Вы находитесь на странице: 1из 77

BAB I

1.1 Pendahuluan
Amenorea adalah masalah ginekologi yang sering dihadapi dalam praktek
kedokteran. Angka kejadian amenorea patologi berkisar antara 3 4%
populasi wanita usia masa reproduksi. Diagnosa amenorea ditegakkan bila
seorang wanita tidak mengalami haid : (1) pada usia 13 tahun dan tidak
menunjukkan adanya bukti perkembangan pubertas ; (2) pada usia 15 tahun
namun memperlihatkan adanya bukti perkembangan pubertas atau (3)
selama waktu yang setara dengan 3 siklus haid atau selama 6 bulan. Perlu
difahami bahwa amenorea adalah satu keadaan fisiologis pada gadis
prapubertas, wanita pada kehamilan dan masa laktasi serta pada usia
menopause.
1.2 Tujuan Pembelajaran
Setelah mempelajari modul AMENOREA, mahasiswa dapat mengerti dan
memahami apa yang dimaksud dengan AMENOREA , penyebab , patofisiologi
berikut penatalaksanaannya.
Sasaran Belajar
Setelah mempelajari modul AMENOREA
menyebutkan dan menjelaskan:

mahasiswa diharapkan dapat

1. Perihal mengenai HAID


a. Apa yang dimaksud dengan HAID
b. Fisiologi Haid
c. Organ dan hormon yang berproses dalam peristiwa HAID
2. Kelainan atau keadaan yang menyebabkan AMENOREA
a. Amenorea Primer
b. Amenorea Sekunder
c. Strategi diagnostik
d. Penatalaksanaan Amenorea
3. Fisiologi Kehamilan
a. Proses Kehamilan ( gametogenesis fertilisasi implantasi
pembentukan plasenta dan cairan amnion ).
b. Diagnosa Kehamilan.
c. Perubahan anatomi dan fisiologi akibat kehamilan (adaptasi maternal
dalam kehamilan)
d. Keluhan akibat perubahan anatomi dan fisiologi dalam kehamilan.

1.3 Skenario
Seorang wanita usia 38 tahun, datang ke dokter dengan keluhan tidak
datang haid selama 5 bulan. Pasien tidak merasa hamil oleh karena setiap
bulan dia melakukan pemeriksaan tes urine dan tidak pernah positif. Terakhir
pemeriksaan dilakukan minggu yang lalu. Pasien sudah memiliki 5 anak
semua persalinan berlangsung secara normal kecuali persalinan terakhir
yang berlangsung di tempat bidan praktek kira-kira 9 bulan yang lalu dimana
terjadi perdarahan pasca persalinan sangat banyak dan menyebabkan
pasien sampai tidak sadar nemun tidak sampai di rujuk ke rumah sakit. Sejak
persalinan terakhir itu pasien sering mengeluh pusing, mudah lelah, sesak
nafas bila berjalan sedikit jauh. Keadaan umum terlihat sehat meskipun agak
sehat.
1.4 Kata Sulit dan Kata Kunci
Kata sulit : ( - )
Kata kunci :

Wanita 38 tahun
Tidak haid selama 5 bulan
Merasa tidak hamil, tes urine: Pasien sudah memiliki 5 anak
Semua persalinan normal kecuali persalinan terkahir
9 bulan yang lalu terjadi perdarahan pasca persalinan sampai pasien tidak
sadar
Sejak persalinan terakhir sering mengeluh pusing, mudah lelah, sesak
nafas bila berjalan sedikit jauh
Keadaan umum terlihat sehat meskipun agak sehat

1.5 Problem Tree

1.6 Pertanyaan
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.

Jelaskan anatomi system reproduksi?


Jelaskan fisiologi terjadi nya haid beserta dengan siklusnya?
Jelaskan biokimia dari menstruasi?
Jelaskan definisi dan klasifikasi dari amenorea?
Jelaskan organ yang berperan dalam menstruasi?
Jelaskan fisiologi kehamilan?
Jelaskan perubahan fisiologi dan anatomi pada kehamilan?
Jelaskan hubungan umur, jumlah anak dengan perdarahan pasca
persalinan serta
Apakah ada hubungan antara Perdarahan dengan
Amenore?
9. Jelaskan penyakit penyerta atau koplikasi pasca perdarahan persalinan?
10. DD 1
3

11.
12.

DD 2
DD 3

BAB II
PEMBAHASAN
Nama: Nia Fitriyani
NIM: 2013730167
1. Jelaskan anatomi system reproduksi?
ANATOMI REPRODUKSI WANITA
Organ reproduksi wanita dibagi menjadi 2 bagian, yaitu : organ
reproduksi wanita bagian dalam (Interna) yang terletak di dalam rongga
pelvis, dan organ reproduksi wanita bagian luar (eksterna) yang terletak di
perineum.
Organ bagian Eksterna :

Vulva yang terdiri dari :


Mons pubis
4

Mons pubis atau mons veneris merupakan jaringan lemak subkutan


berbentuk bulat yang lunak dan padat serta merupakan jaringan ikat di atas
simfisis pubis. Mons pubis banyak mengandung kelenjar sebasea (minyak)
dan ditumbuhi rambut berwarna hitam, kasar, dan ikal pada masa pubertas,
yaitu sekitar satu sampai dua tahun sebelum awitan haid. Rata-rata
menarche (awitan haid) terjadi pada usia 13 tahun. Mons berperan dalam
sensualitas dan melindungi simfisis pubis selama koitus (hubungan seksual).
Semakin bertambahnya usia, jumlah jaringan lemak di tubuh wanita
berkurang dan rambut pubis menipis.

Labia mayor
Labia mayor adalah dua lipatan kulit panjang melengkung yang
menutupi lemak dan jaringan ikat yang menyatu dengan mons pubis.
Keduanya memanjang dari mons pubis ke arah bawah mengelilingi labia
minor, berakhir di perineum pada garis tengah. Labia mayor memiliki
panjang 7-8 cm, lebar 2-3 cm, dan tebal 1-1,5 cm dan agak meruncing pada
ujung bawah. Labia mayor melindungi labia minor, meatus urinarius, dan
introitus vagina (lubang vagina). Pada wanita yang belum pernah melahirkan
pervagina, kedua labia mayor terletak berdekatan di garis tengah menutupi
struktur-struktur di bawahnya. Setelah melahirkan anak dan mengalami
cedera pada vagina atau perineum, labia sedikit terpisah bahkan introitus
vagina terbuka. Pada permukaan arah lateral kulit labia yang tebal, biasanya
memiliki pigmen lebih gelap dari pada jaringan sekitarnya dan ditutupi
rambut yang kasar (sama dengan rambut di mons pubis) dan semakin
menipis kea rah luar perineum. Permukaan medial (arah dalam) labia mayor
licin, tebal, dan tidak ditumbuhi rambut. Bagian ini mengandung suplai
kelenjar sebasea dan banyak kelenjar keringat serta banyak mengandung
pembuluh darah.
Labia minor
Labia minor terletak di antara dua labia mayor dan merupakan lipatan
kulit yang panjang, sempit, dan tidak berambut, yang memanjang ke arah
bawah dari bawah klitoris dab menyatu dengan fourchette. Sementara
bagian lateral dan anterior labia biasanya mengandung pigmen, permukaan
medial labia minor sama dengan mukosa vagina merah muda dan basah.
Pembuluh darah yang banyak membuat labia berwarna merah kemerahan
dan memungkinkan labia minor membengkak, bila ada stimulus emosional
dan stimulus fisik. Kelenjar di labia minor juga melumasi vulva. Suplai saraf
5

yang banyak membuat labia minor menjadi sensitif. Ruangan antara kedua
labia minor disebut vestibulum.
Klitoris
Klitoris adalah organ pendek berbentuk silinder dan erektil yang
terletak di bawah arkus pubis. Ujung badan klitoris dinamakan glans dan
lebih sensitive daripada badannya.
Preputium klitoris
Dekat sambungan anterior, labia minor kanan dan kiri terpisah menjadi
bagian medial dan lateral. Bagian lateral menyatu di bagian atas klitoris dan
membentuk prepusium, penutup yang berbentuk seperti kait. Bagian medial
menyatu di bagian bawah klitoris untuk membentuk frenulum. Terkadang
prepusium menutupi klitoris. Akibatnya, daerah ini terlihat seperti sebagai
suatu muara, yaitu sebagai meatus uretra.
Vestibulum
Vestibulum adalah suatu daerah yang berbentuk lonjong, terletak
antara labia minora, klitoris, dan fourchette. Vestibulum terdiri dari dua
muara uretra, kelenjar parauretra (vetibulum minus atau Skene), vagina, dan
kelenjar paravagina (vestibulum mayus, vulvovagina, atau Bartholin).
Permukaan vestibulum yang tipis dan agak berlendir mudah teritasi oleh
bahan kimia (deodorant semprot, garam-garaman, busa sabun), panas,
rabas, friksi (celana jins yang ketat).
Kelenjar vestibulum minora adalah struktur tubular pendek yang
terletak pada arah posterolateral di dalam meatus uretra. Kelenjar ini
memproduksi sejumlah kecil lender yang berfungsi sebagai pelumas.
Kelenjar vestibulum mayor adalah gabungan dua kelenjar di dasar labia
mayor masing-masing satu pada setiap sisi orifisium vagina. Beberapa
duktus dengan panjang 1,5 cm, menjadi saluran pengeluaran drain setiap
kelenjar. Setiap duktus membuka ke lekukan antara hymen dan labia minor.
Hymen
Hymen merupakan lipatan yang tertutup mukosa sebaigan, bersifat
elastic, tetapi kuat, dan terletak di sekitar introitus vagina. Hymen ini bersifat
elastik sehingga memungkinkan distensi dan dapat mudah robek. Terkadang
hymen menutupi seluruh orifisum yang menyebabkan hymen tertutup
secara abnormal dan menghalangi aliran cairan menstruasi, pemasangan
6

alat (spekulum), atau koitus. Setelah pemasangan alat, pemakaian tampon,


atau melahirkan pervaginam, dapat terlihat sisa robekan hymen (karunkulae
hymen atau karunkula mirtiformis).
Organ bagian Interna :

Organ genitalia interna pada wanita meliputi ovarium, tuba fallopii, uterus,
dan vagina. berikut organ genitalia interna pada wanita:
Ovarium
Sebuah ovarium terletak di setiap sisi uterus, di bawah dan di belakang
tuba fallopii. Dua ligament mengikat ovarium pada tempatnya, yaitu bagian
mesovarium ligament lebar uterus, yang memisahkan ovarium dari sisi
dinding pelvis lateral setinggi Krista iliaka anterosuperior, dan ligamentum
ovarii proprium, yang mengikat ovarium ke uterus. pada palpasi overium
dapat digerakkan.
Ovarium memiliki asal yang sama (homolog) dengan testis pria.
Ukuran dan bentuk setiap ovarium menyerupai sebuah almon berukuran
besar. Saat ovulasi, ukuran ovarium dapat menjadi dua kali lipat untuk
sementara. Ovarium yang berbentuk oval ini memiliki konsistensi yang padat
dan sedikit kenyal. Sebelum menarche, permukaan ovarium licin. Setelah
maturitas seksual, luka parut akibat ovulasi dan rupture folikel yang berulang
membuat permukaan nodular menjadi kasar. Dua fungsi dari ovarium adalah
7

untuk ovulasi dan memproduksi hormone. Saat lahir ovarium wanita normal
mengandung sangat banyak ovum primordial (primitif). Diantara interval
selama masa usia subur (umumnya setiap bulan), satu atau lebih ovum
matur dan mengalami ovulasi. Ovarium juga merupakan tempat utama
produksi hormon seks steroid (estrogen, progesterone, dan adrogen) dalam
jumlah yang dibutuhkan untuk pertumbuhan, perkembangan, dan fungsi
wanita normal.
Tuba Fallopi
Sepasang tuba fallopi melekat pada fundus uterus. tuba ini memanjang
ke arah lateral, mencapai ujung bebas ligament lebar dan berlekuk-lekuk
mengelilingi setiap ovarium. Tuba memiliki panjang sekitar 10 cm dengan
diameter 0,6 cm. Setiap tuba mempunyai lapisan peritoneum bagian luar,
lapisan otot tipis di bagian tengah, dan lapisan mukosa di bagian dalam.
Lapisan mukosa terdiri dari sel-sel kolumnar, ebberapa diantaranya bersilia
dan beberapa yang lain mengeluarkan secret. Lapisan mukosa paling tipis
saat menstruasi. Setiap tuba dan lapisan mukosanya menyatu dengan
mukosa uterus dan vagina.
Terdapat 4 segmen yang berubah di sepanjang struktur tuba fallopii,
diantaranya :
- Infundibulum
Merupakan bagian yang paling distal muaranya yang berbentuk seperti
terompet dikelilingi oleh fimbria. Fimbria menjadi bengkak dan hamper
erektil saat ovulasi.
- Ampula
Ampula ini membangun segmen distal dan segmen tengah tuba. Sperma
dan ovum bersatu dan fertilisasi terjadi di ampula.
- Istmus
Istmus terletak proksimal terhadap ampula.
- Intersitital
Bagian ini melewati miometrium antara fundus dan korpus uteri dan
mempunyai lumen berukuran paling kecil berdiameter < 1 mm. Sebelum
ovum yang dibuahi dapat melewati lumen ini, ovum tersebut harus
melepaskan sel-sel granulose yang membungkusnya.
8

Tuba fallopi merupakan jalan bagi ovum. Tonjolan-tonjolan


infundibulum yang menyerupai jari (fimbria) menarik ovum ke dalam tuba
dengan gerakan seperti gelombang. Ovum didorong disepanjang tuba,
sebagian oleh silia, tetapi terutama oleh peristaltik lapisan otot. Estrogen
dan prostaglandin mempengaruhi gerakan peristaltik. Aktivitas peristaltik
tuba fallopi dan fungsi sekresi lapisan mukosa yang terbesar adalah pada
saat ovulasi. Sel-sek kolumnar mensekresi nutrient untuk menyokong ovum
selama berada di dalam tuba.
Uterus
Uterus merupakan organ berdinding tebal, muscular, pipih, cekung
yang mirip buah pir terbalik yang terletak antara kandung kemih dan rectum
pada pelvis wanita. Pada wanita yang belum melahirkan, berat uterus
matang sekitar 30-40 gr sedangkan pada wanita yang pernah melahirkan,
berat uterusnya adalah 75-100 gr. uterus normal memiliki bentuk simetris,
nyeri bila ditekan, licin, dan teraba padat. Derajat kepadatan tergantung dari
beberapa factor, diantaranya uterus lebih banyak mengandung rongga
selama fase sekresi siklus menstruasi, lebih lunak selama masa hamil, dan
lebih padat setelah menopause.
Uterus diikat pada pelvis oleh tiga set ligamen jaringan ikat, yaitu :
Ligamen rotundum : Ligamen rotundum melekat ke kornu uterus pada
bagian anterior insersi tuba fallopii. Struktur yang menyerupai tali ini
melewati pelvis, lalu memasuki cincin inguinal pada dua sisi dan mengikat
osteum dari tulang pelvis dengan kuat. Ligamen ini memberikan stabilitas
bagian atas uterus.
Ligamen cardinal : Ligamen ini menghubungkan uterus ke dinding
abdomen anterior setinggi serviks.
- Ligamen uterosakral : Ligamen uterosakral melekat pada uterus di bagian
posterior setinggi serviks dan behubungan dengan tulang sacrum.
Fungsi dari ligamen cardinal dan uterosakral adalah sebagai penopang yang
kuat pada dasar pelvis wanita. Kerusakan-kerusakan pada ligamen ini,
termasuk akibat tegangan saat melahirkan, dapat menyebabkan prolaps
uterus dan dasar pelvis ke dalam vagina bahkan melewati vagina dan
mencapai vulva.
Berdasarkan fungsi dan anatomisnya, uterus dibagi menjadi tiga bagian,
yaitu :
9

- Fundus : Merupakan tonjolan bulat di bagian atas yang terletak di atas


insersi tuba fallopii.
- Korpus : bagian utama yang mengelilingi kavum uteri.
- Istmus : Merupakan bagian konstriksi yang menghubungkan korpus dengan
serviks yang dikenal sebagai segmen uterus bawah pada masa hamil.
Tiga fungsi dari uterus adalah siklus menstruasi dengan peremajaan
endometrium, kehamilan, dan persalinan.

