Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
Kromatografi
Kromatografi pertama kali diberikan oleh Michel Tswett, seorang ahli dari Botani Rusia,
yang menggunakan kromatografi untuk memisahkan klorofil dari pigmen - pigmen lain pada
ekstrak tanaman. Kromatografi berasal dari bahasa Yunani yang terdiri dari dua kata
yaitu chromos yang berarti warna dan graphos yang berarti menulis. Meskipun kromatografi
diturunkan dari kata warna dan tulis, warna senyawa-senyawa tersebut jelas hanya kebetulan
saja terjadi dalam proses pemisahan ini. Tswett sendiri mengantisipasi penerapan pada
beraneka ragam sistem kimia. Seandainya karyanya segera ditanggapi dan diperluas, beberapa
bidang sains mungkin akan lebih cepat maju. Demikianlah kromatografi tetap tersembunyi
sampai sekitar tahun 1931, ketika pemisahan karotena tumbuhan dilaporkan oleh ahli sains
organik terkemuka. Penelitian ini menarik lebih banyak perhatian dan kromatografi adsorsi
menjadi meluas pemakaiannya dalam bidang kimia hasil alam.
b.
2.
3.
4.
Selain kemajuan utama ini, yang memberi mekanisme tambahan pada adsorpsi untuk
mendistribusikan zat terlarut antara fase - fase stationer dan mobil, muncul juga modifikasi
dalam geometri sistem kromatografi, seperti dalam kromatografi kertas dan kromatografi lapis
tipis.
Perkembangan teoritis yang memungkinkan pemahaman tuntas akan proses kromatografi
dan karenanya menjelaskan faktor - faktor yang menentukan penampilan kolom, pertama kali
muncul dalam hubungan dengan kromatografi gas. Namun pandangan-pandangan tertentu
diantaranya terbukti dengan penyesuaian yang cocok, sama menolongnya dengan memahami
kromatografi dalam mana fase geraknya adalah cairan. Jadi sekitar tahun 1968 mulailah suatu
revolusi dalam kromatografi cairan yang menjanjikan kecepatan dan efisiensi baru dalam
memisahkan senyawa yang tak dapat dikerjakan dengan kromatografi gas ( Aphiin, 2012).
Kromatografi adalah suatu metode pemisahan fisik, di mana komponen-komponen yang
dipisahkan didistribusikan di antara dua fasa, salah satu fasa tersebut adalah suatu lapisan
stasioner dengan permukaan yang luas, yang lainnya sebagai fluida yang mengalir lembut di
sepanjang landasan stasioner. Fasa stasioner bisa serupa padatan maupun cairan, sedangkan
fasa bergerak bisa berupa cairan maupun gas. Dalam semua teknik kromatografi, zat - zat
terlarut yang dipisahkan bermigrasi sepanjang kolom (seperti dalam kromatografi kertas atau
lapis tipis, ekivalen fisik kolom), dan tentu saja dasar pemisahan terletak dalam laju
perpindahan yang berbeda.
Metode kromatografi adalah teknik yang efektif dan dapat digunakan untuk memisahkan
komponen yang sulit dipisahkan dengan metode lain. Berdasarkan proses terjadi, kromatografi
dibedakan menjadi kromatografi partisi, ditemukan dalam kromatografi kertas dan kromatografi
lapis tipis, kromatografi adsorpsi, ditemukan dalam kromatografi kolom, kromatografi pertukaran
ion dan kromatografi eklusi.
Beberapa zat yang diteteskan pada kertas dapat bergerak pindah lebih cepat daripada
yang lain. Kelarutan suatu partikel terhadap pelarutnya mempengaruhi kecepatan perpindahan
tersebut. Semakin mudah suatu partikel larut, semakin cepat pula laju geraknya. Suatu
campuran pewarna dapat dipisahkan dengan teknik kromatografi karena adanya perbedaan
kelarutan antara zat penyusun campuran pewarna tersebut. Selain itu, kecepatan bergerak
partikel penyusun sangat dipengaruhi oleh ukuran partikel penyusunnya. Partikel penyusun
yang lebih akan bergerak lebih cepat daripada partikel penyusun yang berukuran lebih besar .
