Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
DOKUMENTASI
HASIL
PELAKSANAAN
PEMBANGUNAN
Tahun 2010 2014
2010 - 2014
Luas wilayah administratif Kabupaten Nganjuk adalah 1.224,331 km2 dengan batasbatas wilayah, sebelah utara berbatasan dengan Kabupaten Bojonegoro, sebelah
selatan berbatasan dengan Kabupaten Kediri dan Kabupaten Tulungagung, sebelah
timur berbatasan dengan Kabupaten Jombang dan Kabupaten Kediri, dan sebelah
barat berbatasan dengan Kabupaten Ponorogo dan Kabupaten Madiun.
Gambar 1
Peta Batas Administrasi Kabupaten Nganjuk
1|H al aman
2010 - 2014
Tahun
2010
2011
2012
2013
Tabel 1
Pertumbuhan Penduduk Kabupaten Nganjuk Tahun 2010-2013
Jumlah Penduduk (Jiwa)
Laki-laki
Perempuan
Jumlah
Sex Ratio (%)
505.687
511.343
1.017.030
98,89
508.923
513.829
1.022.752
99,05
508.567
516.946
1.025.513
98,38
513.398
520.199
1.033.597
98,69
2|H al aman
3. Demografi
2010 - 2014
4. Penggunaan Lahan
Dilihat dari pola penggunaan tanah di wilayah Kabupaten Nganjuk berdasarkan data
Kabupaten Nganjuk Dalam Angka tahun 2013 terdiri atas 3 kelompok, antara lain
yaitu :
Tanah Sawah
Pada tahun 2013 hanya seluas 42.986,40 Ha dariseluruh luas wilayah Kabupaten
Nganjuk atau sekitar 35,11% yang dimanfaatkan sebagai lahan sawah.
Tanah Kering
Tanah kering yang ada di Kabupaten Nganjuk untuk tahun 2013 seluas
32.439,70 Ha atau sekitar 26,50% dari luas seluruh Kabupaten Nganjuk
digunakan sebagai tanah kering. Yang dimaksud dimanfaatkan sebagai tanah
kering yaitu: digunakan untuk permukiman, fasilitas, serta ruang terbuka hijau.
Tanah Hutan
Luas dari hutan yang terdapat di Kabupaten Nganjuk pada tahun 2013 ini seluas
47.007 Ha. Luasan ini sekitar 38,39% dari total luas wilayah Kabupaten Nganjuk.
Tanah hutan ini selain terdiri hutan produksi juga terdiri atas hutan lindung serta
hutan negara.
Gambar 2
Peta Penggunaan Lahan Kabupaten Nganjuk
3|H al aman
2010 - 2014
Hasil Pelaksanaan
Pembangunan Kab. Nganjuk
1. Kondisi Ekonomi
Pertanian dan Perkebunan
Urusan Pertanian adalah salah satu urusan
pilihan yang dikelola Pemerintah Kabupaten
Nganjuk dalam rangka pencapaian tujuan
stratejik berupa meningkatnya perekonomian
daerah. Sedangkan kebijakan stratejik dalam
urusan ini adalah mengembangkan usaha
pertanian dengan pendekatan kewilayahan
terpadu
dan
pendekatan
konsep
pengembangan
agribisnis,
meningkatkan
pengembangan komoditas unggulan daerah
melalui bantuan saprodi kepada petani,
penerapan teknologi pasca panen dan
pengolahan hasil pertanian; tempat pemasaran
hasil pertanian secara terpadu berupa sentra
pengembangan
agribisnis;
serta
mengembangkan
komoditas
perkebunan,
melalui KIMBUN (kawasan industri masyarakat
perkebunan).
Margin keuntungan usaha tani tanaman pangan
yang
relatif
rendah,
mengakibatkan
keberhasilan capaian peningkatan produksi dan
produktivitas tanaman pangan tidak serta
merta selalui diikuti oleh peningkatan
pendapatan
petani
yang
signifikan.
Pengembangan komoditas potensial baik
hortikultura maupun perkebunan merupakan
upaya percepatan peningkatan pendapatan
rumah tangga petani, sekaligus upaya
konservasi dan optimalisasi pemanfaatan lahanlahan kurang produktif.
Produksi dan Produktivitas Tanaman Pangan
Capaian produksi padi pada tahun 2014
sebesar 582.810,98 ton. Capaian produksi
padi ini, mengalami peningkatan 426,24 ton
atau sebesar 0,07% dibanding produksi
pada tahun 2013 sebesar 582.384,74 ton.
Produktivitas padi tahun 2014 sebesar 67,25
Kw/ha, naik sebesar 1,16% dibandingkan
produktivitas padi pada Tahun 2013 sebesar
66,48 Kw/ha.
Terus mengembangkan
penyelenggaraan tata
pemerintahan yang baik dan
pelayanan prima dengan nuansa
kehidupan yang religius.
Meningkatkan pembangunan
infrastruktur sebagai salah satu
penopang pertumbuhan ekonomi
dan pemerataan hasil-hasil
pembangunan.
