Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
4.1.1 Hasil
KETERANGAN :
a. Lensa okuler
b. Lensa objektif
c. Tabung mikroskop
d. Revolver
e. Pemutar kasar
f. Pemutar halus
g. Meja objek
h. Penjepit
i. Diafragma
j. Cermin
k. Dasar mikroskop
l. Lengan
m. Mikroskop
Gambar 1. Mikroskop beserta komponen-komponennya.
Gambar 2. Preparat huruf “d” sebelum diamati menggunakan mikroskop dengan pembesaran
10x
Gambar 3. Preparat huruf ”d” setelah diamati menggunakan mikroskop dengan pembesaran
10x
Gambar 4. Butir sari pati kentang (Solanum tuberosum) yang diamati menggunakan
Mikroskop adalah alat utama dalam melakukan pengamatan dan penelitian dalam ilmu
biologi, untuk mempelajari struktur benda-benda kecil yang tidak dapat dilihat dengan kasat
mata. Sebuah mikroskop terdiri dari komponen-komponen yang mempunyai struktur dan
bagian untuk mengamati objek berfungsi untuk memperbesar bayangan benda, lensa objektif
yang terletak di dekat objek berfungsi untuk menunjukkan bagian-bagian objek yang akan
diamati dengan pembesaran 4x, 10x, dan 40x, tabung mikroskop berfungsi menghubungkan
lensa okuler dengan lensa objektif, revolver berfungsi sebagai pemutar untuk memilih lensa
objektif yang akan digunakan, pemutar kasar dan halus berfungsi untuk menggerakkan
tabung naik atau turun dan mengatur bayangan sehingga objek dapat dilihat dengan jelas,
meja objek berfungsi untuk tempat meletakkan spesimen atau objek yang akan diamati,
penjepit berfungsi untuk menjepit kaca preparat yang telah diletakkan objek yang akan
diamati agar tidak goyang pada saat didorong ke kanan dan ke kiri, diafragma berfungsi
untuk mengatur banyaknya cahaya yang masuk ke dalam mikroskop, cermin berfungsi untuk
mengumpulkan cahaya pada cermin cekung. Pada cermin datar untuk cahaya terang,
sedangkan cermin cekung untuk cahaya lemah, dasar mikroskop berfungsi sebagai kaki untuk
menjaga agar mikroskop dapat berdiri tegak pada saat digunakan, lengan mikroskop
berfungsi sebagai alat pemegang pada saat mengangkat mikroskop (Gabriel, 1998).
menggunakan prinsip bahwa sebuah bayangan yang dibentuk oleh satu elemen optik seperti
sebuah lensa atau cermin dapat berperan sebagai benda untuk elemen optik yang kedua.
Mikroskop terdiri dari 2 lensa cembung. Lensa yang terdekat ke benda disebut objektif,
membentuk bayangan sejati dari bendanya. Bayangan diperbesar dan terbalik. Lensa yang
dekat mata, yang disebut lensa okuler atau lensa mata, digunakan sebagai pembesar
sederhana untuk melihat bayangan yang dibentuk oleh objektifnya. Lensa mata ditempatkan
sedemikian rupa sehingga bayangan yang dibentuk oleh objektif jatuh di titik fokus pertama
lensa mata. Dengan demikian cahaya keluar dari lensa mata sebagai berkas sejajar seolah-
olah berkas cahaya ini datang dari tempat yang tak terhingga di depan lensa (Young dan
Freedman, 2003).
Fungsi kaca pembesar sederhana (lensa mata) ialah untuk memungkinkan benda
(bayang yang dibentuk oleh objektif) dapat dibawah lebih dekat ke mata hingga dekat dari
titik dekatnya. Karena kaca pembesar sederhana menghasilkan bayangan maya yang tegak.
Semakin pendek panjang gelombang cahaya yang digunakan untuk membuat bayangan
suatu spesiman, akan semakin kecil spesimen yang dapat dilihat. Karena cahaya dengan
panjang yang lebih pendek memiliki lebih banyak energi terjadi pelemahan antar kekuatan
Pada mikroskop terdapat tiga sistem lensa yang memiliki fungsi dan kegunaan yang
berbeda yaitu lensa okuler, lensa objektif, dan kondensor. Selain itu, mikroskop juga terdapat
komponen lain yaitu deck glass dan cover glass. Deck glass merupakan lembaran kaca yang
agak panjang dan berfungsi untuk meletakkan preparat yang akan diamati, sedangkan cover
glass merupakan kaca yang kecil dan berfungsi untuk menutupi preparat yang ada pada deck
glass.
