Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
Filed under: Kosmetika Alami, Laporan Praktikum Tempoe Kuliah dulu Leave a comment
December 10, 2011
Sampo adalah sediaan kosmetik untuk mengeramas rambut, hingga kulit kepala dan rambut
bersih, sedapat mungkin rambut menjadi bersih, berkilau, indah dan mudah diatur.
Semula bahan-bahan yang sering digunakan untuk sampo adalah berbagai bahan dari alam
seperti sari biji rerak, sari daging kelapa, sari abu merang (sekam padi). Dewasa ini yang
digunakan adalah detergen (zat sabun sintetik).
Sampo dapat dikemas dalam berbagai bentuk sediaan, bubuk, larutan,jernih, larutan pekat,
larutan berkilat, krim, gel, atau aerosol, dengan jenis:
1.
Sampo dasar (basic shampoo), yaitu sampo yang dibuat sesuai dengan kondisi rambut,
kering, normal, berminyak
2.
Sampo bayi (baby shampoo), yaitu sampo yang tidak menggunakan bahan yang
mengiritasi mata dan mempunyai daya bersih sedang karena kulit dan rambut bayi masih minim
sebumnya
3.
4.
Sampo profesional; yang mempunyai konsentrasi bahan aktif lebih tinggi sehingga harus
diencerkan sebelum pemakaian
Sampo medik (medicated shampoo); yang mengandung antiketombe ( sulfur, tar, asam salisilat,
sulfida, plivinil, pirolidon, ) dan tabir surya (PABA, non-PABA)
Isi sampo meliputi:
1. Surfaktan
Surfaktan adalah bahan aktif sampo yang berupa deterjen pembersih sintesis yang cocok untuk
kondisi rambut pemakai. Deterjen bekerja dengan cara menurunkan tegangan permukaan cairan
karena bersifat amfibilik, sehingga dapat melarutkan kotoran yang melekat pada permukaan
rambut. Biasanya dipilih surfaktan anionik yaitu fatty alcohol sulfate, antara lain:
1.
Lauril sulfat (natrium, amonium, trietanolamin), merupakan pembersih yang baik namun
mengeraskan rambut.
2.
Lauret sulfat (natrium, amonium, trietanolamin), pembentuk busa yang baik dan
kondisioner yang baik.
3.
Sarkosinat (natrium lauril, lauril), daya bersih kurang, kondisioner yang baik.
4.
Sulfasuksinat (dinatrium oleamin, natrium dioktil), pelarut lemak yang kuat untuk rambut
berminyak.
Biasanya digunakan lebih dari satu surfaktan dalam sampo, yang utama disebut surfaktan
primer, selebihnya adalah surfaktan pelengkap atau sekunder. Surfaktan yang dipilih dapat dari
golongan yang sama atau dari golongan surfaktan lain.
2. Pelembut (conditioner)
Pelembut membuat rambut lebih mudah disisir dan diatur oleh karena dapat menurunkan friksi
antarrambut, mengkilapkan rambut oleh karena memperbaiki refleksi cahaya yang mengenai
batang rambut, dan memperbaiki keadaan rambut yang rusak akibat overshampooed, overdried,
overbrushed, overcombed, keriting, pewarna, pemutih, atau styling yang menyebabkan
kerusakan pada korteks rambut yang merupakan kekuatan dari rambut. Bahan pelembut yang
sering digunakan adalah lemak, protein, polimer atau silikon, adeps, lanolin, oleialkohol, dan
asetogliserida.
3. Pembentuk busa
Pembentuk busa adalah bahan surfaktan yang masing-masing berbeda daya pembuat busanya.
Busa adalah emulsi udara dalam cairan. Kemampuan membentuk busa tidak menggambarkan
kemampuan membersihkan. Busa yang terbentuk akan segera terikat dengan lemak sebum
sehingga rambut yang lebih bersih akan menimbulkan busa yang lebih banyak pada
pengulangan pemakaian shampoo. Busa yang terbentuk lazim diberi penguat yang menstabilkan
busa agar lebih lama terjadi, misalnya dengan menambahkan alkanolamid atau aminoksida.
4. Pengental (thickener) dan pengeruh (opacifier)
Bahan ini ditambahkan untuk menyenangkan konsumen, keduanya tidak menggambarkan daya
bersih dan konsentrasi bahan aktif dalam sampo. Zat pengental biasanya gom sintetik/alam :
tragakan, gom akasia, hidroksietilselulosa.
Opacifyng agents:
a. alkohol (rantai panjang) : stearil, setil
b.cairan magnesium : stearat, silikat, gom
5. Pemisah logam
Dibutuhkan keberadaannya untuk mengikat logam berat (K, Mg) yang terdapat dalam air pencuci
rambut, misalnya etilen diamin tetra asetat (EDTA).
6. pH balance
Diperlukan agar menetralisasi reaksi basa yang terjadi dalam penyampoan rambut, misalnya
asam sitrat.
7. Pemberi warna dan bau
Bahan ini ditambahkan untuk memberi kesan nyaman bagi konsumen yang memakai.
8. Bahan tambahan
1.
2.
3.
4.
5.
Antiketombe, misalnya : tar, sulfur, seng pirition, dan selenium sulfida (mencegah
segum yang menyebabkan rambut pecah dan berketombe).
6.
: Spermatophyta
: Dicotyledoneae
: Apiales
Suku
: Apiaceae
Marga
: Daucus
Jenis
: Daucus carota
Formula
Ekstrak wortel
0,5
50
Cocomide DEA
Cocoamidapropyl betain
Asam sitrat
NaCl
Parfum green tea
Pewarna Rosela
Aquabides
Nipagin
12,5
12
g
g
q.s
2,5
q.s
q.s
163
ml
0,5
Cara Kerja
Panaskan Aqua dan ekstrak wortel sampai panas, tambahkan Na. Lauril sulfat, aduk hingga
homogen
Siapkan bejana reservoir yang dipasang tegak di atas gelas ukur 1 liter
Tuang secara hati-hati, jangan sampai berbentuk busa, 500 ml larutan yang sama
Catat tinggi busa yang terbentuk setelah 30 detik, 3 menit, 5 menit, dan 7 menit (ulangi
sebanyak 3x pada suhu kamar)
2. Pengukuran stabilitas busa
Bandingkan tinggi busa setelah 3,5,7 menit terhadap 30 detik dari data pada pengamatan
kemampuan membusa
3. Tes Stabilitas
Ambil sampel produk, masukkan dalam kemasan
Setelah selang penyimpanan di amati : kenampakan, bau, dan busa (pencatatan sampai terjadi
penyimpangan)
4. Analisis Hasil
Warna
: Hijau tua-bening
Bau
: Green tea
Konsistensi
: Kental cair
Waktu
Rata-rata
II
III
30 detik
2,8
2,9
2,7
2,8
3 menit
2,8
2,8
2,6
2,73
3 menit
2,6
2,6
2,6
2,6
7 menit
2,4
2,6
2,4
Pembahasan
Umbi wortel digunakan dalam shampo karena wortel mempunyai efek pendingin yang cocok
untuk rambut ynag kering juga karena adanya karetonoid yang berwarna sindur merah yang
digunakan sebagai pewarna alami sehingga mempercantik penampilan sampo. Ekstrak wortel,
yang kaya akan unsur karoten, vitamin A dan phospholipid yang sangat efektif merawat rambut
agar tidak kering dan bercabang. Shampoo ini untuk jenis rambut kering agar rambut tidak
mengalami kekeringan, kemerahan dan pecah-pecah
Surfaktan yang digunakan adalah Na Lauril sulfat. Surfaktan ini termasuk surfaktan anionik.
Surfaktan ini dikenal sebagai detergent yang mempunyai gugus hidrofilik dan gugus lipofilik.
