Вы находитесь на странице: 1из 36

Pekik Komando

Satgas Tanggap
Darurat Cipta Karya

Edisi 04/Tahun XI/April 2013

Widyaiswara
Akan Semakin Krisis

Kompilasi Usul Kegiatan


Dari Akar Rumput

17

21

kementerian
pekerjaan umum

Karya Cipta Infrastruktur Permukiman

Merajut Kerjasama Bilateral

dengan

Jerman dan Hungaria


lensa ck Pembinaan Mental Satgas Tanggap Darurat
di Pusdikpassus Batujajar Kabupaten Bandung

daftar isi
Berita Utama
Kerjasama
4 Merajut
Bilateral dengan
Jerman dan
Hungaria

Edisi 044Tahun XI4April 2013

liputan khusus
Komando
9 Pekik
Satgas Tanggap Darurat
Cipta Karya

17
info baru
Infrastruktur
13 Peresmian
oleh Menteri Pekerjaan

Umum di Sumatera Barat

17 Widyaiswara
Akan Semakin Krisis

13
25

inovasi
Usul Kegiatan Dari
21 Kompilasi
Akar Rumput
(dengan Sistem Aplikasi
Database Perencanaan
Bidang Cipta Karya)

Environmental
25 Aplikasi
Economic dalam

Pembangunan Infrastruktur
dan Bangunan Gedung Hijau

21

Model untuk
29 Pendekatan
Mengelola Air Baku Air

Minum (ABAM)
Berbasis Daerah Aliran
Sungai (DAS) (Studi Kasus :
DAS Babon Semarang)

29
2

editorial
Pelindung
Pelindung
Budi Yuwono P
Imam S. Ernawi
Penanggung Jawab
Antonius Budiono
Penanggung Jawab
Dewan Redaksi
Antonius Budiono
Susmono, Danny Sutjiono,
M. Sjukrul Amin, Amwazi Idrus,
GuratnoRedaksi
Hartono, Tamin MZ. Amin,
Dewan
Nugroho
Tri UtomoDanny Sutjiono,
Dadan
Krisnandar,
Djoko
Mursito,
Amwazi Idrus, Guratno Hartono
Pemimpin
Redaksi
Tamin
MZ.
Amin,
Nugroho Tri Utomo
Dian Irawati, Sudarwanto
Penyunting dan Penyelaras Naskah
T.M. Hasan,Redaksi
Bukhori
Pemimpin
Sri Murni Edi K, Sudarwanto
Bagian Produksi
Erwin A. Setyadhi, Djoko Karsono,
Diana Kusumastuti,
Bernardi Heryawan,
Penyunting
dan Penyelaras
Naskah
M. Sundoro,
Chandra RP. Situmorang,
T.M.
Hasan, Buchori
Fajar Santoso, Ilham Muhargiady,
Sri Murni Edi K, Desrah,
Wardhiana
Suryaningrum, R. Julianto,
Bagian
Produksi
BhimaA.
Dhananjaya,
Djati Waluyo
Widodo,
Erwin
Setyadhi, Bhima
Dhanajaya
IndahWaluyo
Raftiarty,
Danang
Pidekso
Djati
Widodo,
Indah
Raftiarty
Danang Pidekso
Bagian Administrasi & Distribusi
Luargo, Joni Santoso, Nurfathiah
Bagian
Administrasi & Distribusi
Kontributor
Luargo,
Joni
SantosoHadi Sucahyono,
Dwityo A.
Soeranto,
Nieke Nindyaputri, R. Mulana MP. Sibuea,
Adjar Prajudi, Rina Farida, Didiet A. Akhdiat,
Kontributor
RG. Eko Djuli S, Dedy Permadi, Th Srimulyatini
Dwityo
Soeranto,
M. Sundoro
Respati,A.
Joerni
Makmoerniati,
Syamsul Hadi,
Hadi Sucahyono, R. Mulana MP. Sibuea
Hendarko Rudi S, Iwan Dharma S, Rina Agustin,
Adjar Prajudi, Nieke Nindyaputri
Handy B. Legowo, Dodi Krispatmadi,
Rina Agustin I, Oloan M.S
Rudi
A. Arifin,
Setyaningrum,
M.
Aulawi
DzinEndang
Nun, Siti
Aliyah Junaedi
Alex A.G.
Chalik,
Djoko
Mursito, N. Sardjiono,
Aswin
Sukahar,
Kusumawardhani
Oloan
M. Simatupang,
Hilwan, Kun
Hidayat S,
Ade
Syaiful
Rahman, Aryananda
Sihombing
Deddy
Sumantri,
Dian
Suci
Hastuti Halasan Sitompul,
Sitti Bellafolijani, M. Aulawi Dzin Nun,
Ade Syaiful Rahman, Aryananda Sihombing,
Alamat
Redaksi
Agus Achyar,
Ratria Anggraini, Dian Suci Hastuti,
Jl.
Patimura
No. 20,
Kebayoran
Baru 12110
Emah
Sudjimah,
Susi
MDS Simanjuntak,
Telp/Fax.
021-72796578
Didik S. Fuadi,
Kusumawardhani, Airyn Saputri,
Budi Prastowo, Aswin G. Sukahar,
Wahyu K. Susanto, Putri Intan Suri,
Email
Siti Aliyah Junaedi
publikasi_djck@yahoo.com
Alamat Redaksi
Jl. Patimurawebsite
No. 20, Kebayoran Baru 12110
http://ciptakarya.pu.go.id
Telp/Fax. 021-72796578
Email
publikasi_djck@yahoo.com
twitter
@ditjenck

Cover :
Delegasi Indonesia melihat miniature
kota Berlin
(Foto : Rina Agustin)

Membuka Gerbang
Kerjasama Cipta Karya
dengan Jerman dan
Hungaria
Indonesia menjawab tantangan global dengan terus melakukan anjangsana dengan
Negara-negara yang berpotensi menjalin kerjasama bilateral. Yang paling anyar adalah
kunjungan Perdana Menteri Jerman Angela Merkel ke Indonesia dan dibalas oleh
Presiden SBY ke Jerman Maret 2013 lalu. Dari Jerman, Presiden SBY langsung bertolak
ke Hungaria. Jerman adalah kekuatan ekonomi dan teknologi besar di dunia. Hungaria,
meskipun terbilang Negara menengah di benua biru itu, namun Hongaria terus
memperlihatkan pertumbuhan ekonomi yang kuat sebagai salah satu anggota terbaru
Uni Eropa (sejak 2004). Mendapatkan kesempatan bekerjasama dengan kedua Negara
tersebut merupakan sebuah keuntungan bagi Indonesia. Apalagi, dalam kerjasama
bilateral dengan kedua Negara tersebut, Indonesia berani berargumentasi mengenai
syarat-syarat yang harus ditempuh.
Indonesia saat ini sedang menjaga komitmennya untuk membangun kota/
kawasan perkotaan agar dapat tercipta kota yang berkelanjutan, mempunyai daya
saing dengan kota-kota lain di dunia, serta nyaman bagi masyarakat untuk berusaha
dan melakukan kegiatan sehari-hari. Program MP3EI, Penataan Ruang, Pengembangan
Permukiman, dan Program Green City serta program pemberdayaan masyarakat dalam
pembangunan prasarana dan sarana dasar permukiman merupakan beberapa contoh
program nyata yang sedang dijalankan Pemerintah saat ini guna membangun kota
yang di cita-citakan tersebut dalam waktu yang segera.
Disamping menjalankan program pembangunan tersebut, Pemerintah melalui
Kementerian PU juga berupaya untuk dapat mengembangkan program-program
inovatif yang lebih efisien dan efektif untuk dapat diterapkan dalam memenuhi
kebutuhan masyarakatnya. Salah satu upaya yang dilakukan Kementerian PU dalam
mengembangkan program tersebut adalah melalui kerjasama antar negara guna
menggali pengetahuan dan pengalaman dari negara lain untuk dapat dipelajari
kemungkinannya untuk dapat diterapkan di Indonesia, dengan tetap menjaga kearifan
lokal.
Pada kunjungan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono ke Jerman dan Hungaria
awal Maret 2013, telah dinyatakan keinginan Presiden RI kepada Kepala Negara Jerman
dan Hungaria untuk bekerjasama di dalam membangun infrastruktur di Indonesia.
Kunjungan Presiden RI tersebut telah ditindaklanjuti oleh kunjungan Delegasi
Kementerian Pekerjaan Umum ke Jerman dan Hungaria guna mendalami serta untuk
membahas lebih rinci lagi mengenai kerjasama bilateral dalam pembangunan di
bidang infrastruktur permukiman perkotaan. (Teks : Buchori)
Selamat membaca dan berkarya!
Redaksi menerima saran maupun tanggapan terkait bidang Cipta Karya ke email publikasi_djck@yahoo.com
atau saran dan pengaduan di www.pu.go.id

Edisi 03 4Tahun XI4April 2013

berita utama

Merajut Kerjasama Bilateral

dengan Jerman
dan Hungaria

Foto : Rina Agustin

Rina Agustin Indriani *) & Agus Achyar **)

Menteri PU dan rombongan berfoto bersama di depan Gong Perdamaian di Ruang


Terbuka Hijau Godolla Hungaria

residen SBY membalas kunjungan Kanselir Republik


Federal Jerman, Angle Merkel, tujuh bulan silam
(Juli 2012) dengan melakukan pertemuan bilateral
dengan Jerman. Pada kesempatan berikutnya SBY
dan rombongan juga berdialog dengan sejumlah
orang penting di Budapest.
Tak menunggu waktu lama, gayung bersambut dari Menteri
Pekerjaan Umum Djoko Kirmanto untuk menjajagi peluangpeluang kerjasama bilateral dengan Jerman dan Hungaria. Melalui
sebuah ajang Pameran Internasional Konstruksi, Permesinan dan
Pertambangan (BAUMA 2013) yang berlangsung di The Cuvilie
Theater, Munich Residenz, Munich, Jerman, Minggu (14/4).
Menteri PU mencatat, potensi kerjasama Indonesia dengan
Jerman dan Hungaria dalam pengembangan prasarana dan

Lawatan Presiden Susilo Bambang


Yudhoyono (SBY) ke Jerman dan Hungaria
pada 3-8 Maret 2013 membawa angin
segar bagi peningkatan kerjasama
ketiga Negara di bidang pembangunan
infrastruktur Permukiman. Kunjungan
Delegasi Indonesia yang dipimpin Menteri
Pekerjaan Umum dan jajarannya yang
dilakukan setelahnya adalah langkah
positif untuk mematangkan kerjasama
bilateral dengan dua Negara Eropa
Tengah dan Timur.

sarana permukiman perkotaan seperti penyediaan air minum,


pengelolaan sampah, pengelolaan air limbah, perumahan
permukiman, pengelolaan dan konservasi bangunan bersejarah
(urban heritage) serta efisiensi sumber daya dalam konsep
pembangunan kota hijau di masa depan (future city concept).
Djoko Kirmanto didampingi antara lain Direktur Jenderal Cipta
Karya Imam Santoso Ernawi, Kepala Badan Pembinaan Konstruksi
Hediyanto, Inspektur Jenderal Kementerian PU Bambang Guritno,
Kepala Badan Pendukung Pengembangan Sistem Penyediaan Air
Minum (BPPSPAM) Rachmat Karnadi, Direktur Pengembangan Air
Minum Danny Sutjiono beserta jajarannya, serta ada perwakilan
dari masing-masing Kementerian Koordinator, Ekonid, dan sektor
swasta.
Pada kutipan yang berhasil didapat dari salah seorang

berita utama
peserta dari Badan Pembinaan Konstruksi Kementerian PU, Natsir,
Menteri PU menyampaikan kondisi Indonesia yang merupakan
negara yang menempati urutan ke-16 terbesar di dunia dari sisi
pertumbuhan ekonomi GDP sebesar hampir USD satu triliun
dan merupakan negara dengan tingkat ekonomi terbesar di Asia
tenggara. Di samping itu, Indonesia juga berhasil mempertahankan
tingkat pertumbuhan sebesar 6% dalam 5 tahun terakhir kecuali
pada tahun 2009 karena krisis ekonomi global. Dengan jumlah
Penduduk 240 juta jiwa, tercapai Income per kapita indonesia
sebesar USD 3500.
Kedepan, lanjut Menteri PU, potensi investasi di indonesia
melalui program Masterplan Percepatan Pengentasan Kemiskinan
Indonesia (MP3KI) yang diperkirakan akan menggerakkan
ekonomi dengan melibatkan dana sebesar lebih dari 180 milyar
USD serta sudah disiapkannya sekitar 135 proyek investasi di
sektor infrastruktur yang akan siap untuk dilaksanakan dalam
waktu dekat, dengan nilai investasi sekitar 50 miliar USD.
Indonesia juga akan mengambil kesempatan dari kesepakatan
ASEAN Economic Community 2015. Kesempatan tersebut berupa
peluang pertumbuhan perekonomian Indonesia melalui forum
ASEAN tersebut yang melibatkan 600 juta penduduk dari 10

anggota negara ASEAN, yang masih sangat membutuhkan


infrastruktur terutama air bersih dan listrik. Sampai dengan tahun
2015, ASEAN diperkirakan akan membutuhkan tidak kurang dari
60 millyar USD pertahun untuk membiayai infrastruktur tersebut.
Terakhir, Menteri PU menyampaikan bahwa melalui forum
Bauma 2013, Indonesia menyatakan komitmennya untuk
mempercepat pembangunan infrastruktur di Indonesia dan
mengajak para pengusaha Indonesia, di samping lembaga
pemerintah, untuk mengambil kesempatan dan peluang bisnis ini
melalui kerja sama dengan pihak swasta internasional di samping
kerjasama dengan negara bilateral lain, terutama dengan negaranegara di Asia.
Pada kesempatan yang lain, Menteri PU bertemu dengan
Menteri Transport, Building and Urban Development Negara
Federal Jerman, DR. Peter Ramseaur di arena pameran sebelum
tour Expo Bauma 2013. Pada pertemuan tersebut, Menteri PU
menyampaikan keinginan Kementerian PU untuk mendapatkan
kesempatan bekerja sama dengan Pemerintah Jerman khususnya
Kementerian Transport, Building and Urban Development.
Kerja sama tersebut di bidang perencanaan pembangunan
kota yang lebih menjawab isu global, green city, energy efficiency

