Вы находитесь на странице: 1из 6

SUPERVISI PENDIDIKAN

A.

Latar Belakang

Pendidikan adalah salah satu unsur paling penting dalam kehidupan manusia.
Pendidikan merupakan proses pendewasaan diri manusia itu sendiri serta selain itu
pendidikan juga merupakan proses pembentukan pribadi dan karakter manusia.
Kemudian, pada satu fokus yang lebih khusus yaitu pendidikan formal, manusia
diberikan dasar-dasar pengetahuan sebagai pegangan dalam menjalani hidup dan
menghadapi kenyataan hidup dimana didalam pendidikan formal dalam hal ini
adalah sekolah menjadi suatu jenjang yang mungkin memang sudah selayaknya
dilalui dalam proses kehidupan manusia.
Kemudian dalam pendidikan sekolah itu, manusia juga selain melatih kedewasaan
juga mengasah intelektualitasnya dan kompetensinya dalam tanggung jawab dan
kesadaran.
Seperti telah dituliskan sebelumnya, pada dunia sekolah, manusia dilatih
intelektualitasnya dengan pengetahuan dan ilmu-ilmu yang diajarkan dalam proses
pendidikannya pada jenjang-jenjang yang telah ada dan diatur. Untuk itu, pada
pendidikan sekolah sangat diperlukan adanya perencanaan dalam pendidikan demi
tercapainya tujuan pendidikan tersebut.
Perencanaan yang dimaksud adalah kurikulum pendidikan atau sekolah yang di
dalamnya
terdapat
standar-standar
pembelajaran
dan
pengembangan
intelektualitas
manusia.
Setiap pelaksanaan program pendidikan memerlukan adanya pengawasan atau
supervise. Pengawasan bertanggung jawab tentang keefektifan program itu. Oleh
karena itu, supervise haruslah meneliti ada atau tidaknya kondisi-kondisi yang akan
memungkinkan tercapainya tujuan-tujuan pendidikan.
Setelah kita mengetahui realita yang terjadi seperti yang sudah tersebut di
atas,maka diperlukan sebuah penjelasa secara rinci dan mendetail tentang
supervisi pendidikan agar para pendidik dapat memahami betapa perlu dan
pentingnya supervisi pendidikan itu.

B.

Pengertian Supervisi Pendidikan

Secara
morfologis
Supervisi
berasal
dari
dua
kata
bahasa
Inggris,
yaitusuper dan vision. Super berarti diatas dan vision berarti melihat, masih
serumpun dengan inspeksi, pemeriksaan dan pengawasan, dan penilikan, dalam
arti kegiatan yang dilakukan oleh atasan (orang yang berposisi diatas), pimpinan
terhadap hal-hal yang ada dibawahnya. Supervisi juga merupakan kegiatan
pengawasan tetapi sifatnya lebih human, manusiawi.

Kegiatan supervise bukan mencari-cari kesalahan tetapi lebih banyak mengandung


unsur pembinnaan, agar kondisi pekerjaan yang sedang disupervisi dapat diketahui
kekurangannya (bukan semata-mata kesalahannya) untuk dapat diberitahu bagian
yang perlu diperbaiki.
Secara sematik Supervisi pendidikan adalah pembinaan yang berupa bimbingan
atau tuntunan ke arah perbaikan situasi pendidikan pada umumnya dan
peningkatan mutu mengajar dan belajar dan belajar pada khususnya.

Good Carter memberi pengertian supervisi adalah usaha dari petugas-petugas


sekolah dalam memimpin guru-guru dan petugas lainnya, dalam memperbaiki
pengajaran, termasuk menstimulir, menyeleksi pertumbuhan jabatan dan
perkembangan guru-guru dan merevisi tujuan-tujuan pendidikan, bahan-bahan
pengajaran, dan metode mengajar dan evaluasi pengajaran.

Boardman et. Menyebutkan Supervisi adalah salah satu usaha menstimulir,


mengkoordinir dan membimbing secarr kontinyu pertumbuhan guru-guru di sekolah
baik secara individual maupun secara kolektif, agar lebih mengerti dan lebih efektif
dalam mewujudkan seluruh fungsi pengajaran dengan demikian mereka dapat
menstmulir dan membimbing pertumbuan tiap-tiap murid secara kontinyu, serta
mampu dan lebih cakap berpartsipasi dlm masyarakat demokrasi modern.

