Вы находитесь на странице: 1из 8

VII.

PERHITUNGAN
1.

Standardisasi Larutan HCl


Menentukan normalitas HCl
Reaksi
Massa Na2CO3

: Na2CO3 + 2 HCl 2 Na2Cl + H2CO3


: 0,40 gr

BM Na2CO3

: 106 gr/mol

Mol Na2CO3

= Massa Na2CO3
BM Na2CO3
= 0,40 gram
106 gr/mol
= 3,77 x 10-3 mol

[Na2CO3]

= Mol Na2CO3
Vol Na2CO3
= 3,77 x 10-3 mol
0,25 L
= 0,0150 mol/l

Perhitungan konsentrasi H+ (Konsentrasi HCl)


Berdasarkan perbandingan koefisien pada reaksi diatas, mol H + = mol HCl sehingga
[H+] = [HCl] dan 2 mol HCl akan bereaksi dengan

1 mol Na 2CO3 atau jumlah mol HCl

yang bereaksi sama dengan 2 kali mol Na2CO3 yang diperlukan untuk titrasi.
Volume HCl yang diperlukan

= 7,4 + 7,7 + 7,9 + 7,3


4
= 7,58 ml

Volume Na2CO3

= 20ml

Mol HCl

= 2 x mol Na2CO3

7,58 x M HCl

= 2 x 0,0150 mol/l x 20 ml

M HCl

= 40 x 0,0150 mol/l
7,58
= 0,07892 mol/l

Penentuan kadar Na2CO3 dan Na2HCO3 dalam sampel


Na2CO3 + HCl

Na2HCO3 + NaCl

Na2HCO3 + HCl H2CO3 + NaCl

Volume HCl yang diperlukan = 2,50 ml (titrasi tahap satu)


Mol HCl

= M HCl x V HCl
= 0,0792 x 2,50 ml
= 0,198 mmol

2.

Perhitungan massa Na2CO3 dalam sampel


Massa Na2CO3

= Mol Na2CO3 x BM Na2CO3


= 0,198 mmol x 106 gr/mol
= 20,988 mgram

(Massa dalam 20 ml larutan sampel)


= 20,988 x 250 ml
20 ml
= 262,35 mgram
(Massa dalam 250 ml larutan sampel)
Volume HCl yang diperlukan = V2 2.V1
= (7,4+7,7+7,9+7,3)

= 7,58

(2,5+2,5+2,6)

2. 2,8

= 1, 98 ml (titrasi tahap kedua)


Mol HCl

= M HCl x V HCl
= 0,0792 mol/l x 1,98 ml
= 0,157 mmol

3.

Perhitungan massa Na2HCO3 dan Na2CO3 dalam sampel


BM Na2HCO3

= 84 gr/mol

Massa Na2HCO3 = Mol NaHCO3 x BM Na2HCO3


= 0,2162 mmol x 84 gr/mol
= 18,1608 mgr (Massa dalam 20 ml larutan sampel)
= 18,1608 mgr x 250 ml
20 ml
= 227,01 mgr (Massa dalam 250 ml larutan sampel)

4.

Kadar (% w/w) Na2CO3 dalam sampel dan Na2CO3 dalam sampel


Massa sampel

= 0,50 gram = 500 mgr

% w/w Na2CO3

Massa Na2CO3
x 100 %
Massa hasil penimbangan

= 262, 35 mgr x 100 %


500 mgr
= 52,47 %
% w/w Na2HCO3 =

Massa Na2HCO3
. x 100 %
Massa hasil penimbangan

= 227,01 mgr x 100 %


500 mgr
= 45, 40 %

VIII. PERTANYAAN
1.

Tuliskan rumus kimia untuk indikator fenolftalein?

2.

Berapakah jangkauan pH indikator yang digunakan pada percobaan ini?

3.

