Вы находитесь на странице: 1из 12

PENGARUH GETAH BATANG PISANG (Musa Paradisiaca Linn) TERHADAP

KECEPATAN PENYEMBUHAN LUKA BAKAR DERAJAT II


DANGKAL PADA TIKUS PUTIH (Rattus Norvergicus)
(Sebuah Studi di Prodi Keperawatan, STIKes Bhakti Mulia Pare Kediri)
Nanang Muhibuddin
Dosen STIKes Bhakti Mulia Pare Kediri Program Studi S1 Keperawatan
Junianto F
Dosen STIKes Bhakti Mulia Pare Kediri Program Studi S1 Keperawatan
Abdurrohman
Mahasiswa STIKes Bhakti Mulia Pare Kediri Program Studi S1 Keperawatan
Abstract : Burn is an injury that is quite often encountered by all of people, the
majority Wounds leave scars that are very disturbing one's appearance, and the
therapy is very banana gum helpful accelerate wound healing.
In this research using a true experimental research design with post-test design.
The sample in this research rats that meet the inclusion and exclusion criteria
using quota sampling technique as much as 20 head, with 15 head treatment with
a dose of 0.5 g, 1 g, 2 g and 5 heads as control. Samples that do therapy or no
therapy was observation to accelerate healing of burns until day 12. Test data is
then do using ANOVA effect.
Before the therapy 100% samples have not experienced the speed healing of burns
in the first 24 hours. Healing burns completely in the treatment group occurred 8
days and counting until day 10 as much as 100%. In the control group until day
12, there was one sample that Keith recover completely.
Based on ANOVA statistical test with a significance level of p (0.05) showed
a mean value of p 0.00 p <0.05. From the results of these data showed that HI is
accepted which means the influence of banana stem sap giving to speed the
healing of shallow second-degree burns on white mouse.
See the influence of banana stem sapis hoped that the reader not found a solution
to overcome the burns, can use banana gum to overcome burns.
Keywords: banana gum, burn speed, white mouse.

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Luka bakar merupakan cedera
yang cukup sering dihadapi oleh
masyarakat. Luka bakar bisa terjadi
karena disengaja maupun tidak
disengaja akibat kecerobohan manusia
itu sendiri yang mengakibatkan
munculnya masalah adanya luka bakar,
sehingga membutuhkan penanganan,
perawatan dan pengobatan dengan

biaya yang dibutuhkan juga cukup


mahal. Percepatan penyembuhan luka
bakar bisa dilakukan dengan pemberian
antibiotik dan penanganan yang tepat.
Akan tetapi banyak paradigma yang
kurang tepat terhadap penanganan luka,
sehingga mengakibatkan luka bakar
menjadi lebih parah, luka bakar juga
dapat menyebabkan masalah psikologis

Pengaruh Getah Batang Pisang (Musa Paradisiaca Linn) terhadap Kecepatan Penyembuhan Luka Bakar Derajat II
Dangkal pada Tikus Putih (Rattus Norvergicus)

yaitu distress emosional (trauma) dan


psikologis yang berat dikarenakan
cacat akibat luka bakar dan bekas luka
(scar). Berdasarkan yang terjadi di
masyarakat sebelum dibawa ke balai
pengobatan, masyarakat menggunakan
kecap, mentega, oli, pasta gigi dan
salah satu obat alami adalah getah
batang pisang sebagai pilihan utama
pengobatan. Pasta gigi bisa
memberikan rasa dingin pada luka,
akan tetapi pasta gigi belum tentu
steril, padahal luka bakar merupakan
luka yang terbuka, sehingga
memudahkan kuman masuk kedalam
lapisan kulit dan menyebabkan infeksi.
Luka bakar yang telanjur infeksi, akan
menghambat proses penyembuhan dan
hampir selalu berujung kecacatan,
Selain kecacatan parut pada kulit, juga
tumbuh keloid, atau tekstur kulit yang
tumbuh tidak normal. Agar
penyembuhan luka bakar berlangsung
normal, infeksi tidak boleh terjadi.
Penyembuhan luka jenis apa pun
memerlukan sterilitas, Sehingga
lukapun sembuh sempurna dan tidak
menyisakan kecacatan kulit.
Berdasarkan catatan WHO luka bakar
menyebabkan 195.000 kematian/tahun
di seluruh dunia terutama di negara
miskin dan berkembang. Luka bakar yg
tidak menyebabkan kematian pun
ternyata menimbulkan kecacatan pada
penderitanya. Wanita di ASEAN
memiliki tingkat terkena luka bakar
lebih tinggi dari wilayah lainnya,
dimana 27%nya berkontribusi
menyebabkan kematian di seluruh
dunia, dan hampir 70%nya merupakan
penyebab kematian di Asia Tenggara.
Luka bakar terutama terjadi di rumah
dan di tempat kerja yg seharusnya bisa
dicegah sebelum terjadi. Data statistik
lain dari unit pelayanan khusus RSUPN
Cipto Mangunkusumo Jakarta, mei
2010 menunjukkan bahwa dari 156
penderita didapat angka mortalitas 43
kasus (27,6%), penyebab tersering

adalah api sebanyak 86 kasus (55,1%)