Hasil pengamatan menggunakan mikroskop dengan preparat yang bertuliskan huruf “d”
yang mengalami perubahan menjadi “p” setelah diamati di bawah mikroskop. Hal ini terjadi
karena adanya sifat bayangan pada lensa objektif yaitu nyata, dan diperbesar. Sedangkan sifat
pada bayangan pada lensa okuler adalah maya, terbalik dan diperbesar (Soejono, 1992).
4.2 Pengamatan sel
4.2.1 Hasil
a. Dinding sel
b. Inti sel
Gambar 5. Pengamatan sel epidermis umbi lapis bawang merah (Allium ascolonicum) pada
a. Dinding sel
b. Butir-butir Plastida
Gambar 6. Pengamatan sel daun Hydrilla verticillata pada mikroskop dengan pembesaran
10x.
a. Dinding sel
b. Inti sel
Gambar 7. Pengamatan sel pada empulur ubi kayu (Manihot esculenta) pada mikroskop
dengan pembesaran
a. Inti sel
b. Membran sel
Gambar 8. Pengamatan lapisan Mucosa mulut (Ephytelium mucosa) pada mikroskop dengan
pembesaran 10x.
a. Membran plasma
b. Inti sel
c. Flagela
d. Rambut getar
Diameter
Waktu (jam)
Bentuk telur
Oval 14,5 cm
Tabel 2. Perubahan diameter telur yang direndam dalam coco pandan
Diameter
Waktu (jam)
Bentuk telur
Oval 15,5 cm
4.3 Pembahasan
Menurut Robert Hooke, bahwa struktur yang terkecil dengan bentuk teratur dan
berongga serta diselubungi oleh dinding disebut dengan sel (Subowo, 1989). Hal ini
membuktikan bahwa pada gambar pertama sel tumbuhan yang digunakan epidermis pada
umbi bawang merah (Allium ascalonicum). Dengan susunan sel yang rapi seperti batubata
Pada gambar kedua dengan menggunakan pucuk daun Hydrilla verticillata, diperoleh
adanya dinding sel, inti sel dan butiran-butiran plastid. Butir-butir plastid pada tumbuhan
sebagai pembawa zat warna seperti kloroplas. Kloroplas adalah plastid yang mengandung
Pada gambar ketiga pada empulur ubi kayu (Manihot esculenta) selnya tidak mempunyai
inti karena struktur selnya disebut sel mati. Pada sel tumbuhan terdapat adanya dinding sel
yang tebal dan kuat. Dinding sel tersebut tersusun dari selulosa yang menjadikan sel
tumbuhan memiliki bentuk yang tetap dan tidak dapat berubah bentuk (Subowo, 1989).
Menurut Yatim (1987), sel berkloroplas di daging daun. Setiap butiran kloroplas
mengandung grana, tiap grana disusun atas lapisan-lapisan tipis disebut Lamella. Lamella
berguna untuk memperluas permukaan, pada lamella terdapat klorofil (pigmen hijau). Bahan
Pada gambar keempat hasil yang diperoleh dari bentuk sel ephitelium rongga mulut
(Ephitelium mucosa) mempunyai bentuk yang tidak beraturan. Hal ini disebabkan pada sel
hewan tidak mempunyai dinding sel, yang ada hanya membran sel. Sehingga bentuk sel
Pada gambar kelima rendaman air jerami yang disimpan selama 72 jam atau (tiga hari)
ditemukan adanya mikroorganisme yaitu protozoa atau hewan yang bersel satu. Di dalam sel
hewan ini terdapat inti sel (nucleus), sitoplasma, dan membrane sel. Aktivitas hidupnya
bergerak, pertukaran zat, tanggapan terhadap rangsangan, dan reproduksi dilakukan oleh sel
itu sendiri.
