Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
dikarenakan asam sulfat dapat merusak lapisan film yang menyelimuti globula lemak yang
biasanya terdiri dari senyawa protein. Dengan rusaknya protein (denaturasi ataupun
koagulasi) maka nenubgkinkan globula lemak yang satu akan bergabung dengan golula
lemak yang lain dan akhirnya menjadi kumpulan lemak yang lebih besar dan akan
mengapung di atas cairan. Setelah disentrifugasi lemak akan semakin jelas terpisah dengan
cairannya dan agar dapat dibaca banyaknya lemak kedalam botol ditambahkan akuades panas
sampai lemak atau minyak tepat pada tanda skala bagian atas (Sudarmadji, 1996).
2.2.2. Metode Goldfish
Metode Goldfish adalah ekstraksi dengan alat Goldfish sangat praktis. Bahan sampel
yang telah dihaluskan dimasukan kedalam thimbel dan dipasang dalam tabung penyangga
yang pada bagian bawahnya berlubang. Bahan pelarut yang digunakan ditempatkan dalam
bekerglas di bawah tabung penyangga. Bila bekerglas dipanaskanuap pelarut akan naik dan
didinginkan oleh kondensor sehingga akan mengembun dan menetes pada sampel demikian
terus menerus sehingga bahan akan dibasahi oleh pelarut dan akan terekstraksi, selanjutnya
akan tertampung ke dalam bekerglas kembali. Setelah ekstraksi selesai, sampel berikut
penyangganya diambil dan diganti dengan bekerglas yang ukurannya sama dengan tabung
penyangga. Pemanas dihidupkan kembali sehingga pelarut akan diuapkan lagi dan
diembunkan serta tertampung ke dalam bekerglas yang terpasang di bawah kondensor,
dengan demikian pelarut yang tertampung dapat dimanfaatkan untuk ekstraksi yang lain
(Sudarmadji, 1996).
expansion adapter, condenser (pendingin), cooling water in, dan cooling water out (Darmasih,
1997).
2.4 Penyebab kerusakan lemak
2.4.1 Oksidasi dan ketengikan
Ketengikan disebabkan oleh adanya autooksidasi radikal asam lemak tidak jenuh dalam
lipid. Autooksidasi ini dimulai dengan pembentukan radikal-radikal bebas yang disebabkan
oleh faktor, seperti oksigen, panas, enzim lipoksidase, cahaya, hidroperoksida, logam berat
Cu, Fe, Mn, Co, dan logam porfirin. Radikal asam lemak tidak jenuh yang kontak dengan
oksigen dari udara akan membentuk peroksida aktif yang dapat membentuk hidroperoksida
yang bersifat sangat tidak stabil dan mudah pecah menjadi senyawa dengan rantai karbon
lebih pendek, seperti aldehid, asam lemak, dan keton yang bersifat volatil sehingga dapat
menimbulkan bau tengik pada lipid (Winarno, 2004).
2.4.2 Hidrolisis
Lipid dapat terhidrolisis menjadi asam-asam lemak bebas dan gliserol. Reaksi hidrolisis
ini berlangsung karena adanya air dan dipercepat oleh adanya kondisi basa, kondisi asam,
maupun enzim lipase. Jumlah asam lemak bebas yang meningkat pada bahan dapat
memudahkan terjadinya oksidasi sehingga akan menghasilkan citarasa dan bau tengik yang
tidak dikehendaki (Winarno, 2004).
2.4.3 Penyerapan bau Lipid mudah sekali menyerap bau.
Jika bahan pembungkus bahan dapat menyerap lipid, maka lipid yang terserap dapat
teroksidasi oleh udara sehingga rusak dan berbau. Bau dari lipid yang rusak ini akan mudah
terserap oleh lipid lain yang ada dalam bungkusan sehingga seluruh lipid akan menjadi rusak
(Winarno, 2004).
BILANGAN PEROKSIDA
Bilangan peroksida adalah indeks jumlah lemak atau minyak yang telah
mengalami oksidasi Angka peroksida sangat penting untuk identifikasi tingkat
oksidasi minyak. Minyak yang mengandung asam- asam lemak tidak jenuh dapat
teroksidasi oleh oksigen yang menghasilkan suatu senyawa peroksida. Cara yang
sering digunakan untuk menentukan angka peroksida adalah dengan metoda
titrasi iodometri. Penentuan besarnya angka peroksida dilakukan dengan titrasi
iodometri.