Sebuah contoh berat 0,5gr yang mungkin mengandung NaOH, Na 2CO3, NaHCO3, atau
campuran NaOH + Na2CO3 atau NaHCO3 + Na2CO3 dititrasi dengan 0,1011 M HCl dengan
cara dua indikator. Ternyata pada titrasi pertama dengan indikator pp diperlukan 38,44ml
HCl. Kemudian pada titrasi kedua diperlukan 11,23ml HCl.
a.

Campuran apakah yang ada pada contoh ?

b. Hitung % masing-masing zat ?

Jawaban :
1.

Fenolftalein = C20H14O6

2.

Jangkauan pH

Indakator metil merah perubahan warna dengan meningkatnya pH adalah dari warna merah
menjadi warna kuning dengan jangkauan pHnya 4,2 - 6,2.

O3

Indakator fenolftalein perubahan warna dengan meningkatnya pH adalah dari tidak berwarna
menjadi warna merah dengan jangkauan pHnya 8,0 - 9,6.

Indakator metil orange perubahan warna dengan meningkatnya pH adalah dari warna kuning
menjadi warna jingga dengan jangkauan pHnya 3,1 - 4,4.

3.
b.

a.

Karena V1 > V2, maka sampel campuran adalah NaOH + NaHCO3

Volume yang digunakan untuk Na2CO3 pada titrasi kedua adalah 11,23 ml. Volume yang
sama digunakan untuk titrasi pertama Na2CO3. Maka volume titran yang digunakan untuk
NaOH adalah :

38,44 11,23
% Na2CO3

= 27,21 ml
= 11,23 x 0,1062 x 106 x 100
0,5

= 25283,67
= 27,21 x 0,1062 x 84 x 100
0,5
= 37949,08

DASAR TEORI
Ion karbonat dan bikarbonat merupakan salah satu bagian dari golongan basa.
Umumnya ion-ion ini banyak ditemukan pada batu kapur atau batu tulis yang digunakan
sebagai campuran bahan-bahan bangunan. Dalam penentuan kadar ion karbonat dan ion
bikarbonat dalam suatu cuplikan digunakan metode asidimetri. Titrasi asidimetri merupakan
salah satu bagian analisis volumetri kuantitatif yang berdasarkan reaksi netralisasi. Titrasi
asidimetri adalah titrasi netralisasi dengan menggunakan asam sebagai larutan standar.
Titrasi merupakan salah satu teknik analisis kimia kuantitatif yang dipergunakan untuk
menentukan konsentrasi suatu larutan tertentu, dimana penentuannya menggunakan suatu
larutan standar yang sudah diketahui konsentrasinya secara tepat. Pengukuran volume dalam
titrasi memegang peranan yang amat penting sehingga ada kalanya sampai saat ini banyak
orang yang menyebut titrasi dengan nama analisis volumetri.

Titrasi ion karbonat dan ion bikarbonat menggunakan indikator ganda yakni
indikator fenolftalein dan metil orange. Seperti yang tergambar pada reaksi-reaksi:
CO32- + H3O+

HCO3- + H2O (Fenolftalein)

HCO3- + H3O+

H2CO3 + H2O (Metil Orange)

