Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG
Inlay serupa dengan onlay, yaitu tambalan yang dibuat di dental lab kemudian
dicekatkan ke gigi pasien dengan semen kedokteran gigi. Umumnya gigi yang
dibuatkan inlay atau onlay adalah gigi yang karies dan sudah berlubang besar atau
gigi dengan tambalan yang kondisinya sudah buruk dan harus diganti, bila
ditambal secara direct dengan amalgam ataupun resin komposit dikhawatirkan
tambalan tersebut tidak akan bertahan lama karena patah atau lepas.
Onlay merupakan rekonstruksi gigi yang lebih luas meliputi satu atau lebih tonjol
gigi/ cusp. Apabila morfologi oklusal telah mengalami perubahan karena restorasi
sebelumnya, karies, atau penggunaan fisik, maka inlay dengan dua permukaan
tidak akan adekuat lagi. Hal ini memerlukan suatu restorasi yang meliputi seluruh
daerah oklusal. Dan dalam keadaan ini, onlay MOD merupakan jenis restorasi
yang tepat.
TUJUAN
Mengenalkan kepada mahasiswa pendidikan kedokteran gigi macam-macam
bahan-bahan kedokteran gigi yaitu inlay dan onlay.
MANFAAT
Memberikan pemahaman kepada mahasiswa mengenai preparasi, aplikasi pada
inlay dan onlay.
BAB 2
PEMBAHASAN
1
lebih andal, mode tersebut lambat laun menghilang dan kini relative
sedikit pasien yang meminta tambalan emas.
d. Versatilitas
Logam cor merupakan bahan yang sangat serbaguna. Dengan
teknik indirek, restorasi oklusal dan konturaksial serta daerah kontaknya
dapat di bentuk dengan akurat di laboratorium. Jika restorasi tuang di buat
pada pasien yang harus juga di buatkan gigi tiruan sebagian lepas, bidang
pemandu, dudukan test,dan reciprocal ledge dapat sekaligus di bentuk
pada restorasinya sewaktu dalam tahap laboratorium.
e. Biaya
Biaya merupakan kelemahan terbesar dari restorasi logam tuang
dan porselen. Penyebab tingginya biaya adalah jumlah waktu yang harus
dialokasikan. Selalu ada tahap laboratorium sehingga minimal harus ada
dua perjanjian klinis dengan pasien. Pertama untuk preparasi gigi dan
pencetakan, dan kedua untuk pengepasan restorasi setelah dibuat di
laboratorium. Waktu ekstra yang harus di keluarkan oleh dokter gigi dan
peteknik gigi tak terhindarkan lagi menyebabkan biaya yang beberapa kali
lebih mahal dari pada restorasi plastisnya yang setara.
f. Penyemenan
Faktor yang lemah pada setiap restorasi yang di semenkan adalah
penyemenan. Tepi suatu restorasi yang tepat-rapat sekalipun masih
mempunyai celah beberapa micrometer (10-16 mikrometer) dari dinding
kavitas. Kerapatan tepi restorasi dengan demikian bergantung seluruhnya
pada semen.
keuntungan dan kekurangan inlay:
a. Inlay akan menambah kekuatan gigi lebih besar daripada tumpatan biasa
b. Inlay lebih kuat dan tahan lama daripada tumpatan biasa.
c. Lebih sederhana dibanding crown karena lebih sedikit jaringan gigi yang diambil
d. Karena melalui proses laboratorium, inlay lebih mahal dibanding tambalan biasa.
