Вы находитесь на странице: 1из 25

Pemerintah Kabupaten Nganjuk

Jl. Basuki Rakhmad No. 1 Nganjuk

DOKUMENTASI
HASIL
PELAKSANAAN
PEMBANGUNAN
Tahun 2010 2014

Dokumentasi Hasil Pelaksanaan Pembangunan

2010 - 2014

Kondisi Umum Daerah


1. Luas dan Batas

Pemerintah Kabupaten Nganjuk

Luas wilayah administratif Kabupaten Nganjuk adalah 1.224,331 km2 dengan batasbatas wilayah, sebelah utara berbatasan dengan Kabupaten Bojonegoro, sebelah
selatan berbatasan dengan Kabupaten Kediri dan Kabupaten Tulungagung, sebelah
timur berbatasan dengan Kabupaten Jombang dan Kabupaten Kediri, dan sebelah
barat berbatasan dengan Kabupaten Ponorogo dan Kabupaten Madiun.

Sumber: Bappeda Kab. Nganjuk, 2014

Gambar 1
Peta Batas Administrasi Kabupaten Nganjuk
1|H al aman

Dokumentasi Hasil Pelaksanaan Pembangunan

2010 - 2014

2. Letak dan Kondisi Geografis

Kabupaten Nganjuk merupakan salah satu


kabupaten di Provinsi Jawa Timur yang terletak di
For Your Information
bagian barat dari wilayah Provinsi Jawa Timur pada
koordinat 111 5 112 13 Bujur Timur dan 7 20 7
Kabupaten Nganjuk memiliki
50 Lintang Selatan.
karakteristik bentang alam
Topografi Kabupaten Nganjuk meliputi, sebelah yang khas. Di bagian utara dan
selatan merupakan wilayah
barat daya merupakan daerah pegunungan (Gunung
pegunungan yang membatasi
Wilis) dengan ketinggian 1.000 sampai dengan 2.300
m DPL, potensial untuk tanaman perkebunan dan Kabupaten Nganjuk, sementara
di bagian tengah merupakan
holtikultura. Bagian tengah merupakan dataran
dataran rendah dan relatif
rendah dengan ketinggian 60-140 m DPL, merupakan
lebih landai. Sebagai pembatas
daerah pertanian tanaman pangan dan holtikultura.
di bagian selatan adalah
Bagian utara merupakan daerah pegunungan
Gunung Wilis yang masuk
(Pegunungan Kendeng) dengan ketinggian 60-300 m
dalam gugusan Sirkum
DPL, yang merupakan daerah hutan jati, lahan
Mediterania, sedangkan di
potensial untuk tanaman tembakau dan bahan galian
bagian utara adalah
kapur.
Pegunungan Karst Utara.
Sebagian besar kecamatan berada pada dataran
rendah dengan ketinggian antara 46 meter sampai
dengan 95 meter di atas permukaan laut. Sedangkan 4 (empat) kecamatan berada
pada daerah pegunungan dengan ketinggian 150 meter sampai 750 meter di atas
permukaan laut. Daerah tertinggi terletak di Desa Ngliman Kecamatan Sawahan.
Pada bagian dataran rendah, keadaan air tanah merupakan air tanah dangkal.
Kabupaten Nganjuk dilewati oleh Kali Widas yang berasal dari Kabupaten Madiun
dan Kali Kuncir yang melewati Kota Nganjuk di bagian utara dan selatan. Kedua
sungai tersebut bertemu di Kali Kedungsoko yang mengalir ke utara bertemu
dengan Kali Widas. Kali Widas tersebut mengalir ke timur melalui Kecamatan
Lengkong dan bermuara di Kali Brantas yang merupakan batas wilayah kabupaten
Nganjuk bagian timur.

Dalam kurun waktu tahun 2010-2013, jumlah penduduk Kabupaten Nganjuk


mengalami pertumbuhan dari 1.017.030 jiwa pada tahun 2010 menjadi 1.033.597 jiwa
pada tahun 2013, dengan perincian jumlah penduduk laki-laki sebanyak 513.398 jiwa
dan jumlah penduduk perempuan sebesar 520.199 jiwa. Dengan demikian sex ratio
Kabupaten Nganjuk pada akhir tahun 2013 sebesar 98,69%. Pertumbuhan penduduk
Kabupaten Nganjuk memberikan dampak pada meningkatnya angka kepadatan
penduduk, yaitu 781 jiwa per km2 pada tahun 2010 menjadi 844 jiwa per km2 pada
tahun 2013.

Tahun
2010
2011
2012
2013

Tabel 1
Pertumbuhan Penduduk Kabupaten Nganjuk Tahun 2010-2013
Jumlah Penduduk (Jiwa)
Laki-laki
Perempuan
Jumlah
Sex Ratio (%)
505.687
511.343
1.017.030
98,89
508.923
513.829
1.022.752
99,05
508.567
516.946
1.025.513
98,38
513.398
520.199
1.033.597
98,69

Sumber: BPS Kabupaten Nganjuk, 2014

2|H al aman

Pemerintah Kabupaten Nganjuk

3. Demografi

Dokumentasi Hasil Pelaksanaan Pembangunan

2010 - 2014

4. Penggunaan Lahan

Pemerintah Kabupaten Nganjuk

Dilihat dari pola penggunaan tanah di wilayah Kabupaten Nganjuk berdasarkan data
Kabupaten Nganjuk Dalam Angka tahun 2013 terdiri atas 3 kelompok, antara lain
yaitu :
Tanah Sawah
Pada tahun 2013 hanya seluas 42.986,40 Ha dariseluruh luas wilayah Kabupaten
Nganjuk atau sekitar 35,11% yang dimanfaatkan sebagai lahan sawah.
Tanah Kering
Tanah kering yang ada di Kabupaten Nganjuk untuk tahun 2013 seluas
32.439,70 Ha atau sekitar 26,50% dari luas seluruh Kabupaten Nganjuk
digunakan sebagai tanah kering. Yang dimaksud dimanfaatkan sebagai tanah
kering yaitu: digunakan untuk permukiman, fasilitas, serta ruang terbuka hijau.
Tanah Hutan
Luas dari hutan yang terdapat di Kabupaten Nganjuk pada tahun 2013 ini seluas
47.007 Ha. Luasan ini sekitar 38,39% dari total luas wilayah Kabupaten Nganjuk.
Tanah hutan ini selain terdiri hutan produksi juga terdiri atas hutan lindung serta
hutan negara.

Sumber: Bappeda Kabupaten Nganjuk, 2010

Gambar 2
Peta Penggunaan Lahan Kabupaten Nganjuk

3|H al aman

Dokumentasi Hasil Pelaksanaan Pembangunan

2010 - 2014

Hasil Pelaksanaan
Pembangunan Kab. Nganjuk
1. Kondisi Ekonomi
Pertanian dan Perkebunan
Urusan Pertanian adalah salah satu urusan
pilihan yang dikelola Pemerintah Kabupaten
Nganjuk dalam rangka pencapaian tujuan
stratejik berupa meningkatnya perekonomian
daerah. Sedangkan kebijakan stratejik dalam
urusan ini adalah mengembangkan usaha
pertanian dengan pendekatan kewilayahan
terpadu
dan
pendekatan
konsep
pengembangan
agribisnis,
meningkatkan
pengembangan komoditas unggulan daerah
melalui bantuan saprodi kepada petani,
penerapan teknologi pasca panen dan
pengolahan hasil pertanian; tempat pemasaran
hasil pertanian secara terpadu berupa sentra
pengembangan
agribisnis;
serta
mengembangkan
komoditas
perkebunan,
melalui KIMBUN (kawasan industri masyarakat
perkebunan).
Margin keuntungan usaha tani tanaman pangan
yang
relatif
rendah,
mengakibatkan
keberhasilan capaian peningkatan produksi dan
produktivitas tanaman pangan tidak serta
merta selalui diikuti oleh peningkatan
pendapatan
petani
yang
signifikan.
Pengembangan komoditas potensial baik
hortikultura maupun perkebunan merupakan
upaya percepatan peningkatan pendapatan
rumah tangga petani, sekaligus upaya
konservasi dan optimalisasi pemanfaatan lahanlahan kurang produktif.
Produksi dan Produktivitas Tanaman Pangan
Capaian produksi padi pada tahun 2014
sebesar 582.810,98 ton. Capaian produksi
padi ini, mengalami peningkatan 426,24 ton
atau sebesar 0,07% dibanding produksi
pada tahun 2013 sebesar 582.384,74 ton.
Produktivitas padi tahun 2014 sebesar 67,25
Kw/ha, naik sebesar 1,16% dibandingkan
produktivitas padi pada Tahun 2013 sebesar
66,48 Kw/ha.

For Your Information


Visi Kabupaten Nganjuk:

Terwujudnya Kejayaan Nganjuk


Berlandaskan Iman dan Taqwa,
dengan Prioritas Sektor Utama
Pembangunan yang Bertumpu
pada Pengembangan
Perdagangan dan Industri
Berbasis Potensi Pertanian untuk
Keadilan dan Kesejahteraan
Masyarakat.
Misi Kabupaten Nganjuk:

Terus mengembangkan
penyelenggaraan tata
pemerintahan yang baik dan
pelayanan prima dengan nuansa
kehidupan yang religius.

