Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kertas merupakan bahan yang tipis dan rata, yang dihasilkan dengan proses
kompresi serat yang berasal dari pulp. Serat yang digunakan berasal dari bahan yang
mengandung selulosa dan hemiselulosa. Kertas dikenal sebagai media utama untuk
menulis, mencetak, melukis dan banyak kegunaan lainnya.
Industri kertas merupakan salah satu jenis industri terbesar di dunia dengan
menghasilkan 178 juta ton of pulp, 278 juta ton kertas dan karton, dan menghabiskan 670
juta ton kayu. Pertumbuhannya dalam dekade berikutnya diperkirakan antara 2% hingga
3.5% per tahun, sehingga membutuhkan kenaikan kayu log yang dihasilkan dari lahan
hutan seluas 1 sampai 2 juta hektar setiap tahun.
Seiring berjalannya waktu, pembuatan kertas mengalami perkembangan
teknologi. Perkembangan teknologi pulp didasarkan pada beberapa tujuan, diantaranya
yaitu untuk optimisasi tujuan, kualitas pulp dan pengendalian kualitas.
Dalam proses produksinya, pembuatan kertas dimulai dengan pembuatan kertas
(pulp) baru kemudian memasuki tahap pembuatan kertas (paper). Proses pembuatan pulp
dilakukan secara kimia dan mekanik melalui digester. Sehingga makalah kali ini akan
membahas proses pembuatan kertas (pulp) pada digester.
1.2 Rumusan Masalah
-
Apa saja bahan baku yang digunakan untuk pembuatan pulp paper?
BAB II
PEMBAHASAN
Secara garis besar, proses pembuatan kertas dari kayu sampai menjadi kertas dapat dilihat
pada skema di bawah ini :
Kayu (wood)
Kayu dapat dibedakan berdasarkan ukuran daun yang dimiliki yaitu kayu
berdaun lebar (hard wood), dan kayu berdaun jarum (soft wood). Kayu
berdaun lebar (hard wood), umumnya menggugurkan daunnya pada musim
kemarau
seperti Albazia
falcatera,
Euclyptus
sp,
dan
Antochehalus
2
candabia. Sedangkan kayu berdaun jarum (soft wood), sering disebut kayu
jarum adalah jenis daun yang bersal dari pohon berdaun jarum. Jenis pohon ini
selalu hijau sepanjang tahun dan tidak menggugurkan daunnya pada musim
kemarau, seperti Pinlis sp (tusam) dan Aganthis sp (dammar).
Analisis sifat pengolahan kayu digunakan untuk mengetahui jenis kayu
yang cocok sebagai bahan baku pulp. Analisis ini meliputi rendemen pulp,
konsumsi alkali, bilangan permanganate, panjang putus dan factor retak.
a.
Selulosa
Bagian utama dinding sel kayu yang berupa polimer karbohidrat glukosa
dan mermiliki komposisi yang sama dengan pati. Beberapa molekul glukosa
membentuk suatu rantai selulosa. Selulosa juga termasuk polisakarida yang
mengidentifikasikan bahwa didalamnya terdapat berbagai senyawa gula.
Selulosa berantai panjang dan tidak bercabang. Seklama pembuatan pulp
dalam digester, derajat polimerisasi akan turun pada suatu derajat tertentu.
Penurunan derajat polimerisasi tidak boleh terlalu banyak, sebab akan
memendekkan rantai selulosa dan membuat pulp menjadi tidak kuart. Selulosa
dalam kayu memilikib derajat polimerisasi sekitar 3500, sedangkan selylos dalam
pulp mempunyai derajat polimerisasi sekitar 600-1500. Rantai selulosa yang lebih
pendek akan menghasilkan pulp yang encer.
b.
Hemiselulosa
Hemiselulosa juga adalah polimer yang dibentuk dari gula sebagai
komponen utamanya. Hemiselulosa adalah polimer dari senyawa gula yang
berbeda seperti:
Hexoses
Pentose
bersifat
hidrofilik
(mudah
menyerap
air)
yang
menyebabkan struktur selulosa menjadi kurang teratur sehingga air bisa masuk
kejaringan selulosa. Hemisolulosa akan memberikan fibrillasi yang lebih baik
dari pada selulosa dan meningkatkan kualitas kertas.
c.