Mengembangkan pola kehidupan
dan hubungan masyarakat yang
adil, bermartabat, tertib dan
tenteram.
4|H al aman
a.
Produksi jagung tahun dalam kurun waktu 2010-2014 cukup stabil dalam
kisaran 200 ribu ton sampai dengan 240 ribu ton. Pada tahun 2014 produksi
jagung mencapai 203.953,03 ton, mengalami penurunan sebesar 9,66 %
dibandingkan tahun 2013.
Produktivitas jagung tahun 2014 sebesar 67,79 Kw/ha, mengalami
penurunan sebesar 11,96% dibandingkan produktivitas jagung pada tahun
2013. Produksi komoditas jagung sangat dipengaruhi kondisi musim, dimana
kondisi musim kemarau yang panjang cenderung meningkatkan produksi
jagung; sedangkan pada tahun 2014 musim penghujan relatif lebih panjang
daripada musim kemarau.
Produksi kedelai tahun 2014 sebesar 19.274,19 ton. Jika dibandingkan
dengan produksi kedelai tahun 2013 sebesar 16.849,41 ton, telah mengalami
peningkatan sebesar 14,4 %.
Produktivitas kedelai pada tahun 2014 tercapai sebesar 19,67 Kw/ha.
Produktivitas kedelai pada tahun 2014 naik 8,08% dibandingkan pada tahun
2013 sebesar 18,20 Kw/ha.
5|H al aman
2010 - 2014
2010 - 2014
6|H al aman
2010 - 2014
7|H al aman
2010 - 2014
Tabel 2
Realisasi Kinerja Pertanian dan Perkebunan
Uraian Indikator
Satuan
Sasaran
2010
Produksi Tanaman Pangan dan Hortikultura
a. Tanaman Pangan
Padi
Ton
488.547,10
Jagung
Ton
240.914,78
Kedelai
Ton
18.944,54
b. Hortikultura
Bawang Merah
Ton
109.590,90
Cabe
Ton
1.300,80
Mangga
Ton
1.103,00
Rambutan
Ton
1.213,10
Jeruk
Ton
46,90
Produktivitas Tanaman Pangan dan Hortikultura
a. Tanaman Pangan
Padi
Kw/Ha
61,14
Jagung
Kw/Ha
68,77
Kedelai
Kw/Ha
17,33
b. Hortikultura
Bawang Merah
Kw/Ha
105,36
Cabe
Kw/Ha
8,31
Mangga
Kg/Phn
17,42
Rambutan
Kg/Phn
52,26
Jeruk
Kg/Phn
4,98
Produksi Perkebunan
Tebu
Ton
19.072,64
Kakao
Ton
350,78
Cengkeh
Ton
278,14
Wijen
Ton
Tembakau
Ton
138,70
Kelapa
Ton
874,65
Nilam
Ton
7.002,00
2011
Realisasi Kinerja
2012
2013
2014
540.155,70
226.565,80
23.346,88
589.968,90
225.927,26
22.488,33
582.384,74
225.759,50
16.849,41
582.810,98
203.953,03
19.274,19
114.461,00
548,10
48.446,30
6.851,90
2,05
123.462,50
1.354,80
18.316,30
1.377,00
457,10
119.660,50
5.134,20
16.761,40
1.313,00
801,60
140.229,00
3.668,60
17.726,90
2.864,10
221,70
65,83
65,75
19,04
70,60
65,03
18,59
66,48
77,00
18,20
67,25
67,79
19,67
122,81
99,10
111,00
157,00
1,70
135,20
103,40
55,56
47,89
35,02
124,84
41,78
43,01
43,01
37,30
126,08
65,61
51,11
77,48
41,73
22.532,60
350,65
213,88
245,40
555,66
728,87
3.837,00
22.598,41
830,18
533,75
126,00
1.620,19
856,88
3.252,00
28.113,80
923,82
538,33
252,00
791,70
878,92
1.596,00
21.076,00
925,00
504,00
509,00
796,00
625,00
1.145,00
b. Peternakan
Urusan Peternakan adalah salah satu urusan pilihan yang dikelola Dinas
Peternakan dan Perikanan Daerah Kabupaten Nganjuk sebagai usaha
Pemerintah Kabupaten Nganjuk dalam rangka pencapaian tujuan stratejik untuk
meningkatkan perekonomian daerah dengan pendekatan kewilayahan terpadu
dan pendekatan konsep pengembangan agribisnis.
Peningkatan Produksi Peternakan adalah indikator yang mengukur tingkat
produksi ternak yaitu daging, telur dan susu.
Produksi daging pada tahun 2014 mencapai 3.242,36 ton turun drastis
dibandingkan produksi tahun 2013 yang mencapai 16.930,50 ton.
Produksi telur pada tahun 2014 tercapai 7.146,20 ton, sedangkan pada
tahun 2013 realisasi produksi telur mencapai 3.736,27 ton. Dengan demikian
kenaikan produksi telur year to year mencapai 91,26%.
