Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
SKRIPSI
Oleh :
Muhammad Din Haq
05110063
ii
SKRIPSI
Diajukan kepada Fakultas Tarbiyah Universitas Islam Negeri (UIN) Maulana
Malik IbrahimMalang untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Guna
Memperoleh Gelar Strata Satu Sarjana Pendidikan Islam (S.Pdi)
Oleh :
Muhammad Din Haq
05110063
iii
HALAMAN PERSETUJUAN
SKRIPSI
OLEH:
MUHAMMAD DIN HAQ
NIM : 05110063
Disetujui oleh :
Dosen Pembimbing
Mengetahui,
Ketua Jurusan Pendidikan Agama Islam
iv
HALAMAN PENGESAHAN
PENGARUH POLA ASUH ORANGTUA TERHADAP PRESTASI BELAJAR
SISWA KELAS XI DI MAN MALANG I
SKRIPSI
Dipersiapkan dan disusun oleh Muhammad Din Haq (05110063) telah
dipertahankan
di depan dewan penguji pada tanggal 08 Agustus 2009 dengan nilai A
Dan telah dinyatakan diterima sebagai salah satu persyaratan untuk memperoleh
gelar strata satu Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I)
Pada tanggal 08 Agustus 2009
Panitia Ujian
Ketua Sidang
Dra. Hj. Sulalah, M. Ag
NIP. 150 267 297
:______________________
Sekretaris Sidang
M. Amin Nur, MA
NIP. 150 327 263
:_______________________
Pembimbing,
Dra. Hj. Sulalah, M. Ag
NIP. 150 267 297
:______________________
Penguji Utama
Marno, M. Ag
NIP. 150 321 639
:_______________________
Mengesahkan,
Dekan Fakultas Tarbiyah UIN Malang
Dr. M. Zainuddin, MA
NIP.150 275 502
PERSEMBAHAN
Karyaku ini akan aku persembahkan pada orang - orang yang terdekat denganku
dan telah membantuku selama ini, mereka adalah :
1. Ayah dan ibuku tercinta (Abd. Manaf & Mabruroh), karena merekalah yang
telah membesarkanku sampai saat ini.
2. Prof. Dr. H. Imam Suprayogo, selaku rektor Universitas Islam Negeri
Maulana Malik Ibrahim Malang.
3. Saudara-saudaraq satu perjuangan dan satu atap mereka adalah temen-temen
MES: Howos, mas. Arip, mas Sunu, Samsul, Bagus, amin, syarib, dan rodhi
yang telah membantu menghitung data statistik.
4. Temen-temen kerjaan, mas Halim yang sudah membantu dan memberi
masukan, mas Idris yang selalu cooperative, obet, dll yang tidak bisa saya
sebutkan satu persatu.
5. Dra. Hj. Sulalah, M.Ag selaku dosen pembimbing yang telah mengarahkanku
dalam menulis skripsi ini.
6. Dr. M. Zainuddin, MA selaku dekan fakultas tarbiyah.
7. M. Padil, M. Pdi selaku ketua jurusan PAI.
8. Kepala sekolah MAN Malang I, dan seluruh guru beserta karyawan dan
murid-murid kelas XI yang telah membantu dalam penggalian data.
9. Dan yang terakhir adalah mahasiswa psikologi smt VI yang telah membantu
saya dalam segala hal, dan kamu telah banyak berjasa atas semua ini, terima
kasih Vida.
vi
Motto
$
y y
) $
t !
#$ #
=k 3
s
vii
Kepada Yth.
Dekan Fakultas Tarbiyah UIN MALIKI Malang
Di
Malang
Assalamualaikum Wr. Wb
Sesudah melakukan beberapa kali bimbingan, baik dari segi isi, bahasa
maupun tehnik penulisan, dan setelah membaca skripsi mahasiswa tersebut di
bawah ini:
Nama
NIM
: 05110063
Jurusan
: PAI
Judul Skripsi :
Pengaruh Pola Asuh Orangtua Terhadap Prestasi Siswa
Kelas XI MAN Malang I
Maka selaku pembimbing, kami berpendapat bahwa skripsi tersebut sudah layak
diajukan untuk ujian.
Demikian, mohon dimaklumi adanya.
Wassalamualaikum Wr. Wb
Pembimbing
viii
SURAT PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan, bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya
yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan pada suatu perguruan
tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya, juga tidak terdapat karya atau pendapat
yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis
diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar rujukan.
ix
KATA PENGANTAR
U||t{|t{t|t{|
Alhamdulillah, tiada kata-kata yang pantas dan patut penulis ucapkan
selain ungkapan rasa syukur kehadirat-Mu Ya Allah, dengan taufik, hidayah dan
limpahan rahmat-Mu lah serta ridha-Mu penulis dapat menyelesaikan skripsi ini
dengan judul Pengaruh Pola Asuh Orangtua Terhadap Prestasi Belajar
Siswa
Sholawat dan salam senantiasa tetap tercurah dan terlimpahkan kepada
tauladan seluruh umat manusia, pemimpin umat Islam beliaulah Nabi Muhammad
SAW. beserta keluarganya dan sahabat-sahabatnya, karena beliaulah sampai saat
ini kita dapat menikmati tentramnya iman dan indahnya Islam.
Penulis menyadari bahwa pembuatan laporan ini tidak akan terwujud
tanpa adanya bantuan dari semua pihak, oleh karena itu pada kesempatan ini
penulis mengucapkan terima kasih yang tak terhingga kepada:
1. Yang Tercinta; Ayah dan Ibu yang telah mendukung baik dari segi materi
maupun moril. Beserta keluarga besarku yang dengan adanya mereka maka
aku mempunyai garis keturunan.
2. Bapak Prof. Dr. H. Imam Suprayogo. Selaku Rektor Universitas Islam Negeri
Maulana Malik Ibrahim Malang.
3. Bapak Dr. M. Zainuddin, MA. Selaku Dekan Fakultas Tarbiyah Universitas
Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang.
4. Bapak Drs. Moh. Padil, M.Pd.I. Selaku Ketua Jurusan Pendidikan Agama
Islam Universitas Islam Negeri Malang.
5. Dra. Hj. Sulalah, M. Ag. Selaku Dosen Pembimbing yang telah banyak
meluangkan waktu, memberikan konstribusi tenaga dan pikiran, guna
memberikan bimbingan dan petunjuk serta pengarahan kepada penulis
sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.
6. Bapak Drs. H Zainal Mahmudi, M. Ag selaku kepala madrasah MAN Malang
I beserta para dewan guru dan karyawan dan para murid-murid kelas XI yang
telah banyak membantu dalam pengumpulan data selama ini.
7. Seluruh sahabat-sahabati PMII Rayon CHONDRODIMUKO dan kawankawan IMADU (ikatan mahasiswa alumni Darul Ulum) yang dengan
kebesaran hati mendoakan saya di sela-sela kegiatan mereka
Penulis hanya bisa berdoa kepada Allah semoga amal baik Bapak/Ibu
serta sahabat-sahabat akan diberikan balasan yang setimpal oleh Allah SWT.
Dalam penulisan ini, penulis telah berusaha semaksimal mungkin untuk
menyelesaikan dengan sebaik-baiknya, namun tidak menutup kemungkinan masih
terdapat kekurangan dan kekeliruan, sehingga masih jauh dari kesempurnaan.
Akhirnya penulis berharap semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi yang
membacanya dan semoga Allah SWT. melimpahkan hidayah-Nya kepada kita
semua sehingga dapat mengemban tugas untuk melaksanakan pendidikan.
Malang, 25 Juli 2009
Penulis
xi
DAFTAR TABEL
TABEL 3.1
VARIABEL PENELITIAN
TABEL 3.2
TABEL 3.3
TABEL 4.1
SASARAN PROGRAM
UNGGULAN
TABEL 4.2
TABEL 4.3
TABEL 4.4
TABEL 4.5
KEADAAN SISWA
TABEL 4.6
TABEL 4.7
TABEL 4.8
TABEL 4.9
TABEL 4.10
KEGIATAN KEAGAMAAN
TABEL 4.11
TABEL 4.12
TABEL 4.13
TABEL 3.14
DISTRIBUSI FREKUENSI
PRESTASI SISWA
TABEL 3.15
RINGKASAN REGRESI
xii
DAFTAR LAMPIRAN
LAMPIRAN 1
ANGKET LAMPIRAN
LAMPIRAN 2
LAMPIRAN 3
HASIL ANGKET
LAMPIRAN 4
RELIABILITY
LAMPIRAN 5
LAMPIRAN 6
xiii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ................................................................................
iii
iv
MOTTO ...................................................................................................
vi
vii
viii
KATA PENGANTAR..............................................................................
ix
xi
xii
xiii
ABSTRAK................................................................................................
xvii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah................................................
B. Rumusan Masalah.........................................................
E. Hipotesis ......................................................................
G. Penegasan Istilah...........................................................
xiv
BAB II
KAJIAN TEORITIS
A. Pola Asuh Orangtua ......................................................
11
11
14
18
27
35
`39
39
42
43
51
METODE PENELITIAN
A. Rancangan Penelitian....................................................
54
B. Variabel Penelitian........................................................
54
57
58
59
61
63
65
xv
BAB IV
HASIL PENELITIAN
A. Gambaran Umum Objek Penelitian ...............................
68
68
70
72
75
78
82
7. Sumber Belajar........................................................
87
8. Kegiatan Keagamaan...............................................
89
91
91
91
95
BAB V
96
PEMBAHASAN
A. Penerapan Pola Asuh Orangtua Siswa
Kelas XI MAN Malang I...............................................