Gugus lipofilik (yaitu asam laurat) akan mengikat minyak dan kotoran yang ada di rambut,
sedangkan Na adalah gugus hidrofilik yang membuat kotoran-kotoran tersebut mudah larut
dalam air saat pembilasan setelah proses penyampoan. Jadi Fungsi utama dari Surfaktan ini
adalah untuk membersihkan kotoran yang ada di rambut. Namun kelemahan dari surfaktan ini
adalah dapat mengeraskan rambut
Di dalam formula ini digunakan lebih dari satu jenis surfaktan. Na Lauril sulfat merupakan
surfaktan primer,dan surfaktan lainnya disebut dengan surfaktan pelengkap. Surfaktan
pelengkap yang dipakai adalah coca amido propil betain. Surfaktan pelengkap ini bersifat
amfoterik yang tidak mengiritasi mata.
CAB-30 di dalam formula sampo berfungsi sebagai bahan pembusa. Asam sitrat berfungsi
sebagai pHbalance, diperlukan agar menetralisasi reaksi basa yang terjadi dalam penyampoan
rambut. Karena bila sampo bersifat basa, akan merusak rambut. Penambahan asam sitrat jangan
terlalu berlebihan, karena jika terlalu asam akan mengiritasi kulit kepala.
Pewarna yang digunakan adalah pewarna alami yaitu dari infus rosella yang memberika warna
orange-merah. Infus rosella yang digunakan sebanyak 30 tetes sehingga warna yang dulunya
kuning jernih berubah menjadi hijau jernih akibat penambahan infus rosella yang terlalu banyak.
Parfum yang digunakan adalah parfum alami yaitu minyak atsiri green tea. Penambahan parfum
harus dalam keadaan dingin karena komponen-komponen dalam parfum dapat rusak pada suhu
yang tinggi.
Dalam proses pembuatan shampo, perlu diperhatikan pengadukan dan suhu pemanasan.
Pencampuran Na lauril sulfat dengan air dilakukan perlahan-lahan. Penambahan bahan-bahan
lain dilakukan dalam kondisi pemanasan. Suhu pemanasan dijaga agar tidak terlalu besar atau
tidak terlalu rendah. Selama proses, suhu diusahakan konstan, kira-kira 80oC. Pengadukan
selama pencampuran sebisa mungkin konstan, tidak dengan pengadukan keras, agar tidak
terbentuk busa yang berlebihan.
Hasil yang diperoleh adalah sampo berwarna hijau tua jernih, beraroma teh hijau, dan
konsistensinya kental semi cair. Dalam shampo tersebut tidak terdapat busa yang berlebihan.
Sediaan shampo yang dihasilkan perlu diuji kemampuan membusa dan pengukuran stabilitas
busa
Busa adalah dispersi gas dalam suatu cairan. Busa terbentuk selam pengguanaan bahn
pembersih dan merupakan efek samping yang tidak begitu penting tetapi sangat diinginkan
konsumen. Sebab konsumen mempunyai anggapan bahwa dengan busa yang melimpah akan
menambah aksi dalam membersihkan. Sebenarnya busa tidak dapat digunakan sebagai ukuran
aksi atau daya membersihkan, misalnya surfaktan non ionik memberikan reaksi pembersihan
yang baik dengan sedikit atau tanpa busa. Metode yang umum diguanakan untuk mengukur
tinggi busa dan stabilitas adalah dari Rose Miles. Dari hasil uji pengukuran stabilitas busa, sampo
mampu menghasilkan busa yang stabil karena perbedaan tinggi busa per waktu tidak jauh
berbeda.
Kesimpulan
1.
Bahan aktif yang digunakan dalam sediaan shampo adalah ekstrak wortel
2.
3.
Sediaan shampo yang dihasilkan berwarna hijau tua bening, beraroma teh hijau dan
viskositasnya kental semi cair
4.
Dari hasil uji pengukuran stabilitas busa, sampo mampu menghasilkan busa yang stabil
5.
6.
Tidak perlu penambahan zat warna infuse rosella karena shampo ekstrak wortel sudah
memberi warna yang menarik yaitu kuning dari beta-karoten
7.
Perlu digunakan zat warna alami yang sesuai, karena dengan penambahan sedikit infus
rosela tidak begitu mempengaruhhi warna sampo dan bila penambahan terlalu besar akan
mempersuram warna shampo
Nama: Nipagin atau Methyl Paraben atau Methyl hydroxybenzoate atau CH3(C6H4(OH)COO)
Nipagin (Methyl parahydroxybenzoate) adalah bahan pengawet makanan yang dipakai di
berbagai jenis makanan. Penggunaannya diatur dalam Codex Alimentarius Commission.
Nipagin memiliki nama lain, yakni methylparaben dengan rumus kimia CH3(C6H4(OH)COO).
Jenis paraben lain yang juga banyak digunakan adalah propylparaben dan butylparaben.
Menurut FDA, untuk suatu produk biasanya paraben yang digunakan berjumlah lebih dari
satu jenis. Pengawet ini biasanya digabung dengan pengawet lain untuk memberikan
perlindungan terhadap berbagai jenis mikroorganisme.
Sesuai Codex, jumlah asupan nipagin dalam tubuh per hari (acceptable daily intake) adalah
10 miligram per kilogram berat badan. Jika berat badan seseorang 50 kilogram, konsumsi
aman nipagin 500 mg per hari.
Jika berat kecap dalam mi instan 4 gram dan kandungan nipaginnya 1 mg, maka 500 mg
nipagin itu setara 2 kg kecap. Jumlah kecap sebanyak itu tidak mungkin dikonsumsi
seseorang dalam satu hari.
Penggunaan nipagin pada makanan sebenarnya dapat dihilangkan dengan teknologi
temperatur ultratinggi. Namun, itu akan membuat nilai ekonomi barang menjadi tinggi.
Hingga kini belum ada laporan keracunan, apalagi kematian akibat penggunaan nipagin,
ujar Rahmana Erman Kartasasmita, Ahli Analisis dan Keamanan Pangan dari Sekolah
Farmasi, Institut Teknologi Bandung.
Fungsi nipagin hanya menahan laju pertumbuhan mikroba yang membuat makanan cepat
rusak. Penggunaan nipagin berlebih tidak memperpanjang daya tahan makanan jika jumlah
mikroba dalam makanan itu telah berlebih sejak awal.
IDENTIFIKASI NIPAGIN
1.
Tujuan
Mengetahui cara identifikasi sifat fisik dan kimia pada zat pengawet Nipagin dalam sediaan
farmasi dan makanan.
2.
Dasar Teori
Paraben secara teknis dikenal sebagai ester dari asam para-hidroksibenzoat. Bahan ini
dikembangkan dari asam organik dan alkohol. Walaupun paraben adalah produk alam, namun
karena penggunaannya massal paraben diproduksi secara sintetis.
Sebagai zat pengawet makanan, Badan pengawas makanan dan obat Amerika (FDA)
menggolongkanMethylparaben atau nipagin dalam kategori Generally Recognized as
Safe(GRAS) yang larut dalam air.
Intinya Methylparaben dipakai untuk mencegah pembusukan dan kontaminasi dari jamur
sehingga produk tahan terhadap jamur dan mikroba dalam beberapa jangka waktu.
Methylis parabenum adalah jenis paraben yang dapat dihasilkan secara alami dan ditemukan
dalam sejumlah buah-buahan, terutama blueberry dan jenis paraben lainnya.
a. Nama lain
Nama IUPAC
: Methylis Parabenum
: metil p-hidroksibenzoat, asam p-hidroksibenzoat metilester
tik lebur
Rumus struktur
c. Pemerian
Indonesia IV : Hablur kecil, tidak berwarna atau serbuk hablur, putih; tidak berbau atau berbau khas lemah;
mempunyai sedikit rasa terbakar.
Indonesia III : Serbuk hablur halus; putih; hampir tidak berbau; tidak mempunyai rasa; kemudian agak
membakar diikuti rasa tebal.
d. Kelarutan
Sukar larut dalam air, dalam benzena dan dalam karbon tetraklorida; mudah larut dalam etanol
dan dalam eter.
e. Fungsi
Sebagai zat pengawet dan zat tambahan pada makanan, sediaan farmasi dan kosmetik seperti mie
instan, kecap, produk roti, pelembab wajah, pewarna rambut, antibiotik topikal, kortikosteroid,
dan lain-lain;selain itu juga digunakan untuk memberi perlindungan terhadap berbagai jenis
mikroorganisme.
f. Dasar pemisahan : Analisis fraksi IA
1. Sejumlah 100 mg-300 mg bahan yang dianalisis dilarutkan dengan 5 ml air, bila perlu
dinetralkan dengan larutan natrium bikarbonat 8%, dilarutkan air lagi sampai 10 ml, dan
diasamkan dengan 3N H2SO4 (kira-kira 2ml) sampai ph=1.