Dinding uterus
Dinding uterus terdiri dari tiga lapisan, yaitu endometrium, miometrium, dan
sebagian lapisan luar peritoneum parietalis.
Endometrium yang banyak mengandung pembuluh darah adalah
suatu lapisan membrane mukosa yang terdiri dari tiga lapisan, yaitu lapisan
permukaan padat, lapisan tengah jaringan ikat yang berongga, dan lapisan
dalam padat yang menghubungkan endometrium dengan miometrium.
Selama menstruasi dan sesudah melahirkan, lapisan permukaan yang padat
dan lapisan tengah yang berongga tanggal. Segera setelah aliran menstruasi
berkahir, tebal endometrium 0,5 mm. Mendekati akhir siklus endometrium,
sesaat sebelum menstruasi mulai lagi, tebal endometrium menjadi 5 mm.
Miometrium yang tebal tersusun atas lapisan-lapisan serabut otot
polos yang membentang ke tiga arah (longitudinal, transversa, dan oblik).
Miometrium paling tebal di fundus, semakin menipis ke arah istmus, dan
paling tipis di serviks. Serabut longitudinal membentuk lapisan luar
miometrium yang paling banyak ditemukan di fundus, sehingga lapisan ini
cocok untuk mendorong bayi pada persalinan. Pada lapisan miometrium
tengah yang tebal, terjadi kontraksi yang memicu kerja hemostatis.
Sedangkan pada lapisan dalam, kerja sfingter untuk mencegah regurgitasi
darah menstruasi dari tuba fallopii selama menstruasi. Kerja sfingter di
sekitar ostium serviks interna membantu mepertahankan isi uterus selama
hamil. Cedera pada sfingter ini dapat memperlemah ostium interna dan
menyebabkan ostium interna serviks inkompeten. Miometrium bekerja
sebagau suatu kesatuan yang utuh. Struktur miometrium yang memberi
kekuatan dan elastisitas merupakan contoh adaptasi dari fungsi :
- Untuk menjadi lebih tipis, tertarik ke atas, membuka serviks, dan
mendorong janin ke luar uterus, fundus harus berkontraksi dengan
dorongan paling besar.
10

- Kontraksi serabut otot polos yang saling menjalin dan mengelilingi


pembuluh darah ini mengontrol kehilangan darah setelah aborsi atau
persalinan. Karena kemampuannya untuk menutup (irigasi) pembuluh
darah yang berada di antara serabut tersebut, maak serabut otot polos
disebut sebagai ikatan hidup.
Peritoneum parietalis, suatu membrane serosa yang melapisi seluruh
korpus uteri, kecuali seperempat permukaan anterior bagian bawah, dimana
terdapat kandung kemih dan serviks.
Vagina
Vagina, suatu struktur tubular yang terletak di depan rectum dan di
belakng kandung kemih dan uretra yang memanjang dari introitus (muara
eksterna di vestibulum di antara labia minor / vulva) sampai serviks. Saat
wanita berdiri, vagina condong ke arah belakang dan ke atas. Vagina
merupakan suatu tuba berdinding tipis yang dapat melipat dan mampu
meregang secara luas. Karena tonjolan serviks ke bagian atas vagina,
panjang dinding anterior vagina hanya sekitar 7,5 cm, sedangkan panjang
dinding posterior sekitar 9 cm.
Cairan vagina berasal dari traktus genitalia atas dan bawah. Cairan
sedikit asam. Interaksi antara laktobasilus vagina dan glikogen
memeprtahankan keasaman. Apabila pH naik > 5, insiden infeksi vagina
meningkat. Cairan yang terus mengalir dari vagina mempertahnakan
kebersihan relativ vagina. Oleh karena itu, penyemprotan cairan ke vagina
dalam lingkaran normal tidak diperlukan dan tidak dianjurkan.

11

Nama: Reza Achmad


Prasetyo
NIM

: 2013 730 169

2. Jelaskan Fisiologi terjadi nya haid beserta dengan siklus nya !


Lamanya siklus haid yangnormal atau yang dianggap sebagai siklus haid
klasik adalah 28 hari ditambah atau dikurangi dua sampai tiga hari. Siklusini
dapat berbeda-beda pada wanit yang normal dan sehat.
Pada tiap siklus dikenal tiga masa utama, ialah sebagai berikut:
1 Masa haid selama dua samai delapan hari. Pada waktu itu
endometrium dilepas, sedangkan pengeluaran hormon-hormon
ovarium paling rendah (minimum).
2 Masa proliferasi sampai hari keempat belas. Pada waktu itu
endometrium
tumbuh
kembali,
disebut
juga
endometrium
mengadakan proliferasi. Antara hari kedua belas dan keempat belas
dapat terjadi pelepasan ovum dari ovarium yang disebut ovulasi.
3 Sesudahnya, dinamakan masa sekresi. Pada ketika itu korpus rubrum
menjadi korpus luteum yang mengeluarkan progesteron. Dibawah
pengaruh progesteron ini, kelenjar endometrium yang tumbuh
berkeluk-keluk mulai bersekresi dan mengeluarkan getah yang
mengandung glikogen dan lemak. Pada akhir masa ini stroma
endometrium berubah ke arah sel-sel desidua, terutama yang berada
di seputar pembuluh-pembuluh arterial. Keadaan ini memudahkan
adanya nidasi.
Sekarang ternyata bahwa dalam proses ovulasi bukan hanya harus ada
suatu kerja sama yang harmonis antara korteks serebri, hipotalamus,
12

hipofisis, dan ovarium, melainkan ada pengaruh pula dari glandula tireoidea,
korteks adrenal, dan kelenjar-kelenjar endokrin lain. Dewasa ini ternyata
prostaglandin dan serotonin mempunyai peranan pula dalam ovulasi dengan
mempengaruhi hipotalamus dan hipofisis. Pula ditemukan pengaruh ACTH
terhada korteks adrenal dikaitkan dengan sistem renin angiotensin di
ovarium pada ovulasi.
Dalam sistem endokrin beberapa susunan saraf pusat tertentu seperti
glandula pinealis, glandula amigdalae, dan hipokampus mempunyai
hubungan neural dan humoral dengan hipotalamus dan hipofisis. Di dalam
hipotalamus sendiri terdapat releasing hormones dalam jumlah yang sedikit
sekali. Zat-zat ini ialah polipeptida yang kecil sekali, terdiri atas sejumlah
asam amino tertentu.
Dikenal:
1 FSH dikeluarkan oleh hipofisis yang dirangsang oleh FSHRH (Follicle
stimulating hormone releasing hormone).
2 LH dikeluarkan oleh hipofisis yang dirangsang oleh LH-RH (Luteinizing
hormone-releasing hormone).
3 PIH (Prolactine inhibiting hormone) yang menghambat hipofisis untuk
mengeluarkan prolaktin.
4 Beberapa RH untuk somatotropin, TSH (thyroid stimulating hormone),
dan ACTH (adenocorticotrophic hormone).
Pada tiap siklus haid FSH dikeluarkan oleh lobus anterior hipofisis yang
menimbulkan beberapa folikel primer yang dapat berkembang dalam
ovarium. Umumnya satu folikel, kadang-kadang juga lebih dari satu,
berkembang menjadi folikel de Graaf yang membuat estrogen. Estrogen ini
menekan produksi FSH, sehingga lobus anterior hipofisis dapat
mengeluarkan hormon gonadotropin yang kedua, yakni LH. Seperti telah
diuraikan, produksi kedua hormon gonadotropin (FSH & LH) adalah dibawah
pengaruh RH yang disalurkan dari hipotalamus ke hipofisis. Penyaluran RH
ini sangat dipengaruhi oleh mekanisme umpan balik estrogen terhadap
hipotalamus. Pula oleh pengaruh dari luar, seperti cahaya, bau-bauan
melalui bulbus olfaktorius, dan hal-hal psikologik.
Bila penyaluran RH normal berjalan baik, maka produksi gonadotropingonadotropin akan baik pula, sehingga folikel de Graaf selanjutnya makin
lama makin menjadi matang dan makin banyak berisi likuor follikuli yang
mengandung
estrogen.
Estrogen
mempunyai
pengaruh
terhadap

13

endometrium: menyebabkan endometrium tumbuh atau berproliferasi.


Waktu ketika proses berproliferasi terjadi disebut masa proliferasi.
Dibawah ini pengaruh LH folikel de Graff menjadi lebih matang,
mendekati permukaan ovarium, dan kemudian terjadilah ovulasi (ovum
dilepas oleh ovarium). Pada ovulasi ini kadang-kadang terdapat perdarahan
sedikit yang akan merangsang peritoneum di pelvis, sehingga timbul rasa
sakit yang disebut intermenstrual pain (Mittelschmerz). Pula dapat diikuti
oleh adanya perdarahan vagina sedikit. Setelah ovulasi terjadi, dibentuklah
korpus rubrum (berwarna merah oleh karena perdarahan tersebut di atas),
yang akan menjadi korpus luteum (warnanya menjadi kuning)dibawah
pengaruh hormon-hormon LH dan LTH (luteotrophic hormones), suatu
hormon gonadotropin juga. Korpus luteum menghasilkan hormon
progesteron. Progesteron ini mempunyai pengaruh terhadap endometrium
yang telah berproliferasi dan menyebabkan kelenjar-kelenjarnya berkelukkeluk dan bersekresi (masa sekresi).
Bila tidak ada pembuahan, korpus luteum berdegenerasi dan ini
mengakibatkan bahwa kadar estrogen dan progesteron menurun.
Menurunnya kadar estrogen dan progesteron menimbulkan efek pada arteri
yang berkeluk-keluk di endometrium. Tampak dilatasi dan statis dengan
hiperemia yang diikuti spasme dan iskemia. Sesudah itu terjadi degenerasi
serta perdarahan dan pelepasan endometrium yang nekrotik. Proses ini
disebut haid atau mensis. Bilamana ada pembuahan dalam masa ovulasi,
maka korpus luteum tersebut di atas dipertahankan, bahkan berkembang
menjadi korpus luteum graviditatis.

Nama:
Qurottaayun

Sabrina

NIM: 2013730173

3. Jelaskan Biokimia dari menstruasi?


1 Biokimia Siklus Menstruasi
Sistem hormonal yang mempengaruhi siklus menstruasi :

14

1 FSH-RH (follicle stimulating hormone - releasing hormone) yang


dikeluarkan hipotalamus untuk merangsang hipofisis mengeluarkan
FSH .
2 LH-RH (luteinizing hormone- releasing hormone) yang dikeluarkan
hipotalamus untuk merangsang hipofisis mengeluarkan LH .
3 PIH (prolactine inhibiting hormone) yang menghambat hipofisis untuk
mengeluarkan prolaktin
Pengendalian maturasi folikel dan proses ovulasi dilakukan oleh
hipotalamus-hipofisis-ovarium. Hipotalamus mengendalikan siklus haid,
namun organ ini sendiri dapat pula dipengaruhi oleh pusat otak yang lebih
tinggi, sehingga faktor kecemasan ataupun gangguan kejiwaan lain dapat
mengganggu pola haid yang normal.
Hipotalamus mempengaruhi hipofisis melalui pengeluaran GnRHGonadotropin Releasing Hormon. GnRH melalui sistem sirkulasi portal
menuju hipofisis anterior dan menyebabkan gonadotrof hipofisis melakukan
sintesa dan pelepasan FSH-foliclle stimulating hormone dan LH-Luteinizing
hormone. FSH akan menyebabkan proses maturasi folikel selama fase
folikuler dan LH berperan dalam proses ovulasi serta produksi progesteron
oleh corpus luteum. Aktivitas siklis dalam ovarium berlangsung melalui
mekanisme umpan balik diantara ovarium hipotalamus dan hipofisis.
Siklus Menstruasi
A. Fase Folikular
Hari ke 1-10
Pada umumnya hanya 1 folikel yang terangsang namun dapat
perkembangan dapat menjadi lebih dari 1, dan folikel tersebut berkembang
menjadi folikel de graaf yang membuat estrogen . Pada awal siklus,
kadar FSH dan LH relatif tinggi dan hormon ini akan merangsang
pertumbuhan 10 20 folikel namun hanya 1 folikel yang dominan yang
menjadi matang dan sisanya akan mengalami atresia. Kadar FSH dan LH
yang relatif tinggi dipicu oleh penurunan kadar estrogen dan progesteron
pada akhir fase sebelumnya.
Selama dan segera setelah haid, kadar estrogen relatif rendah namun
dengan pertumbuhan folikel kadarnya akan segera meningkat.

15

Hari ke 10 - 14
Dengan bertambahnya ukuran folikel, terjadi akumulasi cairan diantara
sel granulosa dan menyebabkan terbentuknya anthrum, sehingga folikel
primer berubah bentuk menjadi folikel dgraaf, disini oosit menempati posisi
excenteric dan dikelilingi oleh 2 3 lapisan sel granulosa dan disebut
sebagai cumulus oophorus .
Dengan semakin matangnya folikel, kadar estrogen menjadi semakin
bertambah (terutama dari jenis estradiol) dan mencapai puncaknya 18 jam
sebelum ovulasi. Dengan semakin meningkatnya kadar estrogen, produksi
FSH dan LH menurun ( umpan balik negatif ) untuk mencegah hiperstimulasi
ovarium
dan
maturasi
folikel
lainnya.
B. Fase Ovulasi
Hari ke 14
Ovulasi terjadi dengan pembesaran folikel yang cepat dan diikuti
protrusi permukaan kortek ovarium dan pecahnya folikel menyebabkan
keluarnya oosit dan cumulus oophorus yang melekat dengannya.
Pada sejumlah wanita Kadang-kadang proses ovulasi ini menimbulkan
rasa sakit sekitar fossa iliaka yang dikenal dengan nama mittelschmerz.
Peningkatan kadar estradiol pada akhir mid-cycle diperkirakan akibat LH
16

surge dan penurunan kadar FSH akan menyebabkan peristiwa umpan balik
positif. Sesaat sebelum ovulasi terjadi penurunan kadar estradiol secara tibatiba dan peningkatan produksi progesteron.
C. Fase Luteal
Hari 15-28
Sisa folikel yang telah ruptur berada didalam ovarium. Sel granulosa
mengalami luteinisasi dan membentuk corpus luteum. Corpus luteum
merupakan sumber utama dari hormon steroid seksual, estrogen dan
progesteron yang dikeluarkan oleh ovarium pada fase pasca ovulasi (fase
luteal) .
Terbentuknya corpus luteum akan menyebabkan sekresi progesteron
terus meningkat dan terjadi pula kenaikan kadar estradiol berikutnya.

Selama fase luteal, kadar gonadotropin tetap rendah sampai terjadi


regresi corpus luteum pada hari ke 26 28. Bila terjadi konsepsi dan
implantasi, corpus luteum tidak akan mengalami regresi oleh karena
keberadaanya dipertahankan oleh gonadotropin yang diproduksi oleh
trofoblas. Namun, bila tidak terjadi konsepsi dan implantasi, corpus luteum
akan mengalami regresi dan siklus haid akan mulai berlangsung kembali.
17

Akibat penurunan kadar hormon steroid, terjadi peningkatan kadar


gonadotropin dan siklus haid akan berlangsung kembali.
Nama:
Qurottaayun

Sabrina

NIM: 2013730173
4 Definisi, Etiologi, Faktor yang mempengaruhi serta klasifikasi
Definisi
Amenorrhea adalah keadaan tidak adanya haid untuk sedikitnya 3 bulan
berturut-turut. Lazim diadakan pembagian antara amenorrhea primer dan
amenorrhea sekunder. Kita berbicara tentang amenorrhea primer apabila
seorang wanita berumur 18 tahun keatas tidak pernah mendapat haid,
sedang pada amenorrhea sekunder penderita pernah mendapat haid, tetapi
kemudian tidak dapat lagi (Wiknjosastro,2008).
Amenorrhea adalah tidak ada atau berhentinya menstruasi secara abnormal
yang diiringi penurunan berat badan akibat diet penurunan berat badan dan
nafsu makan tidak sehebat pada anoreksianervosa dan tidak disertai
problem psikologik (Kumala, 2005).
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI AMENORRHEA
1 Faktor Internal
a Organ Reproduksi
Faktor yang mempengaruhi amenorrhea adalah vagina tidak
tumbuh dan berkembang dengan baru, rahim yang tidak tumbuh,
indung telur yang tumbuh. Tidak jarang ditemukan kelainan lebih
kompleks pada rahim atau rahim tidak tumbuh dengan sempurna.
Kelainan ini disebut ogenesis genitalis bersifat permanen artinya
wanita tersebut tidak akan mendapatkan haid selama-lamanya
(Pardede, 2002).
b Hormonal
Alat reproduksi wanita merupakan alat akhir (endogen) yang
dipengaruhi oleh sistem hormonal yang komplek. Rangsangan yang
datang dari luar masuk dipusat panca indra diteruskan melalui
Striaeterminalis menuju pusat yang disebut Puberitas Inhibitor
dengan hambatan tersebut tidak terjadi rangsangan terhadap
hypotalamus, yang akan memberikan rangsangan pada Hipofise
Pars Posterior sebagai Mother of Glad (Pusat kelenjar-kelenjar).
18

Rangsangan yang terus menerus datang di tangkap panca indra,


dengan makin selektif dapat lolos menuju hypotalamus dan
selanjutnya terus menuju hipofise anterior (depan) mengeluarkan
hormon yang dapat merangsang kelenjar untuk mengeluarkan
hormon yang dapat merangsang kelenjar untuk mengeluarkan
hormon spesifiknya yaitu kelenjar tyroid memproduksi hormon
tiroksin, kelenjar indung telur memproduksi hormon estrogen dan
progesteron, sedangkan kelenjar adrenal menghasilkan hormon
adrenalin. Pengeluaran hormon spesifik sangat penting untuk
tumbuh kembang mental dan fisik (Pardede, 2002).
c Penyakit
Beberapa penyakit kronis yang menjadi penyebab terganggunya
siklus haid, Kanker payudara dan lain-lain. Kelainan ini menimbulkan
berat badan yang sangat rendah sehingga datangnya haid akan
terganggu.
2 Faktor Eksternal
a Status Gizi
Kecukupan pangan yang esensial baik kualitas maupun kuantitas
sangat penting untuk siklus menstruasi. Setiap orang dalam siklus
hidupnya selalu membutuhkan dan mengkonsumsi berbagai bahan
makanan yang mengandung zat gizi. Zat gizi mempunyai nilai yang
sangat penting yaitu untuk memelihara proses tubuh dalam
pertumbuhan dan perkembangan (Soetjiningsih, 2004).
b Gaya Hidup
Gaya hidup terutama perilaku makan dengan porsi yang cukup
dan sesuai jadwal serta mengandung gizi seimbang ( 4 sehat 5
sempurna) dapat menyebabkan kondisi tubuh terasa fit dan
terhindar dari kekurangan gizi sehingga siklus menstruasi berjalan
normal (Soetjiningsih, 2002).
2.3 KLASIFIKASI AMENORRHEA
Klasifikasi amenorrhea adalah sebagai berikut :
1

Amenorrhea primer
19

Amenorrhea primer mengacu pada masalah ketika wanita muda yang


berusia lebih dari 16 tahun belum mengalami menstruasi tetapi telah
menunjukkan maturasi seksual, atau menstruasi mungkin tidak terjadi
sampai usia 14 tahun tanpa disertai adanya karakteristik seks
sekunder.
Amenorrhea sekunder
Amenorrhea sekunder adalah tidak adanya haid selama 3 siklus atau 6
bulan setelah menstruasi normal pada masa remaja, biasanya
disebabkan oleh gangguan emosional minor yang berhubungan
dengan berada jauh dari rumah, masuk ke perguruan tinggi,
ketegangan akibat tugas-tugas. Penyebab kedua yang paling umum
adalah kehamilan, sehingga pemeriksaan kehamilan harus dilakukan.