Wilem
Mantja (2007)
mengatakan
bahwa,
supervisi
diartikan
sebagai
kegiatan supervisor (jabatan resmi) yang dilakukan untuk perbaikan proses belajar
mengajar (PBM). Ada dua tujuan (tujuan ganda) yang harus diwujudkan oleh
supervisi, yaitu; perbaikan (guru murid) dan peningkatan mutu pendidikan

Kimball Wiles (1967)Konsep supervisi modern dirumuskan sebagai berikut :


Supervision is assistance in the development of a better teaching learning
situation.

Ross L (1980), mendefinisikan bahwa supervisi adalah pelayanan kapada guru-guru


yang bertujuan menghasilkan perbaikan pengajaran, pembelajaran dan kurikulum.

Purwanto (1987), supervisi ialah suatu aktivitas pembinaan yang direncanakan


untuk membantu para guru dan pegawai sekolah dalam melakukan pekerjaan
secara efektif.

Dengan kata lain, Supervisi adalah suatu aktifitas pembinaan yang direncanakan
untuk membantu para guru dan pegawai sekolah lainnya dalam melakukan
pekerjaan mereka secara efektif.
Supervisi pendidikan adalah pembinaan yang berupa bimbingan atau tuntunan ke
arah perbaikan situasi pendidikan pada umumnya dan peningkatan mutu mengajar
dan belajar dan belajar pada khususnya. Orang yang melakukan supervisi disebut
supervisor. Dibidang pendidikan disebut supervisor pendidikan.

C.

Tujuan Supervisi Pendidikan

Tujuan utama supervisi adalah memperbaiki pengajaran (Neagly & Evans, 1980;
Oliva, 1984; Hoy & Forsyth, 1986; Wiles dan Bondi, 1986; Glickman, 1990).
Tujuan umum Supervisi adalah memberikan bantuan teknis dan bimbingan kepada
guru dan staf agar personil tersebut mampu meningkatkan kwalitas kinerjanya,
dalam melaksanakan tugas dan melaksanakan proses belajar mengajar .
Secara operasional dapat dikemukakan beberapa tujuan konkrit dari supervisi
pendidikan yaitu:
Meningkatkan mutu kinerja guru

1.
Membantu guru dalam memahami tujuan pendidikan dan apa peran sekolah
dalam mencapai tujuan tersebut
2.
Membantu guru dalam melihat secara lebih jelas dalam memahami keadaan
dan kebutuhan siswanya.
3.
Membentuk moral kelompok yang kuat dan mempersatukan guru dalam satu
tim yang efektif, bekerjasama secara akrab dan bersahabat serta saling menghargai
satu dengan lainnya.
4.
Meningkatkan kualitas pembelajaran yang pada akhirnya meningkatkan
prestasi belajar siswa.
5.
Meningkatkan kualitas pengajaran guru baik itu dari segi strategi, keahlian
dan alat pengajaran.

6.
Menyediakan sebuah sistim yang berupa penggunaan teknologi yang dapat
membantu guru dalam pengajaran.
7.
Sebagai salah satu dasar pengambilan keputusan bagi kepala sekolah untuk
reposisi guru.
b.
Meningkatkan keefektifan kurikulum sehingga berdaya guna dan terlaksana
dengan baik
c.
Meningkatkan keefektifan dan keefesiensian sarana dan prasarana yang ada
untuk dikelola dan dimanfaatkan dengan baik sehingga mampu mengoptimalkan
keberhasilan siswa
d.
Meningkatkan kualitas pengelolaan sekolah khususnya dalam mendukung
terciptanya suasana kerja yang optimal yang selanjutnya siswa dapat mencapai
prestasi belajar sebagaimana yang diharapkan.
e.
Meningkatkan kualitas situasi umum sekolah sehingga tercipta situasi yang
tenang dan tentram serta kondusif yang akan meningkatkan kualitas pembelajaran
yang menunjukkan keberhasilan lulusan.

D.