97
103
xvi
BAB VI
PENUTUP
A. Kesimpulan...................................................................
105
B. Saran ............................................................................
106
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
xvii
ABSTRAK
Muhammad Din Haq, Pengaruh Pola Asuh Orangtua Terhadap Prestasi Siswa
Kelas XI MAN Malang I. Skripsi, Jurusan Pendidikan Agama Islam, Fakultas
Tarbiyah, Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang. Dra. Hj.
Sulalah, M. Ag
Pola asuh orangtua adalah pola interaksi antara orangtua dan anak selama
masa pengasuhan dan perawatan dengan tujuan untuk membimbing dan mendidik
anak-anaknya pada kehidupan yang lebih baik dalam suatu lingkungan keluarga.
Peran keluarga terutama orangtua sangat penting dalam mendidik anak baik
tinjauan agama, sosial, maupun individu sehingga mampu menumbuhkan
perkembangan kepribadian anak menjadi manusia dewasa yang memiliki sikap
positif terhadap agama, kepribadian yang kuat dan mandiri, potensi jasmani dan
rohani serta intelektual yang berkembang secara optimal. Dalam keluarga,
orangtua juga memegang peranan penting dalam memberikan keteladanan yang
baik bagi anak. Sehingga orangtua sedini mungkin dapat mengenalkan nilai-nilai
yang mengandung suasana religi. Prestasi adalah hasil yang telah dicapai dari
pekerjaan, sedangkan belajar adalah suatu proses mental yang dilakukan untuk
memperoleh perubahan perilaku yang lebih baik. Jadi prestasi belajar adalah hasil
yang diperoleh berupa kesan-kesan yang mengakibatkan perubahan dalam diri
individu maupun kelompok sebagai hasil dari aktifitas dalam belajar.
Penelitian ini bertujuan untuk bagaimana pola asuh yang diterapkan
orangtua siswa terhadap anaknya. Setelah diketahui bagaimana pola asuh yang
diterapkan langkah selanjutnya adalah mencari pengaruh pola asuh orangtua
terhadap prestasi belajar siswa kelas XI MAN Malang I
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif korelasional, dengan
menggunakan pendekatan kuantitatif. Metode pengumpulan data yang dipakai
adalah metode angket (kuesioner), wawancara dan metode dokumentasi. Subjek
penelitiaan ini adalah siswa kelas XI dengan jumlah 236 dan diambil sampel
sebanyak 60 siswa atau 25 % dari jumlah populasi. Analisis data yang digunakan
dalam penelitian ini menggunakan statistik deskriptif dan regresi sederhana.
Dari hasil analisis deskriptif diperoleh: (a) pola asuh yang digunakan oleh
orangtua siswa adalah pola asuh campuran dari ketiga tipe yaitu demokratis,
otoriter, dan permisif dengan rincian sebagai berikut: demokratis 32 %, otoriter 35
%, dan permisif 47 %. (b) prestasi belajar dari 60 siswa mayoritas berada pada
level prestasi tinggi dengan frekuensi sebesar 32 siswa atau 53 %. Dari hasil uji
regresi linier sederhana diperoleh: angka r sebesar 0.638 yang lebih besar dari
taraf signifikansi 0.5, jadi hipotesis nol ditoalak dan hipotesis kerja diterima. Nilai
koefisien determinasi yang sudah disesuaikan (Adjusted R Suquare) sebesar 0.400
yang berarti variabel terikat prestasi belajar dijelaskan oleh variabel bebas pola
asuh orang tua sebesar 40 % sedangkan sisanya 60 % dijelaskan oleh variabe lain
di luar variabel yang digunakan dalam penelitian ini. Disarankan bagi pihak
sekolah untuk lebih mengintensifkan hubungan yang sinergis antara sekolah
dengan wali murid untuk membantu siswa dalam kegiatan belajar.
Kata kunci: Pola Asuh, Prestasi Belajar
BAB I
PENDAHULUAN
maupun
antara
kelompok.1
Pihak-pihak
yang
terlibat
menyesuaikan diri dengan salah satu pola perilaku yang kolektif. Kesatuan
yang berasal dari penyesuaian diri itu disebut kelompok atau masyarakat. Oleh
karena itu, pendidikan merupakan bagian dari interaksi sosial yang telah ada
bersamaan dengan kehidupan manusia.
Kian maraknya pelanggaran nilai moral oleh remaja dapat dipandang
sebagai perwujudan rendahnya disiplin diri. Pemicu utamanya diduga adalah
situasi dan kondisi keluarga yang negatif.2 Keluarga adalah pondasi utama
bagi pendidikan anak, dimana dia dibentuk oleh orangtua mereka. Orangtua
merupakan guru pertama bagi anak dan sekaligus sebagai panutan dan
pembimbing dalam melewati fase-fase perkembangannya. Kebiasaankebiasaan di lingkungan keluarga sedikit banyak akan mempengaruhi
kebiasaan anak-anak yang ada dalam lingkungan tersebut karena tipe
kepribadian pada masa kanak-kanak adalah imitasi
Miftahul Huda, Interaksi Pendidikan 10 Cara Quran Mendidik Anak, (Malang: UINMalang Press, 2008), hlm 1
2
Moh. Shochib, Pola Asuh Orangtua, (Jakarta: PT RINEKA CIPTA, 1998), hlm. V
membangun
mensosialisasikan
masa
depan.
kemampuan
baru
Karena
itu
kepada
pendidikan
mereka
agar
berperan
mampu
Ibid., hlm. 56
sebagai berikut: pengalaman awal orangtua sebagai anak (dari pola asuh
orangtuanya yang di terapkan ketika mereka masih anak-anak) serta nilai
budaya mengenai cara terbaik memperlakukan anak. Orangtua yang
dahulunya menerima suatu bentuk pola asuh tertentu seringkali orang akan
menerapkan kembali kepada anak-anak mereka di kemudian hari
Ketika berbicara masalah prestasi-prestasi yang telah diraih oleh para
siswa sekolah, hal itu banyak yang mempengaruhi. Disamping model
pendidikan yang diterapkan pada sekolahan terdapat faktor lain, yaitu
pendampingan keluarga selama proses belajar mereka. Pendidikan yang
dilakukan di sekolah terbatas pada jam belajar saja, selebihnya para siswa
berada pada lingkungan keluarga maka unsur keluarga sangat berperan dalam
perjalanan belajar siswa. Banyak siswa yang berprestasi akan tetapi kondisi
keluarganya tidak sehat atau bisa dikatakan broken home. Hal ini sangat
bertolak belakang dengan teori yang menyatakan bahwa lingkungan keluarga
sangat berpengaruh dalam proses belajar siswa.
Meski pencapaian prestasi itu penuh dengan rintangan dan tantangan
yang harus dihadapi oleh seseorang, namun seseorang tidak akan pernah
menyerah untuk mencapainya. Di sinilah nampaknya persaingan dalam
mendapatkan prestasi dalam keompok terjadi secara konsisten dan persisten.
Banyak kegiatan yang bisa dijadikan sebagai sarana untuk mendapatkan
prestasi. Semuanya tergantung dari profesi dan kesenangan masing-masing
individu, kegiatan mana yang akan digeluti untuk mendapatkan prestasi
Syaiful Bahri Djamarah, Prestasi Belajar dan Kompetensi Guru, (Surabaya: Usaha
Nasional, 1994), hlm. 20
disini beranggapan bahwa ada hubungan antara pola asuh orangtua dengan
tingkat belajar siswa yang akhirnya terukur dengan adanya prestasi belajar.
Adanya hubungan antara pola asuh dengan proses mental seorang anak maka
ada juga pengaruhnya dengan prestasi belajar siswa. Atas dasar latar belakang
yang sudah penulis kemukakan diatas, maka penulis mengangkat sebuah judul
Pengaruh Pola Asuh Orangtua Terhadap Prestasi Belajar Siswa
B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang di atas, maka permasalahan dalam penelitian
ini dirumuskan sebagai berikut:
1. Bagaimana pola asuh yang diterapkan oleh orangtua siswa terhadap
anaknya?
2. Bagaimana pengaruh antara pola asuh orangtua dengan prestasi belajar
siswa kelas XI MAN Malang I?
C. TUJUAN PENELITIAN
Sesuai dengan rumusan masalah di atas, maka tujuan yang hendak
dicapai dalam penelititan ini adalah:
1. Untuk mengetahui, mendiskripsikan dan menganalisis pola asuh yang
diterapkan orangtua terhadap anaknya.
2. Untuk mengetahui bagaimana pengaruh pola asuh terhadap prestasi belajar
siswa
D. MANFAAT PENELITIAN
1. Dari hasil penelitian ini bagi masyarakat umum dapat dijadikan sebagai
tambahan wawasan keilmuan tentang pola asuh dan pengaruhnya
2. Hasil dari penelitian ini bagi lembaga pendidikan yang diteliti dapat
digunakan acuan dalam mengembangkan prestasi belajar siswa.
3. Bagi penulis penelitian ini sebagai wawasan serta pengalaman baru dalam
dunia penelitian
E. HIPOTESIS
Hipotesis
diartikan
sebagai
suatu
jawaban
sementara
terhadap
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik (Jakarta: Rineka Cipta,
2006), hlm. 71
1. Pola asuh orangtua adalah pola interaksi antara orangtua dan anak selama
masa pengasuhan dan perawatan, dengan tujuan untuk membimbing atau
mengarahkan serta mendidik ank-anknya pada kehidupan yang lebih baik
dalam suatu lingkungan keluarga. Pola asuh tersebut meliputi demokratis,
otoriter dan permisif. Dalam hal ini yang dimaksud orangtua yaitu ayah
dan ibu atau yang mempunyai tanggung jawab untuk mengasuh anak.