AMENOREA PRIMER
Tidak adanya menstruasi pada wanita yang telah berusia 16 tahun dengan
angka kejadian : 1 2%.
Evaluasi ditujukan terutama pada ada atau tidaknya uterus,vagina dan
perkembangan
payudara.
Etiologi:
1
2
3
4

Kegagalan Gonad (35%)


Disfungsi hipotalamus (20-30%)
Agenesis Vagina dan obstruksi saluran keluar genitalia (15-20%)
Sindroma Feminisasi testis (10%)

KEGAGALAN GONAD 35%


Hipogonadisme Hipergonadotropik ditandai dengan gonad yang tampak
bergaris-garis (larik larik jaringan fibrosis pada ovarium). Tidak terjadi
sintesis steroid ovarium akibat tidak adanya folikel ovarium. Perkembangan
payudara tidak terjadi akibat rendahnya kadar estradiol sirkulasi
Penyebab : Sindroma Turner ( 45XO) adalah penyebab paling umum adanya
amenorea primer (50%).

20

DISFUNGSI HIPOTALAMUS 20-30%


Hipogonadisme Hipogonadotropik menyebabkan kadar estrogen yang sangat
rendah dan etiologi dapat bersifat morfologis atau endokrinologis.
Penyebab. Sebagian besar anak perempuan memiliki etiologi serupa dengan
penyebab amenorea sekunder (lihat penjelasan dibawah). Kelainan pada
SSP-sistem saraf pusat seperti tumor hipofisis atau hipotalamus dapat
meningkatkan kadar prolaktin . Pelepasan GnRH yang tidak memadai
disebabkan oleh sintesis GnRH di Hipotalamus yang tak memadai atau
kerusakan pada neurotransmiter SSP.
AGENESIS VAGINA dan OBSTRUKSI SALURAN KELUAR (15-20%)
Penyebab: Agenesis vagina (sindroma Mayer Rokitansky Kuster Hauser)
terjadi pada 1 : 2500~10.000 anak perempuan. Kelainan ini disertai dengan
kelainan ginjal (30%) , kelainan tulang rangka (12%).
SINDROMA FEMINISASI TESTIS 10%
Penyebab : Pseudohermaphrodit yang memilki genitalia eskterna yang
berlawanan dengan gonad (tstis, genotipe 46 XY namun memiliki fenotipe
wanita). Transmisi terjadi melalui gen resesif terkait X yang menyebakan
tidak adanya atau menurunnya aktivitas reseptor androgen.
AMENOREA SEKUNDER
Batasan : Tidak datang haid selama > 6 bulan atau selama 3 siklus
menstruasi pada wanita yang sebelumnya telah mendapatkan siklus
menstruasi
secara
teratur
Prevalensinya sekitar 3 5% wanita.
Etiologi :
1
2
3
4
5

Disfungsi Hipotalamus (35%)


Sindroma Ovarium Polikistik (30%)
Penyakit hipofisis (20%)
Kegagalan ovarium prematur (10%)
Sindroma Asherman (5%)

DISFUNGSI HIPOTALAMUS (35%)


Penyebab : Stress, penurunan berat badan, olahraga, obat penurun frekuensi
dan denyut GnRH secara berkelanjutan
21

SINDROMA OVARIUM POLIKISTIK (30%) PENYAKIT HIPOFISIS (20%)


Penyebab :
Adenoma Hipofisisi yang mensekresi prolatin adalah lesi yang paling sering
ditemukan

Empty Sella
Sheehan Syndrome (apopleksia hipofisisi, nekrosis hipofisis pasca
salin)

KEGAGALAN OVARIUM PREMATUR (10%)


Hilangnya semua folikel ovarium disertai dengan berhentinya haid sebelum
usia 40 tahun

Penyebab :
Kelainan ovarium intrinsik
Mosaikisme genetik
Proses autoimune (miastenia gravis)
Kemoterapi
Radiasi
Infeksi

SINDROMA ASHERMAN
Gambaran: sinekia intrauterin sehingga terjadi gangguan pertumbuhan
endometrium normal dan peluruhannya
Penyebab: kuretase uterus berlebihan atau proses tuberculosis
Nama: Sandra Natasha
Mahendra
NIM: 2013730174
5. Jelaskan organ-organ yang berperan pada menstruasi?
Kelenjar Gonad
Kelenjar gonad adalah kelenjar endokrin yang terletak di dalam organ
kelamin baik wanita ataupun pria yang fungsinya adalah memproduksi selsel kelamin dan mengeluarkan hormon-hormon yang mengendalikan
karakteristik seksual sekunder.
22

Jenis-jenis Kelenjar Kelamin


Kelenjar kelamin pada manusia di bedakan menjadi 2, yaitu:
1. Kelenjar kelamin Pria/Jantan
Kelenjar kelamin jantan adalah testis. Testis menghasilkan hormon
testosterone yang berfungsi untuk merangsang pematangan sperma
(spermatogenesisi) dan pembentukan ciri-ciri kelamin sekunder, seperti
pertumbuhan kumis, janggut, bulu dada, jakun, dan penebalan pita suara.
Produksi dan sekresi hormon testoteron oleh testis di rangsang oleh kelenjar
hipofisi anterior yang memproduksi hormon gonadotrofin (FSH & LH) dan
oleh GnRF yang berasal dari hipotalamus.
2. Kelenjar kelamin Wanita/Betina
Kelenjar kelamin betina adalah ovarium. Sebagai organ endokrin, ovarium
menghasilkan hormon estrogen dan progesteron. Sekresi estrogen dihasilkan
oleh folikel de Graaf dan dirangsang oleh FSH yang fungsinya adalah untuk
pembentukan ciri-ciri kelamin sekunder pada wnita seperti tumbuhnya
payudara, kulit halus, dll. Sedangkan sekresi progesteron di hasilkan oleh
korpus luteum dan di rangsang oleh LH. Fungsi hormon progesteron adalah
mempersiapkan dinding uterus agar dapat menerima sel telur yang sudah
dibuahi, menjaga penebalan endometrium, menghambat produksi hormon
FSH, dan memperlancar produksi laktogen (susu).
Pada dasarnya, kelanjar kelamin jantan dan betina sangat berbeda baik dari
segi hormon yang di sekresikannya, struktur fisiologis, dll. Kelenjar-kelenjar
ini baru aktif setelah masing-masing individu memasuki masa prepubertas
yang di tandai dengan meningkatnya sekresi gonadotropin (FSH dan LH)
akibat penurunan inhibisisteroid.
HIPOTALAMUS
Hipotalamus atau hypothalamus adalah pusat pengendali fungsi tubuh dan
sistem syaraf untuk menjaga agar kondisi tubuh kita selalu konstan dan
stabil. Hipotalamus merupakan bagian kecil dalam otak tetapi mempunyai
peranan yang sangat penting. Hipotalamus terletak tepat di bawah thalamus
dan diatas kelenjar hipofisi (pituitari). Dalam kepala kita, hipotalamus adalah
memiliki ukuran yang sangat kecil, kurang lebih sebesar almond dengan
berat sekitar 1% dari berat otak. Namuns meski berukuran kecil, tetapi
23

hipotalamus mempunyai peranan sangat penting dalam menjaga agar kita


selalu dapat menjalani hidup ini secara berkualitas.
Pengertian dan definisi Hipotalamus
Semua hewan vertebrata memiliki hipotalamus. Hipotalamus mengandung
sejumlah besar inti dan saluran serat. Sel-sel dalam dua inti utama
mensekresi vasopresin ( ADH , hormon antidiuretik ), oksitosin, dan CRH
( corticotropin releasing hormone ). Dua inti utama yang terdapat dalam
hipotalamus adalah inti supraoptik dan paraventrikular. ADH dan oksitosin
kemudian
diangkut
menuruni
akson
melalui
infundibulum
ke neurohypophysis (posterior hipofisis), yang kemudian melepaskannya ke
dalam aliran darah. Saluran ini disebut saluran
supraopticohypophysial .
Hipotalamus memiliki banyak fungsi. Salah satu di
antara fungsi hipotalamus yang paling penting
sebagai pusat kontrol autonom. Hipotalamus
terhubung dengan sistem syaraf dan kelenjar
hipofisis,
sehingga
hormon-hormon
yang
di
sekresikan oleh hipotalamus akan mempengaruhi aktivitas keduanya.
Kelenjar hipotalamus melepaskan neurohormon yang berpengaruh terhadap
sistem syaraf autonom dan menjaga homeostasis sistem endokrin.
Neuroendokrin menjaga homeostasis tekanan darah, denyut jantung, suhu
tubuh, perilaku dan emosi.
Hipotalamus sangat peka terhadap steroid, glukokortikoid, glukosa dan suhu.
Kerusakan hipotalamus kadang-kadang dapat juga terjadi. Ketika ini terjadi,
neurohormonnya salah disekresikan, memberikan pesan saraf yang salah ke
kelenjar yang berbeda dari sistem endokrin. Disfungsi hipotalamus dapat
disebabkan oleh berbagai faktor, diantaranya:

gangguan genetik,
kekurangan gizi,
perdarahan,
anoreksia & bulimia operasi,
tumor otak,
infeksi dan peradangan,
radiasi, dll.

KELENJAR HIPOFISIS

24

Kelenjar Hipofisis ini terletak pada lekukan tulang selatursika di bagian


tulang baji dan menghasilkan bermacam-macam hormon yang mengatur
kegiatan kelenjar lainnya. Oleh karena itu kelenjar hipofisis disebut master
gland. Kelenjar hipofisis dibagi menjadi tiga bagian, yaitu bagian anterior,
bagian tengah, dan bagian posterior.

Pembebasan hormon Adenohipofisis dikontrol oleh hipotalamus. Sel sel


neurosekresi di hipotalamus mensekresi hormone pembebas dan hormone
penghambat ke dalam jaringan kapiler yang terletak di batang pituitary.
Darah yang mengandung hormone tersebut mengalir melalui pembuluh
pembuluh portal pendek kedalam jaringan kapiler kedua di dalam pituitary
anterior. Sebagai respon terhadap hormone pembebas spesifik, sel sel
endokrin di pituitary anterior mensekresikan hormone tertentu ke dalam
sirkulasi.
(Campbell, 1925)
a. Hormon yang dihasilkan anterior hipofisis
No
.

Hormon

Prinsip kerja

25

Hormon Somatrotof

Pertumbuhan
sel
dan
anabolisme
protein

Hormon Tiroid (TSH)

Mengontrol
sekresi
hormone oleh
kelenjar tiroid

Hormon
Adrenokortikotropik(AC
TH)

Mengontrol
sekresi
beberapa
hormone oleh
korteks
adrenal

Follicle
Stimulating a. Pada
Hormon (FSH)
wanita
:
merangsang
perkembanga
n folikel pada
ovarium dan
sekresi
estrogen
b. Pada
testis
:
menstimulasi
testis untuk
mengstimula
si sperma

Luteinizing
(LH)

hormone a. Pada
Wanita
:
bersama
dengan
estrogen
menstimulasi
ovulasi
dan
pembentukan
progesterone
26

oleh
korpus
luteum
b. Pada pria :
menstimulasi
sel

sel
interstitial
pada
testis
untuk
berkembang
dan
menghasilkan
testoteron
6

Prolaktin

Membantu
kelahiran dan
memelihara
sekresi susu
oleh kelenjar
susu

Pratiwi, (2007 : 198)


Regulasi Hormon anterior hipofisis / Adenohipofisis

(fitonline2000@yahoo.com)
b. Hormon yang dihasilkan posterior hipofisis
No.

Hormon

Prinsip kerja

Oksitosin

Menstimulasi kontraksi
27

otot polos pada rahim


wanita selama proses
melahirkan
2

Hormon ADH

Menurunkan
volume
urine
dan
meningkatkan tekanan
darah dengan cara
menyempitkan
pembuluh darah

Pratiwi, (2007 : 198)


Regulasi hormon posterior hipofisis/neurohipofisis

Sel sel neurosekresi dalam hipotalamus mensintesis hormone ADH dan


oksitosin. Neurohipofisis membebaskan hormone itu ke dalam darah, dimana
hormone itu bersirkulasi. ADH berikatan dengan sel target di ginjal, oksitosin
berikatan dengan sel target di kelenjar susu dan uterus
c. Hormon yang dihasilkan intermediet hipofisis
No
.

Hormon

Prinsip kerja

Melanocyte
stimulating
hormon (MSH)

Mempengaruhi
warna kulit individu

VAGINA
28

Vagina (dari bahasa Latin yang makna literalnya pelindung atau


selongsong) atau puki adalah saluran berbentuk tabung yang
menghubungkan uterus ke bagian luar tubuh pada mamalia dan marsupilia
betina, atau ke kloaka pada burung betina, monotrem, dan beberapa jenis
reptil. Serangga dan beberapa jenis invertebrata juga memiliki vagina, yang
merupakan bagian akhir dari oviduct.
Vagina merupakan alat reproduksi pada mamalia betina, seperti halnya penis
pada mamalia jantan. Vagina menghasilkan berbagai macam sekresi seperti
keringat, sebum, dan sekresi dari kelenjar Bartholin dan Skene pada vulva,
cairan endometrial, dan oviductal (yang berubah sesuai dengan siklus haid),
cervical mucus, sel exfoliated, dan sekresi pada dinding vagina itu sendiri,
yang dapat meningkatkan gairah seksual.
Vagina pada semua wanita mengeluarkan pyridine, squalene, urea, asam
asetat, asam laktat, alkohol kompleks (termasuk kolesterol), glikol (termasuk
propylene glikol) keton, dan aldehid-aldehid. Tapi suatu asam kimia lebih
detil dalam pengeluaran vagina membagi wanita dalam dua kelompok.

Semua wanita menghasilkan asam asetat, tapi sepertiga dari itu juga
menghasilkan rangkaian pendek asam aliphatic. Rangkaian pendek asam
aliphatic, yang termasuk asetik, propionic, isovaleric, isobutryc, propanoic,
dan asam butanoic. Semua asam tersebut merupakan tingkat tajam dari zat
kimia yang dihasilkan oleh spesies primata yang lain sebagai sinyal
peraba/penciuman seksual. Walau tidak ada satupun yang pernah
membuktikan peranan asam-asam tersebut dalam aturan hubungan pada
manusia, beberapa peneliti lebih menganggap ini sebagai copullins dan
pheromones pada manusia.

29

Vagina merupakan organ reproduksi wanita yang sangat rentan terhadap


infeksi. Hal ini disebabkan batas antara uretra dengan anus sangat dekat,
sehingga kuman penyakit seperti jamur, bakteri, parasit, maupun virus
mudah masuk ke liang vagina. Untuk itu, wanita harus rajin merawat
kebersihan wilayah pribadinya ini. Infeksi juga terjadi karena terganggunya
kesimbangan ekosistem di vagina.

Ekosistem vagina merupakan lingkaran kehidupan yang dipengaruhi oleh


dua unsur utama, yaitu estrogen dan bakteri Lactobacillus atau bakteri baik.
Di sini estrogen berperan dalam menentukan kadar zat gula sebagai
simpanan energi dalam sel tubuh (glikogen). Glikogen merupakan nutrisi dari
Lactobacillus, yang akan dimetabolisme untuk pertumbuhannya. Sisa
metabolisme kemudian menghasilkan asam laktat, yang menentukan
suasana asam di dalam vagina, dengan potential Hydrogen (pH) berkisar 3,8
4,2. Dengan tingkat keasaman ini, Lactobacillus akan subur dan bakteri
patogen (jahat) akan mati. Di dalam vagina terdapat berbagai macam
bakteri, 95 persen Lactobacillus, 5 persen patogen.
Dalam kondisi ekosistem vagina seimbang, bakteri patogen tidak akan
mengganggu. Bila keseimbangan itu terganggu, misalnya tingkat keasaman
menurun, pertahanan alamiah juga akan turun, dan rentan mengalami
infeksi. Ketidakseimbangan ekosistem vagina disebabkan banyak faktor. Di
antaranya kontrasepsi oral, penyakit diabetes mellitus, antibiotika, darah
haid, cairan sperma, penyemprotan cairan ke dalam vagina (douching), dan
gangguan hormon seperti saat pubertas, kehamilan, atau menopause.
Meskipun ukuran vagina bermacam-macam pada wanita, namun ukuran
panjangnya berkisar 6 sampai 7,5 cm (2,5 3 inchi) meliputi dinding
anterior, dan 9 cm (3,5 inchi) untuk panjang yang meliputi dinding posterior.