Pada percobaan semipermeablilitas sel telur, dengan merendam telur dengan air cuka
selama 72 jam (tiga hari). Pada tiga hari telur tersebut membesar dengan ukuran 15,5 cm.
kemudian pada saat diganti dengan sirup coco pandan yang juga direndam selama 72 jam
(tiga hari), telur tersebut mengecil dengan ukuran 12,5 cm. dan bentuk akhir telur tersebut
tidak berubah atau masih oval. Namun pada inti telur menjadi masak dan warnanya berubah
Hal ini dikarenakan sifat asam dapat memperbesar sel telur tersebut, sedangkan pada
kondisi basa sel telur tersebut mengecil. Diakibatkan pada larutan asam sifat
semipermeabilitasnya sangat tinggi dan tekanannya yang didapat oleh sel telur. Pada larutan
basa tekanan semipermeabilitasnya sangat rendah, sehingga ukuran telur mengecil (www.
Erlangga.co.id).
4.3 pengamatan tumbuhan
4.4 Hasil
Keterangan :
Gambar 10. Morfologi daun (Folium) tanaman mangga (Mangifera indica L.) Family
(Rutaceae).
Keterangan :
Gambar 11. Morfologi daun (Folium) tanaman jagung (Zea mays L.) Family (Poaceac)
Objek Tumbuhan Dikotil
Keterangan :
a. Berkambium
b. Bercabang
c. Bergetah
d. Beraroma
Gambar 12. Morfologi batang (Caulis) tanaman mangga (Mangifera indica L.) Family
(Rutaceae).
Keterangan :
a. Berlapis
b. Tidak bergetah
c. Tidak beraroma
Gambar 13. Morfologi batang (caulis) tanaman jagung (Zea mays) Family (Poaceac).
Keterangan :
Gambar 14. Morfologi akar (Radix) tanaman mangga (Mangifera indica L.) Family
(Rutaceae)
Objek Tumbuhan Monokotil
Keterangan :
Gambar 15. Morfologi akar (Radix) tanaman jagung (Zea mays) Family (Poaceac).
Keterangan :
a. Kotiledon
b. Plumula
c. Batang (Caulis)
d. Akar (Radix)
Gambar 16. Morfologi kecambah kacang hijau (Vigna radiate) Family (Fabaceae).
Keterangan :
a. Kambium
b. Batang (Caulis)
c. Empulur
Gambar 17. Morfologi stek ubi kayu (Manihot esculenta) Family (Euphorbiuceae).
Objek Reproduksi Pada Bunga
Keterangan :
a. Mahkota (Corolla)
c. Putik (Pistillum)
d. Kelopak (Calyx)
Gambar 18. Morfologi bunga mawar (Rossa hybrida Hort) Family (Rosaceae)
Keterangan :
a. Mahkota (Corolla)
Keterangan :
c. Mahkota (Corolla)
d. Kelopak (Calyx)
Gambar 20. Morfologi bunga kembang sepatu (Hibiscus rossa-sinensis) Family (Maraceae).
Objek Tumbuhan Dikotil
Keterangan :
a. Xylem
b. Floem
c. Epidermis
d. Korteks
Keterangan :
a. Xylem
b. Floem
c. Epidermis
d. Korteks
Gambar 22. Pengamatan anatomi preparat akar (Radix) tanaman jagung (Zea mays) Family
(Poaceac).
Keterangan :
a. Xylem
b. Floem
c. Epidermis
d. Korteks
Keterangan :
a. Xylem
b. Floem
c. Epidermi
Gambar 24. Pengamatan anatomi preparat batang (Caulis) tanaman jagung (Zea mays)
Family (Poaceac).
Keterangan :
b. Permukaan daun
c. Epidermis
Keterangan :
b. Permukaan daun
c. Epidermis
Gambar 26. Pengamatan anatomi preparat daun (Folium) tanaman jagung (Zea mays) Family
(Poaceac).
Objek Bakal Buah Pada Bunga
keterangan :
a. Septum
b. Locule (polylocule)
Gambar 27. Pengamatan morfologi bakal buah bunga kamboja (Plumeria acuminata) Family
(Apocynaceae).
