Вы находитесь на странице: 1из 21

BAB IV

RENCANA IMPLEMENTASI
4.1. Rencana Implementasi
Untuk memberikan gambaran yang lebih jelas tentang alur bisnis PLTM Girimukti, maka di
susun skema bisnis usaha PLTM Girimukti seperti terlihat pada gambar 3.1. di bawah ini.
Dari diagram tersebut dapat di jelaskan bahwa sebagian dana pembangunan dalam bentuk
debt akan di ajukan ke lender atau kreditor (private investor atau lembaga keuangan ataupun
bank) dan sekaligus bekerjasama dengan lembaga penjaminan (bank/financial institution for
security), sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Dana tersebut (debt) di gabung dengan dana sendiri (equity), dimana komposisi debt to
equity telah di tetapkan dari hasil analisis dengan perbandingan 70% : 30%, yang di pergunakan untuk biaya konstruksi, biaya administrasi termasuk biaya perijinan serta pembebasan
lahan. Untuk pelaksanaan pekerjaan konstruksi yang terdiri dari kelompok pekerjaan Civil
Works (termasuk pekerjaan Metal) dan kelompok pekerjaan Mechanical & Electrical (termasuk pekerjaan jaringan transmisi) akan ditunjuk vendor atau pelaksana yang berpengalaman
dalam pekerjaan-pekerjaan tersebut diatas dengan menggunakan sistim EPC (Engineering,
Procurement and Construction).
Pola kerja sistim EPC ini dilakukan dengan pemikiran bahwa pelaksana pekerjaan bertanggungjawab sepenuhnya terhadap kualitas hasil dan target sasaran pekerjaan yakni terjaminnya kapasitas output daya listrik sesuai yang dengan perencanaan semula serta sesuai spesifikasi pekerjaan yang di syaratkan. Untuk mendapatkan jaminan terhadap kualitas pekerjaan
seperti yang telah di rencanakan, maka akan di tunjuk konsultan pengawasan yang memiliki
tugas untuk aspek pelaksanaan manajemen konstruksi, monitoring kegiatan aspek lingkungan,
kajian aspek teknis termasuk review design (bila diperlukan) dan supervisi pelaksanaan
pekerjaan konstruksi.
Setelah selesainya pekerjaan konstruksi baik Civil Works maupun Mechanical & Electrical
Works, maka tahapan selanjutnya adalah di lakukannya pekerjaan Commissioning, dengan
tujuan untuk melakukan verifikasi seluruh pekerjaan sesuai dengan spesifikasi teknis dan
sekaligus melakukan trial test terhadap output daya listrik setelah pelaksanaan pekerjaan.
75

LEADER /
CREDITOR

PT.
PT.GIRIMUKTI
GIRIMUKTIe
eNERGI
NERGI

Bank/Financial
Bank/Financial
Institution
Institutionfor
forSecurity
Security

Power Purchasing
Agreement

PT.
PT.PLN
PLN(Persero)
(Persero)

EPC
CONSULTANT
CONSULTANT
ENGINEERING
ENGINEERING
MANAGEMENT
MANAGEMENT
LL EE G
G AA LL
ENVIRONMENT
ENVIRONMENT&
& SECURITY
SECURITY
DEVELOPMENT
DEVELOPMENT
SUPERVISION
SUPERVISION

CONTRACTOR & SUPPLIER


CONTRACTOR & SUPPLIER
CIVIL
CIVIL&&METAL
METAL WORK
WORK
MECHANICAL/ELECTRICAL
MECHANICAL/ELECTRICAL

PROPERTY
PROPERTY
INSURANCE
INSURANCE

COMMISSIONING
COMMISSIONING

POWER
POWERPLANT
PLANT
OPERATOR
OPERATORBODY
BODY

PROPERTY
PROPERTY
INSURANCE
INSURANCE

COMERCIAL
COMERCIAL
OPERATION
OPERATION

Gambar 4.1. : Skema bisnis PLTM Girimukti

Pekerjaan commissioning dilakukan antara pemilik proyek (PT Girimukti Energi) dengan pihak kontraktor EPC, yang disaksikan oleh PLN selaku pembeli energi listrik. Untuk pekerjaan Commissioning akan ditunjuk lembaga yang memiliki kompetensi untuk melakukan
validasi keandalan pembangkit, terutama pembangkit yang baru di bangun. Lembaga ini juga
akan mengeluarkan sertifikat laik operasi bila hasil pemeriksaannya memenuhi kriteriakriterianya aspek ketenagalistrikan yang umum berlaku di Indonesia.
Setelah Comissioning dan trial test dinyatakan selesai, maka langkah selanjutnya adalah
tahap operasi (commercial operation) yakni pengoperasian pembangkit serta melakukan
penjualan listrik ke PLN sebagai pembeli listrik sesuai dengan ketentuan dalam PPA,
termasuk jumlah daya listrik yang di perjual-belikan serta ketentuan harga seperti yang telah
di sepakati pada awal penyusunan bisnis pembangkitan ini. Sistim pembayaran (invoice)
yang dilakukan oleh PLN biasanya dilakukan dalam bulanan. Hasil penjualan energi listrik di
gunakan untuk biaya operasi dan pemeliharaan termasuk asuransi dan gaji tenaga operasional
serta untuk membayar kewajiban hutang pokok berikut bunganya (interest) sesuai perjanjian
yang telah disepakati sebelumnya.
Dari hasil analisis solusi bisnis dan penilaian aspek kelayakan bisnis pembangunan PLTM
seperti yang diuraikan pada bab sebelumnya, maka skenario pembangunan yang memberikan
return maksimal adalah dengan membangun PLTM Girimukti-1 dan Girimukti-2 sekaligus
76

karena akan didapatkan efisiensi-efisiensi dalam pelaksanaan pembangunan, mekanisme