30

Di saat rangsangan seksual, ukuran panjang dan lebar vagina akan


meningkat. Keelastisan vagina dapat membantu proses dalam hubungan
seksual, dan selain itu membantu saat proses kelahiran

AMENORRHEA PRIMER
Tidak adanya peristiwa menstruasi (haid) atau haid berhenti
KEGAGALAN GONAD 35%
Hipogonadisme Hipergonadotropik ditandai dengan gonad yang
tampak bergaris-garis (larik larik jaringan fibrosis pada ovarium).
Tidak terjadi sintesis steroid ovarium akibat tidak adanya folikel
ovarium
Perkembangan payudara tidak terjadi akibat rendahnya kadar estradiol
sirkulasi
Penyebab : Sindroma Turner ( 45XO) adalah penyebab paling umum
adanya amenorea primer (50%)
Pengobatan : kontrasepsi oral untuk mengembangkan payudara dan
mencegah osteoporosis. Bila pada kariotiping terdapat kromosom Y
maka harus dilakukan eksisi gonad untuk mencegah keganasan (angka
kejadian keganasan 25%)

31

DISFUNGSI HIPOTALAMUS 20-30%


Hipogonadisme Hipogonadotropik menyebabkan kadar estrogen
yang sangat rendah dan etiologi dapat bersifat morfologis atau
endokrinologis

Penyebab. Sebagian besar anak perempuan memiliki etiologi serupa


dengan penyebab amenorea sekunder (lihat penjelasan dibawah). Kelainan
pada SSP-sistem saraf pusatseperti tumor hipofisis atau hipotalamus dapat
meningkatkan kadar prolaktin . Pelepasan GnRH yang tidak memadai
disebabkan oleh sintesis GnRH di Hipotalamus yang tak memadai atau
kerusakan pada neurotransmiter SSP

Pengobatan : kontrasepsi oral. Pada semua pasien harus dilakukan


pemeriksaan
radiologis
pada
daerah
hipotalamus-hipofisis
untuk
menyingkirkan kemungkinan adanya lesi di SSP
AGENESIS VAGINA dan OBSTRUKSI SALURAN KELUAR (15-20%)

Hymen Imperforatus
32

Hematometra

Dismenorea atau nyeri panggul menadakan adanya endometrium


fungsional dengan obstruksi saluran keluar

Penyebab: Agenesis vagina (sindroma Mayer Rokitansky Kuster


Hauser) terjadi pada 1 : 2500~10.000 anak perempuan. Kelainan ini disertai
dengan kelainan ginjal (30%) , kelainan tulang rangka (12%). Varian lain:
Hymen imperforate & Septum vagina

Pengobatan : Pembuatan vagina baru dengan operasiMcIndoe

SINDROMA FEMINISASI TESTIS 10%


Gambaran : insensitivitas androgen

Penyebab :
yang berlawanan
fenotipe wanita).
menyebakan tidak

Pengobatan : Keadaan ini merupakan satu-satunya perkecualian dari


aturan bahwa gonad dengan kromosom Yharus diangkat setelah diagnosa
ditegakkan. testis harus dibiarkan di tempatnya sampai pubertas usai karena
konversi perifer androgen estrogen akan mendorong perkembangan dan
pertumbuhan payudara.

Pseudohermaphrodit yang memilki genitalia eskterna


dengan gonad (tstis, genotipe 46 XY namun memiliki
Transmisi terjadi melalui gen resesif terkait X yang
adanya atau menurunnya aktivitas reseptor androgen.

33

AMENORRHEA SEKUNDER
Tidak datang haid selama > 6 bulan atau selama 3 siklus menstruasi pada
wanita yang sebelumnya telah mendapatkan siklus menstruasi secara
teratur
Prevalensi:
3

5%
wanita
DISFUNGSI HIPOTALAMUS (35%)
Penyebab : Stress, penurunan berat badan, olahraga, obat penurun frekuensi
dan denyut GnRH secara berkelanjutan
Pengobatan :
Kontrasepsi
hipoestrogenisme hebat.

Oral

untukm

pasien

yang

mengalami

SINDROMA OVARIUM POLIKISTIK (30%)


PENYAKIT HIPOFISIS (20%)
Penyebab :

Adenoma Hipofisisi yang mensekresi prolatin adalah lesi yang paling


sering ditemukan
Empty Sella
Sheehan Syndrome (apopleksia hipofisisi, nekrosis hipofisis pasca
salin)

Pengobatan :

Reseksi adenoma hipofisi


Pengukuran serial prolaktin
Pencitraan kepala makroadenoma
Empty Sella Syndrome dan Sheehan
replacement therapy

Syndrome hormonal

KEGAGALAN OVARIUM PREMATUR (10%)


Deskripsi : Hilangnya semua folikel ovarium disertai dengan berhentinya haid
sebelum usia 40 tahun
Penyebab :

Kelainan ovarium intrinsik


Mosaikisme genetik
Proses autoimune (miastenia gravis)
34

Kemoterapi
Radiasi
Infeksi

Pengobatan :

Tidak ada
Estrogen replacement therapy?
Karoitiping (jika terjadi pada usia < 30 tahun)

SINDROMA ASHERMAN
Gambaran: sinekia intrauterin sehingga terjadi gangguan pertumbuhan
endometrium normal dan peluruhannya
Penyebab: kuretase uterus berlebihan atau proses tuberkulosis
Pengobatan : lisis histeroskopik perlekatan uterus yang terjadi dan stimulasi
endometrium dengan pemberian estrogen

35

Nama: Fikri Akbar Alfarizi


NIM: 2013730143
6 Jelaskan Fisiologi kehamilan (Proses kehamilan)!
Fertilisasi (pembuahan), penyatuan gamet pria dan wanita, dalam keadaan
normal terjadi di ampula, sepertiga atas tuba uterine. Karena itu baik ovum
maupun sperma harus diangkut dari tempat reproduksi mereka di gonad ke
ampula
TRANSPOR OVUM KE TUBA UTERINA
Ketika dibebaskan saat ovulasi, ovum segera diambil oleh tuba uterine.
Ujung tuba uterine yang melebar menjulur membungkus ovarium dan
mengandung fimbria, tonjolan mirip jari yang berkontraksi dengan gerakan
menyapu untuk menuntun ovum yang baru dibebaskan kedalam tuba
uterine. Selain itu, fimbria dilapisi oleh silia-tonjolan halus mirip rambut yang
berdenyut dalam gelombang gelombang mengarah ke interior tuba uterine
yang ikut menjamin mengalirnya ovum kedalam tuba uterine. Didalam tuba
uterine, ovum di dorong oleh kontraksi peristaltic dan gerakan silia ampula.
Jika tidak dibuahi, ovum mulai mengalami disintegrasi dalam 12 sampai 24
jam lalu difagositkan oleh sel sel yang melapisi bagian dalam saluran
reproduksi. Karena itu, fertilisasi harus terjadi dalam 24 jam setelah ovulasi,
ketika ovum masih hidup. Sperma biasanya bertahan hidup sekitar 48 jam
tetapi dapat hidup hingga 5 hari didalam saluran reproduksi wanita,
sehingga sperma yang diletakkan lima hari sebelum ovulasi hingga 24 jam
setelah ovulasi dapat membuahi ovum ynag dibebaskan, meskipun waktu
waktu ini sangat bervariasi.
TRANSPOR SPERMA KE TUBA UTERINA
Setelah diendapkan divagina saat ejakulasi, sperma harus berjalan melewati
kanalis servikalis, lalu uterus, dan kemudian sampai ke sel telur sepertiga
atas tuba uterine. Sperma pertama tiba di tuba uterine setengah jam setelah
36

ejakulasi. Hambatan pertama adalah melewati kanalis servikalis. Hampir


sepanjang siklus, karena tingginya kadar progesterone dan rendahnya
estrogen, mukus servikalis menjadi terlalu kental bagi penetrasi sperma.
Mukus serviks menjadi cukup encer dan tipis untuk melewatkan sperma
hanya jika kadar estrogen tinggi, ketika folikel matang siap untuk berovulasi.
Setelah sperma masuk ke uterus, kontraksi myometrium mengadu-aduk
sperma seperti mesin cuci dan dengan cepat menyebabkan sperma
tersebar keseluruh rongga uterus. Ketika mencapai tuba uterine, sperma
terdorong ke tempat pembuahan di ujung atas tuba uterine oleh kontraksi
otot polos tuba uterine yang mengarah ke atas. Kontraksi myometrium dan
tuba uterine yang mempermudah transport sperma ini diinduksi oleh kadar
estrogen yang tinggi tepat sebelum ovulasi, dibantu oleh prostaglandin
vesikula seminalis.
Ovum bukan merupakan mitra pasif dalam konsepsi. Sel telur matang
mengeluarkan alurin, suatu bahan kimia yang menarik sperma dan
menyebabkan sperma bergerak menuju gamet wanita yang telah menunggu.
Para ilmuwan juga baru baru ini menemukan adanya reseptor sperma ynag
mendeteksi dan berespon terhadap kemoatraktan yang dikeluarkan oleh
ovum. Yang menarik reseptor ini, yang dinamai hOR17-4 adalah reseptor
olfaktorius (RO), serupa dengan yang ditemukan dihidung untuk persepsi
bau. Karena itu sperma membaui telur. Pada waktu ovulasi, saat sperma
dapat menembus kanalis servikalis, dari ratusan juta sperma yang di
letakkan daam satu kali ejakulasi, hanya beberapa ribu yang dapat
mencappai tuba uterine.
FERTILISASI
Ekor sperma digunakan untuk bergerak bagi penetrasi akhir ovum. Untuk
membuahi sebuah ovum, sebuah sperma mula mula harus melewati korona
radiate dan zona pelusida yang mengelilingi sel telur. Enzim enzim akrosom,
yang terpajan ketika membrane akrosom pecah setelah berkontraksi denga
korona radiate, memungkinkan sperma membuat saluran menembus sawarsawar protektif ini. Sperma dapat menembus zona pelusida hanya setelah
berikatan dengan reseptor spesifik dipermukaan lapisan ini. Fertilin, suatu
protein yang terdapat di membrane plasma sperma, berikatan dengan
integrin sel telur, suatu jenis molekul perekat sel yang menonjol dari
permukaan luar membrane plasma. Hanya spema dari spesies yang sama
yang dapat berikatan dengan reseptor sel telur ini menembusnya. Sperma
pertama yang mencapai ovum sendiri berfusi dengan membrane plasma
37

ovarum, memicu suatu perubahan kimiawi di membrane ynnnaggg


mengelilingi ovum sehingga lapisan luar ini tidak dapat lagi di tembus oleh
sperma lain. Fenomena ini dikenal sebagai hambaaataaan terhadap
polispermia (banyak sperma).
Kepala sperma yang menyatu tersebut secara perlahan tertarik kedalam
sitoplasma oleh sutatu kerucut yang tumbuh dan membungkusnya. Ekor
sperma sering lenyap dalam proses ini, tetapi kepala membawa informasi
genetic yang penting. Sperma mengeluaaarrrkan nitrit oksidat setelah
berhasil masuk seluruhnya kedalam sitoplasma sel telur. Nitrit oksida ini
mendorong pelepasan Ca2+ yang tersimpan didalam sel telur. Pelepasan Ca 2+
intrasel ini memicu pembelaha meiotic akhir oosit sekunder. Dalam satu jam
nucleus dan sel telur menyatu, berkat adanya kompleks molekul yang
diberikan oleh sperma yang memungkinkan kromosom pria dan wanita
menyatu. Selain menyumbang separuh kromosom ke ovum yang dibuahi,
yang sekarang dinamai zigot, sperma pemenang ini juga mengaktifkan
enzim enzim yang esensial bagi perkembangan awal mudigah.
Blastokista tertanam di endometrium melalui kerja berbagai
enzim trofloblastiknya
Selama tiga sampai empat jam pertama setelah pembuahan, zigot tetap
berada di ampula, karena penyempitan antara ampula dan saluran tuba
uterine sisanya menghambat pergerakan lebih lanjut zigot menuju uterus.

TAHAP TAHAP AWAL DI AMPULA


Namun selama tahap ini zigot tidak tinggal diam. Zigot cepat mengalami
sejumlah pembelahan sel mitotic untuk membentuk suatu bola padat sel sel
yang disebut morula. Sementara itu, peningkatan kadar progesterone dari
korpus luteum yang baru terbentuk setelah ovulasi merangsang pengeluaran
glikogen dari endometrium kedalam lumen saluran reproduksi untuk di
guunakan sebagai energy oleh mudigah.
PENURUNAN MORULA KEDALAM UTERUS
Sekitar tiga sampau empat hari setelah ovulasi, progesterone diproduksi
dalam jumlah memadai untuk melemaskan konstriksi tuba uterine sehingga
morula dapat dengan cepat terdorong kedalam uterus oleh kontraksi
peristaltic tuba uterine dan aktivitas silia. Penundaan sementara mudigah
yang baru terbentuk masuk kedalam uterus memungkinkan nutrient nutrient
38

terkumpul di lumen uterus untuk menunjang mudigah sampai implantasi


berlangsung. Jika tiba terlalu cepat di uterus, morula akan mati.
Ketika turun ke uterus, morula mengapung bebas dalam rongga iterus
selama tiga sampai empat hari, hidup dari sekresi endometrium dan terus
membelah. Selama enam sampai tujuh hari pertama setelah uvulasi,
sementara mudigah yang sedang berkembang dalam keadaan transit di tuba
uterine dan mengapung di lumen uterus, lapisa dalam uterus secara
bersamaan dipersiapkan untuk implantasi di bawah pengaruh progesnteron
dase luteal. Selama waktu ini, uterus berada dalam fase sekretoriknya, atau
fase progestasional, menyimpan glikogen dan mengalami peningkatan
vaskularisasi.
IMPLANTASI BLASTOKISTA DI ENDOMETRIUM YANG TELAH DIPERSIAPKAN
Pasa saat endometrium siap menerima implantasi (sekitar seminggu setelah
ovulasi), morula telah turun ke uterus dan terus berproliferasi dan
berdiferensiasi menjadi blastokista ynag dapat melakukan implantasi. Waktu
seminggu setelah pembuahan dan sebelum implantasi memungkinkan
endometrium dan sebelum implantasi memungkinkan endometrium dan
mudigah sama sama mempersiapkan implantasi.
Blastokista adalah suatu bola berongga berlapis tunggal dan terdiri darri
sekitar 50 sel mengelilingi sebuah rongga berisi cairan, dengan suatu massa
padat sel sel berkelompok di satu sisi. Massa padat ini yang dikenal ssebagai
massa sel dalam, berkembang menjadi mudigah/janin itu sendiri. Blastokista
sisanya tidak membentuk janin tetapi memiliki peran suportif selama
kehidupan intrauteri. Lapisan tipis paling luar, trofoblas, melaksanakan
implantasi dan kemudian berkembang menjadi plasenta bagian janin.
Setelah blastokista siap berimplantasi, permukaannya menjadi lengket. Pada
saat ini endometrium telah siap menerima mudigah. Blastokista melekat
kelapisan dalam uterus disisi massa sel dalamnya. Implantasi dimulai ketika,
setelah berkontak dengan endometrium, sel sel trofoblastik yang menutupi
massa sel dalam mengeluarkan enzim enzim pencernaan protein. Enzim
enzim ini mencerna sel sel endometrium dan membentuk jalan sehingga
genjel genjel sel trofoblas mirip jari dapat menembus dalam ke
endometrium, tempat genjel genjel ini terus mencerna sel uterus. Melalui
efek kanibalistiknya, trofoblas melakukan fungsi ganda, 1. Menyelesaikan
implantasi dengan membuat lubang di endometrium untuk blastokista dan 2.
Menyediakan bahan mentah dan bahan bakar metabolic untuk mudigah
yang sedang berkembang sewaktu tonjolan tonjolan trofoblastik
39

menguraikan jaringan endometrium kaya nutrient. Dinding sel sel trofoblas


yang masuk ke endometrium luruh, membentuk sinsitium multinukleus yang
akhirnya akan menjadi plasenta bagian janin.
Jaringan endometrium ditempat kontak, yang terangsang oleh invasi
trofoblas, mengalami perubahan drastic yang meningkatkan kemampuannya
untuk menunjang mudigah yang berimplantasi.
Jaringan endometrium ditempat kontak, yang terangsang oleh invasi
trofoblas, mengalami perubahan drastis yang menignkatkan kemampuannya
untuk menunjang mudigah yang berimplantasi. Sebagai respon terhadap
pembawa pembawa pesan kimiawi yang dibebaskan oleh blastokista, sel sel
endometrium mengeluarkan prostaglandin, yang secara lokal menignkatkan
vaskularisasi, menimbulkan edema, dan meningkatkan simoanan makanan.
Jaringan endometrium yang mengalami modifikasi sedemikian rupa ditempat
implantasi disebut desidua. Kedalam jaringan desidua yang sangat kaya
inilah blastokista terbenam. Setelah blastokista membuat terowongan
kedalam desidua oleh aktivitas trofoblas, suatu lapisan sel endometrium
menutupi permukaan lubang, mengubur total blastokista di dalam lapisan
dalam uterus. Lapisan trofoblas terus mencerna sel sel desidua sekitar,
menghasilkan energy untuk mudigah sampai plasenta terbentuk.
MENCEGAH PENOLAKAN MUDIGAH/JANIN
Janin merupakan organ asing bagi system imun ibu, karena secara genetis
separuhnya berasal dari kromosom ayah yang berbeda. Bukti btukti baru
menunjukkan bahwa trofoblas menghasilkan ligans Fas yang berikatan
dengan Fas, suatu reseptor khusus di permukaan sel T sitotoksik aktif ibu.
Sel T sitotoksik adalah sel imun yang melaksanakan tugas menghancurkan
se lasing. Pengikatan ini memicu sel sel imun yang bertujuan
menghancurkan mudigah/janin asing yang terbentuk mengalami apoptosis
(bunuh diri), sehingga mudigah/janin terhindar dari penolakan system imun.
Penelitian lain mendapatkan bahwa plasenta bagia janin yang berasal dari
trofoblas, menghasilkan sutau enzim, indolamin 2,3-dioksigenase (IDO), ynag
merusak triptofan. Triptofan, suatu asam amino, adalah factor penting dalam
pengaktifan sel T sitotoksik ibu. Karena itu, mudigah/janin, melalui hubungan
hubungan trofoblastiknya, dipercayai mempertahankan diri dari penolakan
dengan meredam aktifitas sitotoksis ibu didalam plasenta yang seharusnya
menyerang jaringan asing yang sedang berkembang ini.

