Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
No
Kab/Kota
Luas
Wialyah
(Ha)
Luas
Kawasan
Hutan
(Ha)
4
% Terhadap
Luas
Wilayah
5
01
Makassar
02
Gowa
188.332
63.099
33,5
03
Maros
161.912
68.529
42,31
04
Pangkep
111.229
32.503
29,22
05
Takalar
56.651
8.264
14,59
06
Jeneponto
73.764
9.189
12.46
07
Bantaeng
39.583
6.222
15,72
08
Bulukumba
115.467
8.453
7,32
09
Selayar
90.335
21.797
24,13
10
Sinjai
81.996
18.894
23,04
11
Bone
455.900
145.053
31,82
12
Soppeng
135.944
46.205
33,99
17.577
117.471
65.185
55,40
9.933
1.407
14,16
Sidrap
188.325
71.177
37,79
16
Wajo
250.619
19.691
7,86
17
Pinrang
196.177
72.831
37,13
18
Enrekang
178.601
87.352
48,91
19
Tator
320.577
156.906
48,94
20
Luwu Utara
750.258
568.897
75,83
21
Luwu
300.025
85.498
28,50
22
Luwu Timur
694.488
554.986
79,91
23
Palopo
24.752
9.866
39,86
4.557.448
2.130.993
46,76
13
Barru
14
Pare-Pare
15
Jumlah
Kawasan Hutan
Areal lainnya
No
Kab/Kota
01
Gowa
02
Makassar
17,0
17,0
03
Maros
04
Pangkep
14,0
14,0
05
Takalar
197,0
911,0
1.108,0
06
Jeneponto
4,0
4,0
HMP
HMS
HMP
HMS
Jumlah
7
07
Bantaeng
08
Bulukumba
334,0
334,0
09
Selayar
19,0
367,0
82,0
468,0
10
Sinjai
1,0
135,0
136,0
11
Bone
6,0
437,0
3.114,0
3.557,0
12
Soppeng
13
Barru
673,0
673,0
14
Pare-Pare
15
Sidrap
16
Wajo
104,0
18,0
1,0
52,0
175,0
17
Pinrang
18
Enrekang
19
Tator
20
Luwu
1,0
10.827,0
18,0
15,0
798,0
5,0
3.041,0 13.887,0
Utara/Timur
21
Luwu/Palopo
1.162,0
1.980,0
Total
145,0 12.081,0
1.265,0
8.862 22.353,0
Sumber : Diolah dari Data dan Informasi Dinas Kehutanan Sul-Sel 2004
Hasil Penafsiran Citra Landsat 1999 BPKH-VII
Keterangan : HMP : Hutan Mangrove Primer
HMS : Hutan Mangrove Sekunder
Potensi hutan di Sulawesi Selatan dalam fungsinya baik fungsi
ekonomi maupun fungsi lindungnya ditetapkan berdasarkan peta padu
serasi yang perkembangannya sampai akhir 2004 sebagai berikut :
No
Kab/Kota
Luas
HL
HPT
HP
HSAW
HPK
Kawasan
(Ha)
01
Makassar
02
(Ha)
(Ha)
(Ha)
(Ha)
(Ha)
Gowa
63.099
24.226
13.455
22.109
3.309
03
Maros
68.509
12.841,9
7.361
18.808,1
29.498
04
Pangkep
32.503
12.019
3.485
2.747
14.252
05
Takalar
8.264
86
3.482
4.693
06
Jeneponto
9.189
8.932
140
117
07
Bantaeng
6.222
2.773
1.262
2.187
08
Bulukumba
8.453
3.538
509
931
3.475
09
Selayar
21.797
11.633
6.312
3.852
10
Sinjai
18.894
11.794
7.100
11
Bone
145.053
32.612
91.161
19.605
1.675
12
Soppeng
46.205
33.359
11.029
442
1.381
13
Barru
65.185
49.801
15.384
14
Pare-Pare
1.407
1.068
339
15
Sidrap
71.177
43.729
26.948
500
16
Wajo
19.691
2.541
17.150
17
Pinrang
72.831
46.782
26.049
18
Enrekang
87.352
72.755
14.597
19
Tana Toraja
156.906
138.101
18.805
20
Luwu Utara
568.897
419.108
