Вы находитесь на странице: 1из 5

Pembahasan

Pada praktikum tentang pembuatan kebun mikroorganisme dengan menggunakan


media kentang, gula, dan agar-agar (KGA). Pembuatan media tersebut sangat
rawan terhadap bakteri lain yang tidak diperkenankan untuk tumbuh pada media
tersebut. Sehingga pengsterilisasian berfungsi untuk membersihkan peralatan dan
mencegah tumbuhnya bakteri yang tidak diinginkan. Sedangkan pemberian
antiseptik pada cawan petri berfungsi untuk menjaga agar tidak terkontaminasi
dengan mikroorganisme yang berada di sekitar kita. Pada saat penanaman bakteri
tangan maupun pipet yang digunakan juga harus steril, agar bakteri yang tumbuh
berasal dari bahan bawang putih busuk dan air got. Selain itu, pada saat membuka
cawan petri harus tidak boleh terdapat celah yang cukup besar karena
mengakibatkan terkontaminasi dengan mikroorganisme yang berada di udara
bebas.
Awal penanaman dilakukan pada hari Jumat, 14 Maret 2014 pukul 08.30 WIB.
Cawan petri A sebagai kontrol (tidak ditanami apa-apa), cawan petri B ditanami
dengan bawang putih busuk, dan cawan petri C ditanami dengan air got. Pada
awal penanaman tersebut belum terjadi perubahan pada masing-masing cawan
petri. Karena mikroorganismenya belum mengalami perkembangan. Wujud agaragarnya masih padat.
Pengamatan pertama dilakukan pada hari Sabtu, 15 Maret 2014 pukul
08.30 WIB. Pada cawan petri A agar-agarnya tidak lagi padat, tetapi
terdapat sedikit berair. Hal tersebut diduga bahwa. Pada cawan petri B
agar-agarnya masih berbentuk padat. Telah terdapat bercak-bercak putih di
sekeliling bawang putih yang busuk saja. Bawang putih busuk tersebut
berwarna kecoklatan. Hal tersebut menunjukkan bahwa telah tumbuh
mikroorganisme. Pada cawan petri C telah terdapat bercak-bercak putih
pada seperempat permukaan agar-agar. bercak-bercak tersebut ada yang
berbentuk bulat kecil ada yang berkoloni.
Pengamatan kedua dilakukan pada hari Minggu, 16 Maret 2014 pukul 08.30 WIB.
Pada cawan petri A agar-agar tidak padat lagi dan terdapat air cukup banyak.
Sehingga menyebabkan pada permukaan dalam dari tutup cawan petri berair. Pada
cawan petri B telah terdapat bercak putih hampir di seluruh permukaan agar-agar.