40

Plasenta adalah organ pertukaran antara darah ibu dan janin.


Simpanan glikogen di endometrium hanya cukup untuk memberi makan
mudigah/janin
selama
beberapa
minggu
pertamanya.
Untuk
mempertahankan
pertumbuhan
mudigah/janin
selama
kehidupan
intrauterinya, segera terbentuk plasenta, suatu organ khusus pertukaran
antara darah ibu dan janin. Plasenta berasal dari jaringan trofoblas dan
desidua.
PEMBENTUKAN PLASENTA DAN KANTUNG ANION.
Pada hari ke 12 mudigah telah terbenam total didalam desidua. Pada saat
ini lapisan trofoblas telah memiliki ketebalan 2 lapisan sel disebut korion.
Seiring dengan terus berkembangnya dan dihasilkannya enzim enzim oleh
korion, terbentuk anyaman rongga rongga yang ekstensif didalam desidua.
Korion yang meluas menggerus dinding kapiler desidua, mennyebabkan
darah ibu bocor dari kapiler dan mengisi rongga rongga ini. Darah dicegah
membeku oleh suatu antikoagulan yang dihasilkan oleh korion. Tonjolan
tonjolan jaringan korion berbentuk jari menjulur kedalam genangan darah
ibu. Segera mudigah yang sedang tumbuh ini mengirim kapiler kedalam
tonjolan karion untuk membentuk vilus plasenta.
Setiap vilus plasenta berisi kapiler mudigah yang dikelilingi oleh suatu
lapisan tipis jaringan korion,yang memisahkan darah mudigah/ janin dari
darah ibu di ruang antarvilus. Darah janin dan ibu tidak benar benar
bercampur tetapi sawar diantara keduanya sangatlah tipis. Semua
pertukaran antara kedua aliran darah berlangsung menembus sawar yang
sangat tipis ini. Keseluruhan system struktur ibu (desidua) dan janin (korion)
yang saling terkait ini membentuk plasenta.
Selama kehidupan intrauteri, plasenta melakukan dungsu system
pencernaan, system pernapasan, dan ginjal bagi janin parasiticini. Janin
memiliki system system organ ini tetapi dalan lingkungan intrauteri system
system tersebut tidak dapat berfungsi. Nutrient dan o2 berdifusi dari darah
ibu menembus sawar tipis plasenta kedalam darah janin, sementara Co2 dan
sisa metabolic lain secara bersamaan berdifusi dari darah janin kedalam
darah ibu. Nutrient dan O2 yang dibawa janin dari darah ibu diperoleh dari
system pencernaan dan pernapasan ibu, dan CoO2 dan zat sisa yang
dipindahkan kedarah ibu masing masing dikeluarkan oleh paru dan ginjal ibu.

41

Nama: Rani
Rahmadiyanti
NIM: 2013730168
7. Jelaskan perubahan anatomi dan fisiologi pada kehamilan?
Perubahan anatomi dan fisiologi pada perempuan hamil sebagaian besar
sudah terjadi segera setelah fertilisasi dan terus berlanjut selama kehamilan.
Kebanyakan perubahan ini merupakan respons terhadap janin. Satu hal yang
menabjubkan adalah bahwa hamil hampir semua perubahan ini akan
kembali seperti keadaan sebelum hamil setelah proses persalinan dan
menyusui selesai.
Sistem Reproduksi
Uterus
Selama kehamilan uterus akan beradaptasi untuk menerima dan melindungi
hasil konsepsi ( janin, plasenta, amnion ) sampai persalinan. Uterus
mempunyai kemampuan yang luar biasa untuk bertambah besar dengan
cepat selama kehamilan dan pulih kembali seperti keadaan semula dalam
beberapa minggu setelah persalinan. Pada perempuan tidak hamil uterus
mempunyai berat 70 gram dan kapasitas 10 ml atau kurang. Selama
kehamilan, uterus akan berubah menjadi suatu organ yang mampu
menampung janin, plasenta, dan cairan amnion rata-rata pada akhir
kehamilan volume totalnya mencapai 5 l bahkan dapat mencapai 20 l atau
lebih dengan berat rata-rata 1100 g.
Pembesaran uterus meliputi peregangan dan penebalan sel-sel otot,
sementara produksi miosit yang baru sangat terbatas. Bersamaan dengan
hal itu terjadi akumulasi jaringan ikat dan elastik, terutama pada lapisan otot
luar. Kerja sama tersebut akan meningkatkan kekuatan dinding uterus.
Daerah korpus pada bulan-bulan pertama akan menebal, tetapi sering

42

dengan bertambahnya usia kehamilan akan menipis. Pada akhir kehamilan


ketebalannya hanya berkisar 1,5 bahkan kurang .
Pada awal kehamilan penebalan uterus distimulasi terutama oleh
hormon estrogen dan sedikit oleh progesteron. Hal ini dapat dilihat dengan
perubahan uterus pada awal kehamilan mirip dengan kehamilan ektopik.
Akan tetapi, setelah kehamilan 12 minggu lebih penambahan ukuran uterus
didominasi oleh desakan dari hasil konsepsi. Pada awal kehamilan tuba falopi
, ovarium, dan ligamentum rotundum berada sedikit di bawah apeks fundus,
sementara pada akhir kehamilan akan berada sedikit di atas pertengahan
uterus. Posisi plasenta juga mempengaruhi penebalan sel-sel otot uterus, di
mana bagian uterus mengelilingi tempat implantasi plasenta akan
bertambah besar lebih cepat dibandingkan bagian lainnya sehingga akan
menyebabkan uterus tidak rata. Fenomena ini dikenal dengan
tanda piscaseck.
Pada minggu-minggu pertama kehamilan uterus masih seperti
bentuk aslinya seperti buah avokad. Seiring dengan perkembangan
kehamilannya, daerah fundus dan korpus uterus akan membulat dan akan
menjadi bentuk sferis pada usia kehamilan 12 minggu. Panjang uterus akan
bertambah lebih cepat dibandingkan lebarnya sehingga akan berbentuk
oval. Ismus uteri pada minggu pertama mengadakan hipertrofi seperti
korpus uteri yang mengakibatkan ismus menjadi lebih panjang dan lunak
yang dikenal dengan tanda Hegar.
Pada akhir kehamilan 12 minggu uterus akan terlalu besar dalam
rongga pelvis dan seiring perkembangannya, uterus akan menyentuh
dinding abdominal, mendorong usus kesamping dan ke atas, terus tumbuh
hingga hampir menyentuh hati. Pada saat pertumbuhan uterus akan berotasi
ke arah kanan, dekstrorotasi ini disebabkan oleh adanya rektosimoid di
daerah kiri pelvis. Pada triwulan akhir ismus akan berkembang menjadi
segmen bawah uterus. Pada akhir kehamilan otot otot uterus bagian atas
akan berkontraksi sehingga segmen bawah uterus akan melebar dan
menipis. Batas antara segmen atas yang tebal dan segmen bawah yang tipis
disebut dengan lingkaran retraksi fisiologis.
Serviks
Satu bulan setelah konsepsi serviks akan menjadi lebih lunak dan kebiruran.
Perubahan ini terjadi akibat penambahan vaskularisasi dan terjadinya edema
pada seluruh serviks, bersamaan dengan terjadinya hipertrofi dan
hyperplasia pada kelenjar-kelenjar serviks. Berbeda kontras dengan korpus,
serviks hanya memiliki 10 15 % otot polos. Jaringan ikat ekstraselular
43

serviks terutama kolagen tipe 1 dan 3 dan sedikit tipe 4 pada membrane
basalis. Di antara molekul-molekul kolagen itu, berkatalasi glikosaminoglikan
dan proteoglikan, terutama dermatan sulfat, asam hialuronat, dan heparin
sulfat. Juga ditemukan fibronektin dan elastin di antara serabutn kolagen.
Rasio tertinggi elastin terhadap kolagen terdapat di ostium interna. Baik
elastin maupun otot polos semakin menurun jumlahnya mulai dari ostium
interna
Serviks manusia merupakan organ yang kompleks dan heterogen yang
mengalami perubahan yang luar biasa selama kehamilan dan persalinan.
Bersiifat seperti katup yang bertanggung jawab menjaga janin didalam
uterus sampai akhir kehamilan dan selama persalinan. Serviks didominasi
jaringan ikat fibrosa. komposisinya berupa jaringan matriks ekstraselular
terutama mengandung kolagen dengan elastin dan proteoglikan dan bagian
sel yang mengandung otot dan fibroblas, epitel, serta pembuluh darah. Rasio
relatif jaringan ikat terhadap otot tidak sama sepanjang serviks yang
semakin ke distal rasio ini semakin besar.
Pada perempuan yang tidak hamil berkas kolagen pada serviks ter
bungkus rapat dan tidak beraturan, selama kehamilan, kolagen secara aktif
di sintesis dan secara terus menerus diremodel oleh kolagenase, yang di
sekresi oleh sel sel serviks dan neutrofil. Kolagen didegradasi oleh
kolagenase inraseluler yang menyingkirkan struktur pro kolagen yang tidak
sempurna untuk mencegah pembentukan kolagen yang lemah, dan
kolagenase ekstraseluler yang secara lambat akan melemahkan matriks
kolagen agar persalinan dapat berlangsung.
Pada akhir trimester pertama kehamilan, berkas kolagen menjadi
kurang kuat terbungkus. Hal ini terjadi akibat penurunan konsentrasi kolagen
secara keseluruhan. Dengan sel sel otot polos dan jaringan elastis, serabut
kolagen bersatu dengan arah paralel terhadap sesamanya sehingga serviks
menjadi lunak dibanding kondisi tidak hamil, tetapi tetap mampu
mempertahankan kehamilan.
Pada saat kehamilan mendekati aterm, terjadi penurunan lebih lanjut
dari konsentrasi kolagen. Konsentrasinya menurun secara nyata dari
keadaan yang relatif dilusi dalam keadaan menyebar ( dispersi ) dan ter
remodel menjadi serat. Dispersi meningkat oleh peningkatan rasio dekorin
terhadap kolagen.
Karena serabut ter dispersi, konsentrasi air meningkat seperti juga
hal nya asam hialuronat dan glikosaminoglikan. Asam hialuronat disekresi
oleh fibroblas dan memiliki afinitas yang tinggi terhadap molekul air.
Penurunan konsentrasi kolagen lebih lanjut ini secara klinis terbukti dengan
44

melunaknya serviks. Beberapa perubahan ini berhubungan dengan dispersi


kolagen yang terjadi lebih awal pada kehamilan dan mengakibatkan keadaan
patologis seperti serviks inkompeten.
Proses remodelling sangat kompleks dan melibatkan proses kaskade
biokimia, interaksi antara komponen selular dan matriks ekstraselular, serta
infiltrasi stroma serviks oleh sel sel inflamasi seperti netrofil dan makrofag.
Proses remodelling ini berfungsi agar uterus dapat mempertahankan
kehamilan sampai aterm dan kemudian proses destruksi serviks yang
membuatnya berdilatasi memfasilitasi persalinan.
Proses perbaikan serviks terjadi setelah persalinan sehingga siklus
kehamilan yang berikut nya akan berulang. Waktu yang tidak tepat bagi
perubahan kompleks ini akan mengakibatkan persalinan preterm, penundaan
persalinan menjadi posterm dan bahkan gangguan persalinan spontan.
Ovarium
Proses ovulasi selama kehamilan akan terhenti dan pematangan folikel baru
juga ditunda. Hanya satu korpus luteum yang dapat ditemukan di ovarium.
Folikel ini akan berfungsi maksimal selama 6-7 minggu awal kehamilan dan
setelah itu akan berperan sebagai penghasil progesterone dalam jumlah
yang relative minimal.
Relaksin, suatu hormone protein yang mempunyai struktur mirip
dengan insulin dan insulin like growth factor I & II, disekresikan oleh korpus
luteum, desidua, plasenta, dan hati. Aksi biologi utamanya adalah dalam
proses remodeling jaringan ikat pada saluran reproduksi, yang kemudian
akan mengakomodasi kehamilan dan keberhasilan proses persalinan.
Perannya belum diketahui secara menyeluruh, tetapi diketahui mempunyai
efek pada perubahan struktur biokimia serviks dan kontraksi myometrium
yang akan berimplikasi pada kehamilan preterm.
Vagina dan Perineum
Selama kehamilan peningkatan vaskularisasi dan hyperemia terlihat jelas
pada kulit dan otot-otot di perineum dan vulva, sehingga pada vagina akan
terlihat bewarna keunguan yang dikenal dengan tanda Chadwicks.
Perubahan ini meliputi penipisan mukosa dan hilangnya sejumlah jaringan
ikat dan hipertrofi dari sel-sel otot polos.
Dinding vagina mengalami banyak perubahan yang merupakan
persiapan untuk mengalami peregangan pada waktu persalinan dengan
45

meningkatnya ketebalan mukosa, mengendornya jaringan ikatm dan


hipertrofi sel otot polos. Perubahan ini mengakibatkan bertambah
panjangangnya
dinding vagina. Semua
perubahan diatas
dapat
menyebabkan distensi vagina sehingga memungkinkan terjadinya persalinan
per
Kulit
Meningkatkan aliran darah kulit selama kehamilan berfungsi untuk
mengelurkan kelebihan panas yang terbentuk karena meningkatnya
metabolisme
Pada kulit dinding perut akan terjadi perubahan warna menjadi
kemerahan, kusam, dan kadang-kadang juga akan mengenai daerah
payudara dan paha. Perubahan ini dikenal dengan nama striae gravidarum.
Pada multipara selain striae kemerahan itu seringkali ditemukan garis
berwarna perak berkilau yang merupakan sikatrik dari striae sebelumnya.
Pada banyak perempuan kulit di garis pertengahan perutnya (linea
alba) akan berubah menjadi hitam kecoklatan yang disebut dengan linea
nigra. Kadang-kadang akan muncul dalam ukuran yang bervariasi pada
wajah dan leher yang disebut dengan chloasma atau melasma gravidarum.
selain itu, pada areola dan daerah genital juga akan terlihat pigmentasi yang
berlebihan. Pigmentasi yang berlebihan itu biasanya akan hilang atau sangat
jauh berkurang setelah persalinan. Kontrasepsi oral juga bisa menyebabkan
terjadinya hiperpigmentasi yang sama.
Perubahan ini dihasilkan dari cadangan melanin pada daerah
epidermal dan dermal yang penyebab pastinya belum diketahui. Adanya
peningkatan kadar serum melanocyte stimulating hormone pada akhir bulan
kedua masih sangat diragukan sebagai penyebab-nya. Estrogen dan
progesterone diketahui mempunyai peran dalam melanogenesis dan diduga
bisa menjadi factor pendorongnya.
Payudara
Pada minggu-minggu awal kehamilan, wanita sering merasakan plasenta dan
nyeri payudara. Setelah bulan kedua, payudara membesar dan
memperlihatkan vena-vena halus di bawah kulit. Putting menjadi jauh lebih
besar, berwarna lebih gelap, dan lebih tegak. Setelah beberapa bulan
pertama, pemijatan lembut pada putting sering menyebabkan keluarnya
cairan kental kekuningan-kolostrum. Selama bulan-bulan tersebut, aerola
tersebar sejumlah tonjolan kecil, kelenjar Montgomery, yaitu kelenjar
46

sebasea hipertrofik. Jika peningkatan ukuran payudara berlebihan, dapat


terbentuk stria seperti yang terjadi di abdomen. Meskipun jarang, payudara
dapat
membesar
secara
berlebihan
dan
patologis-disebut
juga
gigantomastia-yang memerlukan intervensi bedah.
Masing-masing payudara terbentuk dari 15-20 lobulus glandular.
Payudara membesar saat kehamilan akibat proliferasi kelenjar dan duktus
dibawah pengaruh estrogen dan progesterone.
Perubahan Metabolik
Sebagian besar penambahan berat badan selama kehamilan berasal dari
uterus dan isinya. Kemudian payudara, volume darah, dan cairan
ekstraseluler. Diperkirakan selama kehamilan akan bertambah 12,5 kg.
Meningkatnya retensi air adalah perubahan normal fisiologis pada
kehamilan. Retensi ini diperantarai, paling tidak sebagian, oleh penurunan
osmolalitas plasma sekitar 10 mOsm/kg yang dipicu oleh perubahan ambang
osmotic untuk haus dan sekresi vasopressin. Pada saat aterm 3,5 L cairan
berasal dari janin, plasenta, dan cairan amnion, sedangkan 3 liter lainnya
berasal dari akumulasi peningkatan volume darah ibu, uterus, dan payudara
sehingga minimal tambahan cairan selama kehamilan adalah 6,5 L.
penambahan tekanan vena di bagian bawah uterus dan mengakibatkan
oklusi parsial vena kava yang bermanifestasi pada adanya pitting edema di
kaki dan tungaki terutama pada akhir kehamilan. Penuruan tekanan osmotic
koloid di interstisial juga akan menyebabkan edema pada akhir kehamilan.
Hasil konsepsi uterus, dan darah ibu secara relative mempunyai kadar
protein yang lebih tinggi dibandingkan lemak dan karbohidrat
Pada kehamila normal akan terjadi hipoglikemia puasa yang
disebabkan oleh kenaikan kadar insulin, hiperglikemia postpradial dan
hiperinsulinemia
Konsentrasi lemak, lipoprotein, dan apolipoprotein dalam plasma akan
meningkat selama kehamilan. Lemak akan disimpan sebagian besar di
sentral yang kemudian akan digunakan janin sebagai nutrisi sehingga
cadangan lemak akan berkurang. LDL akan mencapai puncaknya pada
minggu ke-36, sementara HDL akan mencapai puncaknya pada minggu ke25 berkurang sampai minggu ke-32 dan kemudian menetap. Hal ini
dipengaruhi oleh kenaikan hormone progesterone dan estrogen.
Selama kehamilan ibu akan menyimpan 30 g kalsium yang sebagian
besar akan digunakan untuk pertumbuhan janin. Jumlah itu diperkiran hanya
2,5% dari total kalsium ibu. Penggunaan suplemen kalsium untuk mencegah
preeclampsia tidak terbukti dan tidak disarankan untuk menggunakannya
secara rutin selama kehamilan.
47

Zinc penting untuk pertumbuhan dan prkembangan janin. Kekurangan


zinc bisa menyebabkan perumbuhan janin terhambat. Selama kehamilan
kadar mineral ini akan menurun dalam plasma ibu karena pengaruh dilusi.
Asam folat dibutuhkan untuk pertumbuhan dan pembelahan sel dalam
sintesis DNA/RNA. Defisiensi asam folat akan menyebabkan anemia
megaloblastik dan defisiensi pada masa prakonsepsi serta awal kehamilan
diduga akan menyebabkan neural tube defect pada janin.

