Вы находитесь на странице: 1из 10

BAB I

PENDAHULUAN
1.1.

LATAR BELAKANG

Globalisasi memang sebuah keniscayaan waktu yang mau tidak mau dihadapi oleh negara
manapun di dunia. Ia mampu memberikan paksaan kepada tiap negara untuk membuka diri
terhadap pasar bebas. Hampir tiap negara mengalami hal serupa dalam era globalisasi yang
serba terbuka ini. Pihak yang diuntungkan dalam perkembangan situasi ini tak lain adalah
negara maju yang memiliki tingkat kemapanan jauh di atas negara berkembang.
Dalam globalisasi, negara-negara berkembang mau tidak mau, suka tidak suka, harus
berinteraksi dengan negara-negara maju. Melalui interaksi inilah negara maju pada akhirnya
melakukan hegemoni dan dominasi terhadap negara-negara berkembang dalam relasi
ekonomi politik internasional.
Globalisasi yang hampir menenggelamkan setiap bangsa tentunya memberikan tantangan
yang mau tidak mau harus bangsa ini taklukkan. Era keterbukaan sudah dan mulai mengakar
kuat, identitas nasional adalah barang mutlak yang harus dipegang agar tidak ikut arus sama
dan seragam yang melenyapkan warna lokal serta tradisional bersamanya. Perlu dipahami
bahwa identitas nasional, dalam hal ini Pancasila mempunyai tugas menjadi ciri khas,
pembeda bangsa kita dengan bangsa lain selain setumpuk tugas-tugas mendasar lainnya.
Pancasila bukanlah sesuatu yang beku dan statis, Pancasila cenderung terbuka, dinamis
selaras dengan keinginan maju masyarakat penganutnya. Implikasinya ada pada identitas
nasional kita yang terkesan terbuka, serta terus berkembang untuk diperbaharui maknanya
agar relevan dan fungsional terhadap keadaan sekarang
Ketika globalisasi tidak disikapi dengan cepat dan tepat maka hal ia akan mengancam
eksistensi kita sebagai sebuah bangsa. Globalisasi adalah tantangan bangsa ini yang bermula
dari luar, sedangkan pluralisme sebagai tantangan dari dalam yang jika tidak disikapi secara
bijak tentu berpotensi menjadi masalah yang bisa meledak suatu saat nanti. Berhasil atau
tidaknya kita menjawab tantangan keterbukaan zaman itu tergantung dari bagaimana kita
memaknai dan menempatkan Pancasila dalam berpikir dan bertindak.

Salah satu lokomotif globalisasi adalah teknologi informasi dan komunikasi. Teknologi ini
berimplikasi pada cepatnya proses informasi dan komunikasi di seluruh belahan dunia. Kalau
dulu pernah ada slogan dunia tak selebar daun kelor maka di era globalisasi slogan itu
sebenarnya telah usang, karena kenyataannya memang dunia selebar daun kelor, Dunia
menjadi sedemikian sempit dan kecil. Semua peristiwa yang terjadi di suatu belahan dunia
dapat langsung disaksikan detik itu juga di penjuru dunia lain, sekecil apapun kejadian itu,
dari peristiwa pemilihan presiden sampai perselingkuhan seorang wakil rakyat. Begitu pula
apa yang dilakukan oleh suatu kelompok masyarakat dunia dapat juga dilakukan oleh
komunitas lainnya dalam model dan kualitas yang tidak berbeda.
Dalam upaya manusia mewujudkan kesejahteraan dan peningkatan harkat dan martabatnya
maka manusia mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi. Ilmu pengetahuan dan
teknologi (Iptek) pada hakikatnya merupakan suatu hasil kreatifitas rokhani manusia. Unsur
jiwa (rokhani) manusia meliputi aspek akal, rasa dan kehendak. Akal merupakan potensi
rokhaniah manusia dalam hubungan dengan intelektualitas. Rasa dalam bidang estetis, dan
kehendak dalambidang moral (etika).
Atas dasar kreatifitas akal manusia mengembangkan iptek dalam rangka untuk mengolah
kekayaan alam yang disediakan oleh Tuhan yang Maha Esa. Oleh karena itu tujuan yang
essensialdari iptek adalah demi kesejahteraan umat manusia, sehingga Iptek pada hakikatnya
tidak bebas nilai namun terikat oleh nilai. Dalam masalah ini Pancasila telah memberikan
dasar nilai-nilai bagi pengembangan Iptek sebagai hasil budaya manusia harus didasarkan
pada moral ketuhanan dan kemanusiaan yang adil dan beradab.
Pancasila yang sila-silanya merupakan suatu kesatuan yang sistematis haruslah menjadi
sistem etika dalam pengembangan Iptek.