Ditemukan adanya belatung pada bawang putih dan bergerak aktif pada tutup
cawan petri dan permukaan agar-agar. Hal tersebut diduga bahwa, telah terdapat
telur belatung, sehingga pada media KGA dapat tumbuh subur. Pada cawan petri
C bercak-bercak putih telah menyebar hampir di permukaan agar-agar. Bercakbercak putih yang berkoloni berbentuk seperti lendir sedangkan bercak yang bulat
bertambah banyak.
Pengamatan ketiga dilakukan pada hari Senin, 17 Maret 2014 pukul 08.30 WIB.
Pada cawan petri A volume dari agar-agarnya berkurang, hal tersebut karena
sebagian dari agar-agarnya telah mencair. Permukaan dari setengan agar-agarnya
juga tidak rata lagi. Permukaannya menjadi sedikit bergelombang. Sedangkan
warna dari agar-agarnya tetap jernih. Pada cawan petri B bercak-bercak putih
telah memenuhi permukaan agar-agar. Belatungnya telah berkurang dan tidak
terlalu bergerak aktif pada permukaan dalam dari tutup cawan petri. Sedangkan di
dalam bawang putih yang busuk masih terlihat belatung, tetapi tidak bergerak.
Bawang putih yang busuk berwarna coklat muda, karena bercak-bercak putih
hampir menutupi bawang putih tersebut. Pada cawan petri C bercak-bercak putih
telah menutupi permukaan agar-agar. Bercak-bercak putih yang berkoloni
bertambah banyak dan pada tepi permukaan agar-agar terdapat bercak-bercak
putih yang berbentuk bulat.
Pengamatan keempat dilakukan pada hari Selasa, 18 Maret 2014 pukul 08.30
WIB. Pada cawan petri A agar-agar yang mencair semakin banyak, sehingga
volumenya berkurang. Cairan agar-agar tersebut telah pada permukaan dalam dari
cawan petri. Permukaan agar-agar juga semakin tidak rata. Permukaannya
menjadi bergelombang. Pada cawan petri B bercak-bercak putih telah memenuhi
permukaan pada agar-agar dan juga mleber pada permukaan bawah cawan petri
yang tidak terkena agar-agar sehingga bentuknya seperti lendir. Terdapat bebrapa
bercak yang berwarna kuning. Bawang putih busuk berwarna agak kehitaman
pada bagian tengahnya. Terdapat bintik hitam di dekat bawang putih busuk,
diduga itu merupakan bakteri yang berbentuk. Tidak terdapat belatung lagi pada
bawang putih maupun permukaan agar-agar. Diperkirakan bahwa mereka telah
mati, karena mempunyai masa hidup yang singkat. Pada cawan petri C bercak
putih yang berbentuk lendir semakin banyak dan mleber pada pemukaan bawah

cawan petri yang tidak terkena agar-agar. Pada lendir tersebut dapat dilihat seperti
serabut-serabut tipis berwarna putih. Bercak-bercak putih yang berbentuk bulat
juga semakin banyak, tetapi masih banyak yang berbentuk lendir. Karena bercak
yang berbentuk bulat hanya terdapat pada permukaan bagian tengah saja.
KESIMPULAN
Dari praktikum yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa dalam proses
perkembangbiakan bakteri memerlukan sebuah medium padat yang sesuai dengan
tempat hidup bakteri pada umumnya. Medium padat yang digunakan adalah KGA
(Kentang, Gula, dan Agar) sebagai bahan utama pembuatannya. Proses pembuatan
KGA haruslah dalam keadaan yang sangat steril agar tidak terkontaminasi dengan
bakteri dari luar. Setelah medium KGA telah siap, maka penanaman bakteri dapat
dilakukan dengan sterilisasi tangan maupun alat-alat yang digunakan untuk
menanam. Proses perkembangbiakannya diamati selama 5 hari setiap 24 jam
sekali. Sehingga dapat diketahui bahwa cawan petri A sebagai kontrol tidak
terdapat bakteri. Tetapi media KGA mengalami proses pencairan. Pada cawan
petri B terdapat jamur yang berwarna putih dan pada pengamatan hari kedua
terdapat belatung yang cukup banyak. Pada cawan petri C terdapat jamur dalam
bentuk koloni yang berupa lendir dan berbentuk bulat. Pertumbuhan bateri
DASAR TEORI
Media Perkembangbiakan Mikroorganisme
Sterilisasi merupakan suatu tindakan pada peralatan praktikum untuk mencegah
pertumbuhan mikroorganisme yang tidak diinginkan. Mikroorganisme hidup
adalah oganisme yang dapat berkembangbiak di bawah kondisi optimum untuk
pertumbuhannnya. Cara sterilisasi media pengembangbiakan mikroorganisme
dengan panas biasanya dilakukan dengan uap panas menggunakan autoklaf, yaitu
alat serupa tangki minyak yang dapat diisi dengan uap. Media yang akan
disterilkan ditempatkan dalam autoklaf selama 15-20 menit, hal ini bergantung
kepada banyak sedikitnya barang yang perlu disterilkan. Setelah pintu autoklaf
ditutup rapat, barulah kran pada pipa uap dibuka dan temperatur akan terus
menerus naik sampai 121o C. Biasanya autoklaf sudah diatur sedemikian rupa,