Meningkatkan pelayanan bidang


kesehatan dan pendidikan bagi
seluruh lapisan masyarakat Kab.
Nganjuk untuk peningkatan SDM
di masa depan.
Memacu pertumbuhan ekonomi
melalui pembinaan ekonomi
kerakyatan yang bertumpu pada
perdagangan dan industri yang
berbasis potensi pertanian.
Mengoptimalkan pemanfaatan
SDA dengan tetap
mengedepankan aspek
pelestarian lingkungan hidup.

Meningkatkan pembangunan
infrastruktur sebagai salah satu
penopang pertumbuhan ekonomi
dan pemerataan hasil-hasil
pembangunan.
Mengembangkan pola kehidupan
dan hubungan masyarakat yang
adil, bermartabat, tertib dan
tenteram.

4|H al aman

Pemerintah Kabupaten Nganjuk

a.

Dokumentasi Hasil Pelaksanaan Pembangunan

Produksi jagung tahun dalam kurun waktu 2010-2014 cukup stabil dalam
kisaran 200 ribu ton sampai dengan 240 ribu ton. Pada tahun 2014 produksi
jagung mencapai 203.953,03 ton, mengalami penurunan sebesar 9,66 %
dibandingkan tahun 2013.
Produktivitas jagung tahun 2014 sebesar 67,79 Kw/ha, mengalami
penurunan sebesar 11,96% dibandingkan produktivitas jagung pada tahun
2013. Produksi komoditas jagung sangat dipengaruhi kondisi musim, dimana
kondisi musim kemarau yang panjang cenderung meningkatkan produksi
jagung; sedangkan pada tahun 2014 musim penghujan relatif lebih panjang
daripada musim kemarau.
Produksi kedelai tahun 2014 sebesar 19.274,19 ton. Jika dibandingkan
dengan produksi kedelai tahun 2013 sebesar 16.849,41 ton, telah mengalami
peningkatan sebesar 14,4 %.
Produktivitas kedelai pada tahun 2014 tercapai sebesar 19,67 Kw/ha.
Produktivitas kedelai pada tahun 2014 naik 8,08% dibandingkan pada tahun
2013 sebesar 18,20 Kw/ha.

Produksi dan Produktivitas Hortikultura


Produksi bawang merah tahun 2014 tercapai 140.229 ton. Komoditas
bawang merah merupakan komoditas sayuran yang dapat dibudidayakan
dan dipanen sepanjang tahun. Sebagai produk unggulan Kabupaten
Nganjuk, bawang merah merupakan salah satu komoditas hortikultura yang
sejak lama telah diusahakan oleh petani secara intensif dan memiliki peran
strategis karena kontribusinya yang nyata terhadap penggerak sektor riil
masyarakat dan penciptaan lapangan kerja, bernilai ekonomis tinggi, serta
mempunyai prospek pengembangan dan pasar yang menarik.
Melalui fasilitasi pemerintah daerah dan stakeholder terkait, yakni Balai
Penelitian Tanaman Sayuran dan BPTP Jawa Timur, petani bawang merah
Kabupaten Nganjuk telah berhasil mengembangkan teknologi budi daya
spesifik lokasi, sesuai kondisi lahan dan agroekoklimat.
Petani bawang merah Kabupaten Nganjuk telah berperan aktif, melalui
Dewan Bawang Merah Nasional, mendorong pemerintah dalam perumusan
dan pengawalan regulasi tata niaga agribisnis bawang
merah,
yang mampu memberikan perlindungan kepada para
pelaku usaha agribisnis bawang merah dari
persaingan yang tidak adil, di tengah-tengah
globalisasi pasar bebas.
Produktivitas bawang merah 2014 tercapai
sebesar 126,08 Kw/ha. Kurang optimalnya
pencapaian
Gambar 3
produktivitas
Beberapa Komoditas Pertanian
ini
Kabupaten Nganjuk
disebabkan
adanya pemanenan bawang merah sebelum
pada usia panen, pada saat bawang merah
berumur 50-55 hari, karena harga jual bawang
merah yang cukup tinggi. Untuk mencapai sasaran
tersebut diupayakan melalui peningkaan mutu
intensifikasi dan pemahaman budidaya yang tanggap
kondisi lingkungan beserta dinamikanya.

5|H al aman

Pemerintah Kabupaten Nganjuk

2010 - 2014

Dokumentasi Hasil Pelaksanaan Pembangunan

2010 - 2014

Produksi cabe tahun 2014 sebesar 3.668,60 ton. Keberhasilan pencapaian


produksi cabe, disebabkan adanya peningkatan areal tanam cabe yang
tajam. Harga cabe yang pada puncak eskalasi bisa mencapai harga yang
cukup tinggi berdampak pada capaian areal tanam komoditas cabe.
Produktivitas cabe tercapai sebesar 41,78 Kw/ha. Terjadinya gangguan iklim
selama proses budidaya, yaitu terjadinya hujan yang berkepanjangan, yang
berdampak kepada semakin tingginya serangan organisme pengganggu
tumbuhan (OPT) seperti busuk buah dan layu mengakibatkan produktivitas
tidak optimal.
Produksi mangga tahun 2014 sebesar 17.726,90 ton. Capaian produksi
mangga tahun 2011 sebesar 48.446,30 ton, merupakan tingkat produksi
tertinggi dalam periode 2010-2014, sedangkan produksi mangga pernah
mengalami titik terendah pada tahun 2010, sebagai dampak perubahan
iklim ekstrim. Fasilitasi pemerintah daerah melalui kawalan teknis,
peningkatan jumlah tanaman yang dapat menghasilkan serta penanganan
pascapanen, telah mengantar mangga dari Kecamatan Ngetos dan Loceret
berhasil memasuki pasar ekspor.
Produktivitas mangga pada tahun 2014 sebesar 43,01 Kg/phn. Capaian
produktivitas mangga tahun 2014 naik 18,83% dibandingkan produktivitas
pada tahun 2013.
Produksi rambutan tahun 2014 tercapai sebesar 2.864,10 ton naik 118,13%
dibanding produksi rambutan pada tahun 2013.
Produktivitas rambutan tahun 2014 mencapai 77,48 Kg/phn naik 80,14%
dibanding produktivitas tahun 2013.
Produksi jeruk tahun 2014 mencapai 221,70 ton, mengalami penurunan
sebesar 72,34% dibandingkan tahun 2013. Fasilitasi pemerintah daerah
melalui penyediaan bibit unggul jeruk yang dilaksanakan mulai tahun 2010,
diharapkan dapat mengangkat kembali kejayaan Jeruk Sawahan beberapa
waktu lalu, yang pengembangannya juga telah banyak dibudidayakan oleh
petani di Kecamatan Ngetos dan Loceret.
Produktivitas jeruk tahun 2014 tercapai sebesar 41,73 Kg/phn mengalami
peningkatan sebesar 11,88% dibandingkan produktivitas jeruk pada tahun
2013 sebesar 37,30 Kg/phn.
Komoditas hortikultura lainnya yang dikembangkan di Kabupaten Nganjuk
antara lain melon, garbis/blewah, alpukad dan durian. Produksi untuk
komoditas tersebut pada tahun 2014 sebagai berikut:
- Melon 11,01 ton
- Blewah 1,98 ton
- Alpukad 1,09 ton
- Durian 5,77 ton
Produksi Perkebunan
Produksi tebu tahun 2014 mencapai 21.076 ton, mengalami penurunan
sebesar 25,03% jika dibandingkan dengan tahun 2013. Penurunan produksi
tebu disebabkan faktor iklim yang kurang mendukung, di samping juga
terjadi penurunan realisasi areal tanam. Kepemilikan lahan yang terbatas,
waktu budidaya tebu yang cukup lama serta semakin membaiknya harga
komoditas alternatif akhir-akhir ini, seperti padi dan jagung, mengakibatkan
para petani enggan membudidayakan tanaman tebu. Selain itu, para petani
tebu enggan untuk melaksanakan pembongkaran, sehingga tanaman tebu
yang telah dikepras beberapa kali, produktivitasnya tidak bisa optimal.