1.2.

Maksud dan Tujuan

Maksud dan tujuan penulisan ini diharapkan agar pembaca dapat memaknai serta
mengaktualisasikan nilai-nilai pancasila dan undang undang 1945 dalam bidang Politik,
Ekonomi, Sosial budaya dan Hukum secara benar. penulisan ini diharapkan dapat
mencerahkan kembali ideology pancasila dalam kehidupan berbangsa dan bernegara
sehingga Negara ini (Indonesia) dapat tetap hidup dengan jati dirinya untuk mencapai citacitanya
1.3.

Ruang Lingkup

Adapun penulisan ini mencakup pembahasan mengenai aktualisasi yang berdasarkan


pancasila dan UUD 1945 dalam bidang Politik, Ekonomi, Sosial budaya dan bidang hukum.
Dan juga contoh aktualisasi yang tidak sesuai dengan amanat pancasila dan UUD 1945.

BAB II
PEMBAHASAN
AKTUALISASI PENGAMATAN PANCASILA DAN UUD 1945
DALAM ERA GLOBALISASI
Sebagai suatu paradigma, Pancasila merupakan model atau pola berpikir yang mencoba
memberikan penjelasan atas kompleksitas realitas sebagai manusia personal dan komunal
dalam bentuk bangsa. Pancasila yang merupakan satuan dari sila-silanya harus menjadi
sumber nilai, kerangka berfikir, serta asas moralitas bagi pembangunan.
Aktualisasi pancasila dapat dibedakan atas dua macam yaitu aktualisasi secara obyektif dan
subyektif. Aktualisasi pancasila secara obyektif yaitu aktualisasi pancasila dalam berbagai
bidang kehidupan kenegaraan yang meliputi kelembagaan Negara, bidang politik, bidang
ekonomi dan bidang hukum. Sedangkan aktualisasi pancasila secara subyektif yaitu
aktualisasi pancasila pada setiap individu terutama dalam aspek moral dalam kaitannya
dengan kehidupan bernegara dan bermasyarakat
Pancasila itu menggambarkan Indonesia, Indonesia yang penuh dengan nuansa plural, yang
secara otomatis menggambarkan bagaiaman multikulturalnya bangsa kita. Ideologi Pancasila
hendaknya menjadi satu panduan dalam berbangsa dan bernegara.
Para founding father kita dengan cerdas dan jitu telah merumuskan formula alat perekat yang
sangat ampuh bagi negara bangsa yang spektrum kebhinekaannya teramat lebar (multfi-facet
natio state) seperti Indonesia. Alat perekat tersebut tiada lain daripada Pancasila yang
berfungsi pula sebagai ideologi, dasar negara serta jatidiri bangsa. Sampai kini Pancasila
diyakini sebagai yang terbaik dari sekian alternatif yang ada,merupakan ramuan yang tepat
dan mujarab dalam mempersatukan bangsa, sehinggaProf. Dr. Syafi'i Maarif menyebutnya
sebagai Indonesia Masterpiece (Karya Agung Bangsa Indonesia). Namun demikian
Pancasila tidak akan dapat memberi manfaat apapun manakala keberadannya hanya bersifat
sebagai konsep atau software belaka. Untuk dapat berfungsi penuh sebagai perekat bangsa.
Pancasila harus diimplementasikan dalam segala tingkat kehidupan, mulai dari kehidupan
pribadi, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara (Pancasila), dan dalam segala aspek
meliputi politik, ekonomi, budaya, hukum dan sebagainya.