132.895
14.304
2.590
21
Luwu
85.498
54.905
13.554
17.094
22
Luwu Timur
554.986
245.536
97.578
8.258
182.574
21.040
23
Palopo
9.866
8.512
604
750
TOTAL
2.130.993 1.236.651,9 488.551 140.050,1 242.110 23.630
100%
58,03%
22,93%
6,57%
11,36% 1,11%
%
Diolah dari sumber : Data-data informasi Dinas Kehutanan 2004
(berdasarkan peta padu serasi)
Keterangan : HL
HPT
HP
HSAW
HPK
:
:
:
:
:
Hutan Lindung
Hutan Produksi Terbatas
Hutan Produksi Biasa
Hutan Suaka Alam Wisata
Hutan Peruntukan Khusus
No
Kab/Kota
01
Makassar
02
Luas
Kawasan
hutan
(Ha)
3
Kondisi vegetasi
Berhutan
Tidak berhutan
Ha (Luas)
Ha (Luas)
Gowa
63.099
18.836
29,85
34.028
53,92
03
Maros
68.509
38.451
56,13
24.538
43,87
04
Pangkep
32.503
13.467
41,43
19.036
58,57
05
Takalar
8.264
124
1,5
8.140
98,5
06
Jeneponto
9.189
2.890
31,45
6.299
68,55
07
Bantaeng
6.222
1.989
31,97
4.214
68,03
08
Bulukumba
8.453
3.153
37,30
5.300
62,70
09
Selayar
21.797
13.187
60,50
494
2,26
10
Sinjai
18.894
6.578
34,82
4.207
22,26
11
Bone
45.053
82.357
56,78
62.696
43,22
12
Soppeng
46.205
34.761
75,23
11.156
24,14
13
Barru
65.185
39.237
60,19
25.948
39,81
14
Pare-Pare
1.407
305
21,68
1.102
78,32
15
Sidrap
71.177
51.167
71,89
14.069
19,77
16
Wajo
19.691
1.344
6,82
16.257
82,56
17
Pinrang
72.831
37.790
51,89
35.041
48,11
18
Enrekang
87.352
58.057
66,46
29.129
33,35
19
Tana Toraja
156.906
89.993
57,35
61.107
38,94
20
Luwu Utara
568.897
359.227
63,14
47.176
8,29
21
Luwu
85.498
27.532
32,20
18.439
21,56
22
Luwu Timur
554.986
400.181
72,10
34.831
6,28
23
Palopo
9.866
3.739
37,90
1.949
19,75
2.130.993
1.284.365
60,27
465.156
21,83
TOTAL
No
Kab/Kota
01
Makassar
02
Luas Lahan
Kritis
(Ha)
3
Peladang/
Perambah
(KK)
4
Luas
Garapan
5
Gowa
35.449,62
718
538
03
Maros
21.240,91
1.023
2.046
04
Pangkep
14.057,93
286
504
05
Takalar
6.969,30
398
399
06
Jeneponto
5.480,90
266
228
07
Bantaeng
3.165,51
718
538
08
Bulukumba
2.601,23
526
534
09
Selayar
404,25
134
114
10
Sinjai
2.591,05
1.257
1.112
11
Bone
45.704,69
1.432
2.183
12
Soppeng
9.534,45
2.097
1.447
13
Barru
23.092,86
828
3.332
14
Pare-Pare
2.443,97
79
189
15
Sidrap
11.315,17
762
1.229
16
Wajo
9.820,29
99
63
17
Pinrang
29.087,16
1.156
2.135
18
Enrekang
23.151,13
2.233
2.364
19
Tana Toraja
57.336,22
4.286
3.044
20
Luwu
50.625,00
21
Utara/Timur
15.884,90
3.755
10.544
369.956,54
(17,36%)
23.415
34.065
Luwu/Palopo
TOTAL
No
Jenis Penggunaan
01
02
Perkebunan
Pertambangan
03
Telkom / PLN
TOTAL
Luas Penggunaan
(Ha)
10.029,50
54.383,58
164,20
Keterangan
64.577,28
- Analisis
.
pelestarian
perlindungan
alam
maupun
kehutanan
untuk
mempertimbangkan
produksi
sebesar
Rp
79,526
milyar
produksi
sebesar
Rp.