6|H al aman

Pemerintah Kabupaten Nganjuk

2010 - 2014

Produksi kakao di Kabupaten Nganjuk 2010-2014 menunjukkan trend yang


positif, dengan capaian produksi tahun 2014 sebesar 925 ton, naik sebesar
0,13% dibanding produksi tahun 2013.
Capaian produksi kakao yang besar karena adanya peningkatan jumlah
tanaman menghasikan. Fasilitasi pengadaan bibit unggul kakao dari
bantuan APBD Provinsi Jawa Timur TA 2005 dan APBD Kabupaten Nganjuk
TA 2008, sebagian besar sudah mulai berproduksi/menghasilkan. Kegiatan
Sekolah Lapang Pengelolaan Tanaman Terpadu (SL-PTT) pada petani
tanaman kakao telah berdampak langsung pada para petani sehingga mau
dan mampu membudidayakan tanaman kakao sesuai rekomendasi teknis.
Produksi cengkeh periode 2010-2014, meskipun sempat terkena dampak
perubahan iklim pada tahun 2010 dan 2011, menunjukkan trend yang positif.
Pada tahun 2014 mencapai 504, mengalami penurunan 6,38% dibandingkan
produksi tahun 2013 sebesar 538,33 ton.
Produksi wijen tahun 2014 mencapai 509 ton meningkat signifikan jika
dibandingkan produksi wijen tahun 2013 sebesar 252 ton.
Produksi tembakau tahun 2014 mencapai 796 ton, sedikit lebih tinggi
dibandingkan produksi tembakau tahun 2013 sebesar 791,70 ton. Komoditas
tembakau awalnya hanya dibudidayakan oleh sebagian petani di
Kecamatan Lengkong, Jatikalen, Ngluyu, Sawahan dan Ngetos, itupun
belum dianggap sebagai komoditas utama yang dibudidayakan dalam
berusahatani. Intervensi pemerintah melalui kegiatan-kegiatan sosialisasi,
bimbingan dan pembinaan kemitraan usaha serta kawalan teknis budidaya
telah berhasil meningkatkan pemahaman petani tentang potensi dan
peluang usaha agribinisnis tanaman tembakau. Fasilitasi pemerintah
daerah melalui penyediaan infrastruktur, hibah alat dan mesin serta sarana
produksi pertanian telah mendorong perluasan areal tanaman tembakau
bahkan hingga di luar kawasan sentra produksi.
Produksi kelapa tahun 2014 mencapai 625 ton. Dalam kurun waktu 20102014, produksi pada tahun 2014 merupakan yang paling rendah. Kendala/
permasalahan yang dihadapi dalam pencapaian sasaran produksi kelapa
karena tanaman produktif relatif tidak bertambah dan adanya serangan
hama kumbang kelapa (Oryctes rhinoceros L.) yang masih cukup tinggi,
menyebabkan sebagian tanaman rusak bahkan ada yang mati. Upaya yang
dilakukan adalah dengan meningkatkan kegiatan pengendalian OPT melalui
kegiatan SL-PTT agar petani mampu dan lebih respon untuk melaksanakan
pengendalian secara swadaya.
Produksi nilam tahun 2014 sebesar 1.145 ton. Produksi nilam dalam rentang
waktu 2010-2014 cenderung mengikuti trend negatif dengan angka
produksi yang semakin rendah. Rendahnya capaian produksi nilam karena
berkurangnya areal tanam akibat turunnya harga minyak nilam yang cukup
drastis sejak tahun 2012.

7|H al aman

Pemerintah Kabupaten Nganjuk

Dokumentasi Hasil Pelaksanaan Pembangunan

Dokumentasi Hasil Pelaksanaan Pembangunan

2010 - 2014

Tabel 2
Realisasi Kinerja Pertanian dan Perkebunan
Uraian Indikator
Satuan
Sasaran
2010
Produksi Tanaman Pangan dan Hortikultura
a. Tanaman Pangan
Padi
Ton
488.547,10
Jagung
Ton
240.914,78
Kedelai
Ton
18.944,54
b. Hortikultura
Bawang Merah
Ton
109.590,90
Cabe
Ton
1.300,80
Mangga
Ton
1.103,00
Rambutan
Ton
1.213,10
Jeruk
Ton
46,90
Produktivitas Tanaman Pangan dan Hortikultura
a. Tanaman Pangan
Padi
Kw/Ha
61,14
Jagung
Kw/Ha
68,77
Kedelai
Kw/Ha
17,33
b. Hortikultura
Bawang Merah
Kw/Ha
105,36
Cabe
Kw/Ha
8,31
Mangga
Kg/Phn
17,42
Rambutan
Kg/Phn
52,26
Jeruk
Kg/Phn
4,98
Produksi Perkebunan
Tebu
Ton
19.072,64
Kakao
Ton
350,78
Cengkeh
Ton
278,14
Wijen
Ton
Tembakau
Ton
138,70
Kelapa
Ton
874,65
Nilam
Ton
7.002,00

2011

Realisasi Kinerja
2012

2013

2014

540.155,70
226.565,80
23.346,88

589.968,90
225.927,26
22.488,33

582.384,74
225.759,50
16.849,41

582.810,98
203.953,03
19.274,19

114.461,00
548,10
48.446,30
6.851,90
2,05

123.462,50
1.354,80
18.316,30
1.377,00
457,10

119.660,50
5.134,20
16.761,40
1.313,00
801,60

140.229,00
3.668,60
17.726,90
2.864,10
221,70

65,83
65,75
19,04

70,60
65,03
18,59

66,48
77,00
18,20

67,25
67,79
19,67

122,81
99,10
111,00
157,00
1,70

135,20
103,40
55,56
47,89
35,02

124,84
41,78
43,01
43,01
37,30

126,08
65,61
51,11
77,48
41,73

22.532,60
350,65
213,88
245,40
555,66
728,87
3.837,00

22.598,41
830,18
533,75
126,00
1.620,19
856,88
3.252,00

28.113,80
923,82
538,33
252,00
791,70
878,92
1.596,00

21.076,00
925,00
504,00
509,00
796,00
625,00
1.145,00

b. Peternakan
Urusan Peternakan adalah salah satu urusan pilihan yang dikelola Dinas
Peternakan dan Perikanan Daerah Kabupaten Nganjuk sebagai usaha
Pemerintah Kabupaten Nganjuk dalam rangka pencapaian tujuan stratejik untuk
meningkatkan perekonomian daerah dengan pendekatan kewilayahan terpadu
dan pendekatan konsep pengembangan agribisnis.
Peningkatan Produksi Peternakan adalah indikator yang mengukur tingkat
produksi ternak yaitu daging, telur dan susu.
Produksi daging pada tahun 2014 mencapai 3.242,36 ton turun drastis
dibandingkan produksi tahun 2013 yang mencapai 16.930,50 ton.
Produksi telur pada tahun 2014 tercapai 7.146,20 ton, sedangkan pada
tahun 2013 realisasi produksi telur mencapai 3.736,27 ton. Dengan demikian
kenaikan produksi telur year to year mencapai 91,26%.
Produksi susu pada tahun 2014 mencapai 131,57 ton, sedangkan pada tahun
2013 realisasi produksi susu mencapai 113,63 ton sehingga kenaikan
produksi mencapai 15,79%. Sejak tahun 2010, produksi susu di Kabupaten
Nganjuk mengalami kenaikan yang signifikan.
Produktifitas Peternakan Program IB adalah indikator untuk mengukur
produktifitas Peternakan yang menggunakan Inseminasi Buatan (IB).

8|H al aman

Pemerintah Kabupaten Nganjuk

Sumber: LKPJ Bupati Nganjuk 2010-2014

Dokumentasi Hasil Pelaksanaan Pembangunan

2010 - 2014

Target Service per Conception (SC) Tahun 2014 sebesar 1,04 kali dapat
direalisasikan. Capaian kinerja optimal ini dapat dipertahankan dalam
periode 2010-2014. Angka Service per Conception (SC) Kabupaten Nganjuk
Tahun 2014 sebesar 1,04 kali tersebut lebih baik dari standar SC Provinsi
Jawa Timur yang sebesar 1,2 kali.
Calving Interval (CI) untuk tahun 2014 ditargetkan selama 14 bulan dengan
realisasi 100%. Capaian kinerja 100% ini dapat dipertahankan sejak tahun
2010. Angka Calving Interval (CI) Kabupaten Nganjuk tahun 2014 sebanyak
14 bulan tersebut masih dalam standard batas CI yang ditetapkan Provinsi
Jawa Timur dengan interval 14-16 bulan.
Angka Conception Rate (CR) tahun 2013 sebesar 95,90%. Angka Conception
Rate (CR) Kabupaten Nganjuk tahun 2014 tersebut di atas standar CR
Provinsi Jawa Timur yang hanya sebesar 70%.
Tabel 3
Realisasi Kinerja Peternakan

Uraian Indikator
Sasaran
Produksi daging
Produksi telur
Produksi susu
Angka SC
Angka CI
Angka CR

Satuan
ton
ton
ton
kali
bulan
%

2010
15.839,59
3.685,71
0,51
1,05
14,00
94,34

Realisasi Kinerja
2011
2012
16.235,58 16.684,69
4.091,14
7.129,23
0,51
5,14
1,04
1,04
14,00
14,00
95,71
95,73

2013
16.930,50
3.736,27
113,63
1,04
14,00
94,95

2014
3.242,36
7.146,20
131,57
1,04
14,00
95,90

Sumber: LKPJ Bupati Nganjuk 2010-2014

Perikanan dan Kelautan


Produksi perikanan kolam (budidaya) pada tahun 2014 sebesar 12.903,20
ton. Capaian tahun 2014 ini lebih tinggi daripada produksi pada tahun
sebelumnya sebesar 11.200 ton yang berarti peningkatan produksi year to
year sebesar 15,21%.
Produksi perikanan perairan umum (non-budidaya) pada tahun 2014
mencapai 676,99 ton yang artinya realisasi produksi perikanan perairan
umum pada tahun 2014 meningkat 1,50% dari tahun sebelumnya. Secara
kuantitas, produksi perikanan perairan umum mengalami peningkatan dari
tahun 2010.
Tabel 4
Realisasi Kinerja Perikanan dan Kelautan
Indikator Sasaran

Satuan

2010
6.551,40

Produksi ikan
ton
kolam
Produksi ikan
ton
620,51
perairan umum
Sumber: LKPJ Bupati Nganjuk 2010-2014

Realisasi Kinerja
2011
2012
10.000,15
9.650,80
612,65

516,50

2013
11.200,00

2014
12.903,20

666,99

676,99

d. Perindustrian dan Perdagangan


Perkembangan industri kecil dan menengah adalah indikator untuk
menggambarkan perkembangan industri kecil dan menengah dari aspek jumlah
unit, tenaga kerja yang terserap, nilai investasi dan nilai produksi industri.
Pada tahun 2014 jumlah IKM sebesar 16.389 unit atau meningkat 0,75%
dibanding tahun 2013. Jumlah tenaga kerja yang terserap industri tahun 2014

9|H al aman

Pemerintah Kabupaten Nganjuk

c.