Foto : Rina Agustin

Menteri PU dan rombongan di pameran Bauma 2013

Edisi 03 4Tahun XI4April 2013

Merangkul Kota Berlin


Pada kunjungan ke Kota Berlin, Dirjen Cipta Karya bersama
jajarannya bertemu dengan Pemerintah kota Berlin, Senator Untuk
urusan Urban Development, Dr Christian Gaebler, serta didampingi
oleh Mr. Michael Thielke, Head of Department of Environmental
Policy, Mrs. Monika Kehlbacher Head of Integrated Environmental
Protection dan Mr. Carlo Zondonella Head of Division for waste
management and street cleaning. Hadir pula pada pertemuan ini,
bapak Wakil Dubes RI untuk Jerman Bapak Dr Siswono Pramono
serta Bapak Kusuma Pradopo Minister Counselor kedubes RI untuk
Jerman.
Mereka menjelaskan, Kantor Walikota Berlin melaksanakan
kebijakan pembangunan kota sebagaimana tercantum pada
rencana pembangunan kota yang sudah disepakati oleh negara
negara Uni Eropa. Menyinggung infrastruktur permukiman, air
minum untuk Kota Berlin menggunakan air tanah yang ditampung
di reservoir untuk diolah sebelum didistribusikan ke pelanggan.
Penanganan sampah di Kota Berlin dilakukan oleh unit kerja di
bawah Kantor Walikota yang bekerjasama dengan pihak swasta.
Salah satu aspek yang perlu dikembangkan di Indonesia adalah
upaya Pemerintah Kota Berlin untuk memenuhi standar kuantitas
dan kualitas pelayanan (standar Uni Eropa) yang telah disepakati
oleh negara-negara anggota. Termasuk dalam hal ini adalah
perencanaan kota dan perencanaan infrastruktur kota.
Pengelolaan sampah Kota Berlin dilakukan oleh unit kerja
di bawah kantor Walikota yang bekerjasama dengan pihak
swasta, yaitu Berliner Stadtreinigungsbetriede (BSR). Perusahaan
ini merupakan perusahaan pengelola sampah terbesar di Eropa
yang dibangun sejak tahun 1951 di bawah Pemerintah Kota Berlin.
Lingkup kegiatan dari BSR ini mencakup promosi pengurangan
sampah, pembuangan sampah yang aman dan ramah lingkungan,
waste recovery dan daur ulang sampah, serta penyapuan jalan.
Biaya operasional BSR ditutupi dari pembayaran jasa
pengelolaan sampah dari masyarakat atau penerima manfaat,
namun tidak diperkenankan untuk mengambil keuntungan atas
jasa pelayanan tersebut. Proses manajemen sampah di Kota Berlin
dilakukan melalui tahap pengumpulan sampah dari sumber
sampah, pengolahan sampah menjadi energi dan mengangkut
residu sampah ke tempat penampungan residu.
Dalam pertemuan itu disampaikan usulan Kementerian PU
untuk mengundang Walikota Berlin dan Senator untuk berkunjung

Foto : Agus Achyar

serta peningkatan pelayanan infrastruktur terpadu khususnya


di sektor penyediaan air minum, persampahan serta perbaikan
kawasan permukiman.
Keinginan tersebut merupakan tindak lanjut dari kunjungan
Presiden RI ke Jerman pada awal Maret 2013. Kementerian
Transport, Building dan Urban Development menyambut baik
keinginan Menteri PU tersebut dan akan menindaklanjutinya
dengan pertemuan internal Kementerian tersebut untuk langkah
berikutnya. Setelah tour Expo di arena pameran, sore harinya,
tim mengunjungi instalasi pengolahan sampah organik di kota
Munich yang dikelola oleh Bekon.
Bekon adalah perusahaan di bawah kota Munich dan bertugas
untuk mengelola sampah di Munich. Instalasi yang dikelola adalah
instalasi pengolahan sampah organik dari kota Munich, dibangun
pada tahun 2007 dan menerapkan konsep waste to energy dengan
menghasilkan energi listrik untuk kebutuhan sebagian listrik
kawasan kota yang dikelola oleh divisi listrik kota Munich.

Foto : Rina Agustin

berita utama

: Menteri PU berbincang dengan Menteri Transport, Building and


Urban Development Jerman.
Foto Bawah : Menteri PU dan rombongan saat berkunjung ke Kementerian
Keuangan Hungaria
Foto Atas

ke Indonesia untuk dapat membahas tindak lanjut dari usulan


kerjasama ini. Tindak lanjut dari pertemuan ini antara lain rencana
penerbitan Minutes of Meeting (MoM) untuk pihak-pihak yang
berkepentingan, serta konfirmasi rencana kunjungan Tim Ahli dari
Pemerintah Kota Berlin ke Indonesia untuk membahas lebih rinci
rencana kerjasama.
Kerjasama Hungaria
Menteri PU bersama rombongan bertemu dengan Menteri Urusan
Ekonomi Hungaria. Mereka membahas keinginan Indonesia
untuk bekerjasama dengan Hungaria dalam pembangunan
kota, penyediaan air minum, dan pengelolaan air limbah serta
pengelolaan sampah.
Pertemuan Menteri PU dengan Menteri Keuangan Nasional
Hungaria utamanya terkait dengan rencana pinjaman (loan) dari
Hungaria untuk pengembangan air minum di Ibu Kota Kecamatan
(SPAM IKK) di Indonesia dengan pagu pinjaman sebesar 50
Juta USD. Status proses administrasi pinjaman sudah sampai
penyusunan konsep Framework Agreement. Konsep FA sudah
disampaikan oleh Kementerian Keuangan kepada Pemerintah
Hungaria melalui Kedutaan Besar Hungaria untuk Indonesia pada
tanggal 20 Maret 2013.
Pada kesempatan tersebut, Menteri Pekerjaan Umum

berita utama
menyampaikan bahwa perubahan mendasar dari konsep FA
adalah besaran pagu pinjaman yang akan digunakan untuk
pembangunan air minum IKK yang semula 50 Juta USD menjadi
30 Juta USD, adapun selebihnya diusulkan untuk digunakan bagi
pembangunan sarana dan prasarana permukiman yang lain. Saat
ini Pemerintah Indonesia sedang menunggu jawaban atas konsep
FA tersebut. Menanggapi hal itu, Menteri Nasional Ekonomi pada
prinsipnya menyetujui usulan yang disampaikan oleh Menteri PU,
dan FA dijanjikan akan diselesaikan dalam waktu secepatnya.
Sejalan dengan proses persetujuan Framework Agreement
dari Pemerintah Hungaria, beberapa langkah persiapan pinjaman
yang akan dilaksanakan oleh Kementerian Pekerjaan Umum
antara lain: (i) Penyiapan dokumen perencanaan dan penetapan
pemda/PDAM penerima program pembangunan IKK yang akan
dilaksanakan pada bulan Mei 2013. Direncanakan 34 kabupaten
menjadi sasaran program ini. (ii) Penyusunan project cycle sebagai
bagian dari persetujuan Framework Agreement. (iii) Penyiapan
dokumen pelelangan. Selain dengan Menteri Keuangan, Menteri
PU dan rombongan juga bertemu dengan Menteri Pembangunan
Nasional (National Development) Hungaria. Pertemuan ini
ditujukan untuk memperluas kerjasama antara Kementerian

Pekerjaan Umum dengan Kementerian Pembangunan Nasional


dalam pembangunan infrastruktur perkotaan serta konservasi
bangunan bersejarah (urban heritage).
Menteri PU menyampaikan bahwa Kementerian PU berniat
untuk memperluas kerjasama di bidang pengembangan
perkotaan termasuk konservasi urban heritage, disamping
kerjasama pembangunan air minum yang sedang dalam proses
persetujuan.
Menteri Pembangunan Nasional Hungaria menyambut
baik rencana perluasan kerjasama tersebut dan mengharapkan
agar dapat direalisasikan sesuai dengan kewenangan dari
Kementerian Pembangunan Nasional. Disampaikan bahwa
Menteri Pembangunan Nasional memiliki tugas pokok dalam
pembangunan infrastruktur dan energi listrik. Adapun untuk
pembangunan sarana permukiman dan konservasi urban heritage
merupakan kewenangan dari masing-masing pemerintah kota di
Hungaria dibawah kendali dari Kementerian Dalam Negeri.
Kementerian Pembangunan Nasional juga mengundang
Menteri PU menjadi pembicara dalam International Water Forum
yang akan diselenggarakan di Budapest pada bulan Oktober 2013.
Untuk merealisasikan kerjasama antara Kementerian PU dengan

Foto : Rina Agustin

Menteri PU memberikan cinderamata kepada Menteri Pembangunan Nasional


Hungaria

Edisi 03 4Tahun XI4April 2013

berita utama

Kementerian Pembangunan Nasional Hungaria dan Kementerian


Terkait di Hungaria, beberapa langkah tindak lanjut yang akan
segera dilaksanakan antara lain : (i) Penajaman lingkup kerjasama
yang akan difasilitasi oleh Kedutaan Besar Indonesia untuk
Hungaria dan berkoordinasi dengan Kementerian Pembangunan
Nasional Hungaria dan Kementerian lain yang terkait. (ii) Penyiapan
dokumen Letter of Intent (LoI) dan Memorandum of Understanding
(MoU).

Terbuka Hijau (RTH) Godollo, dan Instalasi Pengolahan air Limbah


Csepel Budapest.
Pabrik pembuatan IPA di Godollo merupakan kerjasama
antara Kementerian Pertahanan Hungaria dengan Hidrofilt dan
Currus, perusahaan yang bergerak dalam pembuatan instalasi
air minum di Hungaria. Kerjasama antara dua institusi tersebut
ditujukan untuk menyediakan instalasi pengolahan air baku yang
mengandung arsenik akibat polusi dari kegiatan industri yang
kurang terkendali di Hungaria pada masa lalu.
Saat ini perusahaan tersebut mendapatkan penugasan untuk
membuat instalasi pengolahan air minum untuk penyediaan
air di wilayah timur dan selatan Hungaria yang sumber airnya
mengalami pencemaran cukup tinggi.
Dalam rencana pelaksanaan pengembangan air minum di
sejumlah ibu kota kecamatan (IKK) di Indonesia, yang sebagian
dananya akan berasal dari pinjaman lunak Pemerintah Hungaria,
pabrikan dari Hungaria akan bekerja sama dengan pabrikan air
minum Indonesia untuk melakukan perencanaan teknis dan
pelaksanaan konstruksi unit air baku dan unit produksi dari sistem
penyediaan air minum IKK.
Diharapkan dengan adanya kerjasama ini akan diperoleh
mutu konstruksi unit air baku dan unit produksi yang memiliki
standar kualitas Eropa dan terjadinya transfer keahlian serta teknis
teknologis dari pabrikan Hungaria kepada pabrikan di Indonesia.
Selain ke pabrik pembuatan instalasi air minum, Menteri PU
dan delegasi berkesempatan untuk mengunjungi salah satu RTH
di Godollo. Kota Godollo yang terletak 30 km arah barat daya dari
Budapest merupakan salah satu kota tujuan wisata di Hungaria
karena terkenal dengan keasrian dan panorama alamnya karena
dikelililingi bukit hijau.
Saat ini Kota Godollo merupakan pusat pertanian Hungaria,
dengan kehadiran universitas pertanian kenamaan di Eropa.
Dipimpin oleh walikota dr. Gyrgy Gmesi yang sudah menjabat
sejak tahun 1990, Godollo terus melakukan pembenahan kota
dengan penambahan ruang terbuka hijau di pusat kota seiring
dengan rehabilitasi dan restorasi bangunan bersejarah. Hal
ini menjadikan Godollo merupakan kota tujuan wisata untuk
beristirahat bagi warga kota Budapest dan Eropa.
Pada kunjungan selanjutnya, Menteri PU menengok
pengolahan air limbah di Csepel Budapest. Proyek ini merupakan
investasi terbesar di Eropa Tengah dalam rangka konservasi air
sungai Danube. Teknologi yang digunakan merupakan aplikasi
teknologi ramah lingkungan dengan memanfaatkan energi dari
produksi gas yang dihasilkan dari instalasi pengolah limbah.
Seluruh instalasi dalam ruangan tertutup dan dilengkapi dengan
pengolah bau sehingga tidak mengganggu lingkungan.
Instalasi Pengolah Limbah Budapest mengolah rata-rata
300.000 m3/hari atau ekivalen dengan 1,6 juta penduduk
Budapest dan mampu mengolah sampai dengan 900.000m3/hari.
Pengelolaan instalasi air limbah dilakukan oleh operator swasta
termasuk sistem pengaliran limbahnya. Seluruh biaya operasional
untuk pengelolaan limbah sepenuhnya dibiayai dari tarif buangan
limbah dari masyarakat pelanggan.

Kunjungan Menteri PU ke Infrastruktur bidang Cipta Karya


Pada kesempatan lain Menteri PU dan rombongan mengunjungi
beberapa proyek pembangunan bidang Pekerjaan Umum di
Budapest. Tiga diantaranya adalah bidang Cipta Karya, yaitu
Pabrik Pembuatan Instalasi Pengolah Air Minum di Godollo, Ruang

*) Kasubdit Perencanaan Teknis, Direktorat Pengembangan


Penyehatan Lingkungan Permukiman, Direktorat Jenderal Cipta
Karya, Kementerian Pekerjaan Umum
**) Kasubdit Wilayah I Direktorat Pengembangan Air Minum,
Direktorat Jenderal Cipta Karya, Kementerian Pekerjaan Umum

Foto Atas : Delegasi RI di Kota Berlin


Foto Bawah : Suasana kota Budapest, Hungaria.

Foto -foto : Buchori

liputan khusus

Pekik
Komando

Satgas Tanggap Darurat Cipta Karya


Thamrin dan Mulyadi menghela nafas
panjang. Di atas ketinggian 10 meter
dia memastikan apakah Carabiner yang
mengait Harnes sudah mengikat kuat
tubuhnya yang berdiri di atas papan
panjat tebing. Beberapa saat lagi, mereka
berdua akan membawa seorang korban
untuk diturunkan di bawah.

Korban dilarikan ke tenda untuk mendapatkan pertolongan pertama sebelum


dibawa Ambulance

i bawah sudah ada Kurniawan dan Nuryanto yang


bersiap menjemput korban sambil memegang tali
sintetis yang mengendalikan pergerakan turun para
evakuator dan korban dalam tandu lipat. Sembari
meneriakkan yel-yel PU-PU-PU berkali-kali, korban
dan kedua evakuator turun dengan gerakan yang sangat hati-hati
namun cepat dan mantap. Sesampainya di tanah, empat orang
sudah bersiap dan melarikan korban ke tenda tempat pertolongan
pertama tersedia. Sesaat kemudian, Ambulance meraung-raung
mengarah ke tenda, dan dengan sigap korban dilarikan ke dalam
Ambulance.
Aksi simulasi pengamanan korban seperti itu dilakukan
para calon Satuan Tugas (Satgas) Tanggap Darurat Ditjen Cipta
Karya yang selama dua pekan dilatih dilatih para Baret Merah di
Pusat Pendidikan Pasukan Khusus (Pusdikpassus) Batujajar dan
Lembang, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat.