FUNGSI SUPERVISI PENDIDIKAN

Fungsi-fungsi supervise pendidikan yang sangat penting diketahui oleh para


pemimpin pendidikan termasuk kepala sekolah, adalah sebagai berikut:
1.

a.

Dalam bidang kepemimpinan

Menyusun rencana dan polcy bersama.

b.
Mengikutsertakan anggota-anggota kelompok (guru-guru, pegawai) dalam
berbagai kegiatan.
c.
Memberikan bantuan kepada anggota kelompok dalam menghadapi dan
memecahkan persoalan-persoalan.
d.
Membangkitkan dan memupuk semangat kelompok, atau memupuk moral
yang tinggi kepada anggota kelompok.
e.

Mengikutsertakan semua anggota dalam menetapkan ptusan-putusan

f.
Membagi-bagi dan mendelegasikan wewenang dan tanggung jawab kepada
anggota kelompok, sesuai dengan fungsi-fungsi kecakapan masing-masing.

g.

Mempertinggi daya kreatif pada anggota kelompok.

h.
Menghilangkan rasa malu dan rasa rendah diri pada anggota sehingga mereka
berani mengemukakan pendapat demi kepentingan bersama.
2.

Dalam hubungan kemanusian

a.
Memanfaatkan kekeliruan atau kesalahan-kesalahan yang dialaminya untuk
dijadikan pelajaran demi perbaikan selanjutnya, bagi diri sendiri maupun anggota
kelompoknya.
b.
Membantu mengatasi kekurangan dan kesulitan yang dihadapi anggota
kelompok, seperti dalam hal kemalasan, merasa rendah diri, acuh tak acuh, dsb.
c.

Mengarahkan anggota kelompok kepada sikap-sikap yang demokratis.

d.
Memupuk rasa saling menghormati diantara sesame anggota kelompok dan
sesame manusia.
e.
3.

Menghilangkan rasa curiga-mencurigai antara anggota kelompok.


Dalam pembinaan proses kelompok

a.
Mengenal masing-masing pribadi anggota kelompok, baik kelemahan maupun
kemampuan masing-masing.
b.
Menimbulkan dan memelihara sikap percaya antara sesame anggota maupun
antara anggota dan pemimpin.
c.

Memupuk sikap dan kesediaan tolong-menolong.

d.

Memperbesar rasa tanggung jawab para anggota kelompok.

e.
Bertindak bijaksana dalam menyelesaikan pertentangan atau perselisihan
pendapat diantara anggota kelompok.
f.

Menguasai teknik-teknik memimpin rapar dan pertwmuan-pertemuan lainnya.

4.

Dalam bidang administrasi personel

a.
Memilih personel yang memiliki syarat-syarat dan kecakapan yang diperlukan
untuk suatu pekerjaan.

b.
Menempatkan personil pada tempat
kecaakapan dan kemampuan masing-masing.

dan

tugas yang

sesuai

dengan

c.
Mengusahakan susunan kerja yang menyenangkan dan meningkatkan daya
kerja serta hasil maksimal.
5.

Dalam bidang evaluasi

a.
Menguasai dan memahami tujuan-tujuan pendidikan secara khusus dan
terinci.
b.
Menguasai dan memiliki norma-norma atau ukuran-ukuran yang akan
digunakan sebagai criteria penilaian.
c.
Menguasai teknik-teknik pengumpulan data untuk memperoleh data yang
lengkap, benar, dan dapat diolah menurut norma-norma yang ada.
d.
Memnfaatkan dan menyimpulkan hasil-hasil penilaian sehingga mendapat
gambaran tentang kemungkinan-kemungkinan untuk mengdakan perbaikanperbaikan.
Jika fungsi-fungsi diatas benar-benar dikuasai dan dijalankan dengan sebaik-baiknya
oleh setiap pemimpin pendidikan termasuk kepala sekolah terhadap para
anggotanya, maka kelancaran jalannya sekolah atau lembaga dalam pencapaian
tujuan pendidikan akan lebih terjmin.

DAFTAR PUSTAKA
http://constitutionlaw.blogspot.com/
http://saidsuhilachmad.yolasite.com/resources/Kegiatan%205.pdf

Вам также может понравиться