Вы находитесь на странице: 1из 2

ANALISA SITUASI UPAYA KESEHATAN IBU DAN ANAK DAN

KELUARGA BERENCANA (KIAKB)


Disusun oleh : Nurul Patrisia (12100113031)
Tujuan dan Hasil Analisa Situasi Program Upaya Kesehatan Ibu dan Anak
dan Keluarga Berencana
Upaya kesehatan ibu dan anak (KIA) serta keluarga berencana (KB)
merupakan salah satu upaya pemerintah untuk meningkatkan derajat kesehatan
dengan menurunkan angka kematian ibu (AKI) dan angka kematian bayi (AKB),
serta sebagai upaya preventif untuk menekan pertumbuhan penduduk dengan cara
mengurangi jumlah kelahiran. Tujuan upaya kesehatan ibu dan anak (KIA) dan
keluarga berencana (KB) adalah tercapainya kemampuan hidup sehat melalui
peningkatan derajat kesehatan yang optimal, bagi ibu dan keluarganya untuk
menuju Norma Keluarga Kecil Bahagia Sejahtera (NKKBS) serta meningkatnya
derajat kesehatan anak untuk menjamin proses tumbuh kembang optimal yang
merupakan landasan bagi peningkatan kualitas manusia seutuhnya. Dalam upaya
KIA KB terdiri dari tiga program utama yaitu program kesehatan ibu, kesehatan
anak dan keluarga berencana, dengan dua belas kegiatan yaitu pemeriksaan
kunjungan ibu hamil (K1), pemeriksaan kunjungan ibu hamil (K4), persalinan
oleh tenaga kesehatan (LINAKES), kunjungan ibu nifas (KF lengkap), deteksi
faktor risiko/komplikasi oleh Nakes, penanganan komplikasi kebidanan,
pelayanan Neonatus Pertama (KN 1), pelayanan Kesehatan Neonatus 0 - 28 hari
(KN Lengkap), penanganan Komplikasi Neonatus, kunjungan Bayi, pelayanan
Balita Sakit (MTBS), dan pelayanan akseptor KB aktif.
Dari hasil pelaksanaan program tersebut dalam periode Januari hingga
Agustus 2014 ditemukan beberapa program yang tidak mencapai target, antara
lain pemeriksaan kunjungan ibu hamil (K1) dan (K4) yang memiliki kesenjangan

masing-masing sekitar 2.3% dan 5.5%, persalinan oleh tenaga kesehatan


(LINAKES) sebesar14,8%, kunjungan ibu nifas (KF lengkap) sebesar 14.5%,
deteksi faktor resiko/komplikasi oleh Nakes sebesar 3.9%, penanganan
komplikasi kebidanan sebesar 16%, pelayanan komplikasi neonatus sebesar 4.3%,
dan pelayanan balita sakit (MTBS) sebesar 23.2%.
Dari analisis situasi upaya KIA KB untuk jumlah SDM sudah memadai,
dengan 2 bidan puskesmas, 6 bidan desa. Cara pelaporan yang diterapkan sudah
baik yaitu dengan membuat laporan satu bulan sekali dari bidan desa kepada
bidan puskesmas dan dicatat dalam buku laporan bulanan.
Delapan program yang tidak mencapai target dilakukan penghitungan
matriks agar didapatkan prioritas masalah di program KIA KB. Berdasarkan hasil
dari penghitungan matriks didapatkan bahwa kurangnya cakupan penanganan
komplikasi kebidanan yang menjadi prioritas masalah di program KIA KB.
Kemungkinan penyebab dari masalah tersebut ada dua faktor, yakni masih
banyaknya Bidan Praktik Mandiri (BPM) dan Dokter Spesialis Kandungan yang
tidak melaporkan hasil temuan resiko tinggi ke Puskesmas Bihbul, dan masih
adanya kader yang belum melaporkan temuan resiko tinggi kepada Pembina desa.
Lalu dilakukan penghitungan matriks untuk ditemukan penyebab utama dari
prioritas masalah. Berdasarkan hasil dari penghitungan matriks didapatkan bahwa
masih banyaknya Bidan Praktik Mandiri (BPM) dan Dokter Spesialis Kandungan
yang tidak melaporkan hasil temuan resiko tinggi ke Puskesmas Bihbul.

Вам также может понравиться