Edisi 03 4Tahun XI4April 2013

liputan khusus
Aksi yang diiliustrasikan diatas adalah mobilisasi udara,
salah satu keterampilan yang diajarkan Kopassus kepada Satgas.
Selain itu, mereka diajarkan merakit tenda darurat dengan cepat,
baris berbaris, mobilisasi di air, rayapan tali, dan keterampilan
individu maupun kelompok lainnya. Selain keterampilan, mereka
juga ditanamkan nilai-nilai disiplin, bertahan hidup (survival),
kepemimpinan, wawasan kebangsaan, dan lain-lain.
Pada sesi pembekalan teknis di Jakarta, para calon Satgas yang
berjumlah 90 orang ini juga diajarkan materi tentang mitigasi
bencana, mekanisme tanggap darurat Cipta Karya dan pengenalan
peralatan ke-Cipta Karya-an untuk membantu pengungsi korban
bencana.
Sekretaris Ditjen Cipta Karya, Dadan Krisnandar, menyampaikan
pesan khusus kepada para Satgas, bahwa Ditjen Cipta Karya
memiliki banyak peralatan yang siap dimobilisasi di setiap ada
tanggap darurat bencana, kapan pun dan di mana pun. Bukan saja
harus lihai mengoperasikan peralatan, Satgas juga harus memiliki
jiwa kepemimpinan di lapangan untuk memobilisasi sumber yang
ada agar para korban mendapatkan bantuan secara cepat dan
tepat.
Pelatihan Satgas Tanggap Darurat yang digelar Ditjen Cipta
Karya dari 4 19 April 2013 ini adalah kali kedua setelah yang
pertama juga diadakan di Pusdikpassus September 2012 silam.
Pelatihan tersebut dilaksanakan dalam dua tahap. Tahap pertama

berupa pembekalan teknis dan substansi ke Cipta Karya-an


selama empat hari bertempat di Wisma Sanita Jakarta. Tahap
kedua berupa pembekalan mental dan fisik selama dua minggu
bertempat di Pusdikpassus.
Dalam arahannya kepada peserta, Kepala Bagian Umum
Ditjen Cipta Karya Sudarwanto mengatakan, pelatihan ini
bertujuan untuk membentuk karakter satgas tanggap darurat
yang sigap, cekatan dan disiplin. Ia berharap para peserta dapat
memanfaatkan pelatihan ini dengan sebaik-baiknya.
Kalian yang disini adalah yang terpilih dari seluruh Indonesia.
Pelatihan ini adalah untuk melatih jiwa kepemimpinan untuk
calon-calon pemimpin kedepan. Saya berpesan setelah selesai
dari pelatihan ini agar menjaga nama baik Korps Satgas dan Ditjen
Cipta Karya, kata Sudarwanto mewakili Sesditjen Cipta Karya saat
membuka pelatihan di Wisma Sanita Jakarta, di awal pembekalan.
Dalam kesempatan tersebut, ia juga berharap para peserta
nantinya dapat terampil dalam memasang alat pengolah atau
penjernihaan air. Keterampilan ini wajib bagi para peserta karena
ketika terjadi bencana masalah air minum sangat penting. Ini
merupakan pesan Dirjen Cipta Karya untuk kalian semua, katanya
kepada para peserta.
Abdurahman, peserta dari Satker Randal Sulsel mengaku
siap mengikuti pelatihan ini. Ia menuturkan, satu bulan setelah
mendapat perintah untuk mengikuti pelatihan satgas, ia telah
Sekretaris Ditjen Cipta Karya, Dadan Krisnandar didampingi Komandan Pusdikpassus
Kol.Inf. Nyoman C. menyematkan tanda lencana Wing sebagai tanda selesai
mengikuti Diklat.

10

liputan khusus
navigasi darat, wawasan kebangsaan, pembinaan motivasi,
sistem pengamanan, mountanering, mobilisasi udara dan teknik
mendayung. Selama empat hari terakhir peserta akan berlatih fisik
di Situ Lembang Bandung.
Selaku pembina dari Ditjen Cipta Karya, Kabag Umum
Sesditjen Cipta Karya Sudarwanto mengatakan, target peserta
satgas tanggap darurat sampai dengan 2014 adalah 300 peserta.
Pada angkatan I tahun kemarin diikuti sebanyak 58 orang
sedangkan pada angkatan ini sebanyak 89 orang. Target kami
angkatan ini sebenarnya adalah 120 orang, namun kemarin ada
yang tidak memenuhi syarat dan ada yang mengundurkan diri,
kata Sudarwanto.
Bisa dibilang ini merupakan personil elit Cipta Karya yang
tidak hanya terampil secara teknik namun juga berkualitas dalam
memimpin maupun memobilisasi upaya tanggap darurat, tambah
Sudarwanto.

Foto Atas

: Komandan Pusdikpassus Kol.Inf Nyoman C memberikan pengarahan


kepada para Satgas.
Foto Bawah : Anggota Satgas dengan sigap membangun tenda darurat di
Lapangan Hitam Pusdikpassus.

mempersiapkan fisik dan mental. Setalah mendapat surat tugas,


saya sabtu minggu rutin lari pagi untuk mempersiapkan fisik.
Pelatihan ini kan yang penting untuk mengasah disiplin, kata
mantan anggota Paskibra ini.
Hary peserta asal Satker PLP Sulawesi Utara juga menyatakan
hal yang sama. Kebetulan saya sering main futsal sehingga fisik
lumayan terjaga. Lagian juga gak akan mati kok, katanya.
Setelah melewati pembekalan di teknis di Jakarta, peserta
dijemput dan diantar ke Pusdikpassus, Batujajar Jawa Barat.
Dalam apel sambutan, Wakil Komandan Pusdikpassus Letkol
Sudaryanto mengatakan, pelatihan ini merupakan upaya untuk
melatih disiplin, mental tangguh, loyalitas dan motivasi tinggi
peserta, sehingga berguna bagi instansi Kementerian PU dan
juga bangsa dan negara. Ia juga berpesan kepada para peserta
agar segera menyesuaikan diri dengan kondisi dan situasi di
Pusdikpassus. Latihan ini mengandung risiko, hayati latihan ini
secara mendalam, karena kalian datang ke sini untuk berlatih, kata
Sudaryanto.
Ia juga meminta kepada para peserta untuk bertanya
seluas-luasnya kepada para pelatih selama mengikuti pelatihan.
Sebagai informasi, sebanyak 17 pelatih dari grup Para Kopassus
mendampingi peserta calon satgas selama berada di Pusdikpassus.
Para peserta ini tinggal di Barak Kopassus selama mengikuti
pelatihan. Beberapa materi yang diajarkan dalam pelatihan
tersebut antara lain, bela negara, pembinaan disiplin, PBB,

Siap Jadi Avant Garde Tanggap Bencana


Komandan Pusdikpassus, Kolonel Inf. I Nyoman Cantiaca pada
pelepasan 90 anggota Satgas mengobarkan semangat berapiapi. Dia berpesan agar Satgas mengamalkan nilai-nilai dan
keterampilan yang diajarkan di Pusdikpassus. Nilai disiplin,
memiliki jiwa korsa, harus saling membantu, kerjasama, jangan
saling menjatuhkan. Bekal nilai-nilai yang diterima di Batujajar
tersebut harus diamalkan di lapangan. Kalian harus melaksanakan
tugas Negara dengan tuntas, kata Nyoman.
Nyoman menambahkan, Satgas Tanggap Darurat Bencana
Ditjen Cipta Karya adalah Satgas pertama di lingkungan
kementerian/lembaga pemerintah yang dilatih oleh Kopassus.
Berdasarkan laporan Menteri Pekerjaan Umum kepada Presiden,
bahwa Satgas yang dilatih di Batujajar mengalami perubahan
sikap yang mendasar.
Dalam sebuah testimoni, salah seorang Satgas angkatan
pertama mengaku terjadi perubahan yang signifikan dalam
sikapnya usai dilatih si Baret MerahKopassus. Sebelumnya, dia
jarang sekali menunaikan sholat, kini dia rajin melaksanakannya.
Kedisiplinan pun dia praktikkan dalam pekerjaan di kantor,
contohnya soal kedatangan. Saya sebelumnya biasa masuk kantor
siang jam 9 atau 10 pagi, setelah mengikuti pelatihan Satgas, saya
datang kurang dari jam 8, bahkan bila perlu saya lah yang akan
membuka pintu gerbang kantor, ucapnya lantang.
Nyoman menambahkan, Pusdikpassus bangga dengan para
Satgas Ditjen Cipta Karya. Namun yang lebih penting katanya
adalah penerapannya. Satgas harus bergerak cepat ketika terjadi
bencana di daerahnya masing-masing.
Kekuatan Satgas nantinya, lanjut Nyoman, bukan faktor
peralatan yang lengkap. Tapi keterampilan memobilisasi sumber
daya yang ada di lapangan menjadi kunci kekuatannya. Ia
membandingkan dengan personil Kopassus, mereka hebat bukan
karena ditunjang Alat Utama Sistem Persenjataan (Alutsista) yang
ada, namun karena jiwa pantang menyerah dan patriotismenya.
Kapan pun dan di mana pun ada bencana, kalian harus segera
terjun ke lapangan, dan laksanakan semua dengan tuntas!seru
Nyoman.
Sementara itu, saat menyambut para Satgas di Jakarta
(19/4), Sesditjen Cipta Karya, Dadan Krisnandar mengharapkan
peningkatan kualitas Satgas terkait penguasaan peralatan bidang
air minum maupun sanitasi. Tidak mungkin dalam pelatihan
yang waktunya singkat bisa menguasai secara maksimal. Maka

Edisi 03 4Tahun XI4April 2013

11

liputan khusus
kalian harus melakukannya secara learning by doing. Yang penting
kesiapan kedisiplinan, kepercayaan diri, siap dalam semua medan,
baik banjir, longsor, gempa, dan lain-lain yang akan dihadapi, ujar
Dadan.
Dalam arahannya kepada peserta, Kepala Bagian Umum Ditjen
Cipta Karya Sudarwanto mengatakan, dalam pelaksanaannya
nanti di lapangan, tidak ada perlakuan perbedaan terhadap
Angkatan I dan II. Menurutnya, perbedaan memang direncanakan
sebelumnya dengan memberikan pelatihan KOMANDO
kepada Angkatan I. Sedangkan pada angkatan II dipilih pelatih
berkualifikasi PARA. Komando lebih kuat di survival dan Para
Dasar lebih kuat di mobilisasi udara. Suatu saat nanti kami akan
memberikan pelatihan Satgas dengan palatih mariner untuk
menguasai medan seperti tsunami dan banjir bandang. Satgas di
tiap angkatan akan memiliki spesifikasi khusus, ulas Sudarwanto.
Sudarwanto juga berharap partisipasi para Satuan Kerja
induk para anggota Satgas untuk memfasilitasi stafnya dalam
menjalankan tugas-tugas Satgas. Dalam waktu dekat, Ditjen Cipta
Karya akan menggelar latihan gabungan antara Angkatan I dan II.
Kita tidak mau hanya memobilisasi peralatan saja jika ada gelar
kesiapan oleh BNPB (Badan Nasional Penanggulangan Bencana),
tapi kita akan mengerahkan deville Satgas Tanggap Darurat yang
kita miliki, ujarnya.
Begitu juga pada setiap tanggap darurat bencana, lanjut
Sudarwanto, Ditjen Cipta Karya akan mengerahkan Satgas
bersama peralatan dan operatornya seperti yang sudah dilakukan
di banjir Jakarta awal tahun ini.
Dengan target hingga tahun 2014, setiap provinsi ada
lima Satgas yang dilatih di Pusdikpassus untuk aktif di setiap
penanggulangan bencana di wilayahnya masing-masing.
Pekik Komando Sapta Taruna
Tujuh karyawan PU yang dikenal dalam sejarah kementerian
ini dikenal dengan Sapta Taruna bukan dari personil militer
atau yang memiliki dasar kemiliteran. Mereka hanya berbekal
keberanian, jiwa kebangsaan, serta cinta terhadap korsa. Mereka
berjuang mempertahankan Gedung Sate Bandung (3 Desember
1945) dengan hati tulus dan tanpa pamrih, meski jiwa dan raga
yang harus dikorbankan. Pada peristiwa heroik itu, sebanyak tujuh
karyawan gugur. Selanjutnya meraka dijuluki Sapta Taruna.
Satgas Tanggap Darurat Bencana di bawah lindungan
Direktorat Jenderal Cipta Karya (DJCK) adalah penerus jiwa Sapta
Taruna. Pembentukan Satgas ini diawali dengan kegelisahan
Anggota Satgas Tanggap Darurat Bencana Ditjen Cipta Karya berlatih mobilisasi
udara di Pusdikpassus Bandung

12

pimpinan DJCK untuk membenahi tata kerja Tim Penanggulangan


Darurat Bencana. Dalam setiap kesempatan mengunjungi proses
tanggap darurat bencana, Dirjen Cipta Karya yang saat itu dijabat
Budi Yuwono selalu menemui bantuan asing yang datang lebih
cepat.
Padahal DJCK sebagai salah satu unit kerja Kementerian
Pekerjaan Umum memiliki tugas dan fungsi yang melekat dengan
dampak bencana seharusnya datang lebih cepat bersama tim dari
kementerian dan lembaga lain. DJCK menyelenggarakan fasilitas
serta infrastruktur permukiman bagi masyarakat pengungsi korban
bencana, antara lain penyediaan air minum, penyediaan tempat
permukiman/hunian darurat, serta penyediaan/penyelenggaraan
sanitasi darurat.
Untuk mewadahi pasukan kecil ini, Pimpinan Direktorat
Jenderal Cipta Karya mencanangkan terobosan kebijakan
yang pelaksanaannya secara tahun jamak. Pertama, dengan
membangun Depo Logistik Regional, yang diawali di Medan
(2012), Surabaya dan Makassar serta meningkatkan Depo Logistik
yang telah ada di Bekasi. Ini bertujuan untuk penyimpanan
Barang/Peralatan yang diperlukan pada saat terjadi bencana di
daerah, sehingga mampu membantu pendistribusian bantuan
secara lebih cepat.
Sedangkan terobosan kedua, memberikan pembekalan
kemampuan dan peningkatan keterampilan Personil melalui
Pendidikan dan Pelatihan. Pembekalan personil Satuan Tugas
dengan muatan aspek teknis/substantif yang dirancang dengan
pendekatan penularan pengalaman dan keterampilan melalui
bimbingan dari para pendahulu secara internal, sedangkan untuk
pembekalan kemampuan secara mental dan fisik agar setiap
personil memiliki bekal keberanian, kepeloporan, kemampuan
bertahan hidup serta keterampilan fisik yang memadai. Untuk
tujuan itu, maka Direktorat Jenderal Cipta Karya menjalin kerjasama
dengan Pusat Pendidikan Pasukan Khusus (PUSDIKPASSUS) Komando Pasukan Khusus (KOPASSUS) di Batujajar Bandung.
Jauh lebih penting dari semua itu, bahwa budaya dalam
lingkungan militer, yaitu disiplin, satu komando, loyalitas, serta
hormat terhadap senior dan sejawat menjadi keseharian yang
melekat baik di lingkungan kerja maupun dalam kehidupan
di masyarakat. Dengan memberikan pembekalan kepada
Personil Satuan Tugas di dalam suasana lingkungan militer,
berarti penyemaian karakter kepada yang muda telah dimulai.
Pemeliharaan dan menjaga kesinambungan pembekalan perlu
diteruskan, karena tak dapat diremehkan bahwa mereka adalah
individu dan Satuan Tugas yang diharapkan sebagai garda
terdepan Direktorat Jenderal Cipta Karya dalam setiap bencana.
Keberhasilan yang dilandasi kemampuan, dan hasil yang
luar biasa karena penanganan yang radikal, tidak tertutup
kemungkinan akan melahirkan Sapta Taruna-Sapta Taruna baru
yang tangguh dan memiliki jiwa kepeloporan (leadership) yang
dapat dibanggakan untuk berbagai bidang, tidak hanya terbatas
untuk Tanggap Darurat Bencana. (Teks: Buchori & Danang)

info baru

Peresmian Infrastruktur
oleh Menteri Pekerjaan Umum
di Sumatera Barat
Rusunawa Sawahlunto pagi itu tampak
meriah. Ratusan umbul-umbul dan sederet
ucapan selamat menghiasi halaman depan
Rusunawa yang terletak di Kelurahan
Durian II, Kecamatan Baringin Kota
Sawahlunto. Di halaman tengah, nampak
tenda besar dan panggung beralaskan
karpet merah berdiri megah. Didalam
tenda, berdiri sederet prasasti dan balilho
yang siap untuk ditandatangani dan
ditinjau.