penjualan energi listrik secara maksimal, serta akan mendapatkan additional revenue berupa
penjualan carbon credit kepada pembeli CER.
Langkah selanjutnya dari analisa bisnis PLTM ini adalah menyusun implementasi setiap
aspek pekerjaan guna mendukung keberhasilan proyek, baik dari sisi perencanaan, proses
perijinan, pembebasan lahan, pembangunan pembangkit, fabrikasi pekerjaan konstruksi, trial
test and commisioning, maupun pada saat pelaksanaan operasional pembangkit dan proses
penerimaan invoice dari hasil penjualan listrik. Secara garis besar rencana implementasi
dapat di kelompokkan dalam tiga tahap utama, yakni :
1. Tahap Pra Konstruksi
2. Tahap Konstruksi
3. Tahap Operasional dan pemeliharaan
Antara tahap satu dengan tahap lainnya dilakukan secara berurutan, dan untuk mendapatkan
gambaran masing-masing tahap, dapat dijelaskan sebagai berikut.
4.1.1. Tahap Pra Konstruksi
Tahap para-konstruksi merupakan tahap paling awal dalam kegiatan proyek, dan kegiatan
yang dilakukan mencakup studi kelayakan (teknis, finansial dan studi AMDAL), proses
perijinan, penyusunan detailed engineering design, serta menyusun scheme bisnis secara
keseluruhan.
1. Studi kelayakan
Kegiatan studi kelayakan teknis dilakukan untuk memastikan bahwa proyek dapat dilaksanakan secara teknis, yakni dengan melakukan kajian keandalan debit (Q), tinggi jatuh air (head)
dan aspek kondisi geologi rencana lokasi proyek. Sedang kelayakan dari aspek finansial
merupakan tinjauan terhadap tingkat keuntungan dari investasi yang ditanamkan, yakni
dengan menggunakan tinjauan terhadap instrumen-instrumen keuangan yang umum berlaku,
diantaranya Pay Back Period NPV, IRR, PBP, PI, dan ROI. Sementara kelayakan aspek
lingkungan dilakukan dengan mengikuti ketentuan tentang Amdal yang ditetapkan oleh
pemerintah34), yakni untuk pembangkit listrik dengan daya di bawah 100 MW (PLTM Giri-

34)

Peraturan Pemerintah No. 27 tahun 1999, tentang Analisi Mengenai Dampak Lingkungan Hidup

77

mukti memiliki kapasitas total 11,4 MW) tidak diperlukan dokumen AMDAL35), dan hanya
diperlukan penyusunan dokumen UKL&UPL, yang persetujuannya dilakukan oleh BPLHD
(Badan Pengendalian Lingkungan Hidup Daerah) mewakili Bupati. Kajian UKL&UPL36) bertujuan agar aspek sosial-ekonomi masyarakat dan lingkungan dapat di integrasikan di
dalam implementasi proyek, sehingga pembangunan proyek tidak menimbulkan kerugian bagi masyarakat sekitar serta kehidupan sosial-ekonomi dan lingkungan dapat
berjalan seperti sebelum adanya proyek.
2. Proses Perijinan
Pembentukan suatu perusahaan yang berbadan hukum seperti halnya PT Girimukti Energi
harus mengikuti ketentuan Undang-undang Perseroan Terbatas No. 40 Tahun 2007, tentang
prosedur pendirian perusahaan, permodalan & saham, rencana kerja dan laporan tahunan
korporasi, penyelenggaraan RUPS, dan lain-lain. Perijinan yang diperlukan untuk pendirian
perusahaan tersebut diantaranya:


Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP) yang dikeluarkan oleh Dinas Perindustrian dan
Perdagangan

Tanda Daftar Perseroan yang dikeluarkan oleh Dinas Perindustrian dan Perdagangan

Surat Keterangan Domisili Perusahaan

Surat Ijin Gangguan yang dikeluarkan oleh Kantor Penanaman Modal Daerah

Kartu Registrasi Perusahaan yang dikeluarkan Kantor Penanaman Modal Daerah

Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP)

Sedangkan perijinan yang di perlukan terkait dengan pembangunan PLTM, di tingkat daerah
diantaranya :


Surat dukungan pembangunan PLTM dari Gubernur

Surat persetujuan Bupati tentang pembangunan pembangkit listrik terbarukan skala


menengah

Surat ijin dari Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) tentang peruntukan penggunaan tanah.

35)
36)

Surat Keputusan Bupati tentang pemberian ijin lokasi tanah.

AMDAL = Analisa Mengenai Dampak Lingkungan


UKL&UPL = Upaya Pengelolaan Lingkungan dan Upaya Pemantauan Lingkungan

78

Surat keputusan dari kantor analisis dampak lingkungan kabupaten tentang persetujuan UKL&UPL Pembangunan PLTM

Sedangkan dokumen-dokumen yang diperlukan terkait dengan penjualan energi listrik ke


PLN diantaranya adalah :


Nota Kesepahaman antara PT Girimukti Energi dengan PT PLN distribusi Jawa Barat
dan Banten tentang jual beli energi listrik

Surat Ijin Penggunaan dan Pemanfaatan Air (SIPPA) yang dikeluarkan oleh dinas
pengairan setempat (Dinas Pengairan, Departemen Pekerjaan Umum).

Power Purchase Agreement (PPA) antara PT Girimukti Energi dengan PT PLN

Surat Izin Usaha Ketenagalistrikan untuk Kepentingan Umum (IUKU)

Surat Menteri Kehutanan Republik Indonesia tentang Persetujuan Prinsip Penggunaan Kawasan Hutan untuk Pembangunan Pembangkit Listrik Minihidro

Dokumen-dokumen yang diperlukan terkait dengan penjualan dan perolehan insentif CER
dari buyer, diantaranya adalah :


Data teknis pembangkit

Dokumen Project Design Document (PDD)

Emission Reduction Purchase Agreement (ERPA)

Monitoring operasional pembangkit

3. Detail Engineering Design


Setelah studi kelayakan proyek sudah dibuat dan dinyatakan layak, maka tahap selanjutnya
adalah melakukan detail disain rencana pembangkit. Tahap ini lebih memprioritaskan pada