2. Dikocok dengan 3x15 ml eter (sedikit demi sedikit)
3. Fase eter dikocok dengan 3x5 ml 0,5N NaOH
4. Fase air diasamkan dengan 3N H2SO4 dan diekstraksi dengan 3x15 ml eter
g.
1.
2.
3.
4.
Cara identifikasi
Dilarutkan dengan H2SO4(e)
: tetes-tetes minyak
Dilarutkan dengan HNO3(P)
: kuning setelah beberapa saat
Dilarutkan dengan pereaksi Mollisch
Larutan zat dibuat dengan cara pemanasan, lalu didinginkan. Ditambahkan FeCl 3; terbentuk
warna ungu.
5. Nipagin dinetralkan dengan NaOH lalu diasamkan dengan:
Ditambahkan Aqua brom
: endapan putih
Ditambahkan amonia + dipanaskan + CuSO4 : endapan jarum biru
6. Panaskan jumlah yang sama banyak larutan zat dalam alkohol dan pereaksi Millon. Setelah 10
menit terbentuk endapan, dan larutan diatasnya berwarna merah.
7. Pereaksi Iodin
8. Pereaksi Marquis
9. Rekristalisasi dengan aceton - air
10. Spektrum serapan inframerah zat yang telah dikeringkan dan didispersikan dalam minyak
mineral P menunjukkan maksimum hanya pada panjang gelombang yang sama seperti
padametilparaben BPFI.
h. Reagen khusus untuk identifikasi
1. Pereaksi Mollisch
5 mg nipagin + 2 ml aquadest + 5 tetes naftol + 2 ml H2SO4(P) : kuning kehijau-hijauan
2. Pereaksi Iodin
3. Pereaksi Marquis
5 mg nipagin + 2 tetes formaldehida + 1 ml H2SO4(P)
terbentuk warna
4. Rekristalisasi dengan aceton - air
5. Pereaksi Millon (sejumlah 10 g air raksa dilarutkan dengan pendinginan dalam 10 g asam nitrat
berasap. Larutan tersebut diencekan dengan 20 g air dingin, lalu didiamkan. Kristal yang
terbentuk dipisahkan dengan cara menuangkan larutan /didekantasi.)
3.
Metode Penelitian
Bahan
b. Prosedur Identifikasi
No
Prosedur
1. Uji Organoleptis
:
Bentuk :
:
Warna :
2.
3.
4.
dipanaskan
5.
Aquadest
Formaldehida
H2SO4
HNO3
Naftol
Serbuk Nipagin
Pengamatan
+ NH4OH dipanaskan
+ CuSO4
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
1.Water atau air berfungsi sebagai pelarut.Lazimnya digunakan sebagai penentu kekentalan atau
encernya suatu larutan
2.Sodium Lauryl Etner Sulfate atau sodium dodecyl sulfate (SDS or NaDS) adalah zat yang umum
digunakan pada berbagai produk seperti shampo, detergen ataupun cairan pembersih. Memiliki sifat yang
digunakan untuk membersihkan permukaan kulit dari minyak yang menempel
3.Cocamidopropyl Betaine (CAPB)berfungsi sebagai 'surfactant' singkatan dari "surface acting agent'.
Seperti Sodium Lauryl Etner Sulfate, zat ini memiliki kegunaan yang hampir sama sebagai pembersih
atau 'pembuang' kotoran yang menempel.
4.Glycol distearate bukan Giycol distearate;berbentuk seperti 'wax'.Pada shampo, zat ini digunakan untuk
menampilkan efek pearlescent.
5.Sodium Chloride, nama lainnya Natrium Klorida atau garam.Fungsi umum cukup jelas.Umum
digunakan sebagai pengawet
6.Dimethicone, dari Polydimethylsiloxane (PDMS) memiliki sifat melembabkan. Digunakan pada shampo
atau kosmetik sebagai pelembab dan mencegah iritasi pada kulit.
7.Perfume merupakan campuran minyak esensial, aroma, pelarut seperti alkohol.Digunakan sebagai
campuran dengan kegunaan memberikan aroma (bau) yang enak (diindera)
8.Cetearyl Alcohol atau Cetostearyl Alcohol atau Cetylstearyl Alcohol termasuk kategori 'fatty alcohol'
digunakan pada produk shampo sebagai emulsifier, dan memiliki efek 'melembutkan' permukaaan kulit
9.Cetyl Alcohol dikenal juga dengan 1-hexadecanol dan palmityl alcohol juga memiliki efek surfactant
yang berarti berfungsi sebagai pembersih
10.Carbomer adalah molekul yang 'mengembang' diperoleh dengan cara .menyelipkan' C2 pada molekul
yang ada.
Pada industri kosmetik digunakan sebagai penyeimbang emulsi, atau agen penebal (seperti ragi yang
membuat roti mengembang)
11.Guarhydroxypropyltrimonium Chloride juag memiliki sifat melembabkan.Umumnya zat ini banyak
diguankan pada shampo untuk perawatan.
12.Formaldehyde atau formalin sebenarnya digunakan untuk membunuh dan mencegah bakteri atau
kuman dalam waktu yang lama sehingga lazim digunakan sebagai pengawet.
Sekaligus menjawab pertanyaan untuk No 13 ,16,17 dan 18
Cl adalah kode untuk colour =warna dan xxxxx adalah kode untuk jenis warna
13.CI 77266 pigmen buatan penghasil warna hitam (black 2)
16.CI 42090 pigmen buatan penghasil warna biru (blue 1)
17.CI 19140 pigmen buatan penghasil warna kuning (Yellow 1)
Semoga bermanfaat
Salam
Saiful
Saifulla
Tanda tangan atau paraf dokter penulis resep sesuai dengan peraturan perundangundangan yang berlaku.
Nama pasien, jenis hewan, umur, serta alamat/pemilik hewan
Tanda seru dan paraf dokter untuk resep yang mengandung obat yang jumlahnya
melebihi dosis maksimal.
Contoh bentuk resep dokter adalah sebagai berikut :
Dr. S.H. Pudjihadi
DSP/50005/03.P/75B
Jl. Yusuf Adiwinata SH 62 Jakarta, Telp. 45011
Jam bicara 3 - 5 sore
Hari Senin , Rabu, Jumat
Jakarta, 20 Mei 2000
R/
Extr. Bellad
120 mg
HCl Ephed.
300 mg
C.T.M
50 mg
Doveri Pulv.
O.B.H
300 ml
m.f. potio
s.t.d.d. C
Paraf dokter
Pro
: Halimah
Umur
: 7 tahun
Alama
t
Yang berhak menulis resep adalah dokter, dokter gigi (terbatas pada pengobatan
gigi dan mulut) dan dokter hewan (terbatas pada pengobatan hewan). Dokter gigi
diberi ijin menulis resep dari segala macam obat untuk pemakaian melalui mulut,
injeksi (parentral) atau cara pemakaian lainnya, khusus untuk mengobati penyakit
gigi dan mulut. Sedangkan pembiusan / patirasa secara umum tetap dilarang bagi
dokter gigi (S.E.) Depkes No. 19/Ph/62 Mei 1962.
Resep untuk pengobat segera
Untuk penderita yang memerlukan pengobatan segera dokter dapat memberi tanda
:
Cito : segera
Urgent : penting
Statim : penting
P.I.M : Periculum In Mora = berbahaya bila ditunda.
pada bagian atas kanan resep, apoteker harus mendahulukan pelayanan resep ini
termasuk resep antidotum .
Bila dokter ingin agar resepnya dapat diulang, maka dalam resep
ditulis Iteratie. Dan ditulis berapa kali resep boleh diulang. Misalkan iteratie 3 X,
artinya resep dapat dilayani 1 + 3 kali ulangan = 4 X . Untuk resep yang
mengandung narkotika, tidak dapat ditulis iteratie tetapi selalu dengan resep baru.