Foto -foto : Danang Pidekso

Menteri PU Djoko Kirmanto menandatangani prasasti beberapa infrastruktur


Cipta Karya yang ada di Prvovinsi Sumatera Barat.

emua persiapan tersebut adalah dalam rangka


Kunjungan Menteri Pekerjaan Umum Djoko Kirmanto
untuk meresmikan berbagai infrastruktur Cipta
Karya di Provinsi Sumatera Barat akhir April lalu.
Rusunawa Sawahlunto merupakan satu dari delapan
infrastruktur yang diresmikan pagi itu.
Tepat pukul 11.00, tarian gelombang menyambut kedatangan
Menteri PU berserta rombongan. Turut mendampingi Menteri,
Gubernur Sumbar Irwan Prayitno, Walikota Padang Fauzi Bahar
dan Walikota Sawahlunto Amran Nur. Sementara dari Ditjen Cipta
Karya, nampak Sesditjen Cipta Karya Dadan Krisnandar, Direktur
Bangkim Amwazi Idrus, Direktur PLP Djoko Mursito dan Kepala
Pusat Komunikasi Publik Danis H. Sumadilaga.
Rusunawa Sawahlunto menjadi tempat simbolis peresmian
berbagai infrastruktur Cipta Karya yang ada di Provinsi Sumatera
Barat. Delapan infrastruktur yang diresmikan tersebut yaitu;
Rusunawa Sawahlunto dan Rusunawa Purus Kota Padang yang
telah menampung 366 KK, SPAM Kandi Sawahlunto, SPAM IKK
Koto Parik Gadang Diateh Kab. Solok Selatan dan SPAM Kampia

Edisi 03 4Tahun XI4April 2013

13

info baru

Tabu Karambia Kota Solok yang menyalurkan air ke 10.500 jiwa,


TPA Regional Kota Kota Payakumbuh dengan daya tampung
458 m3 perhari, Kolam Retensi Cimpago Kota Padang mampu
menampung 100 m3 dan Gedung PIP2B Sumbar di Kota Padang.
Menteri PU Djoko Kirmanto mengungkapkan rasa bangganya
bahwasanya bantuan dan bentuk kerjasama pembangunan
infrastruktur di provinsi Sumatera Barat ini telah direspon dengan
sangat baik mulai dari perencanaan yang matang, pengelolaan
yang baik, dan pemanfaatan yang maksimal, sehingga APBN
yang bernilai tinggi benar-benar dapat bermanfaat terutama bagi
kesejahteraan rakyat. Apalagi, setiap program yang diluncurkan,
dibarengi dengan penyediaan dana sharing dari APBD daerah.
Tidak semua provinsi bisa seperti Sumatera Barat ini. Terima kasih
atas komitmennya, kata Djoko Kirmanto.
Dalam kesempatan tersebut ia juga mengucapkan banyak
terimakasih kepada semua kota dan kabupaten dan terutama
kepada pemerintah provinsi yang telah efektif menjadi
kepanjangan tangan Kementerian PU dalam membangun
infrastruktur permukiman, dan sekali lagi saya sampaikan apresiasi
kepada Saudara Gubernur Sumatera Barat dan seluruh jajarannya,
juga Walikota dan Bupati dan seluruh jajarannya.
Lebih lanjut menurut Djoko, semua infrastruktur yang
dibangun merupakan investasi fisik yang diharapkan dapat
menambah modal sosial dan menjadi nilai tambah bagi kota dan
kabupaten yang mendapatkan bantuan. Dimana pada gilirannya
bisa meningkatkan hidup dan penghidupan masyarakat serta
dapat berkontribusi dalam pembangunan skala nasional.
Hal yang terpenting adalah infrastruktur yang dibangun
dengan APBN yang jumlahnya tidak sedikit harus dijaga

14

Rusunawa Purus di Kota Padang. Rusunawa ini memiliki 196 kamar dan baru 186
kamar yang berpenghuni, dengan harga sewa mulai Rp 245 ribu sampai Rp 325 ribu
per bulan.

keberlanjutannya melalui pemeliharaan yang seksama dan


tersistem, tambah Djoko.
Rusunawa 2 Twin Blok di Sawahlunto dibiayai APBN tahun
2011-2012 sebesar Rp 28,8 mililar, tipe 24 dengan 198 kamar.
Sedangkan Rusunawa Purus di Padang, juga dibangun dua
twin blok juga tipe 24 dengan 198 kamar. Pembangunannya
memanfaatkan APBN 2008-2009 sebesar Rp 25,8 miliar.
Sedangkan pembangunan SPAM dimaksudkan untuk
penyediaan akses air minum bagi masyarakat di sekitarnya. Sebab
sebagian masyarakat belum memiliki sumber air minum yang
memenuhi kualitas dan kurang memenuhi syarat.
TPA Regional Payakumbuh juga merupakan program nasional,
yang diimplementasikan di tingkat kabupaten/kota. Pemerintah
melalui Kementerian PU berpartisipasi membangun TPA yang
bersifat stimultant. TPA ini digunakan untuk mengolah sampah
dari kabupaten/kota disekitarnya.
Sementara Gubernur Sumbar, Irwan Prayitno mengatakan,
cukup banyak bantuan Kementerian PU untuk sumbar tahun ini.
Jumlahnya mencapai Rp 2,4 triliun. Namun diharapkan Pemko/
Pemkab terkait dapat membantu kelancaran pembebasan lahan
yang dibutuhkan untuk pembangunan fisik di sekitarnya. Sebab
dalam banyak hal, persoalan lahan selalu mengganjal kelancaran
perkerjaan fisik.
Kita berharap kepala daerah dapat menyelesaikan persoalan

info baru
di tingkat daerah baik sebelum proyek dimulai, saat pelaksanaan
dan selesai pembangunannya, ujar Irwan Prayitno.
Kunjungan Pasar dan Penerima Hibah
Setelah meresmikan berbagai infrastruktur di Rusunawa
Sawahlunto, Menteri Djoko Kirmanto menyempatkan diri
untuk mengunjungi dan berbincang dengan warga penerima
program hibah air minum yang berada di Kecamatan Talawi
Kota Sawahlunto. Gimana sudah dapat air, senang nggak ?, kata
Menteri Djoko Kirmanto yang disambut ucapan terima kasih para
warga penerima hibah.
Program hibah air minum adalah suatu upaya percepatan
penambahan jumlah sambungan rumah (SR) baru melalui
penerapan output based atau berdasarkan kinerja yang terukur.
Setelah berbincang dengan warga penerima hibah, Menteri
PU Djoko Kirmanto beserta rombongan kemudian meninjau Pasar
Baru Kota Sawahlunto di Kecamatan Lembah Segar. Pembangunan
pasar tersebut dilatarbelakangi kebutuhan tempat berkumpul
di pusat kota dengan mengembalikan identitas kota tersebut,
sebagai kota lama dan mempertahankan unsur heritage kota.
Selain itu juga diharapkan dapat meningkatkan kegiatan ekonomi
masyarakat.
Foto Atas

: Menteri PU meninjau Pasar Sawahlunto yang telah 90% terbangun.


Selain meninjau pasar, Djoko Kirmanto juga berdialog dengan para
pedagang.
Foto Bawah : Menteri PU Djoko Kirmanto berbincang dengan warga Sawahlunto
penerima hibah air minum bantuan dari USAID. Biaya pemasangan
untuk sambungan air ini gratis dengan tarif murah per bulan.

Edisi 03 4Tahun XI4April 2013

15

info baru

Foto Atas
: Rusunawa Kota Sawahlunto dibangun untuk masyarakat
berpenghasilan rendah. Harga sewa rusun ini Rp 150 ribu per
bulan.
Foto Tengah Kiri : Menteri PU Djoko Kirmanto menyerahkan kunci secar simbolik
kepada penghuni Rusunawa Sawahlunto
Foto Tengah Kanan : Pasar Baru Sawahlunto dibangun dengan konsep khas daerah
setempat. Tahun ini pasar tersebut rencananya siap dihuni
tahun 2013 ini.
Foto Bawah
: Menteri PU Djoko Kirmanto meninjau Danau Cimpago Purus.
Danau ini berfungsi untuk menampung dan menyerap air
sehingga kawasan sekitar tidak kebanjiran.

Pasar ini terdiri dari 312 kios/toko dan 394 lapak/los. Pasar baru
mampu menampung 442 pedagang lama, yang saat ini menempati
pasar sementara dan 264 pedagang baru. Pembangunan pasar
dibiayai pinjaman Bank Dunia melalui program Urban Sector

16

Development Reform Project (USDRP) dibawah pembinaan Ditjen


Cipta Karya sebesar Rp 17,5 miliar dan APBD Kota Sawahlunto
2013 sebesar Rp 2,3 miliar, atau total biaya Rp19,9 miliar.
Dalam kunjungannya, Djoko Kirmanto melihat sekeliling
pasar dan berbincang dengan calon pedagang penghuni pasar.
Ia menilai pasar tersebut cukup bagus dan berharap bisa segera
ditempati. (Teks : Danang Pidekso)

info baru

Widyaiswara

Akan Semakin Krisis


Toeti Ariati S. *)

Isu perampingan struktur di kementerian


dan lembaga sudah menjadi berita akhirakhir ini. Perampingan dilakukan dalam
rangka Reformasi Birokrasi (RB) yang
perlu dilakukan pemerintah. Ada 16
Kementerian dan Lembaga pemerintah
(K/L) yang mendapatkan prioritas pertama
dalam right sizing, salah satunya adalah
Kementerian Pekerjaan Umum.

eformasi Birokrasi merupakan suatu upaya


yang dilakukan pemerintah untuk melakukan
pembaharuan dan perubahan yang mendasar
terhadap sistem penyelenggaraan pemerintahan.
Perbaikan sistem penyelenggaraan pemerintahan
menyangkut pembaharuan terhadap aspek kelembagaan
(organisasi), ketatalaksanaan, dan sumber daya manusia aparatur.
Perampingan
dilakukan
dengan
menggabungkan
kementerian yang setelah dievaluasi ternyata memiliki tugas dan
fungsi serupa dengan kementerian atau lembaga lainnya. Dengan
penggabungan ini diharapkan terjadi efisiensi. Efisien karena
tidak terjadi duplikasi antar kementerian dan lembaga dalam
mengerjakan tugas yang sama. Hal ini penting, apalagi mengingat
koordinasi di Negara kita ini masih sulit untuk dapat dilakukan
dengan baik.

Edisi 03 4Tahun XI4April 2013

17

info baru

Dalam
birokrasi
melatih Pegawai Negeri Sipil
pemerintah dikenal jabatan
(PNS) pada Lembaga Diklat
karier
yang
dibedakan
Pemerintah, yang diduduki
menjadi dua. Pertama jabatan
oleh PNS dengan hak dan
Widyaiswara, sebagai salah satu jabatan
struktural,
yaitu
jabatan
kewajiban yang diberikan
yang secara tegas ada dalam
secara penuh oleh pejabat yang
fungsional, adalah jabatan fungsional yang
struktur organisasi, dan kedua
berwenang.
Sebagaimana
mempunyai ruang lingkup, tugas, tanggung
jabatan fungsional, yaitu
diketahui, jabatan fungsional
jabatan teknis yang tidak
Widyaiswaradyaiswara
jawab, dan wewenang mendidik, mengajar dan
tercantum dalam struktur
termasuk dalam rumpun
atau melatih Pegawai Negeri Sipil (PNS) pada
organisasi, tetapi dari sudut
pendidikan lainnya.
pandang fungsinya sangat
Lembaga Diklat Pemerintah, yang diduduki oleh Sebelum Tahun 2006,
diperlukan dalam pelaksanaan
persyaratan
untuk
dapat
PNS dengan hak dan kewajiban yang diberikan
tugas-tugas pokok organisasi.
diangkat menjadi Widyaiswara
Kebijakan
dalam
dapat
dilakukan
sampai
secara penuh oleh pejabat yang berwenang.
penyelenggaraan
dengan dua tahun sebelum
pemerintahan seperti itu
PNS
yang
bersangkutan
nampaknya ingin mengurangi
memasuki masa pensiun.
jabatan struktural dan akan
Pada saat itu (akhir tahun
lebih banyak memanfaatkan tenaga atau sumberdaya aparatur 2006) di Departemen Pekerjaan Umum tercatat terdapat
yang memiliki jabatan fungsional. Jabatan yang terkait dengan sekitar 70 Widyaiswaradyaiswara. Namun setelah tahun 2006
profesionalisme bidang tertentu, baik yang disebut Widyaiswara berdasarkan Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur
maupun jabatan fungsional yang melekat di Satminkal (unit Negara Nomor: 14 Tahun 2009 tentangJabatan Fungsional
eselon I).
Widyaiswaradyaiswara dan Angka Kreditnya ditetapkan bahwa
Widyaiswara, sebagai salah satu jabatan fungsional, adalah pengangkatan PNS dari jabatan lain ke dalam jabatan Widyaiswara
jabatan fungsional yang mempunyai ruang lingkup, tugas, harus memenuhi syarat dimana pada saat pengangkatan sebagai
tanggung jawab, dan wewenang mendidik, mengajar dan atau Widyaiswara usia paling tinggi 50 tahun.

