Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
OBAT
BLOK LC
peranan
yang
penting
dalam
pemberian obat.
kini
disempurnakan
lagi
menjadi
Benar Obat
Memastikan bahwa nama dagang sesuai dengan
nama generik obat atau kandungan obat, dan
diberikan sesuai dengan indikasi pasien
Benar Dosis
Memastikan dosis yang diberikan sesuai dan tidak
melewati dosis toksik
Benar Waktu
Periksa waktu pemberian obat sesuai dengan waktu
yang tertera pada
catatan pemberian obat ,
misalnya obat diberikan 2 kali sehari maka
catatan pemberian obat akan tertera waktu
pemberian misalnya jam 6 pagi dan 6 sore.
Perhatikan apakah obat diberikan sebelum atau
sesudah makan.
Benar Dokumentasi
Setelah obat itu diberikan, harus didokumentasikan,
dosis, cara, waktu dan oleh siapa obat itu
diberikan. Bila pasien menolak meminum obat
atau tidak dapat diminum harus dicatat dan
dilaporkan.
Benar Expired/Kadaluwarsa
Harus diperhatikan expired date / masa kadaluwarsa
obat yang akan diberikan. Biasanya pada ampul atau
etiket tertera kapan obat tersebut kadaluwarsa.
Perhatikan perubahan warna (dari bening menjadi
keruh), tablet menjadi basah /bentuknya rusak.
Benar Informasi
Pasien harus mendapatkan informasi yang benar tentang
obat yang akan diberikan sehingga tidak ada lagi
kesalahan dalam pemberian obat.
Enteral
- Oral
-Nasogastrik
Parenteral
- Intravena (IV)
- Intramuskular (IM)
- Subcutan (SC)
- Intratechal
- Intradermal/intrakutan
JALUR ENTERAL
Pemberian obat melalui saluran pencernaan
Secara langsung atau menggunakan alat bantu
(NGT)
Keuntungan : mudah, murah dan relatif aman
Kerugian: bioavaibilitasnya rendah, mengiritasi
saluran cerna, memerlukan kerjasama dengan
penderita,
Rute
utama pemberian: Oral, Nasogastrik,
Sublingual,
Bentuk sediaan : Tablet, Kapsul, Obat hisap, Sirup
10
PER ORAL
Cara umum dalam pemberian obat
Diberikan lewat mulut dan melalui saluran
pencernaan
Obat diabsorpsi
dari saluran cerna dan di
metabolisir dulu di hepar
Indikasi: pada pasien yang sadar dan kooperatif
Kontraindikasi: pada pasien dengan keadaan
kehilangan kesadaran/non-koperatif, pasien yang
memiliki gangguan pencernaan
tidak efektif jika pengguna sering muntahmuntah, diare, tidak sabar, tidak kooperatif,
kurang disukai jika rasanya pahit
11
NASOGASTRIK
Pemberian obat yang secara langsung menuju
lambung dengan alat bantu, contoh: sonde
lambung
Indikasi: Distensi abdomen, Keracunan,
diagnosa dan analisis isi lambung
Kontra: pasien dengan trauma kepala tertentu,
pasien keadaan koma, pasien dengan gastric
bypass surgery.
12
SUBLINGUAL
13
ORAL
14
Nasogastrik
15
16
JALUR PARENTERAL
JALUR PARENTERAL
Pemberian obat selain dari rute yang melalui
saluran pencernaan
Efek munculnya cepat dan teratur, karena tidak
melalui metabolisme terlebih dahulu
Indikasi : pasien tidak sadar, muntah, dan
keadaan gawat darurat
Kerugian : kondisi asepsis, menimbulkan rasa
nyeri, tidak ekonomis, membutuhkan tenaga
medis, rusak pembuluh darah/saraf bila tidak
tepat
Rute: IV, IM, SC dan Intrathecal
17
Pemberian
secara
injeksi
intravena
menghasilkan efek yang tercepat, karena obat
langsung masuk ke dalam sirkulasi. Efek lebih
lambat diperoleh dengan injeksi intramuskular,
dan lebih lambat lagi dengan injeksi subkutan
karena obat harus melintasi banyak membran
sel sebelum tiba dalam peredaran darah.
18
19
INTRAVENA
Cara pemberian parenteral yang paling sering
dilakukan
Memberikan efek cepat menuju organ target karena
menghindari metabolisme first pass oleh hati
Tidak melalui tahap absorpsi
Obat langsung dimasukkan ke pembuluh darah
sehingga kadar obat di dalam darah diperoleh
dengan cepat, tepat dan dapat disesuaikan langsung
dengan respons penderita.
20
21
INTRAVENA
22
INTRAVENA
23
INTRAMUSKULAR
Pemberian obat melalui otot dengan teknik injeksi,
biasa dilakukan pada otot yang besar
Indikasi : bebas infeksi, pada pasien tidak sadar,
bebas dari infeksi dan kelainan kulit dan tonjolan
tulang atau saraf besar di bawahnya.
