Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
Teori Dasar
Kain mudah terbakar (flammable) adalah kain yang terus terbakar bila terkena api,
sedangkan kain tahan api atau non flammeable (flame proof atau fire proof) merupakan
kain yang tidak terbakar bila terkena api. Flame retardant ialah istilah yang digunakan untuk
menerangkan sifat tidak mudah terbakar pada kain, dimana pembakaran berlangsung
secara lambat dan api akan mati dengan sendirinya bila sumber nyala api ditiadakan.
Pada proses pembakaran kain, terjadi dekomposisi kimia serat dan menghasilkan suatu
bahan tertentu yang mudah menguap dan dapat terbakar. Bila nyala api dipadamkan, maka
akan meniggalkan residu seperti karbon. Sifat kain pada pembakaran ditentukan oleh jumlah
bahan yang menguap dan perlu diketahui bahwa sisa pembakaran (arang) juga dapat
membara dan meneruskan pembakaran. Pembakaran akan berlangsung cepat jika struktur
kain mendukung penyimpanan udara atau oksigen, sehingga meneruskan pembakaran
setelah terjadi proses penyalaan pada kain, misalnya pada kain yang permukaannya
berbulu (nepped pile) atau kain yang strukturnya terbuka.
minimum
yang
dibutuhkan
untuk
mempertahankan
pemijaran
dipengaruhi oleh karakterestik bahan ketika mengalami proses oksidasi dan jumlah
oksigen yang ada. Pada kondisi kandungan oksigen yang lebih besar, dengan
temperatur yang lebih rendah, proses pembaraan dapat bertahan lebih lama. Metode
yang baik dan dapat digunakan untuk mencegah proses pemijaran adalah dengan
menghilangkan panas dengan segera dari daerah yang mengalami proses oksidasi.
asam, zat yang digunakan dapat berbentuk asam lewis aataau berupa garam-garam netral
yang dapat membentuk asam lewis pada suhu tinggi.
Pada tipe tahan api ini, ada hubungan antara sifat tahan api pada kain dengan
perbandingan antara jumlah arang dan jumlah tar atau perbandingan antara jumlah CO 2 dan
CO yang terbentuk pada proses degradasi termal. Perbandingan CO dan CO2 yang lebih
besar akan menyebabkan sifat tahan api yang dihasilkan semakin baik.
Proses nyala bara api (after glow) merupakan proses pembakaran tanpa adanya nyala api
yang terdapat pada sisa arang yang ditinggalkan setelah proses pembakaran tanpa adanya
nyala api yang terdapat pada sisa arang yang ditinggalkan setelah proses pirolisis selulosa
di udara dan tidak bergantung pada nyala pembakaran. Proses nyala bara api berbeda
dengan proses penyalaan yang nampak dan mengalami reaksi dan proses pencegahan
yang berbeda dengan nyala api yang nampak.
Pada proses perambatan nyala api, reaksi pembakaran terjadi pada kondisi eksoterm.
Perbandingan panas yang dihasilkan pada proses pembentukan karbon monoksida (CO)
dan karbon dioksida (CO2) dapat dilihat pada gambar di bawah ini:
C + O2
CO + O2
94,3 kkal
67,9 kkal
CO2
Dari gambar tersebut dapat dilihat bahwa panas yang dibutuhkan pada proses oksidasi
karbon menjadi karbon dioksida hampir empat kali proses oksidasi karbon menjadi karbon
monoksida (CO). Jika reaksi dihentikan pada CO, maka api tidak akan mungkin merambat
sendiri karena kekurangan panas. Hal ini digunakan untuk membuat tahan api yang akan
menghambat pembentukan CO, sehingga jumlah CO yang dihasilkan menjadi lebih kecil
dan nyala api serta nyala bara api akan sulit merambat.
Elemen utama yang paling sering digunakan untuk tahan api yang permanen untuk selulosa
adalah fosfor, nitrogen, bromine, klor dan antimoni. Dari unsur-unsur tersebut fosfor dan
bromine merupakan zat yang paling efisien ketika digunakan sendiri. Efisiensi fosfor makin
tinggi dengan adanya senyawa-senyawa tertentu yang mengandung nitrogen, bromine dan
klor.