Produksi susu pada tahun 2014 mencapai 131,57 ton, sedangkan pada tahun
2013 realisasi produksi susu mencapai 113,63 ton sehingga kenaikan
produksi mencapai 15,79%. Sejak tahun 2010, produksi susu di Kabupaten
Nganjuk mengalami kenaikan yang signifikan.
Produktifitas Peternakan Program IB adalah indikator untuk mengukur
produktifitas Peternakan yang menggunakan Inseminasi Buatan (IB).
8|H al aman
2010 - 2014
Target Service per Conception (SC) Tahun 2014 sebesar 1,04 kali dapat
direalisasikan. Capaian kinerja optimal ini dapat dipertahankan dalam
periode 2010-2014. Angka Service per Conception (SC) Kabupaten Nganjuk
Tahun 2014 sebesar 1,04 kali tersebut lebih baik dari standar SC Provinsi
Jawa Timur yang sebesar 1,2 kali.
Calving Interval (CI) untuk tahun 2014 ditargetkan selama 14 bulan dengan
realisasi 100%. Capaian kinerja 100% ini dapat dipertahankan sejak tahun
2010. Angka Calving Interval (CI) Kabupaten Nganjuk tahun 2014 sebanyak
14 bulan tersebut masih dalam standard batas CI yang ditetapkan Provinsi
Jawa Timur dengan interval 14-16 bulan.
Angka Conception Rate (CR) tahun 2013 sebesar 95,90%. Angka Conception
Rate (CR) Kabupaten Nganjuk tahun 2014 tersebut di atas standar CR
Provinsi Jawa Timur yang hanya sebesar 70%.
Tabel 3
Realisasi Kinerja Peternakan
Uraian Indikator
Sasaran
Produksi daging
Produksi telur
Produksi susu
Angka SC
Angka CI
Angka CR
Satuan
ton
ton
ton
kali
bulan
%
2010
15.839,59
3.685,71
0,51
1,05
14,00
94,34
Realisasi Kinerja
2011
2012
16.235,58 16.684,69
4.091,14
7.129,23
0,51
5,14
1,04
1,04
14,00
14,00
95,71
95,73
2013
16.930,50
3.736,27
113,63
1,04
14,00
94,95
2014
3.242,36
7.146,20
131,57
1,04
14,00
95,90
Satuan
2010
6.551,40
Produksi ikan
ton
kolam
Produksi ikan
ton
620,51
perairan umum
Sumber: LKPJ Bupati Nganjuk 2010-2014
Realisasi Kinerja
2011
2012
10.000,15
9.650,80
612,65
516,50
2013
11.200,00
2014
12.903,20
666,99
676,99
9|H al aman
c.
2010 - 2014
2010
Perkembangan
Industri Kecil dan
Menengah
15.109
a. Jumlah Unit
Unit
43.460
b. Tenaga Kerja
Orang
30,32
c. Nilai Investasi
Rp. miliar
3,20
Rp. triliun
d. Nilai Produksi
Nilai Ekspor daerah
US$
800.000,00
Sumber: LKPJ Bupati Nganjuk 2010-2014
e.
Realiasasi Kinerja
2011
2012
15.520
53.626
77,30
3,69
751,553,89
15.834
56.824
79,20
3,86
1.128.013,14
2013
2014
16.267
59.800
85,23
4,64
1.130.015,00
16.389
60.810
89,32
4,86
958.327,42
Investasi
Urusan Penanaman Modal merupakan salah satu urusan wajib yang harus
dikelola dalam rangka pencapaian visi dan misi yang telah ditetapkan. Tanggung
jawab dan wewenangnya terutama berkaitan dengan tujuan stratejik
Pemerintah Kabupaten Nganjuk berupa meningkatnya perekonomian daerah
serta terselenggaranya pelayanan prima kepada masyarakat yang dilandasi
moral agama. Kebijakan stratejik untuk urusan ini adalah meningkatkan
investasi di daerah melalui promosi potensi daerah dan kemudahan perijinan
serta meningkatkan layanan publik yang berorientasi pada kepuasan
masyarakat sehingga mampu meningkatkan investor untuk menanamkan
modalnya di Kabupaten Nganjuk.
Nilai investasi yang ditanamkan di daerah merupakan indikator yang
menunjukkan minat investor untuk menanamkan modalnya di Kabupaten
Nganjuk.
Nilai investasi tahun 2012 sebesar Rp 137,91 miliar dengan tingkat penyerapan
tenaga kerja 2.355 orang, kemudian pencapaian nilai investasi pada tahun 2013
sebesar Rp 146,19 miliar dengan tingkat penyerapan tenaga kerja 2.348 orang.
Sedangkan pada tahun 2014 nilai investasi daerah meningkat lagi menjadi
Rp. 154,68 miliar.