18

info baru
utama Jabatan Fungsional
Dalam peraturan tersebut
Keterampilan
meliputi
dibuka peluang pengangkatan
pelaksanaan kegiatan teknis
Widyaiswara melalui jalur
yang
berkaitan
dengan
CPNS untuk mengisi lowongan
Jabatan fungsional adalah kedudukan yang
penerapan
konsep
dan
formasi Widyaiswara. Namun
metode
operasional
di
bidang
khusus untuk Widyaiswara
menunjukkan tugas, tanggung jawab, wewenang
ilmu pengetahuan tersebut
dari jalur CPNS ini, perlu
dan hak seorang PNS dalam suatu satuan
serta pemberian pengajaran di
diperhitungkan berapa lama
tingkat pendidikan tertentu.
waktu yang diperlukan untuk
organisasi yang dalam pelaksanaan tugasnya
B e r d a s a r k a n
mempersiapkan Widyaiswara
didasarkan pada keahlian dan atau keterampilan Peraturan Menteri Negara
ini untuk dapat melakukan
Pendayagunaan
Aparatur
kegiatannya dalam mengajar.
tertentu serta bersifat mandiri.
Negara Nomor : Per/10/M.
Pertambahan Widyaiswara
Pan/6/2007 Tentang Jabatan
selama kurun waktu tersebut
Fungsional Penata Ruang dan
(2006 - 2012) relatif tidak
Angka Kreditnya, disebutkan
bertambah secara signifikan
sementara Widyaiswara yang memasuki masa pensiun cukup bahwa Penata Ruang adalah Pegawai Negeri Sipil yang diberi
banyak. Jumlah Widyaiswara di Kementerian PU, status per Januari tugas, tanggung jawab, wewenang dan hak secara penuh oleh
2013, berjumlah 23 orang. Pada akhir tahun 2013 jumlah ini akan pejabat yang berwenang untuk melakukan kegiatan perencanaan
berkurang sebanyak 8 orang karena alasan para Widyaiswara tata ruang dan atau peninjauan kembali rencana tata ruang,
pemanfaatan ruang, dan pengendalian pemanfaatan ruang.
tersebut memasuki usia pensiun.
Kondisi ini perlu mendapat perhatian khusus, terutama apabila Tugas Pokok Penata Ruang adalah melakukan kegiatan
dikaitkan dengan program Diklat di Kementerian PU pada tahun perencanaan tata ruang dan atau peninjauan kembali rencana
2013 yang direncanakan akan dilaksanakan sebanyak 122 Diklat tata ruang, pemanfaatan ruang dan pengendalian pemanfaatan
teknis (di luar diklat kepemimpinan). Bisa dibayangkan kebutuhan ruang.
akan Widyaiswaradyaiswara untuk mengisi kebutuhan tenaga Selain itu, berdasarkan Keputusan Menteri Koordinator Bidang
Pengawasan Pembangunan dan Pendayagunaan Aparatur Negara
pengajar cukup tinggi. Krisis Widyaiswara.
Apakah keterbatasan tenaga Widyaiswara ini dapat diatasi No 65/Kep/MK.WASPAN/10/1999 tentang Jabatan Fungsional
dengan memanfaatkan tenaga teknis lainnya seperti tenaga dari Teknik Tata Bangunan dan Perumahan dan Angka Kreditnya
jabatan fungsional lainnya atau tenaga professional dari luar disebutkan bahwa Pejabat Fungsional Teknik Tata Bangunan
dan Perumahan adalah Pegawai Negeri Sipil yang diberi tugas,
bahkan memanfaatkan tenaga struktural?
Hal ini perlu dilihat, terutama penggunaan tenaga jabatan tanggung jawab, wewenang dan hak secara penuh oleh pejabat
fungsional yang ada di kementerian PU ditinjau dari tugas dan yang berwenang untuk melakukan kegiatan teknis fungsional
penyelenggara tata bangunan, perumahan dan permukiman.
fungsi tenaga-tenaga tersebut.
Jabatan fungsional adalah kedudukan yang menunjukkan Tugas pokok pejabat fungsional Teknik Tata Bangunan
tugas, tanggung jawab, wewenang dan hak seorang PNS dalam dan Perumahan adalah melaksanakan penyelenggaraan tata
suatu satuan organisasi yang dalam pelaksanaan tugasnya bangunan, perumahan dan permukiman.
didasarkan pada keahlian dan atau keterampilan tertentu serta Apakah PNS yang memiliki jabatan fungsional, dalam hal ini
Jabatan Fungsional Penata Ruang atau Jabatan Fungsional Tata
bersifat mandiri.
Jabatan fungsional pada hakekatnya adalah jabatan teknis Bangunan dan Perumahan, dapat melakukan kegiatan tatap
yang tidak tercantum dalam struktur organisasi, namun sangat muka? Hal ini dapat dilihat pada ketentuan yang mengatur jabatan
diperlukan dalam tugas-tugas pokok dalam organisasi Pemerintah. fungsional tersebut.
Jabatan fungsional PNS terdiri atas jabatan fungsional keahlian Dalam peraturan yang mengatur jabatan fungsional Penata
Ruang dan yang mengatur jabatan fungsional Tata Bangunan
dan jabatan fungsional keterampilan.
Rumpun jabatan fungsional adalah himpunan jabatan dan Perumahan, pada bab terkait Bidang dan Unsur Kegiatan,
fungsional keahlian dan atau jabatan fungsional keterampilan disebutkan bahwa angka kredit juga dapat dipenuhi oleh kedua
yang mempunyai fungsi dan tugas yang berkaitan erat satu sama jabatan fungsional tersebut dari penunjang tugas, baik Penata
Ruang maupun teknik Tata Bangunan dan Perumahan, yang salah
lain dalam melaksanakan salah satu tugas umum pemerintahan.
Jabatan fungsional keahlian merupakan jabatan fungsional satunya adalah dari mengajar/melatih pada diklat pegawai.
kualifikasi profesional yang pelaksanaan tugas dan fungsinya Angka kredit yang dapat diklaim oleh para pejabat fungsional
mensyaratkan penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi di Penata Ruang untuk mengajar/melatih adalah sebesar 0,40 untuk
bidang keahliannya. Tugas utama Jabatan Fungsional Keahlian setiap 2 Jam Pelajaran. Sementara untuk pejabat fungsional Tata
meliputi pengembangan pengetahuan, penerapan konsep dan Bangunan dan Perumahan dapat pula mengklain angka kredit
teori, ilmu dan seni untuk pemecahan masalah, dan pemberian untuk mengajar/melatih walau memang angka kreditnya kecil
yaitu sebesar 0.04 untuk setiap 2 Jam Pejaran tatap muka.
pengajaran dengan cara yang sistematis.
Jabatan fungsional ketrampilan merupakan jabatan fungsional Dengan demikian, dapat disimpulkan para pejabat fungsional
kualifikasi teknis atau penunjang profesional yang pelaksanaan akan dapat mengisi kekurangan tenaga untuk mengajar (tatap
tugas dan fungsinya mensyaratkan penguasaan pengetahuan muka). Namun perlu difahami bahwa kegiatan yang dilakukan
teknis di satu bidang ilmu pengetahuan atau lebih. Tugas oleh para Widyaiswara tidak hanya mengajar, walaupun tugas

Edisi 03 4Tahun XI4April 2013

19

info baru

Perlu difahami bahwa kegiatan yang dilakukan


oleh para Widyaiswara tidak hanya mengajar,
walaupun tugas utamanya mengajar. Dalam
kaitannya dengan kediklatan kegiatan
Widyaiswara tidak terbatas hanya mengajar.

utamanya mengajar. Dalam kaitannya dengan kediklatan kegiatan


Widyaiswara tidak terbatas hanya mengajar. Perlu diketahui
bahwa ruang lingkup kediklatan adalah segala kegiatan yg terkait
dengan terselenggaranya diklat mulai dari masukan, proses, hasil,
keluaran, manfaat serta substansi diklat.
Lebih lanjut, apabila dilihat sub unsur Pengembangan dan
Pelaksanaan Diklat untuk angka kredit yang dapat diperoleh/
diklaim oleh Widyaiswara, terdiri dari kegiatan:
1. Penganalisisan kebutuhan Diklat;
2. Penyusunan kurikulum Diklat;
3. Penyusunan bahan Diklat sesuai spesialisasinya;
4. Pelaksanaan tatap muka di depan kelas Diklat sesuai
spesialisasinya;
5. Pemeriksaan ujian Diklat sesuai spesialisasinya;
6. Pembimbingan peserta Diklat pada Diklat Struktural sesuai
spesialisasinya;

7. Pengelolaan program Diklat diinstansinya;dan


8. Pengevaluasian program Diklat.
Adakah tenaga fungsional lainnya selain Widyaiswara yang dapat
melakukan kegiatan ini?
Untuk mengatasi kekurangan tenaga pengajar, saat ini
Pusdiklat sudah melibatkan Widyaiswara yang sudah purna tugas
namun memiliki kompetensi terhadap bidang tertentu, para
pejabat fungsional sesuai bidangnya, dan para pakar atau nara
sumber sesuai komptensi yang diperlukan.
Semakin berkurangnya tenaga Widyaiswara atau jabatan
fungsional lainnya perlu menjadi pemikiran para pemegang
kebijakan terkait penyelenggaraan Diklat, baik di Kementerian
PU maupun di Lembaga Aministrasi Negara sebagai Pembina
Widyaiswara.
*) Widyaiswara Utama Kementerian Pekerjaan Umum

20

inovasi

Kompilasi Usul Kegiatan Dari


Akar Rumput

(dengan Sistem Aplikasi Database Perencanaan Bidang Cipta Karya)

Wayan Lindu Suwara *)

Pada pelaksanaan kegiatan yang dilakukan


Ditjen Cipta Karya Tahun Anggaran 2013,
beberapa kegiatan salah satunya adalah
penyamaan persepsi dan konsolidasi
dalam rangka memperkuat amunisi
dalam pelaksanaan yang tahun 2013
agar sesuai sasaran dan target renstra
Cipta Karya. Selain itu, menjaring usulan
kegiatan masing-masing kegiatan melalui
pelaksanan konsolidasi regional.

alam penyusunan Rencana Program Investasi


Jangka Menengah (RPIJM) Kab/Kota, dimana
RPIJM merupakan dokumen rencana dan program
pembangunan infrastruktur bidang Cipta Karya
dalam periode lima tahunan, dilaksanakan secara
terpadu oleh Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah, maupun oleh
masyarakat/swasta.
RPIJM juga menjadi acuan bagi pemrograman dan
penganggaran pembangunan bidang Cipta Karya, sekaligus
sebagai rencana tindak bagi pemerintah kab/kota serta
propinsi untuk membangun infrastruktur bidang Cipta Karya
secara terpadu, efisien, dan efektif. Keterpaduan ini terdiri
dari pengembangan permukiman, penataan bangunan dan
lingkungan, pengembangan air minum, dan pengembangan
penyehatan lingkungan permukiman dan keterpaduan
pendanaan. Selain itu, RPIJM bidang Cipta Karya berfungsi untuk
mengakomodasikan kebutuhan infrastruktur permukiman di
daerah serta menjawab isu strategis terkini.
RPIJM disusun oleh Pemerintah Kabupaten/Kota dengan
difasilitasi oleh Pemerintah Propinsi dan Ditjen Cipta Karya.
Sebagai dokumen teknis, RPIJM diharapkan sudah menampung
kebutuhan pemangku kepentingan lokal dan aspirasi masyarakat.
Dalam penyusunannya, RPIJM ditekankan pada proses
partisipasi melalui dialog dengan seluruh stakeholder sehingga
dapat diterima oleh semua pihak sebagai acuan pembangunan

Direktur Bina Program Antonius Budiono memberikan arahan dalam acara TOT
Randal untuk wilayah Timur di Bali pertengahan Februari lalu.

infrastruktur permukiman. Dengan demikian, maka pembangunan


infrastruktur permukiman bisa ditangani dan dibiayai secara
bersama oleh para pemangku kepentingan.
Penyusunan RPIJM
Penyusunan RPIJM bidang Cipta Karya kabupaten/kota pada
dasarnya melibatkan pemerintah pusat, pemerintah propinsi, dan
pemerintah kabupaten/kota. Ditjen Cipta Karya, bertindak sebagai
pembina, sedangkan pemerintah propinsi berperan sebagai
fasilitator, dan pemerintah kabupaten/kota merupakan penyusun
dari dokumen RPIJM.
Di dalam mekanisme penyusunan RPIJM Cipta Karya terdapat
unit pelaksanaan di Pusat dan Daerah. Sehubungan dengan
diterbikannya SK Dirjen Cipta Karya No. 25/KPTS/DC/2012 pada
tingkat pusat dibentuklah Satgas Randal yang terdiri dari pejabat
yang mewakili Direktorat Bina Program, Direktorat Pengembangan
Permukiman, Direktorat Tata Bangunan dan Lingkungan,
Direktorat Pengembangan Air Minum, Direktorat Pengembangan
Penyehatal Lingkungan Permukiman, dan Sekretariat Ditjen
Cipta Karya. Direktorat Bina Program Cipta Karya juga terdapat
Koordinator Wilayah (Korwil).
Ditingkat propinsi, dibentuk satgas Randal yang berfungsi
memfasilitasi antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah
Kabupaten/Kota dalam penyusunan RPIJM. Satgas Propinsi dapat
dibentuk melalui SK Gubernur/Sekda. Adapun anggotanya terdiri

Edisi 03 4Tahun XI4April 2013

21

inovasi
dari unsur Bappeda, Dinas PU/CK/Permukiman, BPLHD, Dispenda,
SKPD terkait pembangunan Cipta Karya, dan Satker-Satker Cipta
Karya Propinsi.
Usul kegiatan Kab/Kota melalui Sistem Aplikasi Database
Perencanaan Bidang Cipta Karya
Dalam pelaksanaannya, perencanaan tahunan perlu dilakukan
monitoring dan pengendalian agar sesuai sasaran yang telah
ditetapkan sehingga dapat dilaksanakan secara efektif dan tepat
sasaran baik terhadap kegiatan pelaksanaan program-program
di daerah. Untuk mengefektifkan kinerja penganggaran dan
pemograman di kab/kota, sejak Tahun 2012 Satker Perencanaan
dan Pengendalian Program Infrastruktur Permukiman Pusat
membangun Sistem Aplikasi Database Perencanaan Bidang Cipta
Karya. Penyusunan Sistem ini bertujuan untuk mengkonsolidasi
data dan informasi dan mengkompilasi basis data serta
terintegrasinya database perencanaan bidang Cipta Karya seluruh
kabupaten/Kota.
Melalui sistem dimaksud, pemerintah kab/kota dapat
berinteraksi langsung dengan menginput/mengupdate dokumen
RPIJM pada Sistem Aplikasi Database Perencanaan Bidang Cipta
Karya dengan alamat web http://ciptakarya.pu.go.id/sip/.
Disamping itu, sistem disusun untuk kompilasi dari usulan
Kab/Kota yang telah ditinjau dan disinkronisasi oleh Propinsi

berdasarkan RPIJM dan MP serta menyangkut data RPIJM/MP,


penilaian kualitas, dan profil daerah
Direktorat Bina Program melalui Satker Perencanaan dan
Pengendalian Pusat melakukan pembekalan melalui mekanisme
TOT kepada seluruh Konsultan Individu propinsi. TOT telah
dilaksanakan secara regional, Wilayah Barat pada tanggal 5-8
Februari 2013 di Batam-Kepulauan Riau dengan peserta seluruh
Satker randal dan Konsultan Individu Propinsi Sumatera dan Jawa,
serta Wilayah Timur tanggal 12-15 Februari 2013 di Denpasar-Bali
dengan peserta seluruh Satker Randal dan Konsultan Individu dari
Propinsi Kalibanustra, Sulawesi, Maluku dan Papua.
Penyelenggaraan TOT ini bertujuan: (i) menyamakan persepsi
dan capaian yang dilakukan Konsultan Individu di Propinsi; (ii)
meningkatkan pemahaman keterpaduan perencanaan program
pembangunan bidang Cipta Karya (SPPIP, RPKPP, RISPAM, RTBL,
SSK dengan RPIJM), (iii) mewujudkan dokumen perencanaan
dan penganggaran yang layak; (iv) memberikan pemahaman
dalam mengaplikasikan sistem database bidang Cipta Karya; (v)
mengaplikasikan sistem e-Monitoring, DAK dan Sistem Spasialisasi
dan Visualisasi berbasis WEB GIS, dan pembinaan penyusunan
laporan e-Monitoring reguler, e-Monitoring DAK, SAK, dan SIMAK
BMN, serta (vi) memberikan pemahaman terkait evaluasi
pelaksanaan pembangunan bidang Cipta Karya.
Sistem Aplikasi Database Perencanaan Bidang Cipta Karya
Para Kasubdit di lingkungan Bina Program memeberikan arahan para peserta TOT
Wilyah Timur di Bali.