dan terjadi di rumah 112 kasus
(72,4%). Di mana luka bakar derajat II
paling banyak ditemukan 119 kasus
(76,9%) dengan luas terbanyak 27%.
Luka bakar derajat II jarang
menyebabkan kematian, akan tetapi
luka bakar derajat II yang luasnya lebih
dari 20% mempunyai berbagai
komplikasi seperti shock, infeksi,
ketidak seimbangan elektrolit
(inbalance elektrolit) dan masalah
distress pernapasan dan tidak jarang
bahkan dapat menimbulkan kematian
(Kristanto, 2005).
Berdasarkan studi pendahuluan
penelitian pada tanggal 1 Desember
2012 bagian tanaman pohon pisang
yang bermanfaat sebagai obat pada
umumnya adalah getahnya. Belum
diketahui secara pasti kandungan kimia
pada getah pisang tersebut. Setelah
dilakukan uji laboratorium pada
tanggal 19 Desember 2012 di
Laboratorium Universitas
Muhammadiyah Malang, getah pisang
mengandung senyawa Saponin,
Antrakuinon, Kuinon, Alkaloid,
Flavonoid, Tanin, Ascorbic acid,
Dimana kegunaan kandungan itu antara
lain: (1) Saponin mengandung
antibiotik yang dapat mempercepat
penyembuhan luka karena menghambat
pertumbuhan bakteri (Priosoeryanto,
2006). (2) Antrokuinon menghilangkan
rasa sakit dan antibiotik dan mampu
merangkan terbentuknya sel baru pada
kulit (3) Kuinon berguna sebagai
antibiotik dan penghilang rasa sakit. (4)
Alkaloid mempunyai sifat mengandung
atom nitrogen yang umumnya berasal
dari asam amino (Anonim, 2009). (5)
Flavonoid berperan sebagai anti
inflamasi (anti radang) berperan
sebagai anti oksidan dan membantu
mengurangi rasa sakit (analgesik)
(Hustiantara, 2002). (6) Tanin adalah
polifenol tanaman yang berfungsi
mengikat dan mengendapkan protein.

Pengaruh Getah Batang Pisang (Musa Paradisiaca Linn) terhadap Kecepatan Penyembuhan Luka Bakar Derajat II
Dangkal pada Tikus Putih (Rattus Norvergicus)

(Hestianing, 2011). (7) Ascorbic acid


berguna untuk menjaga kekuatan
jaringan ikat (yang berfungsi
mempercepat penyembuhan luka, luka
bakar, serta patah tulang) (Anita
fauziah, 2009).
Luka bakar dapat beraneka ragam dan
memiliki penanganan yang berbeda
tergantung jenis jaringan yang terkena
luka bakar, tingkat keparahan, dan
komplikasi yang terjadi akibat luka
tersebut. Kurangnya pengetahuan
masyarakat tentang luka bakar dapat
menimbulkan paradigma yang salah
dalam penanganan luka bakar. Hal ini
menyebabkan penanganan luka bakar
kurang tepat. Sehingga Luka bakar
dapat merusak jaringan otot, tulang,
pembuluh darah dan jaringan epidermal
yang mengakibatkan kerusakan yang
berada di tempat yang lebih dalam dari
akhir sistem persarafan. luka bakar
dapat juga menyebabkan masalah
psikologis yaitu distress emosional
(trauma) dan psikologis yang berat
dikarenakan cacat akibat luka bakar
dan bekas luka (scar). Akibat luka
bakar yang berbentuk fisik, yang
dialami seseorang dapat berupa macam
komplikasi yang fatal termasuk
diantaranya adalah kondisi shock,
infeksi, ketidak seimbangan elektrolit
(inbalance elektrolit) dan masalah
distress pernapasan dan tidak jarang
bahkan dapat menimbulkan kematian.
(Smeltzer & Bare, 2004).
Penanganan masalah dan tindakan
perawatan yang dibutuhkan dalam
proses penyembuhan luka bakar
mencakup pembersihan luka, tindakan
nekrotomi, debridemen, dan pemberian
antibiotik topikal serta pembalutan.
Salah satu tanaman tradisional yang
mengandung antibiotik adalah
tananman pisang. Sehingga tanaman
pisang dapat dijadikan alternatif yang
dapat digunakan dalam penanganan
luka bakar terutama bagi masyarakat
awam. (Loka, 2006).

Berdasarkan uraian diatas maka


peneliti tertarik untuk melakukan
penelitian tentang pengaruh getah
batang pisang (Musa Paradisiaca Linn)
terhadap kecepatan penyembuhan luka
bakar derajat II dangkal pada tikus
putih (Rattus Norvergicus) di
Laboratorium Kimia Universitas
Muhammadiyah Malang.
TUJUAN PENELITIAN
Tujuan Umum
Membuktikan pengaruh getah batang
pisang (Musa Paradisiaca Linn)
terhadap kecepatan penyembuhan luka
bakar derajat II dangkal pada tikus
putih (Rattus Norvergicus).
Tujuan Khusus
1. Mengidentifikasi kandungan getah
pisang (Musa Paradisiaca Linn).
2. Mengidentifikasi kecepatan
penyembuhan luka pada kelompok
perlakuan.
3. Menganalisis pengaruh getah
pisang (Musa Paradisiaca Linn)
terhadap kecepatan penyembuhan
luka bakar derajat II dangkal pada
tikus putih (Rattus Norvergicus) di
Laboratorium Kimia Universitas
Muhammadiyah Malang.
MANFAAT PENELITIAN
1. Bagi Instansi
Sebagai sumber ilmu dan informasi
untuk meningkatkan ilmu
pengetahuan yang telah didapat,
baik dari kampus maupun dari
masyarakat secara langsung.
2. Bagi Profesi Keperawatan
Untuk mengetahui perkembangan
pengobatan, sehingga dapat
digunakan sebagai acuan untuk
kemudian diterapkan kehidupan
sehari-hari.
3. Bagi Masyarakat / Klien.
Penelitian ini dapat dipakai sebagai
sumber data aktual untuk dijadikan
indikator pemecahan masalah
kesehatan yang terjadi di