Dari analisa pencapaian nilai investasi dari tahun 2012 ke tahun 2013 (year-toyear) mengalami kenaikan investasi, hal ini menunjukan iklim investasi di
Kabupaten Nganjuk mempunyai prospek harapan yang optimis, baik dan
meningkat serta menuju pada iklim investasi yang kondusif.
Hal ini dapat dilihat dari beberapa indikator antara lain :
a. Biaya pengurusan ijin yang transparan;
10 | H a l a m a n
Indikator Sasaran
b.
c.
d.
e.
f.
2010 - 2014
Satuan
Rp.
miliar
2010
149,19
Realiasasi Kinerja
2011
2012
167,54
137,91
2013
146,19
2014
154,68
f.
Koperasi
Antara tahun 2010-2013, pengukuran kinerja koperasi didasarkan pada
RPJMD Kabupaten Nganjuk 2008-2013 dengan indikator UKM Tangguh,
UKM Mandiri dan Koperasi Sehat yang secara berurutan realisasi kinerja
tahun 2013 mencapai 65,25%, 34,75% dan 39,96%. Hal ini disebabkan adanya
dukungan dan perhatian pemerintah terhadap perkembangan UKM dan
adanya pendampingan yang dilakukan terhadap UKM yang ada dilakukan
dengan prioritas pengembangan SDM pelaku-pelakunya. Jika dirunut sejak
2010, maka persentase UKM Tangguh menunjukkan perkembangan positif
dari tahun ke tahun (year-to-year).
Untuk pengukuran kinerja urusan koperasi tahun 2014 didasarkan pada
sasaran RPJMD 2014-1018 yang mengadopsi kriteria koperasi sesuai Permen
Koperasi dan UKM yaitu Koperasi Aktif, Usaha Kecil dan Mikro serta Usaha
Menengah, yang masing-masing secara berurutan mencapai 41,75%, 98,20%
dan 1,80%.
Indikator Kinerja
Satuan
%
%
%
2010
46,47
14,40
44,40
Realisasi Kinerja
2011
2012
54,29
55,08
15,25
15,48
45,25
37,82
2013
65,25
34,75
39,96
Tabel 7
Realisasi Kinerja Urusan Koperasi Tahun 2014
Indikator Kinerja
Persentase Koperasi Aktif
Persentase Usaha Kecil & Mikro
Persentase Usaha Menengah
Satuan
%
%
%
Realisasi Kinerja
41,75
98,20
1,80
g.
Pariwisata
Jumlah kunjungan wisatawan adalah indikator yang menunjukkan jumlah
kunjungan wisatawan baik regional maupun mancanegara baik dewasa maupun
anak-anak di empat obyek wisata unggulan (obyek daya tarik wisata) yaitu
Sedudo, Goa Margo Tresno, TRAL, dan Roro Kuning. Indikator tersebut juga
11 | H a l a m a n
Tabel 6
Realisasi Kinerja Urusan Koperasi dan UKM
2010 - 2014
Satuan
orang
2010
311.046
Realisasi Kinerja
2011
2012
273.287
276.770
2013
242.865
2014
261.699
2. Kondisi Sosial
Pendidikan
Secara makro pendidikan di Kabupaten Nganjuk mengarah pada 5 K yaitu:
1. Meningkatkan ketersediaan layanan pendidikan;
2. Meningkatkan keterjangkauan layanan pendidikan;
3. Meningkatkan kualitas/mutu dan relevansi layanan pendidikan;
4. Mewujudkan kesetaraan dalam memperoleh layanan pendidikan;
5. Menjamin kepastian memperoleh layanan pendidikan.
Urusan Pendidikan adalah salah satu unsur yang harus dikelola untuk
pencapaian visi, misi dan tujuan strategik. Leading sector dalam bidang ini
adalah Dinas Pendidikan yang memiliki kewenangan desentralisasi dalam
pemberian pelayanan pendidikan dan pembinaan tenaga pengajar serta
perumusan kebijakan teknis di bidang pendidikan dan kebudayaan.
Tanggungjawab dan wewenangnya terutama berkaitan dengan tujuan stratejik
Pemerintah Kabupaten Nganjuk berupa Meningkatkan Kualitas Hidup
Masyarakat. Kebijakan stratejik yang digariskan daam RPJMD untuk urusan
pendidikan adaah menyiapkan dukungan dana untuk mendirikan lembaga baru
PAUD, menghapus hambatan biaya melalui pemberian biaya gratis bagi siswa
pada jenjang pendidikan dasar serta meningkatkan perbandingan SMA : SMK
menjadi 45 : 55.
Untuk mewujudkan tersebut di atas diperlukan upaya-upaya penyediaan
layanan pendidikan yang lebih baik. Capaian kinerja bidang pendidikan dalam
kurun waktu 2010-2014 antara lain dapat diuraikan sebagai berikut:
Angka Partisipasi Murni untuk SD/MI ataupun SMP/MTs, merupakan
indikator yang menunjukkan jumlah penduduk dengan usia 7-12 yang
memperoleh pendidikan di SD/MI atau menunjukkan jumlah penduduk
dengan usia 13-15 yang memperoleh pendidikan di SMP/MTs. Angka
Partisipasi Murni untuk SMA/MA/SMK, merupakan indikator yang
menunjukkan jumlah penduduk dengan usia 16-18 yang memperoleh
pendidikan di SMA/MA/SMK.