Gambar 4.2. : Gambar typical pekerjaan detail disain

79

penajaman aspek teknis, dengan sasaran di samping menyiapkan disain detail teknis, juga di
persiapkan sebagai upaya untuk melakukan review terhadap harga satuan terbaru serta
optimasi-optimasi yang perlu dilakukan untuk mengefisiensikan biaya investasi, terutama
efisiensi biaya konstruksi. Disamping itu detail design di perlukan untuk membuat perkiraan
volume pekerjaan konstruksi, mempermudah dalam pelaksanaan konstruksi, serta bahan
penyusunan jadual pelaksanaan konstruksi. Contoh gambaran detail disain dapat dilihat pada
gambar 4.2. diatas.
4.1.2. Tahap Konstruksi
Implementasi pekerjaan konstruksi di awali dengan menyusun rencana kerja yang terkoordinasi berdasarkan urut-urutan pekerjaan. Jenis pekerjaan-pekerjaan pada tahap konstruksi ini
telah disusun dalam suatu rencana implementasi konstruksi seperti terlihat pada diagram di
bawah ini (lihat gambar 4.2.). Pekerjaan yang termasuk pada tahap konstruksi diantaranya
pembebasan lahan, pelaksanaan tender EPC, pelaksanaan konstruksi, serta pekerjaan
comisioning and trial test. Rencana implementasi ini dapat dijelaskan seperti berikut:
1. Pembebasan/Pengadaan Lahan
Pembebasan lahan guna keperluan lokasi rencana konstruksi serta bangunan pelengkapnya di
lakukan terhadap dua kelompok pemilik lahan yakni lahan milik masyarakat dan lahan milik
departemen Kehutanan. Konsep yang umum dipakai dalam pembebasan lahan adalah untuk
tanah milik masyarakat bisa dilakukan secara langsung dengan proses jual beli tanah milik
masyarakat, sedangkan pembebasan lahan yang dimiliki oleh Kehutanan dilakukan sesuai
dengan mekanisme yang berlaku di departemen kehutanan yakni dengan pola 1:2, dalam artian untuk setiap 1,0 m2 luas tanah yang di bebaskan harus diganti dengan lahan (milik masyarakat) seluas 2,0 m2 di tempat lain dalam areal wilayah kehutanan yang sama.
Luas lahan yang di bebaskan di sesuaikan dengan kebutuhan lahan yang mengacu pada data
hasil disain, dan pelaksanaannya harus dilakukan secara cermat mengingat masalah tanah
merupakan masalah yang cukup rawan, dan harga tanah di sesuaikan dengan harga yang
berlaku di lokasi pekerjaan atau berdasarkan harga yang tercantum dalam NJOP (Nilai Jual
Objek Pajak) atas tanah.

80

2. Tender EPC
Tahap penting dalam periode konstruksi adalah pelaksanaan tender EPC, yakni melakukan
seleksi terhadap pelaksana (kontraktor) pekerjaan konstruksi. Untuk pelaksanaan pekerjaan
konstruksi di kelompokkan dalam dua golongan pekerjaan EPC, yakni :
1. Kelompok pekerjaan sipil (Civil Works) dan pekerjaan Metal (Lot 1)
2. Kelompok pekerjaan Electrical Mechanical (Lot 2)
Penentuan kontraktor pelaksana pekerjaan dilakukan melalui sistim tender terbuka dengan
sasaran untuk mendapatkan kualitas hasil pekerjaan yang terbaik dengan harga optimum.
Sedangkan pembagian pekerjaan dalam dua kelompok pekerjaan adalah bertujuan untuk
mempercepat pelaksanaan pekerjaan serta pelaksana pekerjaan tidak terkonsentrasi pada satu
kontraktor, sehingga masing-masing kontraktor dapat lebih fokus pada pekerjaannya, dan
dengan demikian akan di dapatkan kualitas hasil pekerjaan yang maksimum.
3. Tahap Negosiasi Harga dan Penanda-tanganan Kontrak Konstruksi
Setelah tender dilakukan hingga didapatkan nominasi pemenang tender, tahapan selanjutnya
adalah di lakukan negosiasi dan klarifikasi terhadap calon pemenang tender untuk masingmasing kelompok pekerjaan tersebut diatas. Sasaran dari negosiasi dan klarifikasi atas
penawaran dari calon pemenang tender adalah untuk levelisasi terhadap lingkup pekerjaan
serta target kapasitas pembangkit yang di inginkan, disamping untuk tetap mendapatkan
harga pekerjaan yang paling kompetitif. Metode yang dilakukan dalam negosiasi ini adalah
the lowest responsible bidder, yakni nilai penawaran terendah yang paling bisa di
pertanggung-jawabkan. Setelah harga pekerjaan disepakati bersama selanjutnya dilakukan
penanda-tanganan kontrak pekerjaan yang umumnya berisi lingkup pekerjaan, nilai/harga
pekerjaan serta tata-cara pembayaran, jangka waktu pelaksanaan, sanksi-sanksi bila terjadi
penyimpangan terhadap isi perjanjian.

81

82

Year
2

3
5

5
6

6
7

1st Year
8

8
9

9
10

10
11

11

1
13

2
14

Construction Stage

12

12

3
15

4
16

5
17

18

6
19

2nd Year
8
20

9
21

10
22

11
23

12

2
26

Warranty

25

3rd Year
REMARKS

Legend

End of Commissioning & Test

End of Construction Stage

24

River Intake Gates

Desand Suice Gates

Head Pond Sluice Gates

Penstock Intake Screen

River Intake Screen

Penstock Intake Gates

Intake & Tailrace Stop Lock

Accessories

4.2.

4.3.

4.4.

4.5.

4.6.

4.7.

4.8.

4.9.

Mini Tower (350; 11M)

Cross Arm

Horn Lihting Arrester & Accessories

Lighting Arrester & Accessories

MOF

Fuse

Disconnecting Switch

1.2.

1.3.

1.4.

1.5.

1.6.

1.7.

1.8.

Outgoing Cibicle to Cijedil Grid

Outgoing Cibicle to Bandung Selatan Grid

Bus PT Cubile

Lightening Arrester Cubicle

Incoming Control Cubicle

Outgoing Control Cubicle

Synchronous Generator Panel

2.2.