Pengaruh Getah Batang Pisang (Musa Paradisiaca Linn) terhadap Kecepatan Penyembuhan Luka Bakar Derajat II
Dangkal pada Tikus Putih (Rattus Norvergicus)

masyarakat guna mengambil


langkah-langkah, khususnya yang
berhubungan dengan penyembuhan
luka.
4. Bagi Peneliti
Dengan diadakannya penelitian ini,
maka peneliti akan mengetahui
khasiat getah batang pisang (Musa
Paradisiaca Linn) sebagai obat
dalam penyembuhan luka bakar
derajat II dangkal pada tikus putih
(Rattus Norvergicus).
JENIS DAN RANCANGAN
PENELITIAN
Metode penelitian adalah suatu
cara untuk memperoleh kebenaran ilmu
pengetahuan atau pemecahan suatu
masalah dengan menggunakan metode
ilmiah (Notoatmodjo, 2010).
Desain penelitian adalah sesuatu yang
sangat penting dalam penelitian, yang
memungkinkan pemaksimalan control
beberapa faktor yang bisa
mempengaruhi akurasi suatu hasil.
Istilah desain penelitian digunakan
dalam dua hal, pertama, desain
penelitian merupakan suatu strategi
penelitian dalam mengidentifikasi
permasalahan sebelum perencanaan
akhir pengumpulan data, dan kedua,
desain penelitian digunakan untuk
mendefinisikan struktur dimana
penelitian yang akan dilaksanakan
(Nursalam, 2008). Dalam penelitian ini
menggunakan desain penelitian true
eksperimental dengan desain pasca test
dengan pemilihan karena berupaya
mengungkapkan pengaruh pengaruh
getah batang pisang (Musa Paradisiaca
Linn) terhadap kecepatan
penyembuhan luka bakar derajat II
dangkal pada tikus putih (Rattus
Norvergicus). Kelompok eksperimental
diberi perlakuan sedangkan kelompok
kontrol tidak. Pengukuran hanya
dilakukan setelah pemberian perlakuan
selesai (Nursalam, 2008).
Rancangan penelitian True

eksperimental
Subyek Pra Perlakuan Post
R - I O
R - - O
Keterangan :
R : Random (acak)
I : Intervensi (pemberian getah pisang
(Musa Paradisiaca Linn)
O : Observasi penyembuhan luka
bakar derajat II dangkal
HASIL PENELITIAN
DATA UMUM
Distribusi Penilaian Penyembuhan
Berdasarkan Hari Ke-1
No Kelompok
Skor
Hari ke-1
1 Dosis 0,5g 5
2 Dosis 1g 5
3 Dosis 2g 5
4 Kontrol 5
Dari diagram di atas menunjukkan
bahwa untuk kelompok tikus putih
yang diberi perlakuan getah batang
pisang pada hari pertamadengan dosis
0,5 gramuntuk nilai skor penyembuhan
luka 5, sedangkan kelompok tikus putih
yang diberi perlakuan getah batang
pisang 1 gram adalah 5, dan untuk
kelompok tikus putih yang diberi
perlakuan getah batang pisang 2 gram
adalah 5. Pada kelompok kontrol tanpa
diberi getah batang pisang skor
penyembuhan luka adalah 5
Distribusi Penilaian Penyembuhan
Berdasarkan Hari Ke-2
No Kelompok
Skor
Hari ke-2
1 Dosis 0,5g 7,8
2 Dosis 1g 7,8
3 Dosis 2g 8,6
4 Kontrol 6,6
Dari diagram di atas menunjukkan
bahwa untuk kelompok tikus putih
yang diberi perlakuan getah batang
pisang pada hari kedua dengan dosis
0,5 gram untuk nilai skor penyembuhan

Pengaruh Getah Batang Pisang (Musa Paradisiaca Linn) terhadap Kecepatan Penyembuhan Luka Bakar Derajat II
Dangkal pada Tikus Putih (Rattus Norvergicus)

luka 7,8, sedangkan kelompok tikus


putih yang diberi perlakuan getah
batang pisang 1 gram adalah 7,8, dan
untuk kelompok tikus putih yang diberi
perlakuan getah batang pisang 2 gram
adalah 8,6. Pada kelompok kontrol
tanpa diberi getah batang pisang skor
penyembuhan luka adalah 6,6.
Distribusi Penilaian Penyembuhan
Berdasarkan Hari Ke-3
No Kelompok
Skor
Hari ke-3
1 Dosis 0,5g 11,8
2 Dosis 1g 12,2
3 Dosis 2g 11,6
4 Kontrol 7,8
Dari diagram di atas menunjukkan
bahwa untuk kelompok tikus putih
yang diberi perlakuan getah batang
pisang pada hari ketiga dengan dosis
0,5 gram untuk nilai skor penyembuhan
luka 11,6 , sedangkan kelompok tikus
putih yang diberi perlakuan getah
batang pisang 1 gram adalah 10,8, dan
untuk kelompok tikus putih yang diberi
perlakuan getah batang pisang 2 gram
adalah 10,2. Pada kelompok kontrol
tanpa diberi getah batang pisang skor
penyembuhan luka adalah 9,8.
Distribusi Penilaian Penyembuhan
Berdasarkan Hari Ke-4
No Kelompok
Skor
Hari ke-4
1 Dosis 0,5g 13,8
2 Dosis 1g 14,4
3 Dosis 2g 13,2
4 Kontrol 10,8
Dari diagram di atas menunjukkan
bahwa untuk kelompok tikus putih
yang diberi perlakuan getah batang
pisang pada hari keempat dengan dosis
0,5 gram untuk nilai skor penyembuhan
luka 13,8 , sedangkan kelompok tikus
putih yang diberi perlakuan getah
batang pisang 1 gram adalah 14,4 dan
untuk kelompok tikus putih yang diberi
perlakuan getah batang pisang 2 gram

