Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
NPM: 1213210057
Tugas Etika Bisnis
a.
b.
c.
d.
e.
1)
2)
Akan tetapi, Fuad Rahmany selaku ketua Bapepam tidak bersedia untuk menjelaskan
secara lebih detail mengenai praktek konspirasi dalam penyajian laporan keuangan PT
Great River International, Tbk tersebut.
Berdasarkan hal-hal tersebut di atas, melalui Press Release Kasus PT Great
River International, Tbk yang dikeluarkan oleh Bapepam pada tanggal 23 November
2005 dinyatakan bahwa Bapepam pada tanggal 22 Nopember 2005 akan meningkatkan
pemeriksaan atas kasus PT Great River International, Tbk ke tahap Penyidikan.
Sehubungan dengan tindakan penyidikan tersebut, Bapepam telah dan akan
berkoordinasi dengan instansi penegak hukum terkait dalam hal ini adalah Kejaksaan
Tinggi.
f. Tahun 2006
Pada tanggal 29 Maret 2006, ECW Neloe yang saat itu menjabat sebagai
Direktur Utama Bank Mandiri memenuhi panggilan penyidik Kejaksaan Agung untuk
diperiksa terkait kredit macet PT Great River Internasional, Tbk. ECW Neloe diperiksa
dalam dugaan penyimpangan pembelian obligasi PT Great River Internasional, Tbk
oleh Bank Mandiri.
Pada tanggal 17 Mei 2006, yang saat itu menjabat sebagai Presiden Direktur PT
Great River Internasional, Tbk menjadi buronan karena keberadaannya yang tidak
diketahui. Setelah itu, Penyidikan Kejaksaan Agung (Kejagung) mengeluarkan surat
perintah penangkapan.
Pada tanggal 15 Juni 2006, Menteri Keuangan RI ( Menkeu ) mengeluarkan Surat
Keputusan Badan Peradilan Profesi Akuntan Publik (BPPAP) Nomor 002/VI/SKBPPAP/VI/2006 untuk membekukan Akuntan Publik Justinus Aditya Sidharta dari
keanggotaan Ikatan Akuntan Indonesia Kompartemen Akuntan Publik (IAI-KAP). Hal
tersebut juga sesuai dengan Keputusan Menteri Keuangan Nomor 423/KMK.06/2006
tentang Jasa Akuntan Publik sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri
Keuangan Nomor 359/KMK.06/2003 yang menyatakan bahwa akuntan publik akan
dikenakan sanksi pembekuan izin apabila akuntan publik yang bersangkutan mendapat
sanksi pembekuan keanggotaan dari IAI dan atau IAI-KAP.
Sejak tanggal 28 Nopember 2006 Menteri Keuangan telah membekukan izin
Akuntan Publik Justinus Aditya Sidharta selama dua tahun. Sanksi tersebut diberikan
karena Justinus telah terbukti melakukan pelanggaran terhadap Standar Profesi
Akuntan Publik ( SPAP ) berkaitan dengan Laporan Audit atas Laporan Keuangan
Konsolidasi PT Great River International, Tbk tahun 2003. Dan selama izinnya
dibekukan, Justinus dilarang memberikan jasa atestasi (pernyataan pendapat atau
pertimbangan akuntan publik) termasuk audit umum, review, audit kerja dan audit
khusus. Justinus juga dilarang untuk menjadi Pemimpin Rekan atau Pemimpin Cabang
Kantor Akuntan Publik (KAP).
Jawab:
a. Menurut saya, tata kelola GCG yang diharapkan dijalankan ternyata tidak sama
sekali. Dapat kita simak berbagai pelanggaran yang melibatkan dari auditor hingga
pemilik perusahaan itu sendiri. Sebagai profesi akuntan dan kaitannya dengan etika
bisnis ini sangat jauh dari hal kebenaran. Terjadi fraud yang cukup besar dalam kasus
PT. Great River ini.
b. Cara mengatasi fraud pada PT. Great River ini adalah sebagai berikut:
Sebagai profesi akuntan seharusnya menjalankan standar kerja profesi yang telah
ditetapkan. Dalam melakukan pekerjaannya diharapkan profesionalitas kerja. Sebagai
contoh pada kasus, seharusnya dalam penyajian laporan keuangan mengenai kinerja
PT Great River tidak perlu dibesar - besarkan untuk menarik beberapa pelanggan. Jika
kasus ini tidak dapat dituntaskan, Perusahaan ini akan mengalami kebangkrutan.