Keterangan :
a. Carpel
b. Septum
c. Locule (polylecule)
Keterangan :
a. Carpel
b. Septum
c. Locule (polylecule)
Gambar 29. Pengamatan morfologi bakal buah bunga mawar (Rossa hybrida Hort) Family
(Rosaceae)
4.5 Pembahasan
Morfologi merupakan ilmu yang mempelajari tentang struktur terluar dari makhluk
hidup baik tumbuh-tumbuhan, hewan dan manusia. Struktur morfologi suatu tanaman
berbeda dengan hewan dan manusia. Pada tanaman, struktur morfologi di lihat dari bagian
luar tanaman tersebut seperti warna kulit batang tumbuhan, bentuk akar, serta bentuk dan
warna daun. Sedangkan anatomi adalah ilmu yang mempelajari tentang struktur bagian dalam
dari suatu makhluk hidup, baik tumbuh-tumbuhan, hewan dan manusia. anatomi juga
merupakan ilmu yang melukiskan letak dan hubungan bagian-bagian tubuh makhluk hidup.
Pada suatu tanaman struktur anatomi dilihat dari bagian dalam seperti bentuk-bentuk jaringan
Daun merupakan bagian dari system sehingga daun memiliki bagian-bagian yang
mnyerupai batang. Daun berfungsi sebagai alat pernapasan dan mengolah zat makanan,
tampat melakukan fotosintesis, yakni mengolah glukosa dari air, tanah, dan gas asam arang
maupun udara, dengan mendapatkan energy dari cahaya matahari. Daun memiliki mulut daun
(stomata) yang berfungsi untuk mengambil udara dari luar (Hiesey, 1971).
Batang merupakan bagian tumbuhan yang berada di atas tanah, tempat tumbuhnya
cabang dan ranting. batang berfungsi untuk myimpan makanan pada beberapa tumbuhan
(Gembong, 1993).
Akar adalah bagian batang suatu tumbuhan yang tertanam di bawah tanah. akar
berfungsi sebagai tempat penyerapan unsure hara dan makanan dari dalam tanah, sebagai
(Rywosch, 1990)
Pada pengamatan struktur morfologi daun antara jagung yang merupakan daun
monokotil dan struktur morfologi daun mangga (Mangifera indica L.) yang merupakan
struktur daun tumbuhan dikotil terdapat beberapa perbedaan. Perbedaan antara mangga dan
jagung adalah pada tumbuhan mangga ujung daun meruncing, tepi daun bergelombang,
bangun daun bergelombang, dan pangkal daun meruncing. Sedangkan pada tumbuhan jagung
(Zea mays) ujung daun runcing, bangun daun datar, tulang daun sejajar, pangkal daun rata
Pada batang mangga memiliki cirri-ciri kulit batang rata dan berbintik, tidak terdapat
aroma pada batang, dan terdapat getah. Pada batang pohon mangga terdapat korteks yang
banyak mengandung zat tepung, dan terdapat jaringan slerenkim sebagai penguat batang
(Sumardi, 1997).
Akar mangga memiliki system perakaran tunggang yang terdiri dari ujung akar, rambut
akar, cabang akar. Akarpada mangga memiliki bentuk yang menyeber dan dapat membesar
Akar pada tanaman jagung merupakan akar serabut, karena terdiri dari rambut akar,
ujung akar, dan cabang akar. Akar jagung memiliki bentuk dan arahnya menyebar dan
Pada kecambah kacang hijau terdapat kotiledon, plumula, batang dan rambut akar.
Kecambah kacang hijau termasuk tumbuhan basah dan memiliki umur pendek. Akar pada
kecambah kacang hijau berbentuk serabut yang terdiri dari rambut akar, ujung akar, dan
Menurut Sudarmadi (1995), benang sari (Stamen) pada tumbuhan merupakan alat jantan.
Benang sari merupakan suatu metamorphosis daun yang bentuk dan fungsinya telah
disesuaikan sebagai alat kelamin jantan. Benang sari dibedakan atas tangkai sari, kepala sari
dan connectivicum.
Penelitian mengenai jenis kelamin bunga menunjukkan bahwa suatu batang tumbuhan,
misalnya sebatang tanaman jagung dapat memperlihatkan dua macam bunga yaitu bunga
jantan dan bunga betina yang tersusun sebagai tongkol dan terdapat ketiak-ketiak daunnya
(Tjitrosoepomo, 2003).