Persentase Angka Partisipasi Murni SD/MI Tahun 2014 adalah sebesar
95,50% yang berarti mengalami penurunan 3,75%. Persentase Angka
Partisipasi Murni SMP/MTs tahun 2014 adalah sebesar 89,39% yang berarti
mengalami peningkatan 6,88% dibandingkan dengan tahun 2013.
Persentase Angka Partisipasi Murni SMA/MA/SMK tahun 2014 adalah
12 | H a l a m a n
a.
2010 - 2014
Satuan
Realisasi Kinerja
2010
2011
2012
2013
2014
%
%
%
98,55
80,41
49,88
99,25
82,31
54,09
99,25
82,41
54,09
99,35
82,51
59,60
95,50
89,39
79,72
%
%
%
121,68
104,63
65,82
123,44
106,56
70,16
123,54
106,66
70,26
123,64
106,76
73,76
116,12
130,91
110,83
%
%
%
0,04
0,04
0,90
0,04
0,30
0,60
0,04
0,03
0,06
0,04
0,05
0,21
0,01
0,03
0,08
Nilai
Nilai
Nilai
7,17
6,61
4,00
6,42
6,30
4,63
6,90
6,74
4,18
7,65
6,64
5,30
7,69
7,75
6,20
13 | H a l a m a n
Indikator Kinerja
2010 - 2014
b. Kesehatan
Urusan Kesehatan merupakan urusan pemerintahan yang dikelola dalam rangka
pencapaian visi, misi dan tujuan tujuan strategis. Leading sector dalam urusan
ini adalah Dinas Kesehatan, RSUD Nganjuk dan RSUD Kertosono yang memiliki
kewenangan desentralisasi dalam pembinaan pelayanan kesehatan masyarakat
dan perumusan kebijakan teknis dalam urusan kesehatan. Tanggung jawab dan
wewenangnya terutama berkaitan dengan tujuan strategis berupa
Meningkatnya Kualitas Hidup Masyarakat. Sedangkan kebijakan strategis yang
digariskan dalam urusan ini adalah meningkatkan pemerataan dan pelayanan
kesehatan kepada seluruh masyarakat, terutama dengan membebaskan biaya
pemeriksaan di puskesmas untuk penduduk miskin, meningkatkan kompetensi
tenaga pelayanan kesehatan minimal sesuai standar dan mendorong
pemberdayaan masyarakat untuk berperilaku hidup sehat.
Angka Kematian Bayi (AKB) merupakan indikator yang menunjukkan
jumlah kematian bayi per 1.000 kelahiran hidup. Kematian anak, terutama
angka kematian bayi merupakan indikator penting untuk mengukur tingkat
kesehatan masyarakat.
Angka kematian bayi di Kabupaten Nganjuk pada tahun 2014 sebesar 11,00
per 1.000 kelahiran hidup sementara pada tahun 2013 sebesar 21,14.
Angka Kematian Bayi tidak hanya dipengaruhi oleh program bidang
kesehatan saja akan tetapi dipengaruhi oleh faktor lain yaitu masih
terbatasnya tenaga spesialis kebidanan dan kandungan, spesialis anak dan
spesialis anestesi, masih kurangnya sarana dan prasarana PONED
(Pelayanan Obstetri Neonatal Esensial Dasar) di Puskesmas dan PONEK
(Pelayanan Obstetri Neonatal Emergensi Komprehensif) di Rumah Sakit
serta keterlambatan mengenali faktor resiko pada ibu hamil dan bayi baru
lahir.
Angka Kematian Ibu Maternal (AKI) dikenal sebagai salah satu indikator
utama kesehatan ibu. Informasi kematian maternal jauh lebih sulit didapat
dan dilaporkan rendah (underreporting) dibandingkan dengan informasi
jumlah dan komposisi penduduk, dan informasi fertilitas.
Angka kematian ibu pada tahun 2014 sebesar 108,74 per 100.000 kelahiran
hidup, sedangkan angka kematian ibu pada tahun 2013 sebesar 155,16 per
100.000 kelahiran hidup.
Status gizi balita merupakan salah satu indikator yang menggambarkan
tingkat kesejahteraan masyarakat.
Persentase balita gizi buruk pada tahun 2014 sebesar 0,11% yang artinya
mengalami
tren
kenaikan
setelah
kurun
waktu
2010-2013
kecenderungannya menurun.
Kendala gizi buruk terjadi karena penyebab yang sifatnya multifaktoral
diantaranya status sosial ekonomi, keberadaan penyakit infeksi/ penyakit
penyerta, pengetahuan masyarakat yang relatif kurang tentang gizi
utamanya gizi anak merupakan penyebab adanya kasus gizi buruk.