Dokumentasi Hasil Pelaksanaan Pembangunan

2010 - 2014

mencapai 60.810 orang yang berarti mengalami peningkatan sebesar 1,69%


dibandingkan tahun sebelumnya. Nilai investasi tahun 2014 mencapai Rp. 89,32
miliar dengan nilai produksi mencapai Rp. 4,86 triliun.
Dalam kurun waktu 2010-2014, perkembangan industri kecil dan menengah di
Kabupaten Nganjuk menunjukkan perkembangan positif. Hal ini disebabkan
adanya pembinaan yang terus menerus yang dilakukan Pemerintah Kabupaten
Nganjuk, pelatihan dalam rangka penciptaan wirausaha baru di bidang industri,
pelatihan peningkatan kualitas dan kuantitas produk usaha industri, pelatihan
peningkatan profesi pelaku usaha industri dan fasilitasi bantuan sarana kerja
bagi IKM.
Meningkatnya ekspor daerah adalah indikator yang menunjukan
perkembangan ekspor daerah. Nilai ekspor daerah pada tahun 2014 mencapai
US$958.327,42 atau turun 15,19% dari tahun sebelumnya.
Tabel 5
Realisasi Kinerja Perindustrian dan Perdagangan
Satuan

2010
Perkembangan
Industri Kecil dan
Menengah
15.109
a. Jumlah Unit
Unit
43.460
b. Tenaga Kerja
Orang
30,32
c. Nilai Investasi
Rp. miliar
3,20
Rp. triliun
d. Nilai Produksi
Nilai Ekspor daerah
US$
800.000,00
Sumber: LKPJ Bupati Nganjuk 2010-2014

e.

Realiasasi Kinerja
2011
2012

15.520
53.626
77,30
3,69
751,553,89

15.834
56.824
79,20
3,86
1.128.013,14

2013

2014

16.267
59.800
85,23
4,64
1.130.015,00

16.389
60.810
89,32
4,86
958.327,42

Investasi
Urusan Penanaman Modal merupakan salah satu urusan wajib yang harus
dikelola dalam rangka pencapaian visi dan misi yang telah ditetapkan. Tanggung
jawab dan wewenangnya terutama berkaitan dengan tujuan stratejik
Pemerintah Kabupaten Nganjuk berupa meningkatnya perekonomian daerah
serta terselenggaranya pelayanan prima kepada masyarakat yang dilandasi
moral agama. Kebijakan stratejik untuk urusan ini adalah meningkatkan
investasi di daerah melalui promosi potensi daerah dan kemudahan perijinan
serta meningkatkan layanan publik yang berorientasi pada kepuasan
masyarakat sehingga mampu meningkatkan investor untuk menanamkan
modalnya di Kabupaten Nganjuk.
Nilai investasi yang ditanamkan di daerah merupakan indikator yang
menunjukkan minat investor untuk menanamkan modalnya di Kabupaten
Nganjuk.
Nilai investasi tahun 2012 sebesar Rp 137,91 miliar dengan tingkat penyerapan
tenaga kerja 2.355 orang, kemudian pencapaian nilai investasi pada tahun 2013
sebesar Rp 146,19 miliar dengan tingkat penyerapan tenaga kerja 2.348 orang.
Sedangkan pada tahun 2014 nilai investasi daerah meningkat lagi menjadi
Rp. 154,68 miliar.
Dari analisa pencapaian nilai investasi dari tahun 2012 ke tahun 2013 (year-toyear) mengalami kenaikan investasi, hal ini menunjukan iklim investasi di
Kabupaten Nganjuk mempunyai prospek harapan yang optimis, baik dan
meningkat serta menuju pada iklim investasi yang kondusif.
Hal ini dapat dilihat dari beberapa indikator antara lain :
a. Biaya pengurusan ijin yang transparan;

10 | H a l a m a n

Pemerintah Kabupaten Nganjuk

Indikator Sasaran

Dokumentasi Hasil Pelaksanaan Pembangunan

b.
c.
d.
e.
f.

2010 - 2014

Infrastruktur yang terus diperbaiki;


Keamanan investasi;
Sarana sosialisasi potensi Investasi yang terus ditumbuhkembangkan;
Kelembagaan yang kondusif;
Kemampuan dalam penyerapan tenaga kerja dan pemetaan wilayah yang
terus ditingkatkan.
Tabel 6
Realisasi Kinerja Investasi Daerah
Indikator Kinerja

Satuan

Nilai investasi yang


ditanamkan di daerah

Rp.
miliar

2010
149,19

Realiasasi Kinerja
2011
2012
167,54
137,91

2013
146,19

2014
154,68

Sumber: LKPJ Bupati Nganjuk 2010-2014

f.

Koperasi
Antara tahun 2010-2013, pengukuran kinerja koperasi didasarkan pada
RPJMD Kabupaten Nganjuk 2008-2013 dengan indikator UKM Tangguh,
UKM Mandiri dan Koperasi Sehat yang secara berurutan realisasi kinerja
tahun 2013 mencapai 65,25%, 34,75% dan 39,96%. Hal ini disebabkan adanya
dukungan dan perhatian pemerintah terhadap perkembangan UKM dan
adanya pendampingan yang dilakukan terhadap UKM yang ada dilakukan
dengan prioritas pengembangan SDM pelaku-pelakunya. Jika dirunut sejak
2010, maka persentase UKM Tangguh menunjukkan perkembangan positif
dari tahun ke tahun (year-to-year).
Untuk pengukuran kinerja urusan koperasi tahun 2014 didasarkan pada
sasaran RPJMD 2014-1018 yang mengadopsi kriteria koperasi sesuai Permen
Koperasi dan UKM yaitu Koperasi Aktif, Usaha Kecil dan Mikro serta Usaha
Menengah, yang masing-masing secara berurutan mencapai 41,75%, 98,20%
dan 1,80%.

Indikator Kinerja

Satuan

Persentase UKM Tangguh


Persentase UKM Mandiri
Persentase Koperasi Sehat

%
%
%

2010
46,47
14,40
44,40

Realisasi Kinerja
2011
2012
54,29
55,08
15,25
15,48
45,25
37,82

2013
65,25
34,75
39,96

Sumber: LKPJ Bupati Nganjuk 2010-2013

Tabel 7
Realisasi Kinerja Urusan Koperasi Tahun 2014
Indikator Kinerja
Persentase Koperasi Aktif
Persentase Usaha Kecil & Mikro
Persentase Usaha Menengah

Satuan
%
%
%

Realisasi Kinerja
41,75
98,20
1,80

Sumber: LKPJ Bupati Nganjuk 2014

g.

Pariwisata
Jumlah kunjungan wisatawan adalah indikator yang menunjukkan jumlah
kunjungan wisatawan baik regional maupun mancanegara baik dewasa maupun
anak-anak di empat obyek wisata unggulan (obyek daya tarik wisata) yaitu
Sedudo, Goa Margo Tresno, TRAL, dan Roro Kuning. Indikator tersebut juga
11 | H a l a m a n

Pemerintah Kabupaten Nganjuk

Tabel 6
Realisasi Kinerja Urusan Koperasi dan UKM

Dokumentasi Hasil Pelaksanaan Pembangunan

2010 - 2014

menunjukkan kemampuan pemerintah daerah dalam menarik wisatawan


datang ke Kabupaten Nganjuk.
Jumlah kunjungan di lokasi wisata di tahun 2014 sebanyak 261.699 orang
Hal ini berarti bahwa jika dibandingkan dengan tahun 2013, terjadi kenaikan
sebesar 7,75%. Namun secara overall sejak tahun 2010, ada kecenderungan
penurunan jumlah pengunjung obyek wisata di Kabupaten Nganjuk.
Tabel 8
Realisasi Kinerja Pariwisata Daerah
Uraian indikator sasaran
Jumlah Kunjungan
Wisatawan

Satuan
orang

2010
311.046

Realisasi Kinerja
2011
2012
273.287
276.770

2013
242.865

2014
261.699

Sumber: LKPJ Bupati Nganjuk 2010-2014

2. Kondisi Sosial

Pendidikan
Secara makro pendidikan di Kabupaten Nganjuk mengarah pada 5 K yaitu:
1. Meningkatkan ketersediaan layanan pendidikan;
2. Meningkatkan keterjangkauan layanan pendidikan;
3. Meningkatkan kualitas/mutu dan relevansi layanan pendidikan;
4. Mewujudkan kesetaraan dalam memperoleh layanan pendidikan;
5. Menjamin kepastian memperoleh layanan pendidikan.