85,037
milyar
produksi
sebesar
Rp.
94,615
milyar
produksi
sebesar
Rp.
101,281
milyar
10
lingkungan
sumber
daya
untuk
mendapatkan
11
: 1.745.638 Ha
12
oleh
keberadaan
Gunung
Rantai
Kombala,
2. DAS. Walanae ;
Meliputi wilayah 7 kabupaten / Kota yaitu; Bone, Soppeng,
Wajo, Sidrap, Pare-Pare, Barru dan Pangkep.
Kondisi faktor-faktor :
a. Luas wilayah 1.269.421 Ha.
b. Luas kawasan hutan 381.221 Ha atau 30,03% dari total luas
wilayah.
c. Luas kawasan hutan dengan kondisi berhutan 222.638 Ha
atau 58,40% dari total luas kawasan hutan dan 17,53% dari
total luas wilayah.
d. Luas lahan kritis dalam kawasan hutan 115.969,36 Ha atau
30,42% dari luas kawasan hutan.
Faktor-faktor diatas memperlihatkan menipisnya atau kurang
baiknya kondisi sumber daya hutan dalam fungsi lindungnya
terhadap
lingkungan
wilayah
DAS
Walanae
dalam
13
3. DAS. Jeneberang;
Meliputi wilayah 9 Kabupaten / Kota yaitu ; Makassar, Gowa,
Takalar, Jeneponto, Bantaeng, Bulukumba, Sinjai dan Selayar.
Dalam keterkaitan lingkungan sumber daya ini Selayar tidak
dimasukkan karena dibatasi oleh geografi yang terpisah.
Kondisi faktor-faktor :
a. Luas wilayah 735.282 Ha.
b. Luas kawasan hutan 182.630 Ha atau 24,83% dari luas
wilayah.
c. Luas kawasan hutan dengan kondisi berhutan 77.023 Ha
atau 39,43% dari luas kawasan hutan dan hanya 9,79% dari
luas wilayah.
d. Luas lahan kritis dalam kawasan hutan 77.498 Ha atau
42,43% dari luas kawasan hutan.
Topografi
wilayah
DAS
Jeneberang
dipengaruhi
oleh
(run-off)
aliran
sungai
menjadi
kuat
dalam
disimpulkan
rendahnya
14
15
B.
No
1
Bahan Galian
2
Batu bara
Nikel
Emas
Mangan
5.943.325 ton
Khromit
43.500.000 ton
Besi
Pasir besi
3.402.500 ton
Tembaga
6.000.000 ton
Timah hitam
10
Batu gamping
11
Marmer
12
Toseki
13
14
Pasir kuarsa
15
Lempung
16
Granit
17
Granodiarit
18
19
Tras
39.442.247 ton
501.875.000 ton
3.725 ton
35.016.055.000 ton + potensi yang belum terukur
86.000.000 ton + potensi yang belum terukur
Ratusan juta ton
45.400.000.000 ton
67.319.000 ton + potensi yang belum terukur
3.954.300.000 ton
Jutaan ton
26.000.000 ton + potensi yang belum terukur
37.324.500.000 ton
172.208.000 ton + potensi yang belum terukur
16
20
Feldspar
21
Trakit
2.554.000.000 ton
22
Riolit
156.250.000 ton
23
Fospat
24
Zeolit
25
Bentonit
118.200.000 ton
26
Gypsum
90 ton
27
Oker merah
10.850.000 ton
28
Diorit
90.750.000 ton
9.000 ton
13.200.000.000 ton
Kabupaten
Makassar
Gowa
Jenis Bahan
Galian
3
0
1. Batu bara
2. Emas
Maros
Volume Sumber
Daya
5
Satuan
Ton
5.151.156
Eksplorasi
3. Timah hitam
Ton
2.375
4. Lempung
Ton
162.000.000
Ton
142.000.000
6. Tras
Ton
42.750.000
7. Oker merah