Penanganan gizi buruk seringkali hanya dibebankan pada sektor kesehatan
saja, padahal untuk penanganan gizi buruk diperlukan kerja sama lintas
program dan lintas sektor yang terkait.
Persentase penduduk yang memanfaatkan puskesmas adalah indikator
yang menunjukkan penduduk yang datang berkunjung ke puskesmas untuk
mendapatkan pelayanan kesehatan yang diberikan puskesmas. puskesmas
dan jaringannya merupakan sarana pelayanan kesehatan dasar yang ada
disetiap kecamatan bahkan tingkat desa/dukuhan dan didukung dengan
14 | H a l a m a n
2010 - 2014
Indikator Kinerja
Angka kematian bayi
Satuan
per 1000
kelahiran hidup
per 100.000
kelahiran hidup
%
%
Realisasi Kinerja
2011
2012
15,57
17,62
2013
21,14
2014
11,00
101,47
132,79
123,44
155,16
108,74
0,17
94,47
0,13
71,54
0,08
80,21
0,08
116,60
0,11
35,38
2010
12,65
Tabel 10
Realisasi Kinerja Kesehatan
2010 - 2014
Tabel 11
Realisasi Kinerja Rumah Sakit Umum Daerah
Indikator Kinerja
RSUD NGANJUK
Jumlah
penduduk
yang
memanfaatkan Rumah sakit
Bed Occupancy Rate (BOR)
Turnover Interval (TOI)
Nett Dead Rate
RSUD KERTOSONO
Jumlah
penduduk
yang
memanfaat-kan Rumah sakit
Bed Occupancy Rate (BOR)
Turnover Interval (TOI)
Nett Dead Rate
2010
Realisasi Kinerja
2011
2012
107.445
115.441
132.423
140.890
141.785
%
Hari
Per
1000
74,19
1,41
30,7
82,50
0,86
29,8
91,62
0,34
27,90
95,98
0,16
32,6
92,12
0,70
34,41
Orang
56.154
46.345
45.740
63.712
62.965
%
Hari
Per
1000
79,06
1,4
20,83
68,5
1,7
8,00
71,89
1,6
12,00
73,53
1,24
9,87
73,07
1,33
9,65
Satuan
Orang
2013
2014
c.
Ketenagakerjaan
Urusan Tenaga Kerja merupakan salah satu urusan wajib yang harus dikelola
dalam rangka pencapaian visi dan misi yang telah ditetapkan. Leading sector
dalam bidang ini adalah Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi yang
memiliki kewenangan desentralisasi di bidang ketenagakerjaan.Kebijakan
strategik yang digariskan dalam RPJMD untuk urusan ini adalah meningkatnya
kualitas tenaga kerja melalui perbaikan sistem pelatihan tenaga kerja,
meningkatnya peran lembaga penempatan kerja (UP3) dan penciptaan kegiatan
produktif serta peningkatan kesejahteraan tenaga kerja melalui perbaikan
syarat-syarat kerja dengan sasaran meningkatnya kualitas ketenagakerjaan dan
kesempatan kerja dengan indikator kinerja perbandingan rasio angkatan kerja
yang bekerja, jumlah calon tenaga kerja yang telah mengikuti pelatihan yang
diterima bekerja dan persentase tingkat penyerapan angkatan kerja. Faktor
pendorong tercapainya sasaran indikator kinerja didukung antara lain:
1. Meningkatnya investasi dan kondusifnya perekonomian
2. Lowongan yang ada sesuai dengan keinginan pencari kerja dan adanya
bursa kerja online
3. Bantuan peralatan bagi lulusan pelatihan kerja
Untuk tahun 2010-2013, sasaran kinerja ketenagakerjaan didasarkan pada
RPJMD 2008-2013, sedangkan untuk tahun 2014 menggunakan sasaran kinerja
RPJMD 2014-2018.
Persentase perusahaan yang menerapkan norma keselamatan dan
kesehatan kerja adalah indikator untuk mengukur jumlah perusahaan yang
menerapkan norma K3, dengan mengukur perbandingan jumlah
perusahaan yang menerapkan K3 dengan jumlah perusahaan yang ada.
Pada tahun 2014 persentase perusahaan yang menerapkan norma K3
mencapai 89,09%, meningkat tajam jika dibandingkan dengan angka tahun
sebelumnya yang hanya sebesar 27,44%.
Adanya kecenderungan terjadinya peningkatan indikator ini disebabkan
oleh:
16 | H a l a m a n
2010 - 2014
Indikator Kinerja
Satuan
%
%
2010
93,71
200,00
6,04
7,90
8,00
9,85
33,33
11,82
13,56
16,70
77,54
24,95
25,38
27,44
75,66
100,00
100,00
100,00
2013
95,00
97,22
Tabel 13
Realisasi Kinerja Urusan Ketenagakerjaan Tahun 2014
Indikator Kinerja
Satuan
Realisasi Kinerja
89,09
93,86
17 | H a l a m a n
2010 - 2014
Gambar 4
Bupati Nganjuk Menerima Penghargaan Pro-Poor Award
Indikator Kinerja
Persentase jumlah penyandang
masalah kesejahteraan sosial
Persentase jumlah penanganan
PMKS
Satuan
%
2010
5,35
29,06
Realisasi Kinerja
2011
2012
5,99
5.94
36,31
37,79
2013
7,00
2014
8,18
27,88
32,18
e.