Indikasi inlay:
5
yang dibuat dan ini pun biasanya diindikasikan bersama-sama dengan beberapa
restorasi lain.
b. Inlay Logam Tuang Indirect
Teknik indirect memungkinkan dibuatnya variasi desain preparasi yang
lebih banyak. Tipe yang paling sering dipakai adalah inlay yang juga
melindungi tonjol gigi dengan jalan menutup permukaan oklusal, yang biasa
disebut onlay. Indikasi kedua yang paling sering untuk inlay indirect adalah
sebagai bagian dari suatu jembatan atau piranti lain yang menggantikan gigi
hilang.
c. Inlay Porselen
Inlay
atau
onlay
porselen
memiliki
keuntungan
dalam
hal
penampilannya yang lebih alamiah dibandingkan dengan inlay logam tuang dan
lebih tahan abrasi daripada komposit. Oleh karena itu, porselen cocok untuk
permukaan oklusal gigi posterior yang restorasinya luas dan penampilannya
diperlukan. Selain itu, porselen dapat juga dipakai di permukaan bukal yang
terlihat baik di gigi anterior maupun posterior. Porselen tidak sekuat logam
tuang tetapi jika sudah berikatan dengan permukaan email melalui sistem etsa
asam tampaknya akan menguatkan gigi dengan cara yang sama seperti pada
restorasi berlapis komposit atau semen ionomer-resin komposit.
Macam-Macam Inlay
1. Bahan Inlay Logam antara lain:
a. Emas
b. Duro silver
c. Accolite
d. Caves
Indikasi Inlay Logam:
1) Untuk karies yang besar dan dalam, terutama yang meluas sampai aproksimal.
2) Sebagai penyangga dari bridge.
3) Gigi yang mengalami abrasi yang luas atau karies yang lebar meskipun
dangkal.
7
Keuntungan:
a) Warna dapat disesuaikan dengan warna gigi.
b) Permukaan licin seperti kaca.
8
3.1.
3.1.1.
Inlay/Onlay Logam
Inlay Logam Direk
Karakteristik utama preparasi ini adalah tidak boleh adanya
undercut. Secara teoritis sudut antara dinding-dinding kavitas harus antara
7-10 derajat. Dinding-dinding kavitas harus dihaluskan dengan finishing
bur fissure tappered dengan kecepatan rendah maupun tinggi dan
membentuk sudut internal yang tajam. Aloi yang digunakan hendaknya
aloi yang duktil dan tepi kavitas dibevel sehingga inlay dapat diburnis
untuk meningkatkan adaptasi tepinya. Bevel dapat dibuat dengan bur
karbida tungsten kecepatan tinggi atau dengan memakai finishing bur
karbida tungsten atau baja dengan stone hijau kecepatan tinggi atau
kecepatan rendah (Kidd, 2000).
Pada sebagian besar kasus dipakai malam inlay tetapi adakalanya
lebih praktis memakai resin akrilik yang khusus dibuat untuk tujuan ini
sehingga jika dipanaskan dalam investment bahan ini akan menguap
semua tanpa meninggalkan residu. Untuk membuat pola malam direk,
permukaan preparasi mula-mula dilumas dulu dengan laposan tipis parafin
cair atau larutan sabun. Sebatang malam inlay dilunakkan dan dibentuk
mengerucut dengan jalan memanaskan ujung malam secara hati-hati diatas
api spirtus. Ujung malam yang sudah melunak dibentuk dengan jari.
Kerucut malam yang lunak tersebut kemudian ditekankan kekavitas dan
tetap ditekan sampai malamnya mendingin. Jika sudah mengerah, malam
diukit dengan instrumen panas atau tajam sambil hati-hati dalam
membentuk bevel sudut tepi kavitas dan kontur. Permukaan malam
dihaluskan dengan cotton pellet yang sudah dibasahu terlebih dahulu dan
dipanaskan (Kidd, 2000).
Tahapan selanjutnya adalah memberikan sprue pada pola malam.
Sprue terbuat dari kawat bulat lurus berdiameter sekitar 1mm dan panjang
15mm. Sprue dipanaskan dan setelah ditambah selapis malam inlay
disekelilingnya, sprue ditusukkan ditengah pola malam dan dibiarkan
sampai dingin. Sprue berfungsi sebagai pegangan untuk menarik pola
malam dari kavitas dan untuk membentuk saluran tempat mengalirnya
logam setelah pola ditanam dan spruenya diangkat (Kidd, 2000).