2.3.

2.4.

2.5.

2.6.

2.7.

2.8.

2.10. Factory Inspection Supervision

Incumming Cubicle for Transf. 20kV/8.8MV

2.1.

2. Sub Station

Conductor AAAC 150 mm2

1.1.

1. Transmission Line

4. TRANSMISSION SYSTEM

5. Mandatory Spareparts

4. Control & Protection Equipment

3. Transformer & Switcgear

2. Generator & Exitation System

1. Turbine & Auxiliaries

3. ELECTRICAL & MECHANICAL EQUIPMENTS

Weir Sluice Gates

4.1.

Commissioning

Erection

Transportation

Design/Procurement/
Manufacturing

Starting of Construction Stage

Contract Signing

4. Gates, Bulkheads & Screens

Month

3. Bifurcation

2. Pipeline Steel Works

1. Penstock Steel Works

2. METAL WORKS

10.Others Support Building

9. Access Road & Bridge

8. Powerhouse & Tailrace

7. Penstock Anchorage/Foundation

6. Head Pond

5. Waterways

4. Desand

3. Intake

2. Weir

1. Site Cleaerance

1. CIVIL WORKS

Key Project Schedule

Gambar 4.3. Rencana Implementasi

4. Tahap Pelaksanaan Konstruksi


Tahap pelaksanaan konstruksi untuk dua kelompok pekerjaan tersebut dilakukan dengan tatacara sebagai berikut :
a. Kelompok Pekerjaan Civil Works dan Metal Works
Pekerjaan sipil dilakukan sesuai dengan metode dan tatacara pelaksanaan pekerjaan yang
mengacu pada standard yang berlaku pada pekerjaan-pekerjaan sipil. Bangunan utama
dan infrastruktur pada konstruksi PLTM Girimukti ini terdiri dari :
I. PLTM Girimukti - 1
1. Bendung (Weir)
- Tipe
- Banjir Rencana (Q100th)
- Panjang
- Tinggi Mercu
- Elevasi Mercu
- Elevasi Muka Air Banjir
- Elevasi Tanggul
2.

: OGEE (pasangan batu kali dengan selimut beton)


: 631,53 m3/det
: 25,00 m ~ 40,00 m
: 4,00 m
: NWL El. 800,30 m
: HWL El. 804,30 m
: El. 805,30 m

Apron
- Panjang Lantai
- Tebal Lantai

: 15,00 m
: 0,50 m

Untuk keperluan pengamanan bangunan Bendung terhadap kemungkinan banjir 50


tahunan, di bagian hulu tubuh bendung Girimukti 1 akan dibangun 5 check dam.
3. Kolam Olakan
- Tipe
- Panjang
- Tebal Lantai
4. Pembilas Bawah (Under Sluice)
- Ukuran (lebar x tinggi x n)
- Tebal

: USBR II
: 25,00 m
: 0,75 m

: 1,50 m x 1,50 m x 2
: Maksimal 1,00 cm

5. Kolam Pengambil (Intake)


- Ukuran Pintu (lebar x tinggi x n)
- Tebal Pilar Pemisah
- Tinggi Bukaan Pintu

: 1,50 m x 1,10 m x 2
: 1,00 m
: 1,10 m

83

6. Kantong Lumpur (Sandtrap/Desand)


- Dimensi (lebar x panjang)
- Pintu Penguras (lebar x tinggi x n)
- Panjang Pelimpah Samping

: 10,00 m x 65,00 m
: 1,30 m x 1,30 m x 2
: 28,00 m

7. Saluran Pembawa (Waterway)


- Tipe
- Debit (Q)
- Dimensi (lebar x tinggi)
- Panjang

: Saluran terbuka dilengkapi saluran gendong


: 2 x 3 m3 / det
: 3,25 m x 2,00 m
: 3.900 m

8. Kolam Penenang (Headpond)


- Dimensi (lebar x panjang)
- Panjang Pelimpah Samping
- Pintu Penguras (lebar x tinggi x n)

: 10,00 m x 30,00 m
: 4,50 m
: 1,30 m x 1,30 m x 1

9. Pipa Pesat (Penstock)


- Diameter ()

: 1,10 1,70 m (Bifurcation)

- Panjang
- Tipe
- Tebal

: 200,00 m ~ 300 m
: Exposed
: 10,00 - 12,00 mm

- Bahan
- Pintu Inlet (lebar x tinggi x n)

: Baja SM 41
: 1,30 m x 2,30 m x 2

10. Rumah Pembangkit (Powerhouse)


- Dimensi
- On Ground

: 12,00 m x 25,00 m
: Di atas permukaan tanah

11. Serandang Hubung (Switchyard)


- Dimensi
- Tipe

: 5,00 m x 7,50 m,
: Terbuka (Outdoor)

12. Saluran Pembuang (Tailrace)


- Tipe
- Ukuran (Lebar x Tinggi)
- Panjang

: Saluran terbuka (persegi empat)


: 5,00 m x 2,00 m
: 20 - 30 m

13. Jalan Masuk (Access Road) & Jalan Inspeksi (Inspection Road)
a. Jalan Masuk
- Panjang
- Lebar Perkerasan
- Lebar Bahu

: 3.10 km
: 3,00 m
: 2 x 1,00 m

84

b. Jalan Inspeksi
- Panjang
- Lebar Perkerasan
- Lebar Bahu

: 4.20 km
: 3,00 km
: 2 x 1,00 m

II. PLTM Girimukti - 2


1. Bendung (Weir)

2.