Ton
5.000.000
1. Batu bara
Ton
925.000
2. Besi
Ton
1.875.000
3. Batu gamping
Ton
12.417.125.000
4. Marmer
Ton
75.000.000
5. Pasir kuarsa
Ton
2.500.000
6. Granit
Ton
Jutaan
7. Granodiorit
Ton
Jutaan
17
Pangkep
Takalar
Jeneponto
Bantaeng
Bulukumba
Selayar
8. Diorit
Ton
Jutaan
Ton
Jutaan
10. Trakit
Ton
325.000.000
Ton
750
12. Lempung
Ton
1.888.300.000
1. Batu bara
Ton
26.000.000
2. Batu gamping
Ton
11.300.000.000
3. Marmer
Ton
Jutaan
4. Pasir kuarsa
Ton
Jutaan
5. Diorit
Ton
Jutaan
6. Feldspar
Ton
Jutaan
7. Trakit
Ton
Jutaan
1. Pasir besi
Ton
2.865.000
2. Batu gamping
Ton
1.680.000.000
Ton
218.750.000
4. Bentonit
Ton
16.000.000
5. Oker merah
Ton
2.000.000
1. Pasir besi
Ton
500.000
Ton
36.177.500.000
3. Feldspar
Ton
602.000.000
4. Bentonit
Ton
102.200.000
5. Oker merah
Ton
3.200.000
Ton
15.000.000.000
2. Lempung
Ton
10.000.000
Ton
30.000.000
4. Tras
Ton
10.000.000
1. Pasir besi
Ton
37.500
18
10
11
12
13
14
Sinjai
Bone
Soppeng
Barru
Pare-Pare
2. Batu gamping
Ton
Jutaan
Ton
19.400.000.000
4. Granit
Ton
Jutaan
5. Fosfat
Ton
9.000
1. Batu bara
Ton
990.000
2. Grano diarit
Ton
Jutaan
1. Batu bara
Ton
837.000
2. Mangan
Ton
5.002.325
3. Marmer
Ton
10.000.000
Ton
11.000.000.000
5. Pasir kuarsa
Ton
12.844.000
6. Lempung
Ton
414.000.000
7. Granit
Ton
Jutaan
8. Diorit
Ton
Jutaan
1. Pasir kuarsa
Ton
3.975.000
2. Batu bara
Ton
1.216.000
3. Batu gamping
Ton
9.600.000.000
Ton
525.000.000
5. Trakit
Ton
385.000.000
1. Batu bara
Ton
1.062.871
2. Mangan
Ton
941.000
3. Khromit
Ton
43.500.000
4. Marmer
Ton
Jutaan
5. Pasir kuarsa
Ton
Jutaan
6. Diorit
Ton
72.000.000
Ton
65.000.000
8. Tras
Ton
26.605.000
9. Trakit
Ton
444.000.000
19
1
15
16
17
18
19
2
Sidrap
Wajo
Pinrang
Enrekang
Tana Toraja
21
22
23
Luwu/
Luwu Utara
Luwu Timur
Palopo
1. Batu bara
Ton
3.150.000
2. Pasir kuarsa
Ton
Jutaan
3. Lempung
Ton
1.070.000.000
4. Tras
Ton
16.853.000
5. Trakit
Ton
1.400.000.000
Ton
156.250.000
2. Riolit
Ton
156.250.000
3. Gypsum
Ton
90
1. Pasir kuarsa
Ton
48.000.000
2. Diorit
Ton
18.750.000
1. Batu bara
Ton
110.220
2. Emas
Kg
116,1
3. Batu gamping
Ton
Jutaan
4. Marmer
Ton
Jutaan
5. Lempung
Ton
200.000.000
1. Emas
Kg
80,6
2. Tembaga
Ton
6.000.000
3. Timah hitam
Ton
1.350
4. Batu gamping
Ton
Jutaan
5. Toseki
Ton
Ratusan juta
20
7. Tras
Ton
76.000.000
8. Zeolit
Ton
13.200.000.000
1. Emas
Eksplorasi
2. Batu gamping
Ton
17.250.000
2. Marmer
Ton
1.000.000
3. Granit
Ton
Jutaan
4.Diorit
Ton
Jutaan
Ton
10. 000.000
1. Nikel
MT
0
2.507.901
20
- Kondisi
Secara genesa potensi bahan galian yang terdapat di Sulawesi
Selatan terbagi dalam dua golongan yaitu golongan Metalogen dan
non
Metalogen.