Komponen Resep Menurut Fungsi
Menurut fungsi bahan obatnya resep terbagi atas :
1). Remidium Cardinal, adalah obat yang berkhasiat utama
2). Remidium Ajuvans, adalah obat yang menunjang bekerjanya bahan obat utama
3). Corrigens, adalah zat tambahan yang digunakan untuk memperbaiki warna, rasa
dan bau dari obat utama.
Corrigens dapat kita bedakan sebagai berikut :
a.
Corrigens Actionis,
b.
Corrigens Odoris,
c.
Corrigens Saporis,
d.
Corrigens Coloris,
e.
Corrigens
Solubilis,
4). Constituens / Vehiculum / Exipiens, merupakan zat tambahan. Adalah bahan obat
yang bersifat netral dan dipakai sebagai bahan pengisi dan pemberi bentuk,
sehingga menjadi obat yang cocok. Contohnya laktosum pada serbuk, amylum dan
talcum pada bedak tabur.
Contoh resep berdasarkan fungsi bahan obatnya.
R/ Sulfadiazin 0,500 - Remidium Cardinale
Bic, Natric 0,300 - Remidium Ajuvans
Saccharum 0,100 - Corrigens Saporis
Lact. 0,200 - Constituens
Mf. Pulv.dtd no X
S.t.d.d.p. I
Pro : Tn. Budi
Salinan Resep (Copy Resep)
Salinan resep adalah salinan yang dibuat oleh apotik, selain memuat semua
keterangan yang terdapat dalam resep asli juga harus memuat :
1). Nama dan alamat apotik
2). Nama dan nomer izin apoteker pengelola apotik.
3). Tanda tangan atau paraf apoteker pengelola apotik
4). Tanda det (detur) untuk obat yang sudah diserahkan dan tanda nedet (nedetur)
untuk obat yang belum diserahkan, pada resep dengan tanda ITER X diberi tanda
detur orig / detur ..X
5). Nomor resep dan tanggal pembuatan.
Contoh salinan resep.
APOTIK BAHARI
Jl. Thamrin No. 3
Apoteker tidak dibenarkan mengulangi penyerahan obat atas dasar resep yang
sama apabila pada resep aslinya tercantum tanda n.i. ( ne iteratur = tidak boleh
diulang) atau obat narkotika atau obat lain yang oleh Menkes (khususnya Dir Jen.
POM) yang ditetapkan sebagai obat yang tidak boleh diulang tanpa resep baru dari
dokter.
Sumber sari : http://anggiaryadi.blogspot.com/
Disusun Oleh :
Antonius Yunian Wicaksono
112002
NIM
: 112002
Judul Praktik
Tanggal
2013
11 Maret
2013 dan
16
Maret
Tujuan Praktik
keruh
Dasar Teori
Menurut kamus besar Bahasa Indonesia, Shampo adalah sabun cair untuk
mencuci rambut dan kulit kepala, terbuat dari tumbuhan atau zat kimia. Fungsi
shampo pada intinya adalah untuk membersihkan rambut dan kulit kepala dari
kotoran yang melekat sehingga factor daya bersih (Clearsing ability) merupakan
suatu hal yang penting dari produk shampoo.(Pramono;2002)
Secara garis besar , produk shampoo dibagi menjadi 2 jenis, yaitu shampoo
tradisonal dan shampoo modern. Shampoo tradisonal atau lebih tepatnya sampo
nabati mempunyai cirri-ciri:
bahan baku utamanya berasal dari sayuran atau buah-buahan, seperti wortel,
seledri, jeruk nipis, merang dan lidah buaya
2.
proses pembuatannya sangat sederhana, ayitu mengambil sarinya (dengan
cara pemarutan,pemerasan dan penyaringan) kemudian ditambah air.
Keistimewaan sampo jenis ini, anatara lain bahan baku mudah didapat,tanpa
efek samping, relative murah, serta ramah lingkungan. Kelemahannya adalah
produk tersebut tidak tahan lama. Pada sampo modern sebagian besar bahan baku
tidak merupakan bahan kimia olahan, beberapa diantaranya ditambahkan bahan
nabati.(Listiady;1998)
1.
Fungsi sampo pada intinya adalah untuk membersihkan rambut dan kulit
dari kotoran yang melekat sehingga factor daya bersih (cleansing ability)
merupakan hal yang penting dari suatu produk sampo. Berikut ini diuraikan
beberapa criteria sampo baik.
mempunyai daya bersih yang baik dalam berbagai kondisi air. Kandungan
mineral atau senyawa dalam air antara satu daerah dengan daerah lain tidak sama.
Beberapa daerah memiliki kondisi air yang dapat menurunkan kemampuan sampo,
seperti daya bersihnya berkurang atau busa yang dihasilkan sedikit. Sampo yang
baik adalah dapat menetralisir kelemahan tersebut.
2.
tidak menimbulkan luka pada kulit kepala dan rasanya pedih dimata saat
digunakan
3.
busa yang dihasilkan cukup banyak, mudah dibilas serta tidak meninggalkan
sisa pada rambut dan kulit kepala
4.
membersihkan efek mengilapdan lembut pada rambut sehingga mudah
disisir dan ditata
5.
mempunyai warna dan aroma yang menarik.
Berdasarkan bentuk fisiknya, sampo modern selanjutnya disebut sampo
dibagi menjadi 2 jenis, yaitu sampo bubuk (powder shampoo) dan sampo cair (liquid
shampoo). Sampo bubuk pernah populer dua atau tiga dasawarsa alau, yaitu sampo
bubuk dalam kemasan (sachet). Namun dalam perkembangannya sampo bubuk
1.
mulai tersaingi oleh sampo cair. Oleh karena itu, sampo cair inilah yang menjadi
pokok bahasan.(.Garianto W;2007)
Sampo cair dapat dikategorikan menjadi beberapa jenis yaitu sampo clear,
sampo opak (buram /tidak tembus cahaya), serta sampo mkrim. Berdasarkan
jenisnya tersebut kemudian dihasilkan beragam jenis produk sampo, sep-erti sampo
telur, sampo pearl, sampo conditioning,sampo krim,sampo anti ketombe,sampo
protein, sampo lunak (sof sampo untuk rambut sensitive), sampo two in one,
shampoo three in one, shampoo tonic, sampo serba guna, bahkan sampo hewan.
(Pramono;2002)
A. Bahan-Bahan yang Diperlukan
Bahan baku yang dipergunakan untuk membuat shampoo sangat bervariasi. Hal ini
dapat dimengerti karena perkembangan produk shampoo memang sangat intensif.
Berikut ini pengelompokkan bahan baku shampoo secara umum :
1)
Surfakatan An-ionik
Surfakatan An-ionik adalah surfaktan yang mengandung muatan ion negative. Jenis
surfaktan ini antara lain alkyl sulphate dan polyoxythylene alkyl ether sulphate,
yang kemudian dikembangkan menjadi beberapa tingkatan (grade) dengan nama
dagang (trade name), seperti Emal E70C, Alksurf ES 30, Emal TD, Mackadet BS,
Emal 20 C, Tigerfax AOS, Mackadet SBC-8. Jenis surfaktan anionic ini merupakan
surfaktan yang paling banyak dipakai.
Surfaktan Non-ionik
Surfaktan Non-ionik adalah surfaktan yang tidak mengandung muatan ion, baik ion
negative atau positif (netral). Umumnya, dikombinasikan dengan surfaktan an-ionik.
Surfaktan Non-ionik ini mempunyai struktur yang disebut fatty alkanoolanide,
dikenal dengan nama dagang, antara lain Standpol, Aminon S-01, dan Aminon L-02.
Surfaktan Kationik
Surfaktan Kationik bermuatan ion positif dan jarang dipakai karena beberapa di
antaranya dapat menimbulkan efek negative pada mata, kecuali jika jumlahnya
sedikit. Perkembangan surfaktan kationik agak lambat.
