Вы находитесь на странице: 1из 30

IV.

HASIL DAN PEMBEHASAN

4.1 Pengenalan dan Penggunaan Mikroskop

4.1.1 Hasil

Setelah melakukan pengamatan dengan menggunakan mikroskop, hasil yang diperoleh

adalah sebagai berikut :

KETERANGAN :

a. Lensa okuler

b. Lensa objektif

c. Tabung mikroskop

d. Revolver

e. Pemutar kasar

f. Pemutar halus

g. Meja objek

h. Penjepit

i. Diafragma

j. Cermin

k. Dasar mikroskop

l. Lengan

m. Mikroskop
Gambar 1. Mikroskop beserta komponen-komponennya.

Gambar 2. Preparat huruf “d” sebelum diamati menggunakan mikroskop dengan pembesaran

10x

Gambar 3. Preparat huruf ”d” setelah diamati menggunakan mikroskop dengan pembesaran

10x

Gambar 4. Butir sari pati kentang (Solanum tuberosum) yang diamati menggunakan

mikroskop dengan pembesaran 10x.


4.1.2 Pembahasan

Mikroskop adalah alat utama dalam melakukan pengamatan dan penelitian dalam ilmu

biologi, untuk mempelajari struktur benda-benda kecil yang tidak dapat dilihat dengan kasat

mata. Sebuah mikroskop terdiri dari komponen-komponen yang mempunyai struktur dan

fungsi yang berbeda-beda (Adam, 1999).

Komponen-komponen mikroskop beserta fungsi-fungsinya yaitu, lensa okuler yaitu

bagian untuk mengamati objek berfungsi untuk memperbesar bayangan benda, lensa objektif

yang terletak di dekat objek berfungsi untuk menunjukkan bagian-bagian objek yang akan

diamati dengan pembesaran 4x, 10x, dan 40x, tabung mikroskop berfungsi menghubungkan

lensa okuler dengan lensa objektif, revolver berfungsi sebagai pemutar untuk memilih lensa

objektif yang akan digunakan, pemutar kasar dan halus berfungsi untuk menggerakkan

tabung naik atau turun dan mengatur bayangan sehingga objek dapat dilihat dengan jelas,

meja objek berfungsi untuk tempat meletakkan spesimen atau objek yang akan diamati,

penjepit berfungsi untuk menjepit kaca preparat yang telah diletakkan objek yang akan

diamati agar tidak goyang pada saat didorong ke kanan dan ke kiri, diafragma berfungsi

untuk mengatur banyaknya cahaya yang masuk ke dalam mikroskop, cermin berfungsi untuk

mengumpulkan cahaya pada cermin cekung. Pada cermin datar untuk cahaya terang,

sedangkan cermin cekung untuk cahaya lemah, dasar mikroskop berfungsi sebagai kaki untuk

menjaga agar mikroskop dapat berdiri tegak pada saat digunakan, lengan mikroskop

berfungsi sebagai alat pemegang pada saat mengangkat mikroskop (Gabriel, 1998).

Mikroskop gabungan (compound mikroskope) mempunyai elemen-elemen pokok yang

menggunakan prinsip bahwa sebuah bayangan yang dibentuk oleh satu elemen optik seperti

sebuah lensa atau cermin dapat berperan sebagai benda untuk elemen optik yang kedua.

Mikroskop terdiri dari 2 lensa cembung. Lensa yang terdekat ke benda disebut objektif,

membentuk bayangan sejati dari bendanya. Bayangan diperbesar dan terbalik. Lensa yang
dekat mata, yang disebut lensa okuler atau lensa mata, digunakan sebagai pembesar

sederhana untuk melihat bayangan yang dibentuk oleh objektifnya. Lensa mata ditempatkan

sedemikian rupa sehingga bayangan yang dibentuk oleh objektif jatuh di titik fokus pertama

lensa mata. Dengan demikian cahaya keluar dari lensa mata sebagai berkas sejajar seolah-

olah berkas cahaya ini datang dari tempat yang tak terhingga di depan lensa (Young dan

Freedman, 2003).

Fungsi kaca pembesar sederhana (lensa mata) ialah untuk memungkinkan benda

(bayang yang dibentuk oleh objektif) dapat dibawah lebih dekat ke mata hingga dekat dari

titik dekatnya. Karena kaca pembesar sederhana menghasilkan bayangan maya yang tegak.

Bayangan akhir yang dihasilkan oleh kedua lensa akan terbalik.

Semakin pendek panjang gelombang cahaya yang digunakan untuk membuat bayangan

suatu spesiman, akan semakin kecil spesimen yang dapat dilihat. Karena cahaya dengan

panjang yang lebih pendek memiliki lebih banyak energi terjadi pelemahan antar kekuatan

pembesaran dan potensi kerusakan spesimen yang diterangi (Tipler, 2001).