- Tipe
- Banjir Rencana (Q 100th)
- Panjang
- Tinggi Mercu

: OGEE (pasangan batu kali dengan selimut beton)


: 631,53 m3/det
: 25,00 m ~ 40,00 m
: 4,00 m

- Elevasi Mercu
- Elevasi Muka Air Banjir
- Elevasi Tanggul

: El. 459,00 m
: El. 464,00 m
: El. 465.00 m

Apron
- Panjang Lantai
- Tebal Lantai

: 15,00 m
: 0,50 m

Untuk keperluan pengamanan bangunan Bendung terhadap kemungkinan banjir 50


tahunan, di bagian hulu tubuh bendung Girimukti-2 akan dibangun 2 check dam.
3. Kolam Olakan
- Tipe
- Panjang
- Tebal Lantai

: USBR II
: 25,00 m
: 0,75 m

4. Pembilas Bawah (Under Sluice)


- Ukuran (lebar x tinggi x n)
- Tebal

: 1,50 m x 1,50 m x 2
: Maksimal 1,00 cm

5. Kolam Pengambil (Intake)


- Ukuran Pintu (lebar x tinggi x n)
- Tebal Pilar Pemisah
- Tinggi Bukaan Pintu

: 1,50 m x 1,10 m x 2
: 1,00 m
: 1,10 m

6. Kantong Lumpur (Sandtrap/Desand)


- Dimensi (lebar x panjang)
- Pintu Penguras (lebar x tinggi x n)
- Panjang Pelimpah Samping

: 10,00 m x 65,00 m
: 1,30 m x 1,30 m x 2
: 28,00 m

7. Saluran Pembawa (Waterway)


- Tipe
- Debit (Q)

: Saluran Terbuka + Saluran Gendong


: 2 x 3 m3 / det

85

- Dimensi (Lebar x Tinggi)


- Panjang

: 3,25 m x 2,00 m
: 3.900 m

8. Kolam Penenang (Headpond)


- Dimensi (lebar x panjang)

: 10,00 m x 30,00 m

- Panjang Pelimpah Samping


- Pintu Penguras (lebar x tinggi x n)

: 4,50 m
: 1,30 m x 1,30 m x 1

9. Pipa Pesat (Penstock)


- Diameter ()

: 1,10 1,70 m (Bifurcation)

- Panjang
- Tipe
- Tebal
- Bahan
- Pintu Inlet (lebar x tinggi x n)

: 250,00 m ~ 300 m
: Exposed
: 10,00 12,00 mm
: Baja SM 41
: 1,30 m x 2,30 m x 2

10. Rumah Pembangkit (Powerhouse)


- Dimensi
- On Ground

: 12,00 m x 25,00 m
: Di atas Permukaan Tanah

11. Serandang Hubung (Switchyard)


- Dimensi
- Tipe

: 5,00 m x 7,50 m,
: Terbuka (Outdoor)

12. Saluran Pembuang (Tailrace)


- Tipe
- Ukuran (Lebar x Tinggi)
- Panjang

: Saluran Terbuka (persegi empat)


: 5,00 m x 2,00 m
: 20 - 30 m

13. Jalan Masuk (Access Road) & Jalan Inspeksi (Inspection Road)
a. Jalan Masuk
- Panjang
- Lebar Perkerasan
- Lebar Bahu

: 2,43 km
: 3,00 m
: 2 x 1,00 m

b. Jalan Inspeksi
- Panjang
- Lebar Perkerasan
- Lebar Bahu

: 2,04 km
: 3,00 km
: 2 x 1,00 m

b. Kelompok Pekerjaan Mechanical & Electrical (M/E)


Kelompok pekerjaan M/E terdiri dari pekerjaan Mechanical dan Electrical termasuk
pekerjaan transmisi berupa penyambungan jaringan listrik dari pembangkit listrik ke
86

jaringan tegangan menengan (T/M) terdekat milik PT PLN. Jenis item pekerjan M/E
pada PLTM Girimukti-1 dan Girimukti-2 terdiri dari :
I. PLTM Girimukti - 1
Spesifikasi Turbin :


2 sets Horizontal Spiral Francis Turbine (FSH130), D = 800 mm, Hnet = 152,09 m, Qmax =
2 x 3,5 m3/s, P = 4810 kW, n = 1000 rpm

Physical constants:
- gravity acceleration
- water density
- water temperature

Valve parameters:
- nominal diameter
- nominal pressure
- max. water flow

: 9,80665 m/s2
: 1.000 kg/m3
: 15 C

: DN 800
: PN 25
: 3,5 m3/s

Main technical data of turbine


- Net head
- Maximum discharge per unit
- Maximal turbine output at rated head
- Speed nominal/runaway
- Runner diameter
- Suction head

: 152,09 m
: 3,5 m3/s
: 4810 kW
: 1.000 / 1.780 rpm
: 800 mm
: - 0,5 m

Spesifikasi Generator :

2 units Horizontal three-phase synchronous generator, directly coupled with horizontal


Francis turbine, air cooled.

Designed parameters:
- labelled output (apparent)
- nominal speed
- runaway speed

: 5.640 kVA
: 1.000 rpm
: 1.780 rpm

- voltage
- frequency

: 6,3 kV
: 50 Hz

- power factor (cos )

: 0,85

Peralatan Tegangan Menengah dan Tinggi :

1 pc HV Switchgear 20 kV (AREVA), 50 Hz with outlet to transmission line (~ 45 m),


main switch isolator of power station, lightning arrestors etc.

1 pc Station transformer (SGB) 6,3 kV / 0,4 kV, 3-phase, about 160 kVA, dry, inner type.

87

II. PLTM Girimukti - 2


Spesifikasi Turbin :

2 sets Horizontal Spiral Francis Turbine (FSH234),


D = 730 mm, H = 49,13 m,Qmax = 2x3,75m3/s P = 1670 kW, n = 750 rpm

Physical constants:
- gravity acceleration
- water density
- water temperature

: 9,80665 m/s2
: 1.000 kg/m3
: 15 C

Valve parameters:
- nominal diameter
- nominal pressure

: DN 1200
: PN 10

- max. water flow

: 3,75 m3/s

Main technical data of turbine


- Net head
- Maximum discharge per unit
- Maximal turbine output at rated head
- Speed nominal/runaway
- Runner diameter
- Suction head

: 49,13 m
: 3,75 m3/s
: 1.636 kW
: 750 / 1.350 rpm
: 700 mm
:+2m

Spesifikasi Generator :
- labelled output (apparent)
- nominal speed
- runaway speed
- voltage
- frequency

: 1980 kVA
: 750 rpm
: 1350 rpm
: 6,3 kV
: 50 Hz

- power factor (cos )

: 0.8

Peralatan Tegangan Menengah:

1 pc Main transformer 6,3 kV / 20 kV, 3-phased, ~4200 kVA, cooling ONAN,


inner type into cubicle.