Urusan Pendidikan adalah salah satu unsur yang harus dikelola untuk
pencapaian visi, misi dan tujuan strategik. Leading sector dalam bidang ini
adalah Dinas Pendidikan yang memiliki kewenangan desentralisasi dalam
pemberian pelayanan pendidikan dan pembinaan tenaga pengajar serta
perumusan kebijakan teknis di bidang pendidikan dan kebudayaan.
Tanggungjawab dan wewenangnya terutama berkaitan dengan tujuan stratejik
Pemerintah Kabupaten Nganjuk berupa Meningkatkan Kualitas Hidup
Masyarakat. Kebijakan stratejik yang digariskan daam RPJMD untuk urusan
pendidikan adaah menyiapkan dukungan dana untuk mendirikan lembaga baru
PAUD, menghapus hambatan biaya melalui pemberian biaya gratis bagi siswa
pada jenjang pendidikan dasar serta meningkatkan perbandingan SMA : SMK
menjadi 45 : 55.
Untuk mewujudkan tersebut di atas diperlukan upaya-upaya penyediaan
layanan pendidikan yang lebih baik. Capaian kinerja bidang pendidikan dalam
kurun waktu 2010-2014 antara lain dapat diuraikan sebagai berikut:
Angka Partisipasi Murni untuk SD/MI ataupun SMP/MTs, merupakan
indikator yang menunjukkan jumlah penduduk dengan usia 7-12 yang
memperoleh pendidikan di SD/MI atau menunjukkan jumlah penduduk
dengan usia 13-15 yang memperoleh pendidikan di SMP/MTs. Angka
Partisipasi Murni untuk SMA/MA/SMK, merupakan indikator yang
menunjukkan jumlah penduduk dengan usia 16-18 yang memperoleh
pendidikan di SMA/MA/SMK.
Persentase Angka Partisipasi Murni SD/MI Tahun 2014 adalah sebesar
95,50% yang berarti mengalami penurunan 3,75%. Persentase Angka
Partisipasi Murni SMP/MTs tahun 2014 adalah sebesar 89,39% yang berarti
mengalami peningkatan 6,88% dibandingkan dengan tahun 2013.
Persentase Angka Partisipasi Murni SMA/MA/SMK tahun 2014 adalah

12 | H a l a m a n

Pemerintah Kabupaten Nganjuk

a.

Dokumentasi Hasil Pelaksanaan Pembangunan

2010 - 2014

sebesar 79,72% yang merupakan angka tertinggi selama rentang waktu


2010-2014 dengan kenaikan lebih dari 20% dari tahun sebelumnya.
Angka Partisipasi Kasar untuk SD/MI atau SMP/MTs, merupakan indikator
yang menunjukkan jumlah semua siswa yang sekolah di SD/MI dibanding
penduduk usia 7-13 th atau menunjukkan siswa SMP/MTs dibanding jumlah
penduduk dengan usia 13-15 th. Angka Partisipasi Kasar untuk
SMA/MA/SMK, merupakan indikator yang menunjukkan jumlah semua
siswa yang sekolah di SMA/MA/SMK dibanding penduduk usia 16-18 tahun.
Persentase Angka Partisipasi Kasar SD/MI tahun 2014 sebesar 116,12%
dengan tingkat penurunan dari tahun sebelumnya sebesar 7,52%.
Selanjutnya Persentase Angka Partisipasi Kasar SMP/MTs tahun 2014
sebesar 130,91% yang artinya mengalami peningkatan sebesar hampir 25%
dari tahun 2013. Sedangkan persentase Angka Partisipasi Kasar
SMA/MA/SMK tahun 2013 sebesar 110,85% atau naik 37,07% dari tahun 2013.
Angka Putus Sekolah adalah indikator yang menunjukkan besarnya jumlah
anak didik yang tidak mampu menyelesaikan suatu jenjang pendidikan
karena berbagai alasan baik ditingkat SD/MI, SMP/MTs maupun
SMA/MA/SMK.
Persentase Angka Putus Sekolah SD/MI Tahun 2014 adalah sebesar 0,01%
yang berarti bahwa terjadi penurunan angka putus sekolah sebesar 0,03%
dari tahun 2013. Persentase Angka Putus Sekolah SMP/MTs Tahun 2014
adalah sebesar 0,03%. Sedangkan Persentase Angka Putus Sekolah
SMA/MA/SMK Tahun 2014 adalah sebesar 0,08% .
Rata-Rata Nilai UN dan UASB adalah indikator yang menunjukkan
perkembangan peningkatan nilai rata-rata.
Rata-rata nilai UN dan UASB untuk semua jenjang pendidikan dasar dan
menengah pada tahun 2014 mengalami peningkatan yang signifikan. Untuk
tingkat SD/MI, kenaikan year to year 2013-2014 dari 7,65 menjadi 7,69;
sedangkan untuk tingkat SMP/MTs dari 6,64 menjadi 7,75 dan untuk tingkat
SMA/MA/SMK dari 5,30 menjadi 6,20.
Tabel 9
Realisasi Kinerja Pendidikan

Angka Partisipasi Murni


-SD/MI
-SMP/MTs
-SMA/MA/SMK
Angka Partisipasi Kasar
-SD/MI
-SMP/MTs
-SMA/MA/SMK
Angka Putus Sekolah
-SD/MI
-SMP/MTs
-SMA/MA/SMK
Rata-rata Nilai UN dan UASB
-SD/MI
-SMP/MTs
-SMA/MA/SMK

Satuan

Realisasi Kinerja
2010

2011

2012

2013

2014

%
%
%

98,55
80,41
49,88

99,25
82,31
54,09

99,25
82,41
54,09

99,35
82,51
59,60

95,50
89,39
79,72

%
%
%

121,68
104,63
65,82

123,44
106,56
70,16

123,54
106,66
70,26

123,64
106,76
73,76

116,12
130,91
110,83

%
%
%

0,04
0,04
0,90

0,04
0,30
0,60

0,04
0,03
0,06

0,04
0,05
0,21

0,01
0,03
0,08

Nilai
Nilai
Nilai

7,17
6,61
4,00

6,42
6,30
4,63

6,90
6,74
4,18

7,65
6,64
5,30

7,69
7,75
6,20

Sumber: LKPJ Bupati Nganjuk 2010-2014

13 | H a l a m a n

Pemerintah Kabupaten Nganjuk

Indikator Kinerja

2010 - 2014

b. Kesehatan
Urusan Kesehatan merupakan urusan pemerintahan yang dikelola dalam rangka
pencapaian visi, misi dan tujuan tujuan strategis. Leading sector dalam urusan
ini adalah Dinas Kesehatan, RSUD Nganjuk dan RSUD Kertosono yang memiliki
kewenangan desentralisasi dalam pembinaan pelayanan kesehatan masyarakat
dan perumusan kebijakan teknis dalam urusan kesehatan. Tanggung jawab dan
wewenangnya terutama berkaitan dengan tujuan strategis berupa
Meningkatnya Kualitas Hidup Masyarakat. Sedangkan kebijakan strategis yang
digariskan dalam urusan ini adalah meningkatkan pemerataan dan pelayanan
kesehatan kepada seluruh masyarakat, terutama dengan membebaskan biaya
pemeriksaan di puskesmas untuk penduduk miskin, meningkatkan kompetensi
tenaga pelayanan kesehatan minimal sesuai standar dan mendorong
pemberdayaan masyarakat untuk berperilaku hidup sehat.
Angka Kematian Bayi (AKB) merupakan indikator yang menunjukkan
jumlah kematian bayi per 1.000 kelahiran hidup. Kematian anak, terutama
angka kematian bayi merupakan indikator penting untuk mengukur tingkat
kesehatan masyarakat.
Angka kematian bayi di Kabupaten Nganjuk pada tahun 2014 sebesar 11,00
per 1.000 kelahiran hidup sementara pada tahun 2013 sebesar 21,14.
Angka Kematian Bayi tidak hanya dipengaruhi oleh program bidang
kesehatan saja akan tetapi dipengaruhi oleh faktor lain yaitu masih
terbatasnya tenaga spesialis kebidanan dan kandungan, spesialis anak dan
spesialis anestesi, masih kurangnya sarana dan prasarana PONED
(Pelayanan Obstetri Neonatal Esensial Dasar) di Puskesmas dan PONEK
(Pelayanan Obstetri Neonatal Emergensi Komprehensif) di Rumah Sakit
serta keterlambatan mengenali faktor resiko pada ibu hamil dan bayi baru
lahir.
Angka Kematian Ibu Maternal (AKI) dikenal sebagai salah satu indikator
utama kesehatan ibu. Informasi kematian maternal jauh lebih sulit didapat
dan dilaporkan rendah (underreporting) dibandingkan dengan informasi
jumlah dan komposisi penduduk, dan informasi fertilitas.
Angka kematian ibu pada tahun 2014 sebesar 108,74 per 100.000 kelahiran
hidup, sedangkan angka kematian ibu pada tahun 2013 sebesar 155,16 per
100.000 kelahiran hidup.
Status gizi balita merupakan salah satu indikator yang menggambarkan
tingkat kesejahteraan masyarakat.
Persentase balita gizi buruk pada tahun 2014 sebesar 0,11% yang artinya
mengalami
tren
kenaikan
setelah
kurun
waktu
2010-2013
kecenderungannya menurun.
Kendala gizi buruk terjadi karena penyebab yang sifatnya multifaktoral
diantaranya status sosial ekonomi, keberadaan penyakit infeksi/ penyakit
penyerta, pengetahuan masyarakat yang relatif kurang tentang gizi
utamanya gizi anak merupakan penyebab adanya kasus gizi buruk.
Penanganan gizi buruk seringkali hanya dibebankan pada sektor kesehatan
saja, padahal untuk penanganan gizi buruk diperlukan kerja sama lintas
program dan lintas sektor yang terkait.
Persentase penduduk yang memanfaatkan puskesmas adalah indikator
yang menunjukkan penduduk yang datang berkunjung ke puskesmas untuk
mendapatkan pelayanan kesehatan yang diberikan puskesmas. puskesmas
dan jaringannya merupakan sarana pelayanan kesehatan dasar yang ada
disetiap kecamatan bahkan tingkat desa/dukuhan dan didukung dengan
14 | H a l a m a n

Pemerintah Kabupaten Nganjuk

Dokumentasi Hasil Pelaksanaan Pembangunan

Dokumentasi Hasil Pelaksanaan Pembangunan

2010 - 2014

puskesmas keliling. Hal ini disediakan untuk mempermudah akses


masyarakat terhadap pelayanan kesehatan khususnya daerah-daerah yang
letak geografisnya sulit terjangkau.
Persentase penduduk yang memanfaatkan puskesmas dan jaringannya
pada tahun 2014 sebesar 35,38% mengalami penurunan drastis jika
dibandingkan jumlah tahun 2010-2013.