2. Prestasi belajar adalah hasil yang diperoleh berupa kesan-kesan yang
mengakibatkan perubahan dalam diri individu maupun kelompok sebagai
hasil dari aktifitas dalam belajar
H. SISTEMATIKA PEMBAHASAN
Untuk memperoleh gambaran yang menyeluruh tentang skripsi ini, maka
penulis akan menguraikan dalam enam bab sebagai berikut:
1. Bab I, pada bab ini peneiliti akan menguraikan pendahuluan yang berisi
tentang latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat
penelitian, ruang lingkup penelitian, dan penegasan istilah.
2. Bab II, pada bab ini akan dikemukakan kajian teoritis mengenai variabel
penelitian yang digunakan meliputi: definisi pola asuh, pola asuh dalam
perspektif islam, macam-macam pola asuh, pentingnya pola asuh bagi
anak, dan faktor-faktor yang mempengaruhi pola asuh orang tua.
3. Bab III, merupakan pemaparan tentang metodologi penelitian yang
digunakan terdiri dari: rancangan penelitian, variabel penlitian, data dan
sumber data, populasi dan sampel, instrumen penelitian, metode
pengumpulan data, analisis data.
10
4. Bab IV, merupakan pemaparan hasil penelitian yang meliputi profil temapt
penelitian dan analisa statistik deskriptif tentang pola asuh orang tua,
prestasi belajar siswa, serta pengaruh antara pola asuh orang tua terhadap
prestasi belajar siswa.
5. Bab V, dalam bab ini akan dijelaskan tentang pembahasan yang meliputi
bagaimana pola asuh yang diterapkan oleh orang tua siswa, bagaimana
prestasi siswa di sekolah, dan bagaimana pengaruh antara pola asuh
orangtua terhadap prestasi belajar siswa kelas XI MAN Malang I
6. Bab VI, bab inimerupakan bab yang terakhir yang berisi kesimpulan dari
penelitian dan pembahasan pada bab-bab sebelumnya serta saran yang
diperlukan.
11
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Pola Asuh Orangtua
1. Pengertian Pola Asuh
Orangtua merupakan model figur utama bagi anak. Sebab orangtua
memiliki peluang yang cukup banyak untuk mensosialisasikan aturan,
nilai, dan kebiasaan serta sikap hidup. Disamping itu, orangtua dalam
keluarga juga merupakan sosok yang menjadi panutan dan perlakuan yang
akan diterapkannya kepada anak-anaknya, serta mempunyai hak untuk
mengasuh dan membesarkan anak-anaknya karena orangtua berperan
sebagai guru, penuntun, dan pengajar.
Bagi orangtua, anak adalah dambaan, buah hati, pelipur lara, amanah
sekaligus cobaan yang diberikan oleh Allah SWT. Oleh karena itu sudah
seharusnya jika mereka mengetahui dan memahami dengan benar apakah
fungsi daripada anak dalam sebuah keluarga dan bagaimana metode
pendidikan yang seharusnya mereka terapkan dalam rangka membentuk
pribadi anak yang berakhlak, berkualitas dan kompeten. Sehingga dari
pendidikan keluarga tersebut diharapkan akan tercetak generasi-generasi
umat yang tangguh di dalam maupun di luar.
Mengasuh anak merupakan proses yang sangat kompleks, sebab
banyak hal-hal yang harus diperhatikan dalam mengasuh anak. Dalam
mengasuh dan mendidik anak membutuhkan beberapa kemampuan yang
perlu diperhatikan, seperti memberikan kasih sayang, penanaman rasa
disiplin, pemberian hukuman dan hadiah, pemberian teladan, penanaman
12
sikap dan moral, serta kecakapan dalam mengatur anak. Hal tersebut
merupakan rangkaian suatu pola yaitu pola asuh orangtua.
Menurut Wahyuni, bahwa dalam mengasuh dan mendidik anak,
sikap orangtua ini dipengaruhi oleh adanya beberapa faktor diantaranya
pengalaman masa lalu yang berhubungan erat dengan pola asuh ataupun
sikap orangtua mereka, nilai-nilai yang dianut oleh orangtua, tipe
kepribadian orangtua maupun keluarga, kehidupan perkawinan orangtua
dan alasan orangtua mempunyai anak.9
Sehingga Wahyuni dalam penelitiannya menjelaskan pola asuh
adalah suatu model dan cara pemberian perlakuan seseorang kepada orang
lain dalam suatau lingkungan sosial, atau dengan kata lain pola asuh
adalah model dan cara dari orangtua memperlakukan anak dalam suatu
lingkungan keluarganya sehari-hari, baik perlakuan yang berupa fisik
maupun psikis.10
Menurut pendapat Mussen, mendefinisikan pola asuh orangtua
adalah suatu cara yang digunakan oleh orang dalam mencoba berbagai
strategi untuk mendorong anak-anaknya mencapai tujuan yang diinginkan.
Dimana tujuan tersebut antara lain pengetahuan, nilai moral, dan standart
perilaku yang harus dimiliki anak bila dewasa nanti.11
Pandangan Meichati yang mengutarakan bahwa pola asuh orangtua
adalah perlakuan orangtua dalam memenuhi kebutuhan dan memberikan
perlindungan, serta mendidik anak-anaknya dalam kehidupan sehari-hari.
Singgih D.Gunarsa, Psikologi Untuk Keluarga, (Jakarta: BPK. Gunung Mulia. 1976),
hlm. 144
10
11
Ibid
Mussen, Perkembangan dan Kepribadian Anak, (Jakartan : Arcan , 1994), hlm. 395
13
12
Al-Quran dan terjemahannya DEPAG RI. (Semarang; Karya Toha Putra). hlm 283
14
:
13
Zamarkasyi Dhifier, dkk, Mengasuh Anak Menurut Ajaran Islam. (Jakarta: UNICEF
Indonesia, 1986), hlm. 53
15
()
Artinya: Mukmin yang paling sempurna keimanannya adalah yang paling baik
akhlaknya serta paling penyayang kepada keluarganya (HR. Tirmidzi).
14
16
:
, ,
( )
Artinya:
jawaban atas apa yang dipercayakan kepadamu. Seorang ayah bertanggung jawab
membiayai dan memelihara kehidupan keluarganya, dan akan dimintai pertanggung
jawaban atasnya. Seorang istri bertanggung jawab terhadap anak dan harta suaminya dan
akan dimintai pertanggung jawaban atasnya (Shahih Al-Bukhori Juz.VII: 34)
15
Budi Dharmawan dan Yoyoh Yusroh, Metode pendidikan Rasulullah SAW dalam
Mengembangkan kepribadian anak, one-line: http//www.pks-anz.org/print.php?sid. akses: 11
Maret 2009
17
orangtua
mendisiplinkan
anak
tanpa
memberi anak
kebebasan.
b. Membuat keputusan untuk anak, dan anak tinggal melaksanakan
keputusan orangtua.
c. Memberikan dorongan dari luar kepada anak.
2. Pola asuh permisif
a. Orangtua memberi anak kebebasan tanpa disiplin.
b. Mengambil alih tanggung jawab anak menjadi tanggung jawab
orangtua.
c. Tidak memberikan dorongan kepada anak.
3. Pola asuh dialogis
a. Orangtua memberi anak kebebasan tetapi disiplin.
b. Memberi pilihan kepada anak untuk membuat keputusannya
sendiri.
c. Menumbuhkan dorongan dari dalam pada diri anak.
Dari ketiga macam pola asuh di atas, maka landasan pola asuh yang
diterapkan oleh Rasulullah SAW adalah pola asuh dialogis yaitu tertib
dengan kebebasan, karena sesuai dengan fitrah penciptaan manusia dan
diwajibkan oleh Allah SWT terhadap para utusannya. Disamping itu,
berpijak pada dorongan dan konsekuensi dalam membagun dan
memelihara fitrah anak.
18
Di bawah ini merupakan tiga fase pola asuh yang diterapkan oleh
Rasulullah SAW, diantaranya:16
a. 0-7 tahun (dialogis-permisif), menjadikan anak manja-terarah
b. 7-14 tahun (dialogis-koersif), menjadikan anak disiplin-terdidik.
c. 14-21 tahun (dialogis-dialogis), menjadikan anak dapat mandiribertanggung jawab.
Hal tersebut juga dapat diketahui dari contoh Rasulullah SAW yang
sangat memperhatikan dan memperlakukan anak kecil dengan sangat baik.
Beliau merawat cucu-cucunya yaitu Hasan dan Husen dengan penuh
kelembutan, kehangatan dan cinta kasih, dimana hal tersebut merupakan
wujud dari kecintaan dan perhatian beliau kepada mereka.
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa pola asuh
orangtua dalam prespektif Islam yaitu pola asuh koersif (tertib tanpa
kebebasan), pola asuh permisif (bebas tanpa ketertiban), dan pola asuh
dialogis (tertib dengan kebebasan). Sedangkan pola asuh yang diterapkan
Rasulullah SAW yaitu pola asuh dialogis, dimana terbagi menjadi tiga
macam yaitu dialogis-permisif (menjadikan anak manja-terarah), dialogiskoersif
(menjadikan
anak
disiplin-terdidik)
dan
dialogis-dislogis
16
19
20
17
Ira Petranto, Rasa Percaya Diri Anak adalah Pantulan Pola Asuh Orangtuanya, Buletin
DWP PTRI Jenewa, on-line: http;//www.binarymoon.co.uk/2005. Jakarta: Kawan Pustaka, Akses:
11 Maret 2009
21
pengawasan
yang
sangat
longgar.
Memberikan
22
pribadi mereka, seperti bekerja, dan kadang kala biayapun dihemathemat untuk anak mereka. Termasuk dalam tipe ini adalah perilaku
penelantar secara fisik dan psikis pada ibu yang depresi. Ibu yang
depresi pada umumnya tidak mampu memberikan perhatian fisik
maupun psikis pada anak-anaknya.