Pada mikroskop terdapat tiga sistem lensa yang memiliki fungsi dan kegunaan yang

berbeda yaitu lensa okuler, lensa objektif, dan kondensor. Selain itu, mikroskop juga terdapat

komponen lain yaitu deck glass dan cover glass. Deck glass merupakan lembaran kaca yang

agak panjang dan berfungsi untuk meletakkan preparat yang akan diamati, sedangkan cover

glass merupakan kaca yang kecil dan berfungsi untuk menutupi preparat yang ada pada deck

glass.

Hasil pengamatan menggunakan mikroskop dengan preparat yang bertuliskan huruf “d”

yang mengalami perubahan menjadi “p” setelah diamati di bawah mikroskop. Hal ini terjadi

karena adanya sifat bayangan pada lensa objektif yaitu nyata, dan diperbesar. Sedangkan sifat

pada bayangan pada lensa okuler adalah maya, terbalik dan diperbesar (Soejono, 1992).
4.2 Pengamatan sel

4.2.1 Hasil

Berdasarkan hasil pengamatan sel yang diperoleh adalah sebagai berikut :

Objek Sel Tumbuhan Keterangan :

a. Dinding sel

b. Inti sel

Gambar 5. Pengamatan sel epidermis umbi lapis bawang merah (Allium ascolonicum) pada

mikroskop dengan pembesaran 10x.

Objek Sel Tumbuhan Keterangan :

a. Dinding sel

b. Butir-butir Plastida

Gambar 6. Pengamatan sel daun Hydrilla verticillata pada mikroskop dengan pembesaran

10x.

Objek Sel Tumbuhan Keterangan :

a. Dinding sel

b. Inti sel
Gambar 7. Pengamatan sel pada empulur ubi kayu (Manihot esculenta) pada mikroskop

dengan pembesaran

Objek Sel Hewan Keterangan :

a. Inti sel

b. Membran sel

Gambar 8. Pengamatan lapisan Mucosa mulut (Ephytelium mucosa) pada mikroskop dengan

pembesaran 10x.

Objek Sel Hewan Keterangan :

a. Membran plasma

b. Inti sel

c. Flagela

d. Rambut getar

Gambar 9. Pengamatan sel Protozoa pada mikroskop dengan pembesaran 10 kali.

Tabel 1. Perubahan diameter telur yang direndam dalam larutan cuka

Diameter
Waktu (jam)
Bentuk telur

Oval 14,5 cm
Tabel 2. Perubahan diameter telur yang direndam dalam coco pandan

Diameter
Waktu (jam)
Bentuk telur

Oval 15,5 cm
4.3 Pembahasan

Menurut Robert Hooke, bahwa struktur yang terkecil dengan bentuk teratur dan

berongga serta diselubungi oleh dinding disebut dengan sel (Subowo, 1989). Hal ini

membuktikan bahwa pada gambar pertama sel tumbuhan yang digunakan epidermis pada

umbi bawang merah (Allium ascalonicum). Dengan susunan sel yang rapi seperti batubata

dengan inti sel terletak di tengah ataupun pinggir.

Pada gambar kedua dengan menggunakan pucuk daun Hydrilla verticillata, diperoleh

adanya dinding sel, inti sel dan butiran-butiran plastid. Butir-butir plastid pada tumbuhan

sebagai pembawa zat warna seperti kloroplas. Kloroplas adalah plastid yang mengandung

butir-butir hijau daun yang berfungsi dalam proses fotosintesis.

Pada gambar ketiga pada empulur ubi kayu (Manihot esculenta) selnya tidak mempunyai

inti karena struktur selnya disebut sel mati. Pada sel tumbuhan terdapat adanya dinding sel

yang tebal dan kuat. Dinding sel tersebut tersusun dari selulosa yang menjadikan sel

tumbuhan memiliki bentuk yang tetap dan tidak dapat berubah bentuk (Subowo, 1989).

Menurut Yatim (1987), sel berkloroplas di daging daun. Setiap butiran kloroplas

mengandung grana, tiap grana disusun atas lapisan-lapisan tipis disebut Lamella. Lamella

berguna untuk memperluas permukaan, pada lamella terdapat klorofil (pigmen hijau). Bahan

dasar dari kloroplas adalah stroma.

Pada gambar keempat hasil yang diperoleh dari bentuk sel ephitelium rongga mulut

(Ephitelium mucosa) mempunyai bentuk yang tidak beraturan. Hal ini disebabkan pada sel
hewan tidak mempunyai dinding sel, yang ada hanya membran sel. Sehingga bentuk sel

hewan tidak tetap atau fleksibel.

Pada gambar kelima rendaman air jerami yang disimpan selama 72 jam atau (tiga hari)

ditemukan adanya mikroorganisme yaitu protozoa atau hewan yang bersel satu. Di dalam sel

hewan ini terdapat inti sel (nucleus), sitoplasma, dan membrane sel. Aktivitas hidupnya

bergerak, pertukaran zat, tanggapan terhadap rangsangan, dan reproduksi dilakukan oleh sel

itu sendiri.