Indikator Kinerja
Angka kematian bayi

Satuan
per 1000
kelahiran hidup
per 100.000
kelahiran hidup
%
%

Angka kematian ibu


melahirkan
Persentase Balita Gizi Buruk
Persentase Penduduk yang
memanfaatkan Puskesmas
Sumber: LKPJ Bupati Nganjuk 2010-2014

Realisasi Kinerja
2011
2012
15,57
17,62

2013
21,14

2014
11,00

101,47

132,79

123,44

155,16

108,74

0,17
94,47

0,13
71,54

0,08
80,21

0,08
116,60

0,11
35,38

2010
12,65

Persentase Penduduk yang memanfaatkan Rumah Sakit adalah penduduk


yang datang berkunjung ke rumah sakit untuk mendapatkan pelayanan
kesehatan yang diberikan rumah sakit (promotif, preventif, kuratif, dan
rehabilitatif).
Realisasi jumlah penduduk yang berkunjung ke RSUD Nganjuk dan
Kertosono tahun 2014 sebanyak 141.785 orang dan 62.965 orang. Secara
umum, jumlah pengunjung RSUD cenderung meningkat sejak tahun 2010.
Peningkatan hal tersebut disebabkan adanya peningkatan kesadaran
masyarakat tentang pelayanan kesehatan yaitu dengan adanya:
a. Operasional bedah sentral, bedah umum, obsgyn, THT dan mata
sehingga pasien tidak perlu dirujuk ke rumah sakit di luar Kabupaten
Nganjuk
b. Pelaksanaan Program Pemerintah "Jaminan Persalinan" bagi ibu
melahirkan
Bed Occupancy Rate (BOR) adalah indikator yang menunjukkan tinggi
rendahnya tingkat pemanfaatan tempat tidur
Realisasi BOR tahun 2014 RSUD Nganjuk dan Kertosono sebesar 92,12% dan
73,01%.
Turnover Interval (TOI) adalah indikator yang menunjukkan rata-rata hari
tempat tidur tidak ditempati saat ke saat sampai terisi berikutnya.
Turnover Interval (TOI) pada tahun 2014 RSUD Nganjuk dan Kertosono
sebesar 0,70 hari dan 1,33 hari yang artinya secara keseluruhan terjadi
kecenderungan penurunan angka TOI sejak tahun 2010. Hal ini didorong
karena meningkatnya pemanfaatan RSUD Kertosono oleh masyarakat dan
naiknya rasio Bed Occupancy Rate (BOR). Namun mengingat antara tahun
2013-2014 angka BOR untuk RSUD Nganjuk dan Kertosono terjadi
penurunan, maka angka TOI 2013-2014 terjadi peningkatan meskipun tidak
terlalu besar.
Nett Dead Rate adalah indikator yang menunjukkan angka kematian di atas
48 jam setelah dirawat untuk setiap 1000 penderita keluar
Nett Dead Rate (NDR) RSUD Nganjuk dan Kertosono tahun 2014 sebesar
34,41% dan 9,67%. Secara umum NDR di RSUD Nganjuk dan Kertosono
mengalami fluktuasi naik-turun sejak tahun 2010.
15 | H a l a m a n

Pemerintah Kabupaten Nganjuk

Tabel 10
Realisasi Kinerja Kesehatan

Dokumentasi Hasil Pelaksanaan Pembangunan

2010 - 2014

Tabel 11
Realisasi Kinerja Rumah Sakit Umum Daerah
Indikator Kinerja
RSUD NGANJUK
Jumlah
penduduk
yang
memanfaatkan Rumah sakit
Bed Occupancy Rate (BOR)
Turnover Interval (TOI)
Nett Dead Rate
RSUD KERTOSONO
Jumlah
penduduk
yang
memanfaat-kan Rumah sakit
Bed Occupancy Rate (BOR)
Turnover Interval (TOI)
Nett Dead Rate

2010

Realisasi Kinerja
2011
2012

107.445

115.441

132.423

140.890

141.785

%
Hari
Per
1000

74,19
1,41
30,7

82,50
0,86
29,8

91,62
0,34
27,90

95,98
0,16
32,6

92,12
0,70
34,41

Orang

56.154

46.345

45.740

63.712

62.965

%
Hari
Per
1000

79,06
1,4
20,83

68,5
1,7
8,00

71,89
1,6
12,00

73,53
1,24
9,87

73,07
1,33
9,65

Satuan
Orang

2013

2014

c.

Ketenagakerjaan
Urusan Tenaga Kerja merupakan salah satu urusan wajib yang harus dikelola
dalam rangka pencapaian visi dan misi yang telah ditetapkan. Leading sector
dalam bidang ini adalah Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi yang
memiliki kewenangan desentralisasi di bidang ketenagakerjaan.Kebijakan
strategik yang digariskan dalam RPJMD untuk urusan ini adalah meningkatnya
kualitas tenaga kerja melalui perbaikan sistem pelatihan tenaga kerja,
meningkatnya peran lembaga penempatan kerja (UP3) dan penciptaan kegiatan
produktif serta peningkatan kesejahteraan tenaga kerja melalui perbaikan
syarat-syarat kerja dengan sasaran meningkatnya kualitas ketenagakerjaan dan
kesempatan kerja dengan indikator kinerja perbandingan rasio angkatan kerja
yang bekerja, jumlah calon tenaga kerja yang telah mengikuti pelatihan yang
diterima bekerja dan persentase tingkat penyerapan angkatan kerja. Faktor
pendorong tercapainya sasaran indikator kinerja didukung antara lain:
1. Meningkatnya investasi dan kondusifnya perekonomian
2. Lowongan yang ada sesuai dengan keinginan pencari kerja dan adanya
bursa kerja online
3. Bantuan peralatan bagi lulusan pelatihan kerja
Untuk tahun 2010-2013, sasaran kinerja ketenagakerjaan didasarkan pada
RPJMD 2008-2013, sedangkan untuk tahun 2014 menggunakan sasaran kinerja
RPJMD 2014-2018.
Persentase perusahaan yang menerapkan norma keselamatan dan
kesehatan kerja adalah indikator untuk mengukur jumlah perusahaan yang
menerapkan norma K3, dengan mengukur perbandingan jumlah
perusahaan yang menerapkan K3 dengan jumlah perusahaan yang ada.
Pada tahun 2014 persentase perusahaan yang menerapkan norma K3
mencapai 89,09%, meningkat tajam jika dibandingkan dengan angka tahun
sebelumnya yang hanya sebesar 27,44%.
Adanya kecenderungan terjadinya peningkatan indikator ini disebabkan
oleh:

16 | H a l a m a n

Pemerintah Kabupaten Nganjuk

Sumber: LKPJ Bupati Nganjuk 2010-2014

Dokumentasi Hasil Pelaksanaan Pembangunan

2010 - 2014

a. Kesadaran pengusaha semakin meningkat terhadap K3.


b. Sosialisasi akan pentingnya K3 ditiap-tiap bagian norma K3 merupakan
kebutuhan dan menjadi budaya di lingkungan perusahaan.
c. Budaya K3 merupakan tuntutan apabila perusahaan ingin maju dan
berkembang.
Persentase kepatuhan perusahaan terhadap norma Jamsostek adalah
untuk mengukur jumlah perusahaan yang menerapkan norma Jamsostek,
dengan mengukur perbandingan jumlah perusahaan yang mengikuti
Jamsostek dengan jumlah perusahaan yang ada.
Pada tahun 2014 persentase perusahaan yang mengikuti program
Jamsostek sebesar 93,86%.
Tabel 12
Realisasi Kinerja Urusan Ketenagakerjaan
Realisasi Kinerja
2011
2012
93,82
94,20
95,31
95,50

Indikator Kinerja

Satuan

Rasio Angkatan Kerja yang bekerja


Jumlah tenaga kerja mengikuti pelatihan yang
diterima bekerja
Persentase tingkat penyerapan angkatan
kerja
Persentase kepatuhan perusahaan terhadap
norma jamsostek
Persentase perusahaan yang menerapkan
norma keselamatan dan kesehatan kerja
Persentase penurunan angka kecelakaan kerja

%
%

2010
93,71
200,00

6,04

7,90

8,00

9,85

33,33

11,82

13,56

16,70

77,54

24,95

25,38

27,44

75,66

100,00

100,00

100,00

2013
95,00
97,22

Sumber: LKPJ Bupati Nganjuk 2010-2014

Tabel 13
Realisasi Kinerja Urusan Ketenagakerjaan Tahun 2014
Indikator Kinerja

Satuan

Realisasi Kinerja

Persentase Perusahaan yang menerapkan Norma


Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Persentase Kepatuhan Perusahaan terhadap Norma
Jamsostek

89,09

93,86

d. Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial


Urusan sosial terkait erat dengan sendisendi kehidupan masyarakat dan
pemasalahan sosial kehidupan bermasyarakat dalam Pemerintah Kabupaten
Nganjuk. Leading sector dalam bidang ini adalah Dinas Sosial, Tenaga Kerja, dan
Transmigrasi yang memiliki kewenangan desentralisasi di bidang
ketenagakerjaan dan sosial. Tanggung jawab dan wewenangnya terutama
berkaitan dengan tujuan stratejik Pemerintah Kabupaten Nganjuk berupa
Meningkatnya Kualitas Hidup Masyarakat. Kebijakan stratejik yang digariskan
dalam RPJMD untuk urusan ini adalah Meningkatkan kualitas hidup bagi PMKS
dengan peningkatan pelayanan dan bantuan dasar kesejahteraan sosial melalui
peningkatan PSKS (Potensi Sumber Kesejahteraan Sosial).

