Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
Disusun oleh :
Adha Tazakka
P17420213040
2B
2015
LAPORAN PENDAHULUAN
ANAK DENGAN GIZI BURUK
A. Konsep Teori
1. Latar Belakang
Masalah gizi merupakan masalah yang ada di tiap-tiap negara, baik
negara miskin, negara berkembang dan negara maju. Negara miskin
cenderung dengan masalah gizi kurang, hubungan dengan penyakit infeksi
dan negara maju cenderung dengan masalah gizi lebih.
Saat ini di dalam era globalisasi dimana terjadi perubahan gaya hidup
dan pola makan, Indonesia menghadapi permasalahan gizi ganda. Di satu
pihak masalah gizi kurang yang pada umumnya disebabkan oleh kemiskinan,
kurangnya persediaan pangan, kurang baiknya kualitas lingkungan, kurangnya
pengetahuan masyarakat tentang gizi. Selain itu masalah gizi lebih yang
disebabkan oleh kemajuan ekonomi pada lapisan masyarakat tertentu disertai
dengan kurangnya pengetahuan tentang gizi.
Penanganan gizi buruk sangat terkait dengan strategi sebuah bangsa
dalam menciptakan sumber daya manusia yang sehat, cerdas, dan produktif.
Upaya peningkatan sumber daya manusia yang berkualitas dimulai dengan
cara penanganan pertumbuhan anak sebagai bagian dari keluarga dengan
asupan gizi dan perawatan yang baik. Dengan lingkungan keluarga yang
sehat, maka hadirnya infeksi menular ataupun penyakit masyarakat lainnya
dapat dihindari. Di tingkat masyarakat faktor-faktor seperti lingkungan yang
higienis, ketahanan pangan keluarga, pola asuh terhadap anak dan pelayanan
kesehatan primer sangat menentukan dalam membentuk anak yang tahan gizi
buruk.
2. Definisi
Menurut
penampilan
Depkes
seseorang
(2002),
akibat
status
gizi
keseimbangan
merupakan
antara
tanda-tanda
pemasukan
dan
pengeluaran zat gizi yang berasal dari pangan yang dikonsumsi pada suatu
saat berdasarkan pada kategori dan indikator yang digunakan.
Gizi buruk adalah keadaan kekurangan energi dan protein tingkat berat
akibat kurang mengkonsumsi makanan yang bergizi dan atau menderita sakit
dalam waktu lama. Itu ditandai dengan status gizi sangat kurus ( menurut BB
terhadap TB ) dan atau hasil pemeriksaan klinis menunjukkan gejala
marasmus, kwashiorkor atau marasmik kwashiorkor (Supriyatno Edi, 2012)
Dalam menetukan klasifikasi status gizi harus ada ukuran baku yang
sering disebut reference. Baku antropometri yang sering digunakan di
Indonesia adalah World Health Organization National Centre for Health
Statistic (WHO-NCHS). Berdasarkan baku WHO - NCHS status gizi dibagi
menjadi empat :
a. Gizi lebih untuk over weight, termasuk kegemukan dan obesitas.
b. Gizi baik untuk well nourished.
c. Gizi kurang untuk under weight yang mencakup mild dan moderat, PCM
(Protein Calori Malnutrition)/ disebut juga Protien Energi Malnutrisi
( PEM ) atau (MEP) Malnutrisi Energi dan Protein.
d. Gizi buruk untuk severe PCM, termasuk marasmus, marasmik-kwasiorkor
dan kwashiorkor :
1) Marasmus yaitu keadaan kurang kalori.
2) Kwarshiorkor ialah defisiensi protein yang disertai defisiensi nutrien
lainnya yang biasa dijumpai pada bayi masa disapih dan anak
prasekolah (balita).
3) Marasmus kwashiorkor yaitu keadaan peralihan antara marasmus dan
kwashiorkor.
