Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
Meristem apikal akar sangat mirip dengan meristem apical pucuk, memiliki 3 daerah
meristem, protoderm (berkembang menjadi epidermis), prokambium (berkembang menjadi
stele) dan meristem dasar (yang membentuk korteks); juga, meristem apikal akar membentuk
sel sel di depan posisinya yang membuat tudung akar dan bertugas untuk melindungi
meristem apikal akra pada saat akar menembus tanah. Sistem perakaran tidak memiliki
kutikula.
Sel sel protoderma memanjang dan memiliki vakuola dan, sedikit jauh dari ujung
akar, banyak yang tumbuh menonjol membentuk rambut akar. Rambut akar ini berkembang
dengan cepat dan menembus partikel tanah. Dinding selnya yang tipis menyerap air (dan ion
ion mineral) secara bebas. Zona rambut akar disebut juga lapisan piliferous akar,
meningkatkan permukaan penyerapan akar secara luar biasa. Diperkirakan tanaman rye yang
tumbuh cepat akan membentuk 5 km akar baru dan 100 km rambut akar per hari. Masa hidup
rambut akar sangat pendek. Pada akar yang lebih tua, penyerapan erakhir dan permukaan
membentuk kitin (cutinized).
Akar lateral berasal dari sekelompok sel sel (perisikel) di dalam akar dan
berlawanan dengan ujung protoxylem. Massa sel sel kecil berbentuk kerucut terbentuk dan
tumbuh di sebelah kanan axis akar utama, setelah beberapa waktu, menembus epidermis.
Anatomi dan organisasinya sama persis dengan akar utama.
B. Batang
Batang merupakan sumbu dengan daun yang melekat padanya. Di ujung sumbu titik
tumbuhnya, batang dikelilingi daun muda dan menjadi tunas terminal. Di bagian batang yang
lebih tua, yang daunnya saling berjauhan, buku (nodus) tempat daun melekat pada batang
dapat dibedakan dari ruas (internodus), yakni bagian batang diantara dua buku yang
berurutan. Di ketiak daun biasanya terdapat tunas ketiak. Bergantung pada pertumbuhan ruas
dapat dibedakan beberapa macam bentuk tumbuhan.
Batang berfungsi terutamanya untuk mendukung daun sehingga daun selalu terekspos
ke sinar matahari. Bunga dan buah juga tumbuh pada batang dan cabang cabangnya. Batang
bertugas membawa air dan larutan mineral ke atas dan mengantarkan hasil fotosintesis pada
daun ke arah bawah. Banyak batang termodifikasi sebagai tempat penyimpanan makanan,
ada juga yang berfungsi sebagai organ berfotosintesis, lainnya merupakan alat perbanyakan
vegetative (reproduksi aseksual).
Mengingat banyaknya fungsi dan struktur batang, amatlah menakjubkan bahwa hanya
ada satu struktur dasar bagi semua tumbuhan berpembuluh. Jaringan pada batang dapat
dibedakan menjadi jaringan dermal, jaringan dasar, dan jaringan pembuluh. Perbedaan
struktur primer batang pada spesies yang berlainan didasari oleh perbedaan jumlah jaringan
dasar dan jaringan pembuluh. Pada Coniferae dan dikotil, jaringan pembuluh pada ruas
batang umumnya tampak seperti silinder berongga yang dibatasi di sebelah luar oleh korteks
dan di sebelah dalam oleh empulur. Sistem jaringan pembuluh pada batang primer berupa
sejumlah berkas yang jelas terpisah satu dari yang lain dan dinamakan ikatan pembuluh.
Ikatan pembuluh juga dinamakan fasikel dan terletak dalam lingkaran. Parenkim di antara
dua ikatan pembuluh yang berdampingan disebut parenkim interfasikel atau jari-jari
empulur.
Pada Gymnospermae dan dikotil, letak ikatan pembuluh berada dalam lingkaran,
sedangkan pada monokotil letaknya tersebar atau dalam dua lingkaran.