Pengukuran uji kromatografi dapat dilakukan secara kualitatif dan kuantitatif. Secara
kuantitatif, perbandingan jarak yang ditempuh oleh suatu warna dengan jarak pelarut disebut
dengan Rf. Variasi jumlah Rf menunjukkan banyaknya komponen penyusun campuran yang
sedang kita pisahkan dengan metode kromatografi ini. Berbagai nilai Rf ini kita bandingkan satu
sama lain. Nilai Rf yang terbesar dimiliki oleh komponen penyusun yang memiliki ukuran
partikel terkecil dan sebaliknya nilai Rf yang terkecil adalah yang memiliki ukuran partikel
penyusun terbesar (Rizki, 2010).
Secara umum, teknik kromatografi terbagi ke dalam beberapa jenis yaitu, Kromatografi gas dan
Kromatografi cair
Kromatografi Kolom
Kromatografi kolom adalah suatu metode pemisahan yang di dasarkan pada pemisahan daya
adsorbsi suatu adsorben terhadap suatu senyawa, baik pengotornya maupun hasil isolasinya
Kromatografi pertukaran ion adalah salah satu teknik pemurnian senyawa spesifik di dalam
larutan campuran. Prinsip utama dalam metode ini didasarkan pada interaksi muatan positif dan
negatif
antara
molekul
spesifik
dengan
matriks
yang
barada
di
dalam
kolom kromatografi.Metode ini pertama kali dikembangkan oleh seorang ilmuwan bernama
Thompson pada tahun1850. Secara umum, teradapat dua jenis kromatografi pertukaran ion,
yaitu:
Kromatografi pertukaran kation, bila molekul spesifik yang diinginkan bermuatan positif
dan kolom kromatografi yang digunakan bermuatan negatif.Kolom yang digunakan
biasanya berupa matriks dekstran yang mengandung gugus karboksil (-CH2-CH2-CH2SO3dan -O-CH2COO-). Larutan penyangga (buffer) yang digunakan dalam sistem ini
adalah asam sitrat, asam laktat, asam asetat, asam malonat, buffer MES dan fosfat.
kromatografi pertukaran anion, bila molekul spesifik yang diinginkan bermuatan negatif
dan kolom kromatografi yang digunakan bermuatan positif. Kolom yang digunakan biasanya
berupa matriks dekstran yang mengandung gugus -N+(CH3)3, -N+(C2H5)2H, dan N+
(CH3)3. Larutan penyangga (buffer) yang digunakan dalam sistem ini adalah N-metil
piperazin, bis-Tris, Tris, dan etanolamin.
Metode ini banyak digunakan dalam memisahkan molekul protein (terutama enzim).Molekul lain
yang umumnya dapat dimurnikan dengan menggunakan kromatografi pertukaran ion ini antara
lain senyawa alkohol, alkaloid, asam amino, dan nikotin.
Fase Diam
Ada banyak macam penukar ion, tetapi penukar ion polisterina berikatan silang paling luas
penggunaannya.Gambar 65. b menggambarkan struktur resina penukar anion dengan matriks
poliestirena berikatan silang yang sama, tetapi dengan gugus tetraalkilamonium. Resina
poliestirena kerng cenderng mengembang jika dimasukkan dalam pelarut. Air menetrasi ke
dalam resina dan hidrasi, membentuk larutan sangat pekat dalam resina. Tekanan osmosa
cenderung menekan air lebih banyak ke dalam resina dan padatan itu mengembang, jadi
volumenya bertambah. Jumlah air yang diambil resina tergantung pada ion penukar dari resina
dan menurun dengan bertambahnya jumlah ikatan silang. Resina penukaran ion juga
mengembang dalam pelarut organik, tetapi pengembangannya lebih kecil daripada dalam air.