Sistem Kardiovaskuler
Pada minggu ke 5 cardiac output meningkat untuk mengurangi resistensi
vaskular sistemik. Selain itu juga terjadi peningkatan denyut jantung. Antara
mingu ke 10-20 terjadi peningkatan volume plasma sehingga terjadi
peningkatan preload. Kapasistas vaskuler meningkat untuk memenuhi
kebutuhan.
Peningkatan
estrogen
dan
progesteron
menyebabkan
vasodilatasi dan penurunan resistensi vaskuler perifer.
Ventrikel kiri akan mengalami hipertrofi dan dilatasi untuk
memfasilitasi perubahan cardiac output, tetapi kontraktilitasnya tidak
berubah. Bersamaan dengan perubahan posisi diagfragma, apeks akan
bergerak ke anterior dan ke kiri.
Sejak pertengahan kehamilan perbesaran uterus akan menekan VCI dan
aorta bawah ketika berada dalam posisi tertelentang untuk mengurangi
darah balik vena ke jantung. Akibatnya penurunan preload dan cardiac
output menyebabkan terjadinya hipotensi arterial (sindrom hipotensi supine)
pada keadaan yang cukup berat mengakibatkan ibu akan kehilangan
kesadaran. Penekanan aorta ini juga akan mengurangi aliran darah
uteroplasenta ke ginjal. Selama trimester terakhir posisi terlentang membuat
fungsi ginjal menurun dibanding posisi miring karna itu dianjurkan untuk
miring.
SISTEM HEMATOLOGI
Volume darah meningkat mulai minggu ke 6-8 kehamilan. Dipengaruhi
oleh aksi progesteron dan estrogen pada ginjal yang diinisiasi oleh jalur RAA.
Penambahan volume berupa plasma dan eritrosit.

48

Eritropoetin ginjal akan meningkatkan jumlah sel darah merah


sebanyak 20-30% tetapi tidak sebanding dengan peningkatan plasma
sehingga hemodilusidan penurunan konsentrasi Hb.
Hipervolemi selama kehamilan mempunyai fungsi berikut:
Menyesuaikan perbearan uterus thd hipertrofi sistem vaskuler
Melindungi ibu dan janin thd efek yang merusak dari arus balik vena dalam
posisi terlentang.
Menjaga ibu dari efek kehilangan darah yg banyak saar persalinan.
Volume darah ini akan kembali seperti sediakala pada 2-6 minggu setelah
persalinan.
Selama kehamilan jumlah leukosit akan meningkat yakni berkisar
antara 5000-12.000 dan mencapai puncaknya pada saat persalinan dan
masa nifas berkisar 14.000-16.000. penyebab peningkatan ini belum
diketahui.
Kehamilan juga mempengarhi keseimbangan koagulasi intravascular
dan fibrinolysis sehingga menginduksi suatu keadaan hiperkoagulasi.
Dengan pengecualian pada factor XI dan XIII, semua konsentrasi plasma dari
factor-faktor pembekuan darah dan fibrinogen akan meningkat. Produksi
platelet juga meningkat, tetapi karena adanya dilusi dan konsumsinya, kadar
akan menurun.
Sistem Respirasi
Selama kehamilan sirkumferensia torak akan bertambah 6 cm, tetapi tidak
mencukui penurunan kapasitas residu fungsional dan volume residu paruparu karena pengaruh diagfragma yang naik 4 cm selama kehamilan.
Frekuensi pernapasan hanya mengalami sedikit perubahan, volume tidak,
volume ventilasi per menit dan pengambilan oksigen per menit akan
bertambah secara signifikan pada kehamilan lanjut
Traktus Digestivus
Lambung dan usus akan tergeser, appendiks juga akan bergeser ke atas dan
lateral.
Penurunan motilitas otot polos pda traktus digestivus dan penurunan
sekresi asama hidroklorid dan peptin di lambung sehingga meniumbulkan
gejala heartburn/ pyrosis, karena refluks asam lambung ke esofagus, sebagai
49

akibat perubahan posisi lambung dan menurunnya tonus sfingter bagian


bawah. Mual terjadi akibat penurunan asam hidroklorid dan penurunan
motilitas, serta konstipasi akbiat penurunan motilitas usus besar.
Gusi akan menjadi hiperemis dan lunak sehingga dengan trauma
sedang saja menyebabkan perdarahan. Epulis juga akan muncul selama
kehamilan, hemorrhoid juga sering terjadi akibat konstipasi dan peningkatan
tekanan vena pada bagian bawah karena pembesaran uterus.
Pada hati kadar alkalin fosfatase akan meningkat hampir dua kali lipat,
sedangkan serum aspartate transmin, alani trasmin, -glutamil transferase,
albuin, dan bilirubin akan menurun.
Traktus Urinarius
Pada bulan bulan pertama kehamilan kandung kemih akan tertekan oleh
uterus yang mulai membesar sehingga menimbulkan sering berkemih.
Keadaan ini akan hilang dengan makin tuanya kehamilan bila uterus keluar
dari rongga panggul. Pada akhir kehamilan, jika kepala janin sudah mulai
turun ke pintu atas panggul, keluhan tsb akan timbul kembali.
Ginjal akan membesar, GFR dan RPF juga akan meningkat. Pada ekskresi
akan dijumpai kadar asam amino dan vitamin yang larut air dalamm jumlah
yang lebih banyak.glukosuria juga merupakan hal yang umum, kemungkinan
diabetes mellitus juga harus diperhitungkan. Proteinuria dan hematuria
merupakan suatu hal yang abnormal. Pada fungsi renal akan dijupai
peningkatan creatinine clearance lebih tinggi 30%
Pada ureter akan terjadi dilatasi, sisi kanan lebuh besar. Karena ureter kiri
dilindungi oleh colon sigmoid dan adanya tekanan yang kuat pada sisi kanan
uterus sebagai konsekuensi dari dekstrorotasi uterus. Ovarium kanan dengan
posisi melintang di atas ureter kanan juga diperkirakan sebagai faktor
penyebabnya. Penyebab lainnya diduga karena pengaruh hormon
progesterone
Sistem Endokrin
Selama kehamilan normal kelenjar hipofisis akan membesar. Hormon
prolaktin meningjat 10x lipat pada saat kehamilan aterm. Sebaliknya, setelah
persalinan konsentrasinya pada plasma menurun. Hal ini ditemukan pada
ibu-ibu yang menyusui.
50

Kelenjar tiroid akan mengalami perbesaran pada saat persalinan akibat


hiperplasia dan peningkatan vaskularisasi.
Konsentrasi plasma hormon paratiroid akan menurun pada trimester
pertama dan kemudian akan meningkat secara progresif. Untuk memesok
janin dengan kalsium yang adekuat dan untuk produksi peptida pada janin,
plasenta dan ibu.
Kelenjar adrenal pada kehamilan normal akan mengecil, sedangkan
hormon androstenedion, testosteron, dioksikortikosteron, aldosteron dan
kortisol akan meningkat. Sedangkan dehidroepiandrosteron sulfat akan
menurun.
Sistem Muskuloskeletal
Lordosis yg progresif, akibat kompensasi dari perbesaran uterus ke posisi
anterior, lordosis menggeser pusat daya berat ke belakang ke arah dua
tungkai. Sendi sakroiliaka, sacrococcygeus dan pubis akan meningkatkan
mobilitasnya, diperkirakan akibat pengaruh hormonal. Mobilitas tersebut
dapat menyebabkan perubbahan sikap ibu dan pada akhirnya menyebabkan
tidak enak pd bagian bawah punggung, terutama pada akhir kehamilan.

Nama :Megi Annisa


Rahmah
Nim

:2013730152

8.Jelaskan adakah hubungan Umur ibu & jumlah anak dengan Perdarahan
pasca persalinan serta Apakah ada hubungan antara Perdarahan dengan
Amenore?
51

Perdarahan Pasca persalinan(Postpartum Haemorrhage)


Perdarahan setelah melahirkan adalah konsekuensi,perdarahan berlebihan
dari tempat implantasi plasenta,trauma di traktus genitalia dan struktur
disekitarnya,atau
keduanya.Dengan
demikian
Postpartum
haemmorrhage/PPH bukanlah suatu diagnosis akan teteapi suatu kejaidan
yang harus dicari kausalnya.Misalnya PPP karena atonia uteri,robekan jalan
lahir,sisa plasenta,atau oleh karena gangguan pembekuan darah.Sifat
perdarahan bisa banyak,bergumpal-gumpal sampai menyebabkan syok atau
terus merembes sedikit demi sedikit tanpa henti.
Definisi
Perdarahan post partum(PPH) adalah perdarahan yang melebihi 500 ml atau
lebih darah setelah kala 3 persalinan selesai.PPH dapat diklasifikasikan
menjadi 2 yaitu:

Perdarahan Postpartum Primer yaitu perdarahan pasca persalinan


yang terjadi
dalam 24 jam pertama kelahiran. Biasanya disebabkan atoni
uteri,berbagai robekan jalan lahir dan sisa sebagian plasenta.dalam
kasusu yang jarang bisa karena inversio uteri.

Perdarahan Postpartum Sekunder yaitu perdarahan pascapersalinan


yang terjadi setelah 24 jam pertama kelahiran. Biasanya oleh karena
sisa plasenta.Perlu dilakuakan pemeriksaan Hb dan Ht untuk
memperkirakan jumlah perdarahan yang terjadi saat persalinan
dibandingkan dengan keadaan prapersalinan.

Resiko Terjadinya PPH


Terdapat kaitan antara Usia & jumlah kelahiran dengan kejadian PPH
A.Usia
Wanita yang melahirkan anak pada usia dibawah 20 tahun atau lebih dari 35
tahun merupakan faktor risiko terjadinya perdarahan pasca persalinan yang
dapat mengakibatkan kematian maternal. Hal ini dikarenakan pada usia
dibawah 20 tahun fungsi reproduksi seorang wanita belum berkembang
52

dengan sempurna, sedangkan pada usia diatas 35 tahun fungsi reproduksi


seorang wanita sudah mengalami penurunan dibandingkan fungsi reproduksi
normal sehingga kemungkinan untuk terjadinya komplikasi pasca persalinan
terutama perdarahan akan lebih besar. (Wiknjosastro, 2005)

53

Menurut BKKBN (2007) bahwa jika ingin memiliki kesehatan reproduksi yang
prima seyogyanya harus menghindari 4 terlalu dimana dua diantaranya
adalah menyangkut dengan usia ibu. T yang pertama yaitu terlalu muda
artinya hamil pada usia kurang dari 20 tahun. Adapun risiko yang mungkin
terjadi jika hamil di bawah 20 tahun antara lain keguguran, preeklampsia
(tekanan darah tiggi, oedema, proteinuria), eklampsia (keracunan
kehamilan), timbulnya kesulitan persalinan karena sistem reproduksi belum
sempurna, bayi lahir sebelum waktunya, Berat Badan Lahir Rendah (BBLR),
fistula vesikovaginal (merembesnya air seni ke vagina), fistula retrovaginal
(keluarnya gas dan tinja dari vagina) dan kanker leher rahim. T yang kedua
adalah terlalu tua artinya hamil di atas usia 35 tahun. Risiko yang mungkin
terjadi jika hamil pada usia terlalu tua ini antara lain adalah terjadinya
keguguran, preeklampsia, eklampsia, timbulnya kesulitan pada persalinan,
perdarahan, BBLR dan cacat bawaan (Suryani, 2008).
B.Paritas

54

Paritas merupakan faktor risiko yang memengaruhi perdarahan postpartum


primer. Pada paritas yang rendah (paritas 1) dapat menyebabkan
ketidaksiapan ibu dalam menghadapi persalinan sehingga ibu hamil tidak
mampu dalam menangani komplikasi yang terjadi selama kehamilan,
persalinan dan nifas. Sedangkan semakin sering wanita mengalami
kehamilan dan melahirkan (paritas lebih dari 3) maka uterus semakin lemah
sehingga besar risiko komplikasi kehamilan (Manuaba, 1998). Paritas 2-3
merupakan paritas paling aman ditinjau dari sudut perdarahan
pascapersalinan yang dapat mengakibatkan kematian maternal. Paritas satu
dan paritas tinggi (lebih dari tiga) mempunyai angka kejadian perdarahan
pascapersalinan lebih tinggi. Lebih tinggi paritas, lebih tinggi kematian
maternal. Risiko pada paritas1 dapat ditangani dengan asuhan obstetrik
yang lebih baik, sedangkan risiko pada paritas tinggi dapat dikurangi atau
dicegah dengan keluarga berencana. Sebagian kehamilan pada paritas tinggi
adalah tidak direncanakan (Wiknjosastro, 2005). Menurut penelitian Herianto
(2003) bahwa paritas lebih dari 3 bermakna sebagai faktor risiko yang
memengaruhi perdarahan postpartum primer (OR=2,87; 95% CI 1,23;6,73).
Penelitian Miswarti (2007) menyatakan proporsi ibu yang mengalami
perdarahan postpartum primer dengan paritas 1 sebesar 12%, paritas 2-3
sebesar 40% dan paritas lebih dari 3 sebesar 48%, serta terdapat hubungan
yang signifikan antara paritas dengan perdarahan postpartum primer.
Demikian juga dengan penelitian Milaraswati (2008) menyatakan bahwa
proporsi ibu yang mengalami perdarahan postpartum primer dengan paritas
>4 yaitu 69% dan didapatkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara
paritas dengan perdarahan postpartum primer.
Berikut data yang diambil berdasarkan penelitian yang dilakukan di RSUD
Mardi Waluyo Blitar,yang dilakukan pada bulan Januari 2013-Maret2013
Analisis data
Hasil dalam penelitian ini terdiri atas 2 Analisis yaitu Analisis Univariatdan An
alisis Bivariat yang dirinci sebagai berikut :
1. Analisis Univariat.
Distribusi Pasien Postpartum Berdasarkan Usia di RSUD Mardi
Waluyo Kota BlitarTahun 2013.
Usia

frekuensi

< 20 tahun
20- 35 tahun
>35 tahun
total

408
439
463
1310

presentas
e
31,15
33,51
35,34
100 %

55

Berdasarkan tabel di atas jumlah pasien postpartum berdasarkan usia


adalah:
< 20 sebanyak 31,15 %,
20 - 35 sebanyak 33,51 %
dan > 35 sebanyak 35,34 %.
Distribusi pasien postpartum di RSUD Mardi
Waluyo Kota Blitar Tahun 2013

Perdarahan
partum
Ya
Tidak
total

post Frekuensi
63
1247
1310

Presentase
4,81
95,19
100 %

Berdasarkan tabel di atas jumlah pasien yang mengalami perdarahanpostpar


tum adalah 63 (4,81%).

2. Analisis Bivariat.
Tabel 4.6.3.3
Hubungan usia terhadap perdarahan postpartum di RSUDMardi
Waluyo Kota BlitarTahun 2013.
Usia
<20
20-35
>35
Total

Perdarahan
Ya
Tidak
14(1.07%)
394(30.08%)
18(1.37%)
421(32.14%)
31(2.37%)
432(32.97%)
63(4.81%)
1247(95.19%
)

Total
408
439
463
1310

%
31.15
33.51
35.34
100

Berdasarkan tabel di atas didapatkan bahwa dari 1310 kasus didapatkan:


56

Yang
pada

usia <20 tahun 31,15 %,


usia 20-35 tahun 33,51 %
dan usia > 35tahun 35,34 %.
berarti kasus dengan usia > 35 tahun berpengaruh
terjadinya perdarahan postpartum.

Apakah ada hubungan antara Perdarahan dengan Amenore ?


Berdasarkan skenario pasien mengalami anemia akibat perdarahan yang
dialami ketika partus terakhir.Menurut penelitian kecil yang dilakukan di India
anemia defisiensi besi yang muncul ketika tubuh kekurangan zat besi untuk
memproduksi sel darah merah,bisa mengakibatkan amenore pada kasus
.Pada penlitian ini kebanyakan perempuan dengan amenore sekunder
berhubungan dengan kadar LH,FSH,dan prolactin yang abnormal
mengakibatkan anemia dari sedang-berat akibat pemasukan zat besi yang
kurang.