Lignin
Merupakan jaringan polimer fenolik tiga dimensei yang berfungsi
merekatkan serat selulosa sehingga menjadi kaku. Pulping ki8mia dan proses
pemutihan (bleaching) akan menghilangkan lignin tanpa mengurangi serat
selulosa secara signifikan. Lignin berfungsi sebagai penyusun sel kayu.
Reaksi-reaksi lain seperti sulfonasi oksidasi, halogenasi sangat penting
terutama dalam proses pulping dan bleaching seperti dalam proses soda
menghasilkjan lignin terlarut, dimana terjadi pelepasan gugus metoksil pada saat
lignin berdifusi dengan larutan alkali.
d.
Ekstraktif
Ekstraktif dapat dikatakan sebagai substransi kecil yang terdapat pada
kayu. Ekstraksi meliputi hormon tumbuhan, resin, asam lemak dan unsure lain.
Komponen ini sangat beracun bagi kehidupan perairan dan mencapai jumlah
toksik akut dalam efluen industry kertas. Dalam pembuatan pulp pada prinsipnya
4
adalah mengambil sebanyak-banyaknya serat selulosa (fiber yang ada dalam kayu
dan menghilangkan lignin dan eksraktif.
Proses sulfat yang memanfaatkan bahan kimia NaOH, Na2S dan Na2CO3
Pemasakan ini berguna untuk memisahkan selulosa dari zat-zat yang lain.
Reaksi pada proses ini pada dasarnya sangat rumit, tetapi dapat disederhanakan
sebagai berikut:
Larutan pemasak
pulp
halus
yang
warnanya
masih
coklat
harus
dikelantang
Proses Asam
Secara garis besar, proses sulfit dilakukan melalui tahap-tahap yang sama
dengan proses basa. tetapi larutan yang digunakan adalah:
SO2, Ca(HSO3)2 dan Mg(HS03)2
Berikut adalah salah satu proses kimia yang dilakukan yaitu proses sulfat (Kraft),
prosesnya adalah sebagai berikut :
a. Pemasakan (Cooking)
Pemasakan dilakukan pada digester jenis Cooking Compact TM. Digester ini
terdiri dari top separator dan screen section yang berkerja dengan metoda cocurrent
(searah) dan terdapat juga zona washing yang dilakukan secara counter current, metoda
pemasakkanya cendrung pada suhu yang lebih rendah tetapi dengan pamasakan yang
cendrung lebih lama.
Chips yang berasal dari chip yard diumpankan kedalam chip buffer yang
terdapat pada ujung belt conveyor. Kemudian chip masuk melalui bagian atas IMPBIN
dan diukur laju alir chipnya menggunakan chipmeter. IMPBIN merupakan vessel yang
memiliki tekanan sama dengan tekanan atmosfer serta mamiliki fungsi presteaming
sekaligus fungsi impregnasi.
Campuran white liquor dan black yang diekstrak dari tranfer circulation dan
atau dari bagian screen digester dimasukan kebagian atas IMPBIN melalui centralpipe.
Sebelum chip bercampur dengan liquor, temperature chip terlebih dahulu dinaikan smpai
mencpai suhu 100oC dan dengan penambahan liquor yang akan meningkatan proses
deaerasi chip.
Alkali Charge
Efektivitas normal alakali charge memiliki nilai antara 10%-18% Na2O dalam
drywood tergantung dari jenis kayu, kondisi pemasakan, dan derajat delignifikasi
yang
dibuttuhkan.
Kelebihan
alkali
dapat
menyebabkan
kenaikan
angka
Pemisahan knot tilakukan dalam tiga tahap untuk pemisahan yang efisien.