Perkembangan antara surfaktan kationik dan an-ionik ini juga tidak lazim dilakukan
karena tidak cocok (incompatible). Meskipun demikian, kemungkinan
2)
3)
4)
5)
Garam
Garam atau Natrium Klorida (NaHC) daalm campuran shampoo berperan unutk
mengatur kekentalan. Semakin kental produk shampoo, disperse penggunaannya
semakin hemat dan cenderung disukai konsumen. Namun, penambahan garam
yang terlalu banyak dapat menimbulkan efek keruh pada produk.
pemilihan parfum dan pewarna yang tepat akan sangat berarti bagi produk yang
akan dipasarkan.
Jika mungkin dapat dilakukan survey kecil-kecilan untuk menentukan parfum dan
pewarna yang aka dipakai. Cara sederhana unutk memilih parfum, yaitu dengan
membagikan angket sederhana.
Perhatikan juga kualitas dari bahan parfum yang akan digunakan karena ada
beberapa parfum yang cenderung mengeluarkan minyak. Parfum jenis ini sebaiknya
jangan dipakai karena akan mengontaminasi kenampakan produk shampoo.parfum
dengan kualitas yang bagus biasanya mahal ( bisa mencapai 2-4 kali lipat harga
parfum biasa ).
6)
Air
Produk yang berbasis cair (liquid based) seperti shampoo- idealnya menggunakan
air yang telah diprosesterlebih dahulu yang disebut deionized water. Hal ini untuk
mencegah terjadinya reaksi ionic yang akan menurunkan kualitas produk jika air
yang dipakai mengandung unsur yang jumlahnya di ambang batas. Namun, jika
dananya terbatas maka bisa dipakai air biasa tanpa proses deionisasi. Sebaliknya,
lakukan pengecekan terlebih dahulu sebelum menggunakannya.
1.
Beaker glass
2.
Erlenmeyer
3.
Pengaduk
4.
Gelas Ukur
5.
Picnometer
6.
Viscometer
Bahan
a)
Emal 30 gr
SLS 5 gr
2. SLS
NaHCO3 3 gr
3. NaHCO3
Nipagin 5 gr
4. Nipagin
Aquades 100 ml
5. Aquades
Cara Kerja
Data Pengamatan
Pencampuran SLS, NaHCO3 dan Nipagin berwarna sedikit keruh dan muncul
sedikit buih di permukaan. Pelarutan yang kurang maksimal akan memunculkan
endapan.
2.
Pencampuran Emal : Emal dalam jumlah yang cukup banyak akan sulit dilarutkan
dalam jumlah air yang sedikit, perlu dilakukan pengadukan yang lama dan hati-hati
karena emal akan mudah membentuk buih.
3.
4.
Warna : biru
5.
Pencampuran Texapone : Texapone dalam jumlah yang cukup banyak akan sulit
dilarutkan dalam jumlah air yang sedikit, perlu dilakukan pengadukan yang lama
dan hati-hati karena emal akan mudah membentuk buih.
2.
3.
Warna : merah
4.
Pembahasan
Shampoo yang dihasilkan mengandung buih yang banyak kemungkinan terjadi terlalu
kebanyakan menggunakan emal atau pada saat pengadukan terlalu maksimal Surfaktan
adalah penggunaan air yang sedikit sehingga sampo yang dihasilkan menjadi sangat kental
dan tidak tembus cahaya (keruh).
Sampo rambut keruh ini merupakan sampo yang banyak diperjual-belikan di pasaran.
Persepsi yang dimunculkan dari sampo rambut keruh adalah memiliki bahan aktif yang
banyak sehingga daya bersih terkesan besar. Persepsi ini dimunculkan dari wujud yang
sangat kental dan juga warnanya yang keruh. Untuk menambahkan daya tarik, sampo
rambut keruh bisa ditambahkan pewarna.
Kesimpulan
1.
Shampoo yang dihasilkan cukup baik , untuk shampoo rambut jernih maupun
keruh
2.
pH shampoo rambut jernih 8 (basa). Paling aman adalah 7 karena kontak dengan
kulit manusia
3.
pH shampoo rambut keruh 8, (basa) . Paling aman adalah 7 karena kontak dengan
kulit manusia
4.
Viskositas shampoo rambut jernih lebih besar dari shampoo rambut keruh
Daftar Pustaka
I.
PENGERTIAN SHAMPOO
Shampoo adalah sediaan kosmetika yang digunakan untuk maksud keramas
rambut, sehingga setelah itu kulit kepala dan rambut menjadi bersih, dan sedapat
mungkin menjadi lembut, mudah diatur dan berkilau. Dan merupakan produk
perawatan rambut yang digunakan untuk menghilangkan minyak, debu, serpihan
kulit, dan kotoran lain dari rambut..
Kata shampoo berasal dari bahasa Hindi champo, bentuk imperatif
dari champna, "memijat". Di Indonesia dulu shampoo dibuat dari merang yang
dibakar menjadi abu dan dicampur dengan air.
Shampoo adalah suatu zat yang terdiri dari surfaktan, pelembut, pembentuk
busa, pengental dan sebagainya yang berguna untuk membersihkan kotoran yang
melekat pada rambut seperti sebum, keringat, sehingga rambut akan kelihatan
lebih bersih, indah dan mudah ditata.
I.
SYARAT SHAMPOO
Sebuah formulasi shampoo yang baik mempunyai kemampuan khusus yang
dapat meminimalisasi iritasi mata, mengontrol ketombe (dandruff) serta dapat
memperbaiki struktur rambut secara keseluruhan.
Preparat shampoo harus meninggalkan kesan harum pada rambut, lembut
dan mudah diatur, memiliki performance yang baik (warna dan viskositas yang
baik) harga yang murah dan terjangkau. Secara spesifik suatu shampoo harus:
1. Mudah larut dalam air, walapun air sadah tanpa mengalami pengendapan
2. Memiliki daya bersih yang baik tanpa terlalu banyak menghilangkan minyak dari
kulit kepala
3. Menjadikan rambut halus, lembut serta mudah disisir
4. Cepat bebusa dan
kontak dengan mata
mudah
dibilas
serta
tidak
menimbulkan
iritasi
jika
shampo harus tidak terpengaruh oleh wadahnya ataupun jasadrenik dan dapat
mempertahankan bau parfum yang ditambahkan kedalamnya.
Detergen yang digunakan sebagai bahan dasar dalam pembuatan shampo
memiliki sifat fisikokimia tersendiri yang umumnya tidak sepenuhnya searah
dengan ciri sifat yang dikehendaki untuk shampo. Umumnya, detergen dapat
melarutkan lemak dan daya pembersihnya kuat, sehingga jika digunakan untuk
keramas rambut, lemak rambut dapat hilang, rambut menjadi kering, kusam dan
mudah menjadi kusut, menyebabkan sukar diatur.
Sifat detergen yang terutama dikehendaki untuk shampo adalah kemampuan
membangkitkan busa. Jenis detergen yang paling lazim diedarkan tergolong alkil
sulfat, terutama laurilsulfat, juga alkohol monohidrat dengan rantai C10 18. Sifat
detergen ini tergantung pada panjang rantai alkohol lemak yang digunakan.
Homolog rendah seperti C12 ( lauril ) dan C14 ( miristil ) memiliki sifat yang lebih
baik dibandingkan dengan homolog yang lebih tinggi seperti C16 ( palmitil ) dan
C18 ( stearil ) dalam hal memberikan busa dan basah dengan sifat pembersih yang
baik, meskipun suhu rendah. Detergen alkilsulfat yang dibuat dari alkohol lemak,
kelarutannya menurun dengan meningkatnya homolog rantai karbonnya, sehingga
shampo yang dibuat dari detergen alkilsulfat dengan atom C16-18 tidak dapat
disimpan pada suhu rendah. Kelarutan detergen alkilsulfat dalam air berkurang,
sehingga tidak begitu berbusa, lagipula detergen ini dipengaruhi oleh efek air
sadah.
Detergen alkilsulfat dengan alkohol lemak dengan rantai karbon kurang dari 10
seperti C8 ( kaprilil ) dan C10 ( kapril ) lebih condong menunjukkan sifat iritasi.
Detergen alkilsulfat dengan rantai karbon 12 14 adalah noniritan, memberikan
cukup busa pada suhu kamar, dan tidak mudah rusak dalam penyimpanan.
