
by. - Semen
bz.
Semen bukan butir, tetapi material berisi rongga antar butir dan
bahan pengikat diantara fragmen dan matrik. Biasanya dalam bentuk
amorf atau kristalin.Bahan-bahan semen yang lazim adalah :
ca. - semen karbonat (kalsit, dolomit)
cb. - semen silika (kalsedon, kuarsa)
cc.
- semen oksida besi (limonit, hematit dan siderit.
cd. 1.4 Batugamping merah
ce.
Batugamping merah tersusun dari senyawa kimia (kalsium
karbonat) yang mudah hancur jika terkena CaCo3 atau asam.
Berwarna cokelat kemerah-merahan. Batugamping merah adalah
batuan sedimen karbonat yang berukuran butir halus. Butiran dan
komponennya adalah mikrofosil, seperti cocolith. Dapat juga
mengandung makrofosil seperti belemnite, ammonite, dan bivalvia.
Terbentuk melalui pengendapan secara lambat kemungkinan secara
suspensi pada lingkungan laut (Tdozz, 2010).
cf.
cg.
ch.
ci.
cj.
ck.
cl.
cm.
cn.
co.

Gambar 8.1 batugamping


merah

cp.
(koleksi pribadi)
cq. 1.5 Rijang
cr.
Rijang atau batu api (flint atau flintstone) adalah batuan
endapan silikat kriptokristalin dengan

permukaan

licin

(glassy).

Disebut "batu api" karena jika diadu dengan baja atau batu lain akan
memercikkan bunga api yang dapat membakar bahan kering. Rijang
biasanya berwarna kelabu tua, biru, hitam, atau coklat tua. Rijang
107

terutama ditemukandalam bentuk nodul pada batuan endapan


seperti kapur atau gamping.

Sejak zaman

Batu,

rijang banyak

dipergunakan untuk membuat senjata dan peralatan seperti pedang,


mata anak panah, pisau, kapak ,dll (Hepson Tambun, 2013).
cs.
ct.
cu.
cv.
cw.
cx.
cy.
cz.
da.

Gambar 8.2 rijang


(koleksi pribadi)

db. 1.6
dc.

Batugamping
kristalin
Batugamping kristalin mempunyai warna abu-abu sampai hitam,

coklat, kekuning-kuningan sampai kuning. Batu ini mempunyai


tekstur dengan ukuran butir dari 0,06 sampai 0,004 mm. Sesekali
ukuran butir yang terlihat berbeda sendiri dapat dibedakan dengan
hanya mata telanjang. Batulanau mempunyai tekstur yang padat dan
permukaan datar atau rata, namun bisa juga earthy, struktur yang
dimiliki batuan ini seringnya terlihat perlapisan laminasi yang bagus,
sering juga terlihat dengan kontras warnanya, bisa jadi homogen atau
masif. Batulanau bisa juga memiliki perlapisan current bedding dan
ripple mark, bisa juga terdapat fosil sebagai nodule dan konkresi.
Komposisi mineral batuan ini membutir baik untuk mineralnya dan
dapat dibedakan kecuali untuk mineral yang jarang berukuran besar
seperti kuarsa dan feldspar (rocks and minerals, 2009).
dd.

de. Gambar 8.3 batugamping kristalin


df. (koleksi pribadi)

108
dg. 1.7 Batugamping
fosil

dh.

Batugamping fosil (Fossiliferous limestone) merupakan batuan karbonat

hasil dari proses biokimia. Fosil yang terdiri dari bahan atau mineral kalsit atau

dolomit merupakan bahan utama yang membentuk batuan ini. Batugamping fosil
terdiri dari fragmen tulang yaitu organisme laut seperti karang atau foraminifera.
Selain foraminifera juga terdiri dari jenis moluska, koral, dan bryozoa. Butiran
karbonat lainnya terdiri batugamping ooids, peloids, intraclasts, dan extraclasts.
Organisme ini mengeluarkan cangkang yang terbuat dari aragonit atau kalsit, dan
meninggalkan cangkang tersebut pada batugamping setelah organisme mati
(Tisnajaya, 2011).
di.

dj. Gambar 7.4 batugamping fosil


dk. (koleksi pribadi)

dl. 1.8 Kalkarenit


dm.
Batuan kalkarenit adalah batuan sedimen yang terdiri dari
fragmen batugamping dan fosil berukuran sedang berwarna abu-abu
kecoklatan. kadang-kadang memperlihatkan perlapisan. Semen
karbonat, oksida besi atau lempung. Kalkarenit terbentuk dari proses
pengendapan kembali batugamping asal. Dinamakan kalkarenit
karena merupakan batuan gamping yang ukuran butirnya arenit
(pasir). Kalkarenit tergolong dalam batuan sedimen klastik karbonat
dan termasuk batuan gamping klastik yang tersusun atas karbonat
lebih

dari

50%.

Terbentuk

lapisan-lapisan

pada

kalkarenit

dikarenakan proses pegendapan dari perombakan batugamping asal


dan bercampur dengan pasir berserta lempung lalu mungalami
lithifikasi (Tdozz, 2010).

109

dn.

do. Gambar 8.5 kolkarenit


dp. (koleksi pribadi)

110

Вам также может понравиться