1 pc HV Switchgear 20 kV, 50 Hz with outlet to transmission line, main switch


isolator of power station, lightning arrestors etc.

1 pc Station transformer SGB 6,3 kV / 0,4 kV, 3-phased, about 100 kVA, dry,
inner type.

Berbeda dengan pekerjaan konstruksi bangunan sipil (civil works), setelah di tentukan
pelak-sana pekerjaan mecha-nical & electrical, maka pihak konntraktor akan melakukan
88

detail disain turbin, generator serta bangunan pelengkapnya, disesuaikan dengan kondisi
lokasi pekerjaan termasuk debit dan data head yang ada. Tahap pekerjaan mechanical
and electrical dapat dijelaskan sebagai berikut :
1. Tahap disain dan fabrikasi mesin pembangkit
Pekerjaan disain mesin pembangkit (turbin), generator termasuk accessoriesnya harus
di periksa dan mendapatkan persetujuan dari pemilik proyek sebelum di lakukan fabrikasinya.
Disain yang dilakukan harus disesuaikan dengan
kondisi lokasi pekerjaan serta mengacu pada
kapasitas daya pembangkit yang ada pada disain
awal penentuan bisnis pembangkitan ini.
Setelah hasil disain di setujui, maka di lakukan fabrikasi turbin dan generator yang umumnya di
lakukan di workshop dari fabrican turbin tersebut.
Gambar 4.4. : Gambar typical Turbin
pekerjaan detail disain

Hingga saat ini belum terbukti adanya fabrican

turbin di Indonesia yang mampu untuk membuat turbin dengan kapasitas mesin
pembangkit diatas 1,0 MW, sehingga mesin turbin ini harus di pesan dan di buat di
luar negeri.
Proses pembuatan disain mesin pembangkit (turbin) hingga fabrikasi pembuatan
mesin tersebut biasanya memakan waktu 6,0 bulan, termasuk pengecekan (factory
inspection) yang dilakukan oleh pemilik proyek.
2. Tahap Shipping
Setelah mesin pembangkit selesai di buat dan dilakukan pengetesan di pabrik tersebut,
maka tahap selanjutnya adalah tahap shipping. Mesin pembangkit (turbin) yang telah
selesai di buat (di negara pembuat mesin pembangkit) tersebut di kirim ke lokasi
proyek yang umumnya melalui transportasi laut hingga ke pelabuhan laut terdekat di
Indonesia, dalam hal ini Tanjung Priok, untuk kemudian dilakukan transportasi darat
hingga ke lokasi proyek. Proses yang perlu diperhatikan dalam kaitan pembelian
turbin dari luar negeri adalah dokumen mengenai import barang serta dokumen ke
pabeanan yang ada dan berlaku di Indonesia. Jangka waktu yang dibutuhkan untuk

89

transportasi dari negara pembuat pembangkit hingga di lokasi proyek, umumnya


tidak lebih dari 2,5 bulan.
3. Tahap Installation
Segera setelah mesin tiba di lokasi proyek, maka tahap selanjutnya adalah tahap
pemasangan (installation) turbin, generator berikut accesoriesnya pada lokasi proyek.
Waktu yang dibutuhkan untuk pemasangan pembangkit hingga siap beroperasi
umumnya selama 8,0 bulan. Hal yang perlu diperhatikan pada saat installation adalah
adanya pekerjaan interfacing (pekerjaan yang bersinggungan) antara pekerjaan Civil
works dan pekerjaan Mechanical. Titik kritis umumnya terjadi pada pekerjaan
interfacing ini, diantaranya pada pekerjaan pembuatan pondasi pembangkit yang
belum selesai sementara turbin siap untuk dipasang, bila pekerjaan pondasi ini
terlambat, maka pekerjaan pemasangan turbin belum bisa di laksanakan, dan risiko
yang ada pada umumnya kontraktor mecahanical & electrical akan mengajukan klaim.
5. Pekerjaan Commissioning dan Trial Test
Kegiatan commissioning merupakan kegiatan terpenting dari rangkaian kegiatan konstruksi,
karena kegiatan ini bertujuan untuk mengukur kinerja penyelesaian pekerjaan, terutama
untuk pekerjaan pembangkit listrik. Pada tahap comissioning dilakukan pengecekan terhadap
daya terpasang yang bisa dibangkitkan dibandingkan dengan daya (output) rencana, dan
sekaligus menentukan tingkat keberhasilan pada saat operasionalnya. Bila daya yang
dibangkitkan kurang dari rencana, maka potensi perolehan revenue akan berkurang, yang
akhirnya akan berakibat kegagalan perencanaan secara keseluruhan termasuk proyeksi
keuangan.
Proses commissioning termasuk trial test untuk pembangkit umumnya dilaksanakan pada
saat kondisi debit mencapai maksimal, sehingga uji coba bisa dilakukan secara maksimal dan
periode pelaksanaan pengujuan dilakukan pada jangka waktu satu bulan.
4.1.3. Tahap Operasi dan Pemeliharaan
Setelah pekerjaan commissioning and trial test dinyatakan selesai dan laik operasi, maka
tahap operasional dapat dimulai. Periode operasi dan pemeliharaan merupakan tahapan
paling penting dari seluruh rangkaian bisnis. Perencanaan atau disain merupakan susunan
90