Campuran dari karbonat dan bikarbonat atau karbonat, dapat dititrasi dengan HCl
standar sampai kedua titik titrasi. Fenolftalein bekerja sebagai indikator untuk titrasi tahap
pertama dengan perubahan warna dari merah ke tidak berwarna. Metil orange bekerja sebagai
indikator tahap kedua dengan perubahan warna dari kuning menjadi warna jingga atau kuning
kemerahan. Fenolftalein dengan jangkauan pH 8,0 sampai 9,6 merupakan indikator yang
cocok untuk titik akhir pertama, karena pH larutan NaHCO 3 berjumlah 8,35. Metil Orange
dengan jangkauan pH 3,1 4,4 cocok untuk titik akhir kedua. Suatu larutan jenuh CO 2
mempunyai pH kira-kira 3,9. Kedua titik akhir tersebut tidak satupun membentuk patahan
yang sangat tajam.
Fenolphtalein tergolong asam yang sangat lemah dalam keadaan yang tidak terionisasi
indikator tersebut tidak berwarna. Jika dalam lingkungan basa fenolphtalein akan terionisasi
lebih banyak dan memberikan warna terang karena anionnya.
Metil jingga adalah garam Na dari suatu asam sulphonic di mana di dalam suatu larutan
banyak terionisasi, dan dalam lingkungan alkali anionnya memberikan warna kuning,
sedangkan dalam suasana asam metil jingga bersifat sebagai basa lemah dan mengambil ion
H+, terjadi suatu perubahan struktur dan memberikan warna merah dari ion-ionnya.
Campuran karbonat dan bikarbonat, atau karbonat hidroksida dapat ditritasi dengan HCl
standar sampai kedua titik akhir tersebut diatas. Dalam tabel, V1 adalah volum asam dalam ml
yang digunakan dari permulaan sampai titik akhir fenolftalein dan V 2 merupakan volum dari
titik akhir fenolftalein sampai titik akhir metil orange. Hal ini membuktikan bahwa NaOH
hanya bereaksi dalam tahap kedua, dan Na2CO3 bereaksi dalam kedua tahap dengan
menggunakan volum titran yang sama dalam kedua tahap.

ANALISIS PERCOBAAN

Percobaan kali ini adalah penentuan kadar karbonat dan bikarbonat dalam larutan
(cuplikan). Tujuannya adalah menentukan kadar karbonat dan bikarbonat dalam larutan
secara asidimetri dan menggunankan indikator ganda. Percobaan ini menggunakan cuplikan
sebanyak 20 mL dan dititrasi menggunakan larutan HCl 0,1M. Fungsi dari larutan standar
HCl 0,1 M adalah untuk membuat cuplikan berada dalam keadaan setimbang.
Selain itu, pemilihan HCl 0,1 M sebagai larutan standar karena memenuhi beberapa
persyaratan yaitu :
(1) asam itu harus kuat, yakni sangat disosiasi.
(2) asam tersebut tidak mudah menguap.
(3) larutan asam harus stabil.
(4) garam dari asam tersebut harus mudah larut.
(5) asam tersebut bukan pengoksidasi yang cukup kuat untuk menghancurkan senyawa-senyawa
organik yang digunakan sebagai indikator.
Kemudian, menyiapkan larutan dari campuran Na2CO3 dan NaHCO3 di dalam 3 (tiga)
buah Erlenmeyer masing-masing diisi 20 ml. Pada prinsipnya percobaan ini adalah ketika
cuplikan (yang berwarna putih) ditetesi fenolftalein akan berubah menjadi warna merah.
Indikator fenolftalein merupakan asam diprotik dan tidak berwarna. Indikator ini terurai
dahulu menjadi bentuk berwarnanya dan kemudian, dengan hilangnya proton kedua, menjadi
ion dengan sistem terkonjugat; menghasilkan warna merah. Kemudian larutan ditetesi dengan
indikator metil orange. Saat larutan ditetesi indikator ini, larutan berubah menjadi kuning
terus dititrasi menggunakan larutan HCl 0,1 M. Titrasi dihentikan ketika muncul warna
orange. Dari percobaan tersebut dapat ditentukan normalitas HCl dan persentasi Na 2CO3 dan
NaHCO3. Dan dari percobaan ini pula dapat didapatkan volume HCl yang mentritasinya serta
dapat diketahui volume pada penentuan karbonat-bikarbaonat larutan tersebut.