Dengan tujuan untuk mengurangi kandungan serat sekecil mungkin terbawa pada
pemishan tahap ketiga (reject dari coarse screen)
2. Screening
Screening dilakukan dalam tiga tahap yaitu:
a. Primary screening
b. Secondary screening
c. Teriary screening
Pada primary
screening sebagian
dalam
pemisahan masih banyak serat yang terikut. Agar tidak banyak fiberatau serat yang
terbuang, maka reject dari tahap pertama (primary sereening) disaring lagi pada tahap
kedua (secondary sereening).
Reject dari tahap kedua ini akan disaring lagi pada tahap ketiga (tertiary
screening)sebelum dikeluarkan dari sistem melalui reject press ini adalah untuk
mengurangi bahan kimia (chemical loss) dan mempermudah penanganan reject.
Accept dari tahap kedua dan tahap ketiga ini akan di kembalikan lagi ke inlet dari
tahap sbelumnya (cascade). Bersama-sama shive pasir juga terbawa oleh aliran reject
screen dan dibawa ke reject press, karena dalam pengoprasian sebagian besar pasir
terbawa aliran accept bersama filtrate. Untuk mencegah penumpukan pasir didalam
system yang menyebabkan kerusakan pada alat, maka pasir dipisahkan dari filtrate
pada sand separator.
stock telah
mengalami dua tahapan, tahapan pertama di hi-heat washing zone dan digester
continous dan kemudian didalampresure diffuser. Tahap ketiga atau tahap terakhir dari
pencucian brown stock adalah dewatering presssebelum O2 reaktor.
8
Pada dewatering press, pulp di press untuk mencapai konsentrasi sekitar 10%
setelah itu pulp diencerkan dengan filtrat dari first oxigen press pada screw
dilution sehingga konsentrasinya menjadi 12%. Alkali yang digunakan untuk
delignifikasi ditambahkan bersama dengan cairan pengencer.
Filtrat yang meninggalkan dewatering press masih mengandung sebagian
besar fiber yang harus dipisahkan. Pemisahan tersebut dilakukan dalam liquor
screen, dari sana filtrat yang bersih di salurkan ke pressure diffuser, dan serat. Yang
lebih dipisahkan akan dikembalikan ke accumulator tank bersama-sama dengan filtrat
lainya.
1.
O2 Delignification
Proses oksigen dilignifikasi merupakan proses pre-blcaching yang berguna untuk
mengurangi kandungan lignin dari pulp coklat (yang belum mengalami proses
pemutihan). Setelah mengalami proses oksigen dilignifikasi maka bilangan kappa
berkurang 14. Adapun fungsi oksigen delignifikasi adalah untuk menghemat bahanbahan kimia yang mahal di tahap pemutihan dan dlam waktu yang bersmaan dapat
menurunkan dampak terhadap lingkungan.
Proses oksigen dilignifikasi berlangsung pada medium konsentrasi dengan
tempertur dan tekanan tinggi, sedangkan bahan kimia yang dipakai adalah oksigen
dan Alkali, dipakai salah satu NaOH atau while liquar oksidasi. Sebelum masuk ke
reactor, pulp dipanaskan terlebih dahulu dengan menambahkan steam sampai 100oC.
Delignifikasi berlangsung didalam aliran ke atas reactor, dimana waktu yang
dibutuhkan (retention time) menurut waktu yang dirancang adalah satu jam. Untuk
mencegah waktu singkat didalam reactor yang disebabkan chanelling, yang
menyebabkan pendeknya retention time, maka aliran yang merata dan stabil di dalam
reactor sangat diperlukan, yang dapat dicapai dengan menjaga konsentrasi pulp sekitar
10%
2.
Bleaching
Proses pemutihan di PT Lontar papyrus terdiri dari 2 line, dimana line 1 yang
terdiri dari tahap CD-EOP-DI-D2 masih menggunakan proses konvensional atau
proses non EFC (Elementary chlorine free) yaitu proses pemutihan dengan
9
menggunakan senyawa chlor (Cl2), sedangkan untuk line 2 tahapan yang digunakan
adalah D0-EOP-DI yang merupakan proses EFC yang menggunakan khlorin dalam
bentuk senyawa lain yaitu khlordioksida sehingga dapat menurunkan tingkat
pencemaran.