Pada suasana asam senyawa ini dapat bereaksi dan berikatan langsung dengan selulosa
seperti berikut :
H+
(RO)2POCH2CH2CONHCH2OH + Sel-OH
(RO)2POCH2CH2CONHCH2O-Sel + H2O
(RO)2POCH2CH2CONH2
dioksan
dialkil-fosfonoproplonamida
HCHO
: 3,5 6,0
2. BJ (20 C)
3. Bentuk fisik
4. penyimpanan
1.
Resin Dekaflame
Kenampakan
Kepolaran
: Anionik
pH (100%)
: Sekitar 6 0,5
Solubilitas
Penyimpanan
Keuntungan :
Dekaflame adalah zat yang sangat efektif untuk semua serat dan memberikan
keuntungan lain seperti :
Ketahanan yang baik terhadap pencucian kering tetapi tidak tahan terhadap
penyabunan.
Aplikasi :
Dekaflame dapat digunakan pada metode padding atau siram dan pelapisan.
Dosis Dekaflame yang digunakan antara 20-40 % bergantung pada jenis serat
dan berat serat yang akan disempurnakan, dan komposisi serta struktur jenis
serat yang akan disempurnakan tahan api.
Pengemasan :
Nicca Fi-None P-205 zat tahan api untuk serat polyester yang bisa juga diaplikasikan
pada bahan otomotif atau bahan-bahan interior.
Sifat Nicca Fi-None P-205:
Sifat zat tahan api yang sangat baik sehingga dapat diaplikasikan pada polyester,
dan produk otomotif .
Kestabilan kimia Nicca Fi-None P-205 dapat sesuai untuk dijadikan zat tahan api
secara simultan, bahkan semua kebutuhan dalam mencapai tujuan diberbagai
bidang penyempurnaan dapat digunakan Nicca Fi-None P-205.
Bila digabung dengan Nicca Fi-Non BE, maka bahannya tidak mempunyai efek
terhadap panas dan sinar UV, tidak mempunyai efek terhadap ketahanan gosok
dan ketahanan sinar.
Sifat Kimia :
Kenampakan
pH (100%)
Kelarutan
: 5,5
: Mudah larut dalam air
Penggunaan Metoda :
Penggunaan optimum bergantung pada konstruksi dan berat jenis serat yang
akan disempurnakan. Cara proses yang digunakan sesuai dengan penggunaan zat
kimia lain secara simultan dengan Nicca Fi-None P-205. Penggunaan yang
direkomendasikan sebagai standar yaitu 6- 18 % dari larutan.
Contoh yang direkomendasikan :
Secara umum :
Bahan
12 %
Metode
12 %
NK Guard NDN 5 EN
2%
Metode
Air
: 400 ml
DAP
: 30-50 g/L
WPU
: 70%
Resep Pencucian
24 g/L
Na2CO3
: 1 g/L
Teepol
: 2 ml/L
Suhu
Poliamida
Poliester Rayon
Poliester Kapas
Poliester
Alat :
Stenter
Neraca analitik
Alir Proses
Pad Resin
Preedry
, 1
Curing
, 1
Pencucian
Evaluasi
Evaluasi
Waktu sampai
Waktu Nyala
Panjang Arang
padam
Achmad Fauzi
16,25
4,25
Anggoro Susetyo
16,25
4,25
3,5
Fauzan Hamzah
16,11
4,11
Ilham Resha
72
60
Ket : Ach
30
Bahan
Contoh
Sebelum pencucian
Api
Bara
uji
Keterangan
Hasil
Pengujian
Panjang
arang
<12
18 cm
Poliester
45
32 cm
Api meneruskan
pembakaran sehingga
seluruh kain terbakar
T/C
103.9
32 cm
P/R
69.2
32 cm
Bahan
Sesudah Pencucian
Contoh
Api
Bara
uji
Keterangan
Hasil
Pengujian
Panjang
arang
Nylon
12.5
32 cm
Poliester
2.5
32 cm
T/C
23.3
27.4
32 cm
P/R
35
17
32 cm
Ada bara