Pada percobaan semipermeablilitas sel telur, dengan merendam telur dengan air cuka

selama 72 jam (tiga hari). Pada tiga hari telur tersebut membesar dengan ukuran 15,5 cm.

kemudian pada saat diganti dengan sirup coco pandan yang juga direndam selama 72 jam

(tiga hari), telur tersebut mengecil dengan ukuran 12,5 cm. dan bentuk akhir telur tersebut

tidak berubah atau masih oval. Namun pada inti telur menjadi masak dan warnanya berubah

menjadi orange (kuning kemerahan).

Hal ini dikarenakan sifat asam dapat memperbesar sel telur tersebut, sedangkan pada

kondisi basa sel telur tersebut mengecil. Diakibatkan pada larutan asam sifat

semipermeabilitasnya sangat tinggi dan tekanannya yang didapat oleh sel telur. Pada larutan

basa tekanan semipermeabilitasnya sangat rendah, sehingga ukuran telur mengecil (www.

Erlangga.co.id).
4.3 pengamatan tumbuhan

4.4 Hasil

Berdasarkan percobaan yang dilakukan tentang Pengamatan Tumbuhan, hasil yang

diperoleh adalah sebagai berikut :

Objek Tumbuhan Dikotil

Keterangan :

a. Ujung daun (Apex folii) meruncing

b. Bangun daun (Circum scription) bergelombang

c. Tulang daun (Nervatio folii) menyilang

d. Pangkal daun (Basis folii) meruncing

e. Tepi daun (Margin folii) bergelombang

Gambar 10. Morfologi daun (Folium) tanaman mangga (Mangifera indica L.) Family

(Rutaceae).

Objek Tumbuhan Monokotil

Keterangan :

a. Ujung daun (Apex folii) runcing

b. Bangun daun (Circum scription) datar

c. Tulang daun (Nervatio folii) sejajar

d. Pangkal daun (Basis folii) rata

e. Tepi daun (Margin folii) rata

Gambar 11. Morfologi daun (Folium) tanaman jagung (Zea mays L.) Family (Poaceac)
Objek Tumbuhan Dikotil

Keterangan :

a. Berkambium

b. Bercabang

c. Bergetah

d. Beraroma

Gambar 12. Morfologi batang (Caulis) tanaman mangga (Mangifera indica L.) Family

(Rutaceae).

Objek Tumbuhan Monokotil

Keterangan :

a. Berlapis

b. Tidak bergetah

c. Tidak beraroma

d. Beruas-ruas atau tidak bercabang

Gambar 13. Morfologi batang (caulis) tanaman jagung (Zea mays) Family (Poaceac).

Objek Tumbuhan Dikotil

Keterangan :

a. Leher akar (Collum)

b. Batang akar (Corups radicis)

c. Cabang akar (Radix radicis)

d. Bulu akar (Pilus radicalis)

e. Ujung akar (Apeks radicis)

f. Tudung akar (Calyptra)

Gambar 14. Morfologi akar (Radix) tanaman mangga (Mangifera indica L.) Family

(Rutaceae)
Objek Tumbuhan Monokotil

Keterangan :

a. Leher akar (Collum)

b. Batang akar (Corups radicis)

c. Bulu akar (Pilus radicalis)

Gambar 15. Morfologi akar (Radix) tanaman jagung (Zea mays) Family (Poaceac).

Objek Tumbuhan Monokotil

Keterangan :

a. Kotiledon

b. Plumula

c. Batang (Caulis)

d. Akar (Radix)

Gambar 16. Morfologi kecambah kacang hijau (Vigna radiate) Family (Fabaceae).

Objek Tumbuhan Monokotil

Keterangan :

a. Kambium

b. Batang (Caulis)

c. Empulur

Gambar 17. Morfologi stek ubi kayu (Manihot esculenta) Family (Euphorbiuceae).
Objek Reproduksi Pada Bunga

Keterangan :

a. Mahkota (Corolla)

b. Benang sari (Stamen)

c. Putik (Pistillum)

d. Kelopak (Calyx)

Gambar 18. Morfologi bunga mawar (Rossa hybrida Hort) Family (Rosaceae)

Objek Reproduksi Pada Bunga

Keterangan :

a. Mahkota (Corolla)

b. Bakal biji (Ovulum)

Gambar 19. Morfologi bunga kamboja (Plumeria acuminata) Family (Apocynaceae).