Proses pemutihan pada line 1 memiliki urutan-urutan yang terdiri dari tahapan
berikut:
1. Tahap pemutihan (C+D), yaitu menggunakan Cl2 dan ClO2 yang berfungsi untuk
mengikat kandungan lingnin dan pulp.
2. Tahap ekstraksi (EOP), yaitu menggunakan NaOH, O 2, H2O2 yang berfungsi untuk
mengikat zat-zat orgnik dan kandungan lignin dalam pulp serta mempertahankan
ikatan sellulosa.
3. Tahap pemutihan kembali (D1 dan D2), yaitu menggunakan ClO2 yang berfungsi untuk
mengikat kandungan lignin dalam pulp.
10
persamaan berikut:
11
12
13
14
switch dan local start switch dipilih secara tidak sengaja. Kondisi dibawah ini, output
dari kedua gerbang , U3 dan U4 akan selalu berlogika 0 dan akan hanya berubah jika
mode manual operasi awalanya di pilih.
Logika 1 output dari gerbang U2 akan menjadi salah satu masukan ke pintu
gerbang U5, yang merupakan fungsi XOR yang lain, dan karena masukan kedua
adalah logika 0 maka output dari gerbang U5 juga akan berlogika 1.
Gerbang U6 di operasionalkan dengan menggunakan fungsi OR. Apabila salah
satu inputnya berlogika 1 maka outpunya juga berlogika 1. Hal ini memungkinkan
sinyal berlogika 1 muncul sebagai salah satu masukan ke gerbang U9, yang di
operasionalkan dengan fungsi AND, dan karena itu memerlukan kedua input
berlogika 1.
Input kedua gerbang U 9 berasal dari output gerbang U 12 yang di
operasionalkan menggunakan fungsi AND.Untuk melihat bagaimana input kedua ini
berlogika 1, mari kita lihatinput ke gerbang U 10.
Sekarang mari kita lihat bagaimana motor conveyor drive dimulai dan
berhenti.Gerbang U 9, yang mana secara operasional fungsi AND, menerima input
dari output dari gerbang U12 dan U6; ia bertanggung jawab untuk mengendalikan
relay interposing ke conveyor motor penggerak kontaktor.Mengingat kasus ketika
output dari gerbang U 12 adalah logika 1 dan output dari gerbang U 6 juga logika 1
kita melihat bahwa efek iniakan membuat kedua input logika 1 dan karena gerbang U
9 adalah operasional berfungsi ANDoutput juga akan berlogika 1.
-
fasilitas untuk memulaidan menghentikan motor harus tersedia. Sebuah saklar pemilih
yang dapat menjadi perangkat keras atauperangkat lunak hanya dengan dua keadaan
(On atau Off).Ketika saklar dikonfigurasi sebagai perangkat lunak, paling sering
merupakan bagian darigrafis proses. Perangkat keras biasanya dipasang pada konsol
kontrol.Sinyal itu diberi label lokal memungkinkan operasi di tempat sedangkan
sinyal berlabel jauh memungkinkanruang kontrol operasi. Dari ini harus jelas bahwa
operasi lokal / Remotepilih tombol yang akan membuka kontak biasanya tertutup dan
mengubah modus operasidari jauh ke lokal melalui kontak tunggal ini.
-
Level Tank
Banyaknya bahan kimia pada level tank diukur oleh level sensor/transmitter
LT-4 yang menyediakan pengukuran untuk level controller LIC-4 yang regulasi
keluarannya melalui transduser I/P control valve diletakkan pada kawat dari level
tank keatas separator yang diletakan di atas digester sendiri. Chemical pool pada
chip chute memulai dan memfasilitasi absorpsi kimiaoleh chip kayu. Pulping
chemical terkandung dalam dan disalurkan ke level tank yang pada umumnya
mengombinasikan larutan putih dan sodium hidroksida (NaOH). Level dalam
18
level tank sendiri beraksi sebagai header tank yang dipelihara dengan mengontrol
jumlah larutan putih yang dimasukan.