adalah 13,2. Pada kelompok kontrol


tanpa diberi getah batang pisang skor
penyembuhan luka adalah 10,8.
Distribusi Penilaian Penyembuhan
Berdasarkan Hari Ke-5
No Kelompok
Skor
Hari ke-5
1 Dosis 0,5g 16
2 Dosis 1g 15,8
3 Dosis 2g 16
4 Kontrol 13,8
Dari diagram di atas menunjukkan
bahwa untuk kelompok tikus putih
yang diberi perlakuan getah batang
pisang pada hari kelima dengan dosis
0,5 gram untuk nilai skor penyembuhan
luka 16, sedangkan kelompok tikus
putih yang diberi perlakuan getah
batang pisang 1 gram adalah 15,8 dan
untuk kelompok tikus putih yang diberi
perlakuan getah batang pisang 2 gram
adalah 16. Pada kelompok kontrol
tanpa diberi getah batang pisang skor
penyembuhan luka adalah 13,8
Distribusi Penilaian Penyembuhan
Berdasarkan Hari Ke-6
No Kelompok
Skor
Hari ke-6
1 Dosis 0,5g 17,8
2 Dosis 1g 18,4
3 Dosis 2g 18,6
4 Kontrol 15,4
Dari diagram di atas menunjukkan
bahwa untuk kelompok tikus putih
yang diberi perlakuan getah batang
pisang pada hari keenam dengan dosis
0,5 gram untuk nilai skor penyembuhan
luka 17,8, sedangkan kelompok tikus
putih yang diberi perlakuan getah
batang pisang 1 gram adalah 18,4 dan
untuk kelompok tikus putih yang diberi
perlakuan getah batang pisang 2 gram
adalah 18,6. Pada kelompok kontrol
tanpa diberi getah batang pisang skor
penyembuhan luka adalah 15,4.

Pengaruh Getah Batang Pisang (Musa Paradisiaca Linn) terhadap Kecepatan Penyembuhan Luka Bakar Derajat II
Dangkal pada Tikus Putih (Rattus Norvergicus)

JURNAL SKRIPSI S1
KEPERAWATAN STIKes Bhakti Mulia
Pare Kediri
7 ABDURROHMAN
NIM : 074 100
033
Distribusi Penilaian Penyembuhan
Berdasarkan Hari Ke-7
No Kelompok
Skor
Hari ke-7
1 Dosis 0,5g 19,6
2 Dosis 1g 19,6
3 Dosis 2g 19,8
4 Kontrol 16,4
Dari diagram di atas menunjukkan
bahwa untuk kelompok tikus putih
yang diberi perlakuan getah batang
pisang pada hari ketujuh dengan dosis
0,5 gram untuk nilai skor penyembuhan
luka 19,6 , sedangkan kelompok tikus
putih yang diberi perlakuan getah
batang pisang 1 gram adalah 19,6 dan
untuk kelompok tikus putih yang diberi
perlakuan getah batang pisang 2 gram
adalah 19,8. Pada kelompok kontrol
tanpa diberi getah batang pisang skor
penyembuhan luka adalah 16,4.
Distribusi Penilaian Penyembuhan
Berdasarkan Hari Ke-8
No Kelompok
Skor
Hari ke-8
1 Dosis 0,5g 20,6
2 Dosis 1g 20,6
3 Dosis 2g 20,8
4 Kontrol 16,4
Dari diagram di atas menunjukkan
bahwa untuk kelompok tikus putih
yang diberi perlakuan getah batang
pisang pada hari kedelapan dengan
dosis 0,5 gram untuk nilai skor
penyembuhan luka 20,6, sedangkan
kelompok tikus putih yang diberi
perlakuan getah batang pisang 1 gram
adalah 20,6 dan untuk kelompok tikus
putih yang diberi perlakuan getah
batang pisang 2 gram adalah 20,8. Pada
kelompok kontrol tanpa diberi getah
batang pisang skor penyembuhan luka

adalah 16,4.
Distribusi Penilaian Penyembuhan
Berdasarkan Hari Ke-9
No Kelompok
Skor
Hari ke-9
1 Dosis 0,5g 20,8
2 Dosis 1g 20,8
3 Dosis 2g 21
4 Kontrol 15,8
Dari diagram di atas menunjukkan
bahwa untuk kelompok tikus putih
yang diberi perlakuan getah batang
pisang pada hari pertama dengan dosis
0,5 gram untuk nilai skor penyembuhan
luka 20,8, sedangkan kelompok tikus
putih yang diberi perlakuan getah
batang pisang 1 gram adalah 20,8 dan
untuk kelompok tikus putih yang diberi
perlakuan getah batang pisang 2 gram
adalah 21. Pada kelompok kontrol
tanpa diberi getah batang pisang skor
penyembuhan luka adalah 15,8
Distribusi Penilaian Penyembuhan
Berdasarkan Hari Ke-10
No Kelompok
Skor
Hari ke-10
1 Dosis 0,5g 21
2 Dosis 1g 21
3 Dosis 2g 21
4 Kontrol 19,4
Dari diagram di atas menunjukkan
bahwa untuk kelompok tikus putih
yang diberi perlakuan getah batang
pisang pada hari kesepuluh dengan
dosis 0,5 gram untuk nilai skor
penyembuhan luka 21, sedangkan
kelompok tikus putih yang diberi
perlakuan getah batang pisang 1 gram
adalah 21, dan untuk kelompok tikus
putih yang diberi perlakuan getah
batang pisang 2 gram adalah 21. Pada
kelompok kontrol tanpa diberi getah
batang pisang skor penyembuhan luka
adalah 19,4