2.1. Bidang Politik


Pembangunan dan pengembangan bidang politik harus mendasarkan pada dasar ontology
manusia. Hal ini didasarkan pada kenyataan objektif bahwa manusia adalah sebagai subjek
negara, oleh karena itu kehidupan politik dalam negara harus benar-benar untuk
menrealisasikan tujuan demi harkat dan martabat manusia.
Dalam sistem politik negara harus mendasarkan pada tuntutan hak dasar kemanusiaan yang
di dalam istilah ilmu hukum dan kenegaraan disebut hak asasi manusia. Hal ini sebagai
perwujudan hak atas martabat kemanusiaan sehingga system politik negara harus
mampumenciptakan system yang menjamin atas hak-hak tersebut.
Dalam system poltik negara harus mendasarkan pada kekuasaan yang bersumber pada
penjelmaan hakikat manusia sebagai individu-makluk sosial yang menjelma sebagai rakyat.
Maka kekuasaan negara merupakan asal mula kekuasaan negara. Oleh karena itu kekuasaan
negara harus berdasarkan kekuasaan rakyat bukannya kekuasaan perseorangan atau
kelompok.
Selain system politik negara Pancasila meberikan dasar-dasar moralitas politik negara. Telah
diungkapkan oleh para pendiri negara Majelis Permusyawaratan Rakyat, misalnya Drs.Moh.
Hatta, menyatakan bahwa negara berdasarkan atas ketuhanan yang Maha Esa, atas dasar
kemanusiaan yang dan berdab. Hal ini menurut Moh. Hatta agar memberikan dasar-dasar
moral supaya negara tidak berdasarkan kekuasaan, oleh karena itu dalam politik negara
termasuk para elit politik dan para penyelenggara negara untuk memegang budi pekerti
kemanusiaan serta memegang teguh cita-cita moral rakyat.

2.2. Bidang Ekonomi


Dalam dunia ilmu ekonomi boleh dikatakan jarang ditemukan pakar ekonomi yang
mendasarkan pemikiran pengembangan ekonomi atas dasar moralitas kemanusiaan dan
ketuhanan. Sehingga lazimnya pengembangan ekonomi mengarah pada persaingan bebas,
dan akhirnya yang kuatlah yang menang. Hal ini sebagai implikasi dar perkembangan ilmu
ekonomi pada akhir abad ke-18 menumbuhkan ekonomi kapitalis. Atas dasar kenyataan
objektif inilah maka di eropa pada awal abad-19 muncullah pemikiran sebagai reaksi atas
perkembangan ekonomi tersebut yakni sosialisme komunisme yang memperjuangkan nasib
kaum proletas yang di tindas kaum kapitalis.
Ekonomi menurut pancasila adalah berdasarkan asas kebersamaan, kekeluargaan artinya
walaupun terjadi persaingan namun tetap dalam kerangka tujuan bersama sehingga tidak
terjadi persaingan bebas yang mematikan. Dengan demikian pelaku ekonomi di Indonesia

dalam menjalankan usahanya tidak melakukan persaingan bebas, meskipun sebagian dari
mereka akan mendapat keuntungan yang lebih besar dan menjanjikan. Hal ini dilakukan
karena pengamalan dalam bidang ekonomi harus berdasarkan kekeluargaan. Jadi interaksi
antar pelaku ekonomi sama-sama menguntungkan dan tidak saling menjatuhkan.
Pilar Sistem Ekonomi Pancasila yang meliputi:
1. ekonomika etik dan ekonomika humanistik
2. nasionalisme ekonomi & demokrasi ekonomi
3. ekonomi berkeadilan social.