rencana dan proyeksi dari suatu bisnis, sedangkan periode operasi merupakan implemenasi
dari bisnis yang sebenarnya.
Operasionalisasi pembangkit dilakukan mengikuti prosedur baku yang umumnya di berikan
oleh fabrican mesin pembangkit dalam bentuk petunjuk operasi dan pemeliharaan,
sedangkan pemeliharaan dilakukan terhadap hal-hal yang bisa menimbulkan potensi
gangguan terhadap kegagalan operasional, diantaranya pemeliharaan saluran air (saluran
pembawa) dari kerusakan dan tersumbatnya saluran oleh kotoran atau sampah, tata-cara
pemeliharaan turbin, generator serta accessories pembangkit, tata-cara pemeliharaan jeringan
transmisi dan distribusi serta petunjuk operasi dan pemeliharaan lainnya.
Sementara itu, pembayaran dari penjualan listrik ke PLN (invoice) yang merupakan sumber
utama pemasukan keuangan proyek, dilakukan sesuai dengan ketentuan yang tertuang dalam
PPA atau perjanjian jual beli tenaga listrik, dimana jual beli listrik berlaku selama 20 tahun.
4.2. Kebutuhan Sumberdaya
Aspek sumberdaya merupakan komponen penting dari suatu perusahaan, termasuk juga di
bisnis pegelolaan ketenagalistrikan yang dilakukan oleh PT Girimukti Energi. Sumberdaya
yang dimaksudkan disini adalah :


Sumberdaya Keuangan

Organisasi dan Sumberdaya Manusia

4.2.1. Sumberdaya Keuangan


Kebutuhan investasi awal secara keseluruhan adalah sebesar Rp 202,222.100.000 yang
berasal dari anggaran sendiri (equity) dan pinjaman Jangka Panjang (debt) dengan jangka
waktu pinjaman (tenor) selama 7 tahun, melalui skema pinjaman kredit investasi dari Bank
sebesar 70%, atau Rp 131,4 Milyar dan dari sumber equity PT Girimukti Energi sebesar 30%,
atau Rp 70.8 Milyar
Biaya bunga bank pada analisis ini adalah sebesar 11% yang mengacu pada bunga untuk
kredit investasi di bank Niaga atau bank umum lainnya, serta alokasi biaya (fee) untuk
lembaga penjaminan di asumsikan sebesar 2%, sehingga dalam analisa kelayakan, faktor
bunga total di perhitungkan 13%. Dari analisis ini di peroleh parameter kelayakan investasi
sebagai berikut :
91

NPV : Rp 83.835.008.000
IRR : 17,47%
Pay Back Period : 5,69 tahun
Profitability Index : 1,41
ROI : 8,0%

4.2.2. Organisasi dan Sumberdaya Manusia


Struktur organisasi PT Girimukti Energi menganut sistim multitasking dengan sasaran untuk
efektivitas dan efisien biaya operasi. Dalam menjalankan organisasinya, perusahaan di kelola
oleh Direktur yang sekaligus berfungsi sebagai General Manager dalam tahap operasional
Posisi
Komisaris
General Manager
Manager Operasi
Supervisor
Senior Operator
Operator
Technician/Mechanic
Staff Supporting
Total

Total

pembangkit. General Manager akan di bantu

2
1
3
3
1
4
2
14
30

oleh tiga orang Manager operasi sesuai dengan


bagian dan kompetensinya masing-masing.
Direksi bertanggung jawab langsung kepada
pemegang saham yang dalam hal ini diwakili
oleh Dewan Komisaris yang terdiri dari seorang
Komisaris Utama dan seorang Komisaris.
Struktur organisasi PT Girimukti Energi meng-

gunakan sistem organisasi garis (line function) dengan memperhatikan faktor fungsional di
dalamnya. Sistem ini memberikan kejelasan perihal tugas, garis wewenang dan tanggung
jawab setiap jabatan yang terlibat dalam hubungan kerja, sehingga pengelolaan organisasi
dapat di laksanakan secara terpadu dan efektif dengan mendayagunakan potensi yang ada.
Komisaris merupakan wakil dari Shareholders yang terdiri dari para pemegang saham yang
berfungsi untuk mengawasi dan mengontrol jalannya perusahaan agar manajemen perusahaan dalam menjalankan roda perusahaan tetap mengacu pada kesepakatan dan rencana kerja
yang sudah di buat pada awal pembentukan perusahaan. Direktur atau General Manager
merupakan top manajemen yang ada di perusahaan, yang berfungsi menjalankan pengendalian manajemen perusahaan dan operasional bisnis sehari-hari. General manajer juga berfungsi
memberikan unsur pembinaan dan pengayoman terhadap karyawan yang berada di bawahnya.
Manajer operasi merupakan unit kerja yang bertanggungjawab secara langsung terhadap
bidang tugas yang relevan, yakni menyangkut operasional pembangkit, operasional keuangan
serta personalia.
92

4.3.

Identifikasi Risiko

Setiap perusahaan selalu berpotensi menghadapi risiko (kerugian). Dinamika dan sifat
perubahan lingkungan usaha mengandung risiko yang dapat menimbulkan dampak terhadap
aspek finansial, fisik, operasi dan sumberdaya manusia.
Manajemen perusahaan telah menyiapkan konsep penetapan dan mempertahankan risiko
yang wajar yang dapat di terima dan di sepakati bersama di masing-masing unit kerja yang
ada di perusahaan. Identifikasi dan potensi risiko yang mungkin terjadi pada bisnis PLTM
Girimukti ini di antaranya :


Risiko Teknologi
Teknologi mesin pembangkit di Indonesia khususnya dalam sisi teknologi turbin dan
generator masih harus di impor melalui supplier dari produsen di luar negeri. Kondisi
ini menimbulkan ketergantungan kepada supplier mesin dan peralatan turbin. Garansi
mesin dan peralatan serta jaminan kelancaran operasional dari supplier menjadi
sangat penting. PT Girimukti Energi perlu melakukan kerjasama ekslusive dengan
vendor luar negeri serta mulai melakukan alih teknologi secara bertahap, terutama
dalam menjalankan operasional dan perawatan mesin-mesin turbin.