57

Nama:
Aryaputra

Harishal

NIM: 2013730147
9. Jelaskan Penyakit Penyerta Pasca Perdarahan Persalinan!
Perdarahan Persalinan disebut juga Hemoragic postpartum, pada
scenario pasien mengalami hemoragic postpartum dan semenjak persalinan
tersebut pasien mengeluh pusing, mudah lelah, sesak nafas bila berjalan
sedikit jauh dan terlihat agak pucat. Ini adalah beberapa gejala anemia yang
mungkin terjadi akibat perdarahan persalinan atau juga pasien sudah
menderita anemia sebelum persalinan yang menyebabkan persalinan pasien
mengalami hemoragic postpartum, dan anemia tersebut belum di obati
sampai saat ini sehingga menimbulkan gejala-gejala tersebut.
Beberapa Faktor yang menyebabkan Hemoragic Postparum
1.Usia
Wanita yang melahirkan anak pada usia lebih dari 35 tahun merupakan
faktor predisposisi terjadinya perdarahan post partum yang dapat
mengakibatkan kematian maternal. Hal ini dikarenakan pada usia diatas 35
tahun fungsi reproduksi seorang wanita sudah mengalami penurunan
dibandingkan fungsi reproduksi normal.
2. Anemia
Anemia adalah suatu keadaan yang ditandai dengan penurunan
nilaihemoglobin di bawah nilai normal, dikatakan anemia jika kadar
hemoglobin kurang dari 11g/dL. Kekurangan hemoglobin dalam darah dapat
menyebabkan komplikasi lebih serius bagi ibu baik dalam kehamilan,
persalinan, dan nifas. Oksigen yang kurang pada uterus akan menyebabkan
otot-otot uterus tidak berkontraksi dengan adekuat sehingga dapat timbul
atonia uteri yang mengakibatkan perdarahan post partum.
3. Riwayat persalinan
Riwayat persalinan di masa lampau sangat berhubungan dengan hasil
kehamilan dan persalinan berikutnya. Bila riwayat persalinan yang lalu buruk
petugas harus waspada terhadap terjadinya komplikasi dalam persalinan
yang akan berlangsung. Riwayat persalinan buruk ini dapat berupa abortus,
kematian janin, eklampsi dan preeklampsi, sectio caesarea, persalinan sulit
atau lama, janin besar, infeksi dan pernah mengalami perdarahan ante
partum dan post partum.
58

4. Bayi makrosomia
Bayi besar adalah bayi lahir yang beratnya lebih dari 4000 gram.
Menurut kepustakaan bayi yang besar baru dapat menimbulkan dytosia
kalau beratnya melebihi 4500 gram. Kesukaran yang ditimbulkan dalam
persalinan adalah karena besarnya kepala atau besarnya bahu. Karena
regangan dinding rahim oleh anak yang sangat besar dapat menimbulkan
inertia dan kemungkinan perdarahan postpartum lebih besar.

5. Kehamilan ganda
Kehamilan ganda dapat menyebabkan uterus terlalu meregang, dengan
overdistensi tersebut dapat menyebabkan uterus atonik atau perdarahan
yang berasal dari letak plasenta akibat ketidakmampuan uterus berkontraksi
dengan baik.

59

Nama:
Fayyadh

Rafhani

NIM: 2013730167
10. Jelaskan mengenai DD pada skenario!
DD 1
SINDROM SHEEHAN

Definisi
Merupakan suatu kondisi yang menyerang wanita yang sebelumnya
mengalami perdarahan massif/berat (sampai mengancam nyawanya) saat
melahirkan atau paska melahirkan. Perdarahan yang banyak mengakibatkan
penurunan kadar oksigen pada organ dan jaringan. Disebut juga post-partum
hipo-pituitarisme karena terjadi post-partum iskemik nekrosis hipofisis akibat
insufisiensi hipofisis sekunder karena kehilangan darah pasca-partum secara
berlebihan
Pertama kali dijelaskan oleh Sheehan pada tahun 1937. Studi Sheehan
berdasarkan temuan otopsi dari pasien meninggal akibat perdarahan uterus
segera setelah temuan pengiriman dan hypopituitarism pada pasien yang
selamat meskipun telah mengalami perdarahan masif selama pengiriman.

Etiologi
Pada Sindrom Sheehan, terjadi kerusakan pada kelenjar hipofisis yang
terletak di dalam otak, sehingga menyebabkan berkurangnya produksi
hormon yang dihasilkannya (hipo-pituitarisme). Sindrom Sheehan selalu
disebabkan perdarahan karena kehamilan (walaupun ada perdarahan karena
60

sumber lain). Hal ini diduga karena, saat hamil kelenjar hipofisis ini
membesar, sehingga lebih mudah rusak karena pengaruh perdarahan.
Kerusakan hipofisis menyebabkan sejumlah gejala, beberapa di antaranya
mungkin tidak muncul selama beberapa tahun, sampai stressor terjadi.
Epidemiologi
Kondisi ini lebih sering terjadi pada wanita dengan kelainan darah
hebat selama atau paska melahirkan, hipovolemia, dan hipotennsi saat
melahirkan
SS merupakan salah satu penyebab morbiditas dan mortalitas di
negara-negara berkembang meskipun jarang terjadi di negara maju dimana
perawatan kebidanan telah diperbaiki. SS masih merupakan masalah umum
di negara berkembang, terutama di daerah pedesaan. Mengingat durasi
penyakit, keterlambatan biasanya terjadi dalam diagnosis dan pengobatan
penyakit.
Patogenesis
Hipopituitarisme merupakan komplikasi radiasi pada kepala dan leher.
Kerusakan kelenjar hipofise total oleh trauma, tumor atau lesi vaskuler
menghilangkan semua stimuli yang normalnya diterima oleh tiroid, kelenjar
gonad, dan kelenjar adrenal. Sindroma Sheehan merupakan suatu komplikasi
yang jarang terjadi, dimana terjadi kerusakan sebagian kelenjar hipofisis.
Meskipun patogenesis SS tidak jelas, cukup jelas bahwa peristiwa
mendasar dari infark hipofisis anterior karena menurunnya pasokan darah.
Mengenai penyebab infark masih belum jelas apakah disebabkan
vasospasme, trombosis atau kompresi pembuluh darah. Volume hipofisis
meningkat dua kali lipat selama kehamilan. Pembesaran kelenjar hipofisis
dapat menekan pembuluh darah yang mendukung. Ada kecenderungan pada
ibu hamil perempuan dibandingkan dengan wanita yang tidak hamil.
Kelenjar hipofisis tidak memiliki kemampuan untuk regenerasi,
sehingga terbentuk jaringan parut yang nekrosis. Kehadiran 50% dari
kelenjar pituitari sudah cukup untuk pemeliharaan fungsi normal. Sebagian
atau semua kasus hypopituitarism berkembang dengan nekrosis dari 70%
sampai 90% dari kelenjar. Hal yang diyakini bahwa fungsi yang diubah oleh
SS yang paling sering adalah sekresi prolaktin dan GH. Namun, sekresi
hormon lain juga mungkin akan terpengaruh.
SS dapat bersifat akut atau kronis. Bentuk akut biasanya jarang.
Diagnosis SS biasanya dibuat beberapa bulan hingga tahunan setelah
61

perdarahan postpartum. Alasan keterlambatan dalam diagnosis adalah


bahwa sebagian besar pasien tidak memiliki gejala yang menunjukkan
diagnosis pada periode awal penyakit.
Gejala Klinis
Dalam banyak kasus, tanda-tanda dan gejala dari Sindrom Sheehan
muncul perlahan-lahan, setelah beberapa bulan atau bahkan bertahuntahun. Tetapi kadang-kadang gejala muncul segera seperti pada ibu yang
sedang menyusui.
Tanda dan gejala dari sindrom Sheehan termasuk:

Tidak menstruasi (amenore) atau jarang terjadi menstruasi


(oligomenorrhea)
Kesulitan menyusui atau produksi ASI menurun (hipoprolaktinemia)
Rambut aksila dan pubis berkurang (rontok)
Hipotensi
Bradikardi
Kelelahan dan Berat badan menurun
Anemia Normokromik
Kulit kering, pucat dan agak mengkerut
Intoleransi terhadap dingin
Sembelit

Kelenjar tiroid menyusut sebagai stimulasi tiroid berhenti. Pada keadaan


darurat pasien dengan SS datang dalam situasi seperti koma hipotiroidisme,
insufisiensi adrenal, hipoglikemia dan hiponatremia menyusul peristiwa stres
yang serius..
Alur Diagnosis
I

Anamnesis
Ditemukan adanya riwayat pendarahan hebat saat atau setelah
proses persalinan.
Tidak menstruasi selama minimal 3 bulan berturut-turut atau
menstruasi tetapi jumlahnya sedikit dan siklus tidak teratur
Perubahan fisik akibat hormonal seperti rontoknya rambut di bawah
ketiak dan di kemaluan, produksi ASI berkurang
Tanda-tanda anemia seperti badan lemas, pucat, pusing, dan
mudah lelah
62

II

Pem. Fisis
Tes Dehidrasi

Dehidrasi merupakan suatu kondisi yang terjadi akibat hilangnya


cairan tubuh secara berlebihan. Pemeriksaan fisik yang dapat dilakukan pada
kasus dehidrasi adalah melihat tanda-tanda berikut ini:
1 Status mental pasien untuk mengevaluasi apakah pasien terjaga,
waspada, dan berorientasi.
2 Tekanan darah yang rendah. Tekanan darah semakin menurun saat
dilakukan perubahan posisi dari berbaring menjadi berdiri.
3 Detak jantung makin cepat.
4 Pemeriksaan Kulit untuk melihat apakah Turgor kulit menurun (tidak
elastis), apakah ada keringat dan menilai tingkat elastisitas (turgor).
Mulut bisa menjadi kering
5 Pengukuran berat badan dapat membantu dalam menilai berapa
banyak air telah hilang dengan keadaan akut.
6 Capillary refill turun
7 Shock
Sementara itu, tes yang dapat dilakukan adalah:
1 Pemeriksaan Tanda Vital : Saat dehidrasi, denyut nadi dapat meningkat
dan tekanan darah dapat turun karena darah kurang cairan. Suhu dapat
diukur untuk menilai demam
2 Capillary Nail Refill Time : merupakan tes yang dilakukan cepat pada
daerah kuku untuk memonitor dehidrasi dan jumlah aliran darah ke
jaringan (perfusi).
3 Nail Blanch Test : Tes ini dilakukan dengan memegang tangan pasien
lebih tinggi dari jantung (mencegah refluks vena ), lalu tekan lembut
kuku jari tangan atau jari kaki sampai putih, kemudian dilepaskan.
Catatlah waktu yang dibutuhkan untuk warna kuku kembali normal
(memerah) setelah tekanan dilepaskan. Jika aliran darah baik ke daerah
kuku, warna kuku kembali normal kurang dari 2 detik. Pada bayi baru
lahir batas normal pengisian kapiler adalah 3 detik.
III

Pemeriksaan Penunjang

1 Kimia darah

63

Untuk menilai kelainan elektrolit potensial (termasuk natrium, kalium,


klorida, dan tingkat karbon dioksida) yang berhubungan dengan dehidrasi,
tergantung pada penyebab yang mendasari dehidrasi, tingkat keparahan
penyakit, penilaian praktisi kesehatan dan sumber daya yang tersedia. Dapat
juga membantu dalam menentukan tingkat dehidrasi.
2 Faal Ginjal
BUN (Blood Urea Nitrogen) dan Kreatinin meningkat. Hal ini merupakan
tanda dehidrasi
3 Complete blood count
Untuk mengetahui jumlah sel darah yang terkonsentrasi dalam tubuh.
Hemoglobin dan jumlah eritrosit mungkin sedikit meningkat karena
darah lebih terkonsentrasi dengan kehilangan air. Namun pada
pemeriksaan SADT nampak eritrosit menunjukkan tanda anemia
normositik normokrom
4 Urinalisis
Untuk menentukan konsentrasi urin, urin lebih pekat mengindikasikan
adanya dehidrasi.
Tes
lain
juga
dapat
dilakukan
untuk
mengetahui penyebab spesifik dari dehidrasi
seperti gula darah pada kasus diabetes.
Salah satu cara sederhana undtu menegetahui
dehidrasi dengan mengecek warna urin. Perlu
diperhatikan urin yang digunakan bukan urin
yang dikeluarkan pada pagi hari. Urin yang
diambil yang paling bagus yaitu urin pada
pertengahan saat buang air kecil. Hasilnya
ditampung
pada
tempat
bening
dan
dibandingkan warnanya, dapat dilihat dari
gambar disamping. Jika score Jika skor urin
1, 2 atau 3 - Anda sangat terhidrasi
dengan baik
4-6 Anda kurang minum
7 Anda benar-benar kekurangan cairan
tubuh
8 - Anda mengalami dehidrasi
64

Namun kekurangan dari tes ini yaitu sangat dipengaruhi diet tertentu dan
konsumsi obat-obatan. Konsumsi vitamin B kompleks dan vitamin lainnya
akan membuat warna urin semakin pekat.

Terapi
Pengobatan Sindrom Sheehan adalah terapi sulih hormon (hormone
replacement therapy=HRT). Sedangkan obat-obatan bisa diberikan oleh
dokter berupa: Kortikosteroid. Obat ini antara lain hidrokortison atau
prednisone 25mg/hari, pemberian ACTH guna menggantikan hormon anak
ginjal (adrenal) yang tidak diproduksi akibat kekurangan produksi ACTH oleh
hipofisis anterior. Levo-tiroxin 0,1-0,2 mg/hari (Levoxyl, Synthroid, dan lainlain). Obat ini membantu meningkatkan hormon tiroid karena rendahnya
kadar TSH.
Pemberian hormone Estrogen juga diperlukan. Estrogen tanpa
kombinasi dengan progesteron dipakai jika rahim sudah diangkat. Jika rahim
masih ada maka dipakai kombinasi dengan progesteron.
Pemberian Hormon pertumbuhan (GH). Dalam penelitian pada kasuskasus hipo-pituitarisme, pemberian hormon pertumbuhan dapat membantu
menormalkan berat badan, menurunkan kadar kolesterol serta memperbaiki
kualitas hidup secara keseluruhannya. Pemberian hormon-hormon ini akan
selalu dipantau supaya pemberiannya adekuat dan tidak berlebihan.
Biasanya, kadar hormon diperiksa setiap beberapa minggu atau bulan pada
awal pengobatan HRT, selanjutnya setahun sekali.

Nama:

Syifa

Ramadhani
NIM: 2013730182
65

11. DD 2
Tumor Hipofisis
Definisi
Hipofisis merupakan sebuah nama kelenjar yang berada di otak kecil. Meski
bentuknya hanya sebesar kacang tanah, fungsinya sangat vital karena
mempengaruhi kerja tubuh dari ujung rambut hingga ujung kaki. Kelenjar
hipofisis medula kelenjar yang sangat penting bagi tubuh manusia, kelenjar
ini mengatur fungsi dari kelenjar tiroid, kelenjar adrenal, ovarium dan testis,
kontrol laktasi, kontraksi uterine sewaktu melahirkan dan tumbuh kembang
yang linear, dan mengatur osmolalitas dan volume dari cairan intravascular
dengan memelihara resorpsi cairan di ginjal.
Selain itu, hipofisis juga menghasilkan hormon prolaktin yang sangat
berperan dalam proses ovulasi pada wanita dan pematangan sperma pada
pria yang akhirnya memengaruhi kesuburan orang tersebut. Produksi
hormon prolaktin yang berlebih, misalnya, dapat menyebabkan seorang
wanita mengalami gangguan menstruasi yang bisa berupa oligomenorea
(siklus haid lebih panjang),amenorea (tidak menstruasi) dan air susu keluar
dari payudara (galaktorea) ketika tidak hamil atau menyusui.

Tumor pada kelenjar ini akan memberikan gejala oleh karena adanya efek
masa atau gangguan produksi hormon pada penderitanya. Sebagian besar
tumor hipofisis (adenomas) tidak menyebar di luar tengkorak
(nonmetastatic) dan biasanya masih terbatas pada kelenjar pituitari atau di
dekatnya jaringan otak.
Bila membesar sampai ukuran beberapa sentimeter, dapat terjadi gangguan
kesehatan serius, misalnya kebutaan. lni mengingat letak tumor yang
berimpitan dengan saraf optik. Menyerang usia produktif yang dapat
menyebabkan kemandulan pada pria dan wanita, sakit kepala
berkepanjangan, pandangan mata kabur, dan keringat berlebih.
Epidemiologi
Sekitar 10% dari seluruh tumor intrakranial merupakan tumor hipofisis,
terutama terdapat pada usia 20-50 tahun, dengan insiden yang ditemukan
seimbang pada laki-laki dan wanita. Tumor hipofisis terutama timbul pada
lobus anterior hipofisis, sedangkan pada lobus posterior (neurohipofisis)
66

jarang terjadi.
Etiologi
Dugaan penyebab tumor Hipofisis, diantaranya:
*) Perubahan DNA
Penyebab tumor hipofisis tidak diketahui. Sebagian besar diduga tumor
hipofisis hasil dari perubahan pada DNA dari satu sel, menyebabkan
pertumbuhan sel yang tidak terkendali.
*) Hasil Penyebaran Kanker
Tumor hipofisis didapat dari hasil penyebaran (metastasis) dari kanker situs
lain. Kanker payudara pada wanita dan kanker paru-paru pada pria
merupakan kanker yang paling umum untuk menyebar ke kelenjar pituitari.