23
24
(karya: Dorothy Law Notle dalam syair Children Learn What They Live)18
25
( ):
Artinya: Tidak ada sesuatu pemberian (hadiah) dari orangtua kepada anak-anaknya yang
lebih utama ketimbang mengajarkan budi pekerti yang baik kepada mereka (HR.
Turmudzi).
memutuskan
bagaimana
individu
harus
berperilaku,
19
Jalaludin Rakhmat, Psikologi Komunikasi, (Bandung: CV. Remaja Karya, 1986), hlm.
128-129
20
Andrie, Winarti & Utami, Pola Asuh Orangtua dan Nilai-nilai Kehidupan yang Dimiliki
oleh Remaja (Fenomena: Jurnal Psiklogi, 2001), hlm. 71
26
b. Demokratis
Tipe ini bercirikan adanya kebebasan dan ketertiban, orangtua
memberikan arahan atau masukan-masukan yang sifatnya tidak
mengikat kepada anak. Dalam hal ini orangtua bersifat objektif,
perhatian dan kontrol terhadap perilaku anak-anaknya. Sehingga
orangtua dapat menyesuaikan dengan kemampuan anak.
c. Permisif
Orangtua biasanya bertindak menghindari adanya konflik ketika
orangtua merasa tidak berdaya untuk mempengaruhi anak. Akibatnya,
orangtua membiarkan perbuatan-perbuatan salah yang dilakukan anak.
Dalam hal ini orangtua kurang dapat membimbing terhadap anak,
karena anak dibiarkan melakukan tindakan sesuka hati dan tidak ada
kontrol dari orangtua.
27
Artinya: Dan berilah peringatan kepada kerabat-kerabatmu yang terdekat. (QS. AsySyuraa; 214)21
21
28
karakteristik anak yang manja dan tidak mandiri. Penerapannya ini sesuai
dengan kesepakatan dalam suatu keluarga tersebut.
u$yft:$#u $9$# $y%u #Y$t /3=r&u /3|r& (#% (#t#u t%!$# $pr't
ts $t t=ytu ttr& !$t !$# tt #y s3n=t $pn=t
Artinya: Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api
neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat
yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya
kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.(QS. At-Tahrim; 6)23
23
29
siksaan api neraka, yaitu sikasaan Tuhan yang akan ditimpahkan kepada
orang-orang yang berbuat dosa di dunia.
Menurut pendapat Soekanto, sikap orangtua yang baik (ideal)
diterapkan kepada anak adalah:24
a. Orangtua seyogyanya bersikap tindak logis (sabenere), artinya
orangtua dapat membuktikan apa dan mana yang benar dan salah.
Misal: mendidik anak agar dia menjadi orang mandiri dan bertanggung
jawab.
b. Orangtua seyogyanga bersikap tindak etis (samestine), artinya
bersikap tindak didasarkan pada dasar tertentu, sehingga tidak asal saja
(sembrono). Misal: tidak serakah, mampu tidak berkekurangan tetapi
juga tidak serba kelebihan, dan berlarut-larut.
c. Orangtua seyogyanya bersikap tindak estetis (sapenake), artinya
seharusnya orangtua hidup enak, tanpa menyebabkan ketidak enakan
pada pihak lain.
24
Soerjono Soekanto, Sosiologi Keluarga; Ikhwal Tentang Keluarga, Remaja dan Anak,
cet. Ketiga (Jakarta: PT Rineka Cipta 2004), hlm. 6-7
25
Kartini Kartono dan Jeny Andari, Hygiene Mental dan Kesehatan Mental dalam Islam,
(Bandung: Mandar Maju, 1998), hlm. 187-189.
30
b. Orangtua dapat bersikap toleran terhadap implus-implus dan emosiemosi anaknya serta bisa memberikan bimbingan penyalurannya
dengan cara yang sehat.
c. Adanya identifikasi anak yang sehat terhadap orangtua, guna
memperkuat kepribadian anak.
d. Orangtua mampu membimbing anak menetukan sikap dan tujuan
hidupnya sendiri agar mandiri dan mampu membangun diri sendiri.
e. Orangtua harus memberikan contoh sikap hidup dan perilaku yang
baik dan menyingkirkan mekanisme pelarian diri serta pembelaan diri
yang negatif (yang tidak sehat).
Tanggung jawab keluarga (orangtua) terhadap pendidikan anakanaknya menurut Syam harus berdasarkan pada:26
a. Dorongan (motivasi) cinta kasih yang menjiwai hubungan orangtua
dengan anaknya, yang nantinya mendorong sikap dan tindakan rela
menerima tanggung jawab dan mengabdikan hidupnya untuk anak.
b. Dorongan
(motivasi)
kewajiban
moral,
sebagai
konsekuensi
26
31
Pentingnya pola asuh orangtua bagi anak juga dapat dilihat dari cara
mereka melakukan pendampingan terhadap anaknya pada saat belajar,
diantaranya:28
a. Mengajarkan tanggung jawab
Anak perlu mengetahui bahwa sebagai seorang siswa memiliki
tanggung jawab seperti mengerjakan tugas-tugas sekolah dan mentaati
semua peraturan sekolah. Dengan mengetahui tanggung jawab, anak
akan menjadi percaya diri dan dapat mengorganisir pikirannya sendiri.
b. Harapan tinggi
Anak juga diajarkan bahwa mereka harus memiliki harapan dan
cita-cita yang tinggi, misalnya masuk Universitas. Dengan demikian
mereka akan giat (termotivasi) belajarnya. Hal tersebut untuk
melihatkan harapan yang tinggi dan menumbuhkan motivasi belajar.
27
28
32
29
33
34
35
30
31
36
32
37
dan
orientasi
religiusitas
dapat
menjadi
pemicu
33
38
yang
memiliki
kemampuan
komunikasi
dan
39
norma etis dan status ekonomi). Hal itu menentukan pola asuh terhadap
anak-anak untuk mencapai tujuan agar sesuai dengan norma yang berlaku.
B. Prestasi Belajar
1. Pengertian Prestasi Belajar
Prestasi adalah hasil dari suatu kegiatan yang telah dikerjakan,
diciptakan baik secara individual maupun kelompok. Ada beberapa
definisi prestasi menurut para ahli adalah sebagai berikut;
Menurut WJS Poerwadarminta berpendapat, bahwa prestasi adalah
hasil yang telah dicapai (dilakukan, dikerjakan dan sebagainya).34
Sedangkan menurut Mas'ud Khasan Abdul Qahar, prestasi adalah apa yang
telah dapat diciptakan, hasil pekerjaan, hasil yang menyenangkan hati
yang diperoleh dengan jalan keuletan bekerja.35 Sementara Nasrun
Harahap, prestasi adalah penilaian pendidikan tentang perkembangan dan
kemajuan murid yang berkenaan dengan penguasaan bahan pelajaran yang
disajikan kepada mereka serta nilai-nilai yang terdapat dalam kurikulum.36
Sedangkan menurut Bloom prestasi belajar adalah proses belajar yang
dialami siswa dan menghasilkan perubahan dalam bidang pengetahuan,
pemahaman, penerapan, daya analisis, sintesis dan evaluasi.37
Dari beberapa pengertian prestasi yang dikemukakan para ahli di
atas, jelas terlihat perbedaan pada kata-kata tertentu sebagai penekanan,
34
WJS Poerwadarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia (Jakarta: Balai Pustaka, 1982),
hlm. 773
35
Syaiful Bahri Djamarah, Prestasi Belajar dan Kompetensi Guru, (Surabaya: Usaha
Nasional; 1994), hlm. 21
36
Ibid., hlm, 21
37
Reni Kbar Hawadi, Akselerasi (Penerbit PT Gramedia Widiasarana Indonesia, Jakarta
2004), hlm 68
40
namun intinya sama, yakni hasil yang dicapai dari suatu kegiatan. Untuk
itu dapat difahami bahwa prestasi adalah hasil dari suatu kegiatan yang
telah dikerjakan, diciptakan, yang menyenangkan hati yang diperoleh
dengan jalan keuletan kerja, baik secara individual maupun kelompok
dalam bidang kegiatan tertentu.
Jadi prestasi belajar adalah hasil yang diperoleh berupa kesankesan yang mengakibatkan perubahan dalam diri individu maupun
kelompok sebagai hasil dari aktifitas dalam belajar.
Pada hakikatnya belajar merupakan suatu proses yang dilalui oleh
individu untuk memperoleh perubahan tingkah laku ke arah yang lebih
baik sebagai hasil dari pengalaman individu dalam interaksi dengan
lingkungan. Perubahan tingkah laku sebagai hasil belajar dapat terjadi
melalui usaha mendengar, membaca, mengikuti petunjuk, mengamati,
memikirkan, menghayati, meniru, melatih atau mencoba sendiri dengan
pengajaran atau latihan. Adapun perubahan tingkah laku sebagai hasil
belajar tersebut relatif tetap dan bukan hanya perubahan yang bersifat
sementara. Tingkah laku mengalami perubahan menyangkut semua aspek
kepribadian, baik perubahan pengetahuan, kemampuan, keterampilan,
kebiasaan, sikap dan aspek perilaku lainnya.
Agar manusia senantiasa tumbuh dan berkembang, seseorang pasti
memerlukan kegiatan belajar. Sebagian orang beranggapan bahwa yang
dimaksud belajar adalah mencari atau menuntut ilmu. Aliran modern
dewasa ini memberikan pengertian belajar adalah perubahan yang terjadi
dalam diri seseorang setelah melakukan aktivitas tertentu. Walaupun pada
41
38
42
42
43
91
44
43
45
44
1) Aspek Fisiologis
Aspek fisiologis yang mempengaruhi belajar berkenaan dengan
keadaan dengan keadaan dan kondisi umum jasmani seseorang,
misalnya menyangkut kesehatan atau kondisi tubuh, seperti sakit atau
terjadinya gangguan pada fungsi-fungsi tubuh. Aspek ini juga
menyangkut kebugaran tubuh. Tubuh yang kurang prima, akan
mengalami kesulitan belajar. Untuk menjaga kondisi tubuh, dianjurkan
untuk menjaga atau mengatur pola istirahat yang baik dan mengatur
menu makanan atau mengonsumsi makanan yang sehat dan bergizi.