2.3. Bidang Sosial dan Budaya


Dalam pembangunan perkembangan aspek sosial budaya hendaknya didasarkan atas system
nilai yang sesuai dengan nilai-nilai budaya ayng dimiliki oleh masyarakat tersebut. Terutama
dlam rangka bangsa Indonesia melakukanreformasi di segala bidang dewasa ini. Sebagai
anti klimaks proses reformasi dewasa ini sering kita saksikan adanya stagnasi nilai sosial
budaya dalam masyarakat sehingga tidak mengherankan jikalau diberbagai wilyah Indonesia
saa ini terjadi berbagai macam gejolak yang sangat memperhatikan antara lain amuk massa
yang cendrung anarkis, bentrok atar kelompok masarakat stu dengan lainnya yang muaranya
adalah pada masalah politik.
Oleh karena itu dalam pengembangan sosial budaya pada masa refromasi dewasa inni kita
harus mengangkat niali-nilai yang dimiliki bangsa Indonesi \a sebagai dasar nilai yaitu nilainilai Pancasila itu sendiri. Dalam prinsip etika Pancasila pada hakikatnya bersifat humanistic,
artinya nilai-nilai pancasila mendasarkan pada nilai yang bersumber pada harkat dan martabat
manusia sebagai makhluk yang berbudaya. Terdapat rumusan dalam sila kedua Pancasila
yaitu kemanusiaan yang adil dan beradab . dalam rangka pengembangan sosial budaya,
pancasila merupakan sumber normative bagi peningkatan humanisasi dalam bidang sosial
budaya. Sebagai kerangka kesadaran pancasila dapat merupakan dorongan untutk (1)
universalisasi, yaitu melepaskan symbol-simbol dari keterkaitan struktur, dan (2)
transendentalisasi, yaitu meningkatkan derajad kemerdekaan manusia, dan humanisasi
universal akan dehumanisasi serta aktualisasi nilai hanya demi kepentingan kelompok sosial
tertentu sehingga mencipakan system sosial budaya yang beradab.

2.4. Bidang Hukum


Negara pada hakikatnya adalah merupakan suatu masyarakat hukum. Demi tegaknya hak-hak
warga negara maka diperlukan peraturan perundang-undang negara. Baik dalam rangka
mengatur ketertiban warga maupun dalam rangka mengatur ketertiban warga maupun dalam
rangka melindungi hak-hak warganya.oleh karena itu negara bertujuan melindungi segenap
wilayah negara dan bangsanya. Atas dasar pengertian demikian ini maka keamanan
merupakan syarat mutlak tercapainya kesejahteraan warga negara. Adapun demi tegaknya
integritas seluruh masyarakat negara diperlukan suatu pertahanan negara. Untuk itu
diperlukan aparat keamanan negara dan aparat penegak hukum negara.
Oleh karena pancasila sebgai dasar negara dan mendasari diri pada hakikat nilai kemanusiaan
monopluralis maka pertahan dan keamana negara harus dikembalikan pada tercapinya harkat
dan martabat manusia sebgai pendukung pokok negara. Dasar-dasar kemanusiaan yang
beradab merupakan baris moralitas pertahanan dan keamanan negara. Dengan demikian
pertahanan dan keamanan negara harus berdasarkan pada tujuan demi terjaminya harkat dan
martabat manusia, tertama secara rinci terjaminnya hak-hak asasi manusia. Pertahan dan
keaamanan negara bukanlah hanya kekuasaan sebab klau demikian sudah dapat dioastikan
akan melanggar hak asasi manusia.