Trietanolamina ( TEA ) laurilsulfat dianggap paling luas dapat diterima untuk
digunakan dalam pembuatan shampo, disamping itu dalam penyimpanan tetap
stabil. Amonium alkilsulfat, meskipun memiliki keaktifan pembersih yang sedang,
tetapi jarang digunakan untuk pembuatan shampo, karena suhu padatnya tinggi.
Biasanya senyawa ini digunakan sebagai campuran detergen seperti nampak pada
amonium monoetanolamina atau amonium trietanolamina alkilsulfat. Shampo
dengan formulasi tersebut memiliki pembersih dan pembusa yang baik, rambut
yang dikeramas dengan shampo ini masih mudah diatur.
Di samping itu detergen yang digunakan untuk pembuatan shampo, harus
memiliki sifat berikut :
1.
Harus bebas reaksi iritasi dan toksik, terutama pada kulit dan mata atau mukosa
tertentu.
2.
Tidak boleh memberikan bau tidak enak, atau bau yang tidak mungkin ditutupi
dengan baik.
3.
2.
Shampo emulsi
Shampo ini mudah dituang, karena konsistensinya tidak begitu kental. Tergantung
dari jenis zat tambahan yang digunakan, shampo ini diedarkan dengan berbagai
nama seperti shampo lanolin, shampo telur, shampo protein, shampo brendi,
shampo lemon, shampo susu atau bahkan shampo strawberry.
3.
4.
V.
BAHAN UTAMA
Bahan utama pada shampoo adalah surfaktan (sabun dan detergent). Sabun
adalah garam dan asam lemak. Hasil reaksi antara lemak dan minyak hewan dan
tumbuhan dengan alkali (cth. NaOH, KOH)
Kekurangan : tidak membentuk busa oleh air sadah, diatasi dengan penambahan
chelating agent.
a. Anionik
d. Non Ionik
Mis. Tween, Pluronic F-68
2.
3.
4.
a. Foam Builder
Bahan yang meningkatkan kualitas, volume, dan stabilitas busa. Membantu
meningkatkan stabilitas dan efek kondisioner. Contoh : dodecyl benzene sulfonate,
lauroyl monoethanolomide.
b. Conditioning agent
Merupakan bahan berlemak yang memudahkan rambut untuk disisir. conditioning
agent melapisi helai rambul halus dan mengkilap. Harus mudah dibilas, tidak
Thickening agent
Bahan yang meningkatkan viskositas shampoo. Contoh : gom akasia, tragakan,
CMC, Methocel. Kekurangan : dapat membentuk lapisan film pada helai rambut
g. Preservatif
Bahan yang berguna melindungi sampo dari mikroba yang dapat menyebabkan
rusaknya sampo, Harus dipilih. Contoh : formadehid, etil alkohol, ester
parahidroksibenzoat
h. Antidandruff agent
Antidandruff agent umumnya bersifat antimikroba, ditambahkan ke dalam shampoo
dalam jumlah kecil. Contoh : Sulfur, Asam Salisilat, Resorsinol, Selenium Sulfida,
Zink Piriton
i.
Penunjang Stabilitas
Bahan-bahan tertentu dapat ditambahkan ke dalam sampo dengan tujuan
menunjang stabilitas shampoo (stability additive)
Antioxidant
Mencegah perubahan warna dan bau sediaan akibat oksidosi,
Sunsreen
Melindungi sediaan dari sinar matahari, Contoh : Benzophenon
Suspending agent
Contoh : veegum, bentonit
Cosmetics additive
Bahan-bahan yang ditambahkan ke dalam sampo dengan tujuan memperbaiki
tampilan shampoo (cosmetics additive)
Perfume
campuran minyak atsiri atau sintetik
Pewarna (dye)
Pewarna yang digunakan harus terdaftar pada Federal Food, Drug, and Cosmetics
Act
Pearlescent pigements
Disusun Oleh :
Ismail Jamal
Hasibuan
Dewi Oktaviani
Putri
Ucci Chintya
Pramudya Putri
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr.Wb
Puji syukur kita panjatkan kehadiran Allah SWT yang telah memberikan
nikmatnya kepada kita semua. Karena atas nikmatnya itu kita dapat
menyelesaikanmakalah Analisis Kosmetika dan Alat Kesehatan tepat pada
waktunya.
Disini juga kami pun ingin mengucapkan terima kasih kepada dosen
pembimbing yang telah membantu kami dalam tahap-tahap penyelesaian makalah
ini
dan
kepada
rekan-rekan
yang
telah
membantu kami
dalam
menyelesaikan makalah yang berjudul Perawatan Rambut (Shampo dan Tonic
Rambut)
Sekian yang dapat kami sampaikan semoga makalah ini dapat berguna
nantinya untuk kita semua. Mohon maaf jika masih terdapat kekurangan dalam
penulisan maupun penyusunan makalah ini. Terima kasih
Wassalamualaikum Wr.Wb
DAFTAR ISI
BAB
I...................................................................................................................... ..............
4
Pendahuluan.................................................................................................................
.........4
BAB
II................................................................................................ ...................................
6
Pembahasan.................................................................................................................
...........6
A.
Shampoo.................................................6
B.
Hair Tonic.........................14
C.
MetodePenelitian..........................................................................................
...21
BAB
III................................................................................................................................2
4
A.
Kesimpulan ........................................................................................................
......24
Kritik dan
saran.........................................................................................................24
B.
Lampiran................................................................................................... ...................
.........25
DAFTARPUSTAKA.......................................................................................................
..27
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Rambut adalah sesuatu yang keluar dari dalam kulit dan kulit kepala, rambut
tidak mempunyai syaraf perasa, sehingga rambut tidak terasa sakit kalau
dipangkas. Dengan adanya rambut, selain berfungsi sebagai mahkota, juga
berfungsi sebagai pelindung kepala dari panas terik matahari, cuaca dingin. Rambut
membutuhkan penataan dan perawatan secara teratur supaya rambut tetap sehat,
indah, dan berkilau. Dalam menggunakan Kosmetika rambut dibutuhkan suatu
ketelitian agar rambut tetap sehat indah dan indah. Setiap ahli kecantikan, harus
teliti dan tepat dalam menentukan analisa dan diagnosa tentang keadaan kulit
kepala dan rambut serta kelainan yang ada pada kulit dan rambut tersebut. Oleh
sebab itu seorang ahli kecantikan sangat perlu mempelajari ilmu tentang kulit, kulit
kepala dan rambut, ( Trycology ) Dengan mempelajari ilmu tentang kulit, kulit
kepala dan rambut, kita akan dapat memberikan analisa yang tepat dan dapat
memberikan nasehat- nasehat bagi langganan kita bila diperlukan untuk perbaikan
dan perhatian dalam pemeliharan serta perawatan agar rambut tetap sehat dan
indah. Rambut yang kurang perawatan, akan mudah mengalami kerusakan seperti
rambut kusam, patah rontok bahkan dapat menimbulkan kebotakan. Beberapa
factor penyebab rambut bermasalah diantaranya adalah kurang asupan nutrisi,
Infeksi kulit kepala, Flu berat, Masa pertumbuhan, Perawatan rambut yang salah
serta karena pengaruh obat-obatan tertentu.
Penyebab rambut rontok secara umum: Folikel rambut sangat sensitive
terhadap lingkungan. Kondisi rambut kita sangat terpengaruh oleh lingkungan yang
terpolusi seperti sekarang. Rambut yang rontok juga dapat disebabkan oleh stres,
tegang, diet, sedang menjalani pengobatan, sirkulasi darah yang buruk dan sakit
fisik. Lebih jauh, pemakaian bahan kimia yang berlebih pada rambut akan
berdampak buruk bagi rambut. Dengan situasi seperti ini, cara paling efektif adalah
memberi nutrisi yang terus menerus pada rambut dan kulit kepala.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana definisi dari Shampoo dan Hair Tonic itu sendiri?
