Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Retina merupakan bagian mata memiliki reseptor penerima
rangsang cahaya1. Retina sangat teroganisir melakukan pengolahan
informasi visual sebelum dikirim melalui saraf optik menuju korteks
visual2. Pada retina terdapat makula dengan diameter 5-6 mm
diantara temporal vascular arcades. Bagian inti retina terdapat
fovea yang kaya akan sel kerucut dan bertanggung jawab untuk
penglihatan berwarna dan ketajaman visual tertinggi. Bagian perifer
retina,
dapat
dipantulkan
terlihat
dari
ora
sklera
serrata.
posterior
Transmisi
melalui
cahaya
kapiler
yang
koroid
retina
yang
mengalami
keadaan
opaque,
sehingga
dapat terlihat dalam sistem retina arteri sekitar 20% dari mata yang
mengalami CRAO3.
CRAO merupakan kasus sangat darurat pada oftalmologi. CRAO
pertama kali dideskripsikan oleh Von Graefe pada tahun 1985.
CRAO
adalah
suatu
kejadian
yang
jarang
terjadi.
Penelitian
dilakukan oleh Jain dan Juang didapatkan 0.85% dari 100.000 orang
pertahun menderita CRAO. Penelitian Ducker menunjukkan rata-rata
kejadian CRAO terjadi pada umur 60 tahun 4. Prevalensi oklusi arteri
retina terjadi 1-2% pada orang berusia diatas 40 tahun dan
mengenai 16 juta orang di seluruh dunia. Branch retinal artery
occlusion (BRAO) empat kali lebih besar dari pada CRAO. Studi di
Amerika menunjukkan CRAO terjadi pada 1:10.000 orang. Bahkan,
1-2% penderita CRAO dengan gangguan bilateral.
CRAO
seperti
hiperlipidemia,
hipertensi,
giant
cell
diabetes,
artritis5,
cardiac
Faktor risiko
valvular
obesitas,
dan
disease,
penyakit
kardiovaskular.
1.2.Tujuan Penulisan
Tujuan dari telaah ilmiah ini adalah untuk memberikan
gambaran mengenai CRAO yang meliputi anatomi, perdarahan,
fisiologi, definisi CRAO, pemeriksaan CRAO, dan prognosis CRAO
bertujuan untuk menuntun kita curiga akan kehadiran kelainan ini
sehingga penegakan diagnosis dapat dilakukan dan manajemen
terapi dapat dilakukan untuk mencegah komplikasi.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.
Anatomi Retina
Retina merupakan bagian mata memiliki reseptor yang
cahaya1.
menerima
rangsang
melakukan
pengolahan
Retina
informasi
sangat
visual
teroganisir
sebelum
dikirim
2.1.1.
Lapisan Retina1
2.1.1.1.
Membran Limitan Interna
Merupakan membran hialin antara retina dan
badan kaca.
2.1.1.2.
Lapis Serabut Saraf
Merupakan lapis akson sel ganglion menuju
ke arah saraf optik. Di dalam lapisan-lapisan ini
terletak sebagian besar pembuluh darah retina.
2.1.1.3.
Lapis Sel Ganglion
Merupakan lapis badan sel daripada neuron
kedua.
2.1.1.4.
Lapis Pleksiform Dalam
Merupakan lapisan aselular tempat sinaps
sel bipolar, sel amakrin dengan sel ganglion.
2.1.1.5.
Lapis Nukleus Dalam
Merupakan tubuh sel bipolar, sel horizontal,
dan sel Muller lapis mendapat metabolisme dari
arteri retina sentral.
2.1.1.6.
Lapis Pleksiform Luar
Merupakan lapis aselular dan merupakan
tempat sinapsis sel fotoreseptor dengan sel bipolar
dan sel horizontal.
2.1.1.7.
Lapis Nukleus Luar
Merupakan susunan lapis nukleus sel kerucut
dan sel batang. Ketiga lapis diatas avaskular dan
mendapat metabolisme dari kapiler koroid.
2.1.1.8.
Membran Limitan Eksterna dan Lapis Fotoreseptor
Merupakan
membran
ilusi
dan
lapis
fotoreseptor merupakan lapis terluar retina terdiri
atas sel batang yang mempunyai bentuk ramping
dan sel kerucut.
2.2.