-
Feeder BertekananTinggi
Dari steaming vessel, chip tersedot ke feeder HP. Feeder ini merupakan tipe
plug yang berotasi, plug memiliki empat lubang untuk dilewati atau jarak saku
sementara satu sedang diisi dari chip chute yang lainnya melepaskan chip ke
kawat yang membawanya keatas separator. Ketika saku pada feeder berbaris
dengan melepaskan steaming vessel, chip dan cairan tersedot ke saku dibawah
aksi dari pompa chip chute danisisaku. Karena pada layar, hanya cairan melewati
pengisapan dari pompa yang mengembalikannya keatas chip chute. Pasti ada
aliran konstan dari larutan diantara plug feeder dan rumahnya yang cukup vital
untuk mengoperasikan feeder sebagai pelumas dan pembawa pasir sisa.
Digester Control
- Separator Atas
Suhu bergantung pada tekanan, suhu mengukur karakteristik dari modul TY-1 untuk
merefleksikan hubungan ini. Modifikasi sinyal pengukuran suhu yang kemudian
diaplikasikan sebagai set point pada pressure controller PIC-2 dan pemeliharaan hubungan
parameter-parameternya.
Keluaran dari pressure controller PIC-2 terbagi dan digunakan untuk menyesuaikan
kedua lapisan udara dan uap HP ke digester setelah terpisah sejauh dua modul PX-2a dan PX2b. Metode yang menggunakan dua modul scaling dan dua sinyal converter membolehkan
control valve untuk mengoperasikan melalui batas sinyal penuh dan disebut split ranging.
Ketika kita mempertimbangkan untuk mengontrol digester, pasti operasi sekuensial
logic pada filosofi system control benar-benar diperlukan untuk mengatasi beberapa
kemungkinan hangs yang terjadiketika proses pulping beroperasi.
Arah pergerakan adalah turun pada kasus vertical digester dan terjadi seperti hasil
gravitasi, dikombinasikan dengan aksi btom scrapper seperti menghapus proses chip dari
digester ke blow unit. Jika perhentian membolehkan tetap tanpa pengawasan, hasilnya akan
menjadi formasi yang plug yang progresif chip untuk dikeringkan seperti proses pengeringan
larutan dengan bebas dari sesuatu solid wood chip. Plug yang terbentuk akan ditingkatkan
kekuatan tekannya yang diberikan oleh wood chip berikutnya.
Wood chip hangs banyak muncul seperti mengambil tempat pada pembuatan baja
blast turnace dimana pengurangan suhu dan kenyataan bahwa hanya muatan single furnace
yang dilibatkan, sangat mirip dan juga tidak dapat dijelaskan kondisi terjadinya. Pada
industry pembuatan baja fenomena tersebut dikondisikan sebagai bridging.
KONTROL DIGESTER
Kontrol yang melibatkan digester , ketika konsumsi diester kecil, digester akan
beroperasi pada setiap cairan ke rasio kayu untuk memberikan apa yang dibutuhkan
pulp. Level tertinggi pada pulping liquor di bagian paling atas digester
memungkinkan penyimpanan panas yang baik dan akan menambah kualitas pulp.
Tipe dari Digester memiliki kelebihan yang lebih simpel untuk dioperasikan daripada
tipe hidroulik, dan juga memungkinkan untuk menggunakan kualitas yang rendah
pada bahan chip kayu.
20
Untuk mendapatkan pulp yang konsisten kualitas untuk jenis kertas yang
diproduksi. Cara termudah untuk mencapai hubungan ini adalah untuk memastikan
bahwa ketinggian chip di atas cairan akan tetap konstan. Metode yang digunakan
adalah
radiometrik LT-5 menentukan tingkat padatan, dan sel tekanan diferensial LT-6
menentukan tingkat cairan. Posisi yang lebih rendah pada instrumen diferensial
karena tingkat liquor yang dibutuhkan yaitu bagian dari desain digester. Ketinggian
chip tergantung pada kualitas pulp yang diperlukan hal ini berdasarkan akumulasi
proses operasi.