2. Bagaimana bahan dan kegunaan dari Shampoo dan Hair Tonic?
3. Apa saja contoh-contoh dari Shampoo dan Hair Tonic?
C. Tujuan
1. Mengetahui definisi dari Shampoo dan Hair Tonic.
2. Mengetahui bahan dan kegunaan dari Shampoo dan Hair Tonic.
3. Mengetahui contoh-contoh dari Shampo dan Hair Tonic yang ada di pasaran.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Shampoo
a. Pengertian Shampoo
Shampoo adalah sediaan kosmetika yang digunakan untuk maksud keramas
rambut, sehingga setelah itu kulit kepala dan rambut menjadi bersih, dan sedapat
mungkin menjadi lembut, mudah diatur dan berkilau. Dan merupakan produk
perawatan rambut yang digunakan untuk menghilangkan minyak, debu, serpihan
kulit, dan kotoran lain dari rambut.
Kata shampoo berasal dari bahasa Hindi champo, bentuk imperatif dari
champna, "memijat". Di Indonesia dulu shampoo dibuat dari merang yang dibakar
menjadi abu dan dicampur dengan air. Shampoo adalah suatu zat yang terdiri dari
surfaktan, pelembut, pembentuk busa, pengental dan sebagainya yang berguna
b. Syarat shampoo
Sebuah formulasi shampoo yang baik mempunyai kemampuan khusus yang
dapat meminimalisasi iritasi mata, mengontrol ketombe (dandruff) serta dapat
memperbaiki struktur rambut secara keseluruhan.
Preparat shampoo harus meninggalkan kesan harum pada rambut, lembut dan
mudah diatur, memiliki performance yang baik (warna dan viskositas yang baik)
harga yang murah dan terjangkau. Secara spesifik suatu shampoo harus:
Mudah larut dalam air, walapun air sadah tanpa mengalami pengendapan
Memiliki daya bersih yang baik tanpa terlalu banyak menghilangkan minyak
dari kulit kepala
Menjadikan rambut halus, lembut serta mudah disisir
Cepat bebusa dan mudah dibilas serta tidak menimbulkan iritasi jika kontak
dengan mata
yang
baik
tetapi
tidak
pembersih dan pembusa yang baik, rambut yang dikeramas dengan shampo ini
masih mudah diatur. Di samping itu detergen yang digunakan untuk pembuatan
shampo, harus memiliki sifat berikut :
Harus bebas reaksi iritasi dan toksik, terutama pada kulit dan mata atau
mukosa tertentu.
Tidak boleh memberikan bau tidak enak, atau bau yang tidak mungkin
ditutupi dengan baik.
c. Jenis-jenis shampo
Shampo krim atau pasta (Creme paste Shampoo) Sebagai bahan dasar
digunakan natrium alkilsulfat dari jenis alkohol rantai sedang yang dapat
memberikan konsistensi kuat. Untuk membuat shampo pasta dapat digunakan
malam seperti setilalkohol sebagai pengental. Dan sebagai pemantap busa dapat
digunakan dietanolamida minyak kelapa atau isopropanolamida laurat.
d. Cara pembuatan
Shampoo krim atau pasta : Detergen dipanaskan dengan air pada suhu pada
lebih kurang 800 dalam panci dinding rangkap, sambil terus diaduk. Tambahkan zat
malam, terus diaduk lebih kurang 15 menit. Biarkan campuran ini pada suhu lebih
kurang 40-500C. Tambahkan parfum, aduk terus hingga homogen; lanjutkan
pengadukan untuk menghilangkan udara. Wadahkan selagi panas.
Kemudian tambahkan sisa detergen sedikit demi sedikit, sambil terus diaduk;
tambahkan zat warna yang telah dilarutkan dalam air secukupnya; jika masih
terdapat sisa air tambahkan sedikit demi sedikit, sambil terus diaduk untuk
mencegah terjadinya busa.
e.
Bahan utama
Bahan utama pada shampoo adalah surfaktan (sabun dan detergent). Sabun
adalah garam dan asam lemak. Hasil reaksi antara lemak dan minyak hewan dan
tumbuhan dengan alkali (cth. NaOH, KOH). Kekurangannya tidak membentuk busa
oleh air sadah, diatasi dengan penambahan chelating agent.
Anionik Gol. Alkyl benzene sulfonat Mis. Sodium dodecyl benzene sulfonate
Gol. Primary alkyl sulfat Mis. Triethanolamine lauryl sulfate Gol. Secondary alkyl
sulfat Mis. Lauryc monoglyceride ammonium sulfate Gol. Sarcosine Mis. Laurosyl
sarcoine, Cocoyl sarcosine.
Amfoterik Mis. Miranol d. Non Ionik Mis. Tween, Pluronic F-68 ZAT
f. Tambahan shampoo
Untuk memperbaiki sifat detergen yang menunjukkan pengaruh jelek
terhadap rambut, perlu ditambahkan zat tambahan shampo dalam formulasi
shampo.
Zat tambahan shampoo lain, terdiri dari berbagai jenis zat, umumnya
diharapkan untuk menimbulkan efek terhadap pembentukan dan stabilisasi busa ;
meliputi zat golongan glikol, provinilpirolidon, karboksimetilselulosa, dan silikon cair,
terutama yang kadarnya lebih kurang 4%.
Foam Builder, bahan yang meningkatkan kualitas, volume, dan stabilitas busa.
Membantu meningkatkan stabilitas dan efek kondisioner. Contoh : dodecyl benzene
sulfonate, lauroyl monoethanolomide.
Conditioning agent, merupakan bahan berlemak yang memudahkan rambut untuk
disisir. conditioning agent melapisi helai rambut halus dan mengkilap. Harus mudah
dibilas, tidak meninggalkan rasa berminyak (lengket) di rambut. Contoh lanolin,
minyak mineral, telur, polipeptida.
Opacifying agent, bahan yang memberikan warna buram pada shampoo. Penting
pada pembuatan shampoo jenis krim & losio. Contoh : Cetyl alcohol, stearyl alcohol,
spermaceti, glycol monodistearate, Mg stearate.
Preservatif, bahan yang berguna melindungi sampo dari mikroba yang dapat
menyebabkan rusaknya sampo, harus dipilih. Contoh : formadehid, etil alkohol,
ester parahidroksibenzoat h. Antidandruff agent Antidandruff agent umumnya
bersifat antimikroba, ditambahkan ke dalam shampoo dalam jumlah kecil. Contoh :
Sulfur, Asam Salisilat, Resorsinol, Selenium Sulfida, Zink Piriton.
B. Hair Tonic
a. Definisi
Hair tonic adalah ramuan "ajaib" rahasia rambut sehat. Gunakan tonik saat
rambut dalam kondisi lembap usai keramas dengan sampo dan memakai
kondisioner sesuai dengan kondisi kepala. Hair tonic adalah cairan perangsang
penumbuh rambut yang biasanya berbahan dasar tumbuh-tumbuhan, seperti
ekstrak ginseng atau biji- bijian (biji bunga Matahari) dan daun (mint). Hair tonic
digunakan untuk memperkuat akar rambut, merangsang tumbuhnya rambut baru,
menghilangkan kotoran rambut, memperlancar peredaran darah serta membantu
melumasi rambut. Cukup teteskan 3-5 tetes, pada titik-titik Kulit kepala atau pada
daerah kulit kepala yang riskan mengalami kebotakan (misalnya belahan rambut).
Pijat perlahan kulit kepala, agar hair tonic dapat meresap dan langsung bekerja.
Pijatan-pijatan lembut ini akan merangsang stimulasi pertumbuhan rambut.
Mekanisme kerja hair tonic adalah merangsang pertumbuhan bagian dasar rambut
yang mengandung sel-sel melanosit yang cukup untuk menghasilkan melanin (Zat
warna rambut / pigmen) dan sel- sel yang mengsintesakan keratin keras (hard
keratin) sebagai dasar pembentukan rambut sehingga rambut tampak hitam
berkilau, mudah diatur dan mempunyai akar rambut yang kuat.
Menghilangkan / mengurangi ketombe (mengandung anti ketombe) dan gatalgatal karena ketombe.
Resorsin.
Pemerian : hablur berbentuk jarum atau serbuk hablur, putih atau hampir putih,
bau khas, rasa manis diikuti rasa pahit. Kelarutan : larut dalam 1 bagian air dan
dalam 1 bagian etanol (95%) pekat, larut dalam eter pekat, dalam gliserol pekat
dan dalam minyak lemak. Khasiat dan kegunaan : keratolitikum (mengelupaskan
kotoran rambut), dapat juga digunakan sebagai pewarna (pengkilat).