Pada pengamatan bunga kembang sepatu terdapat putik, benang sari, mahkota, kelopak
dan tangkai bunga. Pada bunga ini, putik berfungsi untuk alat kelamin bunga jantan yang
berfungsi untuk menempel serbuk sari pada saat penyerbukan. Kemudian pada putik juga
terdapat bagian dari pusat bunga yang tersusun dari lembaran bakal buah (karpel) (Sumardi,
1997).
Pada pengamatan bunga kamboja terdapat putik, benang sari, tangkai bunga, putik,
(Gembong, 1993).
Pada bunga mawar terdapat putik, mahkota, kelopak dan tangkai bunga. Bunga mawar
ini di masukkan ke dalam bunga tidak lengkap, karena tidak memiliki benang sari yang
merupakan alat kelamin betina, sehingga penyerbukannya dengan persilangan pada bunga
Di dalam system pembuluh pada akar jagung terdapat pembuluh yang terdapat di sebelah
pembuluh korteks berkas pembuluh tersusun dalam satu lingkaran yang tertutup atau
terputus. Serta terdapat xylem dan floem yang terletak di sebelah luar dan dalam. Pada
lingkaran tersebut terdapat bagian yang terputus-putus yang dinamakan ikatan pembuluh
(Sumardi, 1997).
4.4 pengamatan hewan
3.1 Hasil
Ekstermitas Posterior
a. Paha (Femur)
b. Betis (Crus)
c. Tapak kaki (Pes)
d. Jari-jari (Digiti)
Gambar 30. Morfologi katak hijau (Rana cancrivora).
Objek System Pencernaan Hewan
Keterangan :
a. Kerongkongan (Esofagus)
b. Lambung (Ventrikulus)
d. Jejunum
e. Ilieum
h. Rektum
Gambar 32. Sistem pencernaan katak hijau (Rana cancrivora).
i. Kloaka
Keterangan :
a. Sepasang testis
b. Kantung sperma
Keterangan :
a. Sel telur
b. Ovarium
3.2 Pembahasan
Sistem klasifikasi katak sawah (Rana cancrivora) menurut Sudarna (1995) adalah
sebagai berikut :
Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
Subfilum : Vertebrata
Class : Amphibia
Superordo : Saliantia
Ordo : Anura
Subordo : Diplasiocoela
Family : Ranidae
Genus : Rana
pencernaannya. Morfologi pada katak terdiri dari kulit, mata, tangan, kaki dan berbagai
Bagian morfologi katak sawah (Rana cancrivora) khususnya pada katak meliputi
bagian kepala yang berbentuk segi tiga, mempunyai sepasang mata yang terdiri dari pelupuk
mata atas dan bawah. Pada pelupuk mata baik pada bagian bawah atau bagian atas, terdapat
selaput transara yang dapat dianggap sebagai selaput tidur (Yatim, 1987).
Katak hijau (Rana cancrivora) merupakan amphibi yang tidak berekor. Batas antara
kepala dan badan tidak jelas, kaki depannya pendek dan kaki belakang panjang yang
berfungsi untuk melompat. Kulitnya halus, tipis, licin yang mengandung kelenjar, belum
Hasil yang diperoleh setelah pengamatan morfologi katak bahwa terdapat kebenaran
tentang bagian morfologinya yang meliputi kepala (Caput), telinga (Membran timpani), mata
(Organan visus), perut (Abdomen), garis (Tripincus), lengan atas (Antebrachium), langan
bawah (Brachium), jari-jari (Digiti), paha (Femur), betis (Crus) dan telapak kaki (Pes) yang
seperti mulut, kerongkongan, lambung, usus halus, usus besar dan yang terakhir kloaka.