22

inovasi

Gambar 1
Tampilan awal Sistem Aplikasi Perencanaan Bidang Cipta Karya

Perancangan Sistem Aplikasi Database Perencanaan


Database perencanaan Bidang Cipta Karya merupakan komponen
yang penting dari sebuah siklus informasi perencanaan
dan penganggaran. Penyusunan, pengembangan serta
penggunaannya sangat dibutuhkan dalam rangka pengumpulan
informasi dan kompilasi hasil penyusunan data RPIJM seluruh kab/
kota.
Dalam penyusunan sistem aplikasi database perencanaan,
format data RPIJM dan MP telah didefinisikan format struktur data
dan tabel-tabelnya. Kodefikasi kegiatan berdasarkan struktur dan
kode akun penganggaran (rka-kl) juga mengacu kode akun dari
Kementerian Keuangan meliputi: output, sub output, komponen,
sub komponen.
Kodefikasi Wilayah: Kab/Kota, Kec., Kel/Desa disusun
menggunakan kode wilayah dari BPS. Sebagai informasi, masih
perlu dilakukan update terkait kode-kode daerah pemekaran.
Pencantuman angka dalam pendanaan baik bersumber dari
APBN (Rp Murni, PLN, HLN), APBD Propinsi, APBD Kab/Kota,
PDAM, Swasta, Masyarakat, DAK, dalam aplikasi ini harus diinput
dalam ribuan rupiah, diakomodir juga berkaitan dengan readiness
criteria meliputi: Umum (Kesiapan Lahan, DED, AMDAL), Khusus
(SPPIP, RPKPP, Surat Minat, RTBL, SSK, RISPAM) yang diisi dengan
tahun kegiatannya. Dalam sistem ini, dokumen readiness criteria
disediakan menu upload.

Matrik Laporan berupa uraian hasil isian RPIJM, Rekapitulasi


Isian Usulan Program Kabupaten/Kota.
Rekapitulasi Kebutuhan Anggaran dari hasil isian RPIJM
disusun berdasarkan Sektor: Bangkim, PBL, Air Minum, PLP.
Penanda Tematik Kegiatan dari Usulan Program Kabupaten/
Kota berdasarkan DAK, MDGs, Pro Rakyat, MP3EI
Usulan MP dan Usulan DAK
b. Tingkat Propinsi
Peta wilayah propinsi yang menunjukkan Kabupaten/Kota.
Kepatuhan Isian Report RPIJM.
Rekapitulasi Sumber Pendanaan hasil isian RPIJM (grafik
dan pie chart).
Rekapitulasi hasil upload laporan dokumen RPIJM
Kabupaten/Kota.
Rekapitulasi profil Kabupaten/Kota.
Isian penilaian kualitas RPIJM Kabupaten/Kota yang dinilai
oleh propinsi.
Validasi dan persetujuan MP Kabupaten/Kota menjadi MP
Propinsi.
Matrik rekapitulasi RPIJM.
Matrik tematik kegiatan dari Usulan Program Kabupaten/
Kota berdasarkan DAK, MDGs, Pro Rakyat, MP3EI yang
telah divalidasi dan disetujui oleh propinsi.
c. Tingkat Pusat
Tabel kepatuhan isian RPIJM.
Rekapitulasi RPIJM berdasarkan jumlah kebutuhan
pendanaan.
Rekapitulasi isian profil Kabupaten/Kota.
Matrik laporan RPIJM yaitu Rekapitulasi Isian Usulan
Program Kabupaten/Kota.
Rekapitulasi hasil Memorandum Program seluruh propinsi
per sektor.
Rekapitulasi matrik tematik kegiatan hasil isian yaitu DAK,
MDGs, Pro Rakyat, MP3EI.

Tingkatan Informasi Sistem Aplikasi Database Perencanaan


a. Tingkat Kabupaten/Kota
Profil Kabupaten/Kota.
Upload Laporan Dokumen RPIJM Kabupaten/Kota.

Manfaat Sistem Aplikasi Database Perencanaan Bidang Cipta


Karya:
Kompilasi data perencanaan program bidang Cipta Karya yang
terpusat, sistematis, akurat, terpercaya dan handal.

berperan sebagai media dalam penyediaan data-data program


infrastruktur permukiman dan kebutuhan anggarannya lebih
cepat, akurat, terpercaya, dan valid, Integrasi antar data yang
konsisten baik dari proses perencanaan, penganggaran,
pemantauan dan evaluasi. Bank data ini akan mendukung pada
proses-proses perencanaan ke depan seperti konreg, sinkronisasi,
dan menyimpan data untuk kembali dapat digunakan oleh
berbagai pihak serta sebagai alat kontrol dalam proses
perencanaan.

Edisi 03 4Tahun XI4April 2013

23

inovasi

Gambar 2
Tampilan dashboard dan matrik laporan RPIJM pada level kab/kota

Dalam penyusunan sistem aplikasi database


perencanaan, format data RPIJM dan MP telah
didefinisikan format struktur data dan tabeltabelnya. Kodefikasi kegiatan berdasarkan
struktur dan kode akun penganggaran (rka-kl)
juga mengacu kode akun dari Kementerian
Keuangan meliputi: output, sub output,
komponen, sub komponen.

Sarana komunikasi stakeholder Cipta Karya dalam proses


perencanaan, pemprograman, penganggaran, dan evaluasi
kinerja.
Sarana monitoring kualitas perencanaan bidang Cipta Karya
berdasarkan RPIJM dan Memorandum Program (MP) yang
disusun oleh daerah.

Pembinaan teknis Sistem Aplikasi Database Perencanaan Bidang


Cipta Karya
a. Randal Propinsi melakukan sosialisasi kepada Kab/Kota terkait
penggunaan SIM dalam proses perencanaan program di
lingkup Cipta Karya
b. Randal propinsi mengirimkan Surat Permohonan penetapan
petugas yang bertanggung jawab dalam pengelolaan aplikasi
Sistem Informasi Perencanaan di Kab/Kota (personil satgas
RPIJM).
c. Kab/kota diharapkan menetapkan petugas yang bertanggung
jawab dalam pengelolaan SIM di Kab/Kota untuk mengikuti
sosialisasi dan pembekalan penggunaan aplikasi pada acara
workshop TOT di propinsi.
d. TOT yang dilaksanakan di propinsi meng-agendakan sosialisasi
dan pelatihan penggunaan system aplikasi SIP kepada Kab/

24

Kota dan melakukan pendampingan kepada kab/kota


mengenai penggunaan SIM Perencanaan.
Pengelolaan Sistem Aplikasi Database Perencanaan
Mekanisme Inputing/Updating dan pegelolaan data RPIJM pada
Sistem Aplikasi Database Perencanaan Bidang Cipta Karya oleh
kabupaten/kota :
2 (dua) kali dalam setahun yaitu pada awal tahun periode
Januari s/d Februari, data hasil Review RPIJM dan MP 2013-2017
dan pada akhir tahun Oktober s/d Desember yaitu: Dokumen
Review RPIJM dan MP 2014-2018
Data RPIJM dan Memorandum Program yang telah
terkodefikasi, 2 (dua) kali dalam setahun sesuai dengan jadwal
pengumpulan Dokumen RPIJM.
Diharapkan dari inputing dan updating langsung data RPIJM oleh
stakeholder di kabupaten/kota dapat menghasilkan informasi
yang relevan, tepat waktu dan akurat serta sebagai data dukung
yang valid dalam pengambil keputusan. Semoga!
*) Fungsional Pranata Komputer Muda

inovasi

Aplikasi Environmental Economic

dalam Pembangunan Infrastruktur


dan Bangunan Gedung Hijau

asiabusinesscentre.blogspot.com

Pesatnya laju pembangunan infrastruktur


saat ini telah menimbulkan tekanan serius
terhadap lingkungan sekitarnya. Tidak
dapat dipungkiri, kehidupan manusia
memerlukan infrastruktur dan bangunan
gedung dalam menjalankan kehidupan
sehari-hari. Sebagai contoh penyediaan air
bersih, pengolahan limbah, suplai energi
dan kelistrikan, transportasi termasuk jalan
dan jembatan, dan bangunan gedung.

ata menunjukkan (Sayyed, 2012), kontribusi


CO2 yang cukup signifikan dari sektor-sektor
infrastruktur dan bangunan gedung kian meningkat
seiring dengan bertambahnya waktu. Selain itu,
pembangunan dan pemanfaatan infrastruktur dan
bangunan gedung juga memberi tekanan pada keberadaan
keanakearagaman hayati dan nilai-nilai lingkungan pada pada
lokasi dimana mereka dibangun. Akibatnya, degradasi lingkungan
tidak terhindarkan.
Dalam upaya menekan potensi degradasi lingkungan pada
masa pembangunan dan pemanfaatan, diperlukan konsep

www.dutchwatersector.com

N.T.I. Bramono *)

pendekatan untuk mengetahui value (nilai) yang terkandung


dalam suatu lingkungan, dan mengkuantifikasikannya dalam
satuan yang mudah dimengerti oleh pemangku kepentingan
terkait. Salah satu konsep pendekatan yang dapat digunakan
adalah konsep environmental economic.
Environmental economic: valuation and techniques
Environmental economic (Grafakos, 2011) pada prinsipnya
adalah konsep yang berupaya mengkorelasikan hubungan
antara dua pilar pembangunan berkelanjutan, ekonomi dan
lingkungan. Pandangan tradisional pembangunan infrastruktur
dan atau bangunan gedung menyatakan bahwa tujuan
ekonomi mengesampingkan dampak terhadap lingkungan,
dan kenyataannya kerusakan lingkungan sangat sulit diperbaiki
dengan tercapainya tujuan ekonomi. Environmental economic
mengkoreksi pandangan tradisional ini, dengan menjadikan
tujuan ekonomi tidak lebih besar dari aspek lingkungan. Artinya,
dalam pembangunan infrastruktur dan atau bangunan gedung,
aspek lingkunganlah yang menjadi tujuan utama.
Untuk mengetahui value (nilai) yang dikandung dalam suatu
konteks lingkungan ekosistem, dikenal istilah environmental
valuation. Sedangkan jumlah keseluruhan dari nilai yang
terkandung dalam suatu ekosistem disebut dengan Total Economic
Value (TEV). Dalam masing-masing nilai yang tersimpan dalam
ekosistem, terdapat apa yang disebut dengan layanan lingkungan

Edisi 03 4Tahun XI4April 2013

25

(ecosystem services), yang terdiri dari 3 kategori: nilai yang didapat


dari penyediaan (provisioning), nilai yang didapat dari pengaturan
(regulating), dan nilai yang didapat dari warisan kultural (cultural
amenity) dari suatu ekosistem. Rincian dari nilai-nilai dalam
TEV beserta dengan contohnya, sebagaimana terlampir dalam
Lampiran 1.
Setelah mengetahui nilai-nilai yang terkandung dalam suatu
ekosistem, maka selanjutnya dikenal istilah valuation techniques.
Valuation techniques ini merupakan pendekatan kuantifikasi akan
nilai-nilai tesebut, dengan menggunakan satuan moneter (uang).
Satuan moneter berupa uang digunakan untuk memberikan
gambaran besar seberapa banyak nilai-nilai yang terkandung
dalam suatu ekosistem yang harus dipertimbangkan apabila
hendak dilakukan suatu pembangunan infrastruktur atau
bangunan gedung di lokasi tersebut. Untuk lebih memudahkan
pemahaman, beberapa teknik valuasi, tipikal aplikasi, contoh
penggunaan dan keterbatasan dari masing-masing teknik valuasi
sebagaimana terlampir di Lampiran 2.
Hasil dari valuasi ini adalah sebagai dasar atau bagian dari
Analisis Untung Rugi (Cost Benefit Analysis/CBA) untuk melakukan
masukan terhadap pengambil keputusan, terkait dengan layak
tidaknya sebuah infrastruktur atau bangunan gedung dibangun
pada suatu konteks lingkungan atau ekosistem tertentu.
Aplikasi Environmental Economic dalam Pembangunan
Infrastruktur dan/atau Bangunan Gedung Hijau
Sebagaimana disampaikan sebelumnya, environmental economic
berperan sebagai masukan kebijakan untuk dapat memperoleh
alternatif pilihan terbaik dengan dampak negatif paling kecil
terhadap lingkungan. Untuk lebih memudahkan gambaran
mengenai bagaimana konsep environmental economic valuation
diterapkan dalam konteks tertentu, terdapat dua kasus yang dapat
dilihat dalam Lampiran 3.
Dalam Kasus 1 sebagaimana terlampir dalam Lampiran 3
ini, skenario awal berupa pembangunan Instalasi Filtrasi Air
dipertimbangkan akan mempunyai lebih banyak dampak
penting terhadap lingkungan, daripada melakukan revitalisasi
pada wilayah sekitar lingkungan sumber air. Nilai ekosistem yang
muncul dalam kasus ini antara lain meliputi: direct use, meliputi
provisioning (air baku), cultural services (rekreasi, edukasi/sains),
indirect use meliputi regulating (pemurnian air, kontrol banjir, dan
carbon storage), option value meliputi provisioning (air bersih),