17 | H a l a m a n

Pemerintah Kabupaten Nganjuk

Sumber: LKPJ Bupati Nganjuk 2014

Dokumentasi Hasil Pelaksanaan Pembangunan

2010 - 2014

Gambar 4
Bupati Nganjuk Menerima Penghargaan Pro-Poor Award

Persentase Jumlah Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial adalah


indikator mengukur seberapa banyak jumlah penyandang masalah
kesejahteraan sosial.
Persentase jumlah penyandang masalah kesejahteraan sosial tahun mulai
tahun 2010 sampai dengan tahun 2012 mengalami penurunan, namun sejak
tahun 2013 tren ini mengalami peningkatan yaitu 7% dan 8,18% pada tahun
2014.
Persentase Jumlah Penanganan Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial
adalah indikator untuk mengukur seberapa banyak jumlah PMKS yang
ditangani.
Pada tahun 2014 PMKS yang ditangani sebanyak 32,18% dari jumlah PMKS
yang ada.

Indikator Kinerja
Persentase jumlah penyandang
masalah kesejahteraan sosial
Persentase jumlah penanganan
PMKS

Satuan
%

2010
5,35

29,06

Realisasi Kinerja
2011
2012
5,99
5.94
36,31

37,79

2013
7,00

2014
8,18

27,88

32,18

Sumber: LKPJ Bupati Nganjuk 2010-2014

e.

Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak


Jumlah kejadian kasus KDRT yang difasilitasi adalah indikator yang
menggambarkan perkembangan penanganan kasus KDRT untuk mencapai
sasaran meningkatkan perlindungan perempuan dan anak.
Tahun 2010 jumlah kasus yang telah difasilitasi adalah sebanyak 96 kasus, tahun
2011 jumlah kasus yang difasilitasi sebanyak 232 kasus, tahun 2012 jumlah kasus
yang difasilitasi adalah sebanyak 237 kasus; dan pada tahun 2013 jumlah
kejadian kasus KDRT yang difasilitasi sebanyak 384 kasus. Pencapaian tersebut
membuktikan adanya peningkatan dari segi pelayanan dalam penanganan
korban tindak kekerasan perempuan dan anak. Peningkatan tersebut
dikarenakan petugas pendampingan yang sudah memiliki kompetensi dalam
bidang penanganan kekerasan perempuan dan anak serta di dukung sarana dan
prasarana pelayanan korban yang cukup memadai.

18 | H a l a m a n

Pemerintah Kabupaten Nganjuk

Tabel 14
Realisasi Kinerja Penanganan Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial

Dokumentasi Hasil Pelaksanaan Pembangunan

2010 - 2014

Adanya peningkatan penanganan KDRT tersebut disebabkan karena koordinasi


yang semakin baik antara lembaga penanganan KDRT, kepolisian serta tim
medis sehingga dapat melayani korban KDRT secara maksimal.
Sampai dengan tahun 2013 terdapat 3 lembaga perlindungan perempuan yang
menangani kasus kekerasan dalam rumah tangga juga bekerja sama dengan
Woman Crisis Center (WCC), Pusat Pelayanan Terpadu (PPT) dan unit Pelayanan
Perempuan dan Anak (PPA).

a.

Infrastruktur Jalan dan Jembatan


Persentase pemenuhan kebutuhan jalan, merupakan indikator yang
menggambarkan upaya pemerintah daerah dalam memenuhi kebutuhan
jalan bagi masyarakat sebagai sarana penunjang perekonomian. Capaian
kinerja dalam tahun 2014 adalah sebagai berikut :
Panjang kebutuhan jalan yang ditargetkan sampai dengan tahun 2014
sebesar 1.562,61 Km
Target panjang jalan yang dibangun sampai dengan tahun 20134
sebesar 1.562,61 Km
Persentase realisasi pemenuhan kebutuhan jalan tahun 2014 sebesar
100%
Panjang jalan yang dibangun sampai dengan tahun 2013 sebesar
1.505,25 Km
Realisasi peningkatan jalan dalam tahun 2014 sebesar 57,36 Km
Realisasi panjang jalan yang ditingkatkan sampai dengan tahun 2014
sebesar 1.562,61 Km
Realisasi peningkatan jalan pada tahun 2014 meliputi peningkatan jalan,
peningkatan tanah ke aspal, rekonstruksi jalan dan pembangunan jalan dari
tanah ke makadam.
Data panjang jalan pada tahun 2014 lebih kecil daripada tahun sebelumnya
setelah dilakukan pemetaan dan pendataan ulang (reinventarisasi) data
jalan sesuai kewenangannya.
Persentase jalan dalam kondisi baik menggambarkan kemampuan
Pemerintah Daerah dalam memelihara dan menjaga kondisi jalan sehingga
layak untuk dipergunakan dan meningkatkan kenyamanan berlalu lintas.
Panjang jalan yang dibangun dan tersedia sampai dengan tahun 2014
sepanjang 1.562,614 Km
Target panjang jalan dalam kondisi baik sampai dengan tahun 2014
sepanjang 1.150,00 km
Persentase target panjang jalan dalam kondisi baik sampai dengan
tahun 2014 sebesar 73,60%
Panjang jalan yang diperbaiki/dipelihara dalam tahun 2014 sepanjang
363,04 Km
Realisasi panjang jalan dalam kondisi baik sampai dengan tahun 2014
sepanjang 925,82 Km
Persentase realisasi panjang jalan dalam kondisi baik sampai dengan
tahun 2014 sebesar 59,25 %
Persentase pemenuhan kebutuhan jembatan, merupakan indikator yang
menggambarkan upaya pemerintah daerah dalam memenuhi kebutuhan
jembatan bagi masyarakat sebagai sarana penunjang perekonomian.

19 | H a l a m a n

Pemerintah Kabupaten Nganjuk

3. Kondisi Infrastruktur

Dokumentasi Hasil Pelaksanaan Pembangunan

2010 - 2014

Jumlah kebutuhan jembatan yang ditargetkan sampai dengan tahun


2014 sebanyak 661 unit
Target jumlah jembatan yang dibangun sampai dengan tahun 2014
sebanyak 652 Unit
Persentase target pemenuhan kebutuhan jembatan tahun 2014 sebesar
98,64%
Realisasi jumlah jembatan yang dibangun dalam tahun 2014 sebanyak 8
unit
Jumlah jembatan yang dibangun sampai dengan tahun 2013 sebanyak
598 unit
Realisasi jumlah jembatan yang dibangun sampai dengan tahun 2014
sebanyak 606 unit
Persentase realisasi pemenuhan kebutuhan jembatan tahun 2014
sebesar 91,68%
Tabel 15
Kinerja Pembangunan Jalan dan Jembatan
Realisasi Kinerja
2011
2012
2013

Uraian Tahun

Satuan

Panjang Jalan yang


dibangun
Realisasi jalan yang
dibangun s/d tahun
Panjang jalan yang
diperbaiki/dipelihara dalam
tahun
Realisasi panjang jalan
dalam kondisi baik s/d tahun
Jumlah jembatan yang
dibangun tahun
Jumlah jembatan s/d tahun

km

30,74

24,98

55,44

114,51

km

2.048,76

2.073,74

2.129,18

2.243,69

1.562,61

km

101,33

301,38

225,00

276,08

363,04

km

1.203,57

1.504,95

1.729,57

2.005,65

925,82

unit

unit

295

296

303

312

606

2010

2014

b. Perumahan
Dalam penyelenggaraan urusan perumahan, sasaran yang ingin dicapai adalah
meningkatnya kualitas sarana dasar permukiman dengan indikator persentase
penduduk yang mendapatkan pelayanan air bersih, persentase ketersediaan
drainase lingkungan dan persentase terpenuhinya kebutuhan jalan lingkungan.
Persentase penduduk yang memiliki akses terhadap air bersih sampai tahun
2014 atau sebesar 15,11% dari total jumlah penduduk Kabupaten Nganjuk.
Persentase ketersediaan drainase lingkungan yang sudah ada hingga tahun
2014 sebesar 72,61% dari total panjang drainase lingkungan.
Persentase terpenuhinya kebutuhan jalan lingkungan yang dibangun/
tersedia sampai tahun 2014 sebesar 73,07% dari total panjang drainase
lingkungan yang dibutuhkan tahun 2014.
Terjadinya penurunan persentase sasaran pada tahun 2014 karena adanya
pendataan ulang dan pemisahan kewenangan penyediaan air bersih antara
PDAM dan SKPD.