Objek Reproduksi Pada Bunga

Keterangan :

a. Kepala putik (Stigma)

b. Benang sari (Stamen)

c. Mahkota (Corolla)

d. Kelopak (Calyx)

e. Bakal buah (Ovari)

Gambar 20. Morfologi bunga kembang sepatu (Hibiscus rossa-sinensis) Family (Maraceae).
Objek Tumbuhan Dikotil

Keterangan :

a. Xylem

b. Floem

c. Epidermis

d. Korteks

Gambar 21. Pengamatan anatomi preparat akar mangga

Objek Tumbuhan Monokotil

Keterangan :

a. Xylem

b. Floem

c. Epidermis

d. Korteks

Gambar 22. Pengamatan anatomi preparat akar (Radix) tanaman jagung (Zea mays) Family

(Poaceac).

Objek Tumbuhan Dikotil

Keterangan :

a. Xylem

b. Floem

c. Epidermis

d. Korteks

Gambar 23. Pengamatan anatomi preparat batang (Caulis) tanaman mangga

(Mangifera indica L.) Family (Rutaceae).


Objek Tumbuhan Monokotil

Keterangan :

a. Xylem

b. Floem

c. Epidermi

Gambar 24. Pengamatan anatomi preparat batang (Caulis) tanaman jagung (Zea mays)

Family (Poaceac).

Objek Tumbuhan Dikotil

Keterangan :

a. Tulang daun (Nervatio folii)

b. Permukaan daun

c. Epidermis

Gambar 25. Pengamatan anatomi preparat daun (Folium) tanaman mangga

(Mangifera indica L.) Family (Rutaceae).

Objek Tumbuhan Monokotil

Keterangan :

a. Tulang daun (Nervatio folii)

b. Permukaan daun

c. Epidermis

Gambar 26. Pengamatan anatomi preparat daun (Folium) tanaman jagung (Zea mays) Family

(Poaceac).
Objek Bakal Buah Pada Bunga

keterangan :

a. Septum

b. Locule (polylocule)

Gambar 27. Pengamatan morfologi bakal buah bunga kamboja (Plumeria acuminata) Family

(Apocynaceae).

Objek Bakal Buah Pada Bunga

Keterangan :

a. Carpel

b. Septum

c. Locule (polylecule)

Gambar 28. Pengamatan morfologi bakal buah bunga kembang sepatu

(Hibiscus rossa sinnensis) Family (Maraceae).

Objek Bakal Buah Pada Bunga

Keterangan :

a. Carpel

b. Septum

c. Locule (polylecule)

Gambar 29. Pengamatan morfologi bakal buah bunga mawar (Rossa hybrida Hort) Family

(Rosaceae)
4.5 Pembahasan

Morfologi merupakan ilmu yang mempelajari tentang struktur terluar dari makhluk

hidup baik tumbuh-tumbuhan, hewan dan manusia. Struktur morfologi suatu tanaman

berbeda dengan hewan dan manusia. Pada tanaman, struktur morfologi di lihat dari bagian

luar tanaman tersebut seperti warna kulit batang tumbuhan, bentuk akar, serta bentuk dan

warna daun. Sedangkan anatomi adalah ilmu yang mempelajari tentang struktur bagian dalam

dari suatu makhluk hidup, baik tumbuh-tumbuhan, hewan dan manusia. anatomi juga

merupakan ilmu yang melukiskan letak dan hubungan bagian-bagian tubuh makhluk hidup.

Pada suatu tanaman struktur anatomi dilihat dari bagian dalam seperti bentuk-bentuk jaringan

pada batang, akar dan daun suatu tumbuhan (Fahn, 1965).

Daun merupakan bagian dari system sehingga daun memiliki bagian-bagian yang

mnyerupai batang. Daun berfungsi sebagai alat pernapasan dan mengolah zat makanan,

tampat melakukan fotosintesis, yakni mengolah glukosa dari air, tanah, dan gas asam arang

maupun udara, dengan mendapatkan energy dari cahaya matahari. Daun memiliki mulut daun

(stomata) yang berfungsi untuk mengambil udara dari luar (Hiesey, 1971).

Batang merupakan bagian tumbuhan yang berada di atas tanah, tempat tumbuhnya

cabang dan ranting. batang berfungsi untuk myimpan makanan pada beberapa tumbuhan

(Gembong, 1993).

Akar adalah bagian batang suatu tumbuhan yang tertanam di bawah tanah. akar

berfungsi sebagai tempat penyerapan unsure hara dan makanan dari dalam tanah, sebagai

pengisap air makanan, serta sebagai alat penguat suatu tanaman

(Rywosch, 1990)

Pada pengamatan struktur morfologi daun antara jagung yang merupakan daun

monokotil dan struktur morfologi daun mangga (Mangifera indica L.) yang merupakan

struktur daun tumbuhan dikotil terdapat beberapa perbedaan. Perbedaan antara mangga dan
jagung adalah pada tumbuhan mangga ujung daun meruncing, tepi daun bergelombang,

bangun daun bergelombang, dan pangkal daun meruncing. Sedangkan pada tumbuhan jagung

(Zea mays) ujung daun runcing, bangun daun datar, tulang daun sejajar, pangkal daun rata

dan tepi daun rata (Reza, 1991).