26

www.herrydevi.com

www.pejalan.com

inovasi

cultural services (rekreasi), bequest value meliputi provisioning (air


bersih), dan existence value yang meliputi cultural services (rekreasi,
edukasi, nilai spiritual) dan lain sebagainya.
Teknik valuasi yang dapat diterapkan antara lain meliputi:
a. Replacement cost: estimasi biaya untuk mengggantikan fungsi
filtrasi air alami dengan buatan;
b. Damage cost avoided: estimasi biaya kerusakan akibat
pembangunan instalasi filtrasi air buatan;
c. Travel cost: biaya yang dikeluarkan oleh masyarakat, apabila
harus bepergian ke area filtrasi alami lainnya bila instalasi
filtrasi buatan tetap dibangun;
d. Value transfer: estimasi hilangnya spesies flora dan fauna,
polusi udara dan area alami apabila tetap dibangun instalasi
filtrasi buatan; dan/atau
e. Medical cost: estimasi biaya yang harus dikeluarkan apabila
ada pengaruh kesehatan bagi masyarakat sekitar instalasi
filtrasi air tersebut bila tetap dibangun dan dimaanfaatkan;
Mempertimbangkan analisis-analisis tersebut dalam Analisis
Untung Rugi/CBA: Cost Benefit Analysis, maka Pemda memilih
untuk melakukan revitalisasi alam lingkungan sekitar sumber air
untuk mengembalikan kapasitas filtrasi air alami.
Pada contoh Kasus 2 sebagaimana terlampir dalam Lampiran
3, dimana objeknya adalah bangunan gedung dengan lokasi tapak
berada dalam area pusat kota yang padat. Nilai dari ekosistem
yang tersedia antara lain meliputi: direct use yang terdiri dari
provisioning (suplai air tanah), regulating (kontrol banjir, kualitas
air tanah), indirect use (carbon storage, kualitas air), option value
meliputi regulating (carbon storage, kualitas air), dan existence
value yang meliputi cultural services (lansekap kota).
Teknik valuasi yang dapat diperhitungkan untuk kasus rumah
sakit ini antara lain meliputi:
a. Replacement cost: estimasi biaya untuk mengggantikan
eksistensi air tanah akibat dewatering;
b. Damage cost avoided: estimasi biaya kerusakan akibat
pembangunan basement parkir dibandingkan;
c. Value transfer: estimasi hilangnya spesies flora dan fauna,
polusi udara dan area alami apabila tetap dibangun basement
untuk parkir, dibandingkan dengan membangun parkir di atas
tapak;
d. Medical cost: estimasi biaya yang harus dikeluarkan apabila
ada pengaruh kesehatan bagi masyarakat/pengunjung

inovasi
rumah sakit akibat penggunaan area parkir dalam basement
(kemungkinan akibat sistem penghawaan dan akibat
psikologis dari penggunaan basement);
Kedua contoh tersebut memberikan gambaran bahwa dengan
menggunakan teknik valuasi yang tepat pada saat yang tepat,
dapat memberikan gambaran kepada pengambil keputusan
tentang bagaimana cara suatu pembangunan dapat diminimalisir
pengaruh buruknya terhadap lingkungan. Grafakos, 2011,
memaknai kegunaan valuasi lingkungan sebagai berikut:
a. Memunculkan value dari alam lingkungan alami;
b. Membuat lebih eksplisit biaya-biaya yang dibutuhkan untuk
perbaikan kondisi lingkungan ekosistem sekitar dan manfaat
yang dapat diperoleh dari suatu kegiatan pembangunan;
c. Melakukan evaluasi atas kerusakan-kerusakan ekosistem yang
telah terjadi;
d. Meningkatkan kesadaran publik mengenai value dari alam
lingkungan di sekitar kita;
e. Sebagai dasar untuk mendisain instrument kebijakan fiskal
yang berkaitan dengan pembangunan infrastruktur dan
lingkungan; dan
f. Memberikan justifikasi atas tambahan biaya yang diperlukan
untuk merevitalisasi/memperbaiki alam lingkungan dan
ekosistem akibat pembangunan infrastruktur.
Implikasi
Implikasi dari pendekatan konsep economic environmental
valuation dalam proses penyelenggaraan infrastruktur dan
bangunan gedung hijau adalah meliputi:
a. Cost: potensi penambahan biaya sebagai konsekuensi dari
semakin intensifnya proses diskusi dan komunikasi antara
pemangku kepentingan;
b. Expertise: perlunya knowledge dan know how yang kompeten
dalam menterjemahkan konsep ini dalam perencanaan/
perancangan infrastruktur dan/atau bangunan gedung hijau;
c. Time: proses valuation harus dilakukan dengan cermat

dan teliti, dan memerlukan waktu tambahan agar mampu


mengakomodasi semua valuation dalam konsep perancangan;
Tantangan ke depan
Tantangan dalam implementasi economic environmental valuation
antara lain adalah:
a. Regulasi yang jelas tentang implementasi konsep ini dalam
proses penyelenggaraan infrastruktur dan bangunan gedung
hijau;
b. Capacity building pemangku kepentingan terkait, utamanya
pada tenaga ahli yang bersertifikat, kompeten dan layak dalam
menjalankan kode etik profesinya;
c. Komitmen antara semua pihak yang terkait, terkait
dengan penelitian dan pengembangan, akses pendanaan,
pengembangan aliansi strategis dan forum sharing know-how;
d. Eksperimen-eksperimen yang dilakukan guna memperoleh
hasil implementasi dan know-how yang optimal sebagai
sarana untuk mengakselerasi terwujudnya pembangunan
berkelanjutan bagi infrastruktur dan bangunan gedung hijau;
*) Direktorat Penataan Bangunan dan Lingkungan, Ditjen Cipta
Karya, Kementerian PU
Bibliografi
Grafakos, S. (2011). Introduction of Environmental Economics
and Valuation Session 5. Urban Environmental Management 1
Block 5.IHS of Erasmus University, Room 2, 3rd March 2011
Grafakos, S. (2011). Economic Valuation Techniques Session 6.
Urban Environmental Management 1 Block 5.IHS of Erasmus
University, Room 2, 3rd March 2011
Sayyed, A. (2012). Introduction to Jakarta s New Green Building
Code. In European Chamber Meeting II, Jakarta Thursday 13th
September 2012.
The Economics of Ecosystem and Biodiversity (TEEB), Summary
for Policy Makers Chapter 4 Integrating ecosystem and
biodiversity values and policy assessment, pp. 1-15 November
2009.

Lampiran 1:
Total Economic Value

Use Values

Non-Use Values

Direct Use

Indirect Use

Option Value

Bequest Value

Provisioning
services:
- Kayu hutan
dan kayu bakar;
- Tanaman pangan;
- Air baku

Regulating
services:
- Carbon storage
- Kualitas udara
- Pemurnian air
- Kontrol erosi
- Kontrol banjir
- Manajemen
bencana alam

Provisioning
services:
- Biochemical;
- Obat-obatan

Provisioning
services:
- Air bersih

Cultural
services:
- Rekreasi
- Turisme
- Edukasi/sains

Cultural
services:
- Rekreasi
Regulating
services:
- Carbon storage
- Kualitas air
- Pemurnian air

Cultural
services:
- Rekreasi
- Edukasi/sains
- Lansekap

Existence
Value
Cultural
services:
- Rekreasi
- Edukasi/sains
- Lansekap
- Identitas
komunitas
- Nilai spiritual

Regulating
services:
- Carbon storage
- Kualitas air

Diagram 1: Hubungan antara TEV dan Ecosystem services

Edisi 03 4Tahun XI4April 2013

27

inovasi
Lampiran 2
No

Metode Valuasi

Pendekatan

Aplikasi

Contoh Penggunaan

Keterbatasan

Market Prices

Melakukan observasi
langsung terhadap harga yang
beredar dipasar

Barang-barang atau layanan


yang berasal dari lingkungan,
yang diperdagangkan di pasar

Kayu atau bakar yang berasal


dari hutan; air baku yang
berasal dari lahan basah

Harga-harga yang beredar di pasar dapat terdistorsi,


misalnya subsidi/insentif dan layanan lingkungan
seringkali tidak diperdagangkan di pasar

Replacement Cost

Estimasi biaya pengganti


layanan ekosistem yang
setara dengan layanan buatan
manusia

Layanan ekosistem yang


ekuivalen dengan layanan
buatan manusia yang dapat
dipergunakan dan mampu
menyediakan manfaat yang
sama dengan layanan ekosistem

perlindungan pesisir pantai


yang disediakan oleh
mangrove/hutan bakau;
penyimpanan dan filtrasi air
yang disediakan oleh lahan
basah

Terjadinya overestimated value apabila masyarakat


tidak siap untuk membayar layanan buatan manusia
yang setara dengan buatan alam, dan terjadinya
overestimated value apabila layanan buatan manusia
tidak mampu menyediakan manfaat yang setara
dengan layanan ekosistem alami

Damage Cost Avoided

Estimasi biaya kerusakan


yang dihindari dikarenakan
adanya layanan ekosistem

Ekosistem yang menyediakan


proteksi pada permukiman/
perumahan atau aset-aset
lainnya

Perlindungan pesisir pantai


oleh mangrove/hutan bakau
dan/atau karang; kontrol aliran
air oleh lahan basah

Adanya kesulitan untuk mengkaitkan tingkat


kerusakan dengan kualitas lingkungan

Net Factor Income

Pendapatan (revenue) dari


penjualan barang-barang
yang berasal dari lingkungan
minus biaya dari input layanan
ekosistem lainnya yang terkait

Ekosistem yang menyediakan


input terhadap produksi barangbarang lingkungan

Filtrasi air yang disediakan


oleh lahan basah, terumbu
karang yang mendukung
perikanan komersial

Kemungkinan overestimate terhadap value


lingkungan

Production Function

Estimasi value dari layanan


ekosistem sebagai input dari
produksi barang-barang yang
berasal dari lingkungan yang
dipasarkan

Ekosistem yang menyediakan


input terhadap produksi barangbarang lingkungan

Filtrasi air yang disediakan


oleh lahan basah, terumbu
karang yang mendukung
perikanan komersial

Secara teknis sulit, memerlukan data-data yang


cukup banyak

Hedonic Pricing

Estimasi atas pengaruh


karakter lingkungan sekitar
terhadap harga barang-barang
yang dipasarkan

Karakteristik lingkungan sekitar


yang bervariasi mempengaruhi
harga barang-barang yang
diperdagangkan (umumnya
ditemui pada harga permukiman/
perumahan)

Taman nasional, polusi


udara, kedekatan pada
lokasi pembuangan sampah,
kedekatan pada akses
transportasi umum

Secara teknis sulit, memerlukan data-data yang


kompleks

Travel Cost

Biaya perjalanan yang


dikeluarkan untuk menuju
sumber daya alam yang
bernilai

Lokasi-lokasi rekreasi

Taman nasional, konservasi


area pesisir pantai

Secara teknis sulit, memerlukan data-data yang


cukup banyak

Contingent Valuation

Melakukan survey kepada


responden tentang Wilingness
to Pay (WTP) untuk layanan
lingkungan

Dilakukan pada layanan


lingkungan atau barang-barang
yang berasal dari lingkungan

Hilangnya spesies flora/fauna,


polusi udara, area alami

Biaya tinggi untuk melaksanakan survey tersebut

Choice Modelling

Melakukan survey kepada


responden untuk melakukan
trade-off layanan lingkungan
atau barang-barang yang
berasal dari lingkungan untuk
memperoleh WTP

Dilakukan pada layanan


lingkungan atau barang-barang
yang berasal dari lingkungan

Hilangnya spesies flora/fauna,


polusi udara, area alami

Biaya tinggi untuk melaksanakan survey tersebut dan


secara teknis sulit

10

Value Transfer

Menggunakan estimasi
value yang terdapat dilokasi
yang lain

Dilakukan pada layanan


lingkungan atau barang-barang
yang berasal dari lingkungan

Hilangnya spesies flora/fauna,


polusi udara, area alami

Adanya kemungkinan kesalahan value transfer,


kesulitan teknis kemungkinan sama dengan kesulitan
teknis untuk valuasi primer

Sumber : Adaptasi dari Grafakos (2010) dan Paglola et al (2004)

Tabel 1: Penggunaan Teknik Valuasi, Tipikal Aplikasi, Contoh Penggunaan dan Keterbatasan
Lampiran 3
Contoh Kasus 1:
Di sebuah kota di Jawa Tengah yang mengalami permasalahan menurunnya kualitas air, pemda harus mengambil langkah untuk memastikan pasokan air untuk
sekitar 3 juta penduduk. Prinsipnya, pasokan air di kota ini telah terfiltrasi secara alami, namun mulai mengalami penurunan sejak pesatnya pembangunan dan
ketidakpedulian masyarakat.
Pemda pada awalnya berniat membangun Filtrasi Air dengan nilai investasi hampir Rp. 25 Milyar untuk mengatasi menurunnya kualitas air dan dengan biaya
operasional per tahun mencapai Rp. 3 Milyar. Mengingat tingginya biaya yang harus dikeluarkan, maka disusunlah alternative lain yaitu dengan mengembalikan
kondisi filtrasi alami lingkungan sekitar sumber air dengan cara revitalisasi dengan nilai Rp. 15 Milyar termasuk program pelibatan masyarakat dalam revitalisasi
lingkungan sekitar.
Contoh Kasus 2:
Sebuah rumah sakit internasional hendak dibangun di pusat kota padat gedung perkantoran, dengan kebutuhan parkir sebanyak 3 lantai basement dan total lantai
sebanyak 12 lantai. Aturan bangunan setempat memperbolehkan ketinggian lantai hingga 30 lantai. Tim Arsitek berupaya menemukan pendekatan disain yang
paling sedikit memberikan tekanan terhadap lingkungan sekitar, mengurangi debu dan polusi selama masa pembangunan. Setelah melakukan kajian economic
environmental valuation, maka konsep perancangan gedung diarahkan pada parkir pada lantai 1-4 bangunan, dan lantai 5-16 adalah fungsi rumah sakit.
Disain ini meminimalisir dampak negative terhadap dewatering air tanah, mengurangi polusi debu dan kotoran selama masa pembangunan, dan berkurangnya biaya
konstruksi akibat dihindarinya pembuatan basement yang cukup mahal. Meski tampak kurang lazim secara visual bagi pengunjung/pengguna rumah sakit. Dari segi
pemeliharaan dan perawatan bangunan, konstruksi ini relative lebih mudah dirawat.