Tambalan sementara diperlukan untuk melindungi dentin yang
terbuka, sampai inlay-nya selesai dicor. Tambalan ini bisa berupa semen
OSE walaupun tidak ideal karena akan sukar dibuka tanpa merusak
preparasi. Lebih disukai memakai akrilik untuk mahkota dan jembatan
sementara karena dapat dibuka dalam satu kesatuan. Akrilik dicampur
sampai konsistensinya kental, dimasukkan kedalam kavitas, dan dibentuk
dengan instrumen plastis datar. Ketika hampir mengeras, inlay sementara
dikeluarkan kemudian dimasuk-keluarkan beberapa kali sampai mengeras.
Ini akan menghindarkan inlay sementara menempel pada kavitas. Inlay
sementara kemudian disemenkan dengan semen sementara OSE (Kidd,
2000).
Tahap Laboratorium
Sprue dan pola diletakkan pada cone-shaped form, ditutup dengan
bumbung tuang lalu dituangi dengan bahan investmen dan dibiarkan
mengeras. Jika telah mengeras, cone-shaped form dan sprue diangkat
dengan pinset. Bumbung tuang kemudian dipanaskan dalam tungku
sampai malam meleleh dan menguap atau akriliknya terbakar habis lalu
logam cair dicorkan dan dibiarkan mengeras. Ketika masih panas
bumbung tuang dicelupkan kedalam air sehingga investmen akan pecah
dan mudah dibuka. Sprue dipotong, biasanya disisakan sedikit sebagai
pegangan ketika mencoba inlay dalam kavitas. Inlay direk yang kecil
biasanya tidak dipoles sampai dicobakan di dalam mulut (Kidd, 2000).
Kunjungan Kedua
10
3.1.
dan
pengetahuan
dari
penggunaan
material
dan
Jika prosedur komposit hanya membutuhkan sedikit preparasi atau bahkan tidak
melakukan preparasi pada gigi sama sekali, maka diperlukan pembersihan area
operasi dengan menggunakan slurry pumice untuk menghilangkan plak, pelikel, dan
pewarnaan superfisial. Tahapan-tahapan tersebut akan menciptakan area yang baik
untuk dilakukan bonding.
b Shade selection
Perhatian khusus harus kita berikan saat kita mencocokkan warna
gigi dengan komposit material. Umunya gigi berwarna putih dengan
berbagai derajat variasi dari abu-abu,kuning, atau orange. Juga berbedabeda sesuai translusensi, ketebalan, serta distribusi dari enamel dan dentin
dan juga usia pasien. Faktor lain juga mempengaruhi seperti fluorosis, efek
tetrasiklin,dan perawatan endodontik. Pencahayaan yang baik sangat
dibutuhkan ketika melakukan pemilihan warna. Pencahayaan alami lebih
diutamakan disini. Ketika memilih warna yang tepat, shade guide
diletakkan dekat dengan gigi untuk menentukan warnanya secara umum.
Kemudian seseorang yang lain mencocokkan dengan label shade guide
yang spesifik disamping area yang direstorasi. Area servikal biasanya lebih
12
mungkin.
Isolasi dengan Cotton Roll
Isolasi daerah kerja merupakan suatu keharusan. Gigi yang dibasahi
saliva, lidah yang mengganggu penglihatan, dan gingiva yang berdarah
adalah sedikit dari masalah-masalah yang harus diatasi sebelum prosedur
kerja yang teliti dan tepat dapat dilakukan. Beberapa metode dapat
dilakukan untuk mengisolasi daerah kerja, seperti penggunaan rubber dam
dan cotton roll (Baum dkk, 1995). Isolasi daerah kerja dengan
menggunakan cotton roll efektif dalam
13
melakukan preparasi kelas 1 dan 2 pada kavitas posterior yang besar, atau untuk
membentuk kavitas yang lebih kecil. Karena pentingnya bentuk struktur gigi maka
restorasi komposit kelas 1 dan 2 konvensional harus dilakukan dengan sesedikit
mungkin perluasan fasiolingual dan harus diperluas sampai area pit dan fisur pada
permukaan oklusal ketika sealant diperlukan.
c. Modified Tooth Preparation
Teknik preparasi ini tidak mempunyai spesifikasi bentuk dinding maupun
kedalaman pulpa atau aksial, yang utama adalah mempunyai enamel
margin. Perbedaan yang mencolok antara teknik preparasi konvensional
dan modified adalah bahwa preparasi modified ini tidak dipreparasi hingga
kedalaman dentin. Perluasan margin dan kedalaman pada teknik ini
diperoleh dengan melebarkan (ke arah lateral) dan kedalaman dari lesi
karies atau kerusakan yang lain.