Pengaruh Getah Batang Pisang (Musa Paradisiaca Linn) terhadap Kecepatan Penyembuhan Luka Bakar Derajat II
Dangkal pada Tikus Putih (Rattus Norvergicus)

Distribusi Penilaian Penyembuhan


Berdasarkan Hari Ke-11
No Kelompok
Skor
Hari ke-11
1 Dosis 0,5g 21
2 Dosis 1g 21
3 Dosis 2g 21
4 Kontrol 20,2
Dari diagram di atas menunjukkan
bahwa untuk kelompok tikus putih
yang diberi perlakuan getah batang
pisang pada hari kesebelas dengan
dosis 0,5 gram untuk nilai skor
penyembuhan luka 21, sedangkan
kelompok tikus putih yang diberi
perlakuan getah batang pisang 1 gram
adalah 21, dan untuk kelompok tikus
putih yang diberi perlakuan getah
batang pisang 2 gram adalah 21. Pada
kelompok kontrol tanpa diberi getah
batang pisang skor penyembuhan luka
adalah 20,2
Distribusi Penilaian Penyembuhan
Berdasarkan Hari Ke-12
No Kelompok
Skor
Hari ke-12
1 Dosis 0,5g 21
2 Dosis 1g 21
3 Dosis 2g 21
4 Kontrol 21
Dari diagram di atas menunjukkan
bahwa untuk kelompok tikus putih
yang diberi perlakuan getah batang
pisang pada hari kesepuluh dengan
dosis 0,5 gram untuk nilai skor
penyembuhan luka 21, sedangkan
kelompok tikus putih yang diberi
perlakuan getah batang pisang 1 gram
adalah 21, dan untuk kelompok tikus
putih yang diberi perlakuan getah
batang pisang 2 gram adalah 21. Pada
kelompok kontrol tanpa diberi getah
batang pisang skor penyembuhan luka
adalah 21
DATA KHUSUS
Distribusi Penilaian Penyembuhan
Luka Berdasarkan Kelompok

Perlakukan Dosis Getah Batang


Pisang 0,5 gram
Dosis Getah
Batang
Pisang
Tikus
Perlakuan
Hari Skor %
0,5 gram
1 9 21 100
2 8 21 100
3 9 21 100
4 8 21 100
5 8 21 100
Dari tabel diatas menunjukkan hasil
penilaian penyembuhan luka bakar
derajat II dangkal pada tikus putih
dengan dosis 0,5 gram dimana pada
tikus ke 1 dan tikus ke 3 dikatakan
sembuh pada hari kesembilan,
sedangkan tikus 2,4,5 dikatakan
sembuh pada hari delapan
Distribusi Penilaian Penyembuhan
Luka Berdasarkan Kelompok
Perlakukan Dosis Getah Batang
Pisang 1 gram
Dosis Getah
Batang Pisang
Tikus
Perlakuan
Hari Skor %
1 gram
1 10 21 100
2 9 21 100
3 8 21 100
4 8 21 100
5 8 21 100
Dari tabel diatas menunjukkan hasil
penilaian penyembuhan luka bakar
derajat II dangkal pada tikus putih
dengan dosis 1 gram dimana pada tikus
ke 1 sembuh pada hari kesepuluh, tikus
ke 2 dikatakan sembuh pada hari
kesembilan, sedangkan tikus 3,4,5
dikatakan sembuh pada hari delapan

Pengaruh Getah Batang Pisang (Musa Paradisiaca Linn) terhadap Kecepatan Penyembuhan Luka Bakar Derajat II
Dangkal pada Tikus Putih (Rattus Norvergicus)

Distribusi Penilaian Penyembuhan


Luka Berdasarkan Kelompok
Perlakukan Dosis Getah Batang
Pisang 2 gram
Dosis Getah
Batang Pisang
Tikus
Perlakuan
Hari Skor %
2 gram
1 8 21 100
2 9 21 100
3 8 21 100
4 8 21 100
5 8 21 100
Dari tabel diatas menunjukkan hasil
penilaian penyembuhan luka bakar
derajat II dangkal pada tikus putih
dengan dosis 2 gram dimana pada tikus
ke 1, 3, 4 dan 5 sembuh pada hari
kedelapan, tikus ke 2 dikatakan sembuh
pada hari kesembilan
Distribusi Penilaian Penyembuhan
Luka Berdasarkan Kelompok
Kontrol
Dosis Getah
Batang Pisang
Tikus
Perlakuan
Hari Skor %
Kontrol
1 11 21 100
2 11 21 100
3 11 21 100
4 12 21 100
5 11 21 100
Dari tabel diatas menunjukkan hasil
penilaian penyembuhan luka bakar
derajat II dangkal pada tikus putih
kelompok kontrol dimana pada tikus
ke 1, 2, 3, dan 5 sembuh pada hari
sebelas, tikus ke 4 dikatakan sembuh
pada hari duabelas
Distribusi Kecepatan Penyembuhan
Luka
Lama
Penyembuhan
(Hari)
Kelompok