Tingtur kapsikum.
Pemerian : bau merangsang, rasa sangat pedas. Zat khasiat : kapsisin, dammar,
zat warna kapsantin dan karoten. Khasiat dan Penggunaan : stimulan (perangsang
pertumbuhan rambut).
Etanol.
Pemerian: cairan tak berwarna, jernih, mudah menguap dan mudah bergerak, bau
khas, rasa panas, mudah terbakar dengan memberikan nyala biru yang tidak
berasap. Kelarutan: sangat mudah larut dalam air, dalam kloroform pekat dan
dalam eter pekat. Khasiat dan penggunaan : zat tambahan (pelarut).
Minyak jarak.
Pemeriaan : cairan kental, jernih, warna kuning pucat manis, agak pedas,
umumnya memualkan. Cara memperoleh : minyak lemak yang diperoleh dengan
pemerasan dingin biji yang telah dikupas. Zat berkhasiat : gliserida dari asam
risinoleat, gliserida asam oleat, asam linoleat.
Fungsi : mengontrol ketombe dan merawat kulit kepala dengan menghampat dan
mematikan populasi jamur Malassezia yang merupakan cikal bakal ketombe,
memperlambat prolifera sel kulit kepala, dan mengurangi aktivitas kelenjar sebasea
kulit kepala.
Fungsi : Melembutkan rambut, mengangkat sel- sel kulit mati pada rambut,
meningkatkan elastisitas rambut & menyuburkan rambut. Hair Tonic Green Tea yang
berbahan dasar Teh Hijau sangat cocok untuk mengurangi lemak dan mencegah
selulit pada wanita / pria. Green Tea, mengangkat sel-sel kulit mati, mengurangi
bekas luka, flek-flek, mencegah selulit, mencegah kanker kulit, memberi nutrisi
pada kulit, memperbaiki sirkulasi O2 dan peredaran darah tepi, memutihkan kulit,
menjaga kelembaban kulit, mencegah kulit keriput & mengandung antioksidan.
Fungsi : membuat rambut lembut, sehat, hitam & mengkilat. Henna, pewarna
rambut dari bahan alami tumbuhan ini biasanya digunakan untuk pewarnaan
rambut permanen. Henna terbukti tidak akan merusak rambut. Henna sangat bagus
untuk rambut kusam, kurang sehat, kurang hitam alami, memberikan warna
permanen yang cantik pada rambut.
Fungsi : Menjaga rambut dan kulit kepala tetap bersih dengan menormalkan fungsi
kelenjar minyak pada kepala tetap bersih, melembabkan dan memberi nutrisi pada
rambut.
Komposisi.
Fungsi : Melembutkan rambut, mengangkat sel- sel kulit mati pada rambut,
meningkatkan elastisitas rambut, menyehatkan kulit kepala & menyuburkan
rambut. Jasmine (Bunga Melati), sari minyaknya diambil dari bagian bunga melati
yang mempunyai efek menyejukkan, meningkatkan keseimbangan, pikiran positif,
gairah seksual, kepekaan, kejernihan pikiran, harapan, keterbukaan, kebijaksanaan,
ketenangan jiwa, rasa bahagia, romans, dan cinta. Juga dapat mengurangi depresi,
rasa cemas, batuk, rasa sakit saat menstruasi, stress, sedih, kecewa, dan rasa iri.
rontok
dan
merangsang
pertumbuhan
rambut
C. Metode Penelitian
1. Penetapan Kadar Zink Pirition dalam Shampo Rambut Pantene
a. Prinsip
b. Peralatan
: - Neraca Analitik
d. Prosedur
pirition.
e. Hasil Percobaan
: Lampiran 1
f. Persyaratan
Sediaan rambut kadar maksimum tidak lebih dari1,0 %; sediaan lainnya kadar
maksimum tidak lebih dari 0,5 %. Hanya untuk sediaan bilas.
Kesimpulan
Kadar Zink pirition dalam sampel shampoo Pantene sebesar 0,35 %, memenuhi
persyaratan.
b. Peralatan
: - Neraca Analitik
d. Prosedur
1.
Sejumlah sampel lebih kurang 3000 mg yang ditimbang saksama dan masukkan
ke dalam labu tentukur 200 mL, dan encerkan dengan air suling sampai tanda.
2.
Pipet 25,0 mL larutan ke dalam labu Erlenmeyer 250 mL, tambahkan 5 mL asam
sulfat pekat yang telah diencerkan dengan sedikit air.
3.
Titrasi pada suhu lebih kurang 70 C dengan Larutan kalium permanganat 0,1 N LV
hingga terjadi warna merah muda.
4.
e. Hasil Percobaan
: Lampiran 2
f. Persyaratan
BAB III
PENUTUP
A.
KESIMPULAN
1. Sampo adalah sediaan cair semi padat yang mengandung surfaktan dalam bentuk
yang cocok dan berguna untuk menghilangkan kotoran dan lemak yang melekat
pada rambut dan kulit kepala agar tidak membahayakan rambut, kulit kepala, dan
kesehatan si pemakai.
2. Formula sampo setidaknya mengadung bahan yang berfungsi sebagai detergent
(surfaktan), thickeners dan foaming agent, dan conditioning agent. Selain itu
kadang juga ditambahkan bahan yang berfungsi sebagai pengawet, parfum,
pengatur pH, pengatur viskositas dan antimikroba.
3. Sampo dibuat dengan cara pengadukan yang sederhana, kadang perlu disertai
peningkatan suhu agar mudah tercampur dan menurunkan viskositas sampo pada
saat pencampuran.
4. Evaluasi sampo meliputi evaluasi penampilan fisik, pH, viskositas, dan kemampuan
dan stabilitas busa.
B.
Lampiran 1
No
Bahan /
Zat
Berat
Wadah
B. Wadah +
Zat
B. / Vol
Zat
Vol. Titrasi
Sampel 1
63.002,2
mg
83.002,6 mg
20.000,4
mg
5,0 ml
Sampel 2
46.284,5
mg
66.288,4 mg
20.003,9
mg
5,0 ml
Iodium
10 ml
Iodium
10 ml
Na2S2O3
9,3 ml
Na2S2O3
9,3 ml
Perhitungan
-
b. V1
10
N1
= V2
N1
= 9,3
N1
= 0,0953 N
N1
= V2
N2
0,1025
N1
= 9,3
N1
= 0,0953 N
N2
0,1025
N Iodium = 0,0953 N
Vt x N
iodium
x kesetaraan
x 100%
x 100% = 0,39
x 100% = 0,39
%
20.000,4 x 0,1
%
20.003,9 x 0,1
K rata-rata = 0,39 %
Lampiran 2
No
Bahan / Zat
Berat
Wadah
B. Wadah +
Zat
Berat Zat
Volume Titrasi
110.914,6 mg
3.001,5
mg
0,8 ml
Sampel 1
107.913,1
mg
Sampel 2
61.750,7 mg 64.752,0 mg
3.001,3
mg
0,9 ml
Natrium
Oksalat
30,5 ml
Natrium
Oksalat
30,4 ml
Perhitungan
-
WxN
200,2 x 0,1
WxN
200,3 x 0,1
= 0,0979 N
V x kesetaraan
30,5 x 6,7
b. N 2=
= 0,0981 N
V x kesetaraan
30,4 x 6,7
N Iodium = 0,0981 N
Vt x N
KMnO4
x kesetaraan
x 100%
W x 0,1
K 1 = 0,8 x 0,0981 x 6,303
x 100% = 0,17
%
3.001,5 x 0,1
K 2 = 0,9 x 0,0981 x 6,303
x 100% = 0,19
%
3.001,3 x 0,1
K rata-rata = 0,18 %
DAFTAR PUSTAKA
http://laelynglanglinglung.blogspot.com
Dalimartha, Setiawan dkk. (1998). Perawatan Rambut Dengan Tumbuhan Obat dan
Diet Suplemen. Gramedia. Jakarta.