Hipopituitarisme dapat disebabkan oleh kelainan yang mengenai


hipotalamus, yaitu bagian otak yang terletak di atas kelenjar hipofisa.
Hipotalamus menghasilkan hormon yang langsung mempengaruhi aktivitas
kelenjar hipofisa.
Hipopituitarisme seringkali dipicu oleh adanya tumor dari kelenjar hipofisa.
Tumor kelenjar hipofisa yang membesar menyebabkan penekanan dan
kerusakan pada jaringan kelenjar hipofisa sehingga terjadi gangguan
produksi hormon. Selain itu tumor juga dapat menekan saraf penglihatan
sehingga menyebabkan gangguan penglihatan.

Penyebab
yang
secara
(hipopituitarisme primer):

primer

mempengaruhi

kelenjar

hipofisa

Tumor hipofisa
Berkurangnya aliran darah ke hipofisa (akibat perdarahan hebat, bekuan
darah, anemia)
Infeksi dan peradangan
Sarkoidosis atau amiloidosis
Terapi radiasi
67

Pengangkatan kelenjar hipofisa melalui pembedahan


Penyakit autoimun

Hipopituitarisme yang disebabkan oleh penyebab-penyebab yang tidak


langsung mengenai kelenjar hipofisa disebut hipopituitarisme sekunder,
misalnya disebabkan oleh :

Tumor hipotalamus
Peradangan hipotalamus
Cedera kepala
Kerusakan pada hipofisa, pembuluh darah maupun sarafnya akibat
pembedahan pada kepala
Pada panhipopituitarisme, pembentukan seluruh hormon hipofisa
berkurang atau terhenti sama sekali. Panhipopituitarisme terjadi jika
seluruh kelenjar hipofisa mengalami kerusakan.

Gejala
Gejala hipopituitarisme bervariasi tergantung kepada jenis hormon apa yang
kurang. Pada beberapa kasus, kelenjar pituitary hanya mengalami
penurunan produksi hanya dari satu jenis hormon. Namun lebih sering terjadi
penurunan produksi beberapa hormon dalam waktu bersamaan
(panhipopituitarisme). Gejala-gejalanya biasanya timbul secara bertahap dan
tidak disadari selama beberapa waktu, tetapi kadang terjadi secara
mendadak dan dramatis.
Produsi hormon pertumbuhan (Growth Hormone), LH (Lutenizing Hormone),
dan FSH (Follicle Stimulating Hormone) biasanya menurun lebih dulu
sebelum penurunan TSH (Thyroid Stimulating Hormone) dan ACTH
(Adrenocorticotropic Hormone).
Bisa terjadi kekurangan satu, beberapa atau semua hormon hipofisa anterior.

Kekurangan gonadotropin (LH dan FSH) pada wanita pre-menopause bisa


menyebabkan:
terhentinya siklus menstruasi (amenore)
kemandulan
68

vagina yang kering


hilangnya beberapa ciri seksual wanita.
Pada pria, kekurangan gonadotropin menyebabkan:
impotensi
pengkisutan buah zakar
berkurangnya produksi sperma sehingga terjadi kemandulan
hilangnya beberapa ciri seksual pria (misalnya pertumbuhan badan dan
rambut wajah).
Kekurangan gonadotropin juga terjadi pada sindroma Kallmann, yang juga
menderita:
celah bibir atau celah langit-langit mulut
buta warna
tidak mampu membaui sesuatu.

Kekurangan hormon pertumbuhan (Growth Hormone) pada dewasa biasanya


menyebabkan sedikit gejala atau tidak menyebabkan gejala; tetapi pada
anak-anak bisa menyebabkan lambatnya pertumbuhan, kadang-kadang
menjadi cebol (dwarfisme).

Kekurangan
TSH
(Thyroid
Stimulating
Hormone)
hipotiroidisme, yang menimbulkan gejala, antara lain:

menyebabkan

kebingungan
tidak tahan terhadap cuaca dingin
penambahan berat badan
sembelit
kulit kering

69

Kekurangan kortikotropin (ACTH) saja jarang terjadi; bisa menyebabkan


kurang aktifnya kelenjar adrenal, yang akan menimbulkan gejala berupa:
lelah
tekanan darah rendah
kadar gula darah rendah
rendahnya toleransi terhadap stres (misalnya trauma utama, pembedahan
atau infeksi).
Kekurangan prolaktin sendiri merupakan keadaan yang jarang terjadi, tetapi
bisa menjelaskan mengapa beberapa wanita tidak bisa menghasilkan air
susu setelah melahirkan.
Sindroma Sheehan merupakan suatu komplikasi yang jarang terjadi, dimana
terjadi kerusakan sebagian kelenjar hipofisa. Gejalanya berupa lelah,
rontoknya rambut kemaluan dan rambut ketiak serta ketidakmampuan
menghasilkan air susu.
Kekurangan anti-diuretik hormone (ADH). Hormon ini mengatur produksi urin
sehingga terjadi keseimbangan cairan di dalam tubuh. Kekurangan hormon
ini menyebabkan keadaan yang dinamakan diabetes insipidus, dimana
terjadi produksi urin yang berlebihan dan timbulnya rasa haus.

Penatalaksanaan
a. Operasi
- Operasi secara mikroskopik transsphenoidal, dengan indikasi adanya visual
loss dan
hypopituitarism yang progressif
- Pada pasien dengan gangguan fungsi tiroid atau ACTH, operasi ditanguhkan
2-3 mg
sampai pasien mendapat terapi tiroid atau terapi pengganti
hidrocortison.
- Pada pasien dengan visual loss yang akut atau adenoma yang berhubungan
dengan perdarahan atau abcess maka operasi segera perlu dipikirkan

70

- Tujuan utama dari operasi transphenoidal yaitu mengangkat adenoma


sekomplit mungkin, tetapi adanya invasi ke dura dan sinus kavernosus
menyulitkan hal tersebut.
b. Radiasi
Indikasi: pada pasien dengan usia yang lanjut dengan kesehatan yang tidak
stabil, pada pasien post operasi dengan residual tumor yang besar atau
tumor
yang
tumbuh
kembali.
Dosis: 4000-5000 c Gy selama 5-6 minggu.
Komplikasi terapi radiasi bisa menyebabkan nekrosis jaringan dan
selanjutnya timbul gangguan penglihatan yang progresif dan gangguan
fungsi endokrin yang progresif sampai panhypopituitarism yang memerlukan
terapi hormonal oleh seorang endokrinologist.
Pada keadaan tumor menginvasi ke dural, pada kebanyakan kasus, tanpa
terapi radiasi pasien tetap sehat untuk jangka lama. Terapi dengan teknik
radiasi berfokus seperti Gamma Knife, Proton beam dan Linac acceleration
sudah dilakukan dan hasilnya masih belum bisa ditentukan.
c. Obat-obatan
Dimasa mendatang terapi obat-obatan akan berperan pada penderita
adenoma non fungsional, dimana pada kenyataannya ternyata adenoma ini
memproduksi hormon glikoprotein atau subarakhnoid unit dari salah satu
hormon tersebut. Terapi dengan somatostatin dan Gonadotropin releasing
hormon antagonis mungkin menjadi kenyataan.
d. Evaluasi

Evaluasi dengan MRI dan CT scan sebaiknya dilakukan 4-6 mg post


optikus, sesudah perdarahan dan intra seluler akan diikuti dengan
perbaikan lapang pandang

Sekitar 20% pasien post optikus transphenoidal akan mengalami


rejurensi, jika terapi ditambah dengan terapi radiasi rekurensi akan
menurun sampai sekitar 13%

Sesudah operasi dekompresi, fungsi penglihatan akan membaik pada


sekitar 80% pasien dan kembali normal pada sekitar 50% pasien,
71

sedangkan status endokrin kadang-kadang membaik (miss kesuburan


akan kembali pada sekitar 70% pasien)

Nama : RR. Hestin


Prasanty
NIM : 2013730172

Diah

12.DD 3
Amenorrhea hypothalamus
72

DEFINISI
Amenorrhea
hypothalamus
fungsional
adalah
suatu
kondisi
karakteristik yang ditandai ketidak adanya menstruasi oleh karena supresi
pada axis hipothalamik pituitary-ovarium tanpa adanya kelainan anatomi
atau penyakit organik yang mendasari. Remaja atau wanita muda datang
dengan keluhan amenore selama 6 bulan atau lebih.
Tiga tipe utama dari amenore hipotalamus fungsional adalah yang
berhubungan dengan stress, penurunan berat badan ataupun exercise. Hal
ini bisa terjadi pada wanita yang berat badannya kurang ataupun pada yang
berat badannya normal. Amenore hipothalamus fungsional ditandai oleh
adanya penekanan pulsatility dari gonadotropin-releasing hormone (GnRH).
Perubahan fisiologis yang meliputi berupa aktifitas yang berlebihan dari
sumbu hypothalamus hipofisis-adrenal (dengan peningkatan sekresi
kortikotropin-releasing hormone, hormone adrenocorticotropin, kortisol, dan
opioid endogen) dan gangguan pada sumbu hipotalamus-hipofisis-tiroid
(termasuk tingkat rendah ke normal dari thyrotropin, peningkatan tingkat
baliknya triiodothyronine, dan tingkat rendah triiodothyronine), menunjukan
sebuah pola euthyroid sick seperti yang tampak pada penyakit kronis dan
kelaparan. Sebuah defisit energi (yang dapat terjadi secara independen dari
berat badan) tampak menjadi faktor penting dari amenore hipotalamus baik
yang disebabkan karena kehilangan berat badan maupun karena exercise.
Leptin tampaknya memainkan peran penting dalam regulasi disfungsi
hipotalamus, dan menambah leptin mengakibatkan terjadinya GnRH
pulsatility dan menstruasi.
Amenore hipotalamus mencerminkan suatu keadaan dari defisiensi
estrogen, yang mungkin mempengaruhi puncak kepadatan tulang pada
wanita muda. Exercise menunjukkan manfaat pada tulang rangka tapi tidak
berarti jika terjadi amenore. Istilah female athlete triad mengacu pada
ketersediaan energi yang rendah (dengan atau tanpa gangguan makan),
amenore, dan osteoporosis.
ETIOLOGI
Amenorrhea hypothalamus fungsional dapat disebabkan karena faktor stress,
penurunan berat badan, olah raga, obat penurun frekuensi dan denyut GnRH
secara berkelanjutan.
DIAGNOSIS
Anamnesis
73

American Academy of Pediatrics dan American College of Obstetricians


dan Gynecologists telah menganjurkan bahwa status menstruasi dianggap
sebagai "tanda penting" pada setiap kunjungan rutin, mengingat pentingnya
estrogen untuk tulang dan jaringan lain. Pada remaja yang diasumsikan
siklus menstruasinya mempunyai pola yang reguler sebelum onset timbulnya
amenore, evaluasi secara substansial tidak berbeda dari orang dewasa.
Selain kehamilan, amenorrhea hipotalamus fungsional dan sindrom
ovarium polikistik adalah penyebab paling sering dari amenore sekunder.
Anamnesis yang dilakukan harus mencakup apakah ada penurunan berat
badan, gangguan makan, berolahraga, dan stres psikososial. Pasien harus
ditanya tentang kebiasaan berolahraga dan kebiasaan diet.
Perhatian juga harus diberikan jika ada alternatif diagnosis seperti
adanya galaktore, sakit kepala atau perubahan visual (yang menunjukkan
kemungkinan adanya prolaktinoma atau tumor pituitari lainnya) dan gejala
dari disfungsi tiroid atau kondisi medis yang kronis. Gangguan perasaan atau
gangguan kejiwaan kronis juga dapat dikaitkan dengan amenore.
Penggunaan obat yang dapat mempengaruhi menstruasi juga harus
ditanyakan khususnya antipsikotik dan kontrasepsi. Pasien yang meneriama
obat anti psikotik, sebanyak 50% mengalami kelainan menstruasi dan sekitar
12% terjadi amenore. Obat antipsikotik memiliki efek antagonis pada
reseptor dopamin di pituitari, yang menghilangkan efek penghambatan
dopamin pada sekresi prolaktin, sehingga menghasilkan hiperprolaktinemia
yang menekan pulsatile pelepasan GnRH. Amenore juga biasa terjadi pada
wanita yang menggunakan pil kombinasi oral secara kontinu atau disuntik
medroxy progesterone acetate.

Pemeriksaan Fisik dan Tes Laboratorium

Pemeriksaan
fisik
harus
mengeluarkan
tanda-tanda
dari
hiperandrogenisme (misalnya hirsutisme dan jerawatan) yang paling sering
mengarah ke sindroma ovarium polikistik, tetapi alternatif lain dapat
mengindikasikan adanya onset akhir dari hiperplasia adrenal atau tumor
yang mensekresi androgen, terutama jika terdapat tanda-tanda virilisasi
(misalnya pola kebotakan laki-laki, clitoromegali, dan perubahan suara).
Tanda-tanda muntah juga harus diperhatikan, termasuk gusi lecet,
kehilangan enamel gigi, dan pembengkakan parotis. Pemeriksaan eksternal
ginekologi dapat menunjukkan adanya mukosa vagina yang tipis dan
74

kemerahan pada wanita muda yang mengalami defisiensi estrogen. Hitung


darah lengkap dan pemeriksaan kimia darah harus dilakukan untuk
menyingkirkan penyakit kronis yang bermanifestasi amenore.

Pasien dengan amenore hipotalamus mempunyai karakteristik tingkat


estradiol serum yang rendah, sedangkan respon gonadotropin terhadap
stimulasi GnRH tetap. Pada pasien dengan dugaan amenore hipotalamus,
pemeriksaan FSH saja sudah merupakan informasi yang memadai untuk
menyingkirkan
insufisiensi
ovarium.
Pemberian
jangka
pendek
medroxyprogesterone acetate (10 mg selama 10 hari) mungkin berguna
pada evaluasi; onset perdarahan menstruasi normal setelah penghentian
obat ini (biasanya 1-3 hari) menunjukkan kecukupan estrogen. Namun pada
kasus yang jarang withdrawal bleeding ini terjadi karena adanya patologis
dari penyebab amenore, seperti insufisiensi ovarium dini.

MRI dari otak bukan pemeriksaan yang rutin diperlukan pada pasien
yang diduga amenore hipotalamus. Namun hal ini diindikasikan jika ada
pasien yang memiliki riwayat sakit kepala hebat atau sakit kepala yang
persisten, muntah terus menerus yang bukan disebabkan oleh karena
rangsangan dari diri sendiri, hipotiroidisme sentral, hiperprolaktinemia atau
galaktore, atau perubahan pada rasa haus,buang air kecil, atau penglihatan.

PENGOBATAN

- Penambahan Berat Badan dan Pengurangan Latihan

Dengan mengurangi pembatasan pola makan dengan penambahan


berat badan dan pengurangan latihan atau aktivitas berat biasanya
menyebabkan restorasi menstruasi. Namun kesulitan akan muncul pada
pasien amenore hipotalamus ini untuk mengubah kebiasaan yang sudah
lama dilakukan.The American College of Sport Medicine menyarankan
75

kontrak tertulis harus dilakukan antara atlit dan klinisi yang memberikan
kriteria ambang batas berat dan hemodinamik (misalnya denyut jantung dan
tekanan darah) yang dapat diterima untuk pelatihan lanjutan dan kompetisi.
Pengalaman klinis menunjukkan bahwa pendekatan multidisiplin, termasuk
keterlibatan aktif dokter perawatan primer (internist, dokter anak, atau
spesialis dalam masalah-masalah kesehatan remaja dan dewasa), ahli gizi
dan ahli psikoterapi dapat membantu, meskipun data tentang kemanjuran
jangka panjang dari pendekatan ini masih kurang.

- Pendekatan Psikososial
Sebuah observasi yang tidak terkontrol dari wanita muda dengan amenore
hipotalamus telah mengidentifikasi beberapa gambaran umum antara lain:
kesempurnaan, anamnesis yang dilaporkan tentang pengalaman masa
kanak-kanak yang merugikan, paparan peristiwa yang menyebabkan stres,
kebutuhan untuk mendapatkan pengakuan sosial, dan perubahan pola
makan. Strategi mengurangi stres dapat menyebabkan kembalinya
menstruasi.

- Pengobatan Infertilitas
Bagi wanita dengan amenore hipotalamus yang ingin hamil, induksi ovulasi
dengan GnRH pulsatil atau injeksi gonadotropin adalah pilihan
pengobatannya. Defisiensi estrogen pada wanita dengan amenore
hipotalamus sering memiliki respon yang rendah pada induksi ovulasi
dengan clomiphene citrate.

-Kontrasepsi Oral
Kontrasepsi oral untuk pasien yang mengalami hipoestrogenisme hebat.

76

PREVENTIF

Jika tidak ada penyebab amenore lain yang teridentifikasi, pasien harus
diberikan edukasi tentang efek dari latihan yang berlebihan dan penurunan
berat badan terhadap siklus haid dan risiko yang berkaitan dengan
kehilangan kepadatan massa tulang. Dokumentasi dari fraktur stres akan
menjamin penghentian sementara dalam latihan, tapi pengurangan harus
dianjurkan dalam berbagai hal, karena pengurangan latihan dan asupan
kalori yang adekuat akan menghasilkan kembalinya mens. Konsultasi dengan
ahli gizi dan kesehatan mental harus dilakukan, dan asupan gizi, tingkat
latihan dan ada atau tidaknya periode menstruasi harus diikuti dari waktu ke
waktu. Pil kontrasepsi tidak boleh diberikan untuk tujuan memperbaiki
kepadatan massa tulang.

77

Вам также может понравиться