Golongan
Metalogen
genesanya
tidak
dapat
21
lingkungan.
Secara
umum
tingkat
kesulitan
dalam
membutuhkan
teknologi,
dana
dan
pertimbangan-
- Analisis
.
b) Pertambangan
tanpa gas
c) Penggalian
22
sumber
sumber
daya
daya
dapat
dikaitkan
diukur
dari
indikasi
ketersediaan
besaran
potensinya.
Dari potensi yang telah dimanfaatkan masih terbatas pada
potensi Nikel, batu gamping dan marmer dapat dipastikan bahwa
penipisan potensi tambang / galian secara keseluruhan belum
berarti kecuali Nikel yang dikelola dalam sekala usaha besar,
sehingga dapat dikatakan ketersediaan potensi masih sangat
besar untuk dimanfaatkan pada waktu-waktu mendatang sebagai
potensi ekonomi wilayah.
23
Selatan
menyebabkan
timbulnya
duplikasi
fungsi
24
fungsi
pemanfaatan
ruang
dan
tingkat
25
C.
26
13,2 MW
- PLTA Bili-Bili
- PLTA Maros
17,3 MW
- PLTA Walanae
- 227,4 MW
- PLTA Leong
42,0 MW
- PLTA Jalileko
50,0 MW
- PLTA Batu
- PLTA Paleleng
- 113,0 MW
- PLTA Bakaru
- PLTA Selee
- PLTA Malea
- PLTA Pautu
- 216,0 MW
- PLTA Alla
33,0 MW
- PLTA Bajo
10,8 MW
- PLTA Larona
78,0 MW
No
Kabupaten
S. Jeneberang
Jeneberang
DAM
S. Malino
Tombolo
PLTM
920
S. Camba
Batu Pute
DAM
6000
Gowa
Maros
Nama
PLTM
Type
5
Sumber
Daya
(Kapasitas)
KW
6
Nama
Sungai
Ket.
7
9.000
27
Jeneponto
S. Ponto
Kelara II
DAM
Bulukumba
S. Kalamasang
B. Rapoa
PLTM
250
S. Biawang
Biawang
PLTM
330
S. Aparang
Mampi
PLTM
3.500
Palangka
PLTM
1.500
S. Sebola
Labele
PLTM
1.090
S. Mare
Cennae
PLTM
594
S. Siwa
Siwa
PLTM
2.700
Mangadi
DAM
9.700
7.500
Sinjai
Bone
Wajo
8.700
Soppeng
S. Walanae
Rantelemo
Run-Of
River
Barru
S. Barru
Reotange
PLTM
315
10
Enrekang
S. Pasang
Lewaja
PLTM
435
11
Luwu
S. Rongkong
Bonelemo-
PLTM
1.337
T.A.1990
lemo
Jumlah :
14 Aliran Sungai
53.871
No
Kabupaten
Lokasi
Enrekang
- Kec. Alla
- Kec. Enrekang
Nama
sungai/
Air Terjun
3
Daya
(KW)
Desa
Terjangkau
Ket
S. Dollok
21
Kel. Kambiulangi
S. Malanying
17
Kel. Sanglepongan
S. Lewaja
79
Kel.Galonta
T.A. 1990
28
1
2
96
Desa Citta
10
Desa Citta
S. Langkene
54
Desa Marioriaja
S. Salowani
32
Desa Bolong
S. Turinding
45
Desa Bolong
- Kec. Bone-Bone
S. Bone-Bone
51
Desa bone-bone
- Kec. Sabbang
S. Babesu
42
Desa katolok
S. Takoa
31
Desa Pararak
Marampa I
Desa Marampa
Marampa II
38
Desa Marampa
- Kec. Gangking
S. Hisang
93
Desa Cibolo
- Kec. Bulukumba
S. Balangtie
28
Desa Limbangan
S. Aparang
88
Kel. Sangiasseri
2,6
Desa Kalobo
S. Pakkeli
52
Desa B. Belerang
S. Mapakae
14
Desa B. Belerang
S. Sinae
14
Desa Patongloan
70
Desa Patongloan
S. Saluputi
132
Desa Bituang
T.A. 1992
16,8
Desa Teamusu
T.A. 1992
7,8
Dusun Sura
S. Saepalenra
23,6
S. Jampu
5,25
Dusun Jampu
11,1
Luwu/Lutra/Lutin
T.A. 1990
T.A. 1991
Bulukumba
T.A. 1990
Sinjai
- Kec. Sinjai selatan
T.A. 1991
Tator
- Kec. Saluputi
T.A. 1990
Desa Citta
- Kec. Limbong
168
- Kec. Lamasi
- Kec. Marioriawa
Soppeng
- Kec. Liliriaja
T.A. 1991
Bone
- Kec. Ajangale
- Kec. Ponre
- Kec. Cina
29
1
8
Gowa
- Kec. Bungaya
Jumlah
S. Mangunturu
50
Dusun Bontosuro
S. Depa
213
Dusun Bontosuro
S. Liconoang
21
Dusun Liconoang
S. Langkoa
17
Dususn Bontoloe
S. Langkoa
8,6
Dusun Bontosuro
S. Langkoa
23
Desa Bontoloe
T.A. 1992
1.583,75
- Kondisi
Informasi ketersediaan air khusus Sulawesi Selatan sampai saat
ini belum dilakukan, dan masih termasuk di dalamnya Sulawesi Barat.