Tujuan disain preparasi ini adalah untuk membuang kerusakan
sekonservatif mungkin dan untuk mengandalkan ikatan komposit pada
struktur gigi untuk mempertahankan restorasi di dalam mulut. Round burs
atau diamond stone dapat digunakan untuk jenis preparasi ini, yang akan
menghasilkan disain marginal yang serupa dengan beveled preparation,
struktur gigi yang dibuang sedikit.
Box-Only
a) Indikasi: Teknik ini hanya dipergunakan pada permukaan proksimal saja.
b) Instrument: Inverted cone bur atau round diamond stone/bur.
Cara kerja:
a) Box proksimal dipreparasi dengan menggunakan inverted cone bur atau round diamond
stone/bur dengan posisi sejajar sepanjang axis mahkota gigi.
b) Preparasi diteruskan ke arah gingival hingga mencapai marginal ridge.
c) Kedalaman inisial proximal aksial dipreparasi sedalam 0,2 pada dentinoenamel junction.
Facial Atau Lingual Slot
a) Indikasi:
Modifikasi desain yang ketiga dalam merestorasi kavitas bagian proksimal pada gigi
posterior adalah dengan menggunakan preparasi fasial atau lingual slot. Pada kasus
ini, lesi terdapat pada permukaan proximal, namun operator yakin bahwa akses
menuju lesi tersebut dapat dicapai baik dari arah facial maupun lingual daripada arah
oklusal.
15
merupakan bahan yang retentif dan kuat, maka penggunaan base pada
preparasi yang dalam biasanya tidak diperlukan.
Preliminary Steps For Enamel And Dentin Bonding
Teknik etsa asam dilakukan untuk mengoptimalkan hasil, termasuk isolasi dari
cairan seperti saliva dan cairan sulkus dengan menggunakan rubber dam atau
gulungan kapas dan alat retraksi. Etsa pada email mempengaruhi inti email dan
bagian email yang mengelilinginya. Etsa pada dentin mempengaruhi dentin
intertubuler dan peritubuler, menghasilkan pembukaan pada tubuler, menghilangkan
permukaan hidroksiapatit dan meninggalkan fibril kolagen yang betautan.
Cairan dan gel etsa sudah tersedia, konsentrasi asam fosforik sekitar 32%
hingga 37%. Etsa likuid bisa digunakan untuk penetsaan permukaan yang luas, seperti
pada sealant dan full veneer. Thixotropic gels digunakan oleh banyak praktisi untuk
dinding preparasi termasuk bevel dan margin. Etsa dalam bentuk gel dapat digunakan
dengan brush atau paper-point endodontik dengan hati-hati, namun biasanya syringe
digunakan untuk menginjeksikan gel tersebut ke gigi yang sedang di preparasi.
Permukaan yang dietsa tidak boleh terkontaminasi oleh cairan yang ada di
rongga mulut. Jika terkena, maka prosedur tersebut harus diulang. Untuk preparasi
yang melibatkan area proksimal dari gigi anterior, matriks polyester diletakkan
diantara gigi sebelum asam di aplikasikan untuk menghindari etsa pada gigi yang
berdekatan.
Insersi Resin Komposit
Restorasi komposit biasanya diaplikasikan dalam dua tahap. Tahap
pertama yaitu aplikasi adesif bonding. Tahap kedua yaitu insersi material
16
restorative. Saat ini terdapat dua tipe komposit, yaitu self-cured dan light
cured. Komposit tipe self cured tidak lagi digunakan secara luas karena
tipe light cured lebih memberikan beberapa keuntungan seperti
berkurangnya diskolorisasi, berkurangnya porositas, penempatan yang
lebih mudah, dan finishingnya pun lebih mudah.