Perdarahan Retina
Retina diperdarahi oleh arteri retina sentral, merupakan
empat cabang untuk mensuplai bagian kuadran retina. Cabangcabang tersebut terletak di bagian dalam retina dan bercabang
menjadi lebih kecil. Terkadang percabangan arteri silioretina dari
sirkulasi silier, akan mensuplai bagian dalam retina diantara
nervus optikus pusat makula. Pada tingkat jaringan, perdarahan
retina disuplai oleh dua lapis kapiler. Satu pada bagian perifer di
lapis serabut saraf dan lapis sel ganglion dan lebih dalam pada
lapis nukleus dalam. Vaskularisasi retina, termasuk kapiler,
terdapat blood-brain barrier diantara sel endotel kapiler. Darah
dikumpulkan dari dari akumulasi kapiler dengan sebuah cabang
vena yang membelok ke vena sentral. Sistem vaskuler retina
membutuhkan 5% oksigen untuk digunakan di fundus3.
2.3.
Fisiologi Retina
Retina merupakan jaringan okuler yang sangat kompleks.
Mata berfungsi sebagai intrumen optik yaitu sebuah reseptor
kompleks dan transduser efektif. Sel batang dan kerucut
berada dalam lapisan fotoreseptor mengubah rangsangan
cahaya melalui impuls saraf yang dihubungkan melalui visual
pathways menuju korteks visual oksipital2.
Fotoreseptor memiliki banyak sel kerucut pada bagian
fovea yang berada di tengah makula dan sel batang di bagian
perifer.
Pada
foveola
terdapat
sel
ganglion
yang
bagian
perifer.
Fovea
bertanggung
jawab
untuk
membawa
vitamin,
mengurangi
penyebaran
pigmen
retina
memiliki
kemampuan
regenerasi
terbatas3.
2.4.
CRAO
2.4.1. Epidemiologi CRAO
CRAO merupakan
kasus
sangat
darurat
pada
terjadi
pada
1:10.000
orang.
Bahkan,
1-2%
CRAO
seperti
hipertensi,
diabetes,
cardiac
valvular
kasus
tersebut,
dapat
terlihat
pembentukan
cell
arthritis.
Peningkatan
jumlah
platelet
penglihatan
secara
mendadak,
dan
edematous.
Hal
tersebut
disebabkan
edema
di
retina.
Namun,
penurunan
pada
beberapa
kasus
visus
dapat
kembali
optik
disk
menjadi
pucat,
terjadi
lapisan
serabut
saraf
lapisan
sel
ganglion.
10
penglihatan,
dalam
beberapa
biasanya
menit,
monokular,
lalu
terjadi
2.5.
Pemeriksaan CRAO4
2.5.1. Fluorescein Angiography
Fluorescein angiography tidak rutin dilakukan
pada pemeriksaan fase akut penyakit oklusi arteri retina.
11
Temuan
Fluorescein
angiography
berupa
CRAO
dan
kasus
iskemi
yang
telah
lama
menunjukkan
bertujuan
untuk
menilai
terjadi
pemindahan
emboli
melalui
lokal
Diharapkan
terjadi
penurunan
tekanan
13
5. Terapi
antitrombolitik
perifer
bertujuan
untuk
(streptokinase
750.000
IU
IV,
dan
lokal
14
BAB III
KESIMPULAN
Central Retinal Artery Occlusion (CRAO) adalah tersumbatnya
arteri sentral retina yang disebabkan oleh embolisasi (perdarahan
dibawah plak arteri, sklerotik, trombosis), spasme, dan diseksi
aneurisma dalam arteri retina sentral. CRAO merupakan suatu
keadaan sangat gawat darurat yang dapat menyebabkan kebutaan.
Penelitian dilakukan oleh Jain dan Juang didapatkan 0.85%
dari 100.000 orang pertahun menderita CRAO. Penelitian Ducker
menunjukkan rata-rata kejadian CRAO terjadi pada umur 60 tahun.
Prevalensi oklusi arteri retina terjadi 1-2% pada orang berusia
diatas 40 tahun dan mengenai 16 juta orang di seluruh dunia. Studi
di Amerika menunjukkan CRAO terjadi pada 1:10.000 orang.
Bahkan, 1-2% penderita CRAO dengan gangguan bilateral.
Anamnesis,
pemeriksaan
status
oftalmologis,
dan
15
dilakukan
untuk
dapat
menegakkan
diagnosis
CRAO.
DAFTAR PUSTAKA
1. Ilyas, S. 2013. Penuntun Ilmu Penyakit Mata. Edisi Keempat.
Balai Penerbit FKUI, Jakarta.
2. Vaughan
DG,
Asbury
T,
Riordan
Eva
P.
2007.
General
Academy
of
Opthalmology.
2012.
Retina
and
17