Dosis 0,5 Dosis 1 Dosis 2 Kontrol


S % TS % S % TS % S % TS % S
% TS %
8 3 15 2 10 3 15 2 10 4 20 1 5 0 0
5 25
9 5 25 0 0 4 20 1 5 5 25 0 0 0 0 5
25
10 0 0 0 0 5 25 0 0 0 0 0 0 0 0 5
25
11 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 4 20 1
5
12 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 5 25 0
0
Total 8 40 2 10 12 60 3 15 9 45 1 5
9 45 16 80
Berdasarkan data tabel di atas
menunjukkan hasil penelitian kecepatan
penyembuhan penyembuhan luka bakar
derajat II dangkal pada tikus putih,
dimana kecepatan penyembuhan luka
bakar derajat II dangkal pada hari
delapan tikus putih yang dinyatakan
sembuh paling cepat sebanyak 10 ekor
(50 %), sedangkan tikus putih yang
sembuh lambat selama 12 hari
sebanyak1 ekor (5%).
Analisis Hasil Uji Statistik Penelitian
Analisis dari hasil penelitian ini
dilakukan denga menggunakan Uji
Statistik ANOVAdidapat hasil
signifikan p =0,000 < = 0,05, yang
berarti getah batang pisangberpengaruh
terhadap penyembuhan luka bakar
derajat II dangkal pada tikus putih
(Rattus Norvergicus).
PEMBAHASAN
Kecepatan Penyembuhan Luka
Bakar Derajat II Dangkal Pada
Kelompok Perlakuan
Dari hasil analisis dan
intrepretasi data yang dilakukan pada 5
ekor tikus dengan perlakuan pemberian
getah batang pisang menunjukkan hasil
penilaian penyembuhan luka bakar
derajat II dangkal pada tikus putih
dengan dosis 0,5 gram dimana pada
tikus ke 1 dan tikus ke 3 dikatakan

Pengaruh Getah Batang Pisang (Musa Paradisiaca Linn) terhadap Kecepatan Penyembuhan Luka Bakar Derajat II
Dangkal pada Tikus Putih (Rattus Norvergicus)

sembuh pada hari kesembilan,


sedangkan tikus 2,4,5 dikatakan
sembuh pada hari delapan
Dari hasil penelitian menunjukkan
bahwa penyembuhan luka bakar derajat
II dangkal pada tikus putih dengan
perlakuan pemberian getah batang
pisang dosis 1 gram dimana pada tikus
ke 1 sembuh pada hari kesepuluh, tikus
ke 2 dikatakan sembuh pada hari
kesembilan, sedangkan tikus 3,4,5
dikatakan sembuh pada hari delapan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa
penyembuhan luka bakar derajat II
dangkal pada tikus putih dengan
perlakuan pemberian getah batang
pisang dosis 2 gram dimana pada tikus
ke 1, 3, 4 dan 5 sembuh pada hari
kedelapan, tikus ke 2 dikatakan sembuh
pada hari kesembilan.
Fase penyembuhan luka bakar berentang
dari terjadinya luka bakar sampai 3-4
hari pascaluka bakar. Dalam fase ini
terjadi perubahan vaskular dan
proliferasi selular. Pembuluh darah
yang terputus pada luka akan
menyebabkan perdarahan dan tubuh
akan berusaha menghentikannya
dengan vasokontriksi, pengerutan ujung
pembuluh darah yang putus (retraksi),
dan reaksi hemostasis. Hemostasis
terjadi karena trombosit yang keluar
dari pembuluh darah saling melengket
dan bersama jala fibrin yang terbentuk
membekukan darah yang keluar dari
pembuluh darah. Sementara itu, terjadi
reaksi inflamasi (Sjamsuhidajat, 2004).
Tanaman pisang mempunyai banyak
kasiat, namun tak banyak orang tahu
multimanfaat dari tanaman ini.
Misalnya, getah dari batang pisang ini
cukup ampuh sebagai obat luka
terutama luka akibat senjata tajam dan
luka bakar. Juga bisa menghentikan
perdarahan dan mempercepat proses
merapatnya bagian yang terkena luka
(Ahmad, 2006).
Hasil penelitian ini menunjukkan luka
bakar yang ada pada tikus putih dapat

sembuh dengan cepat setelah diberi


getah batang pisang, luka bakar yang
diberi perlakuan dosis 0,5gr, 1gr atau
2gr dapat berdampak pada kecepatan
penyembuhan luka, penting kita
perhatikan untuk penanganan luka
bakar yang tepat terutama pada awal
proses penyembuhan luka yaitu pada
masa inflamasi dapat lebih cepat
tebentuk setelah diberi getah batang
pisang. Dari analisis hasil penelitian
terbukti bahwa dengan dosis getah
batang pisang terjadi kecepatan
penyembuhan luka bakar. Hal tersebut
menunjukkan bahwa getah batang
pisang terbukti memiliki efek dalam
mempercepat penyembuhan luka bakar.
Hal tersebut dapat terjadi dikarenakan
pada masing-masing tikus tidak
mengalami penyembuhan secara
bersamaan karena beberapa faktor dari
nutrisi yang dikonsumsi. Hal tersebut
juga dapat dilihat dengan ada sebagian
makanan yang tumpah dan juga tidak
dihabiskan. Selain itu disebabkan
karena beberapa pengaruh baik genetik
maupun kebutuhan nutrisi tikus dan
kekebalan tubuh terhadap percepatan
dalam perbaikan sel. Penyembuhan
luka bakar disebabkan pula adanya
pemberian dosis yang kurang tepat dan
tidak sesuai dengan ukuran yang telah
ditetapkan sebelumnya.
Prosedur perawatan luka juga sangat
berpengaruh pada proses penyembuhan
luka, mengingat jumlah sampel yang
dirawat adalah 20 ekor tikus putih,
kemungkinan pengurangan kesterilan
alat bisa saja terjadi. Dimana hal
tersebut dapat mempengaruhi tingkat
kontaminasi kuman pada luka. Namun
sudah diusahakan sebaik mungkin
untuk menjaga kesterilan alat yang
digunakan, sehingga kemungkinan
kontaminasi dapat diminimalkan.
Dosis yang digunakan juga
berpengaruh terhadap proses
penyembuhan luka bakar. Penentuan
dosis bisa saja kurang tepat dalam

