Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
Mengenai
SIFAT MEKANIK BAHAN DAN STRAIN HARDENING
Di susun oleh :
Nama
NPM
: 4414215005
Jurusan
: Teknik Industri
Dosen
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS PANCASILA
2014
Hubungan antara tegangan sebenarnya dan regangan sebenarnya didekati oleh persamaan
= K n
dengan : n = eksponen pengerasan regangan (ukuran pengerasan)
1 = koefisien kekuatan
K = konstanta
n = konstanta
K dan n adalah konstanta yang ditentukan oleh jenis bahan dan keadaan deformasi tertentu.
Gambar diatas menyatakan perbandingan antara kurva tegangan regangan teknis dan kurva
tegangan regangan sebenarnya. Dan persamaannya dapat dirumuskan
log = log K + n
Jadi kalau tegangan sebenarnya dan tegangan sebenarnya diplot pada kertas grafik logaritma,
daerah deformasi plastis merupakan garis lurus, sedangkan gradiennya merupakan harga n.
Kalau keadaan deformasi tertentu diperhitungkan, regangan sebenarnya sama dengan perubahan
regangan memanjang dan melintang, atau regangan dari tarikan dan tekanan. Selanjutnya
regangan neck pada permulaan pengecilan setempat dari pengujian tarik sama dengan harga n.
Berikut adalah nilai K dan n:
Hubungan antara elastisitas dan strain hardening
Pada daerah elastic bahan mengikuti Hukum Hook
( E = / )
Kemudian setelah melewati titik luluh Y akan mengalami deformasi plastis. Seperti yang telah
dijelaskan, deformasi berlanjut jika tegangan bertambah sehingga K lebih besar dari Y dan n
lebih dari 0. Flow curve biasanya dinyatakan dalam sebagai fungsi linier dengan sumbu
logaritma. Kebanyakan logam ulet (ductile) bersifat seperti ini
1.
Factor yg mempengaruhi
2.
Dengan dislokasi
3.
4.
5.
Logam ulet akan lebih kuat ketika mereka terdeformasi plastis pada temperatur di bawah titik
leleh ( 7230 C ).
Alasan untuk pengerasan regangan (strain hardening) adalah meningkatkan kerapatan dislokasi
dengan deformasi plastik. Jarak rata-rata antara penurunan dislokasi dan dislokasi mulai
memblokir gerakan satu sama lain.
Persentase cold work (%CW) sering digunakan untuk menyatakan tingkat deformasi plastis.
Gambar 6. Grafik Stress dan Strain terhadap deformasi plastis dan pengerjaan dingin.
Yield strength selanjutnya (y0) lebih tinggi dibandingkan inisial yield strength (yi). Ini adalah
alasan untuk pengaruh terhadap strain hardening. Yield strength dan hardness akan meningkat
sebagai akibat strain hardening tetapi ductility (keuletan) akan menurun (material menjadi lebih
brittle (getas)). Efek Strain Hardening dapat dihilangkan dengan perlakuan panas annealing
SIFAT-SIFAT MEKANIK
Sifat mekanik material, merupakan salah satu faktor terpenting yang mendasari pemilihan bahan
dalam suatu perancangan. Sifat mekanik dapat diartikan sebagai respon atau perilaku material
terhadap pembebanan yang diberikan, dapat berupa gaya, torsi atau gabungan keduanya. Dalam
prakteknya pembebanan pada material terbagi dua yaitu beban statik dan beban dinamik.
Perbedaan antara keduanya hanya pada fungsi waktu dimana beban statik tidak dipengaruhi oleh
fungsi waktu sedangkan beban dinamik dipengaruhi oleh fungsi waktu.
Untuk mendapatkan sifat mekanik material, biasanya dilakukan pengujian mekanik. Pengujian
mekanik pada dasarnya bersifat merusak (destructive test), dari pengujian tersebut akan
dihasilkan kurva atau data yang mencirikan keadaan dari material tersebut.
Setiap material yang diuji dibuat dalam bentuk sampel kecil atau spesimen. Spesimen pengujian
dapat mewakili seluruh material apabila berasal dari jenis, komposisi dan perlakuan yang sama.
Pengujian yang tepat hanya didapatkan pada material uji yang memenuhi aspek ketepatan
pengukuran, kemampuan mesin, kualitas atau jumlah cacat pada material dan ketelitian dalam
membuat spesimen. Sifat mekanik tersebut meliputi antara lain: kekuatan tarik, ketangguhan,
kelenturan, keuletan, kekerasan, ketahanan aus, kekuatan impak, kekuatan mulur, kekeuatan
leleh dan sebagainya.
Beberapa sifat mekanik
1. Kekuatan (strength): kemampuan suatu bahan untuk menerima tegangan tanpa
menyebabkan bahan menjadi patah. Kekuatan ini ada beberapa macam tergantung pada
jenis beban yang bekerja, yaitu kekuatan tarik, kekuatan geser, kekuatan tekan, kekuatan
punter/torsi dan kekuatan lengkung
2. Kekerasan (hardness): kemampuan suatu bahan untuk tahan terhadap penggoresan,
pengikisan (abrasi), indentasi atau penetrasi. Sifat ini berkaitan dengan sifat tahan aus
(wear resistance). Kekerasan juga mempunyai korelasi dengan kekuatan
3. Kekenyalan (elasticity): kemampuan bahan untuk menerima tegangan tanpa
menyebabkan terjadinya perubahan bentuk yang permanen setelah tegangan dihilangkan
4. Kekakuan (stiffness): kemampuan bahan untuk menerima tegangan/beban tanpa
mengakibatkan terjadinya perubahan bentuk (deformasi) atau defleksi.
5. Plasticitas (plasticity), kemampuan bahan untuk mengalami sejumlah deformasi plastic
(permanent) tanpa mengakibatkan terjadinya kerusakan,sifat ini sangat diperlukan bagi
bahan yang akan diproses dengan berbagai proses pembentukan seperti forging, rolling,
extruding dan lainnya. Sifat plastisitas sering juga disebut dengan keuletan (ductility).
Bahan yang mampu mengalami deformasi cukup banyak dikatakan sebagai bahan yang
memiliki keuletan yang tinggi, bahan yang ulet (ductile), sedangkan bahan yang tidak
menunjukkan deformasi plastis dikatakan sebagai bahan yang memiliki keuletan rendah
atau getas (brittle).