Karena sumber sinar harus di aplikasikan pada komposit light
cured agar menyebabkan polimerisasi, maka material komposit harus
diinsersikan pada preparasi gigi dengan ketebalan 1-2 mm. hal ini akan
menyebabkan sinar dapat mempolimerisasi komposit dengan sebaikbaiknya dan akan mengurangi efek dari pengkerutan polimerisasi,
terutama pada sepanjang dinding gingival.
Baik instrumen tangan maupun alat syringe dapat digunakan untuk
menginsersi komposit light cured maupun self cured. Penggunaan
instrument tangan lebih popular digunakan karena lebih mudah dan cepat.
Kekurangan dari penggunaan instrument tangan yaitu udara dapat
terperangkap pada preparasi gigi atau tidak dapat tercampur pada material
saat prosedur insersi. Teknik syringe digunakan karena dapat memberikan
kenyamanan dalam memindahkan material komposit ke preparasi gigidan
mengurangi kemungkinan terperangkapnya udara. Pada preparasi yang
kecil, teknik syringe akan mendapatkan kesulitan karena ujung syringe
yang terlalu besar sehingga sebaiknya tip syringe yang kosong sebelumnya
sudah dicobakan pada preparasi gigi. Komposit yang dapat diinjeksikan
tergantung pula pada viskositasnya. Beberapa komposit microfill tidak
dapat diinjeksikan, sehingga bahan-bahan material sebaiknya dievaluasi
sebelum penggunaan klinis.
Finishing Dan Polishing Composite
Finishing meliputi shaping, contouring, dan penghalusan restorasi. Sedangkan
polishing digunakan untuk membuat permukaan restorasi mengkilat. Finishing dapat
dilakukan segera setelah komposit aktivasi sinar telahmengalami polimerisaasi atau
sekitar 3 menit setelah pengerasan awal. Alat-alat yang biasa digunakan antara lain :
1
Alat untuk shaping: sharp amalgam carvers dan scalpel blades, seperti 12 atau12b atau
specific resin carving instrument yang terbuat dari carbide, anodized aluminium, atau
nikel titanium.
17
Alat untuk finishing dan polishing: diamond dan carbide burs, berbagai tipe dari flexibe
disks, abrasive impregnated rubber point dan cups, metal dan plastic finishing strips,
dan pasta polishing.
12b scalpel blade digunakan untuk menghilangkan flash dari resin komposit pada
aspek distal
Alumunium oxide disk digunakan untuk membentu kontur dan untuk polishing
4
5
dengan anatomi gigi yang benar dan tepat agar diperoleh hasil yang maksimal.
Kita harus berhati-hati dan senantiasa memperhatikan hal-hal seperti tactil, kontak
dengan gigi di samping nya, serta kontak oklusal dengan gigi antagonisnya.
Finishing dan polishing sangatlah mempengaruhi hasil akhir restorasi seperti warna
permukaan, akumulasi plak, dan karakteristik resin komposit.
3.2.
Inlay/Onlay Porcelain
Inlay atau onlay porselen yang modern mempunyai permukaan
dalam (pit surface) yang dietsa atau sekurang-kurangnya dikasarkan. Inlay
ini disemenkan dengan semen komposit terhadap email yang sudah dietsa
atau ke basis semen ionomer kaca yang dietsa. Jadi, desain retentif dari
kavitas
kurang
penting
dibandingkan
untuk
inlay logam
tuang
konvensional. Disini karies dan restorasi yang lama harus dibuang, tetapi
basis ionomer kaca umumnya dibuat cukup tebal, kadang-kadang di atas
subpelapik hidroksida kalsium, dan berfungsi sebagai pembonding dan
penguat dentin yang masih ada pada tonjol gigi. Inlay atau onlay porselen
disini terutama berfungsi untuk memberikan lapisan permukaan oklusal
yang tahan keausan (Sturdevant, 2006; Baum, 1985).