Pengaruh Getah Batang Pisang (Musa Paradisiaca Linn) terhadap Kecepatan Penyembuhan Luka Bakar Derajat II
Dangkal pada Tikus Putih (Rattus Norvergicus)

penelitian ini, karena ditentukan


dengan jumlah sampel yang terbatas
sampel pada saat melakukan intervernsi
terhadap hewan uji. Masing-masing
dosis yang diberikan pada tikus
memberi pengaruh kecepatan
peenyembuhan luka bakar, yaitu dosis
2 gr lebih cepat sembuh dibandingkan
dengan dosis 1 gr atau dosis 0,5 gr.
Kecepatan Penyembuhan Luka
Bakar Derajat II Dangkal Pada
Kelompok Kontrol
Dari hasil penelitian menunjukkan
bahwa penyembuhan luka bakar derajat
II dangkal pada tikus putih
menunjukkan hasil penilaian
penyembuhan luka bakar derajat II
dangkal pada tikus putih kelompok
kontrol dimana pada tikus ke 1, 2, 3,
dan 5 sembuh pada hari sebelas, tikus
ke 4 dikatakan sembuh pada hari
duabelas.
Epitel tepi luka yang terdiri atas sel
basal terlepas dari dasarnya dan
berpindah mengisi permukaan luka.
Tempatnya kemudian diisi oleh sel
baru yang terbentuk dari proses
mitosis. Proses migrasi hanya terjadi ke
arah yang lebih rendah atau datar.
Proses ini baru berhenti setelah epitel
yang menyentuh dan menutup seluruh
permukaan luka. Dengan tertutupnya
permukaan luka, proses fibroblastik
dengan pembentukan jaringan
granulasi akan berhenti dan mulai
proses pematangan dalam fase
penyudahan (Sjamsuhidajat, 2004).
Hasil penelitian terhadap kelompok
kontrol dalam penelitian ini bahwa
tikus yang tidak diberi dosis getah
batang tanaman pisang, sembuh selama
12 hari, hal ini membuktikan bahwa
luka bakar yang tidak diberi dosis getah
tanaman pisang sembuh lebih lama,
begitu pula sebaliknya. Selain itu hasil
penelitian ini juga menunjukkan bahwa
tikus kelompok kontrol proses
penyembuhan luka bakarnya terjadi
secara spontan dengan proses

fibroblastik dan pembentukan jaringan


granulasi mulai proses pematangan
dalam fase penyembuhan namun
berjalan lebih lambat.
Selain itu pemberian getah batang
pisang juga berpengaruh pada
vaskularisasi yang baik sangat
diperlukan terutama pada masa awal
penyembuhan luka yaitu masa
inflamasi. Dimana faktor ini tidak bisa
dikendalikan karena tidak dapat
diperiksa secara langsung tanpa
bantuan peralatan khusus, sistem imun
yang dimiliki tikus putih juga
berpengaruh dalam proses
penyembuhan luka. Masing-masing
sampel memiliki kekebalan tubuh yang
berbeda dalam merespon adanya
bakteri dan kuman pada luka untuk
mencegah terjadinya infeksi. Dimana
faktor ini sulit dikendalikan karena
membutuhkan pemeriksaan lebih
lanjut. Sehingga proses penyembuhan
luka berbeda pada masing-masing
sampel.
Luka bakar Derajat II dangkal dalam
penelitian ini penyembuhan pada
kelompok konrol terjadi pada hari ke
12, hal ini disebabkan pada hari ke 12
kerusakan mengenai bagian superfisial
dari dermis mulai baik dan organ kulit
juga mulai membaik, karena pada
waktu 12 hari penyembuhan luka bakar
derjat II dangkal terjadi secara spontan.
Pengaruh Getah Batang Pisang
(Musa Paradisiaca Linn) Terhadap
Kecepatan Penyembuhan Luka
Bakar Derajat II Dangkal Pada
Tikus Putih (Rattus Norvergicus)
Analisis dari hasil penelitian ini
dilakukan denga menggunakan Uji
Statistik ANOVA didapat hasil
signifikan p = 0,000 < = 0,05, yang
berarti getah batang pisang
berpengaruh terhadap penyembuhan
luka bakar derajat II dangkal pada pada
tikus putih (Rattus Norvegicus).
Hasil observasi kecepatan
penyembuhan luka bakar derajat II

Pengaruh Getah Batang Pisang (Musa Paradisiaca Linn) terhadap Kecepatan Penyembuhan Luka Bakar Derajat II
Dangkal pada Tikus Putih (Rattus Norvergicus)