Dalam perspektif Islam makanan yang harus dikonsumsi adalah
makanan yang halal dan baik. Apabila sisiwa terbiasa mengasumsi
makanan yang haram atau tidak baik, akan mengalir darah yang tidak
baik. Kondisi ini sedikit banyak akan mempengaruhi kepada belaja.
Karena di dalam tubuh yang mengalir darah haram, menyebabkan cara
berfikir yang kurang baik, sulit berkonsentrasi, semua itu bisa
terefleksi pada prilaku yang tidak baik dalam belajar.
2) Aspek Psikologis
Proses belajar merupakan hal yang kompleks. Siswalah yang
menentukan
45
Faktor intern dalam aspek psikologis yang dialami dan dihayati oleh
siswa yang berpengaruh pada proses belajar sebagai berikut:46
a. Intellegensi siswa
Intellegensi merupakan kecakapan yang terdiri dari tiga
jenis, yaitu: pertama.
secara
efektif,
Ketiga.
Mengetahui
relasi
dan
psikologis
untuk
mereaksi
rangsangan
atau
belajar.47
b. Perhatian siswa
Gazali dalam Salameto menyatakan bahwa perhatian
merupakan keaktifan jiwa yang dipertinggi. Jiwa itu semata-mata
tertuju kepada suatu objek. Untuk memperoleh hasil belajar yang
baik,
siswa
harus
memberi
perhatian
pada
bahan
yang
46
Al-Qur'an
banyak
menegaskan
agar
manusia
memperhatikan ayat-ayat atau tanda-tanda kekuasaannya. Ayat AlQur'an yang menegaskan tentang perhatian antara lain adalah surat
Al-A'araf (7):204.
c. Sikap siswa
Sikap merupakan kemampuan memberikan penialaian
tentang sesuatu, yang membawa diri sesuai dengan penilaian
adanya penilaian tentang sesuatu, mengakibatkan terjadinya sikap
48
Al-Quran dan terjemahannya DEPAG RI. (Semarang; Karya Toha Putra). Hlm. 336
47
datang.
Dengan demikian, sebetulnya setiap orang pasti memiliki
bakat dalam arti berpotensi untuk mencapai prestasi sampai
ketingkat tertentu sesuai dengan kapasitas masing-masing. Jadi,
secara global itu bakat mirip dengan intelegensi. Itulah sebabnya
seorang anak yang berintelegensi
tanpa
48
yang mendorongnya
perkembangan
selanjutnya,
motivasi
dapat
52
motivasi
49
instristik
suri
tauladan
orangtua,
guru
dan
seterusnya
b. Eksternal siswa
Faktor eksternal siswa juga terdiri atas tiga macam yakni:
1) Lingkungan sosial
Lingkungan sosial sekolah seperti para guru, para staf
administrasi dan teman-teman sekelas dapat mempengaruhi semangat
belajar seorang siswa. Para guru yang selalu menunjukkan sikap dari
prilaku yang simpatik dan memperlihatkan suri teladan yang baik dan
rajin khususnya
53
50
disekitar
siswa dan
tingkat
54
51
dengan
prinsip
bahwa
setiap
sekolah
berkesempatan
untuk
57
hlm 151
52
b. Quality Assurance
Dari data tentang school review, kita dapat berusaha untuk
melangkah agar rat-rata kondisi guru lebih baik, langkah tersebut dapt
ditempuh dengan Quality Assurance. Quality Assurance bersifat proses
oriented. Asumsinya, jika proses yang ideal telah ditempuh dalam suatu
kegiatan, maka dapat diharapkan outputnya akan maksimal pula.
c. Quality Control
Quality Control adalah suatu sistim untuk menditeksi terjadinya
penyimpangan kualitas out put yang tidak sesuai dengan standar. Standar
kualitas ini bersifat relatif dan dapat diciptakan oleh masing-masing
sekolah.
d. Bechmarking
Bechmarking adalah merupakan kegiatan untuk menetapkan suatu
standar baik proses maupun hasil yang akan dicapai dalam suatu priode
tertentu. Untuk kepentingan praktis standar tersebut direfleksikan dari
realitas yang ada.
Langkah-langkah Bechmarking antara lain:
1. Memilih sekolah yang mempunyai aktifitas dengan indikator yang
lebih baik, sebagai standart.
2. Membandingkan indikator sekolah sendiri dengan indikator sekolah
yang baik lainnya.
3. Menetapkan gap antara indikator sendiri dengan indikator yang baik
dari sekolah lain. Tujuannya untuk mendapatkan perbedaan antara
keadaan sekolah sendiri dengan sekolah standar
53
4. Menentukan sasaran dan target yang akan dicapai dalam jangka waktu
tiga atau empat tahun mendatang
5. Merumuskan cara-cara agar skor indikator sekolah sendiri meningkat
mendekati skor sekolah yang baik (sekolah lain) dan menyusun
program.
Jadi
dapat
ditarik
kesimpulan
bahwa,
langkah-langkah
dalam
54
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Rancangan Penelitian
Rancangan penelitian adalah rencana dan struktur penyelidikan yang
disusun sedemikian rupa sehingga peneliti akan dapat memperoleh jawaban
untuk pertanyaan penelitian. Penelitian merupakan salah satu cara yang
dilakukan untuk mencari pengetahuan baru.58 Tujuan dari penelitian ini adalah
untuk mengetahui pengaruh antara dua variabel yang ada.
Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif deskriptif korelasional,
dimana penelitian kuantitatif adalah suatu proses menemukan pengetahuan
yang menggunakan data berupa angka sebagai alat menemukan keterangan
mengenai apa yang ingin diketahui peneliti. Angka-angka yang terkumpul
sebagai hasil penelitian kemudian dapat dianalisis menggunakan metode
statistik.59 Sedangkan jenis penelitiannya berupa korelasi yang bertujuan
untuk menemukan ada tidaknya hubungan antara dua variabel, dan apabila ada
seberapa erat hubungannya.60
B. Variabel Penelitian
Variabel adalah hal-hal yang menjadi objek penelitian yang ditatap
dalam suatu kegiatan penelitian yang menunjukkan variasi, baik secara
kualitatif maupun kuantitatif.61 Dalam penelitian kuantitatif, variabel
mempunya ciri-ciri tertentu. Menurut purwanto variabel mempunyai tiga ciri,
58
Margono, Metodologi Penelitian Pendidikan, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2000), hlm.
59
103
60
247
61
55
yaitu: dapat diukur, membedakan satu objek dari objek yang lain dalam satu
populasi, dan nilainya bervariasi.62 Djunaidi juga mengatakan bahwa dalam
penelitian pendidikan hubungan antara variabel adalah bersifat multivariate,
dengan kata lain hubungan deterministis antara satu variabel bebas dengan
satu variabel lain yang tidak bebas ada dan selalu terjadi.63 Maka dapat
ditentukan beberapa variabel sebagai berikut:
1. Variabel bebas (independent variable) atau variabel X adalah variabel
yang dipandang sebagai penyebab munculnya variabel terikat yang diduga
sebagai akibatnya.
2. Variabel terikat (dependent variable) atau variabel Y adalah variabel
(akibat) yang dipradugakan, yang bervariasi mengikuti perubahan dari
variabel-variabel bebas. Umumnya merupakan kondisi yang ingin kita
ungkap dan jelaskan.
Adapun variabel yang hendak diteliti adalah:
1. Variabel bebas (X)
Tabel 3.1
Variabel penelitian
Variabel
Sub variabel
Indikator
penelitian
1. Pola Asuh
1. Otoriter
62
Purwanto, Instrumen Penelitian Sosial dan Pendidikan, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar,
2007), hlm. 45
63
Djunaidi Ghoni, Metodologi Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, (Malang:
UIN Malang-Press, 2009), hlm. 119
56
2.
Demokratis
3. Permisif
57
Belajar
C. Sumber Data
Yang dimaksud dengan sumber data dalam penelitian adalah subyek dari
mana data dapat diperoleh64. apabila peneliti menggunakan kuesioner dalam
pengumpulan data, maka sumber datanya adalah responden yaitu orang yang
merespon
atau
menjawab
pertanyaan-pertanyaan
peneliti.
Untuk
58
66
67
59
60
hasilnya lebih baik, dalam arti lebih cermat, lengkap dan sistematis sehingga
lebih mudah untuk diolah71.
Berdasarkan prosedur penelitian yang digunakan dalam penelitian ini, maka
instrumen penelitiannya berupa: interview (wawancara), pedoman dokumentasi, dan
pedoman kuisioner/angket.
Peneliti menggunakan satu Instrumen yaitu pola asuh orangtua, karena variabel
prestasi sudah diukur dengan nilai raport. Alat ukur yang digunakan dalam penelitian
ini berupa angket yang berisi pernyataan dengan jumlah soal seluruhnya 40 item dan
telah disediakan 4 pilihan jawaban yaitu: selalu (SL), sering (SR), kadang-kadang
(KD), tidak pernah (TP).
72
dimodifikasi.