Pencernaan pada katak yang meliputi, esophagus, kemudian lambung, pancreas, dan
kemudian menuju usus halus, duodenum (usus 12 jari), dan selanjutnya usus besar, limfa
Pada hewan amphibi, kloaka mempunyai tiga fungsi yaitu sebagai alat pengeluaran
(sekresi), sebagai alat reproduksi (seksual), dan juga sebagai pengeluaran urine. Sehingga
tidak dapat dikatakan sebagai anus seperti halnya manusia. Olehnya itu alat pengeluarannya
Hasil yang diperoleh setelah pengamatan system pencernaan katak adalah bahwa
terdapat kebenaran tentang system pencernaan katak hijau (Rana cancrivora) yang terdiri
dari kerongkongan (Esofagus), lambung (Ventrikulus), usus halus (Intestinum tenue), usus 12
jari (Duodenum) yang terdiri dari jejunum dan ilieum, usus besar (Intestinum crassum),
Sistem reproduksi vertebrata jantan terdiri atas sepasang testis, saluran reproduksi
jantan, kelenjar seks asesoris (pada mammalian) dan organ kalpulatoris (pada hewan-hewan
Hasil yang diperoleh setelah pengamatan system reproduksi pada katak jantan bahwa
adanya kebenaran pendapat tentang sepasang testis yang berfungsi memproduksi sperma, vas
deferens yang berfungsi sebagai saluran sperma, kloaka yang merupakan muara tiga saluran,
Sistem reproduksi katak betina terdiri atas sepasang ovarium pada beberapa atau hanya
satu dan saluran reproduksi betina. Pada mammalian yang dilengkapi organ kelamin luar
Hasil yang diperoleh setelah pengamatan system reproduksi pada katak betina bahwa
adanya kebenaran tentang adanya ovarium yang berfungsi memproduksi ovum. Oviduk
berfungsi sebagai saluran ovum, sedangkan kloaka merupakan muara tiga saluran yaitu
Fertilisasi eksternal merupakan proses perkembangbiakan di air, dan katak jantan akan
menempelkan tubuhnya pada katak betina dengan jari-jarinya. Proses ini disebut dengan
proses ampleksus. Hal ini menyebabkan keluarnya sel telur yang bersamaan dengan
keluarnya spermatozoa pada katak jantan, dimana testis pada jantan menempel pada ginjal.
aluran sperma bermuara pada ginjal sehingga sperma selalu keluar dengan urin (Yulianto,
1985).
4.6 Hasil
Hasil tabel yang diperoleh dari persilangan antar kancing merah dan kancing putih
Perbandingan Perbandingan
Macam Pasangan Ijiran/ Turus
Fenotip Genotip
Putih-Putih Putih = -
4.7 Pembahasan
kromosom yang saling berpisah dan tidak berpasangan lagi. Setiap set kromosom itu
terkandung dalam satu sel gamet (setiap sel gamet hanya mengandung satu gen dari alelnya).
Pada waktu fertilisasi, sperma yang jumlahnya banyak bersatu secara acak dengan ovum
P : MM (Merah) X mm (Putih)
G : Mm Mm
(Merah) (Merah)
m Mm Mm
(Merah) (Putih)
Jadi, perbandingan persilangan monohybrid adalah 1 : 3
perbandingan genotip yang dimana gamet merah dan gamet putih mempunyai sifat dominan
Persilangan monohybrid adalah persilangan dengan satu sifat beda, dengan satu alel
yang homolog. Dengan perbandingan 1 : 3. dan jika dalam persilangan tersebut terdapat sifat
3.1 Hasil
Daun
(Folium)
Gambar 35. Daun singkong (Manihot esculenta) yang dibungkus dengan alumunium
foil.
Keterangan:
Gambar 36. Daun singkong (Manihot esculenta) yang tidak terbungkus alumunium
foil.
.
3.2 Pembahasan
Pada tumbuhan hijau energi cahaya menyebabkan air pecah menjadi hydrogen dan
oksigen , kemudian atom hydrogen dipakai untuk mereduksi CO2 dalam rangkaian reaksi
gelap. Peristiwa ini penguraian air disebut fotolisis, atom hydrogen yaitu koenzim NADP
kegiatan fotosintesis sesuai dengan banyaknya energi sinar yang terserap dan tingginya suhu.
Temperatur fotosintesis biasanya berkisar 5-30 ‘C, umumnya tumbuhan didaerah tropik tidak
CO2 di udara kira-kira 0,033% (330 ppm), yang untuk kebanyakan tumbuhan ini jauh
dibawah titik jenuh, fotosintesis banyak dipengaruhi oeh CO2 hal ini dapat dibuktikan
Joseph Priesley (1771), seorang pendeta Inggris yang pertama melaporkan bahwa gas-
gas turut serta dalam fotosintesis. Ia mengetahui Ingenhouse seorang dokter bangsa belanda
padfa tahun 1778 menemukan bahwa akibat yang diamati Priesley hanya terjadi bila
tanaman itu disinari. Dengan percobaannya yang menggunakan tanaman air Hydrilla
Verticillata di bawah corong terbalik, jika tanaman tersebut disinari maka timbullah
gelembung-gelembung gas yang akhirnya mengumpul didasar tabung reaksi . gas ini
ternyata oksigen dan hanya terjadi pada bagian tumbuhan yang berwarna hijau saja (Mipa,
2001).