sehingga pada suhu tersebut tekanan ada sebesar 15 lbs (pounds) per inch persegi
yang berarti 1 atm per 1 cm2. Perhitungan waktu 15-20 menit itu dimulai
semenjak termometer pada autoklaf menunjuk 121o C (Dwidjoseputro, 2005).
Pengenalan Mikroorganisme
Mikroorganisme merupakan jasad hidup yang mempunyai ukuran sangat kecil
(Kusnadi, dkk, 2003). Setiap sel tunggal mikroorganisme memiliki kemampuan
untuk melangsungkan aktivitas kehidupan antara lain dapat mengalami
pertumbuhan, menghasilkan energi dan bereproduksi dengan sendirinya.
Mikroorganisme memiliki fleksibilitas metabolisme yang tinggi karena harus
mempunyai kemampuan menyesuaikan diri yang besar sehingga apabila ada
interaksi yang tinggi dengan lingkungan menyebabkan terjadinya konversi zat
yang tinggi pula. Akan tetapi karena ukurannya yang kecil, maka tidak ada tempat
untuk menyimpan enzim-enzim yang telah dihasilkan. Hanya saja ketika ada
makanan maka enzim tersebut diproduksi kembali.
Mikroorganisme ini juga tidak memerlukan tempat yang besar, mudah
ditumbuhkan dalam media buatan, dan tingkat pembiakannya relatif cepat
(Darkuni, 2001). Oleh karena aktivitasnya tersebut, maka setiap mikroorganisme
memiliki peranan dalam kehidupan, baik yang merugikan maupun yang
menguntungkan. Mikroorganisme tersebut meliputi bakteri dan jamur yang
memiliki morfologi yang berbeda.
Jamur
a. Khamir.
Khamir adalah bentuk sel tunggal dengan pembelahan secara pertunasan. Khamir
mempunyai sel yang lebih besar daripada kebanyakan bakteri, tetapi khamir yang
paling kecil tidak sebesar bakteri yang terbesar. Khamir sangat beragam
ukurannya, berkisar antara 1-5 m lebarnya dan panjangnya dari 5-30 m atau
lebih. Biasanya berbentuk telur, tetapi beberapa ada yang memanjang atau
berbentuk bola. Setiap spesies mempunyai bentuk yang khas, namun sekalipun
dalam biakan murni terdapat variasi yang luas dalam hal ukuran dan bentuk. Selsel individu, tergantung kepada umur dan lingkungannya. Khamir tidak dilengkapi
flagel atau organ-organ penggerak lainnya.
b. Kapang.

Tubuh atau talus suatu kapang pada dasarnya terdiri dari 2 bagian miselium dan
spora (sel resisten, istirahat atau dorman). Miselium merupakan kumpulan
beberapa filamen yang dinamakan hifa. Setiap hifa lebarnya 5-10 m,
dibandingkan dengan sel bakteri yang biasanya berdiameter 1 m. Disepanjang
setiap hifa terdapat sitoplasma bersama. Ada 3 macam morfologi hifa:
1. Aseptat atau senosit, hifa seperti ini tidak mempunyai dinding sekat atau
septum.
2. Septat dengan sel-sel uninukleat, sekat membagi hifa menjadi ruang-ruang atau
sel-sel berisi nucleus tunggal. Pada setiap septum terdapat pori di tengah-tengah
yang memungkinkan perpindahan nukleus dan sitoplasma dari satu ruang keruang
yang lain.setiap ruang suatu hifa yang bersekat tidak terbatasi oleh suatu
membrane sebagaimana halnya pada sel yang khas, setiap ruang itu biasanya
dinamakan sel.
3. Septat dengan sel-sel multinukleat, septum membagi hifa menjadi sel-sel
dengan lebih dari satu nukleus dalam setiap ruang.

Вам также может понравиться