Fase Gerak
Kebanyakan pemisahan kromatografi penukar ion dilakukan dalam media air sebab sifat
ionisasi dari air. Dalam beberapa hal, digunakan pelarut campuran seperti air, alkohol dan juga
pelarut organik. Kromatografi penukar ion dengan fase gerak media air, reteni puncak
dipengaruhi oleh kadar garam total atau kekuatan ionik dan oleh pH fasa gerak. Kenaikkan
kadar garam dalam fasa gerak menurunkan retensi senyawa cuplikan. Hal ini disebabkan oleh
penurunan kemampuan ion cuplikan bersaing dengan ion fasa gerak untuk gugus penukar ion
pada resina.
4. Kromatografi elektroforesis
Kromatografi elektroforesis menyangkut perbedaan migrasi spesies-spesies bermuatan dalam
suatu larutan di bawah pengaruh dari penggunaan suatu gradient potensial. Kecepatan migrasi
setiap spesies tergantung atas ukuran, bentuk dan muatan spesiesnya. Metoda elektroforesis
merupakan metoda pemisahan suatu zat berdasarkan perbedaan muatan dan massa melekul
a. Kromatografi gas-cair, bila fase geraknya berupa gas dan fase diamnya berupa cairan
yang dilapiskan pada padatan pendukung yang inert.
b. Kromatografi gas-padat, bila fase geraknya berupa gas dan fase diamnya berupa
padatan yang dapat menyerap atau mengadsorb.
c. Kromatografi cair-cair, bila fase gerak dan fase diamnya berupa cairan, di mana fase
diamya dilapiskan pada permukaan padatan pendukung yang inert.
d. Kromatografi cair-padat, bila fase geraknya berupa caiaran sedangkan fase diamnya
berupa padatan yang amorf yang dapat menyerap.
B. Kromatografi Kertas
Kromatografi
kertas
ditemukan
pertama
kali
oleh
Martri,
Consden
dan Gordon.Kromatografi kertas merupakan salah satu metode pemisahan berdasarkan
distribusi suatu senyawa pada dua fasa yaitu fasa diam dan fasa gerak. Pemisahan sederhana
suatu campuran senyawa dapat dilakukan dengan kromatografi kertas, prosesnya dikenal
sebagai analisis kapiler dimana lembaran kertas berfungsi sebagai pengganti kolom.
Kromatografi kertas diterapkan untuk analisis campuran asam amino dengan sukses besar.
Karena asam amino memiliki sifat yang sangat mirip, dan asam-asam amino larut dalam air dan
tidak mudah menguap (tidak mungkin didistilasi), pemisahan asam amino adalah masalah
paling sukar yang dihadapi kimiawan di akhir abad 19 dan awal abad 20. Jadi penemuan
kromatografi kertas merupakan berita sangat baik bagi mereka.
Kimiawan Inggris Richard Laurence Millington Synge (1914-1994) adalah orang pertama yang
menggunakan metoda analisis asam amino dengan kromatografi kertas. Saat campuran asam
amino menaiki lembaran kertas secara vertikal karena ada fenomena kapiler, partisi asam
amino antara fasa mobil dan fasa diam (air) yang teradsorbsi pada selulosa berlangsung
berulang-ulang. Ketiak pelarut mencapai ujung atas kertas proses dihentikan. Setiap asam
amino bergerak dari titik awal sepanjang jarak tertentu. Dari nilai R, masing-masing asam amino
diidentifikasi.
Kromatografi kertas dua-dimensi (2D) menggunakan kertas yang luas bukan lembaran kecil,
dan sampelnya diproses secara dua dimensi dengan dua pelarut.
Kromatografi kertas adalah salah satu pengembangan dari kromatografi partisi yang
menggunakan kertas sebagai padatan pendukung fasa diam. Oleh karena itu disebut
kromatografi kertas. Sebagai fasa diam adalah air yang teradsorpsi pada kertas dan sebagai
larutan pengembang biasanya pelarut organik yang telah dijenuhkan dengan air.