18 | H a l a m a n
Tabel 14
Realisasi Kinerja Penanganan Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial
2010 - 2014
a.
19 | H a l a m a n
3. Kondisi Infrastruktur
2010 - 2014
Uraian Tahun
Satuan
km
30,74
24,98
55,44
114,51
km
2.048,76
2.073,74
2.129,18
2.243,69
1.562,61
km
101,33
301,38
225,00
276,08
363,04
km
1.203,57
1.504,95
1.729,57
2.005,65
925,82
unit
unit
295
296
303
312
606
2010
2014
b. Perumahan
Dalam penyelenggaraan urusan perumahan, sasaran yang ingin dicapai adalah
meningkatnya kualitas sarana dasar permukiman dengan indikator persentase
penduduk yang mendapatkan pelayanan air bersih, persentase ketersediaan
drainase lingkungan dan persentase terpenuhinya kebutuhan jalan lingkungan.
Persentase penduduk yang memiliki akses terhadap air bersih sampai tahun
2014 atau sebesar 15,11% dari total jumlah penduduk Kabupaten Nganjuk.
Persentase ketersediaan drainase lingkungan yang sudah ada hingga tahun
2014 sebesar 72,61% dari total panjang drainase lingkungan.
Persentase terpenuhinya kebutuhan jalan lingkungan yang dibangun/
tersedia sampai tahun 2014 sebesar 73,07% dari total panjang drainase
lingkungan yang dibutuhkan tahun 2014.
Terjadinya penurunan persentase sasaran pada tahun 2014 karena adanya
pendataan ulang dan pemisahan kewenangan penyediaan air bersih antara
PDAM dan SKPD.
20 | H a l a m a n
2010 - 2014
Tabel 16
Kinerja Pembangunan Bidang Perumahan
Indikator Sasaran
2010
26,09
Realisasi Kinerja
2011
2012
26,20
25,98
36,53
59,06
101,35
34,78
83,86
168,99
Satuan
2013
2014
32,41
15,11
139,40
72,61
380,10 73,07
c.
Pengairan
Persentase pemenuhan jaringan irigasi yang berfungsi baik, merupakan
indikator yang menggambarkan upaya pemerintah daerah dalam
memenuhi kebutuhan jaringan irigasi untuk menunjang pembangunan
perekonomian dan peningkatan kesejahteraan masyarakat. Jaringan irigasi
yang berfungsi dengan baik pada tahun 2014 sebesar 60% dari seluruh
panjang saluran dan bangunan irigasi yang ada.
Persentase kelompok HIPPA yang aktif adalah bagian dari masyarakat yang
memanfaatkan dan memelihara jaringan irigasi sehingga mampu
menghasilkan nilai tambah atas sarana dan prasarana yang telah tersedia.
Kelompok HIPPA yang aktif pada tahun 2014 sebesar 74,30% dari total
seluruh jumlah HIPPA yang ada. Tren peningkatan dari tahun 2010 ini terjadi
karena Pemerintah Daerah secara intensif memberikan pelatihan dan
pembinaan bagi kelompok-kelompok HIPPA di Kabupaten Nganjuk.
Tabel 17
Kinerja Pembangunan Bidang Pengairan
Uraian Indikator sasaran
Satuan
2010
40,18
71,48
Realisasi Kinerja
2011
2012
40,19
40,19
72
72,5
2013
40,20
2014
60,00
73,5
74,30
d. Perhubungan
Persentase sarana angkutan umum yang laik jalan pada tahun 2014 sebesar
89,31%, sedangkan untuk pemasangan rambu-rambu yang terdiri atas APILL,
flashlight dan rambu jalan masih relatif kecil hanya dalam kisaran 11-21%.
Sedangkan persentase pemenuhan prasarana lalu lintas bervariasi seperti
halnya halte dan terminal mencapai 90-100%, sedangkan guardrail, marka,
deliniator, paku jalan dan cermin tikungan masih relatif rendah antara 0-20%.