28

http://hariansemarangbanget.blogspot.com

inovasi

Pendekatan Model untuk Mengelola


Air Baku Air Minum (ABAM)
Berbasis Daerah Aliran Sungai (DAS)
(Studi Kasus : DAS Babon Semarang)
Raymond Marpaung.*)

Air baku merupakan salah satu unsur


yang sangat penting bagi kelangsungan
hidup manusia maupun mahkluk hidup
lainnya yang ada di muka bumi. Sejalan
dengan pertambahan penduduk dan
perkembangan industri, maka kebutuhan
terhadap air baku semakin meningkat.

amun peningkatan kebutuhan akan air baku ini


tidak diimbangi oleh jumlah air baku yang tersedia,
karena sumber daya air baku di dunia ini tidak
akan pernah bertambah jumlahnya. Adalah sangat
penting untuk perduli terhadap air baku saat ini
agar kita tidak merugi dikemudian hari. Oleh karena itu, sudah
selayaknya sumber-sumber air baku yang telah ada perlu dijaga
dan dilestarikan.
Bertambahnya jumlah penduduk setiap tahun menjadi
penyebab utama meningkatnya permintaanakan air baku, namun

Edisi 03 4Tahun XI4April 2013

29

inovasi
dilain pihak yang terjadi justru sebaliknya, yakni air baku menjadi
sumber daya yang keberadaannya semakin tak berketentuan,
dimana setiap tahun ketersediaannya semakin turun. Penurunan
ketersediaan air baku bertolak belakang dengan fenomena
peningkatan kebutuhan air baku. Untuk mengatasi masalah
tersebut perlu dilakukan pengelolaan air baku yang berbasis
DAS. Pengelolaan air baku yang berbasis DAS didasari karena DAS
ditentukan oleh hidrologi alami, dimana mewakili basis paling
logis untuk mengelola sumber daya air baku. Disamping itu, DAS
merupakan suatu Mega Sistem yang terdiri dari multi sub sistem,
sehingga penyelesaian dengan pendekatan DAS akan menyentuh
permasalahan mendasar yang harus ditangani.
Permasalahan sumber daya air baku adalah permasalahan
yang tidak bisa dilepaskan dari masalah lingkungan, ekonomi
dan sosial. Perubahan fungsi lahan atau konversi lahan telah
mengakibatkan terjadinya penurunan debit minimum dan
peningkatan debit maksimum. Sementara itu, akibat deforestasi
dan kerusakan lahan, kemampuan lahan untuk menahan dan
menyimpan air baku makin rendah. Deforestasi dan kerusakan
lahan akibat konversi lahan telah meningkatkan koefisien limpasan
(perbandingan antara volume limpasan dan volume curah hujan),
dan menurunkan kemampuan tanah menahan air baku hujan.
Kondisi existing menunjukkan bahwa ketersediaan air baku air
minum (abam) di kota-kota besar saat ini menjadi permasalahan
serius dan perlumen dapat perhatian secara khusus dan terpadu

oleh pemerintah. Studi yang dilakukan oleh Bappedal Semarang


disekitar DAS Babon menunjukan bahwa air baku permukaan
sudah mengalami penurunan kualitas dan kuantitas, sehingga
mengakibatkan ketersediaan air baku makin terbatas dan biaya
produksi yang makin tinggi. Hampir semua sungai di Indonesia
sudah tercemar dimana kualitas air baku permukaan sudah
termasuk dalam kategori tercemar berat. Kualitas air baku
permukaan telah mengalami penurunan yang sangat signifikan,
dimana indikator pencemaran seperti BOD, COD telah melebihi
batas ambang, demikian juga dengan kuantitas air bakunya.
Hasil pemeriksaan kualitas air baku menunjukan bahwa
air baku yang berasal dari DAS sudah mengalami penurunan
kualitas dan kuantitasnya, dimana kualitas air baku baku kondisi
sekarang sudah termasuk dalam kategori cemar berat dan sangat
tidak layak sebagai air baku untuk air minum. Sehingga, apabila
digunakan sebagai air baku air minum, maka biaya produksinya
menjadi besar. Studi oleh ADB, 2009, menunjukan bahwa dengan
kualitas air baku yang buruk, maka biaya produksi air baku minum
meningkat sebesar 25% s/d 40%/tahun.Pengelolaan abam yang
berbasis DAS akan mengintegrasikan dan mengkoordinasikan
semua kegiatan yang mempengaruhi ketersediaan air baku suatu
DAS dan kualitas air bakunya.
Melalui Focus group Discussion (FGD) dengan alat analisis yang
disebut Multi Dimension Scalling (MDS) diperoleh 5 (lima) atribut
kunci untuk dijadikan sebagai variable kunci dalam membangun

Kebutuhan Perhotelan
Kebutuhan Industri
Biaya Konservasi

Kebutuhan Domestik

Efisiensi Pemakaian
Air Baku
Kebutuhan Air Baku

Biaya Produksi

Jumlah Penduduk

DO
Pengelolaan Air Baku

Kualitas Air Baku

Ketersediaan Air Baku

Kekeruhan

Air Tanah

Konservasi
Air Permukaan

Kondisi Daerah
Aliran Sungai

Debit Andalan

Indeks Kualitas Air

BOD
COD

Koefisien Run Off

Gambar 1. Causal loop model pengelolaan air baku

30

inovasi

Gambar 2. DAS Babon Semarang

Gambar 3. Kondisi Permukaan DAS Babon


model pengelolaan air baku air minum (abam). Kelima atribut kunci
tersebut adalah: BOD, COD, debit ekstrim pada musim kemarau,
perubahan fungsi lahan dan kekurangan biaya konservasi.
Berdasarkan kelima variabel tersebut ditentukan keterkaitan
antara variabel variabel yang memiliki hubungan positif maupun
negatif antara satu dengan yang lain. Hal ini dapat dilihat dalam

diagram sebab akibat (causal loop) dapat dilihat pada Gambar 1.


Model pengelolaan air baku baku air baku minum
menghasilkan 3 sub model yaitu: submodel Kebutuhan air baku,
submodel ketersediaan air baku dan sub model kualitas air baku
dimana ketiga sub model sub model tersebut akan digunakan
untuk membuat kebijakan dalam meningkatkan ketersediaan
air baku dan meningkatkan kualitas air baku menjadi air baku air
minum (abam).
DAS Babon Semarang ditetapkan sebagai studi kasus karena
DAS tersebut adalah salah satu DAS kritis dengan fluktuasi debit
air sungai yang sangat signifikan. Untuk memenuhi kebutuhan
air baku, masyarakat sangat bergantung dengan air tanah yang
jumlahnya juga terbatas. Bila exploitasi air tanah berlanjut,
ketersediaan air tanah akan habis.
Simulasi Model pengelolaan ABAM berbasis DAS dilakukan
dengan menggunakan data kondisi existing di DAS Babon untuk
kurun waktu 50 tahun yaitu dari tahun 2010-2060. Selanjutnya
dilakukan skenario dengan memakai tiga pendekatan yaitu
skenario pesimis, skenario moderat dan skenario optimis. Data
yang digunakan dalam parameter input dapat dilihat pada
Gambar 4.
Hasil simulasi model menunjukkan bahwa pada skenario
pesimis, dimana tidak dilakukan kebijakan reuse, reduce dan
recycle dalam pemakaian air baku dan juga tidak menekan
laju pertumbuhan penduduk, ketersediaan air baku baku
akan terpenuhi sampai dengan tahun 2039. Apabila dilakukan
pendekatan dengan skenario moderat dengan melakukan
kebijakan reuse, reduce dan recycle dan menekan laju pertumbuhan
penduduk, maka kebutuhan air baku baku akan menurun
sehingga suplai air baku baku akan terpenuhi sampai tahun 2052.
Skenario optimis dapat diimplementasikan dengan prasyarat
bahwa laju pertumbuhan penduduk ditekan menjadi zero growth
dan konservasi terhadap air tanah diberlakukan dengan hanya
menggunakan 40% dari total kebutuhan air baku baku. Apabila
skenario optimis dilaksanakan, maka ketersediaan air baku baku
untuk kebutuhan domistik, industri dan hotel akan lestari.
Dari hasil simulasi terlihat bahwa skenario optimis adalah
yang terbaik, namun sulit untuk diimplementasikan. Oleh sebab,
skenario moderat sangat realistis untuk dilaksanakan dimana

DAS Babon Semarang ditetapkan sebagai studi


kasus karena DAS tersebut adalah salah satu
DAS kritis dengan fluktuasi debit air sungai yang
sangat signifikan. Untuk memenuhi kebutuhan air
baku, masyarakat sangat bergantung dengan air
tanah yang jumlahnya juga terbatas.

Edisi 03 4Tahun XI4April 2013

31

inovasi

Gambar 4. Interface Model Pengelolaan ABAM berbasis DAS

Dampak positif lain dari konservasi akan


meningkatkan kualitasair baku dimana akan
berpengaruh terhadap biaya produksi air minum
karena air baku yang tersedia berkulitas air baku
baku untuk air baku minum (ABAM), sesuai
dengan ketentuan yang ada pada PP.82.

pertumbuhan penduduk ditekan hanya 1% pertahun disamping


itu kebijakan konservasi tetap dilakukan seperti reboisasi untuk
kawasan hutan, terasering untuk tegalan, mewajibkan sumur
resapan untuk kawasan permukiman dan menggunakan metode
SRI untuk persawahan. Dengan demikan ketersediaan air baku
tetap terjaga dan kebutuhan air baku air minum terpenuhi.
Konservasi akan memperbaiki coeffisien run off (CRO) dan akan
meningkatkan ketersediaan air baku baku.
Dampak positif lain dari konservasi akan meningkatkan kualitas
air baku dimana akan berpengaruh terhadap biaya produksi air
minum karena air baku yang tersedia berkulitas air baku baku
untuk air baku minum (ABAM), sesuai dengan ketentuan yang ada
pada PP.82. Tahun 2001. Agar skenario dapat dilaksanakan ada satu
prasyarat yang harus dipenuhi yaitu kerjasama para stakeholder

32

yang terintegrasi. Dengan membangun mekanisme kerjasama


stakeholder, maka setiap stakeholder/lembaga mengetahui tugas
masing masing dan stakeholders yang mempunyai driver force
besar dan ketergantungan yang rendah dapat berinisitif dan
bergerak untuk melakukan konservasi. Agar keakuratan model ini
lebih terjamin, perlu menambah jumlah atribut atribut yang akan
didiskusikan dan dievaluasi dalam forum group discussion (FGD).
Disamping itu, responden yang berpartisipasi dalam FGD harus
ditambah baik secara keragaman disiplin ilmu maupun jumlah
pesertanya.
*) Kasubid Pembinaan dan Pengendalian Bidang.3,Pusat PBMN
Sekretariat Jenderal Kementerian Pekerjaan Umum

lensa ck

Pembinaan Mental Satgas


Tanggap Darurat

di Pusdikpassus Batujajar
Kabupaten Bandung

Foto-foto :Buchori

Edisi 03 4Tahun XI4April 2013

33

seputar kita

Pejabat Inti Satker Ditjen


Cipta Karya Dapatkan
Pembekalan
Pejabat Inti Satuan Kerja (Satker) di lingkungan Ditjen Cipta Karya
mendapatkan pembekalan dalam rangkat reformasi birokrasi di
Pusdiklat Kementerian PU Pasar Jumat, Senin (15/4). Acara tersebut
dibuka oleh Sesditjen Cipta Karya Dadan Krinandar mewakili
Dirjen Cipta Karya.
Dadan Krisnandar mengatakan, pembekalan ini bertujuan
meningkatkan kualitas pelayanan publik khususnya infrastruktur
bidang Cipta Karya. Ia ingin mengajak para pejabat untuk fokus
pada ketiga agenda prioritas reformasi birokrasi.Ketiga agenda
reformasi birokrasi tersebut adalah, pertama, peningkatan kualitas
pelayanan. Kedua, peningkatan kapasitas dan akuntabilitas
kinerja birokrasi. Ketiga, menciptakan birokrasi pemerintah yang
profesional, bersih dan bebas KKN.
Hal yang tidak mudah untuk dicapai, namun apabila
peningkatan pelayanan dapat diwujudkan maka otomatis
akuntabilitas dan profesionalisme dengan sendirinya akan dapat
diraih, kata Dadan Krisnandar.

Delegasi Timor Leste dan


Gambia Kunjungi Program
Rekonstruksi Merapi
Wakil Perdana Menteri Timor Leste Fernando Lasama de Araujo
berkunjung ke lokasi dampingan REKOMPAK di Hunian tetap
(Huntap) Pagerjurang dan Huntap Karangkendal. Didampingi oleh
beberapa Menteri dan Duta Besar Timor Leste untuk Indonesia,
Fernando cukup antusias melihat hasil kegiatan rehabilitasi
dan rekonstruksi pascaerupsi Merapi yang dilaksanakan melalui
pendekatan pemberdayaan.
Saya mendapatkan informasi keberhasilan rehabilitasi dan
rekonstruksi pascaerupsi Merapi yang sampai saat ini sudah
ribuan rumah sudah terbangun dan hasil dari melihat langsung
kegiatannya nantinya akan digunakan sebagai referensi kegiatan
pembangunan yang baru dimulai di Timor Leste sebagai negara
baru, tutur Fernando pada konferensi pers di gedung Kepatihan
Jogja.

Menteri PU Buka Kolokium dan Resmikan Gedung


PIP2B Cipta Karya

Litbang Bidang Permukiman 2013 di Bandung, Selasa (9/4) sore.


Kegiatan tersebut diselenggarakan Pusat Litbang Permukiman
untuk mendiskusikan semua hasil litbang bidang permukiman
tahun 2012 sebagai salah satu bentuk pertanggungjawaban atas
pelaksanaan kegiatan litbang oleh para peneliti dan perekayasa

34

Pusat Litbang Permukiman. Acara ini akan dilaksanakan selama


dua hari di Graha Wiksa Praniti di Kawasan Pusat Litbang
Permukiman di Turangga, Bandung.
Bersama Kepala Balitbang PU Graita Sutadi, Staf Ahli Menteri
PU Bidang Sosial Budaya dan Peran Masyarakat Waskito Pandu
dan Kepala Pusat Litbang Permukiman Anita Firmanti, Menteri
PU meresmikan juga Gedung Puskim Convention Center dan
Gedung Pusat Informasi Pengembangan Permukiman dan
Bangunan (PIP2B) Cipta Karya.
Saya senang bahwa PIP2B Jawa Barat berada pada lokasi
yang sama dengan Gedung Convention Center Pusat Litbang
Permukiman yang akan dilengkapi Learning Center dan Museum
Perumahan dan Permukiman yang menyajikan informasi IPTEK
bidang perumahan dan permukiman berdasarkan kearifan lokal
masyarakat Indonesia sejak masa lalu yaitu rumah tradisional,
awal-awal kemerdekaan hingga masa kini serta bangunanbangunan futuristik, ungkap Djoko.

Citizen Journalism Cipta K arya


Cerita adalah semangat. Mak a perlu
sebuah rumah untuk menampungnya.
Tulislah kisah perjalanan yang sudah membuka mata Anda, berbagilah dengan yang lain untuk
memperkaya makna. Jurnalisme Warga Cipta Karya siap menampung kisah Anda lewat katakata dan karya foto.
http://ciptakarya.pu.go.id/jurnalisme

Satgas Tanggap Darurat Cipta Karya

Pantang Pulang

Sebelum Tuntas

Вам также может понравиться