10

dangkal pada tikus putih menunjukkan


nilai signifikan, maka Ho ditolak yang
berarti ada pengaruh getah batang
pisang (musa paradisiaca linn)
terhadap kecepatan penyembuhan luka
bakar derajat II dangkal pada tikus
putih (rattus norvergicus).
Penyembuhan luka bakar terdiri
beberapa fase sebagai berikut : (1) Fase
Inflamasi, Fase inflamasi mempunyai
berentang dari terjadinya luka bakar
sampai 3-4 hari pascaluka bakar.
Dalam fase ini terjadi perubahan
vaskular dan proliferasi selular.
Terbentuk membekukan darah yang
keluar dari pembuluh darah. Sementara
itu, terjadi reaksi inflamasi (2) Fase
Fibroblastik (Proliferasi), Fase ini
timbul sebukan fibroblast yang
membentuk kolagen yang tampak
secara klinis sebagai jaringan yang
berwarna kemerahan, tepi luka yang
terdiri atas sel basal terlepas dari
dasarnya dan berpindah mengisi
permukaan luka. Proses ini baru
berhenti setelah epitel yang menyentuh
dan menutup seluruh permukaan luka.
Dengan tertutupnya permukaan luka,
proses fibroblastik dengan
pembentukan jaringan granulasi akan
berhenti dan mulai proses pematangan
dalam fase penyudahan (3) Fase
Maturasi (Penyudahan / Remodelling),
Pada fase ini terjadi proses pematangan
yang terdiri atas penyerapan kembali
jaringan yang berlebih, pengerutan
sesuai dengan gaya gravitasi, dan
akhirnya perupaan kembali jaringan
yang baru terbentuk (Sjamsuhidajat,
2004).
Hasil penelitian yang dilakukan antara
tikus kelompok kontrol dan tikus
kelompok perlakuan menunjukkan luka
bakar tikus perlakukan lebih cepat dari
pada tikus kontrol, sehingga peneliti
berkesimpulan luka bakar lebih cepat
sembuh bila diberi getah batang pisang
dibandingkan bila tidak diberi getah
batang pisang. Selain itu jumlah dosis

yang diberikan pada kelompok tikus


perlakuan juga menunjukkan hasil yang
berbeda, artinya perbandingan dosis
yang diberikan efek pada penyembuhan
luka bakar.
Getah batang pisang mempunyai
kemampuan untuk proses
penyembuhan luka khususnya fase
inflamasi sampai fase lanjut, hal ini
terbukti dengan hasil penelitian yaitu
didapatkannya hasil penelitian ada
pengaruh getah batang pisang (musa
paradisiaca linn) terhadap kecepatan
penyembuhan luka bakar derajat II
dangkal pada tikus putih (rattus
norvergicus). Hal ini menunjukkan
bahwa memang benar getah batang
pisang dapat memberi pengaruh pada
proses kecepatan penyembuhan luka
bakar.
KESIMPULAN
1. Pada kelompok perlakuan dengan
getah batang pisang dosis 0,5 gram
tikus 2,4,5 dikatakan sembuh pada hari
kedelapan.
2. Pada kelompok perlakuan dengan getah
batang pisang dosis 1 gram tikus 3,4,5
dikatakan sembuh pada hari kedelapan.
3. Pada kelompok perlakuan dengan getah
batang pisang dosis 2 gram tikus 1, 3,
4 dan 5 dikatakan sembuh pada hari
delapan.
4. Pada kelompok kontrol dari hasil
penelitian menunjukkan bahwa
penyembuhan luka bakar derajat II
dangkal pada tikus putih 1, 2, 3 sembuh
cepat pada hari kesebelas,
5. Berdasarkan hasil uji statistik
ANOVA (One Way Analysis of
Variance) didapat hasil signifikan 0.000
(p < 0,05), Maka hasil penelitian diperoleh
nilai signifikan, dimana Ho ditolak yang
berarti ada pengaruh getah batang pisang
(musa paradisiaca linn) terhadap kecepatan
penyembuhan luka bakar derajat
II dangkal pada tikus putih (rattus
norvergicus).

Pengaruh Getah Batang Pisang (Musa Paradisiaca Linn) terhadap Kecepatan Penyembuhan Luka Bakar Derajat II
Dangkal pada Tikus Putih (Rattus Norvergicus)

11

DAFTAR PUSTAKA
Ahmad. (2006). Pisang Dalam
Kehidupan Manusia.
http://pkukmweb.ukm.my/
ahmad/tugasan/s2 99/a67769.htm
diakses 20 Desember 2012
Loka, N. (2006). Manfaat Getah Batang
Pisang. http://www.kompas.com
diakses tanggal 19 Desember 2012
Moenadjat, Y. 2003. Luka Bakar:
Pengetahuan Klinis Praktis Edisi
Revisi. Jakarta : FKUI Notoatmodjo.
(2010). Metodologi Penelitian
Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.
Nursalam. (2008). Konsep Dan
Penerapan Metodologi Penelitian
Ilmu Keperawatan. Edisi 2. Jakarta:
Salemba Medika.
Priosoeryanto, B. (2006). Penyembuh
Luka di Sekitar
Kita.http://www.kompas.co.id/kesehata
n/news/0307/24/100038.htm diakses 24
Desember 2012
Smeltzer, Suzanne C. (2003). Brunner
& Suddarths Textbook of Medical
Surgical Nursing,8th Edition, Agung
Waluyo (penterjemah). Jakarta : EGC.
Santosa. (2006). Pusat Penelitian Obat
Tradisional. http://lppm.wima.ac.id/
ppot/Abstrak-pen-ppot-web-mikro.html
diakses tanggal 2 Januari 2013.
Samsutin, Yus. (2006). Isolasi,
Identifikasi dan Uji Aktivitas Radikal
Bebas Scavengers Senyawa
Antrakuinon dari Kulit Batang Cassia
multijuga Rich.
http://adln.lib.unair.ac.id diakses
tanggal 30 Desember 2012.
Sjamsuhidajat & Wim. (2004). Buku Ajar
Ilmu Bedah .Edisi 2. Jakarta : EGC
Pengaruh Getah Batang Pisang (Musa Paradisiaca Linn) terhadap Kecepatan Penyembuhan Luka Bakar Derajat II
Dangkal pada Tikus Putih (Rattus Norvergicus)

12

Вам также может понравиться