C. Daun
Baik dari segi morfologi maupun anatomi, daun merupakan organ yang amat
beragam. Struktur jaringan pembuluh dalam tangkai daun dan tulang daun utama biasanya
mirip dengan batang bagian dalam. Ciri penting pada daun adalah bahwa pertumbuhan
apeksnya segera terhenti. Pada beberapa tumbuhan paku, meristem tersebut tetap aktif dalam
jangka waktu yang cukup lama.
Daun Angiospermae amat beragam struktur anatomi dan morfologinya. Pada sebagian
besar Angiospermae dapat dibedakan dasar daun, tangkai daun, dan helai daun. Bentuk,
struktur, dan ukuran ketiga bagian tersebut berguna dalam menentukan klasifikasi daun. Di
dasar daun dikotil sering terdapat tonjolan yang disebut daun penumpu atau stipula. Pasokan
jaringan pembuluh bagi stipula diperoleh dari jalan daun. Kadang-kadang, stipula berwarna
hijau dan berfungsi sebagai pelindung. Pada kebanyakan monokotil dan beberapa dikotil,
stipula tumbuh mengelilingi batang menjadi pelepah yang mengelilingi batang. Biasanya ada
hubungan antara anatomi buku dan stipula pada dikotil atau pelepah pada monokotil.
Kebanyakan tumbuhan yang memiliki buku (nodus) trilakuna juga memiliki stipula,
sedangkan yang bukunya bersifat multilakuna memiliki dasar daun berupa pelepah.
Seperti pada akar dan batang, daun terdiri dari system jaringan dermal, yakni
epidermis, jaringan pembuluh, dan jaringan dasar yang disebut mesofil. Karena daun
biasanya tidak mengalami penebalan sekunder, epidermis bertahan sebagai system dermal.
Namun, pada sisik tunas yang bertahan lama, ada kemungkinan dibentuk periderm.
III.
A.
1.
2.
3.
4. Object glass
5. Pipet tetes
6. Gelas kimia
7. Aquades
8. Safranin
9. Hematoxilin
10. Kertas saring
B.
1.
2.
3.
4.
IV.
A.
B.
C.
D.
E.
Bahan
Bunga matahari
Karet munding (Ficus elastica)
Jagung (Zea mays)
Kecamabah
Prosedur Kerja
Menyiapkan aquades dan larutan lainnya untuk dijadikan reagen.
Menyiapkan alat sayat dan preparat yang dibersihkan dengan kertas saring.
Menyiapkan preparat yang telah ditetesi dengan reagen
Menyayat bagian tumbuhan yang akan diamati.
Menyimpan bagian tumbuhan yang telah disayat pada objek glass yang telah disiapkan dan
Hasil Pengamatan
MONOKOTIL
DIKOTIL
Penampang melintang akar
munding.
munding
VI. Pembahasan
A. Perbedaan Akar Monokotil dan Dikotil
1. Akar Dikotil
Bentuk morfologi akar dikotil berupa akar tunggang dengan susunan anatominya
biasanya terdapat kambium. Selain itu, pada ujung akar tidak terdapat tudung akar (kaliptra)
serta tidak ditemukan pelindung koleorhiza maupun koleoptil.
2. Akar Monokotil
Bentuk morfologi akar monokotil berupa akar serabut dengan susunan anatominya
biasanya tidak terdapat kambium. Selain itu, pada ujung akar terdapat tudung akar (kaliptra)
serta ditemukan pelindung koleorhiza maupun koleoptil.
Epidermis
Terdiri atas selaput sel yang tersusun rapat, tidak mempunyai ruang antar sel. Fungsi
epidermis untuk melindungi jaringan di bawahnya. Pada batang yang mengalami
pertumbuhan sekunder, lapisan epidermis digantikan oleh lapisan gabus yang dibentuk dari
kambium gabus.
b.
Korteks
Korteks batang disebut juga kulit pertama, terdiri dari beberapa lapis sel, yang dekat dengan
lapisan epidermis tersusun atas jaringan kolenkim, makin ke dalam tersusun atas jaringan
parenkim.
c.
Endodermis
Endodermis batang disebut juga kulit dalam, tersusun atas selapis sel, merupakan lapisan
pemisah antara korteks dengan stele. Endodermis tumbuhan Anguiospermae mengandung zat
tepung, tetapi tidak terdapat pada endodermis tumbuhan Gymnospermae.
d.