Pada batang mangga memiliki cirri-ciri kulit batang rata dan berbintik, tidak terdapat

aroma pada batang, dan terdapat getah. Pada batang pohon mangga terdapat korteks yang

banyak mengandung zat tepung, dan terdapat jaringan slerenkim sebagai penguat batang

(Sumardi, 1997).

Akar mangga memiliki system perakaran tunggang yang terdiri dari ujung akar, rambut

akar, cabang akar. Akarpada mangga memiliki bentuk yang menyeber dan dapat membesar

hingga Nampak di atas permukaan (Gembong, 1993).

Akar pada tanaman jagung merupakan akar serabut, karena terdiri dari rambut akar,

ujung akar, dan cabang akar. Akar jagung memiliki bentuk dan arahnya menyebar dan

terkadang ada yang berbentuk kecil (Hiesey, 1971).

Pada kecambah kacang hijau terdapat kotiledon, plumula, batang dan rambut akar.

Kecambah kacang hijau termasuk tumbuhan basah dan memiliki umur pendek. Akar pada

kecambah kacang hijau berbentuk serabut yang terdiri dari rambut akar, ujung akar, dan

pangkal akar (Sumardi, 1997).

Menurut Sudarmadi (1995), benang sari (Stamen) pada tumbuhan merupakan alat jantan.

Benang sari merupakan suatu metamorphosis daun yang bentuk dan fungsinya telah

disesuaikan sebagai alat kelamin jantan. Benang sari dibedakan atas tangkai sari, kepala sari

dan connectivicum.

Penelitian mengenai jenis kelamin bunga menunjukkan bahwa suatu batang tumbuhan,

misalnya sebatang tanaman jagung dapat memperlihatkan dua macam bunga yaitu bunga
jantan dan bunga betina yang tersusun sebagai tongkol dan terdapat ketiak-ketiak daunnya

(Tjitrosoepomo, 2003).

Pada pengamatan bunga kembang sepatu terdapat putik, benang sari, mahkota, kelopak

dan tangkai bunga. Pada bunga ini, putik berfungsi untuk alat kelamin bunga jantan yang

berfungsi untuk menempel serbuk sari pada saat penyerbukan. Kemudian pada putik juga

terdapat bagian dari pusat bunga yang tersusun dari lembaran bakal buah (karpel) (Sumardi,

1997).

Pada pengamatan bunga kamboja terdapat putik, benang sari, tangkai bunga, putik,

kelopak dan mahkota. Bunga ini termasuk ke dalam bunga tunggal

(Gembong, 1993).

Pada bunga mawar terdapat putik, mahkota, kelopak dan tangkai bunga. Bunga mawar

ini di masukkan ke dalam bunga tidak lengkap, karena tidak memiliki benang sari yang

merupakan alat kelamin betina, sehingga penyerbukannya dengan persilangan pada bunga

yang lain (Reza, 1991).

Di dalam system pembuluh pada akar jagung terdapat pembuluh yang terdapat di sebelah

pembuluh korteks berkas pembuluh tersusun dalam satu lingkaran yang tertutup atau

terputus. Serta terdapat xylem dan floem yang terletak di sebelah luar dan dalam. Pada

lingkaran tersebut terdapat bagian yang terputus-putus yang dinamakan ikatan pembuluh

(Sumardi, 1997).
4.4 pengamatan hewan

3.1 Hasil

Berdasarkan pengamatan yang dilakukan tentang Pengamatan Hewan, hasil yang

diperoleh adalah sebagai berikut :

Objek Morfologi Hewan


Keterangan :
Ekstermitas Anterior
a. Kepala (Caput)
b. Mulut (Cavium oris)
c. Telinga (Membran
timpani)
d. Lubang hidung
(Naris eksterna)
e. Mata (Organan
visus)
f. Perut (Abdomen)
g. Garis (Tripincus)
h. Lengan atas
(Antebrachium)
i. Lengan bawah
(Brachium)
j. Jari-jari (Digiti)

Ekstermitas Posterior
a. Paha (Femur)
b. Betis (Crus)
c. Tapak kaki (Pes)
d. Jari-jari (Digiti)
Gambar 30. Morfologi katak hijau (Rana cancrivora).
Objek System Pencernaan Hewan
Keterangan :

a. Kerongkongan (Esofagus)

b. Lambung (Ventrikulus)

c. Usus 12 jari (Duodenum)

d. Jejunum

e. Ilieum

f. Usus halus (Intestinum tenue)

g. Usus besar (Intestinum crassum)

h. Rektum
Gambar 32. Sistem pencernaan katak hijau (Rana cancrivora).
i. Kloaka

Objek System Reproduksi Hewan Jantan

Keterangan :

a. Sepasang testis

b. Kantung sperma

Gambar 33. Sistem reproduksi katak hijau jantan (Rana cancrivora).