Dengan terlebih dahulu melakukan audit investigasi lalu memberikan laporan
investigasi kepada pihak hukum.
c. Kegiatan dari pengendalian itu ternyata tidak berjalan baik meskipun sudah
diterapkan. Karena jaminan akan tidak ada kecurangan yang dilakukan berbagai divisi
yang ditangani oleh pemilik nyatanya para anggota masih saja tetap melakukan
kecurangan untuk mencapai target perusahaan secara singkat namun salah.
d. Etika yang dimiliki PT Great River ini sangatlah buruk. Dengan terjadinya kasus fraud
ini. mencerminkan bahwa PT Great River termasuk golongan Bad Corporate
Governance. Dalam pengembangan bisnis pun, PT Great River harus melakukan fraud
ini untuk mencapai kesuksesan.
e. Saya sangat prihatin, dan juga cukup kecewa. Jika diibaratkan sebagai profesi
akuntan, untuk memandang pekerja profesi akuntan di dalam PT Great River sangatlah
disayangkan. Mereka sama sekali tidak mencerminkan etika profesi seorang akuntan.
Hal itulah yang pada akhirnya menjadikan mereka berada pada kemunduran bisnis.
Kasus PT KAI
yang
dihadapi
PT
KAI
Kasus ini bermuara dari perbedaan pandangan antara manajemen dan komisaris,
khususnya ketua komite audit. Komisaris menolak menyetujui dan menandatangani
laporan
keuangan
yang
telah
diaudit
oleh
Auditor
Eksternal.
Piutang PPN per 31 Desember 2005 senilai Rp 95,2 M, menurut Komite Audit harus
dicadangkan penghapusannya pada tahun 2005 karena diragukan kolektibilitasnya,
tetapi tidak dilakukan oleh manajemen dan tidak dikoreksi oleh auditor. Manajemen
menganggap bahwa pemberian jasa yang dilakukannya tidak kena PPN, namun karena
Dirjen Pajak menagih PPN atas jasa tersebut, PT KAI menagih PPN tersebut kepada
pelanggan.
2.
Berkaitan dengan pengalihan persediaan suku cadang RP 1,4 M yang dialihkan dari
satu unit kerja ke unit kerja lainnya di lingkungan PT KAI yang belum selesai proses
akuntansinya per 31 Desember 2005, menurut Komite Audit seharusnya telah menjadi
beban tahun 2005.
4.
Biaya dibayar di muka sebesar Rp 28 Milyar yang merupakan gaji bulan Januari 2006
dan seharusnya dibayar tanggal 1 Januari 2006 tetapi telah dibayar per 31 Desember
2005 diperlakukan sebagai uang muka biaya gaji, yang menurut Komite Audit harus
dibebankan pada tahun 2005.
Jawab:
a. Dalam pelaksanaan tata kelola yang dipakai oleh PT KAI sangatlah kurang baik.
Dalam pengelolaannya agar semakin berkembang sebagai BUMN ternyata masih
ditemukan fraud pelaporan audit yang buruk. Hal ini harus diperhitungkan bagi para
auditor karena sangat menjauhi ciri dari good corporate governance.
b. Untuk pencegahan yaitu menyaring beberapa profesi yang dibutuhkan sesuai
kerangka kinerja yang ada. Selain itu para pegawai juga harus memenuhi etika dan
bisnis yang baik. Untuk kasus yang sudah berjalan, harus di investigasi lebih dulu oleh
tim audit investigasi. Pengumpulan bukti yang diduga fraud dapat diberikan kepada
pihak berwenang untuk penyelesaian lebih lanjut.
c. Management Control System pada PT KAI sangatlah kurang pengawasan. Sebagai
BUMN dan salah satunya jasa transportasi yang dipercaya oleh masyarakat
seharusnya siapapun yg berada pada pihak PT KAI berperan baik tanpa melakukan
kecurangan dalam bisnis. Hal ini akan mencerminkan bahwa perusahaan melakukan
bisnis yang sangat buruk dalam persaingan.
d. Menurut saya, etika bisnis sama sekali dijauhi demi terciptanya keinginan para
investor untuk mengirimkan investasinya. Nyatanya semua itu adalah kecurangan untuk
menutupi kebobrokan perusahaan yang ada. Dengan fraud ini dapat dikatakan bahwa
etika bisnis yang seharusnya dipatuhi telah dilanggar serta akan mencerminkan Bad
Corporate Governance.
e. Sebagai akuntan, saya cukup kecewa dengan hal ini. Untuk menjadi bagian dalam
sebuah BUMN sangatlah penting. Terutama harus menyediakan laporan untuk
kemajuan perusahaan. Seharusnya mereka tidak perlu memanipulasi laporan
keuangan yang ada. Dengan terciumnya kecurangan ini, akan berakibat fatal bagi
perusahaan. Mulai menurunnya kepercayaan masyarakat pada perusahaan, investor
pada perusahaan, dan sebagainya.