Kontra : infeksi, lesi kulit dsb
Keuntungan : tidak terlalu menyakitkan bagi pasien,
obat yang larut di air lebih mudah diabsorpsi
kelarutan obat dalam air menentukan kecepatan dan
kelengkapan absorpsi
Lokasi suntikan : m. gluteus maximus, m. deltoid
24
25
INTRAMUSCULAR
26
INTRAMUSCULAR
27
SUBCUTAN
Pemberian obat secara injeksi dengan sudut 45o ke
lapisan subcutan
Absorpsi biasanya berjalan lambat dan konstan,
sehingga efeknya bertahan lebih lama.
Indikasi sama dengan injeksi IM, namun dosis
obat yang diberikan kecil dan larut dalam air
Kontra indikasi yaitu obat yang merangsang,
dosis yang besar, dan tidak larut dalam minyak
atau air,obat yang iritatif terhadap jaringan
Pemberian
obat dalam bentuk padat yang
ditanamkan,
ataupun
dengan
bersama
vasokonstriktor dapat memperlambat absorpsi
28
29
30
INTRATHECAL
Pemberian obat diinjeksikan ke dalam ruang rub
arachnoid spinal
Untuk pengobatan infeksi SSP atau untuk anestesia
spinal
Biasa diinjeksikan pada L3-L4
Indikasi untuk anestesi tungkai bawah, panggul dan
perineum
Kontra:
mutlak
infeksi kulit dari tempat pungsi lumbal,bakteremia, syok
hipovolemi berat, koagulopati, dan peningkatan TIK.
Relatif
neuropati, nyeri punggung, penggunaan obat AINS, heparin
subkutan dan pasien yang tidak stabil
31
32
INTRATHECAL
33
INTRAKUTAN
Injeksi pada lapisan epidermis, biasanya di
bawah stratum corneum
Injeksi ini biasa digunakan dalam uji dan tes
alergen, terutama sebelum diberikan antibiotik
IV
Daerah tempat pengujian biasanya dilakukan di
punggung atas atau pada lengan bawah bagian
dalam, dipilih yang tidak ada bekas luka dan
tidak berbulu
34
35
INHALASI
INHALASI
36
Obat
37
38
INHALASI
39
40
TOPIKAL
TOPIKAL
Terutama pada kulit dan mata.
Pemberian topikal pada kulit terbatas pada obatobat tertentu karena tidak banyak obat yang
dapat menembus kulit yang utuh.
Jumlah obat yang diserap tergantung pada luas
permukaan kulit yang kontak dengan obat serta
kalarutan obat dalam lemak.
Pemberian topikal pada mata dimaksudkan
untuk mendapatkan efek lokal pada mata, yang
biasanya memerlukan absorpsi obat melalui
kornea.
41
42
43
TAMBAHAN LAIN-LAIN
44
INTRA-PERITONEAL
45
INTRA-PERITONEAL
46
PER RECTAL
47
48
BENTUK OBAT
Pulvis
Pulveres
Tablet
Sediaan cair yang mengandung satu atau lebih yang larut dan biasanya dilarutkan
dalam air, cara penggunaannya bisa lewat oral ataupun topikal
Suspensi
Sediaan padat dari obat calam cangkang keras atau lunak dan dapat larut
Solutiones
Sediaan padat berbentuk padat bundar dan untuk pemakaian secara oral. Sudah
jarang ditemukan karena digantkan oleh tablet dan kapsul
Kapsulae
Sediaan padat kompak yang dicetak dalam bentuk tabung pipih mengandung satu
atau lebih jenis obat dengan dan tanpa bahan tambahan
Pilulae
Serbuk yang dibagi dalam bobot yang sama, dibungkus menggunakan pengemas
dalam dosis terbagi untuk sekali minum. Pulveres juga lazim disebut dengan puyer
Campuran kering bahan obat/zat kimia yang dihaluskan, untuk pemakaian oral/luar
Sedian cair yang mengandung partikel padat yang tidak terdispersi dalam fase cair
Emulsi
Campuran dari dua fase cairan dalam sistem dispersi, fase yang satu terdispersi halus
pda fase cairan yagn lain dan distabilkan oleh zat pengemulsi
49
CONTD
Galenik
Extractum
Sediaan pekat dari hasil ekstraksi simplisia nabati atau hewani, kemudian diuapkan.
Massa yang tersisa diolah lebih lanjut sesuai standar yang ditetapkan
Infusa
Cairan yang dibuat dengan ekstraksi simplisia nabati dengan air pada suhu 900C selama
15 menit
Immunosera
Unguenta
Sediaan padat dalam berbagai bobot dan bentuk yang diberikan melalui rektal, vagina atau
uretra
Guttae
Sediaan setengah padat ditujukan untuk pemakaian topikal pada kulit atau selaput lendir
(obat luar)
Suppositoria
Sediaan cairan berupa larutan, emulsi atau suspensi, simaksudkan utuk obat dalam atau
luar
Injection
sediaan steril berupa larutan, emulsi atau suspensi yang harus dilarutkan, kemudian
disuntikkan dengan cara merobek jaringan ke kulit melalui kulit atau selaput mukosa.
Untuk injeksi ini harus dalam keadan asepsis
50
FENOBARBITAL
Obat efek sedatif, hipnotik, anestetik dan
antikonvulsan
Efek utama dari obat ini adalah mendepresi
sistem SSP. Semua tingkat depresi dapat
dicapai, dari mulai sedasi, hipnosis, berbagai
tingkat anestesi, koma sampai kematian
51
TERIMA KASIH
52