Metode yang digunakan untuk menentukan ketinggian chip di atas cairan
dalam digester. digunakan untuk mengurangi ketinggian liquor dari ketinggian
tumpukan chip dalam modul subtraktor LX 5/6. Kecepatan digester scraper dan aliran
pulp dari unit blow adalah pengaruh utama pada level liquor, output dari controller
level LIC-5/6 dibuat set point kecepatan digester scraper pengontrol SIC-4 dan aliran
kontroler pulp FIC-8, tapi output ini telah dikondisikan dan ditingkatkan secara
independen dalam modul SX-4 dan FX-8 setiap loop nya. Dengan cara ini akan
diketahui tingkat liquor dalam hal kecepatan scraper dan volume masing-masing.
Digester
Temperature Control
Zona pemanasan digester dipengaruhi oleh uap diterapkan di bagian atas unit
dan dengan suhu liquor yang diterapkan pada kumparan pemanas. pertama HP uap
diterapkan di atas. Pengukuran diperoleh dari suhu sensor / transmitter TX-1 dan
21
diterapkan ke kontroler suhu TIC-1 yang titik point dihasilkan oleh pengontrol suhu
TIC-3 untuk membentuk loop cascade. Cascade loop mengatur jumlah pemanasan
pada zona atas digester dengan uap HP. Saturasi controller utama TIC-3 dihindari
dengan mereset feedback dari output controller sekunder TIC-1, yang memanipulasi
katup kontrol uap HP, dan kembali ke feedback input dari TIC-3. Karena kualitas pulp
tergantung pada jenis serat yang terkandung, set point untuk kontroler utama TIC-3
Liquor
Heating
Indirect
Heater
massa chip kayu pada pengolahan. Gambar 2.17 adalah pembesaran pemanas liquor
yang ditunjukkan dalam diagram digester utama dengan beberapa tambahan detail dan
katup.
Kontrol pemanas bawah yang terlibat akan ditampilkan pemanas lainnya
dikendalikan secara identik, dengan syarat kontroler dari pemanas tidak ditempatkan
dalam mode manual. Mengacu pada Gambar 2.17, kita melihat bahwa kontrol
pemanas yang dilakukan oleh dua loop kontrol suhu terpisah diatur dalam kaskade.
Dengan pengaturan ini, temperatur output diukur oleh sensor / transmitter TX-7. Hal
ini diterapkan sebagai pengukuran suhu kontroler TIC-7, yang dibuat controller
primer dan memungkinkan operator untuk menentukan suhu liquor yang diperlukan
untuk jenis chip sedang diproses. Suhu inlet diukur oleh sensor / transmitter TX-6 dan
diterapkan sebagai pengukuran suhu kontroler TIC-6, yang merupakan sekunder dan
menerima output yang dikendalikan dari TIC-7 sebagai titik set. Kontroler ini
menggerakkan katup kendali di jalur suplai uap. Pengontrolan cascade ini
memberikan kontrol yang sangat stabil dan suhu keluaran dalam sistem.
Suhu Chip di lokasi ini diukur oleh sensor / transmitter TX-5 dan diterapkan
sebagai pengukuran untuk jangka tiga (P + I + D) pengontrol suhu TIC-5 yang
outputnya diterapkan sebagai set point dari kontrol arus NaOH pada FIC-6 untuk
mengatur jumlah bahan kimia yang disemprotkan ke digester. Kontroler FIC-6
menerima pengukuran dari pemancar aliran FT-6 ditempatkan di garis debit dari
pompa NaOH. Jumlah tersebut menambahkan tidak hanya mempengaruhi tingkat
cairan di bagian bawah digester tetapi juga kualitas chip yang diproduksi. AD / P sel
LT-7 mengukur tingkat cair, dan output diterapkan untuk dua level alarm , alarm level
tinggi LAH-7 dan alarm level tinggi LAHH-7. Tingkat alarm LAH-7 memperingatkan
operator jika tingkat cairan meningkat, tetapi jika operator proses harus gagal untuk
23
proses memotong serat menjadi kecil. Proses dari tangki blow ini merupakan teknik
awal pencucian ditunjukkan pada dibawah ini.