Objek system reproduksi hewan betina

Keterangan :

a. Sel telur

b. Ovarium

Gambar 34. Sistem reproduksi katak hijau betina (Rana cancrivora)

3.2 Pembahasan

Sistem klasifikasi katak sawah (Rana cancrivora) menurut Sudarna (1995) adalah

sebagai berikut :

Kingdom : Animalia

Filum : Chordata

Subfilum : Vertebrata

Class : Amphibia

Superordo : Saliantia

Ordo : Anura

Subordo : Diplasiocoela

Family : Ranidae

Genus : Rana

Spesies : Rana cancrivora


Menurut Syamsuri (2004), salah satu bagian morfologi pada katak adalah pada system

pencernaannya. Morfologi pada katak terdiri dari kulit, mata, tangan, kaki dan berbagai

macam morfologi lainnya.

Bagian morfologi katak sawah (Rana cancrivora) khususnya pada katak meliputi

bagian kepala yang berbentuk segi tiga, mempunyai sepasang mata yang terdiri dari pelupuk

mata atas dan bawah. Pada pelupuk mata baik pada bagian bawah atau bagian atas, terdapat

selaput transara yang dapat dianggap sebagai selaput tidur (Yatim, 1987).

Katak hijau (Rana cancrivora) merupakan amphibi yang tidak berekor. Batas antara

kepala dan badan tidak jelas, kaki depannya pendek dan kaki belakang panjang yang

berfungsi untuk melompat. Kulitnya halus, tipis, licin yang mengandung kelenjar, belum

mempunyai pengatur suhu tubuh (Soepomo, 1976).

Hasil yang diperoleh setelah pengamatan morfologi katak bahwa terdapat kebenaran

tentang bagian morfologinya yang meliputi kepala (Caput), telinga (Membran timpani), mata

(Organan visus), perut (Abdomen), garis (Tripincus), lengan atas (Antebrachium), langan

bawah (Brachium), jari-jari (Digiti), paha (Femur), betis (Crus) dan telapak kaki (Pes) yang

semuanya terbungkus halus dan licin.

Menurut Syamsuri (2004), dalam melakukan pencernaan amphibi mempunyai alat-alat

seperti mulut, kerongkongan, lambung, usus halus, usus besar dan yang terakhir kloaka.

Pencernaan pada katak yang meliputi, esophagus, kemudian lambung, pancreas, dan

kemudian menuju usus halus, duodenum (usus 12 jari), dan selanjutnya usus besar, limfa

kloaka dan yang terakhir pada kantong kemih (Taryono, 1995).

Pada hewan amphibi, kloaka mempunyai tiga fungsi yaitu sebagai alat pengeluaran

(sekresi), sebagai alat reproduksi (seksual), dan juga sebagai pengeluaran urine. Sehingga

tidak dapat dikatakan sebagai anus seperti halnya manusia. Olehnya itu alat pengeluarannya

disebut kloaka karena mempunyai banyak fungsi


(Soepomo, 1976).

Hasil yang diperoleh setelah pengamatan system pencernaan katak adalah bahwa

terdapat kebenaran tentang system pencernaan katak hijau (Rana cancrivora) yang terdiri

dari kerongkongan (Esofagus), lambung (Ventrikulus), usus halus (Intestinum tenue), usus 12

jari (Duodenum) yang terdiri dari jejunum dan ilieum, usus besar (Intestinum crassum),

kantung kemih dan kloaka.

Sistem reproduksi vertebrata jantan terdiri atas sepasang testis, saluran reproduksi

jantan, kelenjar seks asesoris (pada mammalian) dan organ kalpulatoris (pada hewan-hewan

dengan fertilisasi internal) (Yulianto, 1985).

Hasil yang diperoleh setelah pengamatan system reproduksi pada katak jantan bahwa

adanya kebenaran pendapat tentang sepasang testis yang berfungsi memproduksi sperma, vas

deferens yang berfungsi sebagai saluran sperma, kloaka yang merupakan muara tiga saluran,

yaitu saluran pencernaan, saluran kelamin dan saluran pengeluaran.

Sistem reproduksi katak betina terdiri atas sepasang ovarium pada beberapa atau hanya

satu dan saluran reproduksi betina. Pada mammalian yang dilengkapi organ kelamin luar

(vulva) dan kelenjar susu (Yulianto, 1985).

Hasil yang diperoleh setelah pengamatan system reproduksi pada katak betina bahwa

adanya kebenaran tentang adanya ovarium yang berfungsi memproduksi ovum. Oviduk

berfungsi sebagai saluran ovum, sedangkan kloaka merupakan muara tiga saluran yaitu

saluran pencernaan, saluran kelamin, dan saluran pengeluaran.