Pemberian skor pada pilihan jawaban adalah sebagai berikut :
71
72
hlm. 197
Nilai
SL
SR
61
KD
TP
Tabel 3.3
Blue print skala pola asuh orangtua
No
Aspek
Demokratis
1,2,3,4,5,6,7,8,9,10,11,12,13,14
14
Otoriter
15,16,17,18,19,20,21,22,23,24,25,26,27,28
14
Permisif
29,30,31,32,33,34,35,36,37,38,39,40
12
No item
Jumlah
Jumlah
40
62
xy
( x ) y
2
Keterangan:
rxy
xy
63
k
r 11 =
1
2
k 1
2
b
t
Keterangan:
r 11
: Reliabilitas instrumen
: Varians total
1
75
76
64
77
Ibid, hlm.155
65
F. Analisis Data
Setelah data diperoleh dari lokasi penelitian dan sudah terkumpul, maka
langkah selanjutnya adalah menganalisis data tersebut. Analisis data
merupakan proses pengorganisasian dan mengurutkan data kedalam pola,
kategori, dan satuan uraian dasar. Data yang diperoleh dari hasil angket dan
interview dituangkan dalam bentuk statistik, namun menggunakan teknik
statistik deskriptif dan analisis regresi sederhana
Dalam penelitian ini teknik analisis yang digunakan dalam menganalisis
data yang telah diperoleh adalah sebagai berikut78:
1. Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif adalah statistik yang menggambarkan kegiatan
berupa pengumpulan data, penyusunan data, pengolahan data, dan
penyajian data dalam bentuk tabel, grafik, atupun diagram agar
78
66
Persentasi : P = f
x100%
N
Keterangan:
P
: angka persentase
: frekwensi
: jumlah frekwensi
79
67
Keterangan:
Y
: nilai konstanta
: koefisien regresi
68
BAB IV
HASIL PENELITIAN
69
oleh orang-orang yang dekat dengan Allah SWT., ramah terhadap sesama,
santun, selalu tersenyum, serta peduli terhadap lingkungannya.
Ditinjau dari kelembagaan, MAN Malang I mempunyai tenaga
akademik yang handal dalam pemikiran, memiliki manajemen yang kokoh
yang mampu menggerakkan seluruh potensi untuk mengembangkan
kreatifitas civitas akademika MAN Malang I, serta memiliki kemampuan
antisipatif masa depan dan proaktif. Selain itu MAN Malang I memiliki
pimpinan yang mampu mengakomodasikan seluruh potensi yang dimiliki
menjadi kekuatan penggerak lembaga secara menyeluruh.
Sejak resmi memiliki sebutan MAN Malang I, madrasah ini telah
mengalami 5 masa kepemimpinan, yaitu:
1) Raimin, BA
2) Drs. H. Kusnan A
70
a. Visi
TERWUJUDNYA INSAN BERKUALITAS TINGGI DALAM
IPTEK YANG RELIGIUS DAN HUMANIS
Adapun indikatornya adalah sebagai berikut:
RELIGIUS:
b. Misi
Menyelenggarakan pendidikan yang berorientasi pada mutu
lulusan baik secara keilmuan, maupun secara moral dan sosial
sehingga mampu menyiapkan dan mengembangkan sumberdaya insani
yang unggul dibidang iptek dan imtaq. Sedangkan misi dari
71
Malang I
c. Tujuan
Tujuan yang diharapkan dari penyelenggaraan pendidikan di
MAN Malang I adalah
1. Meningkatkankan prosentase kelulusan Ujian Nasional menjadi
100 %
2. Meningkatkan angka prosentase siswa yang diterima di Perguruan
Tinggi Negeri baik melalui jalur SPMB maupun PMDK.
3. Meningkatkan kemampuan
72
4. Menciptakan
proses
pembelajaran
yang
mengasyikkan,
SASARAN
SASARAN
1 TAHUN
PROGRAM
PROGRAM
5 TAHUN
10 TAHUN
(Program Jangka
( 2007 / 2012)
Pendek)
(Program
(Program Jangka
Jangka
Panjang)
( 2007 / 2008 )
2007/
2017)
Menengah)
1. Kehadiran
didik,
Peserta 1. Kehadiran
Guru
Karyawan
dan
lebih
Peserta
Guru
1. Kehadiran
didik,
dan
didik,
Peserta
Guru
Karyawan
dan
lebih
73
SASARAN PROGRAM
SASARAN
SASARAN
1 TAHUN
PROGRAM
PROGRAM
( 2007 / 2008 )
5 TAHUN
10 TAHUN
(Program Jangka
( 2007 / 2012)
Pendek)
(Program
(Program Jangka
Jangka
Panjang)
2007/
2017)
Menengah)
dari 96%.
Karyawan lebih
dari 98 %.
dari 97%.
2. Target
pencapaian 2. Target
2. Target pencapaian
pencapaian rata-
rata-rata
UN
Akhir 7.5
rata UN lulusan
lulusan 7,9
7,7.
3. 65 % lulusan dapat 3. 70%
diterima di PTN,
dapat diterima di
diterima
PTN
baik
PMDK
melalui
jalur
PMDK
PMDK maupun
SPMB.
maupun
SPMB.
di
PTN
maupun
SPMB.
4. 25 % peserta didik 4. 35
dapat
aktif
berbahasa Arab.
dapat
berbahasa Arab.
berbahasa Arab.
5. 25 % peserta didik 5. 40
dapat
aktif
berbahasa Inggris.
dapat
aktif
berbahasa
berbahasa Inggris.
Inggris.
6. 70 % peserta didik 6. 75
dapat
didik
dapat
74
SASARAN PROGRAM
SASARAN
SASARAN
1 TAHUN
PROGRAM
PROGRAM
( 2007 / 2008 )
5 TAHUN
10 TAHUN
(Program Jangka
( 2007 / 2012)
Pendek)
(Program
(Program Jangka
Jangka
Panjang)
2007/
2017)
Menengah)
mengoperasikan
mengoperasikan
mengoperasikan
program Ms Word,
program komputer
Ms
komputer
Excel,
Power
Ms
program
Ms
(Ms
Word,
Ms
Point,
Word, Ms Excel,
Excel, Ms Power
dan
Ms Power Point,
Point,
CorelDraw,
Bahasa
Bahasa Program
dan Internet).
CorelDraw,
Bahasa Program
CorelDraw,
Program
dan Internet).
7. 10 % peserta didik 7. 20
dapat
didik
mengoperasikan
mengoperasikan
mengoperasikan
program
program
program
PhotoShop, Swish,
PhotoShop,
PhotoShop, Swish,
AutocaD, 3D max,
Swish, AutocaD,
AutocaD, 3D max,
Windows
3D
Windows
Movie
maker
dapat
max,
Windows Movie
dapat
Movie
maker
maker
8. 15 % Peserta didik 8. 30
jurusan
BAHASA
mampu
membuat
film Drama
didik
BAHASA
mampu
membuat
mampu
film
jurusan
BAHASA
mampu
mampu
membuat
Drama
film
75
SASARAN PROGRAM
SASARAN
SASARAN
1 TAHUN
PROGRAM
PROGRAM
( 2007 / 2008 )
5 TAHUN
10 TAHUN
(Program Jangka
( 2007 / 2012)
Pendek)
(Program
(Program Jangka
Jangka
Panjang)
2007/
2017)
Menengah)
Drama
9. 80% peserta didik 9. 90%
dapat membaca Al
didik
membaca
dan benar
Quran
dapat
dapat membaca Al
Al
dengan
dan benar
mampu
didik
mengembangkan
mengembangkan
mengembangkan
tanaman
Toga
dan Toga
11. Memiliki
mampu
Hias
mampu
Toga
kurikuler unggulan
unggulan
dapat
unggulan
dapat
menjuarai tingkat
meraih
Atletik)
Kota/provinsi
tinggkat nasional
prestasi
Luas areal
76
Tabel 4.2
Data luas tanah
Status Kepemilikan
Sudah
Belum
Digunak
Digunaka
n (m2)
an (m )
Sumber Tanah
Sudah
Belum
Sertifik Bersertifik
at
at
Pemerintah
350 m2
3.700 m2 6.150 m2
Wakaf/Sumbangan
2.100 m2
b. Gedung Madrasah
Bangunan Madrasah pada umumnya dalam kondisi baik.
Jumlah ruang kelas untuk menunjang kegiatan belajar memadai.
Tabel 4.3
Keadaan Gedung Madrasah MAN Malang I
2
Ruang
16
1991
Tahun
1991
Keadaan-
Baik
Rusak
Ringan
Kamad
No
3
Jenis
Ruang
Jml
Luas
1
100
2
Guru
(m )
Bangun
Ruang T 1
Banguna
40
89-91
U n
5
1
Perpustak 1
Ruang
20
aan
Kelas
Rusa
-k
Berat
100
94-96
1.296 1983-2005
77
Laborator 1
96-97
ium
AlQuran
2
57,5
96-97
Fisika
56
84-85
Kimia
72
96-97
Biologi
72
85-86
Ketrampi
30
97-98
IPS
72
2006
Bahasa
72
1997/2005
Ket.
72
85-86
42
92-93
24
86-87
88-89
300
2007
234
89-90
Kompute
r
lan
Elektro
8
Ruang
Ketramp.
Ruang
BP / BK
10
Ruang
UKS
11
Ruang
AULA
12
Masjid/
Musholla
13
Rumah
Dinas
14
Kantin
15
97-98
15
Asrama/
Pondok
16
Micro
78
Teaching
17
Ruang
2006
56
2005
Multime
dia
18
Ruang
KIR
19
Ruang
TRICC
20
Ruang
Sidang
21
Gudang
20
2005
22
Rumah
Dinas
Kepala
23
Rumah
Penjaga
Tabel 4.4
KEADAAN PERSONIL MADRASAH
No
Nama
1.
Drs.
Jabatan
H.
Zainal
M.Ag.
Pengembangan diri
2.
Guru Q-Hadits/Geografi
3.
Dra.
Hj.
Wahyuning Guru
Widyastuti
4.
Drs. M. Husnan
STATUS
PNS
PNS
Fisika
Guru
Matematika
PNS
79
No
Nama
Jabatan
5.