ANALISIS PERCOBAAN
Percobaan kali ini adalah penentuan kadar karbonat dan bikarbonat dalam larutan
(cuplikan). Tujuannya adalah menentukan kadar karbonat dan bikarbonat dalam larutan
secara asidimetri dan menggunankan indikator ganda. Percobaan ini menggunakan cuplikan

sebanyak 20 mL dan dititrasi menggunakan larutan HCl 0,1M. Fungsi dari larutan standar
HCl 0,1 M adalah untuk membuat cuplikan berada dalam keadaan setimbang.
Selain itu, pemilihan HCl 0,1 M sebagai larutan standar karena memenuhi beberapa
persyaratan yaitu :
(1) asam itu harus kuat, yakni sangat disosiasi.
(2) asam tersebut tidak mudah menguap.
(3) larutan asam harus stabil.
(4) garam dari asam tersebut harus mudah larut.
(5) asam tersebut bukan pengoksidasi yang cukup kuat untuk menghancurkan senyawa-senyawa
organik yang digunakan sebagai indikator.
Kemudian, menyiapkan larutan dari campuran Na2CO3 dan NaHCO3 di dalam 3 (tiga)
buah Erlenmeyer masing-masing diisi 20 ml. Pada prinsipnya percobaan ini adalah ketika
cuplikan (yang berwarna putih) ditetesi fenolftalein akan berubah menjadi warna merah.
Indikator fenolftalein merupakan asam diprotik dan tidak berwarna. Indikator ini terurai
dahulu menjadi bentuk berwarnanya dan kemudian, dengan hilangnya proton kedua, menjadi
ion dengan sistem terkonjugat; menghasilkan warna merah. Kemudian larutan ditetesi dengan
indikator metil orange. Saat larutan ditetesi indikator ini, larutan berubah menjadi kuning
terus dititrasi menggunakan larutan HCl 0,1 M. Titrasi dihentikan ketika muncul warna
orange. Dari percobaan tersebut dapat ditentukan normalitas HCl dan persentasi Na 2CO3 dan
NaHCO3. Dan dari percobaan ini pula dapat didapatkan volume HCl yang mentritasinya serta
dapat diketahui volume pada penentuan karbonat-bikarbaonat larutan tersebut.
Dasar Teori
Titrasi adalah proses penentuan banyaknya suatu larutan dengan konsentrasi yang
diketahui dan diperlukan untuk bereaksi secara lengkap dengan sejumlah contoh tertentu
yang akan dianalisis. Contoh yang akan dianalisis dirujuk sebagai yang tak diketahui.
Prosedur analitis yang melibatkan titrasi dengan larutan larutan yang konsentrasinya
diketahui disebut analisis volumetri (Keenan, 1980).
Asidimetri adalah analisis volumetrik yang menggunakan larutan baku asam untuk
menentukan jumlah basa yang ada (Daintith, 1997).
Garam dari asam karbonat yang mengandung ion karbonat , CO32- , ion bebasnya
mempunyai struktur segitiga menyebidang. Karbonat logam dapat bersifat ionik atau dapat
mengandung ikatan logam karbonat kovalen (karbonat kompleks) melalui satu atau dua atom
oksigen. Karbonat dari logam alkali semua larut, tetapi karbonat lain tidak larut; semua
bereaksi dengan asam mineral melepaskan karbon dioksida (Daintith, 1997).
Indikator adalah suatu zat yang warnanya tergantung pada pH larutan di mana zat
tersebut ada di dalamnya. Indikator dapat digunakan dalam bentuk padat atau cair. Metil

jingga berwarna merah di bawa pH 3 dan kuning di ata pH 4,5. Phenolphtalin todak berwarna
di bawah pH 8,5 dan berwarna merah jambu di atas pH 9,5 (Wertheim, 2000).

Titrasi Karbonat
Ketika CO2 diabsorbsi oleh sebuah larutan standar NaOH normalitas dari larutan akan
terpengaruh jika indikator fenolftalein digunakan. Diutarakan juga bahwa campuran dari
karbonat dan hidroksida, atau karbonat, dapat ditentukan melalui titrasi dengan menggunakan
indikator fenolftalein dan metil orange.

Вам также может понравиться