Fertilisasi eksternal merupakan proses perkembangbiakan di air, dan katak jantan akan

menempelkan tubuhnya pada katak betina dengan jari-jarinya. Proses ini disebut dengan

proses ampleksus. Hal ini menyebabkan keluarnya sel telur yang bersamaan dengan

keluarnya spermatozoa pada katak jantan, dimana testis pada jantan menempel pada ginjal.
aluran sperma bermuara pada ginjal sehingga sperma selalu keluar dengan urin (Yulianto,

1985).

4.5 memahami konsep hukum mendel

4.6 Hasil

Hasil tabel yang diperoleh dari persilangan antar kancing merah dan kancing putih

adalah sebagai berikut :

Perbandingan Perbandingan
Macam Pasangan Ijiran/ Turus
Fenotip Genotip

Merah – Merah Merah = -

Merah – Putih Merah = -

Putih-Putih Putih = -

Keterangan : Untuk Merah dominan perbandingannya adalah 33 : 7. Sedangkan untuk

Merah heterozigot adalah 8 : 25 : 7

4.7 Pembahasan

Pada hukum Mendel I selama proses meiosis berlangsung, pasangan-pasangan

kromosom yang saling berpisah dan tidak berpasangan lagi. Setiap set kromosom itu

terkandung dalam satu sel gamet (setiap sel gamet hanya mengandung satu gen dari alelnya).

Pada waktu fertilisasi, sperma yang jumlahnya banyak bersatu secara acak dengan ovum

untuk membentuk individu baru.

P : MM (Merah) X mm (Putih)

G : Mm Mm

F1 : Mm, Mm (dominan merah)


Gamet M m
M MM Mm

(Merah) (Merah)
m Mm Mm

(Merah) (Putih)
Jadi, perbandingan persilangan monohybrid adalah 1 : 3

Namun bila terdapat sifat intermedier maka perbandingannya adalah 1 : 2 : 1 dari

perbandingan genotip yang dimana gamet merah dan gamet putih mempunyai sifat dominan

sehingga menghasilkan individu baru.

Persilangan monohybrid adalah persilangan dengan satu sifat beda, dengan satu alel

yang homolog. Dengan perbandingan 1 : 3. dan jika dalam persilangan tersebut terdapat sifat

intermedier maka perbandingannya menjadi 1 : 2 : 1 (Syamsuri, 2004)

4.6 pengamatan transpirasi

4.7 pengamatan fotosintesis

3.1 Hasil

Hasil yang diperoleh dalam Praktikum Biologi Umum tentang Pengamatan

Peristiwa Fotosintesis yaitu sebagai berikut:


Keterangan:

Daun

(Folium)

Gambar 35. Daun singkong (Manihot esculenta) yang dibungkus dengan alumunium

foil.

Objek Daun singkong (Manihot esculenta)

Keterangan:

Warna hijau pada daun (Folium)

Gambar 36. Daun singkong (Manihot esculenta) yang tidak terbungkus alumunium

foil.

.
3.2 Pembahasan

Pada tumbuhan hijau energi cahaya menyebabkan air pecah menjadi hydrogen dan

oksigen , kemudian atom hydrogen dipakai untuk mereduksi CO2 dalam rangkaian reaksi

gelap. Peristiwa ini penguraian air disebut fotolisis, atom hydrogen yaitu koenzim NADP

dan oksigen tetap dalam keadaan bebas (Anonim, 1986).

Menurut Mipa (2001) faktor-faktor yang mempengaruhi laju fotosintesis. Puncak

kegiatan fotosintesis sesuai dengan banyaknya energi sinar yang terserap dan tingginya suhu.

Temperatur fotosintesis biasanya berkisar 5-30 ‘C, umumnya tumbuhan didaerah tropik tidak

dapat melakukan fotosintesis pada temperatur rendah

Oksigen sangat berpengaruh dalam fotosintesis, misalnya elektron fotosintetik tertentu

dapat memindahkan elektron ke oksigen terutama fereduksin dalam suasana terang,

fereduksin sangat sensitive terhadap oksigen

Karbondioksida merupakan salah satu factor pembatas pada fotosintesis. Konsentrasi

CO2 di udara kira-kira 0,033% (330 ppm), yang untuk kebanyakan tumbuhan ini jauh

dibawah titik jenuh, fotosintesis banyak dipengaruhi oeh CO2 hal ini dapat dibuktikan

dengan melihat laju fotosintesis.