Guru
STATUS
Bp/Bk/Peng. Diri
6.
PNS
PNS
Bahasa Arab
7.
Guru
Qur'an Hadits/Fiqih
PNS
8.
Guru
Sosiologi
PNS
Waka Prasarana/
9.
Agung Nugroho, S.Pd.
10. Dra. Sri Pusporini
Guru
11.
Waka
Drs. Nur Hidayatullah
12.
PNS
Bahasa Indonesia
Kimia
Kesiswaan/
PNS
Guru PNS
Matematika
Guru
Matematika/Ketram PNS
p.
Guru
Kimia
PNS
Guru
Eko-Akn/Elektro
PNS
15.
Waka
Kurikulum/
Guru PNS
Matematika
Guru
Bp/Bk/Peng. Diri
PNS
Guru
Bahasa Arab/Asing
PNS
Guru
Ekonomi/Akuntansi PNS
Khisbiyah Guru
PNS
19. Dra.
Yayuk
Wiryaningsih
Bahasa Inggris
Guru
Matematika
PNS
Guru
Biologi
PNS
Guru
Fisika
PNS
Guru
Ppkn
PNS
80
No
Nama
24.
Jabatan
Guru
Bahasa
STATUS
PNS
Inggris/Ketr.
Guru
Biologi
PNS
Guru
Antro/Sejarah/Tik
PNS
Guru
Biologi
PNS
Guru
Ekonomi-Akuntansi PNS
Guru
Bhs Inggris/Sejarah
PNS
Guru
Biologi/Tik
PNS
31.
Guru
Sej./Sos./Atropolog
PNS
Guru
Bahasa Idonesia
PNS
Guru
Bhs. Arab/Qur'an H
PNS
Guru
Penjaskes
PNS
Guru
Quran Hadist
PNS
Guru
Fisika
PNS
Guru
Bhs. Arab/Fiqih
PNS
Guru
Seni Budaya/Tik
PNS
Guru
Sosiologi/Sejarah
PNS
Guru
Matematika
PNS
Guru
Kimia/Tik
PNS
Guru
Akidah Akhlaq
PNS
Guru
Ski
PNS
Guru
Penjaskes
GTT
Guru
Bhs
GTT
81
No
Nama
Jabatan
STATUS
Inggris/Kaligrafi
46. Nur Faridatul Qomariah, S.Pd.
Guru
Bahasa Indonesia
GTT
Guru
Penjaskes
GTT
Guru
Sejarah
GTT
Guru
Guru
Geografi
GTT
Guru
Ppkn
GTT
Guru
Bahasa Indonesia
GTT
Guru
Ekonomi/Akuntansi GTT
Guru
Bp/Bk/Peng. Diri
GTT
Guru
Qur'an Hadits
GTT
GTT
Pelatih
GTT
58. Erlangga
Pelatih
GTT
Pelatih
GTT
Pelatih
GTT
Pelatih
GTT
PNS
Bendahara Pengeluaran
PNS
Kepegawaian
PNS
Staf Kepegawaian
PNS
66. Kamsin
Kebersihan
PTT
Staf Pengajaran
PTT
82
No
Nama
Jabatan
STATUS
Perpustakaan
PTT
69. Suryadi
Kebersihan
PTT
Komputer
PTT
Staf Pengajaran
PTT
Satpam
PTT
73. Kusnadi
Kebersihan/ Keamanan
PTT
Perpustakaan
PTT
Petugas Kopsis
PTT
76. Edi
Petugas Kebersihan
PTT
6. Data Siswa
a. Jumlah peserta didik
Jumlah peserta didik
seluruhnya berjumlah
83
Tabel 4.5
Keadaan siswa
Tahun
Kelas
Pelajaran
2001 / 2002
2002 / 2003
2003 / 2004
2004 / 2005
2005/2006
2006/2007
2007/2008
Jenis Siswa
Jumlah
Perempuan
Laki-laki
165
102
267
II
160
114
274
III
155
98
240
129
96
225
II
158
104
262
III
155
112
267
158
85
243
II
129
94
223
III
157
99
256
135
77
212
II
159
72
231
III
122
91
213
164
80
244
XI
128
63
191
XII
157
69
226
171
100
271
XI
159
74
230
XII
128
63
191
148
105
253
XI
162
95
257
XII
151
70
221
84
Tabel 4.6
Tidak Naik Kelas, Tidak Lulus dan Putus Madrasah
Tahun
Pelajaran
2001 / 2002
2002 / 2003
2003 / 2004
2004 / 2005
2005 / 2006
2006 / 2007
2007 / 2008
Kelas
Jumlah
Tidak
Tidak
Putus
Naik
Lulus
Madrasah/DO
267
II
274
III
240
225
II
262
III
267
243
10
II
223
10
III
256
212
13
II
231
III
213
244
XI
191
XII
226
280
10
15
XI
230
10
10
XII
191
253
XI
257
XII
221
Tingginya keadaan tidak naik kelas dan putus Madrasah peserta didik
terutama disebabkan karena masih kurangnya kesadaran orang tua dan
peserta didik tentang arti pentingnya pendidikan dan perhatian orang
tua peserta didik..
85
Tabel 4.7
INPUT DAN OUTPUT NEM PESERTA DIDIK
Input
Rata-rata
Output
Rata-
Yang ke PTN
Tahun
NEM
Tahun
rata
Tahun 2000-2007
NEM
1999-2000
3,85
2001-2002
5.08
Terlampir
2000-2001
4,55
2002-2003
5.78
130 Siswa
2001-2002
4,36
2003-2004
6,22
120 Siswa
2002-2003
5,85
2004-2005
7.59
48 PMDK dan 66
SPMB
2003-2004
5,97
2005-2006
7.97
52 PMDK dan 50
SPMB
2004-2005
5,73
2006-2007
7.11
74 PMDK dan
33
SPMB
2005-2006
6,01
2007-2008
2006-2007
6,27
2008-2009
2007-2008
6,8
2009-2010
86
Tabel 4.8
DATA NUN LIMA TAHUN TERAKHIR
TAHUN
KELA
S
NILAI
2002/
2003/
2004/
2005/
2006/
2003
2004
2005
2006
2007
7.54
9.39
9.53
9.07
3.9
4.69
6.45
6.73
5.24
5.8
6.46
8.06
8.28
7.30
8.28
8.81
8.52
4.2
4.5
3.21
4.12
4.15
5.5
5.75
6.93
7.59
6.77
TERTINGG 6.8
9.03
8.4
9.2
9.53
5.1
4.58
6.17
7.13
6.27
5.95
6.46
7.77
8.04
7.30
NILAI
TERTINGG 7.6
I
NILAI
IPA
TERENDA
H
NILAI
RATARATA
NILAI
TERTINGG 6.8
I
NILAI
IPS
TERENDA
H
NILAI
RATARATA
NILAI
I
BHS
NILAI
TERENDA
H
NILAI
RATA-
87
RATA
Tabel 4.9
DATA PRESTASI SISWA NON AKADEMIK EMPAT TAHUN
TERAKHIR
TAHUN
TINGKAT
KOTA/KAB.
MALANG
JAWA
TIMUR
NASIONAL
2006/2007
44
34
38
18
14
17
7. Sumber belajar
Sumber
meningkatkan
belajar
dan
merupakan
sarana
mengembangkan
belajar
wawasan
yang
keilmuan
dapat
serta
88
adalah
ruangan
yang
representative,
89
8. Kegiatan keagamaan
Tabel 4.10
Kegiatan keagamaan
Semester
NO Jenis Kegiatan
Waktu
I (2006/2007)
Ket
II (2006/2007)
10 11 12 1 2 3 4
v v v v
v v v v
v v v v
IBADAH
Pembelajaran
1
Al-
Qur'an
* Tadarus rutin
untuk
siswa
sebelum
jam Harian
pelajaran pertama
dimulai
* Tadarus rutin
untuk
guru
dan Mingguan
karyawan
* Seni membaca
Al Quran
Mingguan
Pembelajaran
2
Sholat
a) Bagi Siswi/a
yang
belum
mampu
sholat
dengan benar
Insidentil
90
Semester
NO Jenis Kegiatan
b)
Waktu
I (2006/2007)
Ket
II (2006/2007)
10 11 12 1 2 3 4
Membudayakan
sholat
Dhuha
setiap
hari
dengan Harian
kelas
berbeda
yang
sudah
v v v v
dijadwal.
Pada
c) Wajib jama'ah
hari
Dhuhur
untuk Harian
civitas
MAN
v v v v
v senin
Sabtu
Malang I
Pada
d) Jama'ah sholat Mingguan v
v v v v
v hari
jum'at
Infaq
3
jum'at
jum'at
Pada
sebagai
dana
qurban
dan
Mingguan v
v v v v
keagamaan)
Seni
4
Qosidah
orkes gambus
2
Minggu
v v v v
v v v v
dalam
jum'at
jam 5
Kontemporer dan
Khitobah
hari
Harian
91
dalam
pengasuhannya
orangtua
tidak
lepas
atau
hanya
92
a. Demokratis
Dari 14 pernyataan yang disediakan didapat skor tertinggi 52 dan
skor terendah 33, maka panjang kelas interval adalah sebagai berikut:
Panjang kelas interval = 52-33
= 4.75
Tabel 4.11
Distribusi Frekuensi Pola Asuh Demokratis
No
Interval
Kriteria
Frekuensi Persentase
48-52
Sangat baik
16
27 %
43-47
Baik
19
32 %
38-42
Sedang
17
28 %
33-37
kurang
13 %
60
100 %
Jumlah
b. Otoriter
Dari 14 pernyataan yang disediakan didapat skor tertinggi 53 dan
skor terendah 29, maka panjang kelas interval adalah sebagai berikut:
Panjang kelas interval = 53-29
4
=6
93
Tabel 4.12
Distribusi Frekuensi Pola Asuh Otoriter
No
Interval
Kriteria
Frekuensi Persentase
47-53
Sangat baik
17
28 %
41-46
Baik
21
35 %
35-40
Sedang
16
27 %
29-34
kurang
10 %
60
100 %
Jumlah
c. Permisif
Dari 12 pernyataan yang disediakan didapat skor tertinggi 47 dan
skor terendah 25, maka panjang kelas interval adalah sebagai berikut:
Panjang kelas interval = 47-25
= 5.5
Tabel 4.13
Distribusi Frekuensi Pola Asuh Permisif
No
Interval
Kriteria
Frekuensi
Persentase
45-49
Sangat baik
3%
40-44
Baik
18
30 %
35-39
Sedang
28
47 %
94
30-34
Kurang
15 %
25-29
Sangat kurang
5%
60
100 %
Jumlah
81
95
2. Prestasi Belajar
Prestasi yang dimaksud dalam penilitian ini adalah penghargaan atas
hasil belajar yang diambil dari nilai raport ujian semester yang dicapai
oleh siswa kelas XI MAN Malang I.