Prinsip desain kavitasnya adalah harus masih ada cukup email atau
permukaan ionomer kaca untuk dietsa dan tepinya tidak dibevel. Teknik
pencetakannya sama untuk logam tuang indirek. Untuk penyemenan
digunakan resin komposit khusus. Inlay dikembalikan dari laboratorium
dengan permukaan dalam yang telah dietsa menggunakan asam
hidrofluorik atau hanya dibiarkan kasar setelah dilepas dari die refraktori
19
terdapat undercut pada dinding aksial, maka undercut tersebut biasanya terletak
seluruhnya pada dentin dan ditutup dengan semen pelapik pada tahap preparasi
berikutnya sehingga preparasi mempunyai kemiringan yang dikehendaki.
g) Bevel
Garis sudut aksiopulpa hendaknya dibevel, dengan menggunkan bur fisur.
Hal ini untuk memungkinka diperolehnya ketebalan yang cukup bagi pola malam
yang kelak akan dibuat di daerah yang dinilai kritis. Bevel hendaknya diletakkan di
tepi email agar tepi tipis hasil tuangan dapat dipaskan seandainya kerapatan hasil
tuangan dengan gigi tidak baik. Hendaknya bevel tidak diluaskan lebih ke dalam
lagi karena retensi restorasi akan berkurang. Tepi luar bevel harus halus dan
kontinyu untuk memudahkan penyelesaian restorasi dan supaya tepi tumpatannya
beradapatsi baik dengan gigi. Bevel biasanya tidak dibuat didinding aproksimal
karena akan menciptakan undercut, mengingat sebagian besar tepi kavitas terletak
di bawah bagian gigi yang paling cembung. Akan tetapi dinding gingiva dapat dan
21
harus dibevel. Bevel gingiva sangat penting karena akan menigkatkan kecekatan
tuangan yang biasanya merupakan hal yang paling kritis.
4. Pola Malam
Pola malam dibuat secara:
Direct : pembuatan restorasi rigid secara langsung dalam satu kali kunjungan.
Indirect : pembuatan restorasi rigid yang dilakukan di laboratorium dan berkalikali kunjungan
5. Gigi direstorasi rigid sementara dengan menggunakan semen perekat sementara,
seperti zinc oksid eugenol.
Kunjungan Kedua
1. Tumpatan rigid sementara dibongkar
2. Setelah preparasi selesai, aplikasikan lapisan tipis lubricant larut air atau
separating medium (cairan agar atau gliserin) pada gigi. Kemudian tempatkan
matriks band, wedge atau cincin penahan untuk menghasilkan kontak proksimal
3.
yang baik.
Lalu tumpat dengan porselen. Sesuaikan anatomi oklusal dengan menggunkan
bur untuk menghasilkan pit dan fisur, inklinasi tonjol dan batas margin yang baik
dan sistemis.
4. Trial Inlay/ Onlay porselen pada pasien
5. Jika kedudukannya baik, restorasi rigid yang sudah ditrial disemenkan pada gigi
tersebut.
6.
Kelebihan semen dari tepi-tepi yang dapat dijangkau dibersihkan dengan
eskavator sementara benang gigi digunakan untuk membuang kelebihan di
aproksimal. Tepi-tepi restorasi harus dilapisi dua lapisan pernis copalite untuk
mengurangi pelarutan semen selama jam-jam pertama pengerasan. Setelah itu,
Permukaan oklusal harus dipoles dengan pasta pumis yang diletakkan pada bur
sikat, diikutu oleh whiting yang diletakkan pada berbagai sikat.
3.3.