21 | H a l a m a n
2010 - 2014
Tabel 18
Realisasi Kinerja Pembangunan Bidang Perhubungan
Indikator Sasaran
Juta
Org
Unit
Unit
2010
6,81
Realisasi Kinerja
2011
2012
6,44
4,93
2013
6,16
5.304
131.640
5.501
230.410
5.718
199.718
6.478
192.353
-5,995
-5,43
-59,96
24,93
1,16
39,36
-27,29
4,80
Satuan
Jumlah penumpang
Jumlah prasarana transportasi
Jumlah sarana transportasi
(angkutan)
Persentase peningkatan angkutan
penumpang dan barang
Persentase peningkatan jumlah
sarana dan prasarana
Sumber: LKPJ Bupati Nganjuk 2010-2013
Tabel 19
Realisasi Kinerja Pembangunan Bidang Perhubungan Tahun 2014
Persentase sarana angkutan umum yang laik jalan
Persentase pemasangan rambu-rambu
a. APILL
b. Flash Light
c. Rambu
Persentase pemenuhan prasarana lalu lintas
a. Halte
b. Guardrail
c. Marka Jalan
d. Delineator
e. Paku Jalan
f. Terminal
g. Cermin Tikungan
Satuan
Realisasi Kinerja
89,31
%
%
%
11,11
21,73
21,72
%
%
%
%
%
%
%
90,48
22,40
10,16
9,59
0,00
100,00
0,00
Indikator Kinerja
22 | H a l a m a n
2010 - 2014
Prestasi yang diraih oleh Pemerintah Kabupaten Nganjuk pada tahun 2013 adalah
sebagai berikut :
Piala Adipura untuk kategori kota kecil.
Juara I Tingkat Provinsi Pameran Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM)
kepada Forum PKBM Kab. Nganjuk.
Juara II Lomba Kebersihan Pasar se-Jawa Timur.
Juara I Pro Poor Award Bidang Pemberdayaan Masyarakat Tingkat PRovinsi.
Juara I Sikompak Award Terbaik Nasional PNPM Mandiri Perdesaan Kategori
Badan Kerjasama Antar Desa (BKAD) Aspek Inovasi dan Keberpihakan kepada
RTM.
Penghargaan Desa / Kelurahan Berseri Tingkat Pratama Provinsi Jawa Timur
kepada Kelurahan Werungotok.
Penghargaan Desa / Kelurahan Berseri Tingkat Pratama Provinsi Jawa Timur
kepada Kelurahan Jatirejo.
Penghargaan Desa / Kelurahan Berseri Tingkat Pratama Provinsi Jawa Timur
kepada Kelurahan Kauman.
Penghargaan Desa / Kelurahan Berseri Tingkat Madya Provinsi Jawa Timur
kepada Kelurahan Mangundikaran.
Juara I Tingkat Provinsi Lomba Desa Siaga Aktif Tingkat Provinsi Jawa Timur Desa
Sumbersono Kecamatan Lengkong.
Penghargaan "Sertifikat Eliminasi Malaria" dari Menteri Kesehatan RI.
Penghargaan dari Balitbang Provinsi Jawa Timur kepada BAPPEDA Kabupaten
Nganjuk sebagai Pembina Inovator pada acara Penganugerahan Inovasi
Teknologi Tingkat Provinsi Jawa Timur Tahun 2014 Bidang Agribisnis.
Prestasi yang diraih oleh Pemerintah Kabupaten Nganjuk pada tahun 2013 adalah
sebagai berikut :
Penghargaan Satya Lencana Wira Karya Tahun 2013 Kepada Bupati Nganjuk.
Piala Adipura untuk kategori kota kecil.
Juara III pada acara Lomba Tertib Ukur Tingkat Provinsi Jawa Timur untuk Pasar
Wage Kabupaten Nganjuk;
3. Tahun 2012
Prestasi yang diraih oleh Pemerintah Kabupaten Nganjuk pada tahun 2012 adalah
sebagai berikut :
Piala Adipura untuk kategori kota kecil.
Penghargaan dari Presiden RI kepada Bupati Nganjuk atas prestasi Program
Peningkatan Produksi Padi;
23 | H a l a m a n
2. Tahun 2013
2010 - 2014
4. Tahun 2011
Prestasi yang diraih oleh Pemerintah Kabupaten Nganjuk pada tahun 2011 adalah
sebagai berikut :
Piala Adipura untuk kategori kota kecil.
5. Tahun 2010
Gambar 5
Piala Adipura dan Piala Adiwiyata Siap Diarak Keliling Kota Nganjuk
24 | H a l a m a n
Prestasi yang diraih oleh Pemerintah Kabupaten Nganjuk pada tahun 2010 adalah
sebagai berikut :
Penghargaan dari Presiden RI atas keberhasilan dalam Lomba Agribisnis
Tanaman Padi Tingkat Nasional;
Juara Harapan I Stand Terbaik Indonesian Agribusiness Expo 2010;
Piala Adipura untuk kategori kota kecil.
Penghargaan Pratama Citra Pelayanan Prima Tingkat Nasional Tahun 2010.
Penghargaan Manggala Karya Kencana Bidang Keluarga Berencana dan Keluarga
Sejahtera;
Penghargaan Peniti Emas Kencana dalam Bidang Keluarga Berencana dan
Keluarga Sejahtera;
Juara I KB Award Provinsi Jawa Timur
Koperasi Award 2010 Kategori KUD dan Koperasi Karyawan.
Penghargaan Upakarti Bidang Industri Kecil dan Menengah kategori Jasa
Kepeloporan.