Dalam profil pengembangan sumber daya air Sulawesi Selatan 2005
kondisi sumber daya air di ukur dari aspek ketersediaan air yang
bersumber dari 5 satuan wilayah sungai (Jeneberang, Saddang,
Walanae Ceuranae, Pompengan Kalaena Larona, dan Kaluku
Karama (Sulbar) sebesar 63 milyar m3 / tahun. Namun volume
terkendali dari 6 (enam) reservoir yang ada hanya sebesar 2,25
milyar m3 / tahun atau hanya sebesar 3,53% dari total ketersediaan air
Sulawesi Selatan dari 5 (lima) satuan wilayah sungai.
Dalam rangka menjaga kondisi air permukaan yang bersumber
dari
sungai
diselenggarakan
usaha-usaha
perlindungan,
30
Maros,
Gowa,
Takalar,
Jeneponto,
Bantaeng,
- Analisis
.
31
adalah
untuk
pengembangan
energi
listrik
untuk
32
33
kapasitas
volume
air
terkendali
dalam
34
D.
Halophila,
Halodule,
Cymodocea,
Syngodium
dan
35
36
- Kondisi
Sumber daya pesisir dan laut Sulawesi Selatan walaupun
potensinya dapat dikatakan besar, namun kondisinya sudah berada
pada ambang batas penipisan sumber daya dan ekosistem yang
mengkhawatirkan.
Luas hutan mangrove / bakau yang tersisa saat ini 22.353 Ha atau
hanya 19,85% dari luas hutan mangrove 112-577 Ha pada tahun 80
an. Kerusakan yang sama terus berlangsung pada ekosistem padang
lamun dan terumbu karang yang tersisa dalam kondisi baik hanya
20% dari total terumbu karang Sulawesi Selatan. Demikian pula
kondisi terumbu karang Taman Nasional Laut Taka Bonerate yang
berdasarkan hasil penelitian LIPI 1995 menemukan kondisi karang
yang sangat baik tersisa 6,45%, kondisi baik 22,35%, kondisi kritis
28,39% dan kondisi rusak berat 42,95%.
37
sejalan
dengan
makin
berkembangnya
mobilitas
38
baik pakan alami berupa ikan rucah (minced fish) maupun pakan
buatan yang umumnya berbentuk pelet. Limbah yang dihasilkan selain
berasal dari sisa metabolisme berupa kotoran (feces) masih ditambah
lagi dari pakan yang tidak termakan (uneaten feeds), maka 13% N
(Nitrogen) dan 66% P (Fospor) akan mengendap serta 62% N
(nitrogen) dan 11% P (Fospor) akan larut dalam air, yang akan
menimbulkan
dampak
pada
proses
penyuburan
(eutrofikasi),
- Analisis
.
39
namun
kurang
memberi
arti/dampak
terhadap
- Produksi tambak
- Luas tambak
: 98.600
Ha
(produktifitas
3,97
ton/Ha/tahun).