menghasilkan cairan. Cairan ini pertama kali dibuat untuk melewati pemisah di mana
materi padat yang tidak diinginkan yang telah lolos deteksi dini dihapus sebelum stok
siap disebut brown stock dapat dipompa keluar untuk mencuci guna menghilangkan
kandungan bahan kimia berlebih.
penting
controller
harus
memiliki
karakteristik
kontrol
nonlinear
untuk
sebenarnya serat mengumpulkan menjadi serat individu dengan gaya gesek yang
dihasilkan sebagai massa fibrosa dipaksa antara cakram bergulir mesin dari pusat disk
ke arah pinggiran oleh gaya sentrifugal dari rotasi. Pemisahan serat lengkap tidak
dapat dicapai dalam praktek, juga tidak diinginkan untuk beberapa jenis kertas yang
diproduksi. Pemisahan serat Greatest diperlukan untuk proses pemutihan yang
diperlukan untuk menghasilkan kertas tulis, misalnya. Tahap ketiga melibatkan
fibrilasi, melembutkan, dan pembentukan koloid mucilagelike
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
27
Pulp adalah hasil pemisahan sera t dari bahan baku berserat (kayu maupun non kayu)
melalui berbagai proses pembuatannya (mekanis, semikimia, kimia). Pulp terdiri dari
serat-serat (selulo sa dan hemiselulosa) sebagai bahan baku kerta s . Macam-macam
proses pembuatan pulp ada 2: Proses yang paling sering digunakan dalam pembuatan
pulp adalah proses kimia yaitu proses sulfat ( kraft ) Proses Mekanik Proses Kimia
Macam-macam proses Kimia : Proses Sulfat (Kraft) Proses Soda Proses Sulfit Proses
pembuatan pulp secara kimia dengan proses sulfat : Pemilihan jenis kayu Persiapan kayu
Pulping Washing Refining Oksigen Delignification Bleaching.
Digester merupakan proses pengukusan Potongan kayu yang yang dimasak dengan
suhu dan tekanan yang tinggi dalam suatu larutan kimia penghancur. Larutan dan proses
masak ini akan melembutkan dan akhirnya memisahkan serat kayu yang diinginkan dari
"lignin" yaitu unsur kayu semacam lem yang menahan serat kayu bersatu. Dalm proses
pembuatan pulp terdapat berbagai kontrol proses pada berbagai variabel agar hasil
produk yang dihasilkan sesuai kriteria.
3.2 Saran
Kertas dan board pada umunya terbuat dari bahan baku pulp kayu, oleh sebab itu
diharapkan penggunaan kertas dapat dilakukan dengan bijak, hal ini dapat ditempuh
melaui jalan daur ulang kertas maupun dengan pembatasan lahan kayu bagi bahan baku
pulp, sebab keberadaan industri pulp juga menggeser lahan hutan yang merupakan
tempat hidup bagi flora dan fauna.
28
DAFTAR PUSTAKA
Admin.
2010.
Proses
Pembuatan
Pulp
dengan
Proses
Kimia.
http://www.ekodokcell.co.cc/2010/05/proses-pembuatan-pulp-dengan-proses.html.
Defence, Fund. 2010. Pulp and Paper. http://www.edf.org/pubs/Reports/ptf/ index.html.
Hoo, Andi. 2009. Proses Pembuatan Kertas Daur Ulang. http://andihoo.blogspot.
com/2009/11/proses-pembuatan-kertas-daur-ulang.html
O.J.deS, Douglas.2005.Applied Technology and Instrumentation for Process Control. Taylor
& Francis e-Library : New York
29