Dalam kromatografi kertas fasa diam didukung oleh suatu zat padat berupa bubuk
selulosa. Fasa diam merupakan zat cair yaitu molekul H 2O yang teradsorpsi dalam selulosa
kertas.fasa gerak berupa campuran pelarut yang akan mendorong senyawa untuk bergerak
disepanjang kolom kapiler. Analisis kualitatif menggunakan kromatografi kertas dilakukan
dengan cara membandingkan harga relative response factor (Rf). Nilai Rf identik dengan time
retention (tR) atau volume retention (VR).
Harga Rf zat baku dapat diidentifikasikan komponen campuran, karena harga besaran
ini bersifat khas untuk setiap zat asal digunakan jenis pengembang yang sama. Kadang-kadang
pemisahan dalam satu arah belum memberikan hasil yang memuaskan. Untuk mendapatkan
hasil yang lebih baik, dapat dipakai cara kromatografi kertas dua dimensi, yang mana letak
kertas diubah sehingga arah pemisahan juga berubah.
Prinsip kerja kromatigrafi kertas
Kromatografi kertas digunanakan baik untuk analisa kualitatif maupun kuantitatif.
Senyawa-senyawa yang dipisahkan kebanyakan bersifat sangat polar, misalnya assam-asam
amino, gula atau pigmen-pigmen alam. Prinsip dasar kromatografi kertas adalah partisi
multiplikatif suatu senyawa antara dua cairan yang saling tidak bercampur. Jadi partisi suatu
senyawa terjadi dalam pelarut yang bergerak lambat pada kertas, komponen-komponen
bergerak pada laju yang berbeda dan campuran dipisahkan berdasarkan pada perbedaan
bercak warna.
Pada teknik kromatografi kertas dipotong memanjang sesuai ukuran bejana yang akan
digunakan. Kertas yang dipakai adalah kertas whatman yang secara komersial tersedia dalam
berbagai macam ukuran dan lembaran. Biasanya dipakai kertas whatman No.1 dengan
kecepatan sedang. Tersedia juga kertas selulosa murni, kertas selulosa yang dimodifikasi,
kertas asam asetil dan kertas serat kaca. Kertas asam asetil dapat digunakan untuk zat-zat
hidrofobik, sedangkan untuk reagen yang korosif dapat digunakan kertas serat kaca. Untuk
pemilihan kertas yang menjadi pertimbangan adalah tingkat kesempurnaan pemisahan,
difusifitas pembentukan spot, efek tailing serta laju pergerakan pelarut. Kertas yang akan
digunakan harus disimpan dalam ruang tertutup atau di tempat yang kering jauh dari sumber
uap terutama yang mempunyai afinitas tinggi terhadap selulosa.
Secara umum kromatografi kertas dilakukan dengan menotolkan larutan yang berisi
sejumlah komponen pada jarak 0,5 sampai 1cm dari tepi kertas. Setelah penetesan larutan
pada kertas, maka bagian bawah kertas dicelupkan dalam larutan pengambang (developing
solution). Larutan ini umumnya terdiri atas campuran beberapa pelarut organik yang telah
dijenuhkan dengan air.
Sistem ini akan terserap oleh kertas dan sebagai akibat dari gaya kapiler akan
merambat sepanjang kertas tersebut. Rambatan ini dapat diusahakan dalam modus naik atau
menurun. Selama proses pemisahan dilakukan, sistem secara keseluruhannya disimpan dalam
tempat tertutup, ruang didalamnya telah jenuh dengan uap sistem pelarut ini.
Beberapa teknik elusi yang biasa digunakan dalam kromatografi kertas yaitu
Metode Penaikan (Ascending)
Kertas digantungkan sedemikian rupa sehingga bagian bawah kertas tercelup pada
pelarut yang terletak di dasar bejana. Noda harus diusahakan tidak sampai tercelup
karena dapat larut dalam pelarut. Pelarut akan naik melalui serat-serat kertas oleh gaya
kapiler menggerakan komponen dengan jarak yang berbeda-beda. Fase gerak akan
naik melalui serat-serat dari kertas oleh gaya kapiler. Biasanya perambatan pelan dan
makin lama menurun karena gaya berat. Cara yang paling sederhana.