40
kemudian
dapat
menjadi
masukan
menentukan
307.380 Ton/tahun
Laut Flores
168.780 Ton/tahun
Teluk Bone
144.320 Ton/tahun
41
42
Masyarakat
Sulawesi
Selatan
sejak
dahulu
telah
tanpa
memperdulikan
aspek-aspek
lingkungan
dan
43
44
BAB IV
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
A.
KESIMPULAN
1.
UMUM
1.1. Dalam
kebijakan
pembangunan,
Sumber
Daya
Alam
economy)
maupun
sebagai
penopang
sistem
dalam
perekonomian
Nasional
terlebih
lagi
pemanfaatan
sumber
daya
alam
dalam
45
2.
(0,21%
dari
total
PDRB
2004)
maupun
46
(DAS)
yang
menyebabkan
terjadinya
erosi
3.
Selatan
diharapkan
mampu
memberikan
dan
ketersebaran
galian
potensial
47
dan
dukungannya
terhadap
industri
yang
meskipun
telah
besar
dalam
potensi
tambang/galian
kontribusi
perekonomian
Sulawesi
yang
Selatan,
cukup
tetapi
sumbangannya
dieksploitasi
berpotensi
untuk
mendorong
4.
dapat
menjawab
tantangan
ke
depan
48
5.
dan
sejenisnya
namun
diperhadapkan
pada
kompleksitas
49
B.
REKOMENDASI
1.
UMUM
1.1. Pemanfaatan sumber daya alam hendaknya tidak melebihi
daya dukung sumber daya yang tersedia dikaitkan dengan
fungsinya, untuk itu diperlukan Informasi Neraca Sumber
Daya Alam dan Lingkungan secara berkelanjutan dengan
format-format sederhana tetapi efektif dalam pemanfaatannya
sebagai masukan baik dalam perencanaan maupun dalam
pengendalian pemanfaatan sumber daya alam.
1.2. Dalam perencanaan tata ruang wilayah Sulawesi Selatan
(yang
rencana
penyusunannya
tahun
ini)
hendaknya
dengan
mencermati
menganalisis
aspek
2.
hutan
berdasarkan
fungsinya
dengan
sumber
daya
hutan
fungsi
lindung
atau
ketentuan
yang
berlaku)
secara
50
memberikan
sumbangan
yang
berarti
dalam
luas
pada
waktu
mendatang.
Disarankan
3.
dalam
pemanfaatannya,peruntukannya,
51
4.
upaya
konservasi
sumber
daya
air
dan
dorongan
kepada
Kabupaten
untuk
5.
52
wisata
untuk
mengantisipasi
diprioritaskan
kejenuhan
pengembangannya
pemanfaatan
sumber
daya
perikanan.
5.3. Upaya-upaya perbaikan ekosistem wilayah pesisir dan laut
agar lebih mendapat porsi perhatian yang lebih besar yang
dikaitkan dengan penanganan masyarakat pesisir dalam
peningkatan
kesejahteraan mereka.
Untuk
itu
Renstra
53
DAFTAR PUSTAKA
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10. Dedy Yaniharto ; Dampak Limbah dari Aktifitas Budi Daya Laut
terhadap Ekosistem Perairan (Seminar Konvensi
Nasional
Pembangunan
Benua
Maritim
Indonesia),1996.
11. Karsono Wagiyo ; Ekosistem Terumbu Karang Buatan untuk
Meningkatkan
Diversifikasi
Sumber
Usaha
Daya
Hayati
Masyarakat.
dan
(Seminar
54
12. Made L. Nurdjana, DR, Ir ; Budi Daya Laut : Raksasa Yang Sedang
Tidur. (Seminar Konvensi Nasional Pembangunan
Benua Maritim Indonesia),1996.
13. Pramuji, Eddy, Tarigan ; Dampak Perubahan Tata Guna Lahan
terhadap Hutan Mangrove. (Seminar Konvensi
Nasional
Pembangunan
Benua
Maritim
Indonesia),1996.
14. Sufri Laude, SE ; Pemberdayaan Masyarakat Pesisir di Sulawesi
Selatan Studi Kasus Pulau Barang Caddi,
Kapoposang
dan
Taka
Bonerate.
(Seminar
55