Stele/SilinderPusat
Merupakan lapisan terdalam dari batang. Lapis terluar dari stele disebut perisikel atau
perikambium. lkatan pembuluh pada stele disebut tipe kolateral yang artinya xilem dan
floem. Letak saling bersisian, xilem di sebelah dalam dan floem sebelah luar.
Antara xilem dan floem terdapat kambium intravasikuler, pada perkembangan
selanjutnya jaringan parenkim yang terdapat di antara berkas pembuluh angkut juga berubah
menjadi kambium, yang disebut kambium intervasikuler. Keduanya dapat mengadakan
pertumbuhan sekunder yang mengakibatkan bertambah besarnya diameter batang.
Pada tumbuhan Dikotil, berkayu keras dan hidupnya menahun, pertumbuhan menebal
sekunder tidak berlangsung terus-menerus, tetapi hanya pada saat air dan zat hara tersedia
cukup, sedang pada musim kering tidak terjadi pertumbuhan sehingga pertumbuhan
menebalnya pada batang tampak berlapis-lapis, setiap lapis menunjukkan aktivitas
pertumbuhan selama satu tahun, lapis-lapis lingkaran tersebut dinamakan Lingkaran Tahun.
2. Batang Monokotil
Pada batang Monokotil, epidermis terdiri dari satu lapis sel, batas antara korteks dan
stele umumnya tidak jelas. Pada stele monokotil terdapat ikatan pembuluh yang menyebar
dan bertipe kolateral tertutup yang artinya di antara xilem dan floem tidak ditemukan
kambium. Tidak adanya kambium pada Monokotil menyebabkan batang Monokotil tidak
dapat tumbuh membesar, dengan perkataan lain tidak terjadi pertumbuhan menebal sekunder.
Meskipun demikian, ada Monokotil yang dapat mengadakan pertumbuhan menebal sekunder,
misalnya pada pohon Hanjuang (Cordyline sp) dan pohon Nenas seberang (Agave sp)
C. Perbedaan Daun Monokotil dan Dikotil
1. Daun Monokotil
Jaringan parenkim pada monokotil biasanya berupa jaringan bunga karang atau
jaringan spons. Selain itu, tersusun atas epidermis dengan variasi sel epidermis berbentuk sel
kipas. Epidermis pada monokotil dimodifikasi menjadi trikoma dan biasanya tidak terdapat
lapisan lilin pada permukaan daun. Stomatanya memiliki tipe kriptofor. Adapun ikatan
pembuluh pada daun monokotil tidak tersusun rata/tersebar.
2. Daun Dikotil
Daun monokotil terdiri atas epidermis yang memiliki variasi epidermis berupa litosit
yang berisi sistolit, dan pada permukaan daunnya terdapat stomata yang biasanya memiliki
tipe panerofor dan di bagian permukaan daunnya biasanya dilapisi oleh lapisan lilin atau
kutikula. Pada jaringan pembuluhnya, tersusun dengan teratur dengan bentuk-bentuk tertentu,
misalnya bertipe kolateral dan sebgainya.
D. Perbedaan Batang dan Akar Monokotil
Pada batang monokotil, sel epidermis biasanya mengalami modifikasi menjadi
trikoma, sedangkan pada akar modifikasinya berupa rambut akar yang halus.
E. Perbedaan Batang dan Akar Dikotil
Pada batang dikotil, permukaan batangnya biasanya dilapisi oleh zat lilin atau
kutikula sehingga permukaannya biasanya licin dan pertumbuhan epidermis diikuti oleh
pertumbuhan sekunder dengan pembentukan periderm, sedangkan pada akar modifikasinya
berupa rambut akar yang halus.
F. Perbedaan Batang Primer dan Sekunder
Pertumbuhan batang tanaman terbagi menjadi 2 bagian yaitu pertumbuhan primer dan
pertumbuhan sekunder. Pertumbuhan primer pada batang berupa pertumbuhan memanjang
yang disebabkan oleh meristem apikal yang terdapat dibagian pucuk utama dan pucuk lateral.