PEMBAHASAN
Kadar lemak metode soxhlet
Prinsip Soxhlet ialah ekstraksi menggunakan pelarut yang selalu baru
yang umumnya sehingga terjadi ekstraksi kontiyu dengan jumlah pelarut
konstan dengan adanya pendingin balik. Ketika pelarut dididihkan, uapnya naik
melewatu soxhlet menuju ke pipa pendingin. Air dingin yang dialirkan melewati
bagian luar kondensor mengembunkan uap pelarut sehingga kembali ke fase
cair, kemudian menetes ke thimbel. Pelarut melarutkan lemak dalam thimble,
larutan sari ini terkumpul dalam thimble dan bila volumenya telah mencukupi,
sari akan dialirkan lewat sifon menuju labu. Proses dari pengembunan hingga
pengaliran disebut refluks. Proses ekstraksi lemak kasar dilakukan selama 6 jam.
Seletah proses ekstraksi selesai, pelarut dan lemak dipisahkan melalui proses
penyulingan dan dikeringkan.
Rumus perhitungan kadar lemak metode soxhlet ialah sebagai berikut :
berat sampel
perbedaan ini karena komposisi kacang tanah dipengaruhi oleh varietas, lokasi
geografis dan kondisi pertumbuhan serta bisa juga di sebakan karena berat
bahan yang berbeda. Menurut Histifarina,2012 kadar lemak pisang segar
sebanyak 0,33 %, sedangkan pada hasil praktikum dihasilkan kadar lemak
sebanyak 6,15 % yang berarti sangat jauh berbeda. Hal ini disebabkan karena
ukuran pisang, kadar air yang terkandung dan proses yang dilakukan juga
berbeda.
Faktor yang memengaruhi ekstraksi metode soxhlet ialah jenis pelarut
dimana Setiap pelarut organik mempunyai polaritas yang berbeda. Pelarut yang
mempunyai polaritas paling sesuai dengan polaritas lemak akan memberikan
hasil ekstraksi lebih baik; proses pengeringan sampel dimana proses ini akan
menghasilkan bobot sampel yang nantinya dapat memengaruhi kadar lemak
pada sampel; keberadaan senyawa terlarut juga memengaruhi karena bisa jadi
sampel yang didapat mengandung zat terlarut dan itu bisa memangaruhi hasil
kadar
lemak;
ukuran
partikel
dimana
pengecilan
ukuran
adalah
untuk
memperluas permukaan sehingga ekstraksi lemak lebih efisien; kadar air akan
berpengaruh karena jika sampel banyak air maka kadar lemaknya bisa jadi
semakin rendah.
Bilangan Peroksida
Prinsip
analisis
ini
ialah
penentuan
bilangan
peroksida
dengan
pengukuran ion atau I2 yang dibebaskan oleh KI. Ion akan dilepaskan oleh KI
akibat reaksi oksidasi dan peroksida pada sampel. Dalam media larutan asam
asetat glasial banding kloroform 3 : 2. Rumus bilangan peroksida ialah sebagai
berikut :
karena
oksidasi
dan
peroksida.
Peroksida
mengoksidasi
KI
Siti
Aminah,2010
bilangan
peroksida
pada
minyak
segar
bilangan
peroksida;
adanya
oksigen
berarti
menunjukkan
penyerapan bau, lemak bersifat mudah menyerap bau; hidrolisis, dengan adanya
air lemak dapat terhidrolisis menjadi gliserol dan asam lemak bebas; oksidasi
dan ketengikan kerusakan lemak yang utama ialah timbulnya bau dan rasa
tengik yang disebut proses ketengikan; adanya kegiatan enzim lipase yang
terkandung didalam bahan dan berfungsi memecah lemak menjadi asam lemak
dan gliserol.
KESIMPULAN
Dari analisis lemak metode soxhlet ini dihasilkan % lemak paling rendah
yaitu kacang merah dengan kadar lemak hanya 5,876 %, kemudian pisang hijau
dengan kadar lemak sebesar 6,15 %, dan kadar lemak paling tinggi ada pada
kacang tanah yaitu sebesar 44,25 %. Dari analisis bilangan peroksida dihasilkan
miliekuivalen per kg paling rendah yaitu pada minyak curah yang hanya 7,997
mek/kg, kemudian minyak merk dengan miliekuivalen sebesar 10,998 mek/kg,
dan miliekuivalen paling itnggi terdapat pada margarine dengan angka 151,02
mek/kg. Dari analisis asam lemak bebas dihasilkan kadar asam lemak bebas
paling rendah yaitu pada minyak curah hanya 0,407 %, kemudian minyak merk
dengan kadar asam lemak bebas sebesar 0,485 %, dan kadar asam lemak bebas
paling tinggi terdapat pada margarine sebesar 0,715 %.
DAFTAR PUSTAKA
wibawa ds.
2012.
(online).
Ekstraksi cairan.
(http ://indrawibawads.
files.wordpress. com / 201 2/01/ekstraksi-cair-indra-wibawa-tkim-unila.pdf) . (25
Maret 2014)