Klasifikasi MEP ditetapkan dengan patokan perban dingan berat badan
terhadap umur anak sebagai berikut:
Berat badan 60-80% standar tanpa edema : gizi kurang (MEP ringan).
dikonsumsi
atau
dibutuhkan
makanannya
karena
tidak
alasan
mengakibatkan infeksi.
sosial
Hal
ini
disebabkan oleh rusaknya beberapa fungsi organ tubuh sehingga tidak bisa
menyerap zat-zat makanan secara baik.
Faktor lain yang mengakibatkan terjadinya kasus gizi buruk yaitu:
1) Faktor ketersediaan pangan yang bergizi dan terjangkau oleh
masyarakat
2) Perilaku dan budaya dalam pengolahan pangan dan pengasuhan
asuh anak
3) Pengelolaan yang buruk dan perawatan kesehatan yang tidak memadai.
Menurut Ikatan Dokter Anak Indonesia
(IDAI),
ada
a. Hipotermi
Penyebab Hipotermi : tidak/kurang/jarang diberi makan
b. Hipoglikemi
Penyebab Hipoglikemi : tidak dapat/kurang/jarang dapat makan
c. Infeksi
d. Diare dan Dehidrasi
e. Syok
7. Pathway
8. Pemeriksaan Penunjang
a. Pemeriksaan laboratorium: kadar gula darah, darah tepi lengkap, feses
lengkap, elektrolit serum, protein serum (albumin, globulin), feritin. Pada
B. Konsep Medis
1. Pengkajian
a. Anamnesis
Keluhan yang sering ditemukan adalah pertumbuhan yang kurang, anak
kurus, atau berat badannya kurang. Selain itu ada keluhan anak
8) Hepar
Pada biopsi hati ditemukan perlemakan, bisa juga ditemukan biopsi
hati yang hampir semua sela hati mengandung vakuol lemak besar.
9) Sirkulasi
Anemia ringan selalu ditemukan pada penderita kwashiorkor.
10) Pankreas
Pada pankreas terjadi atrofi sel asinus sehingga menurunkan produksi
enzim pankreas terutama lipase.
11) Gastrointestinal
Gejala gastrointestinal merupakan gejala yang penting. Anoreksia
kadang-kadang demikian hebatnya, sehingga segala pemberian
makanan ditolak dan makanan hanya dapat diberikan dengan sonde
lambung.
12) Otot
Massa otot berkurang karena kurangnya protein. Protein juga dibakar
untuk dijadikan kalori demi penyelamatan hidup.
13) Ginjal
Malnutrisi energi protein dapat mengakibatkan terjadi atrofi
glomerulus sehingga GFR menurun.
d. Pemeriksaan fisik
1) Inspeksi
(a) Mata : agak menonjol
(b) Wajah : membulat dan sembab
(c) Kepala : rambut mudah rontok dan kemerahan
(d) Abdomen : perut terlihat buncit
(e) Kulit : adakah Crazy pavement dermatosis, keadaan turgor kulit,
odema
2) Palpasi
Pembesaran hsti 1 inchi
3) Auskultasi
Peristaltic usus abnormal
2. Diagnose Keperawatan
a. Nutrisi kurang dari kebuituhan tubuh berhubungan dengan intake nutrisi
tidak adekuat
b. Gangguan pertumbuhan dan perkembangan berhubungan dengan asupan
kalori dan protein yang tidak adekuat
Daftar Pustaka
Anonim. 2008. Kalori Tinggi Untuk Gizi Buruk. Diakses tanggal 18 Mei 2015:
Republika Online.
Depkes. 2002. Kurang Gizi. Portal Kesehatan Online. Diakses tanggal 18 Mei 2015
Judith. 2014. Diagnose Keperawatan. Jakarta: EGC
Nency, Y. 2005. Gizi Buruk, Ancaman Generasi Yang Hilang. Inpvasi Edisi Vol.
5/XVII/ November 2005: Inovasi Online
Notoatmojo, S. 2003. Prinsip-Prinsip Dasar Ilmu Kesehatan Masyarakat. Cetakan Ke2. Jakarta: Rineka Cipta
Ngastiyah,
2000,
Perawatan
Anak
Sakit,
Jakarta:
EGC