Pada pengamatan pertama mengenai daun ubi kayu yang tidak dibungkus dengan
alluminium foil terlihat tidak terjadi perubahan warna yang mencolok, yang berarti bahwa
tidak terjadi perubahan warna pada daun ubi kayu tersebut, karena pada daun tersebut masih
terdapat banyak klorofilnya sehingga daun tersebut tidak seperti terbakar karena klorofil pada
Pada pengamatan kedua yaitu mengenai daun ubi kayu yang dibungkus alluminium foil
terlihat jelas perbedaannya yaitu menimbulkan warna yang agak kebiru-biruan yang seperti
daun yang terbakar, hal ini karena klorofil pada daun tersebut yang berfungsi melindungi dari
pengaruh cairan Iodin, sudah tidak ada, sehingga daun tersebut daun tersebut seperti terbakar
(Koensoemardiyah, 1980).
Daun yang mengandung amilum menandakan telah terjadi proses fotosintesis karena
amilum merupakan produk fotosintesis. Pembuktian bahwa hasil fotosintesis adalah amilum
pernah dilakukan oleh Sachs (1862). Adanya amilum dibuktikan uji coba iodine yaitu
1998).
tinggi. Satu titik pada fotosintesis sama dengan respirasi dan tingkat pertukaran gas, ini
disebut titik konpensasi. Titik konvensasi cahaya pada tumbuhan terlindung yang lebih
rendah dari pada tumbuhan yang terpapar sinar matahari, biasanya berkisar antara 20-100
foton cahaya.
Reaksi terang adalah proses untuk menghasilkan ATP dan reduksi NADPH2. Reaksi ini
memerlukan molekul air. Proses diawali dengan penangkapan foton oleh pigmen sebagai
antena.
Pigmen klorofil menyerap lebih banyak cahaya terlihat pada warna biru (400-450
sensasi bahwa daun berwarna hijau. Fotosintesis akan menghasilkan lebih banyak energi pada
gelombang cahaya dengan panjang tertentu. Hal ini karena panjang gelombang yang pendek
Di dalam daun, cahaya akan diserap oleh molekul klorofil untuk dikumpulkan pada
pusat-pusat reaksi. Tumbuhan memiliki dua jenis pigmen yang berfungsi aktif sebagai pusat
reaksi atau fotosistem yaitu fotosistem II dan fotosistem I. Fotosistem II terdiri dari molekul
klorofil yang menyerap cahaya dengan panjang gelombang 680 nanometer, sedangkan
fotosistem I 700 nanometer. Kedua fotosistem ini akan bekerja secara simultan dalam
fotosintesis, seperti dua baterai dalam senter yang bekerja saling memperkuat
Reaksi gelap adalah ATP dan NADPH yang dihasilkan dalam proses fotosintesis
memicu berbagai proses biokimia. Pada tumbuhan proses biokimia yang terpicu adalah siklus
Calvin yang mengikat karbondioksida untuk membentuk ribulosa (dan kemudian menjadi
gula seperti glukosa). Reaksi ini disebut reaksi gelap karena tidak bergantung pada ada
tidaknya cahaya sehingga dapat terjadi meskipun dalam keadaan gelap (tanpa cahaya) Ada
dua macam klorofil pada tumbuhan yaitu klorofil (C55 H72 O5 N4 Mg) berwarna hijau tua, dan
klorofil (C55 H70 O6 N4 Mg) berwarna hijau mudah. Didalam sel klorofil tersebut terikat pada
protein. Klorofil itu dapat menerima sinar matahari dan mengembangkan dalam gelombang
yang berlainan, bila sinar putih menyinari stuktur daun yang mengandung klorofil (Mipa,
2001).
Klorofil memiliki peranan penting dalam proses fotosintesis, tanpa adanya klorofil
proses fotosintesis tidak akan terjadi karena untuk melakukan fotosintesis yang terjadi pada
tumbuhan yang memiliki klorofil atau zat hijau daun (Sylvia, S., 1998).