Kertas atau lapis tipis sesudah diberi sampel, tepinya setinggi kurang lebih 2,5cm
dicelupkan pada eluen yang ditempatkan di dalam bejana. Eluen akan meresap
pada kertas atau bahan penyangga dan bergerak naik secara kapileri sampai pada
ketinggian yang dikehendaki.
-
Alat yang pokok berupa bejana yang terbuat dari gelas, platina atau logam anti karat
serta bertutup untuk mencegah penguapan dari pelarut. Kertas digantung dalam bejana
dengan ujung di mana aliran mulai bergerak dicelupkan dalam palung kaca yang berisi
pelarut. Pertama kali fase gerak mengalir oleh gaya kapiler, setelah melewati batang
gelas maka aliranya disebabkan oleh gaya gravitasi. kebalikan dari teknik ascending.
Eluen dialirkan dari tepi kertas bagian atas dimana sampel diaplikasikan. Eluen akan
bergerak mengalir (meresap) ke bawah melalui kertas atau bahan penyangga secara
perlahan-lahan sampai batas yang dikehendaki. Agar kertas tidak lepas maka diberi
penahan dari batang gelas. Jika dibanding dengan teknik ascending, maka teknik
descending lebih cepat elusinya oleh karena faktor gravitasi berpengaruh pada
kecepatan aliran eluen dan gerakan komponen yang memisah. Ada satu hal yang perlu
mendapat perhatian pada teknik descending, yaitu cara mengalirkan eluen dan atas ke
bawah. ini dapat ditempuh dengan menghubungkan kertas atau lapis tipis dengan kertas
saring yang dicelupkan pada tangki atau bejana penyedia eluen.Pada kromatografi
kertas lebih banyak digunakan sistem menurun sehingga lebih cepat perambatannya.
Keuntungan yang lain, lembaran kertas yang digunakan lebih panjang sehingga dapat
dipisahkan campuran yang lebih kompleks. Pemisahan yang terjadi berdasar atas
peristiwa partisi, karena fase gerak yang digunakan adalah pelarut organik yang semi
polar. Dan umumnya pelarut yang digunakan mengandung air sehingga air akan
mudah terikat oleh selulosa, dan selulosa dapat mengembang menyerap air, maka air
akan berfungsi sebagai fase diam.
Metode ini sangat berbeda dari sebelumnya. Biasanya kertas dibentuk bulat yang
tengahnya diberi sumbu dari benang atau gulungan kertas. Noda ditempatkan pada
pusat kertas kemudian pelarut akan naik melalaui sumbu sehingga membasahi kertas
untuk kemudian mengembang melingkar membawa komponan yang di pisahkan.
Teknik horizontal (mendatar)
Noda dicelupkan ditempatkan pada pusat dari kertas (umumnya kertas saring berbentuk
bulat) yang diberi sumbu. Aliran pelarut disebabkan oleh gaya kapiler. Kertas diletakan secara
horisontal sehingga sumbu tercerlup pada fase gerak. Selanjutnya fase gerak bergerak ke arah
tepi kertas sambil membawa komponen-komponen campuran. Bercak-bercak yang terjadi
berupa garis lengkung dengan diameter makin panjang bila bercak makin ke tepi.
Teknik pengembangan
metode satu arah (one way direction) dan metoda dua arah (two ways direction).
Pada metoda satu arah, kertas atau lapis tipis dikembangkan melalui satu sisinya di mana
sampel dimuatkan. Pada metoda dua arah, kertas atau lapis tipis yang telah dikembangkan,
dilakukan pengembangan sekali lagi melalui tepi siku-siku kertas atau lapis tipis.
Pengembangan dikerjakan di dalam suatu tangki atau bejana dan kaca sepaya tampak dan
luar, dan ditutup sehingga ruang di dalam tangki akan jenuh dengan uap eluen. Kejenuhan
ruangan termasuk faktor keberhasilan pemisahan.