Nilai dari semua responden diperoleh nilai tertinggi 84 dan terendah
67. Maka skor dari nilai tersebut dapat dibuat kelas interval sebagai
berikut:
Panjang kelas interval : 84 67 =6
3
Tabel 4.14
Distribusi frekuensi prestasi belajar siswa kelas XI MAN Malang I
No
Interval
Kriteria
Frekuensi
persentase
79-84
Tinggi
32
53 %
73-78
Sedang
27
45 %
67-72
Rendah
2%
60
100 %
Jumlah
96
Tabel 4.15
Ringkasan Hasil Regresi
F
Signifikan
R Square
F
63.714
0.000
0.407
Adjusted R Constant
Koefisien
square
0.400
45.204
0.499
97
BAB V
PEMBAHASAN
98
Singgih D.Gunarsa, Psikologi Untuk Keluarga, (Jakarta: BPK. Gunung Mulia. 1976),
84
Ibid
hlm. 144
99
85
Mussen, Perkembangan dan Kepribadian Anak, (Jakartan : Arcan , 1994), hlm. 395
100
beraikan kamu dari jalan-Nya. yang demikian itu diperintahkan Allah agar kamu bertakwa.
(QS. Al-anam; 153)86
86
Al-Quran dan terjemahannya DEPAG RI. (Semarang; Karya Toha Putra). hlm 283
Zamarkasyi Dhifier, dkk, Mengasuh Anak Menurut Ajaran Islam. (Jakarta: UNICEF
Indonesia, 1986), hlm. 53
87
101
:
()
Artinya: Mukmin yang paling sempurna keimanannya adalah yang paling baik akhlaknya
serta paling penyayang kepada keluarganya (HR. Tirmidzi).
102
hidupnya. Hal ini berarti bahwa orangtua harus menyediakan makanan dengan
sebaik-baiknya.
Rasulullah SAW menganjurkan kepada setiap orangtua agar menyuruh
anak-anknya untuk menjalankan ibadah shalat ketika mereka telah berumur
tujuh tahun, adalah tidak lain agar supaya mereka terbiasa melakukan hal itu
dan membina anak mempunyai sifat yang terpuji. Disamping itu juga,
orangtua dapat bersikap adil (tidak membedakan dengan saudara lain) dalam
memberikan perhatian dan kasih sayang terhadap anak-anaknya, agar
kewajiban mereka tumbuh dengan baik dalam kasih sayang dan persaudaraan.
Rasulullah bersabda:
:
, ,
( )
Artinya: Kamu semua adalah penanggung jawab dan akan dimintai pertanggung jawaban
atas apa yang dipercayakan kepadamu. Seorang ayah bertanggung jawab membiayai dan
memelihara kehidupan keluarganya, dan akan dimintai pertanggung jawaban atasnya. Seorang
istri bertanggung jawab terhadap anak dan harta suaminya dan akan dimintai pertanggung
jawaban atasnya (Shahih Al-Bukhori Juz.VII: 34)
89
103
90
104
diperoleh maka siswa dalam kehidupan sehari-hari berada dalam asuhan yang
demokrratis yaitu orangtua lebih memprioritaskan kepentingan anak, bersikap
realistis dan tidak berharap lebih yang tidak berada pada batas kemampuan
anak. Orangtua pun memberikan kebebasan kepada anak untuk memilih sikap
dalam setiap mengambil keputusan baik itu dalam belajar maupun yang lain,
orangtua hanya membimbing dan memberi masukan terhadap setiap
keputusan yang diambil oleh anak dengan pendekatan yang hangat.
Pola asuh otoriter juga ditemukan hasil yang dominan dan baik dalam
segi prestasi siswa. Berarti disamping siswa mendapatkan cara asuh yang
demokratis mereka juga diasuh dengan otoriter yaitu orangtua menetapkan
standart yang harus dipenuhi oleh anak kadang-kadang memaksa untuk
melakukan apa yang telah ditentukan oleh orangtua.
Pola asuh yang terakhir yaitu permisif ini dalam distribusi frekuensi
mendapatkan 47 % akan tetapi pada kriteria sedang, jadi dalam penerapannya
tidak terlalu signifikan atau dominan dalam kehidupan sehari-hari. Bukan
berarti tidak sama sekali namun jarang dan biasanya sebagai selingan dari
kedua pola asuh diatas.
Penjelasan yang telah diuraikan menunjukan bahwa secara simultan pola
asuh mempengaruhi prestasi belajar siswa karena belajar adalah proses mental
sedangkan pola asuh pendekatannya menggunakan pendekatan mental dari
hati ke hati.
105
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Pembahasan yang telah dijabarkan pada bab sebelumnya disertai dengan
analisis data maka dalam penelitian pengaruh pola asuh orangtua terhadap
prestasi siswa dapat ditarik sebuah kesimpulan sebagai berikut:
1. Pola asuh orangtua adalah pola interaksi antara orangtua dan anak selama
masa pengasuhan dan perawatan dengan tujuan untuk membimbing dan
mendidik anak-anaknya pada kehidupan yang lebih baik dalam suatu
lingkungan keluarga. Pola asuh orangtua yang diterapkan oleh orangtua
siswa kelas XI MAN Malang I adalah demokratis 32 % dengan kriteria
baik dan prestasi siswa adalah baik dengan bentangan nilai antara 79 - 84
dengan interval 6. Artian baik yang dimaksud adalah tingkat signifikansi
penerapannya pada anak, otoriter 45 % dengan kriteria baik dan prestasi
siswa tergolong baik dengan bentangan nilai 79 84 dengan interval 6,
dan permisif 47 % dengan kriteria sedang dan prestasi siswa sedang
dengan bentangan nilai 73 78 dengan interval 6. Namun sebagian besar
pola asuh yang diterapkan oleh orang tua siswa adalah tipe campuran dari
ketiga tipe pola asuh yang diteliti yaitu anatra demokratis, otoriter dan
permisif
2. Pola asuh orangtua berpengaruh secara simultan (bersama-sama) terhadap
prestasi belajar siswa dengan persamaan regresi Y = 45.204 + 0.499 X.
persamaan regresi ini menunjukkan bahwa jika skor pola asuh nol, maka
skor resiliensi sebesar 45.204. Angka r sebesar 0.638 menunjukkan bahwa
106
korelasi atau hubungan antara prestasi dengan pola asuh adalah signifikan
karena angka r lebih besar dari 0.5 ( = 0.5 > sig) jadi hipotesis nol ditolak
dan hipotesis kerja diterima. Selain itu dapat diprediksikan bahwa jika
terdapat perubahan pada skor pola asuh sebesar satu dapat mempengaruhi
perubahan resilensi rata-rata sebesar 0.499. . Nilai koefisien determinasi
yang sudah disesuaikan (Adjusted R Suquare) sebesar 0.400yang berarti
variabel terikat prestasi belajar dijelaskan oleh variabel bebas pola asuh
orang tua sebesar 40 % sedangkan sisanya 60 % dijelaskan oleh variabe
lain di luar variabel yang digunakan dalam penelitian ini.
B. Saran
Penelitian telah dilakukan, maka dari pengalaman hasil penelitian
peneliti menawarkan beberapa saran :
1. Bagi pihak sekolah, penelitian ini dapat dijadikan acuan untuk lebih
mengintensifkan hubungan yang sinergis
107
3. Bagi penelitian selanjutnya, mungkin ini bisa dijadikan bahan acuan dasar
tentang penelitian pola asuh dan prestasi dan diharapkan penelitian
selanjutnya bisa lebih fokus dan mendalam dari penelitian ini.
DAFTAR PUSTAKA
Andrie, Winarti & Utami. 2001. Pola Asuh Orangtua dan Nilai-nilai Kehidupan
yang Dimiliki oleh Remaja (Fenomena: Jurnal Psiklogi, 2001)
Bahri Syaiful. 1994. Prestasi Belajar dan Kompetensi Guru. Surabaya: Usaha
Nasional.
SAW dalam Mengembangkan kepribadian anak. (one-line: http//www.pksanz.org/print.php?sid. akses: 11 Maret 2009)
Dhofier Zamarkasy, dkk. 1986. Mengasuh Anak Menurut Ajaran Islam. Jakarta:
UNICEF Indonesia.
Kartono Kartini dan Andari Jeny. 1998. Hygiene Mental dan Kesehatan Mental
dalam Islam. Bandung: Mandar Maju.
Petranto Ira. 2009. Rasa Percaya Diri Anak adalah Pantulan Pola Asuh
Orangtuanya
Buletin
DWP
PTRI
Jenewa,
on-line:
PT Remaja
Rosdakarya.
PT Raja
Grafindo Persada.