Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
CONSENT
DAN
RAHASIA MEDIS
Dr. Sigid Kirana Lintang Bhima, SpKF
Departemen Forensik dan Medikolegal
FK Undip/RSDK Semarang
Kasus Schloendorf
Dokter melakukan pengangkatan tumor dan
rahim. Inform Consent diberikan pasien untuk
perosedur diagnostik
Kasus Mohr
Mohr menderita gangguan pendengaran pada
telinga kiri, sepakat melakukan operasi. Saat
operasi dokter menemukan telinga kanan lebih
parah
DOKTER
The right to
self
determinatio
Latar Belakang
Dokter melakukan upaya
BUKAN hasil
Banyak ketidakpastian
Kejadian
tidak
menyenan
gkan
Pasien yang
menanggung
AWAS !!!
Definisi
Informed
Consent
Definisi
Permenkes no 290/MENKES/PER/III/2008
Pasal 1 Ayat (1)
Persetujuan tindakan kedokteran adalah persetujuan
yang diberikan oleh pasien atau keluarga terdekat
setelah mendapat penjelasan secara lengkap
mengennai tindakan kedokteran atau kedokteran gigi
yang akan dilakukan terhadap pasien
Definisi
Informed consent adalah suatu proses yang
menunjukkan komunikasi yang efektif antara
dokter dengan pasien, dan bertemunya
pemikiran tentang apa yang akan dan apa
yang tidak akan dilakukan terhadap pasien
Sampurna Budi, Zulhasmar Syamsu, Siswaja Tjejep. Bioetik dan Hukum Kedokteran, Pengantar bagi
Mahasiswa Kedokteran dan Hukum. Jakarta : Pustaka Dwipar, 2005.
Definisi
Informed consent adalah suatu kesepakatan atau
persetujuan pasien atas usaha medis yang akan
dilakukan oleh dokter terhadap dirinya, setelah
pasien mendapatkan informasi dari dokter mengenai
upaya medis yang dapat dilakukan untuk menolong
dirinya, disertai informasi mngenai segala resiko yang
mungkin terjadi
Komalawati, dalam bukuTanggung Jawab Hukum dan Sanksi bagi Dokter.
Jakarta : Pustaka Prestasi Publisher,2006
Landasan Hukum
2.
3.
4.
Penerapan Informed
Consent
1.
2.
3.
4.
5.
Pemberian Informasi
Pemberian informasi
FRAU
D
FEAR
FORC
E
TANGGUNG
J
A
W
A
B
PERAWAT
CARA PEMBERIAN
BAGAIMANA DENGAN
ANAK ??
ANAK
ANAK
ANAK
Peraturan Menteri Kesehatan:
Jika pasien sudah dewasa (sudah berumur
21 tahun atau sudah pernah menikah) dan
sehat akalnya maka yang berhak
memberikan persetujuan adalah pasien
yang bersangkutan. Jika pasien belum
dewasa atau tidak sehat akalnya maka
yang berhak adalah orang tuanya atau
walinya sebab mereka dianggap tidak
cakap untuk melakukan perbuatan hukum
BAGAIMANA DENGAN
PASUTRI ?
SUA
MI
ISTRI
ISTRI
SUAM
I
3.
HAKIKAT INFORMED
CONSENT
Apakah dengan Informed Consent sudah
pasti menghindarkan dokter dari segala
tuntutan hukum ?
Pada Hakikatnya Informed Consent
merupakan sarana legitimasi bagi dokter
untuk melaksanakan intervensi medik yang
mengandung segala resiko dan akibat yang
tidak menyenangkan lainnya, oleh karenanya
hanya dapat membebaskan dokter dari
tanggung jawab hukum atas terjadinya resiko
dan akibat ikutan yang sudah dijelaskan
sebelumnya
Definisi
LATAR BELAKANG
LANDASAN PENTINGNYA
KERAHASIAAN MEDIS
Landasan
Etika
Landasan
Hukum
LANDASAN
ETIKA
Landasan Etika
Hipocratic
Oath
Whatever,
in
connection
with
my
professional
service, or not in
connection with it,
I see or hear, in
the life of men,
which ought not to
be
spoken
of
Declaration of Geneve
I will respect the secrets which are confided in me, even after
the patient has died
The patient has the right to expect that his physician will
respect the confidential nature of all his medical and personal
details
Sumpah
Dokter
Saya tidak akan menyebarkan segala sesuatu
yang mungkin saya dengar atau yang mungkin
saya lihat dalam kehidupan pasien-pasien saya ,
baik waku menjalankan tugas jabatan saya
maupun di luar waktu menjalankan tugas jabatan
itu. Semua itu akan saya pelihara sebagai
rahasia.
LANDASAN
HUKUM
1.
2.
3.
4.
5.
Pasal 18
(1) Dokter dan dokter gigi dalam melaksanakan tindakan
SIAPA ???
SANKSI
Setiap orang berhak menuntut ganti
rugi terhadap seseorang, tenaga
kesehatan, dan/atau penyelenggara
kesehatan yang menimbulkan kerugian
akibat kesalahan atau kelalaian dalam
pelayanan kesehatan yang diterimanya.
Yang termasuk kerugian akibat
pelayanan kesehatan termasuk di
dalamnya adalah pembocoran rahasia
kedokteran
KUHP Pasal 48
Barang siapa melakukan perbuatan karena pengaruh
daya paksa, tidak dipidana.
KUHP Pasal 49
1.
2.
Pasal 11 (1)