Risiko Finansial
Risiko finansial merupakan risiko yang paling sering dialami oleh suatu perusahaan
terutama perusahaan yang baru berdiri. Antisipasi yang dilakukan terhadap
munculnya risiko finansial adalah dengan menerapkan WACC dalam kajian anasisa
kelayakan PLTM ini, sehingga perhitungan analisis keungan telah dilakukan dengan
mengacu pada kaidah-kaidah bisnis lain yang umum berlaku.
Antisipasi lain terhadap adanya risiko finansial berupa risiko kredit dilakukan dengan
mengasumsikan suku bunga kredit investasi diatas nilai suku bunga rata-rata. Porsi
sumber dana dari pinjaman (debt) sebesar 70% telah mengacu pada persyaratan kredit
investasi yang biasa berlaku di bank-bank domestik, sebagai contoh Bank BNI, Bank
Mandiri, Bank Niaga dan lan-lain.

93

Risiko Sumber Energi


Sumber energi dari PLTM adalah energi potensial berupa air yang berasal dari sungai
Cibuni sebagai sumber bahan baku energi. Dari hasil studi atas debit atau aliran air
sungai Cibuni untuk periode 10 tahun sebelumnya. PT Girimukti Energi telah menentukan kapasitas pembangkit yang akan dibangun berdasarkan kondisi debit air yang
moderate - konservative, sehingga diharapkan dalam proyeksi mendatang kondisi
debit air Sungai Cibuni tidak banyak berubah. Sungai Cibuni terletak di daerah hulu
sungai, sehingga diharapkan juga pengaruh dari eksternal (di luar kondisi iklim)
sangat minimal. Langkap preventive terhadap kemungkinan menurunnya debit adalah
selalu memelihara catchment area dengan cara diantaranya bekerja sama dengan
kehutanan untuk melakukan penghijauan.

Risiko Tarif Listrik (Price Risk)


Risiko adanya fluktusai harga listrik, pengaruhnya sangat kecil, karena harga jual beli
listrik dengan PLN telah diperhitungkan terhadap harga terendah dan telah di setujui
oleh PLN, disamping itu tarif listrik ini bersifat tetap. Umumnya harga pembelian
listrik oleh PLN tidak mungkin turun dan malahan selalu terjadi kenaikan. Bila terjadi
kenaikan harga pada komponen pembiayaan pembangkit karena adanya eskalasi,
maka otomatis harga jual beli pada komponen yang mengakibatkan kenaikan harga,
akan bisa di klaim ke PLN untuk melakukan kenaikan yang sama. Dari analisis
sensitivitas, adanya potensi perubahan ini telah di lakukan analisanya dan pengaruh
risiko kenaikan harga listrik ini tidak menimbulkan adanya potensi kerugian yang
berarti dari sisi bisnis.

Risiko Bisnis (business risk)


Potensi risiko bisnis ini timbul bila terdapat perubahan peraturan terutama
menyangkut financial market yang akan mempengaruhi hubungan historis antara
siklus bisnis dengan pasar modal (stock market). Dalam perhitungan analisis
kelayakan bisnis yang dilakukan dalam proyek akhir ini telah mengikuti kaidahkaidah bisnis yang berlaku di Indonesia, sehingga potensi risiko dari sisi aspek risiko
bisnis telah diantisipasi, namun demikian perlunya manajemen perusahaan untuk
selalu mengikuti perkembangan bisnis yang berlaku di pasar terutama bisnis
pembangkit listrik merupakan antisipasi dalam menghadapi risiko ini.
94

Risiko Exchange Rate


Risiko kurs mata uang asing (foreign exchange), terutama terkait dengan pembelian
mesin pembangkit yang di rencanakan di beli dari luar negeri. Solusi dari risiko ini
dapat di minimalkan dengan penggunaan sebanyak mungkin komponen barang lokal
(local content), serta telah dilakukan analisis sensitivitas terhadap kemungkinan
adanya kenaikan harga akibat adanya kenaikan nilai mata uang asing, dan hasil
analisis menunjukan kenaikan investasi dibawah 15% masih pada posisi yang cukup
stabil.

Dari identifikasi terhadap risiko-risiko bisnis pembangkit listrik tersebut diatas, dapat di
simpulkan pada tabel 4.1. berikut.
RISIKO POTENSIAL

MITIGASI

Financial Risk

Di aplikasikannya WACC sebagai discount factor dalam perhitungan dan analisis


finansial (NPV dan IRR)

Credit Risk

Suku bunga investasi digunakan 11,0%, Fee Penjaminan sebesar 2,0%, dan di
lakukan analisa sensitivitas dengan kemungkinan kenaikan suku bunga menjadi
13%, dalam kondisi yang masih layak

Price Risk

Harga tarif pemberilan telah dihitung sesuai harga terendah dari PLN, dalam posisi
ini berarti price risk cukup aman terhadap risiko. Bila tarif PLN naik, maka akan di
lakukan justifikasi harga sesuai prosentase kenaikan.

Operational Risk

Menempatkan personil yang kompeten, penggunan peralatan, spare parts, material


pemeliharaan yang sesuai dengan persyaratan serta menerapkan sistim dan
prosedur yang aplikatif. Langkah lain adalah mengasuransikan peralatanperalatan
penting.

Foreign Exchange Rate

Melakukan analisa sensitivitas terhadap kenaikan harga satuan hingga 15% lebih
tinggi dari harga yang berlaku saat ini, serta memperbanyak penggunaan
komponen lokal.

Environmental Risk

Melakukan Studi Amdal, serta melibatkan masyarakat sekitar dalam pembangunan


proyek, disamping tindakan melakukan penghijauan (untuk memelihara keandalan
debit air) bekerjasama dengan dinas kehutanan setempat.

Sustainable Risk

Debit air untuk disain pembangkit diambil debit terendah sehingga diharapkan saat
musim kering, debit masih tercukupi. Disamping itu di daerah lokasi proyek
merupakan areal kehutanan, sehingga proses penghijauan dapat dijalankan
dengan baik.

Political Risk

Mengikuti peraturan yang berlaku, selalu mengikuti ketentuan-ketentuan terbaru


tentang pembangkitan, memberikan alokasi biaya cadangan

Tabel 4.1 : Tabel identifikasi potensi risiko dan mitigasinya

95

Вам также может понравиться