BAB III
PENUTUP
3.1.Kesimpulan
Tidak ada yang dapat mengelakan arus globalisasi yang menghampiri kita bahkan negeri ini ,
Globalisasi adalah tantangan bangsa ini yang bermula dari luar dan tentunya memberikan
tantangan yang mau tidak mau harus dihadapi bangsa ini. Ketika globalisasi tidak disikapi
dengan cepat dan tepat maka hal ini akan mengancam eksistensi kita sebagai sebuah bangsa.
Indonesia sesungguhnya memiliki satu pamungkas yang menyatukan sekian potensi lokal
dalam sebuah perahu untuk mengarungi arus globalisasi, yakni Pancasila. namun dengan
begitu derasnya arus globalisasi yang menerpa bangsa ini, seakan memudarkan nilai-nilai
pancasila yang seharusnya dapat diaktualisasikan oleh seluruh masyarakat Indonesia dalam
berbagai bidang.
Dalam bidang Politik Indonesaia menganut system demokrasi pancasila yang bertumpu pada
kedaulatan rakyat sehingga rakyatlah yang harus ikut serta dalam pemerintahan untuk
mewujudkan suatu cita-cita. Namun masalahnya adalah ketika sudah menjadi seorang
penguasa atau pejabat pemerintahan semua cita-cita yang di amanatkan pancasila dan UUD
1945 seakan sirna dengan kemewahan dan kesenangan pribadi atupun kelompok.
Bidang Ekonomi aktualisasian pancasila dalam ini yaitu dengan menerapkan sistem ekonomi
Pancasila yang menekankan pada harmoni mekanisme harga dan social (sistem ekonomi
campuran), bukan pada mekanisme pasar yang bersasaran ekonomi kerakyatan agar rakyat
bebas dari kemiskinan, keterbelakangan, penjajahan/ketergantungan, rasa was-was, dan rasa
diperlakukan tidak adil yang memosisikan pemerintah memiliki asset produksi dalam jumlah
yang signifikan terutama dalam kegiatan ekonomi yang penting bagi negara dan yang
menyangkut hidup orang banyak. Ekonomi menurut pancasila adalah berdasarkan asas
kebersamaan, kekeluargaan artinya walaupun terjadi persaingan namun tetap dalam kerangka
tujuan bersama sehingga tidak terjadi persaingan bebas yang mematikan.
Dalam bidang Sosial Budaya Aktualisasi Pancasila dalam bidang social budaya berwujud
sebagai nilai dan norma yang pada hakikatnya bersifat humanistic, serta kerakyatan profil
sosial budaya Pancasila dalam kehidupan bangsa Indonesia yang gagasan, nilai, dan

norma/aturannya yang tanpa paksaan sebagai sesuatu yang dibutuhkan proses pembangunan
budaya yang dibelajarkan/dikondisikan dengan tepat dan diseimbangkan dalam tatanan
kehidupan, bukan sebagai suatu warisan dari generasi ke generasi, serta penguatkan kembali
proses integrasi nasional baik secara vertical maupun horizontal.
Dalam bidang hukum, Pertahanan dan Keamanan Negara harus berdasarkan pada tujuan demi
tercapainya hidup manusia sebagai mahluk Tuhan Yang Maha Esa, harus menjamin hak-hak
dasar, persamaan derajat serta kebebasan kemanusiaan dan hankam. Pertahanan dan
keamanan harus diletakkan pada fungsi yang sebenarnya sebagai suatu Negara hukum dan
bukannya suatu Negara yang berdasarkan kekuasaan.

3.2..Saran
Dari paparan pembahasan di atas, Indonesia perlu menata kekuatan struktural guna
melakukan proses penguatan potensi local Selain penguatan struktural, pembenahan mental
(kultural) bangsa ini pun perlu dipikirkan. Harus jujur dan lapang dada kita akui bahwa saat
ini bangsa Indonesia memiliki kebiasaan kultural mentalitas orang kalah. Kerap kali kita
terlalu terbuka menerima pengaruh dari luar. Ironisnya, pengaruh luar yang masuk ditelan
begitu saja.
Dengan berlandasan falsafat pancasila,yang berisi nilai - nilai luhur yang bersifat universal
dan landasan Undang - Undang Dasar 1945 sebagai hukum dasar nasional,yang menentukan
cita - cita perjuangan bangsa Indonesia ke dalam dan ke luar negeri yang dilandasi oleh
prinsip - prinsip cinta damai ,meskipun lebih cinta ke pada kemerdekaan ,diabdikan kepada
kepentingan nasional dengan tetap menghormati dan memperhatikan kepentingan negara negara luar ,serta membuka pintu lebar - lebar bagi kerjasama internasional atas dasar saling
hormat - menghormati dan saling menguntungkan.
Selain itu perlu pula digalakkan kembali penanaman nilai-nilai Pancasila melalui proses
pendidikan dan keteladanan. Beberapa langkah mengantisipasi arus globalisasi yang kian
datang menerpa, diantaranya:
1. kembali ke pancasila dan spirit dasar pembukaanUUD 1945
2. membangun nasionalisme
3. mengembangkan kembali konsep wawasan nusantara
4. mengangkat budaya' sebagai leading sector pembangunan nasional.
5. menghargai kearifan lokal (local wisdom)
6. kanalisasi arus globalisasi

Вам также может понравиться