Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
Status Withdrawal
Efek withdrawal amphetaminee terbalik dengan efek intoksikasinya yang
sering kali tidak diketahui oleh penggunanya. Efek-efek tersebut antara lain
lemah badan, insomnia, mimpi yang tidak mengenakan, hiperfagi, agitasi
atau retardasi psikomotorik, disforia, anhedonia dan gangguan perhatian.
Gejala-gejala ini bisa semakin intense dan semakin lama. Sindrom
withdrawal amphetamine mempunyai efek yang menggangu kualitas
psikologi seseorang tetapi dianggap tidak meninmbulkan nyeri seperti pada
withdrawal opioid. Namun demikian, anhedonia akibat withdrawal dan
kelemahan badan bisa terjadi akibat adanya keinginan untuk menggunakan
amphetamine lagi setelah penghentian. Anhedonia dan disforia merupakan
hal penting bagi pengguna yang sudah ketergantungan obat agar bisa
bekerja dan percaya diri, karena mereka bisa tidak bekerja tanpa obat
tersebut. Bagi orang lain, disforia withdrawal juga bisa memicu terjadinya
gangguan mood. Penelitian-penelitian terakhir tidak medokumentasikan
adanya sindrom withdrawal amphetaminee yang memanjang yang bisa
dibandingkan dengan opioid lain.
terjadi, tapi mungkin terjadi pada intokskasi atau pada psikosis akibat
amphetamine.
KEMUNGKINAN PERJALANAN PENYAKIT pasien dengan narkolepsi dan anak
dengan ADHD mungkin menggunakan obat mirip amphetamine atau
methylphenidate setiap harinya selama bertahun-tahun tanpa terjadinya
toleransi yang signifikan terhadap efek terapi dengan peningkatan dosis
sedikit. Saat amphetamine dan obat seperti amphetamine semakin sering
digunakan untuk terapi obesitas, hanya sedikit dari pasien yang
mengkonsumsinya setiap hari yang menjadi ketergatungan. Walau ketika
obat mirip amphetamine digunakan tanpa alasan medis misalnya
mengurangi lemah badan atau untuk efek euforianya), tidak banyak
pengguna menjadi kecanduan. Meskipun resiko ke arah itu belum diketahui
dengan pasti, tapi banyak masukan agar dibuat sebuah aturan untuk
mencegah uji coba lebih lanjut. Contohnya pada penelitian lama pada tahun
1974 yang dipublikasikan pada tahun 1976, yang dilakukan pada
sekelompok anak muda. Hasilnya, 73% melaporkan tidak ada pengalaman
dengan amphetamine. Dari 27% sisanya, hampir 10% meggunakan
amphetamine setiap hari. Temuan dari NCS pada awal tahun 1990 juga
mirip. Sekitar 15% dari orang yang diwawancarai pernah menggunakan
stimulan selain kokain diluar alasan medis. Dari seluruh penggunanya, 11,2%
menjadi ketergantungan (DSM-III-R) selama waktu wawancara. Studi yang
lebih baru menemukan bahwa mereka yang menggunakan kokain, 15%
diantaranya bisa menjadi ketergantungan dalam 10 tahun pertama
pemakaian.
Variasi cara penggunaan. Ada beberapa macam pola penyalahgunaan
amphetamine dan sejenisnya. Sebagian orang menggunakannya sesekali
dengan dosis rendah, misalnya pengemudi truck atau siswa yang
menggunakannya untuk melawan lelah atau kantuk ataupun untuk
memperbaiki mood. Beberapa pengguna seperti ini menjadi kecanduan dan
sulit untuk berhenti, beberapa mungkin meningkatkan dosisnya. Karena saat
ini obat ini tidak bisa dibeli untuk tujuan ini maka beberapa penggunanya
mendapatkanya di pasar gelap. Sebagian orang meggunakan amphetamine
untuk memicu euforia. Pengguna seperti ini biasanya berlanjut ke dosis yang
lebih tinggi, terutama jika mereka menggunakannya seara intravena atau
melalui inhalasi. Ini merupakan cara penggunaan yang paling berbahay a
yang kemudian biasanya menjadi pengguna kompulsif. Meskipun pada
awalnya pengguna secara intravena biasanya intermiten, dalam hitungan
hari atau minggu pengguna jenis ini akan menjadi sangat progresif ke dosis