Bila permukaan pelarut telah mengembang atau bergerak pada batas tertentu, maka
kertas dikeluarkan dari bejana dan batas permukaan pelarut diberi tanda lalu dikeringkan. Jika
senyawa yang dipisahkan berwarna akan nampak sebagai noda-noda yang terpisah. Tetapi jika
komponen zat tidak berwarna (umumnya senyawa organik), maka dapat dideteksi dengan cara
fisika atau kimia. Pada cara fisika noda komponen disinari lampu ultraviolet dengan panjang
gelombang 254-370 nm yang akan memberikan fluorescensi. Secara kimia noda disemprot
dengan pereaksi tertentu, sehingga memberikan warna spesifik. Biasanya untuk mendeteksi
asam-asam amino digunakan pereaksi ninhidrin 0,1% dalam butanol. Warna akan nampak
merah-ungu sekitar 4 menit setelah dipanaskan 1000C.
Setelah letak noda komponen diketahui dan diberi tanda batas, harga Rf (retardation
faktor) dapat dihtung.
Rf =
Kertas dibuat dari serat selulosa. Selulosa merupakan polimer dari gula sederhana, yaitu
glukosa. Sangat menarik untuk mencoba untuk menjelaskan kromatografi kertas dalam
kerangka bahwa senyawa-senyawa berbeda diserap pada tingkatan yang berbeda pada
permukaan kertas. Kompleksitas timbul karena serat-serat selulosa beratraksi dengan uap air
dari atmosfer sebagaimana halnya air yang timbul pada saat pembuatan kertas. Oleh
karenanya, anda dapat berpikir yakni kertas sebagai serat-serat selulosa dengan lapisan yang
sangat tipis dari molekul-molekul air yang berikatan pada permukaan. Interaksi ini dengan air
merupakan efek yang sangat penting selama pengerjaan kromatografi kertas.
Sifat Fisika kimia kertas
Kertas terdiri dari 98 -99 % selulose, 0,3-10 % selulose, dan 0,4-0,8 % pentosan.
Juga mempunyai gugus karboksilat yang dapat menimbulkan muatan negatif pada
kertas.
Kertas kromatografi terdapat kontaminan asam amino yang mempunyai kadar Nitrogen
15 mg/kg kertas.Senyawa lipofilik 25 mg/kg dan senyawa an organik (kadar abu) 0,040,07%,
Senyawa kontaminan tidak mengganggu dalam pemisahan sampel pada
kromatografi.Yang penting kemampuan absorbsi dan kenaikkan kapileritas masingmasing kertas.
Whatman no.1 sebagai kertas standard yang digunakan, no. 3MM digunakan untuk
preparatif. Sedangkan no. 4 untuk elusi yang cepat, dan 33 ET untuk elusi sangat cepat.
Pelarut
Disebabkan pentingnya koefesien partisi, maka perubahan-perubahan yang sangat kecil dalam
komposisi pelarut dapat menyebabkan perubahan-perubahan harga Rf
2.
Suhu
Perubahan dalam suhu merubah koefesien partisi dan juga kecepatan aliran
3.
Volume dari bejana mempengaruhi homogenitas dari atmosfer jadi mempengaruhi kecepatan
penguapan dari komponen-komponen pelarut dari kertas. Jika bejana besar digunakan, ada
tendensi perambatan lebih lama, seperti perubahan-perubahan komposisi pelarut sepanjang
keras, maka koefesien partisi akan berubah juga. Dua faktor yaitu penguapan dan komposisi
mempengaruhi harga Rf.
4.
Kertas
Pengaruh utama kertas pada harga-harga Rf timbul dari perubahan ion dan serapan, yang
berbeda untuk macam-macam kertas. Kertas-kertas mempengaruhi kecepatan aliran , ia akan
juga mempengaruhi pada keseimbangan partisi.
5.
Berbagai senyawa mengalami partisi diantara volume-volume yang sama dari fase tetap dan
bergerak . Mereka hampir selalu mempengaruhi karakteristik dari kelarutan satu terhadap lainya
hingga terhadap harga-harga Rf mereka.