Inlay/Onlay Porcelain fused to metal ( PFM )
Restorasi PFM adalah tipe porselen gigi yang paling umum
digunakan. Berdasarkan perbedaan temperatur ada tiga tipe porselen gigi
yaitu; regular felspathic porcelain (temperatur tinggi 1200-1400 oC),
aluminous porcelain (temperatur sedang 1050-1200 oC), dan metal
bonding porcelain (temperatur rendah 800-1050 oC). PFM merupakan
metal bonding porcelain. PFM terdiri atas beberapa lapisan yang difusikan
secara kimia pada dasar kerangka metal. Substruktur metal mendukung
keramik dan membuat keramik bertahan lama terhadap beban dari
kekuatan mulut.
22
25
Chemical bonding
Mechanical interlocking
Porcelain inlay
Keuntungan:
a) Warna dapat disesuaikan dengan warna gigi.
b) Permukaan licin seperti kaca.
26
2. Onlay
Onlay merupakan rekonstruksi gigi yang lebih luas meliputi satu atau
lebih tonjol gigi/ cusp. Apabila morfologi oklusal telah mengalami perubahan
karena restorasi sebelumnya, karies, atau penggunaan fisik, maka inlay dengan
dua permukaan tidak akan adekuat lagi. Hal ini memerlukan suatu restorasi
yang meliputi seluruh daerah oklusal. Dan dalam keadaan ini, onlay MOD
merupakan jenis restorasi yang tepat. ( Baum, Lloyd dkk. 1997 : 544)
Indikasi :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
27
Kontraindikasi:
1.
2.
3.
4.
5.
Kelebihan onlay:
1. Menutupi sebagian / seluruh permukaan oklusal sehingga memperbaiki fungsi
oklusi.
2. Tekanan oklusal onlay bisa diteruskan merata ke jaringan gigi.
3. Tekanan pada onlay lebih menyatu
4. Mempertahankan sebagian besar jaringan gigi yang berhubungan dengan gingival
28
BAB 3
PENUTUP
Kesimpulan
Restorasi rigid merupakan restorasi yang dibuat
di laboratorium dental
4.
cusp
Mengembalikan estetik pada restorasi gigi posterior yang mengalami
5.
6.
29
kliniknya.
Preparasi subgingival yang tajam
Walupun ini tidak menjadi kontraindikasi yang absolute preparasi
dengan kedalaman tepi gingival harus dihindari. Tepi akan sulit dan
lingual.
Restorasi karies interproksimal gigi posterior.
Restorasi gigi posterior yang menerima tekanan oklusal yang kuat.
Abrasi gigi posterior yang luas
Kerusakan gigi posterior yang besar tetapi email dan dentin bagian
7.
8.
9.
10.
Pilihan bahan restorasi rigid antara lain logam tuang, porselen, porselen fused
to metal, resin komposit. Logam merupakan bahan restorasi rigid dengan kekuatan
tensil yang besar, yang membutuhkan preparasi kavitas yang luas dan bevel
sebagai retensi, tetapi memiliki masalah estetik. Sedangkan porselen merupakan
bahan restorasi rigid estetik yang paling unggul dengan kekuatan kompresif yang
tinggi. Porselen mebutuhkan biaya besar biasanya, dua sampai tiga kali lebih
mahal dari restorasi rigid logam atau komposit plastis selain waktu pembuatan di
laboratorium. Porcelain fused to metal menggabungkan kelebihan dari bahan
porcelain dan metal. Mendapatkan estetis dari porcelain dan kekuatan dari metal.
Resin Komposit ada yang direct dan indirect. Resin komposit yang indirect
mempunyai kekuatan yang lebih karena selain dengan penyinaran juga dengan
30
Saran
DAFTAR PUSTAKA
Anusavice, Kenneth J. (2003). Buku Ajar Ilmu Bahan Kedokteran Gigi. (Johan
Arief Budiman & Susi Purwoko, Penerjemah). Jakarta: EGC.
Baum L. dkk. (1985). Textbook of Operative Dentistry, Philadelphia: W. B.
Saunders.
Kidd, E.A.M. 2000. Manual Konservasi Restoratif Menurut Pickard. Edisi 6.
Jakarta: Widya Medika.
Sturdevant, CM. (2006) The Art and Science of Operative Dentistry, ed.5. St
Louis Mosby.
31