Joseph Priesley (1771), seorang pendeta Inggris yang pertama melaporkan bahwa gas-

gas turut serta dalam fotosintesis. Ia mengetahui Ingenhouse seorang dokter bangsa belanda

padfa tahun 1778 menemukan bahwa akibat yang diamati Priesley hanya terjadi bila

tanaman itu disinari. Dengan percobaannya yang menggunakan tanaman air Hydrilla

Verticillata di bawah corong terbalik, jika tanaman tersebut disinari maka timbullah

gelembung-gelembung gas yang akhirnya mengumpul didasar tabung reaksi . gas ini

ternyata oksigen dan hanya terjadi pada bagian tumbuhan yang berwarna hijau saja (Mipa,

2001).
Pada pengamatan pertama mengenai daun ubi kayu yang tidak dibungkus dengan

alluminium foil terlihat tidak terjadi perubahan warna yang mencolok, yang berarti bahwa

tidak terjadi perubahan warna pada daun ubi kayu tersebut, karena pada daun tersebut masih

terdapat banyak klorofilnya sehingga daun tersebut tidak seperti terbakar karena klorofil pada

daun tersebut berfungsi melindungi dari pengaruh cairan Iodin.

Pada pengamatan kedua yaitu mengenai daun ubi kayu yang dibungkus alluminium foil

terlihat jelas perbedaannya yaitu menimbulkan warna yang agak kebiru-biruan yang seperti

daun yang terbakar, hal ini karena klorofil pada daun tersebut yang berfungsi melindungi dari

pengaruh cairan Iodin, sudah tidak ada, sehingga daun tersebut daun tersebut seperti terbakar

(Koensoemardiyah, 1980).

Daun yang mengandung amilum menandakan telah terjadi proses fotosintesis karena

amilum merupakan produk fotosintesis. Pembuktian bahwa hasil fotosintesis adalah amilum

pernah dilakukan oleh Sachs (1862). Adanya amilum dibuktikan uji coba iodine yaitu

amilum dengan iodine memberikan warna coklat kehitam-hitaman (Solomon, E.P.,

1998).

Konsentrasi CO2 yang tinggi, memungkinkan tercapainya tingkat kejenuhan cahaya

tinggi. Satu titik pada fotosintesis sama dengan respirasi dan tingkat pertukaran gas, ini

disebut titik konpensasi. Titik konvensasi cahaya pada tumbuhan terlindung yang lebih

rendah dari pada tumbuhan yang terpapar sinar matahari, biasanya berkisar antara 20-100

foton cahaya.

Reaksi terang adalah proses untuk menghasilkan ATP dan reduksi NADPH2. Reaksi ini

memerlukan molekul air. Proses diawali dengan penangkapan foton oleh pigmen sebagai

antena.

Pigmen klorofil menyerap lebih banyak cahaya terlihat pada warna biru (400-450

nanometer) dan merah (650-700 nanometer) dibandingkan hijau (500-600 nanometer).


Cahaya hijau ini akan dipantulkan dan ditangkap oleh mata kita sehingga menimbulkan

sensasi bahwa daun berwarna hijau. Fotosintesis akan menghasilkan lebih banyak energi pada

gelombang cahaya dengan panjang tertentu. Hal ini karena panjang gelombang yang pendek

menyimpan lebih banyak energy.

Di dalam daun, cahaya akan diserap oleh molekul klorofil untuk dikumpulkan pada

pusat-pusat reaksi. Tumbuhan memiliki dua jenis pigmen yang berfungsi aktif sebagai pusat

reaksi atau fotosistem yaitu fotosistem II dan fotosistem I. Fotosistem II terdiri dari molekul

klorofil yang menyerap cahaya dengan panjang gelombang 680 nanometer, sedangkan

fotosistem I 700 nanometer. Kedua fotosistem ini akan bekerja secara simultan dalam

fotosintesis, seperti dua baterai dalam senter yang bekerja saling memperkuat

Reaksi gelap adalah ATP dan NADPH yang dihasilkan dalam proses fotosintesis

memicu berbagai proses biokimia. Pada tumbuhan proses biokimia yang terpicu adalah siklus

Calvin yang mengikat karbondioksida untuk membentuk ribulosa (dan kemudian menjadi

gula seperti glukosa). Reaksi ini disebut reaksi gelap karena tidak bergantung pada ada

tidaknya cahaya sehingga dapat terjadi meskipun dalam keadaan gelap (tanpa cahaya) Ada

dua macam klorofil pada tumbuhan yaitu klorofil (C55 H72 O5 N4 Mg) berwarna hijau tua, dan

klorofil (C55 H70 O6 N4 Mg) berwarna hijau mudah. Didalam sel klorofil tersebut terikat pada

protein. Klorofil itu dapat menerima sinar matahari dan mengembangkan dalam gelombang

yang berlainan, bila sinar putih menyinari stuktur daun yang mengandung klorofil (Mipa,

2001).

Klorofil memiliki peranan penting dalam proses fotosintesis, tanpa adanya klorofil

proses fotosintesis tidak akan terjadi karena untuk melakukan fotosintesis yang terjadi pada

tumbuhan yang memiliki klorofil atau zat hijau daun (Sylvia, S., 1998).

Вам также может понравиться