20 | H a l a m a n

Pemerintah Kabupaten Nganjuk

Sumber: LKPJ Bupati Nganjuk 2010-2014

Dokumentasi Hasil Pelaksanaan Pembangunan

2010 - 2014

Tabel 16
Kinerja Pembangunan Bidang Perumahan
Indikator Sasaran

2010
26,09

Realisasi Kinerja
2011
2012
26,20
25,98

36,53

59,06

101,35

34,78

83,86

168,99

Satuan

Persentase penduduk yang


mendapatkan pelayanan air
bersih
Persentase ketersediaan
drainase lingkungan
Persentase terpenuhinya
kebutuhan jalan lingkungan

2013

2014

32,41

15,11

139,40

72,61

380,10 73,07

Sumber: LKPJ Bupati Nganjuk 2010-2014

c.

Pengairan
Persentase pemenuhan jaringan irigasi yang berfungsi baik, merupakan
indikator yang menggambarkan upaya pemerintah daerah dalam
memenuhi kebutuhan jaringan irigasi untuk menunjang pembangunan
perekonomian dan peningkatan kesejahteraan masyarakat. Jaringan irigasi
yang berfungsi dengan baik pada tahun 2014 sebesar 60% dari seluruh
panjang saluran dan bangunan irigasi yang ada.
Persentase kelompok HIPPA yang aktif adalah bagian dari masyarakat yang
memanfaatkan dan memelihara jaringan irigasi sehingga mampu
menghasilkan nilai tambah atas sarana dan prasarana yang telah tersedia.
Kelompok HIPPA yang aktif pada tahun 2014 sebesar 74,30% dari total
seluruh jumlah HIPPA yang ada. Tren peningkatan dari tahun 2010 ini terjadi
karena Pemerintah Daerah secara intensif memberikan pelatihan dan
pembinaan bagi kelompok-kelompok HIPPA di Kabupaten Nganjuk.
Tabel 17
Kinerja Pembangunan Bidang Pengairan
Uraian Indikator sasaran

Satuan

Pemenuhan jaringan irigasi


yang berfungsi baik
Kelompok HIPPA yang
aktif/berkembang

2010
40,18

71,48

Realisasi Kinerja
2011
2012
40,19
40,19
72

72,5

2013
40,20

2014
60,00

73,5

74,30

d. Perhubungan
Persentase sarana angkutan umum yang laik jalan pada tahun 2014 sebesar
89,31%, sedangkan untuk pemasangan rambu-rambu yang terdiri atas APILL,
flashlight dan rambu jalan masih relatif kecil hanya dalam kisaran 11-21%.
Sedangkan persentase pemenuhan prasarana lalu lintas bervariasi seperti
halnya halte dan terminal mencapai 90-100%, sedangkan guardrail, marka,
deliniator, paku jalan dan cermin tikungan masih relatif rendah antara 0-20%.

21 | H a l a m a n

Pemerintah Kabupaten Nganjuk

Sumber: LKPJ Bupati Nganjuk 2010-2014

Dokumentasi Hasil Pelaksanaan Pembangunan

2010 - 2014

Tabel 18
Realisasi Kinerja Pembangunan Bidang Perhubungan
Indikator Sasaran

Juta
Org
Unit
Unit

2010
6,81

Realisasi Kinerja
2011
2012
6,44
4,93

2013
6,16

5.304
131.640

5.501
230.410

5.718
199.718

6.478
192.353

-5,995

-5,43

-59,96

24,93

1,16

39,36

-27,29

4,80

Satuan

Jumlah penumpang
Jumlah prasarana transportasi
Jumlah sarana transportasi
(angkutan)
Persentase peningkatan angkutan
penumpang dan barang
Persentase peningkatan jumlah
sarana dan prasarana
Sumber: LKPJ Bupati Nganjuk 2010-2013

Tabel 19
Realisasi Kinerja Pembangunan Bidang Perhubungan Tahun 2014
Persentase sarana angkutan umum yang laik jalan
Persentase pemasangan rambu-rambu
a. APILL
b. Flash Light
c. Rambu
Persentase pemenuhan prasarana lalu lintas
a. Halte
b. Guardrail
c. Marka Jalan
d. Delineator
e. Paku Jalan
f. Terminal
g. Cermin Tikungan

Sumber: LKPJ Bupati Nganjuk 2014

Satuan

Realisasi Kinerja

89,31

%
%
%

11,11
21,73
21,72

%
%
%
%
%
%
%

90,48
22,40
10,16
9,59
0,00
100,00
0,00

Pemerintah Kabupaten Nganjuk

Indikator Kinerja

22 | H a l a m a n

Dokumentasi Hasil Pelaksanaan Pembangunan

2010 - 2014

Prestasi dan Penghargaan


yang Diraih
1. Tahun 2014

Prestasi yang diraih oleh Pemerintah Kabupaten Nganjuk pada tahun 2013 adalah
sebagai berikut :
Piala Adipura untuk kategori kota kecil.
Juara I Tingkat Provinsi Pameran Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM)
kepada Forum PKBM Kab. Nganjuk.
Juara II Lomba Kebersihan Pasar se-Jawa Timur.
Juara I Pro Poor Award Bidang Pemberdayaan Masyarakat Tingkat PRovinsi.
Juara I Sikompak Award Terbaik Nasional PNPM Mandiri Perdesaan Kategori
Badan Kerjasama Antar Desa (BKAD) Aspek Inovasi dan Keberpihakan kepada
RTM.
Penghargaan Desa / Kelurahan Berseri Tingkat Pratama Provinsi Jawa Timur
kepada Kelurahan Werungotok.
Penghargaan Desa / Kelurahan Berseri Tingkat Pratama Provinsi Jawa Timur
kepada Kelurahan Jatirejo.
Penghargaan Desa / Kelurahan Berseri Tingkat Pratama Provinsi Jawa Timur
kepada Kelurahan Kauman.
Penghargaan Desa / Kelurahan Berseri Tingkat Madya Provinsi Jawa Timur
kepada Kelurahan Mangundikaran.
Juara I Tingkat Provinsi Lomba Desa Siaga Aktif Tingkat Provinsi Jawa Timur Desa
Sumbersono Kecamatan Lengkong.
Penghargaan "Sertifikat Eliminasi Malaria" dari Menteri Kesehatan RI.
Penghargaan dari Balitbang Provinsi Jawa Timur kepada BAPPEDA Kabupaten
Nganjuk sebagai Pembina Inovator pada acara Penganugerahan Inovasi
Teknologi Tingkat Provinsi Jawa Timur Tahun 2014 Bidang Agribisnis.

Prestasi yang diraih oleh Pemerintah Kabupaten Nganjuk pada tahun 2013 adalah
sebagai berikut :
Penghargaan Satya Lencana Wira Karya Tahun 2013 Kepada Bupati Nganjuk.
Piala Adipura untuk kategori kota kecil.
Juara III pada acara Lomba Tertib Ukur Tingkat Provinsi Jawa Timur untuk Pasar
Wage Kabupaten Nganjuk;

3. Tahun 2012

Prestasi yang diraih oleh Pemerintah Kabupaten Nganjuk pada tahun 2012 adalah
sebagai berikut :
Piala Adipura untuk kategori kota kecil.
Penghargaan dari Presiden RI kepada Bupati Nganjuk atas prestasi Program
Peningkatan Produksi Padi;

23 | H a l a m a n

Pemerintah Kabupaten Nganjuk

2. Tahun 2013

Dokumentasi Hasil Pelaksanaan Pembangunan

2010 - 2014

4. Tahun 2011

Prestasi yang diraih oleh Pemerintah Kabupaten Nganjuk pada tahun 2011 adalah
sebagai berikut :
Piala Adipura untuk kategori kota kecil.

5. Tahun 2010

Gambar 5
Piala Adipura dan Piala Adiwiyata Siap Diarak Keliling Kota Nganjuk

24 | H a l a m a n

Pemerintah Kabupaten Nganjuk

Prestasi yang diraih oleh Pemerintah Kabupaten Nganjuk pada tahun 2010 adalah
sebagai berikut :
Penghargaan dari Presiden RI atas keberhasilan dalam Lomba Agribisnis
Tanaman Padi Tingkat Nasional;
Juara Harapan I Stand Terbaik Indonesian Agribusiness Expo 2010;
Piala Adipura untuk kategori kota kecil.
Penghargaan Pratama Citra Pelayanan Prima Tingkat Nasional Tahun 2010.
Penghargaan Manggala Karya Kencana Bidang Keluarga Berencana dan Keluarga
Sejahtera;
Penghargaan Peniti Emas Kencana dalam Bidang Keluarga Berencana dan
Keluarga Sejahtera;
Juara I KB Award Provinsi Jawa Timur
Koperasi Award 2010 Kategori KUD dan Koperasi Karyawan.
Penghargaan Upakarti Bidang Industri Kecil dan Menengah kategori Jasa
Kepeloporan.

Вам также может понравиться